Materi GTC 1

13
- 1 - GIGI TIRUAN CEKAT (GTC) PENDAHULUAN Macam gigi tiruan yang ada di dunia: Gigi Tiruan Sebagian : Lepasan (GTSL) Cekat (GTC) Gigi Tiruan Lengkap (GTL) Maxillofacial Prostheses dikerjakan oleh tim BM, Prostodonsia & periodonsia GTC : Restorasi gigi dalam mulut menggantikan satu atau beberapa gigi dilekatkan secara permanen pada gigi asli. Konsep Perawatan GTC : Konsep Biologi : Pengetahuan tentang anatomi, histologi, faal, oklusi Tujuan Perawatan GTC : 1. Memperbaiki fungsi organ kunyah 2. Mencegah terjadinya occlusal disharmoni 3. Mencegah migrasi gigi 4. Mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut 5. Memperbaiki estetika 6. Memulihkan fungsi fonetik 7. Memelihara & mmepertahankan gusi & jaringan periodontium Keuntungan GTC: 1. Tidak mudah lepas 2. Nyaman (tanpa frame/plat) 3. Mempunyai efek splint 4. Distribusi tegangan fungsi ke seluruh gigi 5. Tanpa clasp/klamer

description

gigi tiruan cekat

Transcript of Materi GTC 1

Page 1: Materi GTC 1

- 1 -

GIGI TIRUAN CEKAT (GTC)

PENDAHULUAN

Macam gigi tiruan yang ada di dunia:

Gigi Tiruan Sebagian : Lepasan (GTSL)

Cekat (GTC)

Gigi Tiruan Lengkap (GTL)

Maxillofacial Prostheses dikerjakan oleh tim BM, Prostodonsia & periodonsia

GTC : Restorasi gigi dalam mulut menggantikan satu atau beberapa gigi dilekatkan secara

permanen pada gigi asli.

Konsep Perawatan GTC :

Konsep Biologi :

Pengetahuan tentang anatomi, histologi, faal, oklusi

Tujuan Perawatan GTC :

1. Memperbaiki fungsi organ kunyah

2. Mencegah terjadinya occlusal disharmoni

3. Mencegah migrasi gigi

4. Mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut

5. Memperbaiki estetika

6. Memulihkan fungsi fonetik

7. Memelihara & mmepertahankan gusi & jaringan periodontium

Keuntungan GTC:

1. Tidak mudah lepas

2. Nyaman (tanpa frame/plat)

3. Mempunyai efek splint

4. Distribusi tegangan fungsi ke seluruh gigi

5. Tanpa clasp/klamer

Page 2: Materi GTC 1

- 2 -

Komponen-Komponen GTC :

1. Gigi abutment

2. Retainer

3. Connector/Joint

4. Pontic

Fixed-fixed bridge

Hukum Ante: Luas jaringan periodontal gigi

abutment minimal sama atau lebih besar dari

luas jaringan gigi yang akan diganti

Pontic Design

Principles of Tooth Preparation

Page 3: Materi GTC 1

- 3 -

Definisi fixed prosthodontic adalah alat prostetik yang dilekatkan pada gigi asli secara

permanen dan menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang.

Terminologi

Crown restorasi extracoronal yang dilekatkan sebagai penutup atau veneer permukaan luar

dari mahkota klinik.

Inlay restorasi intracoronal yang dapat digunakan untuk restorasi gigi tunggal untuk proximo-

oklusal atau lesi gingival.

Onlay restorasi intracoronal apabila dimodifikasi dengan veneer oclusal (mesio-oklusal-distal)

akan memenuhi atas crown.

Jembatan (gigi tiruan sebagian cekat) alat yang dilekatkan pada gigi asli secara permanen dan

menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang.

Abutment gigi yang digunakan untuk melekatkan gigi tiruan sebagian cekat.

Pontic gigi tiruan yang dipegang oleh abutment.

Retainer restorasi yang disemenkan pada gigi abutment yang telah dipreparasi

Conector menghubungkan antara pontik dengan retainer.

