Kku - House of Sampoerna
-
Upload
muchiis-azah -
Category
Documents
-
view
2.221 -
download
17
Embed Size (px)
Transcript of Kku - House of Sampoerna

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Sejarah Perusahaan
PT H.M. Sampoerna, Tbk didirikan pada tahun 1913 di Surabaya,
almarhum Liem Sieng Tee memprakarsai berdirinya suatu perusahaan industri
rumah tangga penghasil Sigaret Kretek Tangan (SKT) merk Dji Sam Soe (234).
Pada tahun 1940 perusahaan ini diresmikan dengan dibentuk Handel Maatschpij
Sampoerna untuk seterusnya disebut dengan Handel.
Seiring dengan pertumbuhan rokok industri, Aga Sampoerna almarhum,
bersama kakaknya mendirikan PT Hanjaya Mandala Putra Sampoerna (semula
bernama PT Perusahaan Dagang dan Industri Panamas) dan selanjutnya disebut
PT Panamas berkedudukan di Surabaya berdasarkan akta No. 69 tanggal
19 Oktober 1963 dan diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia tanggal
24 November 1964.
Pada tahun 1980, putra kedua Aga Sampoerna (Putra Sampoerna)
mengambil alih manajemen Handel dan Panamas, sehingga menjadi salah satu
penghasil utama rokok kretek di Indonesia. Modernisasi dan Expansi dilakukan
mulai tahun 1982, fasilitas – fasilitas dan prasarana didirikan diberbagai daerah di
Jawa Timur dan Madura. Empat tahun kemudian diadakan penghapusan keagenan
dilanjutkan dengan pengembangan prasarana dan jaringan distribusi yang ekstensif,
keberhasilan sigaret kretek mesin merupakan wujud dari ekspansi dan modernisasi
tersebut.
Pada tahun 1988, Panamas mengambil alih aktiva dan operasi Handel yang
kemudian tidak aktif lagi dan mengubah nama menjadi PT Hanjaya Mandala
Sampoerna. Pada waktu yang sama pula dimulai pembangunan fasilitas baru yang
mutakhir didaerah Pandaan seluas 150 ha.
Produk utama perusahaan adalah sigaret kretek tangan Dji Sam Soe yang
merupakan salah satu rokok kretek lintingan pertama yang dibuat untuk tujuan
komersial, yang sampai saat ini masih tetap merupakan acuan falsafah perusahaan.
Falsafah ini didasarkan pada konsep hubungan kepercayaan antara pembuat,
pedagang dan konsumen yang masing – masing saling melayani . Jika ketiga pihak
menikmati keuntungan, maka boleh dianggap terjadi bisnis yang berhasil. Falsafah
ini terwujud dalam lambang “ Tiga Tangan “ yang dewasa ini muncul dalam
bentuk garis modern.
1

Perusahaan menyadari bahwa sumber daya manusia menentukan
keberhasilan usaha. Oleh karena itu secara sungguh – sungguh memusatkan
perhatian untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program
penelitian, pengembangan, pangasuhan, pemeliharaan dan pelayanan kesejahteraan
(astek, koperasi, poliklinik KB dan KKB). Selain itu terdapat pula Marching Band
Sampoerna.
Jumlah karyawan Perusahaan pada tahun 2006 adalah 16.422 orang. Sesuai
Anggaran Dasar, Perusahaan akan dikelola oleh direktur dibawah pengawasan
dewan komisaris. Anggota – anggota dewan komisaris dan direksi di angkat oleh
rapat umum pemegang saham perusahaan untuk jangka waktu 5 tahun.
1.2. Tujuan Perusahaan
Setiap perusahaan yang didirikan pasti mempunyai tujuan pokok. Tujuan
pokok tersebut akan berhasil apabila semua tahap – tahap yang akan dilakukan,
direncanakan terlebih dahulu. Tujuan perusahaan harus dirumuskan karena tujuan
menegaskan arah dan operasi keseluruhan bisnisnya.
Salah satu tujuan pokok perusahaan adalah untuk dapat tercapainya
pertumbuhan penjualan yang diinginkan. Volume penjualan dapat meningkat
apabila perusahaan dapat mempertahankan pangsa pasar dengan konsep pemasaran
yang menganut volume penjualan yang menguntungkan dengan tetap
mempertahankan tingkat labanya. Karena dengan laba yang diperoleh akan
menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan di masa yang
akan datang. Dengan diperolehnya laba yang semakin besar yang dapat tercapainya
oleh perusahaan akan menunjang tercapainya tujuan – tujuan yang lain.
Disamping tujuan tersebut diatas, pendiri PT H.M Sampoerna, Tbk
mempunyai tujuan lain yaitu memberdayakan masyarakat. Hal ini dapat dilihat
dari sistem kemitraan dengan KUD ataupun lembaga sosial didaerah dalam
pengerjaan rokok jenis SKT (Sigaret Kretek Tangan).
1.3. Lokasi Perusahaan
Perusahaan berkedudukan di Surabaya dengan kantor pusat berlokasi di
Rungkut Industri Raya No. 18 Surabaya, serta memiliki pabrik yang berlokasi di
Surabaya, Pandaan dan Malang. Selain itu juga PT H.M Sampoerna, Tbk
mempunyai Museum yang berada di Jl. Taman Sampoerna 6 Surabaya.
2

