Laporan Kasus BPH

Post on 13-Dec-2015

44 views 21 download

description

portofolio

Transcript of Laporan Kasus BPH

Laporan Kasus Retensio e.c BPH

Anne Ridhani FatimahPembimbing: dr. H. Wiyoto Sp.B

Identitas Nama : Tn. H Usia : 52 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Status : Menikah Alamat : Sindang Kerta, Pagelaran,

Cianjur Agama : Islam Tgl MRS : 23 April 2011 Pkl 10.00

Anamnesa (Autoanamnesa) Keluhan Utama

Sulit buang air kecil

Riwayat Penyakit SekarangOs datang ke RSUD Cianjur dengan keluhan tidak bisa BAK sejak + 4 hari yang lalu SMRS. Os mengatakan setiap BAK yang keluar sedikit-sedikit dan terakhir menetes. Kalau BAK harus mengedan dulu baru keluar. Dan setiap BAK terasa nyeri. Perasaan ingin BAK terus-terusan dan rasanya tidak bisa ditahan, tetapi sulit keluar. Saat malam pun sering sering terbangun untuk BAK, + 7 kali dan tidak puas saat BAK. Pancaran BAK lemah. Air kencing yang keluar tidak disertai darah. Nyeri pinggang (-). Pernah ada riwayat kencing keluar batu 3x + 3 tahun yang lalu, tetapi tidak operasi.

Riwayat Penyakit Dahulu• Keluhan tidak bisa BAK sebelumnya disangkal oleh

os• Riwayat hipertensi (+) + 5 bulan, tidak terkontrol• Riwayat DM (+)  Riwayat Penyakit Keluarga

Keluhan yang sama dalam keluarga disangkal

  Riwayat Pengobatan

Os belum pernah berobat kemana pun

Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis Tanda Vital :

Tekanan darah : 220/120 mmHg Suhu : afebris Nadi : 108 x/menit Pernapasan : 20 x/menit

  Status Generalis

Kepala : NormocephalMata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik

(-/-)Hidung : Tidak ada deformitas, epistaksis (-/-)Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran

thyroid (-)Thorax : Bentuk dan gerak simetris normal

Cor : iktus cordis tidak terlihat, bunyi jantung murni reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Pulmo : bentuk dan gerak simetris normal, pada perkusi Sonor, Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : Cembung, Nyeri tekan (-), tympani, BU (+) tidak meningkat, hepar dan lien tidak teraba, BU (+) tidak meningkat

Ekstremitas : Ekstr. Atas : Akral hangat, RCT <2 detik,

edema (-), sianosis (-) Ekstr. Bawah: Akral hangat, RCT <2 detik,

edema (-), sianosis (-)

Status Lokalis Rectal Toucher

Tonus sfingter ani kuat Permukaan ampula recti licin Pole atas teraba Tidak terdapat massa Nyeri tekan (-) Darah (-) Feses (-) Lendir (-)

ResumePasien laki-laki usia 52 tahun, datang ke RSUD

Cianjur dengan keluhan sulit buang air kecil + 4 hari yang lalu SMRS. Os mengatakan setiap BAK yang keluar sedikit-sedikit dan terakhir menetes. Kalau BAK harus mengedan dulu baru keluar. Dan setiap BAK terasa nyeri. Perasaan ingin BAK terus-terusan dan rasanya tidak bisa ditahan, tetapi sulit keluar. Saat malam pun sering terbangun untuk BAK, + 7 kali dan tidak puas saat BAK. Pancaran BAK lemah.

Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tanda vital dalam batas normal kecuali tekanan darah meningkat. Status generalis dalam batas normal.

Pada pemeriksaan status lokalis, dilakukan rectal toucher. Hasil yang didapat: sfingter kuat, mukosa licin, pole atas teraba.

Diagnosa Kerja

Retensio e.c BPH

Penatalaksanaan Rencana pemasangan DC Medikamentosa :

5-alfa reductase inhibitor: Proscar(Finasteride/Finpro)

PROGNOSIS Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : ad bonam

Analisa KasusDasar diagnosis Benign Prostat Hyperplasi dari kasus ini adalah: Laki-laki Usia 52 tahun Mengeluh sulit buang air kecil Saat mau BAK harus mengedan dahulu Setiap BAK yang keluar sedikit-sedikit dan

terakhir menetes Pancaran BAK lemah Perasaan ingin BAK terus-terusan dan tidak bisa

ditahan, tetapi sulit keluar Saat malam sering terbangun untuk BAK Rectal toucher: pole atas teraba

Manajemen yang diberikan pada pasien ini adalah Dilakukan pemasangan kateter Terapi medikamentosa

5-alfa reductase inhibitor: Proscar(Finasteride/Finpro)

Tinjauan Pustaka • Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia

pria yang terletak disebelah inferior buli-buli dam membungkus uretra posterior.

