Lapkas Gtc

18
LAPORAN KASUS GTC Nomor Status : 27331/13 Nama Pasien : Ade Irma Umur : 28 Tahun Kelamin : Perempuan Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Alamat : Jl. Amal Kec. Helvetia no. 56 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 1. ANAMNESIS Pasien datang ingin mengganti gigi geraham bawah kiri yang telah dicabut sekitar ± 1 tahun yang lalu di klinik Bedah Mulut RSGMP USU. Pasien ingin mengembalikan kondisi rongga mulutnya seperti saat sebelum dicabut. 2. PEMERIKSAAN UMUM 2.1 Penyakit Sistemik : Tidak ada 2.2 Kebiasaan jelek : Tidak ada 2.3 Pernah memakai gigitiruan Atas : Ya Bawah : Tidak 2.4 Sikap mental pasien : Filosofis, karena pasien merasa perlu untuk menggantikan giginya yang hilang sehingga pasien dengan senang hati menjalani perawatan. 1

description

dentistry

Transcript of Lapkas Gtc

Page 1: Lapkas Gtc

LAPORAN KASUS GTC

Nomor Status : 27331/13

Nama Pasien : Ade Irma

Umur : 28 Tahun

Kelamin : Perempuan

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Alamat : Jl. Amal Kec. Helvetia no. 56

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

1. ANAMNESIS

Pasien datang ingin mengganti gigi geraham bawah kiri yang telah dicabut sekitar ± 1

tahun yang lalu di klinik Bedah Mulut RSGMP USU. Pasien ingin mengembalikan kondisi

rongga mulutnya seperti saat sebelum dicabut.

2. PEMERIKSAAN UMUM

2.1 Penyakit Sistemik : Tidak ada

2.2 Kebiasaan jelek : Tidak ada

2.3 Pernah memakai gigitiruan

Atas : Ya

Bawah : Tidak

2.4 Sikap mental pasien : Filosofis, karena pasien merasa perlu untuk menggantikan

giginya yang hilang sehingga pasien dengan senang hati

menjalani perawatan.

3. PEMERIKSAAN LOKAL

3.1 EKSTRA ORAL

Wajah : Depan : Square

Samping : Cembung

Sendi temporo mandibular : kanan : Normal / kiri : Normal

1

Page 2: Lapkas Gtc

Gambar 1. Profil pasien

3.2 INTRA ORAL

- Status gigi :

KS 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 KS KS KS

- Gigi yang hilang : elemen 26, 36

- Gigi yang karies : elemen 27, 37, 47, 48

- Radiks : tidak ada

- Gigi mobility : tidak ada

- Gigi elongasi : tidak ada

- Oral hygiene : baik

- Kelainan oklusi : tidak ada

Pemeriksaan gigi penyangga : Elemen 35 dan 37

- Vitalitas : Vital

- Posisi : Normal

- Karies : Ada

- Tambalan : Tidak ada

- Fraktur mahkota : Tidak ada

- Resesi gingiva : Tidak ada

2

Page 3: Lapkas Gtc

akarakar

3.2 PEMERIKSAAN RONTGEN FOTO

- Kelainan apikal gigi penyangga : tidak ada

- Kerusakan tulang : tidak ada

- Perbandingan mahkota akar : baik

- Gigi / akar yang terpendam : tidak ada

4. DIAGNOSIS

Edentulous gigi 26, 36

5. RENCANA PERAWATAN

5.1 Perawatan persiapan

- Bedah mulut : -

- Konservasi : Penambalan elemen 37

- Jaringan pendukung gigi : -

- Ortodonsi : -

5.2 Desain Perawatan

- Tipe Jembatan : Karena gigi yang hilang adalah gigi molar dimana beban

pengunyahan besar, maka dipilih tipe jembatan Rigid Fixed Bridge agar diperoleh

retensi yang maksimum.

3

Gambar 2. Roentgen foto gigi penyangga

mahkotamahkota

Page 4: Lapkas Gtc

Indikasi : pada gigi molar maupun premolar yang mudah karies

Keuntungan : - Tidak mudah lepas.

- Dapat melidungi gigi dari karies.

- Dapat diubah bentuk ukuran dan oklusi.

- Preparasi, pencetakan, pembuatan dan penyemenan mudah.

- Tidak mudah mengalami distorsi di bawah tekanan daya kunyah.

