IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

24
1 INDONESIA ANTI CORRUPTION FORUM GOES TO CAMPUS KAMPUS BINA NUSANTARA JAKARTA, 18 JULI 2014

description

Paparan dalam IACF GTC di Binus 2014

Transcript of IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

Page 1: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

1

INDONESIA ANTI CORRUPTION FORUM GOES TO CAMPUSKAMPUS BINA NUSANTARA JAKARTA, 18 JULI 2014

Page 2: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

1. Korupsi menjadi masalah bangsa dan telah sampai pada titik nadir yang mengkhawatirkan.

2. Upaya pemberantasan korupsi oleh APH, masih terfokus pada penghukuman terhadap orang perorangan.

3. Sedikitnya perhatian APH terhadap kejahatan korporasi, yang tidak sebanding dengan akibat yang ditimbulkannya.

4. Cost of crime akibat kejahatan korporasi sekitar US$ 200 milyar setahun atau 20 kali kerugian yang diakibatkan kejahatan konvensional.

5. Berbagai bentuk kejahatan korporasi dapat mengakibatkan terkurasnya sumber daya alam, sosial, dan modal kelembagaan serta menggerogoti kepercayaan terhadap institusi publik.

Dr. Asep N. Mulyana - 2

Page 3: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

S E N I N2 DESEMBER 2013

Perilaku korupsi di tingkat elite, sudah sangat parah dan mengkhawatirkan.

Transformasi korupsi dari white collar crime, menjadi kejahatan politik dan birokrasi

Terjadi regenerasi koruptor, banyaknya kalangan muda yang terlibat korupsi

Sekitar Rp 153,1 triliun biaya perkara TPK harus ditanggung masyarakat.

PERBANDINGAN KERUGIAN NEGARA DAN YANG DAPAT DISELEMATKAN TAHUN 2001-2012

Rimawan Pradiptyo (Pengamat Ekonomi UGM) Hasil Penelitian P2EB FEB UGM

Dr. Asep N. Mulyana - 3

Page 4: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

Sumber: Bagian Sunproglap dan Panil pada JAM Pidsus Kejaksaan Agung

Dr. Asep N. Mulyana - 4

Page 5: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

1. Berdasarkan perkara TPK yang ditangani Kejaksaan (2009-2013):

8.628 perkara/5 tahun 1.726 perkara/tahun 5 perkara/hari

2. Berdasarkan perkara TPK yang ditangani Kejaksaan, KPK, Polri (2010-2013):

7.651 perkara/4 tahun Rata-rata: `

1.913 perkara TPK/tahun5,2 perkara/hari

Dr. Asep N. Mulyana - 5

Page 6: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

34 Provinsi: sekitar 7 hari, virus korupsi telah

tersebar di seluruh proprinsi

403 kabupaten + 98 kota: Sekitar 100 hari (+ 3 bulan), virus

korupsi telah tersebar di seluruh kabupaten/kota

Dr. Asep N. Mulyana - 6

Page 7: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

ACEH15

SUMUT31

SUMBAR16 RIAU

26

JAMBI7 SUMSEL

12BENGKULU

14 LAMPUNG19

JABAR17

DKI18

KEJAGUNG39

JATENG33

DIY9JATIM

53

BALI13 NTB

14

NTT48

KALBAR16KALTENG

22 KALSEL12

KALTIM13

SULUT14

SULTENG 29

SULTRA 11

SULSEL27

MALUKU20 PAPUA

9

BANTEN13

B. BELITUNG16

GORONTALO7 MALUKU UTARA

7

KEPULAUAN RIAU25

Dr. Asep N. Mulyana - 7

Page 8: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

1. Subyek hukum dalam KUHP masih tertuju pada orang perorangan;

2. Terdapat sebagian pandangan yang menganggap bahwa kesalahan berupa kesengajaan (dolus) dan kealpaan (culpa) merupakan kesalahan individual (individual guilty) dan sikap bathin manusia;