Diagnosis

5 elemen yang diguanakan untuk mengerjakan preparasi perawatan gigi tiruan cekat:

1. Wawancara dengan pasien

2. Riwayat pasien

3. Pemeriksaan intraoral

4. Diagnostic casts

5. Radiografi seluruh rongga mulut

Wawancara Dengan Pasien

Harapan pasien (fungsi, kenyamanan dan estetik)

Status emosi pasien

Mendengarkan, menayai pasien agar dapat menceritakan keluhannya.

History

Pengobatan yang sedang dilakukan oleh pasien

Alergi yang pernah dialami

Kondisi medis pasien yang bisa mengganggu perawatan dental (jantung, hipertensi,

diabetes, epilepsi, dll)

Keluhan (mengapa pasien ingin mendapatkan perawatan)

Riwayat perawatan dental

Harapan pasien untuk mengantisipasi perawatan dental

Page 4: Materi GTC 1

- 4 -

Pemeriksaan Klinik

Oral hygiene bisa menjadi kontraindikasi perawatan GTC (jika OH buruk)

Pemeriksaan jaringan lunak

Kondisi periodontal

Gigi yang hilang

Adanya karies

Perawatan yang pernah dilakukan sebelumnya

Pemeriksaan oklusal guidance, wear patterns, etc.

Diagnostic Cast

Evaluasi ruang tak bergigi

Evaluasi gigi abutment

Analisis oklusal discrepancies, supraeruption

Radiografi

Karies, radiolusen pada periapikal (perawatan endodontik sebelumnya)

Ratio mahkota dan akar gigi abutment

Anatomi akar gigi abutment

Indikasi GTC

Struktur gigi yang rusak jika struktur gigi yang rusak masih bisa menahan kekuatan restorasi

restorasi cast diindikasikan amalgam.

Estethik porcelain bonded to metal atau all ceramic restoration

Penggantian gigi yang hilang jika gigi abutment menimbulkan suara, jaraknya terlalu

dekat & retainer dibuat secara baik.

Penggantian Gigi Yang Hilang

Kebutuhan mengganti gigi yang hilang pada pasien apabila edentulous space (ruang gigi

yang hilang) berada ada pada bagian anterior mulut, namun juga sama pentingnya untuk

region posterior.

Mengganggu lengkung dental sebagai kesatuan yang tetap, tapi tentunya tak ada gigi yang

mendukung gigi lainnya.

Apabila gigi hilang, structural integrity dari lengkung dental terganggu dan terdapat

penjajaran dari gigi yang selanjutnya (subsequent realignment) untuk mencapai

keseimbangan. Gigi yang berdekatan atau gigi yang berlawanan dengan ruang kosong,

sering bergerak kearah ruang kosong tersebut.

Gigi yang berdekatan, terutama yang berada pada daerah distal ruang edentulous bisa

bergerak secara keseluruhan, meski tilting movement lebih biasa terjadi.

Page 5: Materi GTC 1

- 5 -

Jika gigi yang berlawanan mengalami intrusi ke dalam ruang edentulous, gigi tersebut

masih belum cukup menggantikan gigi yang hilang.

Untuk menggembalikan gigi pada fungsi sepenuhnya, bebas dari gangguan, penting untuk

merestorasi gigi yang berlawanan dengan ruang edentulous.

32 dinding gigi yang dibariskan serta gigi memiliki fungsi.

G igi molar satu bawah hilang. Jika gigi tidak digantikan, gigi sisanya dapat bergeser,

menghasilkan oklusi yang tidak seimbang. Tempat tersebut kelebihan kekuatan pada gigi sisa.

Beberapa tahun kemudian........

1. molar diatas ruang super erupsi

2. jaringan ginggiva pada daerah extrasi mengalami trauma

3. gigi pada sisi-sisi ruangan menyimpang dan miring, menghancurkan fungsi oklusi

4. kemiringan gigi membentuk daerah tempat terjebaknya makanan, susah dibersihkan,

pelopor terjadinya karies

5. makanan yang terjebak juga dapat merintis terjadinya penyakit periodontal.

Page 6: Materi GTC 1

- 6 -

Dengan pembuatan GTC sebelum gigi mengalami penyimpangan dan kemiringan, beberapa

problem dapat dicegah.

Gigi Abutment

Gigi abutment harus vital

Gigi abutment yang telah dirawat endodontik dan asimptomatik dengan bukti radiograf penutupan

dan obturasi saluran akar yang baik, dapat digunakan sebagai abutment.