- Gigi penyangga dipilih berdasarkan Hukum Ante: jumlah luas membrana periodontal

dari gigi-gigi penyangga harus sama atau lebih besar dari jumlah luas membrana

periodontal gigi yang diganti. Luas membran periodontal diperkirakan dengan melihat

rontgen foto. Gigi penyangga yang dipilih yaitu gigi 35 dan 37.

- Jenis Retainer : Retainer yang dipakai adalah Extra Coronal Retainer dimana

retainer terletak / berada diluar bidang mahkota gigi karena pada kasus ini akan

menggunakan mahkota logam berlapis porselen.

Kelebihan Extra Coronal Retainer :

Sanggup menerima beban pengunyahan yang besar

Mudah dibuat

Retainer adalah bagian dari jembatan yang menjangkarkan jembatan ke gigi

penyangga. Jenis – jenis retainer antara lain:

1. Intra koronal retainer : terletak di dalam bagian mahkota gigi.

2. Ekstra koronal retainer : terletak di luar bagian mahkota gigi

4

Gambar 3. Tipe jembatan rigid-fixed bridge

Page 5: Lapkas Gtc

3. Intra radikular retainer : diindikasikan untuk gigi non vital setelah

perawatan endodontik (mahkota pasak).

Jenis yang dipilih adalah retainer ekstra koronal, karena terletak diluar bagian mahkota

gigi.

- Tipe Dasar Pontik : Tipe pontik yang digunakan pasa kasus ini adalah ridge-lap

Pontik.

Ada 5 tipe pontik yaitu :

1. Sanitary Pontik : permukaan dasar tidak kontak dengan linggir alveolus

Indikasi : Gigi Premolar dan Molar RB

2. Sphereodal Pontik : mirip dengan Sanitary Pontik tapi dasarnya kontak dengan

linggir alveolus.

Indikasi : RB anterior

3. Ridge Lap Pontik : bagian labial berkontak dan bagian palatal menjauhi linggir

alveolus.

Indikasi : RA anterior dan posterior

4. Saddle Pontik : modifikasi Ridge Lap Pontik tapi dasar pontik yang kontak dengan

linggir alveolus lebih luas.

Indikasi : RA anterior

5. Conical Root Pontik : dasar pontik masuk sekitar 2 mm dalam socket gigi yang baru

dicabut.

Indikasi : Jembatan, immediate

5

Gambar 4. Sanitary pontic

Page 6: Lapkas Gtc

6. TAHAP PROSEDUR PERAWATAN

1. Preparasi gigi penyangga

Prinsip preparasi:

mempertahankan bentuk anatomis gigi (lingkaran terbesar)

ketebalan preparasi yang cukup pada porcelain fused to metal

Tebal metal coping : 0,3 - 0,5 mm

Tebal porselen : 1 mm

ketebalan preparasi tergantung pada arah pasang GTC

Preparasigigi 35

AlasanAkhiran Servikal Tebal Preparasi

Oklusal - 1,5 - 2 mm Lebih kuat dan estetis

Mesial Shoulder Bevel 2 mm Lebih kuat dan estetis

Labial Shoulder Bevel 2 mm Perlu estetis

Distal Shoulder Bevel 2 mm Lebih kuat dan estetis

Lingual Chamfer 0,5 mm Tidak perlu estetis

Preparasigigi 37

AlasanAkhiran Servikal Tebal Preparasi

Oklusal - 1,5 - 2 mm Lebih kuat dan estetis

Mesial Shoulder Bevel 2 mm Lebih kuat dan estetis

Bukal Shoulder Bevel 2 mm Perlu estetis

Distal Shoulder Bevel 2 mm Lebih kuat dan estetis

Lingual Chamfer 0,5 mm Tidak perlu estetis

Macam-Macam Bentuk Akhiran Servikal

1. Flat Shoulder (900)

Bentuk akhiran ini diindikasikan pada bagian labial gigi anterior

rahang atas dan rahang bawah serta gigi posterior rahang atas.

Bentuk ini kontraindikasi pada gigi yang kecil dan pada pasien muda.

6

Page 7: Lapkas Gtc

2. Shoulder beveled

Bentuk ini diindikasikan pada gigi posterior mandibula atau untuk

permukaan gigi yang tidak mementingkan estetis. Diindikasikan

untuk mahkota berlapis porselain.

3. Sloped shoulder (chamfer)

Bentuk ini diindikasikan untuk permukaan gigi bagian lingual

atau palatal mahkota logam keramik dan mahkota logam.