3. Beragamnya perundang-undangan yang mencantumkan korporasi sebagai subyek hukum (sekitar 71 undang-undang);

4. Tidak adanya kesatuan ide/gagasan dalam penempatan subyek hukum korporasi berikut pertanggungjawaban pidananya:

Definisi dan ruang lingkup korporasi; Jenis sanksi, baik berupa pidana maupun tindakan; Prosedur penyidikan dan proses peradilan

Dr. Asep N. Mulyana - 8

Page 9: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

1. Korporasi sebagai pembuat/ pelaku kejahatan (corporate criminal/corporatie’s misdaad)

2. Korporasi yang memperoleh keuntungan dari kejahatan (crime for corporations).

3. Kejahatan terhadap Korporasi (Crime againts Corporation)

Dr. Asep N. Mulyana - 9

Page 10: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

1. Subyek hukum: orang perseorangan dan korporasi (Pasal 1);

2. Korporasi yang memperoleh keuntungan dari TPK (Pasal 2 dan 3);

3. Penjatuhan pidana terhadap korporasi dan/atau pengurusnya (Pasal 20 ayat 1) ;

4. Kejahatan oleh orang-orang berdasarkan hubungan kerja/hubungan lain bertindak dalam lingkungan korporasi (Pasal 20 ayat 2);

5. Tuntutan pidana terhadap korporasi diwakili oleh pengurus (Pasal 20 ayat 3);

6. Pidana pokok terhadap korporasi berupa denda, maksmimum pidana ditambah 1/3 (Pasal 20 ayat 7)

Dr. Asep N. Mulyana - 10

Page 11: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

Dr. Asep N. Mulyana - 11

1. Kriteria korporasi yang dapat dijadikan tersangka dalam TPK (Psl 1 ayat 1 & Psl 20 ayat 2 UU PTPK): Dilakukan dalam hubungan kerja; Bertindak dalam lingkungan korporasi.

2. Penetapan korporasi sebagai tersangka, tidak meniadakan pertanggungjawaban pidana pengurusnya;

3. Pemberkasan antara subyek hukum orang dan korporasi dilakukan secara terpisah (splitsing);

4. BAP Tersangka Korporasi sedapat mungkin diterangkan oleh pengurus yang memperoleh kuasa sesuai AD/ART;

5. Keharusan menyita AD/ART korporasi;

6. Keberadaan BAP Tersangka Korporasi tidak mutlak: Kemungkinan pengurus diwakili oleh orang lain/adanya

pergantian pengurus/penolakan pengurus memberikan keterangan dalam BAP;

Belum dikenalnya alat bukti keterangan tersangka/terdakwa korporasi (Psl 184 ayat 1 KUHAP)

SURAT JAKSA AGUNG NO. B-036/A/Ft.1/06/ 2009 Tanggal 29 Juni 2009

Page 12: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

Dr. Asep N. Mulyana - 12

1. Pada prinsipnya tuntutan hukuman tambahan berupa uang pengganti terhadap korporasi tidak dapat diganti dengan pidana penjara (Psl 18 ayat 3 UU PTPK);

2. Hukuman tambahan terhadap korporasi: Perampasan barang bergerak dan tidak bergerak, yang

digunakan atau diperoleh dari TPK, perusahaan milik terpidana dimana TPK dilakukan, dan barang yang menggantikan barang-barang tersebut;

Pembayaran uang pengganti yang jumlahnya sebanyak-banyaknya sama dengan harta yang diperoleh dari TPK;

Penutupan seluruh atau sebagian perusahaan untuk waktu paling lama 1 tahun;

Pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu atau penghapusan seluruh atau sebagian keuntungan tertentu, yang telah atau dapat diberikan pemerintah kepada terpidana;

