Post on 04-Aug-2015
Judul : dok … saya pengen bikin gigi palsu!
Skenario
Seorang wanita customer service bank, usia 35 tahun datang ke praktek dokter Galih
untuk pembuatan gigi palsu. Dari anamnesa diketahui 2 bulan yang lalu pasien cabut gigi depan
atas di rumah sakit. Pemeriksaan klinis terlihat space antara gigi 12 dan 21, mukosa sudah
hampir menutup. Pasien menginginkan gigi palasu yang tidak perlu dilepas. Dokter Galih
menginformasikan pada pasien beberapa gigi palsu salah satunya gigi palsu cekat yang dapata
dilakukan pada kondisi gigi seperti pasien. Namun, untuk sementara menyarankan menunda
pembuatan gigi palsu yang diinginkan pasien dan disarankan membuat gigi palsu sementara.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bertambahnya usia seseorang meningkatkan pula resikonya akan kehilangan gigi.
Berdasarkan penelitian, kehilangan gigi paling banyak terjadi rentang usia 55-64 tahun.
Walaupun begitu kehilangan gigi juga dapat dialami saat usia muda hingga usia dewasa. Hal ini
dapat dikarenakan adanya karies yang telah meluas sehingga gigi tidak dapat dipertahankan
sehingga harus dicabut, trauma sehingga lepas dari soket.
Kehilangan gigi tidak hanya memeberi ‘cela’ pada estetika yang dapat mengakibatkan
percaya diri seseorang menurun, tetapi juga membuat fungsi mengunyah menurun dan
mempengaruhi asupan nutrisi. Akhirnya, hal ini akan mempengaruhi kondisi kesehatan umum
dan kualitas hidup seseorang. Bila keadaan kehilangan gigi ini dibiarkan maka ruang yang
kosong pada rahang tersebut akan digantikan atau diisi oleh gigi tetangga dan dapat
mengakibatkan gigi yang berlawan ekstrusi.
Susunan gigi yang berubah menjadi tidak beraturan akan menimbulkan masalah yang
lebih kompleks seperti inflamasi pada gingival atau kelainann pada jaringan periodontal akibat
terjebaknya makanan disekitar gigi yang tidak beraturan. Tak hanya kelainan pada gigi dan
jaringan sekitar. Sendi temporo mandibular joint (TMJ) akan terganggu. Untuk menghindari
terjadinya hal ini maka dapat dilakukan pembuatan gigi tiruan. Gigi tiruan yang baik dapat
bermanfaat untuk memperbaiki oklusi, mastikasi, fonetik, dan dapat merubah profil wajah
seseorang agar kembali seperti semula.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian gigi tiruan cekat (GTC) dan gigi tiruan sementara (GTS)?
2. Apa indikasi dan kontraindikasi dari GTC dan GTS?
3. Apa keuntungan dan kerugian GTC?
4. Bagaimana cara pembuatan GTC dan GTS?
5. Apa macam macam GTC?
6. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam scenario?
7. Apakah perawatan lain selain GTC untuk kasus seperti ini?
8. Mengapa dokter menyarankan dilakukan penundaan pembuatan GTC dan disarankan
untuk membuat GTS?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian GTC dan GTJ
2. Memahami indikasi dan kontraindikasi dari GTC dan GTJ
3. Memahami keuntungan dan kerugian GTC dan GTJ
4. Memahami cara pembuatan GTC dan GTS
5. Memahami macam-macam dari GTC
6. Memahami hal-hal yang harus diperhatikan dalam kasus
7. Memahami alternatife perawatan lain selain GTC
8. Memahami alasan penundaan pembuatan GTC dan penggunaan GTS
BAB II
PEMBAHASAN
Gigi Tiruan Sementara (GTS) adalah gigi tiruan yang digunakan secara sementara untuk
menunggu hingga gigi tiruan yang sebenarnya jadi. Gigi tiruan sementara mempunyai fungsi
agar pasien lebih mudah beradaptasi terhadap gigi tiruan, fungsi mastikasi, dan fonetik tetap
terjaga.