4. Chisel edge

Bentuk ini diindikasikan untuk preparasi

permukaan proksimal atau lingual.

5. Shoulderless (knife edge)

Bentuk ini lebih sering diindikasikan pada gigi yang kecil.

Knife edge juga digunakan pada bagian proksimal

gigi yang miring untuk menghindari terkenanya pulpa

di proksimal. Diindikasikan untuk mahkota pelapis sebagian

dan mahkota penuh dari logam pada gigi posterior.

Tahap Prosedur Pengasahan Gigi Penyangga

1. Gingiva diretraksi dulu supaya bagian servikal bisa dipreparasi.

2. Dengan memakai bur silinder, dibuat depth groove (kira-kira 1,8 mm) pada bagian oklusal

supaya preparasi akhir mendapati kedalaman 2 mm.

3. Siapkan preparasi oklusal dengan menghubungkan semua deep guide.

4. depth groove pada sisi bukal (1,5 - 2 mm) dan pada sisi lingual (0,5 - 0,8mm).

5. Bagian bukal ditipiskan sedalam deep guide tersebut sampai ke bagian proksimal.

6. Bagian proksimal diasah agar arah pasang GTC sama. Bagian ini diasah dengan memakai

bur tapered.Kemudian dilanjutkan pada sisi palatal.

7. Bagian servikal dipreparasi sehingga pada bagian labial berbentuk shoulder bevel dan pada

palatal berbentuk chamfer sedalam 1 mm ke dalam sulkus gingival.

7

Page 8: Lapkas Gtc

2. Pembuatan Mahkota Sementara (Teknik tidak langsung)

Teknik tidak langsung:

Bahan : Self curing akrilik

Alasan : lebih aman terhadap gigi karena menghindari adanya rasa ngilu dan panas sewaktu

akrilik mengeras terhadap gigi yang telah dipreparasi

1. Gigi yang telah dipreparasi dicetak dengan alginate untuk mendapatkan model A

2. Model anatomis gigi sebelum dipreparasi pada bagian edentulous dicetak.

3. Aduk akrilik sampai homogen dan tuangkan kedalam cetakan alginate

4. Cetakan tersebut kemudian diletakkan akrilik self curing pada daerah gigi yang

dipreparasi kemudian dicetakkan pada model A yang telah diberi vaseline.

5. Tekan cetakan dengan tekanan yang cukup

6. Tunggu sampai akrilik mengeras sebagian

7. Lepaskan cetakan

8. Tunggu sampai akrilik mengeras sempurna

9. Lakukan pemolisan

8. Retraksi Gingiva dan Tahap Pencetakan Fisiologis

Bahan cetak : Silikon tipe II / adhesi

Teknik pencetakan : Pencetakan two stage modifikasi

1. Retraksi gingiva

2. Rongga mulut dikeringkan

3. Letakkan putty pada sendok cetak

4. Buat cekungan pada putty dengan cara menekannya dengan tangan

5. Sendok cetak dimasukkan pada rongga mulut yang telah dikeringkan

6. Tunggu sampai setengah mengeras kemudian keluarkan sendok cetak

7. Retraksi gingiva dilepas kemudian daerah tersebut dikeringkan

8. Letakkan wash di atas cetakan putty yang setengah mengeras tadi

9. Wash pada syringe diinjeksikan pada gigi yang dipreparasi dimulai dari sela gigi menuju

oklusal

10. Sendok cetak dimasukkan ke dalam rongga mulut yang sudah dikeringkan

11. Tunggu sampai mengeras dan keluarkan

8

Page 9: Lapkas Gtc

Keuntungan:

1. Hasil cetakan tidak rusak akibat congkelan lecron

2. Tidak ada batas dan celah antara putty dan wash

9. Pembuatan coping1. Sesudah gigi penyangga siap dipreparasi, suatu cetakan gigi penyangga diambil dengan

memakai elastomer.

2. Model kerja dibuat dari cetakan tersebut

3. Model kerja ditanam basis, kemudian dikirim ke Lab UJI untuk dibuat coping.

4. Sesudah coping dibuat, coping dipasang coba pada gigi penyangga sebelum dibuat

jembatan porselen.

10. Passen coping

1. Sesudah coping dibuat, coping dipasenkan pada gigi penyangga untuk melihat:

a. Apakah posisinya sudah benar?

b. Apakah terdapat traumatik oklusi?