Khusus untuk museum ini, tidak termasuk dalam perjanjian jual beli dengan
PT Philip Morris. Museum ini adalah milik keluarga pendiri dan isi museum ini
merupakan koleksi pribadi pendiri PT H.M Sampoerna, Tbk. Dibelakang museum
ini adalah lokasi pabrik yang pertama kali dimiliki PT H.M Sampoerna, Tbk.
Sampai sekarang dilokasi ini saja mempekerjakan + 3.200 karyawan, khusus untuk
rokok jenis kretek (SKT).
1.4. Bentuk Badan Hukum Perusahaan
PT H.M Sampoerna, Tbk berbentuk badan hukum “PERSEROAN
TERBATAS”. Saham PT H.M Sampoerna, Tbk sebagian dimiliki keluarga pendiri,
sebagian lagi dimiliki masyarakat umum. Saham-saham perusahaan ini juga
diperdagangkan dipasar modal, baik di Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek
Jakarta (BEJ). Pada tanggal 12 Maret 2005, kepemilikan saham PT H.M
Sampoerna berpindah kepada PT Philips Morris Indonesia (PT PMI), anak
perusahaan Morris Internasional (Inc) sebanyak 98%.
3

1.5. Struktur Organisasi
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Perusahaan
PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk.
Surabaya
Sumber : Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Surabaya, 2006
Susunan dewan komisaris dan direksi adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris (Maret 2005) :
Putera Sampoerna : Presiden Komisaris
Boedi Sampoerna : Wakil Presiden Komisaris
Soetjahjono Winarko : Komisaris
Ekadharmajanto Kasih : Komisaris
Phang Cheow Hock : Komisaris
James Paul Barnes : Komisaris
Dewan Direksi (Maret 2005) :
4
RUPS
Dewan Komisaris
Direksi
Direktur Pelaksana
Keuangan
Analisa produk
Manufacturing
Pengontrolan mutu
Administrasi
Sumber Daya Manusia
Kesejahteraan
Rencana Pengembangan
Personalia
Humas
Hukum
Umum
Pemasaran lapangan
Pengembangan merk
Peneliti pasar
Koordinasi penjualan & transpotasi
Produksi
Pencampuran
Bahan Baku
Engineering
Marketing
Penelitian pasar
Pengembangan produk
Laboratorium
EDPAkuntansi Bendahara

Michael Joseph Sampoerna : Presiden Direktur
Hendra Prasetya : Direktur
Djoko Susanto : Direktur
Edward Harvey Frankel : Direktur
Sugiarta Ganda Saputra : Direktur
Angky Camaro : Direktur
Dari struktur organisasi tersebut dapat diuraikan tugas dan tanggungjawab dari
masing-masing bagian berikut:
a. Rapat Umum Pemegang Saham.
Mengontrol perkembangan perusahaan dan mempunyai hak atas pengambilan
keputusan yang tepat bagi kelangsungan perusahaan jika perusahaan mengalami
masa krisis.
b. Direksi
1. Menetapkan peraturan atau kebijakan bagi perusahaan.
2. Menetapkan anggaran perusahaan.
3. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
4. Mengadakan hubungan dengan pihak lain yg bertujuan untuk perusahaan.
c. Direktur Pelaksana
1. Melaksanakan kebijakan atau peraturan dalam perusahaan.
2. Bertanggungjawab atas keseluruhan kegiatan perusahaan.
3. Memegang otoritas perusahaan atas semua kegiaatan yang dilaksanakan oleh
tiap-tiap departemen.
4. Menampung saran dan usul bawahan.
5. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
d. Keuangan
1. Menerima dan mencatat hasil laporan penerimaan barang dari gudang.
2. Mengatur arus barang.
3. Mengatur serta menugaskan para salesman menurut kebijasanaan perusahaan
yang berlaku serta memperhatikan kemungkinan adanya persaingan.
4. Menyusun daftar gaji dan melakukan pembayaran gaji dan upah.
5. Melaksanakan pengawasan dan koordinasi keuangan perusahaan.
6. Membuat perencanaan dan pengadaan pengawasan dari bagian yang ada
dengan wewenangnya.
e. Manufacturing.
5