Gigi Tiruan Cekat (GTC) adalah gigi tiruan menggantikan 1 atau 2 yang telah hilang dan
dilekatkan secara permanen dengan batuan semen ke gigi asli yang dijadikan abutment. GTC
memiliki 4 komponen gigi :
Pontic : Merupakan bagian dari gigi tiruan yang menggantikan gigi asli yang hilang
dan berfungsi untuk mengembalikan:
Fungsi kunyah dan bicara
Estetis
Comfort (rasa nyaman)
Mempertahankan hubungan antar gigi tetanggaà mencegah migrasi /
hubungan dengan gigi lawan à ektrusi
Berikut adalah klasifikasi pontik, antara lain:
a. Berdasarkan bahan
Berdasarkan bahan pembuatan pontik dapat diklasifikasikan atas:3
1) Pontik logam
Logam yang digunakan untuk membuat pontik pada umumnya
terdiri dari alloy, yang setara dengan alloy emas tipe III. Alloy ini memiliki
kekuatan dan kelenturan yang cukup sehingga tidak mudah menjadi patah
atau berubah bentuk (deformasi) akibat tekanan pengunyahan. Pontik
logam biasanya dibuat untuk daerah-daerah yang kurang mementingkan
faktor estetis, namun lebih mementingkan faktor fungsi dan kekuatan
seperti pada jembatan posterior.
2) Pontik porselen
Pontik jenis ini merupakan pontik dengan kerangka dari logam
sedangkan seluruh permukaannya dilapisi dengan porselen. Pontik ini
biasanya diindikasikan untuk jembatan anterior dimana faktor estetis
menjadi hal yang utama. Pontik porselen mudah beradaptasi dengan
gingival dan memberikan nilai estetik yang baik untuk jangka waktu yang
lama.
3) Pontik akrilik
Pontik akrilik adalah pontik yang dibuat dengan memakai bahan
resin akrilik. Dibandingkan dengan pontik lainnya, pontik akrilik lebih
lunak dan tidak kaku sehingga membutuhkan bahan logam untuk
kerangkanya agar mampu menahan daya kunyah / gigit. Pontik ini
biasanya diindikasikan untuk jembatan anterior dan berfungsi hanya
sebagai bahan pelapis estetis saja.
4) Kombinasi Logam dan Porselen
Pontik ini merupakan kombinasi logam dan porselen dimana
logam akan memberikan kekuatan sedangkan porselen pada jenis pontik
ini memberikan estetis. Porselen pada bagian labial/bukal dapat
dikombinasikan dengan logam yang bertitik lebur tinggi (lebih tinggi dari
temperature porselen). Tidak berubah warna jika dikombinasikan dengan
logam, sangat keras, kuat dan kaku dan mempunyai pemuaian yang sama
dengan porselen. Porselen ditempatkan pada bagian labial/bukal dan
daerah yang menghadap linggir, sedangkan logam ditempatkan pada
oklusal dan lingual. Pontik ini dapat digunakan pada jembatan anterior
maupun posterior.
5) Kombinasi Logam dan Akrilik
Pada kombinasi logam dan akrilik ini, akrilik hanya berfungsi
sebagai bahan estetika sedangkan logam yang memberi kekuatan dan
dianggap lebih dapat diterima oleh gingival sehingga permukaan
lingual/palatal dan daerah yang menghadap gusi dibuat dari logam
sedangkan daerah labial/bukal dilapisi dengan akrilik.
Retainer : restorasi yg dibuat untuk membangun kembali struktur gigi penyangga
yang dipreparasi dan dihubungkan dengan pontik. Fungsi dari retainer adalah :
Memegang/menahan (to retain) supaya gigi tiruan tetap stabil di tempatnya.
Menyalurkan beban kunyah (dari gigi yang diganti) ke gigi penyangga.
Konektor : Merupakan bagian dari gigi tiruan jembatan yang menghubungkan pontik
dengan retainer, pontik dengan pontik atau retainer dengan retainer sehingga
menyatukan bagian-bagian tersebut untuk dapat berfungsi sebagai splinting dan
penyalur beban kunyah..
Gigi penyangga : gigi atau akar asli yg mendkng restorasi cekat berupa mahkota atau
retainer dari sebuah GTJ.
Indikasi pembuatan gigi tiruan jembatan adalah sebagai berikut.
a. Kehilangan satu atau lebih gigi geligi asli
b. Gigitan dalam (deep bite)
c. Gigi penyangga memerlukan restorasi
d. Diastema abnormal, besarnya ruangan protesa kurang dari normal
e. Gigi penyangga memerlukan penanggulangan berupa stabilisasi atau splint
f. Terdapat diastema pasca perawatan.