2. Tandai bagian coping yg bermasalah pada model kerja dengan pensil

3. Coping yg bermasalah diperbaiki di lab, kemudian dipasenkan pada pasien

4. Setelah itu coping dikirim kembali ke lab untuk pembuatan jembatan porselen.

11. Glazing Jembatan Porselen

1. Jembatan porselen dibuat sesudah copingnya pas diletakkan di atas gigi penyangga.

2. Jembatan porselen dites di atas gigi penyangga sebelum diglazing, untuk melihat:

9

Gambar 5. Passen coping GTC pada pasien

Page 10: Lapkas Gtc

a. Apakah posisinya sudah benar?

b. Apakah terdapat traumatik oklusi?

3. Jembatan porselen dites di atas gigi penyangga setelah diglazing.

12. Pasang Sementara GTC

1. Jembatan porselen yang telah diglazing dipasang coba selama satu minggu untuk

mengevaluasi kedudukan dan reaksi GTC terhadap rongga mulut

2. Periksa keadaan oklusi dan estetis.

3. Pemasangan sementara GTC dengan semen polikarboksilat.

4. Periksa keadaan oklusi setelah dipasang GTC dimana oklusi setelah pemasangan harus

sama dengan oklusi sebelum pemasangan GTC

13. Pasang Tetap GTC

1. Satu minggu setelah pemasangan sementara GTC dilakukan kontrol / evaluasi secara

klinis dan subjektif untuk melihat:

a. apakah ada keluhan rasa sakit?

b. apakah ada inflamasi?

c. apakah ada traumatik oklusi?

d. Keadaan gigi penyangga setelah diperkusi dan dipalpasi

2. Lepaskan GTC dan bersihkan

3. Kalau tidak ada keluhan pasien, maka jembatan tersebut dapat dipasang tetap dengan

memakai glass ionomer cement.

10

Gambar 6. Jembatan porselen yang telah di-glazing

Page 11: Lapkas Gtc

4. Hal yang harus diperhatikan saat pasang tetap GTC:

a. Oklusi sebelum pemasangan = Oklusi setelah pemasangan

b. Gigi penyangga dan GTC harus benar-benar kering dan dibersihkan dgn alkohol

c. Konsistensi glass ionomer cement harus baik

5. Satu minggu kemudian dilakukan kontrol untuk melihat GTC, jaringan lunak disekitar

GTC dan apakah ada keluhan terhadap hasil pemasangan GTC.

Gambar 7. Pemasangan tetap GTC Gambar 8. Semen permanen untuk pemasangan

14. Kontrol1. Dilakukan satu minggu setelah pemasangan tetap

2. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat kontrol :

a) Pemeriksaan Subjektif

Tidak ada yang dikeluhkan oleh pasien.

b) Pemeriksaan Objektif

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan objektif :

1. Oral Hygiene

Buruk, dimana terdapat penumpukan sisa makan didaerah interdental dan servikal

gigitiruan. Oleh karena itu, operator membersihkan gigitiruan dan diajarkan cara

menyikat gigitiruan yang benar

2. Oklusi

Baik, oklusi pasien sebelum memakai gigitiruan sama dengan setelah pemasangan

gigitiruan

3. Inflamasi

Tidak ada terjadi inflamasi

11

Page 12: Lapkas Gtc

4. Perkusi dan Palpasi

Perkusi dan Palpasi : Negatif

Yang menyatakan bahwa tidak adanya lesi periapikal.

15. Pemeliharaan GTC

Konsumsi makanan yang berserat dan tidak terlalu keras

Cara menyikat gigi yang benar dan pembersihan daerah GTC dengan dental floss.

Kontrol secara periodik.

12

Page 13: Lapkas Gtc

KESIMPULAN (SUMMARY)

TAHAP PEMBUATAN GTC DI KLINIK PROSTODONSIA

1. Diagnosa dan Cetak Anatomis

2. Pembuatan Sendok Cetak Fisiologis

3. Retraksi Gingiva dan Tahap Prosedur Pengasahan Gigi Penyangga

4. Pembuatan Mahkota Sementara (teknik tidak langsung)

5. Retraksi Gingiva dan Tahap Pencetakan Fisiologis

6. Pembuatan coping

7. Passen coping

8. Glazing Jembatan Porselen

9. Pasang Sementara GTC

10. Pasang Tetap GTC

11. Kontrol

13

Gigi 35 dan 37 Ridge Lap Pontic