Post on 17-Mar-2019
KOMUNIKASI PERSUASIF
KOMUNITAS SEDEKAH ROMBONGAN DKI JAKARTA DALAM MENGAJAK MASYARAKAT BERSEDEKAH
MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN PASIEN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Lianti Meida
NIM : 1113051000112
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H./ 2017 M.
iv
ABSTRAK
Lianti Meida
Komunikasi Persuasif Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam
Mengajak Masyarakat Bersedekah Melalui Program Pendampingan Pasien
Persuasif yang baik merupakan suatu keharusan bagi komunitas/ organisasi sosial agar tidak hanya segelintir orang yang memiliki jiwa sosial untuk
membantu sesama. Sedekah Rombongan merupakan organisasi nirlaba yang mendapatkan penghargaan dari presiden sebagai gerakan yang sangat cepat merespon kebutuhan masyarakat pada tahun 2012. Sedekah Rombongan memiliki
program pendampingan pasien yang bertujuan untuk membantu dhuafa yang sakit sampai sembuh dan program ini belum ada di komunitas sosial lainnya.
Berkembangnya Sedekah Rombongan sudah tentu salah satunya karena komunikasi persuasif Sedekah Rombongan dalam mengajak dan meyakinkan masyarakat untuk ikut membantu orang-orang yang membutuhkan.
Adapun penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa pertanyaan yakni, bagaimana komunikasi persuasif Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam
mengajak masyarakat bersedekah melalui program pendampingan pasien? Dan apa faktor pendukung dan faktor penghambat pendampingan pasien? Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi model
De’Fleur. Teori ini merupakan perluasan dari teori yang dikemukakan Shannon & Weafer. Teori model ini menjelaskan komunikasi dengan memasukan 8
komponen di dalamnya yakni, sumber, alat pengolah informasi, saluran penerima, tujuan, gangguan, perangkat media massa, dan perangkat umpan balik. 2 perangkat terakhir merupakan perluasan dari De’Fleur.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskannya dengan kata-kata.
Teknik penelitian yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara kepada beberapa pengurus Sedekah Rombongan Jakarta dan juga beberapa donatur Sedekah Rombongan.
Komunikasi persuasif merupakan cara untuk mencapai tujuan dalam menjalankan program pendampingan pasien. Tahapan komunikasi persuasif
Sedekah Rombongan ada 5, yaitu: attention (perhatian), interest (ketertarikan), desire (keinginan), decision (keputusan), dan action. Teknik komunikasi persuasif yang digunakan ada 3, yaitu: integrasi, ganjaran, dan tataan. Faktor pendukung
komunikasi persuasif Sedekah Rombongan yaitu, kurir pendamping, donatur, media, dan umpan balik. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu, hambatan dari
penerima pesan, hambatan psikologis, dan hambatan media. Tujuan Sedekah Rombongan melakukan komunikasi persuasif adalah untuk mengajak masyarakat agar menjadikan sedekah itu sebagai “life style” dan melakukan sedekah secara
rombongan agar lebih terasa ringan dalam membantu pasien dampingan.
Kata Kunci: Komunikasi Persuasif, Sedekah Rombongan, Pendampingan Pasien,
Sedekah, dan Masyarakat.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirrabbil a’lamiin, puji serta syukur senantiasa tercurahkan
kehadirat Allah swt atas limpahan nikmat, anugerah, serta kekuatan dalam lahir
dan batin yang tak terbatas yang telah diberikan kepada peneliti sehingga peneliti
dapat memulai dan menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat
serta salam senantiasa tercurah untuk baginda Nabi Muhammad saw beserta
keluarga dan para sahabatnya yang dengan keluhuran budi pekertinya menjadikan
simbol penyelamatan manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang
berkembang dengan berbagai disiplin ilmu.
Alhamdulillahirrabbil a’lamiin, atas limpahan nikmat ilmu dari-Nya
peneliti dapat meyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul “Komunikasi
Persuasif Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam Mengajak
Masyarakat Bersedekah Melalui Program Pendampingan Pasien” sebagai syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana dan merupakan kewajiban akademis di
Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Dalam proses menyelesaikan
skripsi ini tentu tak luput dari berbagai macam kesulitan yang beragam yang
peneliti lalui baik itu dari segi internal maupun eksternal, serta dari segi materi
dan non materi. Sungguh merupakan proses pembelajaran diri yang menguji
pikiran, keimanan, mental, kesabaran, keberanian, dan ketekunan dalam proses
menuju diri yang lebih baik terhadap pencapaian prestisius sebagai mahasiswa
strata satu yang tentu saja masih terdapat kekurangan yang harus direnungi,
vi
diperbaiki, dan dievaluasi agar tercipta sebuah motivasi diri yang hakiki sebagai
pembelajaran diri ke arah yang lebih baik lagi.
Sebagai tanda syukur, peneliti ingin mengucapkan terima kasih untuk
Papah dan Mamah tercinta yaitu (alm) Ahmad Syarifuddin dan Lilis Sulistiani
yang dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang yang tulus mengasuh, mendidik,
serta mendoakan peneliti sehingga bisa mengenyam pendidikan formal tingkat
perguruan tinggi sampai selesai. Kemudian juga tak lupa peneliti ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak akademis, non akademis,
narasumber, serta keluarga yang dengan tulus memberikan do’a, bantuan baik
secara moril maupun materil, motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat
berharga dari berbagai pihak yaitu:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku wakil Dekan I Bidang
Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum dan sekaligus Dosen Penasehat Akademik yang telah
membantu peneliti dalam hal mengarahkan serta membimbing dengan
baik, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku sekertaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
3. Burhanuddin, Lc, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing,
mengarahkan, memotivasi dan membagi ilmu kepada peneliti sehingga
vii
peneliti dapat menyelesaikan sripsi ini dengan baik. Semoga Allah swt
senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan kepada beliau.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mengajar dan membagi ilmunya kepada peneliti, semoga berkah dan dapat
menjadi ilmu yang bermanfaat.
5. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang membantu peneliti dalam pencarian bahan
untuk skripsi ini.
6. Seluruh staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah memberikan pelayanannya dengan baik.
7. Dede Syaefudin, Syapruddin Perwiranegara, dan Tri Untariningsih selaku
pengurus Sedekah Rombongan DKI Jakarta yang sudah bersedia menjadi
narasumber penelitian ini dan sudah meluangkan waktu kepada peneliti
untuk diwawancarai di tengah kesibukannya.
8. Nathijatul Fuadah, S.Pd, Norika Ayu Dewi, Devi Anggraeni, Lucky
Ariestya Abidin, Mohamed Nizar, Monika Yulando Putri, dan Rina
Rahayu selaku donatur Sedekah Rombongan yang telah meluangkan
waktunya untuk diwawancarai oleh peneliti sebagai narasumber tambahan
dalam penelitian ini.
9. Keluarga besar tercinta semua yang selama ini sudah memberikan
perhatiannya dengan penuh kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan segera.
10. Sahabat terbaik, sahabat seperjuangan yang ikut andil dalam memberikan
bantuan dan dorongan motivasi. Untuk semua teman-teman satu angkatan
viii
dan khusus untuk KPI C angkatan 2013 yang sudah bersama-sama
berjuang dalam menimba ilmu dan saling memberikan semangat satu sama
lain selama empat tahun ini. Kemudian juga khusus untuk Rusnawati Sani,
Dira Rohmatun, dan Nur Asiah Aisyah Zaldi yang selama ini senantiasa
menemani peneliti baik dalam suka maupun duka, serta teman-teman lain
yang peneliti tidak sebutkan satu persatu akan tetapi peneliti tidak akan
pernah lupakan.
11. Komunitas terbaik DNK TV yang telah memberikan banyak pelajaran
seputar penyiaran dan berorganisasi, terutama General Manager DNK TV
yaitu Bapak Dedi Fahrudin, M.Ikom dan Angkatan 4 yang luar biasa
kompak.
12. Teman-teman KKN GROFEED 2016 yang telah menemani, membantu,
serta memberikan pelajaran kehidupan yang sangat berharga selama
kurang lebih 1 bulan. Semoga tali persahabatan yang telah dijalin
senantiasa terhubung dan terjaga.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan,
namun peneliti berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai
refernsi baik bagi para pembaca, peneliti lama, maupun peneliti baru yang sedang
menulis karya ilmiah. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif,
memperluas wawasan keilmuan, serta menambah Khazanah perpustakaan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tangerang Selatan, November 2017
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ...............................................................................................v
DAFTAR ISI ............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1
B. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah ........................................................7
1. Fokus Penelitian........................................................................................... 7
2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................8
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................................8
E. Metodologi Penelitian.....................................................................................9
1. Pendekatan Penelitian................................................................................... 9
2. Metode Penelitian ...................................................................................... 10
3. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................................... 10
4. Tahapan Penelitian ..................................................................................... 11
F. Tinjauan Pustaka...........................................................................................14
G. Sistematika Penelitian...................................................................................17
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................19
A. Teori Komunikasi Model Melvin De’Fleur..................................................19
B. Komunikasi Persuasif ...................................................................................22
1. Pengertian Komunikasi Persuasif .................................................................. 22
2. Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif ............................................................. 23
3. Pesan Persuasif .......................................................................................... 24
4. Tujuan Persuasif ........................................................................................ 25
5. Tahapan Komunikasi Persuasif ................................................................... 26
6. Teknik Komunikasi Persuasif...................................................................... 27
5. Hambatan-hambatan Komunikasi ................................................................. 29
C. Sedekah .........................................................................................................31
x
1. Pengertian Sedekah...................................................................................... 31
2. Hukum Sedekah dan Hikmah Bersedekah ..................................................... 32
BAB IIIGAMBARAN UMUM KOMUNITAS SEDEKAH ROMBONGAN DKI
JAKARTA ..............................................................................................................34
A. Latar Belakang Berdirinya Komunitas Sedekah Rombongan ......................34
B. Logo Komunitas Sedekah Rombongan ........................................................36
C. Visi dan Misi Komunitas Sedekah Rombongan ...........................................37
D. Struktur Organisasi Komunitas Sedekah Rombongan .................................38
E. Kegiatan Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta ..............................41
F. Cabang Komunitas Sedekah Rombongan ....................................................43
BAB IV TEMUAN DAN HASIL .............................................................................45
A. Teori Komunikasi Model Melvin De’Fleur..................................................45
B. Komunikasi Persuasif Komunitas Sedekah Rombongan .............................58
1. Tahapan Komunikasi Persuasif Sedekah Rombongan ................................... 58
2. Teknik Komunikasi Persuasif Sedekah Rombongan ..................................... 70
C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pendampingan Pasien..............76
1. Faktor Pendukung ...................................................................................... 76
2. Faktor Penghambat .................................................................................... 79
BAB V PENUTUP...................................................................................................81
A. Kesimpulan ...................................................................................................81
B. Saran .............................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................85
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................89
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Logogram Sedekah Rombongan .......................................................36
Gambar 3. 2 Logo Administrasi Sedekah Rombongan..........................................37
Gambar 3. 3 Struktur Organisasi dan Koordinasi Sedekah Rombongan ...............38
Gambar 3. 4 Kegiatan Hulahope SR Jakarta ..........................................................42
Gambar 4. 1 Majalah Sedekah Rombongan...........................................................48
Gambar 4. 2 Sedekah Rombongan di Kick Andy ..................................................48
Gambar 4. 3 Video di Channel Youtube Sedekah Rombongan .............................49
Gambar 4. 4 Psien Dampingan Sedekah Rombongan Jakarta dalam Majalah
Tembus Langit........................................................................................................56
Gambar 4. 5 Laporan Sedekah Rombongan Melalui Majalah ...............................56
Gambar 4. 6 Feedback Masyarakat dalam Menanggapi Postingan Sedekah
Rombongan ............................................................................................................58
Gambar 4. 7 Quote Tentang Sedekah.....................................................................61
Gambar 4. 8 Quote Tentang Kematian...................................................................62
Gambar 4. 9 Pasien Dampingan .............................................................................62
Gambar 4. 10 Kurir/ RelawanSedekah Rombongan ..............................................64
Gambar 4. 11 Kurir/ Relawan Sedekah Rombongan .............................................65
Gambar 4. 12 Pasien Dampingan Sedekah Rombongan........................................66
Gambar 4. 13 Pasien Dampingan Sedekah Rombongan........................................67
Gambar 4. 14 Penyerahan Sedekah Kepada Pasien Penderita Kanker ..................68
Gambar 4. 15 Penyerahan Sedekah Kepada Pasien Penderita OMSK ..................69
Gambar 4. 16 Teknik Tataan dalam Instagram ......................................................76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perbuatan kebaikan sebetulnya tidak selalu soal harta, namun
perbuatan kebaikan juga dapat dilakukan dengan menyumbangkan tenaga ataupun
pikiran kepada orang lain. Dalam setiap perbuatan kebaikan juga dapat dikatakan
dengan sedekah asalkan melakukannya dengan niat yang tulus.