SURAT JAKSA AGUNG NO. B-036/A/Ft.1/06/ 2009 Tanggal 29 Juni 2009

Page 13: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

Dr. Asep N. Mulyana - 13

1. Nama korporasi;

2. Nomor dan tanggal akta korporasi;

3. Nomor dan tanggal akta pendirian perusahaan;

4. Nomor dan tanggal akta perusahaan pada saat peristiwa pidana;

5. Nomor dan tanggal akta perusahaan perubahan terakhir;

6. Kedudukan/status pendirian;

7. Bidang usaha

Page 14: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

Dr. Asep N. Mulyana - 14

MODUS OPERANDI TPK DI INDONESIA,2013

1. Korporasi sebagai pelaku kejahatan (corporate criminal/corporatie’s misdaad) dan korporasi yang memperoleh keuntungan dari TPK (crime for corporate);

2. Penentuan Directing Mind Korporasi:

3. Pembuktian mens rea terdakwa korporasi (Doktrin Intra Vires);

4. Pembuktian perbuatan materiil Directing Mind Korporasi;

5. Pembuktian Korporasi sebagai Pihak yang Memperoleh Keuntungan

Page 15: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

Nama Terdakwa : PT/CV/YayasanNomor dan tanggal akta pendirian korporasi beserta perubahannya :

…………………………………….Tempat kedudukan :

…………………………………….Kebangsaan :

…………………………………….Jenis/bidang usaha :

…………………………………….NPWP :

……………………………………Yang diwakili oleh pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan

di luar pengadilan sesuai peraturan perundang-undangan, yaitu:

Nama :……………………………………

Tempat/tanggal lahir :……………………………………

Umur :……………………………………

Jenis kelamin :……………………………………

Kebangsaan :……………………………………

Agama :……………………………………

Pekerjaan :……………………………………

Pendidikan :…………………………………….

Dr. Asep N. Mulyana - 15

Page 16: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

PUTUSAN PN BANJARMASIN TGL. 9 JUNI 2011 Menyatakan terdakwa PT. GJW telah terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara berlanjut;

Menjatuhkan pidana denda kepada terdakwa PT. GJW Rp. 1,317 Milyar;

Menjatuhkan pidana tambahan berupa penutupan sementara PT. GJW selama 6 (enam) bulan.

TERSANGKA TPK PEMBANGUNAN PASAR SENTRA ANTASARI BANJARMASIN:Bonafacius Tjitomo (Direktur PT. GJW)Stevanus Widagdo bin Suraji (Dirut PT. GJW);Edwan Nizar (Kadis Tata Kota Banjarmasin);Midpai Yabani (Mantan Walikota Banjarmasin);

Korporasi (PT. GJW)

Dr. Asep N. Mulyana - 16

Page 17: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

PUTUSAN PENGADILAN TPK, TGL. 8 JULI 2013

Pidana penjara terhadap terdakwa Itman Atmanto selama 4 (empat) tahun dan denda Rp. 200 juta, subsidair 3 (tiga) bulan kurungan;

Menghukum PT. IM2 membayar uang pengganti sebesar Rp. 1,358 trilyun, paling lama dalam waktu 1 (satu) tahun setelah putusan inkracht.

PUTUSAN PT DKI, TGL. 12 DES 2013

Pidana penjara terhadap terdakwa Itman Atmanto selama 8 tahun penjara dan denda Rp. 200 juta subsidair 3 (tiga) bulan kurungan;

Tidak adanya uang pengganti, karena PT. IM2 belum diajukan ke tahap penuntutan.

Dr. Asep N. Mulyana - 17

Page 18: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

1. Menyatakan Ir. Ricksy Prematury (Dir. PT. GPI) terbukti melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan berlanjut;

2. Menjatuhkan pidana penjara terhadap Ir. Ricksy Prematury selama 5 (lima) tahun dan denda Rp. 200 juta, subsidair 2 (dua) bulan kurungan (orang);

3. Menghukum PT. GPI membayar uang pengganti sebesar US$ 3,089 juta, (korporasi)

PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RINO. 2230K/Pid.Sus/213,

TGL. 10 FEB 2014

Dr. Asep N. Mulyana - 18

Page 19: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

1. Menyatakan terdakwa Suwir Laut alias Liu Che Sui alias ATAK terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana menyampaikan SPT yang isinya tidak benar atau tidak lengkap secara berlanjut;