1. Menjalankan dan memperinci kebijaksanaan umum dan kebijaksanaan rencana
produksi termasuk penggunaan teknik produksi.
2. Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan produksi dan pemeliharaan fasilitas
produksi.
3. Menyusun laporan pengolahan bahan, hasil produksi dan penyusutan bahan
dalam proses.
4. Mengawasi langsung jalannya aproses produksi.
5. Menjaga keseimbangan dan meningkatkan efesiensi produksi.
f. Marketing.
1. Membantu direktur dalam merencanakan berapa besarnya jumlah penjualan
dalam suatu periode.
2. Mengusahakan agar permintaan produksnya selalu meningkat.
3. Memberi pertanggung – jawaban atas tugas dan kewajiban kepada wakil
direktur.
g. Sumber daya manusia.
1. Mencatat semua data kepegawaian.
2. Menyelenggarakan pencarian, penerimaan, penempatan dan pemberhentian
pegawai dan semua kegiatan yang berhubungan dengan karyawan.
3. Memeperhatikan kesejahteraan karyawan.
h. Akuntansi.
1. Melaksanakan pembayaran baik secara tunai/ cek/ giro yang telah disetujui oleh
pimpinan.
2. Mencatat penerimaan uang baik tunai/ cek/ giro.
3. Mencatat pada buku kas masuk dan buku kas keluar.
4. Menyusun laporan keuangan.
5. Memberikan laporan setahun sekali pada direksi dalam bentuk neraca.
6. Menyimpan arsip dengan baik sehingga segera dapat diperhatikan bila sewaktu
– waktu diadakan pengontrolan atau audit dari pihak manapun.
i. Administrasi.
1. Mempersiapkan seluruh perjanjian dan memeriksa seluruh perjanjian keagenan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan manajemen.
2. Mengendalikan seluruh piutang.
3. Pengendalian control biaya operasional dan investasi yang sesuai dengan
anggaran atau budget dan system yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
4. Mengendalikan system operasional logistic dalam memenuhi pengiriman order
barang dan pengendalian piutang pelanggan.
6

h. Analisa produk.
1. Menciptakan dan Meneliti rasa serta aroma yang berbeda – beda dalam setiap
tahunnya.
2. Mengembangkan produk dari hasil yang telah diteliti.
3. Mengontrol mutu dan cita rasa yang telah dihasilkan
7

BAB II
PEMASARAN
2.1 Daerah Pemasaran
PT H.M Sampoerna, Tbk merupakan perusahaan yang memproduksi rokok
dimana proses produksinya dipabrik yang menempati areal 153 hektar di Pandaan
– Pasuruan, Jawa Timur, yang dikelola dengan mesin – mesin modern dan ada
juga yang prosesnya dikerjakan secara manual.
Adapun produknya yang dihasilkan adalah :
1. Rokok Kretek Tangan :
- Djie Sam Soe (234)
- Sampoerna
- Penamas Kuning
2. Rokok Kretek Mesin Filter
- Sampoerna Exclusive
- Sampoerna A International
- Sampoerna A Universal
- Sampoerna A Mild
Target market pemasaran untuk produk PT H.M Sampoerna, Tbk meliputi
wilayah seluruh Indonesia dan pasar luar negeri. Produk- produk rokok sampoerna
terdiri dari berbagai macam produk yang disesuaikan sesuai dengan pangsa pasar
menurut segmentasinya yaitu middle up, middle, middle low. Daerah pemasaran
yang cukup bisa mendongkrak sales adalah wilayah pulau Jawa dan Sumatera
sedangkan beberapa produk untuk segementasi luar negeri adalah jenis rokok putih
yang diproduksi di luar negeri (Hongkong, Taiwan & Malaysia).
2.2 Teknis Pemasaran yang dilakukan
Jajaran salesman yang dibentuk oleh perusahaan adalah orang – orang yang
handal dan cakap dengan dibekali pengetahuan tentang produk rokok yang ada
yang baik. Beberapa sales setiap hari disebar ke beberapa pengecer/kios, toko,
agen dan distributor, dimana para salesman dalam menjalankan tugas sehari –
hari juga dilengkapi dengan PDA yang merupakan sarana komunikasi yang bisa
diakses langsung ke pabrik dimana informasi yang disampaikan berkaitan dengan
peningkatan/penurunan penjualan jumlah rokok merk tertentu pada hari itu juga.
Sehingga dengan data yang dikirimkan oleh para salesman yang langsung akses ke
pabrik dapat berpengaruh langsung pada proses produksi di pabrik. Bilamana ada
8