Sedekah berasal dari kata shadaqa atau “صدقة” yang berarti benar.1 Orang
yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya.2 Dengan kata
lain, sedekah menjadi bukti pembenar bagi keimanan seorang muslim. Hal ini
sesuai dengan ayat al-Qur’an yang menyebutkan bahwa sedekah itu merupakan
bukti keimanan seseorang. Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan
mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat: 15)3
1 A. Thoha Husein Almujahid dan A. Atho’illah Fathoni Alkhalil, KABA Kamus Akbar
Bahasa Arab (Jakarta: Gema Insani, 2013), cet ke-1, h. 1256. 2 Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, dan Sedekah (Jakarta: Gema Insani
Press, 1998), cet ke-1, h. 15. 3 Majelis Ulama Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan (Bandung: PT Sygma Examedia
Arkanleema, 2016), h.517.
2
Antara sedekah dengan infak sebengertiannya, hukum, dan juga ketentuan-
ketentuannya, namun yang membedakan antara kedua hal tersebut yaitu, infak
hanya berkaitan dengan hal materi sedangkan sedekah mencakup arti yang lebih
luas yakni berkaitan juga dengan hal yang bersifat non materiil. Karena sedekah
menurut istilah berarti sebuah pemberian secara suka rela, baik berupa uang,
barang, jasa kebaikan, dan lainnya, kepada orang yang berhak menerimanya
dengan jumlah yang tidak ditentukan atau sekehendak dirinya dan diberikan
kapan saja dan di mana saja demi mengharap ridha Allah swt.4
Bersedekah memang sangat dianjurkan dalam agama Islam, tetapi jika
bersedekahnya kepada pengemis atau peminta-minta itu tidak dianjurkan karena
Islam tidak menyukai orang yang bermalas-malasan dan berpangku tangan. Islam
mendidik umatnya agar memiliki kehormatan diri dan untuk tidak membiasakan
menjadi peminta. Sebetulnya Islam membolehkan kita untuk menerima sedekah
jika ada yang menawarkan sesuatu yang halal selama tidak menunjukkan
keinginan untuk diberi, karena Islam melarang umatnya untuk meminta-minta.
Hakim bin Hizam r.a, meriwayatkan hadist yang berbunyi:
4 Masykur Arie, Sedekah Itu Ajib (Jogjakarta: DIVA Press, 2014), Cet ke-1, h. 14.
3
“Aku pernah meminta dari Rasulullah saw., lalu beliau memberiku.
Kemudian aku meminta lagi, dan beliau memberiku. Kemudian aku meminta lagi
dan beliau memberiku seraya berkata, “Wahai Hakiim, harta ini memang terasa
‘segar’ dan ‘manis’. Barangsiapa menerimanya dengan wajar dan hati yang
tulus, akan memperoleh berkah darinya. Tetapi barangsiapa menerimanya
dengan hati yang rakus dan sangat mengharap, tidak akan beroleh berkah
darinya. Sehingga ia menjadi seperti orang yang makan tapi tidak merasa
kenyang. Sedangkan tangan yang di atas (yakni yang memberi) adalah lebih
utama daripada yang di bawah (yakni yang menerima). (HR. Bukhari dan
Muslim).”5
Tingkat kedermawanan masyarakat Indonesia yang cukup tinggi,
seringkali disalurkan dengan cara yang kurang relevan di zaman sekarang ini.
Banyaknya oknum yang berpakaian tidak layak memanfaatkan kedermawanan
masyarakat dengan menjadi pengemis, meskipun sebenarnya mereka bukanlah
orang yang layak untuk diberikan sumbangan. Hal tersebut membuat masyarakat
keliru dan bersikap iba untuk memberikan sedekah kepada para pengemis
tersebut, yang mana secara tidak langsung hal tersebut justru membuat mereka
semakin nyaman dan menjadikan mengemis sebagai pekerjaan mereka.
Salah satu solusi yang dapat mengurangi terjadinya masalah ini yaitu
dengan mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan sedekah kepada
pengemis jalanan karena akan jauh lebih baik apabila masyarakat menyalurkan
sedekahnya ke masjid, panti asuhan, lembaga atau organisasi/ komunitas sosial
yang bergerak di bidang penyaluran sedekah seperti Sedekah Rombongan.
5 Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis: Menurut Al-Qur’an , As-Sunnah, dan
Pendapat Para Ulama (Bandung: Mizan, 1999), Cet ke-1, h.336-337.