2. Menjatuhkan pidana penjara selama 2 (dua) tahun;

3. Menetapkan bahwa pidana tersebut tidak akan dijalani, kecuali jika dikemudian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim karena Terdakwa dipersalahkan melakukan sesuatu kejahatan atau tidak mencukupi suatu syarat yang ditentukan sebelum berakhirnya masa percobaan selama 3 (tiga) tahun, dengan syarat khusus waktu 1 (satu) tahun 14 (empat belas) perusahaan yang tergabung dalam AAG yang pengisian SPT tahunan diwakili oleh Terdakwa untuk membayar denda 2 (dua) kali pajak terutang yang kurang bayar, yang keseluruhannya berjumlah Rp. 2,519 trilyun secara tunai.

PUTUSAN MA NO. 2239K/PID.SUS/2012, TGL. 18 DESEMBER 2012

Dr. Asep N. Mulyana - 19

Page 20: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

1. Corporate crime, PT. SN didirikan sebagai sarana penerbitan faktur pajak fiktif;

2. Kerugian negara Rp. 118,69 Milyar.

3. Terdakwa Sulasi Purnomo (Direktur) penjara 2 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp. 336 M subs 2 bulan kurungan (Putusan No. 320/Pid.B/2013/PN. Sby Tgl 18 April 2013)

4. Terdakwa Hadi Mulyono (Komisaris):

a. Putusan No. 2755/Pid.B/2012/ PN. Sby Tgl. 11 Des 2012

2 tahun penjara dan denda Rp 336 M Subs 1 bulan kurungan

b. Putusan No. 176/Pid/2013/ PT.Sby Tgl 13 Maret 2013:

3 tahun penjara dan denda Rp 336 M Subs 1 bulan kurungan

Dr. Asep N. Mulyana - 20

Page 21: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

PERMOHONAN JAKSA PENGACARA NEGARA

1.Menetapkan perbuatan PT. SN melanggar kepentingan umum dan/atau melanggar peraturan per-UU-an. 2.Menetapkan, membubarkan PT. SN, dengan segala akibat hukumnya.3.Menetapkan Turut Termohon I, II dan III tunduk pd penetapan pembubaran PT SN4.Menetapkan tim likuidator dan menunjuk Jaksa Pengacara Negara (Pemohon) sebagai anggota tim likuidator.

PUTUSAN PN GRESIK NO. 260/Pdt.P/2012 Tgl 17 April 2013:1.Menjatuhkan putusan dgn verstek.2.Menyatakan permohonan Pemohon dinyatakan tdk dpt diterima3.Menghukum pemohon untuk membayar biaya perkara Rp. 1.461.000

Dr. Asep N. Mulyana - 21

Page 22: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

1. Jaksa dapat mengajukan permohonan pemeriksaan perseroan kepada pengadilan (Psl 138 UU PT);

2. PT. ASIP diduga telah melakukan perbuatan melanggar perundang-undangan terkait penggunaan faktur pajak fiktif PT. SN;

3. Kejaksaan mengajukan permohonan kepada PN Surabaya:

Mengeluarkan penetapan pemeriksaan PT. ASIP;

Mengangkat ahli untuk melakukan pemeriksaan PT. ASIP.

Dr. Asep N. Mulyana - 22

Page 23: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

1. Kejaksaan telah melakukan upaya dan langkah-langkah kongkrit dalam penanganan perkara terhadap korporasi.

2. Perlu adanya Diklat Terpadu Antar Penegak Hukum dalam penanganan perkara terhadap korporasi;

3. Perlu adanya road map dan blue print dalam penanganan pertanggung jawaban pidana korporasi, serta merumuskan Standard Guidelines of Law Enforcement Combating Corporate Crime.

Dr. Asep N. Mulyana - 23

Page 24: IACF GTC: Menakar pertanggungjawaban korporasi

24