peningkatan penjualan maka secara otomatis pabrik akan menambah jumlah
kapasitas produksi terhadap jenis rokok tersebut.
2.3 Saluran Distribusi yang dipergunakan
Sebagai perusahaan holding company, untuk saluran distribusinya
diserahkan kepada anak perusahaannya yaitu PT Panamas yang berlokasi di
Jl. Kendangsari, Surabaya. Jadi semua distribusi produk yang dihasilkan oleh
PT H.M Sampoerna, Tbk ditangani oleh PT Panamas ini. Selanjutnya untuk
pengirimannya ditangani oleh anak perusahaan yang lain, yaitu PT. Handal
Logistik Nusantara. Oleh PT. Handal Logistik Nusantara inilah semua produk
PT. H.M Sampoerna dikirim ke distributor – distributor yang telah ditunjuk. Dari
distributor disebar ke agen – agen, dan diteruskan sampai ke pengecer. Pendirian
anak perusahaan – anak perusahaan ini dimaksudkan agar saluran distribusi dan
pengawasan berjalan dengan baik. Juga untuk menjamin ketersediaan dan
kelacaran produk yang beredar di pasar. Hal ini sangat penting karena tingkat
persaingan yang semakin ketat dalam industri rokok dewasa ini.
2.4 Promosi yang dilakukan
Setiap perusahaan pasti mempunyai media promo tersendiri, namun untuk
PT H.M Sampoerna, Tbk mempunyai team kreatif yang cukup handal dalam
menuangkan ide – ide kreatif dalam bentuk media iklan, konser musik, promo
sosial, Marching Band dan masih banyak ide – ide kreatif lainnya.
Dapat dijelaskan sebagai berikut :
i). Iklan
Sebuah iklan rokok biasanya identik dengan sebuah keperkasaan bisa
dituangkan dalam bentuk audio visual namun untuk iklan sampoerna memang
beda, dalam hal ini Sampoerna berusaha membentuk image dan berusaha
membentuk brand image yang tertanam dibenak masyarakat luas. Selain iklan
dalam bentuk audio visual, ada juga dalam bentuk billboard dibeberapa ruas jalan.
ii). Konser Musik
PT H.M Sampoerna, Tbk seringkali memberikan sponsor dalam beberapa
kegiatan konser musik di beberapa wilayah Indonesia, terlebih lagi akhir – akhir
ini Sampoerna berusaha mengangkat satu kelas musik “Jazz“ yang sempat
ditinggalkan oleh penggemarnya, ternyata pesan khusus tersebut bisa diwujudkan
dari beberapa kegiatan konser tersebut.
9