4
Kemajuan teknologi di era modern memudahkan masyarakat untuk
bersedekah, karena telah hadir berbagai komunitas atau organisasi sosial yang
menggunakan media sebagai sarana untuk membantu mempermudah masyarakat
dalam menyalurkan sedekahnya. Salah satu tempat penyaluran sedekah online
yang ada di Jakarta yaitu Komunitas Sedekah Rombongan. Komunitas Sedekah
Rombongan merupakan sebuah komunitas sosial yang dapat menyalurkan
sedekah kepada mereka yang membutuhkan dan pemasukan yang diterima berasal
dari para donatur yang telah mendonasikan sebagian hartanya ke komunitas
tersebut. Dana yang dihimpun oleh Komunitas Sedekah Rombongan akan
disalurkan ke sembilan tempat dan yang menjadi sasaran penerima Komunitas
Sedekah Rombongan, yaitu:
1. Panti asuhan anak-anak difabel.
2. Panti asuhan bayi terlantar.
3. Panti asuhan yatim piatu.
4. Janda-janda tua dhuafa.
5. Anak-Anak/ dewasa/ orangtua sakit dan tidak mampu.
6. Biaya sekolah anak yatim dan dhuafa.
7. Pondok pesantren yang sedang dibangun/ kekurangan.
8. Musholla/ Masjid yang sedang dibangun.
9. Kebutuhan alat ibadah (Qur’an, Sarung, Mukena, dll).
Perkembangan Komunitas Sedekah Rombongan yang didirikan sejak
tahun 2011 ini sangat cepat, hingga saat ini terdapat 16 RSSR (Rumah Singgah
Sedekah Rombongan) yang terdapat di 14 Kota di Indonesia, yaitu Jakarta,
5
Bandung, Purwokerto, Surabaya, Semarang, Solo, Wonogiri, Magetan, Malang,
Jember, Lampung, Riau, Jogja, dan Sorong. Sebagai komunitas yang baru
diresmikan pada tahun 2015 oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,
Komunitas Sedekah Rombongan sudah cukup banyak menghimpun dana hingga
tahun 2016, yaitu sebanyak Rp. 47.031.488.937. Komunitas Sedekah Rombongan
juga memiliki ambulan pribadi sebanyak 41 ambulan yang biasa disebut dengan
MTSR (Mobil Tanggap Sedekah Rombongan). Kemudian Sedekah Rombongan
juga memiliki 7 armada motor yang ada di 4 kota di Indonesia dan biasanya
disebut MTSR (Motor Tempur Sedekah Rombongan).
DKI Jakarta merupakan salah satu pusat perekonomian di Indonesia. Tidak
sedikit warga dari luar DKI Jakarta yang memilih untuk datang mengadu nasib di
Ibu Kota. Namun yang disayangkan, para pendatang tersebut banyak yang kurang
memiliki keterampilan sehingga tidak mendapat pekerjaan yang akhirnya memilih
untuk menjadi pengemis atau peminta-minta di Ibu Kota. Hal tersebut membuat
jumlah penduduk miskin yang ada di Jakarta meningkat. Sehingga hal ini
membuat Sedekah Rombongan mendirikan cabang yang kedua di Jakarta.
Fasilitas rumah sakit di Jakarta yang lebih lengkap juga menjadi pertimbangan
Sedekah Rombongan mendirikan cabang di Jakarta sehingga dapat mendukung
kelancaran program pendampingan pasien. Selain itu, peneliti memilih Sedekah
Rombongan Jakarta juga karena terdapat kegiatan hulahope yang
membedakannya dengan Sedekah Rombongan lainnya.
Pertumbuhan Sedekah Rombongan di Indonesia juga didukung dengan
adanya berbagai media yang digunakan seperti blog, twitter, facebook, dan
6
instagram. Media yang membuat Komunitas Sedekah Rombongan ini lahir adalah
blog. Selain itu, Komunitas Sedekah Rombongan ini tidak hanya berfokus pada
kegiatan bersedekah, tetapi juga mengajak masyarakat untuk bersedekah agar
semakin banyak yang mendapatkan pahala di sisi Allah swt, yaitu tentunya
dengan melakukan komunikasi persuasif.
Komunikasi sangat beragam dan salah satu komunikasi yang memiliki
pengaruh besar adalah komunikasi persuasif, yang memiliki arti komunikasi yang
dilakukan dengan mengajak atau mempengaruhi orang lain dengan usaha
mengubah keyakinan, nilai, ataupun sikap mereka. Adapun hakikat yang dikaji
dalam komunikasi persuasif adalah interaksi sosial dengan tujuan untuk
mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain melalui kegiatan
komunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal.6
Ronald L. Appalbaum dan Karl W. E. Anatol mengartikan, persuasi adalah
komunikasi yang kompleks, ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesan
(sengaja atau tidak sengaja) melalui cara-cara verbal dan nonverbal untuk
memperoleh respon tertentu dari individu atau kelompok lain. Jalaluddin Rakhmat
mengartikan, persuasi adalah “salah satu teknik komunikasi yang menekankan
pada proses mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan orang dengan
menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti
kehendaknya sendiri”.7
6 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 4. 7 Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), Cet ke-1, h.155-156.
7
Komunitas Sedekah Rombongan ini memiliki program yang dinamakan
pendampingan pasien. Dalam program pendampingan pasien ini, Sedekah
Rombongan membantu para dhuafa yang menderita penyakit kronis, mulai dari
biaya kehidupan sehari-hari, menyediakan sembako, bahkan tempat tinggal atau
rumah singgah untuk pasien yang berasal dari luar Jakarta hingga pasien tersebut
sembuh dari penyakit yang diderita. Jumlah pasien yang pernah menerima
bantuan dari Komunitas Sedekah Rombongan sekitar 20.000 pasien. Dari 80%
dana yang ada di Komunitas Sedekah Rombongan itu disedekahkan untuk
program pendampingan pasien, sedangkan 20% nya disedekahkan untuk bencana
alam, bantuan pendidikan, rumah ibadah, serta yayasan atau panti asuhan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai “Komunikasi Persuasif Komunitas Sedekah Rombongan
DKI Jakarta Dalam Mengajak Masyarakat Bersedekah Melalui Program
Pendampingan Pasien”
B. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah
1. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada komunikasi
persuasif yang dilakukan Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam
mengajak masyarakat untuk bersedekah melalui program pendampingan pasien.