Kontraindikasi untuk embuatan gigi tiruan jembatan adalah:
a. OH yg tdk terpelihara
b. Physical handicap
c. Indeks karies yg tinggi
d. Cross-bite, malposisi, progeni
e. Migrasi atau ekstrusi yg parah
Keuntungan dari pemakaian gigi tiruan jembatan adalah sebagai berikut :
a. Karena dilekatkan pada gigi asli maka tidak mudah terlepas atau tertelan.
b. Dirasakan sebagai gigi sendiri oleh pasien.
c. Tidak mempunyai klamer yang dapat menyebabkan keausan pada permukaan email gigi,
karena tiap kali dilepas dan dipasang kembali di dalam mulut.
d. Dapat mempunyai efek splint yang melindungi gigi terhadap stress.
e. Menyebarkan tekanan fungsi ke seluruh gigi sehingga menguntungkan jaringan
pendukungnya.
Namun, gigi tiruan juga memiliki beberapa kerugian dalam pemakaiannya, yakni:
a. Kerusakan gigi dan pulpa
Dalam preparasi gigi penyangga untuk gigi tiruan sebagian yang tepat mungkin
diperlukan pengambilan jaringan gigi yang sehat. Kerusakan ini meskipun diindikasikan
namun sebaiknya tidak diabaikan. Masalahnya tidak terlalu serius jika gigi yang digunakan
untuk mendukung jembatan yang telah direstorasi atau dimahkotai.
Jika sebuah gigi dipreparasi, dapat berbahaya terhadap pulpa meskipun
pendinginan bur telah dilakukan.Ada beberapa perlakuan tambahan terhadap pulpa saat
gigi dipreparasi untuk jembatan. Beberapa desain preparasi untuk dua atau lebih gigi yang
dibuat paralel terhadap satu sama lainnya dan jika giginya berbeda tipis dengan kesejajaran
posisi, usaha untuk preparasi paralel bisa melibatkan pengurangan lebih banyak dalam satu
bagian gigi daripada jika preparasi tersebut untuk mahkota dan sangat membahayakan
pulpa.
Dengan insiden karies yang terjadi pada banyak negara dan pendekatan yang
konservatif terhadap restorasi kedokteran gigi, situasi meningkat lebih lazim dalam hal gigi
penjangkar untuk jembatan yang tidak direstorasi atau yang hanya sedikit direstorasi.
b.Karies sekunder
Gigi tiruan jembatan dapat membawa resiko kebocoran mikro dan karies.Resiko
ini secara signifikan meningkat pada pasien dengan insidensi karies yang tinggi.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam kasus :
Oral hygiene
Jaringan periodontal
Hukum Ante menyatakan bahwa daerah membran periodontal pada akar-
akar dari gigi abutment harus sekurang-kurangnya sama dengan daerah membran
periodontal yang ada pada gigi-gigi yang akan diganti.
Posisi gigi dan kesejajaran gigi
Abutment yang melibatkan gigi anterior hanya gigi gigi insisivus biasanya
mempunyai inklinasi labial yang serupa dan tidak terlalu sulit untuk menyusun
kesejajarannya. Apabila abutment melibatkan gigi anterior seperti caninus dan gigi
posterior seperti premolar kedua atas supaya diperoleh kesejajaran, kaninus harus
dipreparasi pada arah yang sama seperti premolar (D.N Allan & P.C foreman.
1994:101).
Jumlah dan lokasi kehilangan gigi
Kegoyangan gigi
Frekwensi karies
Macam-macam GTC :
1. Marryland Bridges : Gigi tiruan ini digunakan untuk menggantikan gigi hilang
dimana gigi tersebut terdapat pada bagian depan dan pada gigi tetangga masih sehat
atau tidak terdapat tambalan yang besar. Gigi yang akan diganti terbuat dari porselen
dan terdapat sayap metal yang dapat direkatkan pada bagian belakang gigi agar tidak
kelihatan dari depan.
2. Cantilever : Merupakan suatu prosthesis dimana gigi tiruan hanya didukung pada satu
sisi saja oleh satu atau lebih gigi abutment (penyangga).
3. 3 unit bridge : gigi yang menggunakan 2 abutment pada kanan dan kiri gigi yang
hilang.
Tahap-tahap Pembuatan
Pembuatan gigi tiruan jembatan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Preparasi
Preparasi merupakan suatu tindakan pengerindaan atau pengasahan gigi untuk
tujuan menyediakan tempat bagi bahan restorasi mahkota tiruan atau sebagian pegangan
gigi tiruan jembatan.