Jaringan lunak sekitar gigi abutment harus sehat dan bebas dari inflamasi.

secara normal, gigi abutment seharusnya tidak mengalami mobilitas akibat beban yang

berlebihan.

3 faktor yang mempengaruhi evaluasi akar dan jaringan pendukung sekitar :

rasio mahkota-akar

susunan akar

area ligamentum periodontal

Rasio Crown-Root

Merupakan ratio adalah ukuran panjang oklusal gigi ke tulang alveolar berbanding dengan panjang

akar yang tertanam dalam tulang.

Crown-root ratio optimal bagi gigi yang dapat digunakan sebagai gigi abutment untuk perawatan

GTC adalah 2:3. Ratio 1:1 adalah ratio minimum yang bisa diterima.

Konfigurasi Akar

Akar yang membatasi secara labiolingual lebih diutamakan dibanding secara mesiodistal untuk

akar yang round in cross section.

Gigi posterior dengan akar multiple yang tersebar luas akan memberi dukungan yang lebih baik

dibanding akar yang tidak menyebar, fusi atau yang secara umumnya menunjukkan bentuk

menyerupai kerucut

Page 7: Materi GTC 1

- 7 -

Area Ligamen Periodontal

Sebagai petunjuk di klinik, terdapat konsep yang biasa digunakan yaitu hukum Ante. Hukum Ante

Luas permukaan akar gigi abutment harus sama atau lebih besar daripada gigi yang diganti

oleh pontik (Keterangan lebih lanjut baca buku Tillman).

PERSYARATAN & PERSIAPAN GTC

PERSYARATAN GTC

1. Persyaratan Mekanis

Gigi Abutment : Mempunyai sumbu panjang yang sejajar satu sama lain tanpa membahayakan

vitalitas pulpa (agar tidak kesulitan pada saat preparasi). Bentuk dan ukuran cukup sehingga

dapat dipreparasi (gigi pendek, belum full erupsi, gigi tipis merupakan kontra indikasi karena

preparasi minimal 1mm).

Bentuk pontik : serupa gigi asli & kuat.

2. Persyaratan Fisiologis

GTC tidak boleh mengganggu kesehatan gigi-gigi abutment dan jaringan pendukung lainnya

(gusi, lidah, pipi, bibir)

3. Persyaratan Hygiene

Tidak boleh ada bagian yg menimbulkan sisa makanan. Diantara pontik-pontik(jika lebih dari 1

pontik) atau pontik-retainer harus ada sela (embrasure) yang cukup sehingga dapat

dibersihkan dengan mudah oleh arus ludah atau lidah. Diantara pontik-gusi harus dapat dilalui

seutas benang untuk membersihkan. GTC harus dipoles mengkilat supaya kotoran tidak

mudah melekat. Jika menggunakan bahan akrilik dalam waktu sekitar 4 tahun dapat berubah

warna.

4. Persyaratan Estetik

GTC harus menyerupai gigi asli tetapi tidak boleh mengorbankan kekuatan dan kebersihan

GTC.

5. Persyaratan Fonetik

Suara (voice) dan bicara (speech) pada GTC tidak banyak dipersoalkan. Berbeda dengan GTS

di mana pada saat awal pemakaian perlu adaptasi fonetik dikarenakan keberadaan plat.

Rencana perawatan GTC

1. Struktur gigi yang rusak (karies/non vital)

Dilakukan persiapan restorasi (karies ditambal, gigi mati di PSA). Pada PSA perlu

penambahan pasak atau pin agar gigi kuat karena sudah tidak ada vaskularisasi pada pulpa

yang digantikan oleh bahan pengisi.

Page 8: Materi GTC 1

- 8 -

2. Estetika

Bahan yang memiliki estetika tinggi adalah all porcelain/porcelain fused metal

Gigi anterior PFM/porselen

Pontik bagian terlihat : ridge lap

Bagian tak terlihat : hygienic/sanitary

3. Plak Kontrol

Dicek dengan menggunakan kalkulus indeks atau debris indeks.