2. Rumusan Masalah
Dari fokus penelitian yang telah dituliskan sebelumnya, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
8
a. Bagaimana komunikasi persuasif komunitas Sedekah Rombongan DKI
Jakarta dalam mengajak masyarakat bersedekah melalui program
pendampingan pasien?
1) Bagaimana tahapan komunikasi persuasif Sedekah Rombongan?
2) Bagaimana teknik komunikasi persuasif Sedekah Rombongan?
b. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat pendampingan pasien?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui tahapan komunikasi persuasif dan teknik
komunikasi persuasif yang dilakukan oleh Komunitas Sedekah
Rombongan DKI Jakarta dalam mengajak masyarakat bersedekah
melalui program pendampingan pasien.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
pendampingan pasien.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:
a. Manfaat Akademis
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan
memperkaya wawasan mengenai komunikasi persuasif. Selain itu, penelitian ini
juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pekembangan penelitian
dalam kajian dakwah dan komunikasi.
9
b. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk memahami dan
menambah pengetahuan mengenai komunikasi persuasif dan juga manfaat
bersedekah menurut pandangan Islam. Secara praktis dapat digunakan sebagai
referensi untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis pendekatan penelitian
kualitatif yang sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).8 Penelitian kualitatif
dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak
dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja,
formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam,
karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu
budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya.9
Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena penelitian
yang dilakukan oleh peneliti ini tidak dapat dikuantifikasikan atau tidak dapat
dijelaskan dengan angka-angka, karena penelitian ini juga dapet dikategorikan
8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2015), h.1. 9 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Alfabeta, 2013), Cet. Ke-5, h.23.
10
sebagai proses suatu langkah kerja dan juga menjelaskan pengertian-pengertian
tentang suatu konsep yang beragam.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang peneliti gunakan ini adalah metode penelitian studi
kasus. Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Secara
umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan
yang digunakan dalam suatu penelitian berkenaan dengan how atau why.1 0
Penelitian studi kasus ini biasanya digunakan untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit
sosial: individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.1 1
Peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus karena peneliti ingin
meneliti secara mendalam suatu unit sosial yaitu Sedekah Rombongan dalam
melakukan komunikasi secara persuasif terhadap masyarakat umum.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Komunitas Sedekah Rombongan DKI
Jakarta dan objek dari penelitian ini adalah komunikasi persuasif yang dilakukan
Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam mengajak masyarakat
bersedekah melalui program pendampingan pasien.
1 0 Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 1. 1 1 Sumandi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 80.
11
4. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.1 2 Dalam
teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Observasi
Obeservasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus
dikumpulkan dalam penelitian.1 3 Secara langsung yakni dengan terjun langsung
ke lapangan atau lokasi tempat penelitian dan tidak langsung yakni dengan
pengamatan yang dibantu melalui media visual atau audiovisual seperti kamera,
televisi, dan lain sebagainya.
Sebelum peneliti melakukan observasi langsung, peneliti melakukan
observasi tidak langsung terlebih dahulu, yakni dengan mengunjungi instagram
dan juga website Sedekah Rombongan yang terdapat beberapa hal yang membuat
peneliti tertarik untuk meneliti komunitas ini. Dari instagram Sedekah
Rombongan, peneliti menemukan program unggulan yang hanya dimiliki oleh
Komunitas Sedekah Rombongan, yaitu program Pendampingan Pasien. Kemudian
dari website Sedekah Rombongan, peneliti juga merasa tertarik karena sebenarnya
founder Sedekah Rombongan ini tidak berniat untuk mendirikan komunitas sosial
seperti ini, namun Sedekah Rombongan berjalan sukses hingga sekarang sudah
1 2 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h.62. 1 3 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.105.
12
masuk tahun keenam. Selanjutnya peneliti melakukan observasi langsung yakni
dengan mengunjungi RSSA (Rumah Singgah Sedekah Rombongan) DKI Jakarta
yang berada di Jl. Kenari II No. 15 RT 005 RW 004 Kelurahan Kenari,
Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, 10430 DKI Jakarta. Di sana benar terdapat
pasien-pasien dampingan yang tinggal di RSSR.
2. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang berasal dari bahasa Latin
yaitu docere, yang berarti mengajar. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut
document yaitu “something written or printed, to be use as a record or evidence”,
yang memiliki arti sesuatu yang tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai
suatu catatan atau bukti. 1 4
Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan mencari
buku-buku atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan judul yang peneliti
angkat, terutama tentang komunikasi persuasif dan juga sedekah. Kemudian
peneliti juga membuka situs-situs internet yang berkaitan dengan penelitian yang
peniliti lakukan seperti tentang sedekah, komunitas Sedekah Rombongan, dan lain
sebagainya.
3. Wawancara
Wawancara adalah tenik pengumpulan data yang dilakukan dengan
menggali informasi secara langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Dalam
1 4 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.146.
13
penelitian kualitatif, wawancara ini sifatnya langsung karena ingin
mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari informan.