iii). Kerjasama Dengan Perguruan Tinggi
PT H.M Sampoerna, Tbk juga melakukan kerja sama dengan universitas –
universitas baik negeri maupun swasta, serta lembaga – lembaga lain untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Antara lain dengan mendirikan laboratorium
dan bea siswa bagi mahasiswa yang berprestasi untuk melanjutkan studi baik di
dalam maupun di luar negeri.
iv). Kerjasama Dengan Hotel, Retoran dan Cafe
Dalam melakukan promosinya, PT H.M Sampoerna, Tbk juga menjalin
kerjasama dengan hotel, retoran dan café dengan cara menempelkan atribut –
atribut produk perusahaan, baik di dalam maupun disekitar lokasi. Di dalam bisa
berbentuk asbak, nomor meja, daftar menu, lampu dan lain- lain. Sedangkan di luar
biasanya berbentuk baliho, umbul – umbul, ucapan selamat datang dan lain – lain.
v). Promo Sosial
Promo sosial yang dilakukan adalah berupa pembinaan – pembinaan,
maupun memberikan konsultasi/penyuluhan – penyuluhan.
vi). Marching Band
Terinsipirasi atas program Visit Indonesia Year yang telah dicanangkan
oleh Presiden Soeharto pada tahun 1989 – 1992 merupakan program pemerintah
Indonesia untuk memperkenalkan Indonesia ke dunia luar agar banyak investasi
yang masuk ke Indonesia. Sebagai perusahaan rokok satu-satunya di Indonesia
yang menuangkan ide promonya lewat Team Marching Band pada saat itu berhasil
meraih kejuaraan Marching Band di Tournamen of Crouses Pasadena California
dan juga menyumbangkan ide kreatif tersebut dalam bentuk kereta bunga .
2.5 Persaingan yang dihadapi
Competitor perusahaan sejenis di Indonesia untuk perusahaan sekelas
tidaklah banyak, antara lain PT Gudang Garam, Tbk, PT Jarum, dan PT H.M
Sampoerna, Tbk. Untuk jenis rokok kretek, PT H.M Sampoerna, Tbk
mengandalkan merk Dji Sam Soe (2 3 4). Sedangkan untuk jenis Mild, mereka
mengandalkan merk Sampoerna A Mild. Di dua jenis rokok ini PT H.M
Sampoerna, Tbk mengklaim sebagai market leader. Sampai – sampai mereka
merasa kenaikan cukai yang dilakukan pemerintah tidak berpengaruh besar pada
produksi mereka.
Untuk mengantisipasi gerakan yang dilakukan para pesaing, PT H.M
Sampoerna, Tbk membentuk sebuah divisi Litbang. Tugas pokok divisi ini antara
lain adalah pengembangan produk dan pengandalian mutu. Diharapkan semua
produk yang dihasilkan benar – benar berkualitas dan sesuai standar yang
10

ditetapkan. Dengan bergabungnya PT Philip Morris Internasional, maka kinerja
divisi diharapkan lebih maksimal dengan dukungan SDM yang cukup memadai.
Dengan bergabungnya PT Philip Morris Internasional para Competitor
merasa PT H.M Sampoerna, Tbk merupakan ancaman besar bagi produk mereka.
Hal ini bisa dilihat dari gencarnya promosi yang dilakukan baik melalui media
televisi, radio, poster, konser musik dan lain – lain. Mereka berlomba merebut
simpati konsumen dengan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Untuk mengatasi
hal ini PT H.M Sampoerna, Tbk melakukan beberapa hal yang tidak dilakukan para
competitor. Dalam beriklan selalu manampilkan sesuatu yang baru dan direspon
positif oleh masyarakat.
Disamping itu selalu menanamkan image yang kuat pada setiap merk yang
mereka produksi. Setiap produk yang ditawarkan mempunyai pangsa pasar sendiri
– sendiri sesuai dengan karakteristik produk itu. Apabila mau mengeluarkan
produk baru, manajemen akan melakukan berbagai penelitian. Penelitian ini
dilakukan dengan melibatkan banyak divisi, antara lain divisi Litbang, Pemasaran,
Mnufakturing dan Personalia. Masing – masing divisi mengkaji kelebihan dan
kekurangan dari sudut pandang divisi tersebut.
11