• Bila mengalami pembesaran, organ ini membuntu uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli-buli.

Epidemiologi• BPH merupakan tumor jinak yang paling sering

pada laki-laki dan insidennya berdasarkan dari umur.

• Sebanyak 20% pada pria dengan umur 41-50 tahun• 50 % pada pria dengan umur 51-60 tahun • > 90% pada pria > dari 80 tahun (Berry et al, 1984).

Anatomi Kelenjar laki-laki Melingkari urethra Dari leher kandung kemih sampai sphincter

externa Seperti piramida terbalik/‘’buah apel’’

Etiologi Banyak hipotesa - yang menonjol teori

hormonal Dimana free testosteron diubah oleh 5 alpha

reductase menjadi DHT atau Di Hydro Testosteron - DHT reseptor kompleks yang mempengaruhi RNA yang menimbulkan sintesis protein sehingga terjadi hiperplasia sel prostat.

Teori keseimbangan Testosteron-Estrogen

Patofisiologi Adanya massa prostat yang menyumbat

urethra posterior -tekanan dalam buli tinggi Terjadi: cellulae-sacculae-diverticle Tekanan balik - gagal ginjal Stasis lama - timbul batu buli Dan infeksi berulang.

Manifestasi Klinis

Gejala-gejala LUTS : Obstruksi

Hesitansi Pancaran miksi

lemah Intermitensi Miksi tidak puas Terminal

dribbling

Iritatif Frekuensi Nokturia Urgensi Disuria

Diagnosa BPHAnamnesis

Mencari gejala dan lamanya keluhan berkemih(obstruktif/iritatif)

Operasi-tindakan yang pernah dilakukan sebelumnya

Keadaan kesehatan saat ini Dibuat :

Symptom Score IPSS 0-35Quality of Life - > 0-6

Diagnosa Pemeriksaan

DRE/CD menilai:Bulbocavernosus reflexBatas atas teraba/tidak?Kiri/kanan teraba/tidak, sulcus/tidak?Besar/volume prostatKonsistensi/deformitas prostat – ganas?

• LaboratoriumUrinalisaFungsi ginjal : ureum/creatininPSA [prostat specific antigen]

DiagnosaFLOW RATE

Berupa tes pancaran kencing- mengukur Q-max dan voided volume

Urodynamic - lebih akurat

Residu Urin Tergantung kekuatan otot detrusor dan terbukanya

sphincter Diukur dengan cara invasive:

Dengan kateter in-outEndoscopy Post voiding up

Non invasive : TRUS

DiagnosaPemeriksaan Tambahan

BNO-IVPHematuriBatu saluran kemihISK berulang

USG Untuk gagal ginjal

Terapi Terapi medik didasarkan teori patofisiologi

BPH adalah adanya faktor : Dynamik [otot polos prostat]

Alpha blocker: Terazosin/HytrinDoxazosin/Cardura.Tamsulosin/Harnal.Alfuzosin/Xatral.

Terapi• Statik [ massa prostat ] :

5-alfa reductase inhibitor: Proscar(Finasteride)

Antagonis growth factor:Pygeum africanum-Tadenan

Terapi

Observasi Medikamentosa Operasi Invasif Minimal

Watchfull waiting

α adrenergik inhibitor α reduktase inhibitorFitoterapi Hormonal

Prostatektomi terbuka TURP TUIP TULP Elektro vaparosasi

TUBD TUMT Stent Uretra TUNA

Terapi semi invasive: Thermoterapi

PEMBESARAN PROSTAT JINAK

Laser prostat TULIP VILAB HOLAB

Tur Prostat

Terapi Invasive: OPEN PROSTATECTOMI

Supra pubic tranvesical Supra pubic extravesical Trans perineal

Terapi Indikasi absolut terapi bedah:

Retensio urine berulang > 2 x Gross hematuri berulang > 2 x Gagal ginjal Batu buli Infeksi saluran kemih berulang Divertikel besar buli-buli.

Daftar Pustaka

Kim L Hyung and Belldregun. A, Urology. Schwartz’s Principles of Surgery, eight edition, Mcgraw-Hill : USA. 2005.

Rahardjo Djoko, Prostat Hipertrofi, Urologi BAB IV. Ilmu Bedah FKUI. Universitas Indonesia : Jakarta. 2007.