Untuk kegiatan wawancara ini peneliti melakukan wawancara langsung
dengan Dede Syaefudin (koordinator operasional Sedekah Rombongan) dengan
menemuinya di daerah Depok. Syapruddin Perwiranegara (koordinator wilayah
Jakarta) dan Tri Untariningsih (kurir/ relawan Sedekah Rombongan Jakarta)
dengan menemuinya di RSSR Jakarta di daerah Jakarta Pusat. Kemudian beberapa
donatur Sedekah Rombongan yang peneliti wawancarai melalui direct message
instagram, email, dan juga whatsapp.
b. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif
bertujuan mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memberikan kondisi dan praktek-
praktek yang berlaku membuat perbandingan atau evaluasi, menentukan apa yang
dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari
pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang
akan datang. Analisis data dalam penelitian berarti proses mengolah data hasil
penelitian dengan cara membaca ulang seluruh data yang terkumpul selama
penelitian disertai dengan pembuatan ringkasan dan klasifikasi.1 5
Dalam penelitian ini, setelah semua data dan informasiyang sesuai dengan
permasalahan penelitian terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan analisis
1 5 J.R Raco, Metode penelitian kualitatif jenis, karakteristik, dan keunggulannya ( Jakarta,
PT. Garasindo, 2010) h.76.
14
terhadap data dan informasi tersbeut. Seperti yang peneliti katakan di atas, peneliti
menganalsis data dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk
menjawabrumusan masalah dalam penelitian. Pertama peneliti melakukan
observasi tidak langsung yakni dengan melihat instagram Sedekah Rombongan
dan website Sedekah Rombongan. Kedua, peneliti bertemu dengan pengurus
Sedekah Rombongan DKI Jakarta yakni Dede Syaefuddin (Koordinator
Operasional Sedekah Rombongan Jakarta), Syapruddin Perwiranegara
(koordinator wilayah Jakarta), dan Tri Untariningsih (kurir/ relawan Sedekah
Rombongan Jakarta), dan kemudian peneliti melakukan wawancara langsung
kepada mereka terkait judul skripsi yang peneliti angkat. Lalu peneliti
menemukan informan sekunder melalui instagram Sedekah Rombongan, yakni
para donatur Sedekah Rombongan. Kemudian peneliti melakukan wawancara
dengan para donatur Sedekah Rombongan melalui direct message instagram,
whatsapp, dan juga email.
F. Tinjauan Pustaka
1. Bustomi Aripin (2016), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam yang penelitiannya berjudul “Strategi
Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang Dalam Hemat
Energi (Studi Kasus Masyarakat di Kota Tangerang)”. Adapun
persamaannya adalah mengunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Sedangkan perbedaannya yaitu yang diteliti oleh Bustomi adalah
Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi, sedangkan yang
15
akan peneliti teliti adalah Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta
dalam mengajak masyarakat bersedekah melalui program pendampingan
pasien.1 6
2. Aen Istianah Afiati (2015), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Program Studi Ilmu
Komunikasi yang mengangkat judul “Komunikasi Persuasif Dalam
Pembentukan Sikap (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pelatih Pendidikan
Militer Tamtama TNI AD di Sekolah Calon Tamtama Rindam IV
Diponegoro Kebumen)”. Adapun persamaannya adalah sama-sama ingin
meneliti bagaimana komunikasi persuasif, teknik pengumpulan data, dan
juga pendekatan penelitiannya, yakni pendekatan penelitian kualitatif.
Sedangkan perbedaannya ada pada subjek, lokasi, dan tujuan.1 7
3. Jiddatun Nihayah (2016), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam yang mengangkat judul “Strategi
Komunikasi Penggalangan Dana Sosial Sedekah Rombongan Melalui
Instagram”. Adapun persamaannya terdapat pada subjek yang diteliti yaitu
Komunitas Sedekah Rombongan, teknik pengumpulan data, dan juga
pendekatan penelitiannya yakni pendekatan penelitian kualitatif.
1 6 Bustomi Aripin, “Strategi Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang
Dalam Hemat Energi (Studi Kasus Masyarakat di Kota Tangerang) ,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016). 1 7 Aen Istianah Afianti, “Komunikasi Persuasif Dalam Pembentukan Sikap (Studi
Deskriptif Kualitatif pada Pelatih Pendidikan Militer Tamtama TNI AD di Sekolah Calon
Tamtama Rindam IV Diponegoro Kebumen) ,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora,
Jurusan Ilmu Komuniasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2015).
16
Sedangkan perbedaannya ada pada lokasi penelitian, tujuan, dan juga pada
objek yang diteliti yaitu strategi komunikasi penggalangan dana sosial dan
perencanaan dalam menyusun sebuah strategi komunikasi agar dapat
memberikan hasil yang optimal.1 8
4. Yaumil Kurniati (2017), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam dengan judul “Komunikasi Persuasif
Pengurus Himpunan Bina Muallaf Indonesia Dalam Meneguhkan
Keyakinan Muallaf Wilayah Jakarta Barat”. Fokus dalam penelitian ini
pada komunikasi persuasif pengurus Himpunan Bina Muallaf Indonesia
(HBMI), sementara penelitian yang akan saya lakukan adalah
menggambarkan komunikasi persuasif yang dilakukan Komunitas
Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam mengajak masyarakat untuk
bersedekah melalui program pendampingan pasien. Persamaan dalam
penelitian ini yaitu penggunaan analaisis deskriptif-kualitatif dan juga
teknik pengumpulan data yang menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumen untuk memperoleh data penelitian.1 9
5. Rizka Amalia Windriani (2016), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam yang mengangkat judul “Studi Kasus
1 8 Jiddatun Nihayah, “Strategi Komunikasi Penggalangan Dana Sosial Sedekah
Rombongan Melalui Instagram,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Program Studi
Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016). 1 9 Yaumil Kurniati, “Komunikasi Persuasif Pengurus Himpunan Bina Muallaf Indonesia
Dalam Meneguhkan Keyakinan Muallaf Wilayah Jakarta Barat ,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).