BAB III
PERMASALAHAN
3.1 Masalah yang dihadapi perusahaan
Sebagai sebuah perusahaan yang besar PT H.M Sampoerna, Tbk tentu
mengalami berbagai masalah baik ekstern maupun intern. Masalah ekstern antara
lain :
1. Adanya persaingan dengan competitor.
2. Adanya produk yang tidak laku dipasaran.
3. Adanya protes dari masyarakat anti rokok.
4. Adanya potensi konflik dengan masyarakat sekitar pabrik.
Sedangkan masalah intern adalah banyak jumlah karyawan.
3.2 Sebab masalah
Masalah persaingan dengan competitor ini terjadi karena jumlah pesaing
yang terus bermunculan, sedangkan pasar yang diperebutkan semakin sempit.
Adanya produk yang tidak laku dipasaran, hal ini bias terjadi karena kurangnya
promosi yang dilakukan. Atau salah mengevaluasi pasar saat produk akan
diluncurkan. Protes dari masyarakat anti tembakau lumrah terjadi, karena mereka
khawatir akan dampak negative dari rokok. Karena besarnya pabrik dan menyebar
diberbagai tempat, maka masyarakat sekitar merasa takut akan limbah yang
ditimbulkan. Baik limbah udara maupun limbah air.
Dengan jumlah karyawan yang demikian besar tentu keinginan dan
kepentingan meraka sangat beragam, hal ini rawan konflik. Baik konflik antara
sesama karyawan maupun karyawan dengan manajemen. Hal – hal sepelepun
dapat memicu konflik di dalam perusahaan.
3.3 Akibat masalah
Akibat dari adanya masalah – masalah tersebut, jika tidak ditangani dengan
baik akan menimbulkan berbagai masalah yang akan menurunkan kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Suasana kerja yang tidak nyaman akan
mempengaruhi psikologi karyawan. Jika hal ini terjadi pasti akan berpengaruh
pada profit perusahaan. Hal ini menjadi salah satu prioritas manajemen dalam
menjalankan perusahaan.
Terutama untuk masalah produk yang tidak laku di pasaran, sedikit banyak
akan menimbulkan masalah. Masalah tersebut terutama dalam hal pengaruh
penurunan profit perusahaan secara keseluruhan. Dalam proses penghentian
12

produksipun memerlukan strategi yang tetap untuk meminimalisasi dampak yang
ditimbulkan.
13

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
4.1 Asumsi yang dipergunakan
Implementasi strategi adalah penugasan atau penugasan kembali kepada
para pemimpin perusahaan, baik pada tingkat corporate maupun tingkat unit
bisnis, untuk mengkomunikasikan dan mengimplementasikan strategi bersama-
sama para karyawan.
Peranan para penyusun strategi dalam implementasi strategi meliputi :
a. Implementasi kepemimpinan
b. Implementasi kebijaksanaan
c. Implementasi organisasional
Ketiga macam implementasi tersebut, dapat dinyatakan pada tabel berikut :
Penyusunan Strategi
Implementasi Kepemimpinan
Implementasi Kebijaksanaan
Implementasi Organisasional
Manajer puncak corporate
Secara teratur (regular)
Memutuskan Memutuskan
Manajer puncak unit bisnis
Secara teratur Memutuskan untuk unit mereka
Memutuskan untuk unit mereka
Perencana corporate Jarang Kadang-kadang menyarankan atau melaksanakan
Kadang-kadang menyarankan
Dewan komisaris Kadang-kadang memutuskan
Jarang Mengesahkan perubahan-perubahan pokok
Konsultan Kadang-kadang Kadang-kadang disewa untuk memberi saran
Kadang-kadang disewa untuk memberi saran
a. Implementasi Kepemimpinan
Implementasi kepemimpinan yang banyak dipakai oleh perusahaan ada
beberapa cara yaitu sebagai berikut :
Mengubah kepemimpinan saat sekarang pada tingkatan – tingkatan yang
tepat.
Memperkuat motivasi para manajer melaui pemberian insentif, misalnya
insentif keuangan dan lain – lain.
Melibatkan pengembangan karier para penyusun strategi di masa depan.
b. Implementasi Kebijakan Fungsional
Implementasi kebijaksanaan fungsional melibatkan dua proses yaitu :
Menyebarkan sumber – sumber
Pengembangan kebijaksanaan yang mengoperasikan strategi.
14

Implementasi kebijaksanaan fungsional yang layak dapat membuat
keberhasilan pemilihan strategi.
c. Implementasi Organisasional.
Tahap terakhir implementasi strategi adalah implementasi organisasi. Untuk
mengimplementasikan strategi memerlukan struktur organisasi yang sesuai
dengan strategi tersebut. Oleh karena itu manajer harus menyesuaikan struktur
organisasi yang dimilikinya dengan strategi yang dipilih.
Kebijaksanaan Pemasaran
Pertanyaan – pertanyaan krusial yang timbul dalam rangka penentuan
kebijaksanaan pemasaran adalah sebagai berikut :
a) Apakah line produk atau jasa yang dipasarkan akan diperluas? produk mana
yang akan diperluas, produk yang sekarang ada atau produk baru?
b) Bagaimana kebijaksanaan kepada langganan akan dilaksanakan?
c) Bagaimana kebijaksanaan harga jual akan dilaksanakan?
d) Bagaimana kebijaksanaan promosi produk atau jasa dilaksanakan.
Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, pihak manajemen melakukan
berbagai langkah pencegahan. Khusus untuk masalah produk yang tidak laku
dipasaran akan menjadi fokus perhatian penulis.
Untuk masalah ini penulis berasumsi bahwa setiap produk yang tidak
direspon masyarakat akan melibatkan kerugian yang sangat besar. Kerugian itu
tidak hanya berupa materi tapi juga psikologi perusahaan.
Sebelum menghentikan produksi manajemen harus mengetahui penyebab
produk tidak direspon pasar. Produk tidak direspon pasar bisa disebabkan karena
beberapa faktor antara lain :
1. Produknya tidak disukai.
2. Harganya terlalu mahal.
3. Promosinya kurang.
4. Pangsa pasarnya tidak tepat.
5. Distribusi yang tidak lancar.
15