Tujuan preparasi:
Menghilangkan daerah gerong
Memberi tempat bagi bahan retainer atau mahkota
Menyesuaikan sumbu mahkota
Memungkinkan pembentukan retainer sesuai bentuk anatomi
Membangun bentuk retensi
Menghilangkan jaringan yang lapuk oleh karies jika ada
a. Persyaratan preparasi
1. Kemiringan dinding-dinding aksial
Preparasi dinding aksial yang saling sejajar terhadap poros gigi sulit untuk
menentukan arah pemasangan. Disamping itu, semen juga sulit keluar dari tepi
retainer sehingga jembatan tidak bisa duduk sempurna pada tempatnya. Untuk itu,
dibuat kemiringan yang sedikit konus ke arah oklusal. Craige (1978) mengatakan
bahwa kemiringan dinding aksial optimal berkisar 10-15 derajat. Sementara menurut
Martanto (1981), menyatakan bahwa kemiringan maksimum dinding aksial preparasi
7 derajat. Sedangkan Prayitno HR (1991) memandang kemiiringan dinding aksial
preparasi 5-6 derajat sebagai kemiringan yang paling ideal. Kemiringan yang lebih
kecil sulit diperoleh karena dapat menyebabkan daerah gerong yang tidak terlihat dan
menyebabkan retainer tidak merapat ke permukaan gigi. Retensi sangat berkurang
jika derajat kemiringan dinding aksial preparasi meningkat.
Kegagalan pembuatan jembatan akibat hilangnya retensi sering terjadi bila
kemiringan dinding aksial preparasi melebihi 30 derajat. Preparasi gigi yang terlalu
konus mengakibatkan terlalu banyak jaringan gigi yang dibuang sehingga dapat
menyebabkan terganggunya vitalitas pulpa seperti hipersensitifitas, pulpitis, dan
bahkan nekrose pulpa. Kebanyakan literatur mengatakan kemiringan dinding aksial
preparasi berkisar 5-7 derajat, namun kenyataaannya sulit dlicapai karena faktor
keterbatasan secara intra oral.
2. Ketebalan preparasi
Jaringan gigi hendaklah diambil seperlunya karena dalam melakukan preparasi
kita harus mengambil jaringan gigi seminimal mungkin. Ketebalan preparasi berbeda
sesuai dengan kebutuhan dan bahan yang digunakan sebagai retainer maka ketebalan
pengambilan jaringan gigi berkisar antara 1-1,5 mm sedangkan jika menggunakan
logam porselen pengambilan jaringan gigi berkisar antara 1,5 – 2 mm.
Pengambilan jaringan gigi yang terlaluy berlebihan dapat menyebakan terganggu
vitalitas pulpa seperti hipersensitivitas pulpa, pulpitis, dan nekrosis pulpa.
Pengamnbilan jaringan yang terlalu sedikit dapat mengurangin retensi retainer
sehingga menyebabkan perubahan bentuk akibat daya kunyah.
3. Kesejajaran preparasi
Preparsi harus membentuk arah pemasangan dan pelepasan yang sama antara satu
gigi penyangga dengan gigi penyangga lainnya. Arah pemasangan harus dipilih yang
paling sedikit mengorbankan jaringan keras gigi, tetapi dapat menyebabkan jembatan
duduk sempurna pada tempatnya.
4. Preparasi mengikuti anatomi giigi
Preparasi ynag tidak mengikuti anatomi gigi dapat membahayakan vitalitas pulpa
juga dapat mengurangi retensi retainer gigi tiruan jembatan tersebut. Preparasi pada
oklusal harus disesuaikan dengan morfologi oklusal. Apabila preparsai tidak
mengukuti morfologi gigi maka pulpa dapat terkena sehingga menimbulkan reaksi
negatif pada pulpa.
5. Pembulatan sudut-sudut preparasi
Preparasi yang dilakukan akan menciptakan sudut-sudut yang merupakan
pertemuan dua bidang preparasi. Sudut-sudut ini harus dibulatkan karena sudut yang
tajam dapat menimbulkan tegangan atau stress pada restorasi dan sulit dalam
pemasangan jembatan.
Dalam hal ini selain GTC dapat menggunakan Implant. Penggunaan implant memiliki
keuntungan yaitu dari segi estetik sama seperti gigi asli, tertanam pada gusi dan tulang alveolar
sehingga terasa seperti gigi asli. Namun sayangnya harga untuk implant masih cukup mahal
sehingga pasien masih memilih menggunakan GTC dengan harga yang masih relative
terjangkau.
TINJAUAN PUSTAKA
Ewing JE. Fixed Partial Prosthesis. 2nd ed. Philadelphia: Lea & Febinger, 1959
Prajitno, H.R. 1994. Ilmu Geligi Tiruan Jembatan: Pengetahuan Dasar dan Rancangan
Pembuatan. Jakarta : EGC