17
Keberhasilan Dakwah Gerakan Sosial Sedekah Rombongan di Akun
Twitter @SRbergerak”. Adapun persamaannya terdapat pada subjek yang
diteliti yaitu Komunitas Sedekah Rombongan, teknik pengumpulan data,
dan juga pendekatan penelitiannya yakni pendekatan penelitian kualitatif.
Sedangkan perbedaannya ada pada lokasi penelitian, teori yang digunakan
yaitu teori faktor output keberhasilan suatu proses komunikasi miliki
Willian McGuire, dan juga pada objek yang diteliti yaitu faktor input dan
output dari gerakan sosial Komunitas Sedekah Rombongan malalui akun
Twitter @SRbergerak.2 0
G. Sistematika Penelitian
Adapun sistematika penelitian yang disusun yaitu :
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti menjelaskan latar belakang, fokus
penelitian dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan
sistematika penelitian.
BAB II. KAJIAN TEORITIS
Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang teori komunikasi
model Melvin De’Fleur, tinjauan komunikasi persuasif, dan
tinjauan sedekah yang akan digunakan sebagai landasan
teori dalam penelitian ini.
BAB III. GAMBARAN UMUM
Pada bab ini peneliti membahas tentang profil Komunitas
Sedekah Rombangan, latar belakang Komunitas Sedekah
2 0 Rizka Amalia Windriani, “Studi Kasus Keberhasilan Dakwah Gerakan Sosial Sedekah
Rombongan di Akun Twitter @Srbergerak,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2016).
18
Rombongan, logo Sedekah rombongan, visi dan misi
Komunitas Sedekah Rombongan, struktur organisasi
Komunitas Sedekah Rombongan, kegiatan komunitas
Sedekah Rombongan, dan cabang-cabang Sedekah
Rombongan.
BAB IV. TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini peneliti membahas tentang komunikasi
persuasif Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta
dalam mengajak masyarakat bersedekah melalui program
pendampingan pasien, faktor pendukung dan faktor
penghambat pendampingan pasien.
BAB V. PENUTUP
Pada bab ini peneliti membahas tentang kesimpulan dari
penelitian yang didapat dan saran-saran yang diharapkan
dapat berguna bagi para praktisi maupun akademisi.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Komunikasi Model Melvin De’Fleur
Melvin De’Fleur merupakan salah satu tokoh yang merancang model
komunikasi, ia menggambarkan teori komunikasi massa yang pada dasarnya
merupakan pengembangan dari model komunikasi yang dibuat oleh Shannon dan
Weaver. Pada model ini, De’Fleur menambahkan perangkat media massa dan juga
perangkat umpan balik (feedback).
Dalam teori model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber
informasi menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan. Pemancar mengubah
pesan menjadi signal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran adalah
media yang digunakan untuk mengirim signal dari pengirim ke penerima. Adapun
sasaran adalah orang yang menjadi tujuan penyampaian pesan.2 1 Kemudian
diperluas oleh De’Fleur dengan menambahkan elemen media massa dan feedback.
Model De’Fleur ini cocok untuk menggambarkan proses komunikasi melalui
media massa. Dalam proses komunikasi massa ini terdapat 8 komponen, yaitu:
1. Source : Sumber Pengirim.
Seseorang atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan yang
tujuannya untuk mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku orang
lain, baik secara verbal maupun non verbal.2 2
2. Transmitter : Alat pengolah informasi.
2 1 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Grasindo, 2004), h. 15. 2 2 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 2.29.
20
Alat untuk mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran
yang digunakan.2 3
3. Channel : Saluran.
Media yang mengirimkan sinyal atau tanda dari transmitter ke
penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi adalah otak,
transmitter adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-
kata yang diucap), yang ditransmisikan lewat udara sebagai saluran.2 4
4. Receiver : Penerima.
Orang yang menerima pesan atau informasi dari sumber (source) baik
itu pesan verbal maupun non verbal.
5. Destination : Tujuan.
Otak orang yang menjadi tujuan dari pesan yang disampaikan atau
hasil dari interpretasi si penerima pesan.
6. Noise : Gangguan yang terjadi.
Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi.2 5
7. Mass medium device : Perangkat media massa.
Perangkat media massa berupa media cetak, media elektronik, dan juga
media internet.
8. Feedback device : Perangkat umpan balik.
2 3 Ahmad Sultra Rustan dan Nurhakki Hakki, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), Cet ke-1, h. 103. 2 4 Ahmad Sultra Rustan dan Nurhakki Hakki, Pengantar Ilmu Komunikasi, Cet ke-1, h.
103. 2 5 Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, (Yogyakarta: Media
Pressindo, 2009), Cet ke-1, h. 14.
21
Jawaban atau reaksi yang datang dari komunikasi yang diberikan oleh
penerima terhadap pesan yang dikirimkan oleh pengirim.2 6
Dari 8 komponen yang telah disebutkan di atas, berikut ini adalah gambar
alur bagaimana komunikasi yang dilakukan menurut model komunikasi Melvin
De’Fleur.
Sumber: Roudhonah, MA (2007, 78)
Dalam gambar di atas dapat diartikan sumber bermaksud
mengkomunikasikan informasi kepada penerima, awalnya akan terlibat dalam
proses pengolahan pembentukan pesan melalui pemancar (transmitter) sehingga
menghasilkan simbol yang bermakna. Simbol ini kemudian disampaikan melalui
suatu saluran kepada penerima dengan tujuan tertentu. Penerima dalam menerima
pesan tersebut juga terlibat dalam proses pengolahan dan pengartian makna pesan
dan kembali menyampaikan tanggapannya melalui saluran tertentu kepada pihak
pengirim. Dalam prosesnya tentu tidak lepas dari gangguan dan unsur-unsur
komunikasi tersebut.
2 6 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 2.42.