OH jelek Kontra Indikasi GTC (diberi motivasi & edukasi)

Persiapan perawatan GTC

Instrumentasi

Pemeriksaan laboratorium

- Pemeriksaan darah : kadar gula darah, pembekuan darah

- Tes sensitifitas : alergi terhadap bahan gigi (logam nikel, monomer sisa pada metal

metakrilat), obat anestesi (syok anafilaksis).

DIAGNOSIS GTC

Diagnosis adalah proses mengidentifikasi penyakit berdasarkan tanda dan gejala serta

asal muasal penyakit tersebut. Sedangkan gigi tiruan cekat (GTC) adalah protesa prosthodontik

yang menggantikan fungsi satu atau beberapa gigi yang tidak dapat dilepas dari mulut. Diagnosis

dalam bidang prostodontik adalah proses yang dilakukan untuk mengenali terdapatnya keadaan

tidak wajar atau alamiah, meneliti adanya abnormalitas, serta menetapkan penyebabnya. Suatu

evaluasi dapat dibuat dari data diagnostik yang diperoleh melalui anamnesis pada saat

pemeriksaan mulut pasien. Diagnosis meliputi penelitian segala sesuatu yang tampak tidak

normal, serta derajat keparahannya mengapa sampai terjadi demikian.

PEMERIKSAAN SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF

I. Pemeriksaan Subjektif

Pemeriksaan subjektif dapat dilakukan dengan suatu anamnesis.

Anamnesis adalah riwayat yang lalu dari suatu penyakit atau kelainan berdasarkan ingatan

penderita pada waktu dilakukan wawancara dan pemeriksaan medik atau dental. Wawancara

dengan penderita ditujukan untuk menimba segala informasi yang diperlukan untuk mengetahui

keadaan yang sedang dihadapi.

Page 9: Materi GTC 1

- 9 -

Pada saat anamnesis, biasanya ditanyakan hal-hal berikut :

A. Identitas Pasien

B. Chief Complain Keluhan utama adalah simptoma hingga durasi penyakit yang disampaikan

oleh penderita secara singkat.

C. Present illness Mencatat riwayat penyakit yang dikeluhkan dengan memberi kesempatan

penderita untuk mengambarkan penyakitnya dengan caranya sendiri.

D. Post Medical History pemeriksaan ini meliputi :

1. Penyakit sistemik

2. Reaksi Alergi

3. Tindakan Medik terakhir

4. Psikologis

E. Dental History meliputi:

1. Perwatan orthodontic

2. Ada tidaknya komplikasi setelah ekstraksi

3. Perawatan gigi yang pernah diterima, seperti PSA, ada tidaknya

tambalan, dll.

F. Family History Riwayat keluarga harus dapat memberi evaluasi tendensi penderita yang

dapat diturunkan atau kemungkinan mendapat penyakit dari dalam keluarga sendiri.

II. Pemeriksaan Objektif

Secara dapat dibedakan menjadi 2 metode pemeriksaan, yaitu:

a. Metode Langsung

i. Extra Oral

Dalam pemeriksaan extra oral, kita harus melakukan pemeriksaan yang

meliputi :

Profil wajah dan adanya asimetri serta deviasi

Palpasi daerah leher untuk mengetahui ada tidaknya Lymphadenophaty

atau pembesaran kelenjar.

Palpasi TMJ untuk mengetahui pergerakan mastikasi

ii. Intra Oral

kegoyahan gigi

keadaan gusi (radang, poket)

keadaan pemukaan gigi (tambalan, noda)

oral hygine

iii. General Examination

Tekanan darah

Denyut nadi

Suhu tubuh

Page 10: Materi GTC 1

- 10 -

Respirasi

b. Metode Tidak Langsung

1. Pemeriksaan model rahang

2. Rontgen

PERTIMBANGAN PERIODONTAL

Pertimbangan periodontal yang harus dilakukan sebelum melakukan perawatan GTC

diantaranya adalah :

Kedalaman poket minimal

Oral Hygiene Instructions

Kesehatan umum jaringan periodontal

Area yang akan dirawat harus di-scaling sebelum diaplikasi dengan bahan bonding dan

veneering

Seluruh perawatan jaringan periodontal harus sudah selesai sebelum aplikasi bahan

bonding dan veneering

Kesehatan jaringan periodontal yang inadekuat sering menyebabkan kerusakan tulang yang

akan merubah kecocokan gigi untuk mendukung gigi tiruan jembatan. ciri ginggiva yang sehat:

Bentuk permukaan halus dan bergelombang di depan tiap gigi, menempati daerah

interdental dengan tepat, melekat erat pada tiap gigi.