4.2 Altrernatif Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah – masalah tersebut, pihak manajemen harus
mengevaluasi kembali tindakan yang telah dilakukan. Manajemen juga harus
membentuk tim untuk mencari sebab – sebab produk tidak direspon pasar
dilapangan.
4.3 Langkah – langkah Pemecahan Masalah
Kebijaksanaan pemasaran line produk tidak hanya terbatas pada jenis –
jenis produk atau jasa yang dijual tetapi juga menyangkut variasi produk dan jasa,
diferensiasi produk, perubahan rancangan produk, serta revisi line produk atau
jasa.
i. Variasi produk dan jasa.
Setiap perusahaan harus memutuskan berapa banyak line produk atau jasa
yang akan ditawarkan untuk dijual dan variasi dari produk atau jasa yang
akan ditawarkan. Masalah variasi produk ini selalu berulang – ulang
dihadapi oleh manajemen sebagai akibat perubahan pasar, pertumbuhan
persaingan dan tersedianya teknologi baru. Factor – factor penting yang
perlu dipertimbangkan dalam penentuan variasi produk atau jasa adalah:
biaya diversitas, Kebutuhan line produk dan jasa yang lengkap, dan cara –
cara membiasakan produk
ii. Diferensiasi produk
Dalam persaingan yang semakin tajam, setiap perusahaan harus
mengembangkan diferensiasi produk dibandingkan dengan para pesaingnya
sehingga konsumen bersikap loyal atau fanatic untuk selalu menggunakan
produk ato jasa yang dihasilkan persh. Fakto – factor yang menentukan
diferensiasi produk misalnya: kualitas produk , sikap konsumen kearah
gaya, dan pengakuan konsumen terhadap diferensiasi produk.
iii. Frekuensi pengubahan rancangan produk.
Frekuensi pengubahan rancangan produk dipengaruhi faktor biaya
pengubahan rancangan, tekanan untuk mengubah rancangan dan frekuensi
pengubahan rancangan itu sendiri.
iv. Kebijaksanaan Revisi Line produk
Seringkali diperlukan kebijaksanaan untuk merevisi line produk agar
perusahaan mencapai sukses. Pada perusahaan besar mungkin sukses
dengan cara mengkhususkan pada line produk yang sedikit dan
mempertahankan kapabilitas sebagai pemimpin dalam line produk tersebut.
Tetapi lingkungan sering kali mengharuskan perusahaan untuk merevisi
atau memperluas line produk yang sudah ada, misalnya karena tindakan
para pesaing atau pengembangan teknologi memdorong kearah
kebijaksanaan terhadap line produk
16

Setelah mendapatkan informasi yang cukup, maka pihak manajemen harus
melakukan langkah – langkah menurut Hansen & Mowen dalam bukunya
Manajemen Biaya, yaitu :
1. Mengenali dan mendefinisikan masalah.
2. Mengidentifikasi alternative sebagai kemungkinan pemecahan masalah dan
mengeliminasi alternative yang tidak mungkin dilakukan.
3. Mengidentifikasi prediksi biaya dan manfaat yang berhubungan dengan
tiap alternative yang memungkinkan. Mengeliminasi biaya dan manfaat
yang tidak relevan terhadap keputusan.
4. Membandingkan biaya dan manfaat relevan untuk tiap alternative, dan
menghubungkan tiap alternative tersebut dengan sasaran stratejik
keseluruhan bagi perusahan dan faktor kualitatif penting lainnya.
5. Memilih alternative dengan manfaat tersebar yang juga menunjang sasaran
stratejik organisasi.
Setelah melakukan langkah – langkah tersebut barulah dapat diambil keputusan
meneruskan atau menghentikan produk itu.
17