Warna transparan, warna merah karena darah yang mengalir.

Kontur padat, tahan terhadap adanya pergerakan.

Untuk menentukan diagnosis GTC diperlukan juga pertimbangan periodontal, yaitu dengan

mengacu pada Hukum Ante

“Daerah membran periodontal pada akar-akar gigi abutment harus sekurang-kurangnya sama

dengan daerah membran periodontal yang ada pada gigi penggant.” (Allan and Foreman,

1994).

Berikut ini merupakan standar luas gigi permanen berdasarkan hukum Ante (Ewing,

1959):

Elemen gigi Rahang atas Rahang bawah

Incisivus centralis 139 mm2 103 mm2

Incisivus lateralis 112 mm2 124 mm2

Caninus 204 mm2 159 mm2

Premolar 1 149 mm2 130 mm2

Premolar 2 140 mm2 135 mm2

Page 11: Materi GTC 1

- 11 -

Molar 1 335 mm2 352 mm2

Molar 2 272 mm2 282 mm2

Molar 3 197 mm2 190 mm2

Pada Ligamen Periodontal, Jaringan ini berada diantara dinding alveolar dan permukaan

akar gigi. Semua tekanan daya kunyah sejajar sumbu gigi atau yang miring ditahan selaput yang

terdiri dari serat-serat periodontal. Serat-serat yang berbentuk gelombang bertindak sebagai

pegas yang memanjang (menjadi lurus) jika ditarik dan kembali lagi bergelombang jika tarikan

dihentikan. Tekanan-tekanan pada gigi selama pengunyahan dapat ditahan baik oleh bantalan

periodontium. Ligamen periodontal tebalnya harus sama rata.

Selaput periodontal dapat meradang karena oklusi traumatis. Tulang alveolar dapat mengalami

atrofi horizontal dan vertikal. Hal-hal tersebut dapat menjadikan gigi goyah dan tidak mampu

dijadikan penyangga yang kuat.

PEMERIKSAAN RONTGEN

Pemeriksaan rontgen berfungsi untuk :

1. Membantu menentukan:

Ukuran, bentuk, dan panjang akar.

Ukuran dan posisi kamar pulpa.

Kondisi dari jaringan pendukung.

Tipe tulang alveolar yang mendukung (padat atau bertrabekula).

Hubungan posisi akar dengan mahkota serta kedudukannya terhadap maksila atau

mandibula.

2. Dapat membantu melihat kondisi patologis, misal: tulang yang rusak, odontoma, gigi

impaksi, patáhan akar, adanya area nekrosis dari gigi yang dicabut.

3. Penting untuk mengenali dan menginterpretasikan perubahan pada tulang, mengingat

perannya yang penting dalam restorasi jembatan.

4. Dapat melihat perlekatan membran periodontal serta ketebalan relatifnya.

5. Melihat kondisi patologis sinus.

Page 12: Materi GTC 1

- 12 -

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI GTC

1. Keadaan / posisi gigi

Ratio mahkota-akar Perbandingan panjang gigi yang terproyeksi di luar tulang

alveolar dan yang tertanam di dalam tulang biasanya digunakan sebagai garis

pedoman untuk menentukan kecocokan gigi tersebut sebagai abutmen. Pada rasio gigi

yang tinggi, maka semakin berkurang kemampuan gigi itu untuk menahan kekuatan

oklusal tambahan. Perbandingan 1 : 1,5 merupakan perbandingan rasio yang sering

dipakai. Sedangkan rasio minimal yang diperbolehkan adalah 1 : 1.

Jumlah gigi Jumlah gigi yang dapat diganti oleh suatu GTC bergantung pada kondisi

dan jumlah gigi yang dapat dipakai sebagai gigi penyangga. Untuk menentukan berapa

gigi penyangga yang dibutuhkan, kita menggunakan hukum Ante sebagai pedoman.

Kita dapat menyimpang 15-20 % kurang dari ketentuan hukum ante jika tidak terdapat

mobilitas gigi abutment, oral higiene mulut baik, jaringan pendukung serta oklusi tidak

mengalami kerusakan.

Panjang mahkota Gigi haruslah memiliki panjang mahkota oklusoservikal yang

adekuat untuk mencapai retensi yang cukup. Gigi dengan mahkota klinik yang pendek

tidak dapat menyediakan retensi yang baik.

2. Keadaan kesehatan

Pada penderita epilepsi sebaiknya direncanakan pembuatan GTC daripada GTL, sebab

kemungkinan dapat terjadi fraktur dalam gigi tiruan lepasan tersebut. Dan kemungkinan

dapat tertelan bila penderitanya sedang kambuh. Penyakit sistemik lainnya yang harus

diperhatikan ialah penyakit jantung. Karena ketika proses tindakan GTC membutuhkan

waktu yang lama dan menimbulkan ketegangan pada pasien ditambah lagi adanya

vasokonstriktor (adrenalin) pada ampul anestetikum dapat memacu jantung lebih cepat.

Maka untuk penderita jantung menjadi salah satu kontra indikasi GTC.

Diabetes Mellitus, menimbulkan kelainan metabolik dan vascular. Salah satu manifestasi

DM di mulut adalah edema mukosa. Pencetakan yang dilakukan dalam keadaan edema

mukosa pendukung menyebabkan basis gigi tiruan yang dihasilkan tidak beradaptasi

dengan baik terhadap mukosa di bawahnya. Hal ini menyebabkan retensi dan stabilisasi

berkurang, ketidaknyamanan pada pasien, serta kegagalan pencapaian fungsi gigi tiruan.

Pada pasien penderita DM lanjut dapat terjadi xerostomia yang disebabkan produksi saliva

berkurang. Selain terasa panas pada mukosa mulut, juga mengakibatkan daya kohesi

berkurang sehingga retensi juga berkurang (Tarigan, 2005).

3. Umur penderita

Perawatan mahakota jembatan sebaiknya dilakukan pada pasien berumur diantara 20-55

tahun. Lebih lanjut Tylman (1954) menjelaskan, kebutuhan utama untuk pasien pria yaitu

Page 13: Materi GTC 1

- 13 -

berumur antara 20-30 tahun serta berumur antara 30-39 tahun untuk pasien wanita.

Semua GTC sebaiknya tidak dibuat pada pasien dibawah 17 tahun oleh karena :

a. Ruang pulpa masih besar

b. Belum semua gigi keluar

c. Tulang rahang masih dalam keadaan tumbuh

d. Tulang rahang belum cukup padat.

4. Keadaan kesehatan gusi, selaput peridontal, dan tulang alveolar

Hal ini menjadi faktor keberhasilan GTC. GTC tidak akan baik hasilnya bila fondasinya

tidak sehat. Sehingga dalam diagnosis haruslah benar-benar diperhatikan. Selaput

periodontal yang mengalami peradangan serta tulang alveolar yang mengalami atrofi

horisontal maupun vertikal dapat menyebabkan gigi goyah dan tidak mampu untuk

dijadikan penyangga yang kuat.

5. Kebersihan/hygiene mulut

Pada pasien yang kebersihan mulutnya tidak terpelihara atau oleh karena cacat, tidak

dapat memeliharanya, lebih baik pasien tersebut dibuatkan GTL.

6. Indeks karies

Gigi berindeks karies tinggi kontra indikasi bagi suatu jembatan terutama jika dipakai

menggunakan retainer yang tidak menutup seluruh permukaan mahkota gigi. Batas antara

logam, retainer, dan jaringan gigi mudah terserang karies sekunder.

7. Oklusi

Oklusi harus dalam keadaan optimum sebelum pembuatan GTC. Tidak boleh ada kontak

prematur antar gigi antagonis. Oklusi harus serasi dahulu sebagai adaptasi neuromuskular

sendi dan struktur jaringan pendukung. Jika kondisi oklusi belum baik maka merupakan

kontra indikasi bagi pembuatan GTC, sedangkan jika keadaan oklusi baik, maka indikasi

GTC.