22
B. Komunikasi Persuasif
1. Pengertian Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif berasal dari istilah persuasion (Inggris). Sedangkan
istilah persuasion itu sendiri diturunkan dari bahasa Latin: “persuasion”, kata
kerjanya to persuade, yang dapat diartikan sebagai sesuatu untuk meyakinkan.2 7
Adapun pengertian komunikasi persuasif menurut beberapa ahli
komunikasi, antara lain:
a. Menurut Ronald L. Applbaum dan Karl W. E. Anatol, persuasi adalah
komunikasi yang kompleks, ketika individu atau kelompok
mengungkapkan pesan (sengaja atau tidak sengaja) melalui cara-cara
verbal dan non verbal untuk memperoleh respon tertentu dari individu
atau kelompok lain.2 8
b. Menurut Mar’at (1982) berpendapat bahwa, komunikasi persuasif
merupakan kegiatan penyampaian suatu informasi atau masalah pada
pihak lain dengan cara membujuk.2 9
c. Menurut H. A. W. Widjaja, komunikasi persuasif adalah suatu usaha
untuk meyakinkan seseorang atau kelompok seolah-olah keyakinan itu
timbul atas dasar keyakinannya sendiri tanpa menggunakan sanksi-
sanksi atau paksaan, baik yang tampak maupun tidak tampak.3 0
2 7 H.A.W. Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Askara, 2008),
h. 66. 2 8 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 155. 2 9 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 1.29 3 0 H.A.W. Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, h. 67.
23
d. G. R Miller mendefinisikan komunikasi persuasif sebagai pesan yang
dimaksudkan untuk membentuk, memperkuat, atau mengubah
tanggapan orang lain.3 1
Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi persuasif
merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap,
pendapat atau perilaku seseorang, bahkan mengubah tanggapan orang lain baik
secara verbal maupun non verbal.
2. Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif
Pada dasarnya unsur-unsur komunikasi persuasif tidak ada bedanya
dengan unsur-unsur komunikasi pada umumnya, namun unsur-unsur yang
ditekankan dalam komunikasi persuasif ada 3, yaitu:
a. Persuader (Sumber) : Seseorang atau sekelompok orang yang
menyampaikan pesan yang tujuannya untuk mempengaruhi sikap,
pendapat, dan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun non
verbal.3 2
b. Message (Pesan) : Informasi yang disampaikan oleh sumber
(persuader) kepada penerima (persuade). Terdapat dua bentuk dasar
pesan yang dapat dikirimkan, yaitu pesan verbal dan pesan non verbal.
Pesan verbal adalah pesan yang disampaikan melalui bahasa baik
secara lisan ataupun tulisan, sedangkan pesan non verbal adalah pesan
yang disampaikan melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, signal,
3 1 James B. Stiff dan Paul A. Mongeau, Persuasive Communication Third Edition (New
York: The Guilford Press, 2016), h. 4. 3 2 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 2.29.
24
tanda-tanda lalu lintas, seperti lampu merah, kuning, hijau, dan lain
sebagainya.3 3
c. Persuadee (Komunikasi) : Seseorang atau sekelompok orang yang
menjadi tujuan pesan tersebut disampaikan oleh persuader baik secara
verbal maupun non verbal.3 4
3. Pesan Persuasif
Pesan yang akan disampaikan dalam komunikasi persuasif tentu memiliki
kriteria yang membuat pesan tersebut dapat mempengaruhi komunikan yang
menerima pesan dari komunikator. Secara umum terdapat lima syarat pesan
persuasif, yaitu:
a. Pesan-pesan/ ajakan-ajakan yang disampaikan kepada masyarakat atau
pihak-pihak tertentu harus dapat menstimulir sesuatu pada saran.
b. bahwa pesan-pesan/ ajakan-ajakan itu tentunya harus berisi lambang-
labang atau tanda-tanda komunikasi yang sesuai dengan daya tangkap,
daya serap dan daya tafsir (decoding efficiency) dari sebagian besar
masyarakat atau golongan-golongan tertentu.
c. Bahwa pesan-pesan/ ajakan-ajakan harus dapat membangkitkan
keperluan atau kepentingan (needs) tertentu pada sasarannya dan
kemudian menyarankan usaha-usaha atau upaya tertentu untuk
pemenuhan harapan itu.
3 3 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 159-160. 3 4 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 2.35.
25
d. Bahwa pesan-pesan/ ajakan-ajakan yang menyarankan usaha dan
upaya hendaknya disesuaikan dengan situasi dan norma kelompok di
mana sasaran itu berada.
e. Bahwa pesan-pesan/ ajakan-ajakan harus dapat membangkitkan
harapan-harapan tertentu dan sebagainya.3 5
4. Tujuan Persuasif
Pada dasarnya, dapat dipastikan tujuan persuasif adalah mempengaruhi
atau membujuk persuade untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh persuader.
Dalam persuasif, untuk mempengaruhi orang lain atau persuade hanya
berpedoman pada fakta, baik fakta psikologis, sosiologis, fakta maupun budaya.
Menurut Simons, ada 10 tujuan yang dapat diperoleh persuader dari persuade
atau khalayak, yaitu:
a. Mengurangi oposisi dari khalayak,
b. Mengurangi oposisi pribadi,
c. Menghentikan oposisi dan membentuk keraguan pada khalayak,
d. Mengubah orang-orang yang tidak percaya,
e. Mengubah orang-orang yang tidak terinformasi dan apatis,
f. Mengubah konflik,
g. Memperbanyak sikap-sikap menyenangkan,
h. Mengaktifkan sikap-sikap menyenangkan,
i. Meningkatkan komitmen sikap,
j. Menjaga komitmen sikap dan tingkah laku.3 6
3 5 H.A.W. Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, h.69.
26
5. Tahapan Komunikasi Persuasif
Wilbur Schramm di dalam bukunya “The Process and Effect of Mass
Communication”, yang disadur oleh Oemi Abdurrahman, mengemukakan bahwa
berhasilnya komunikasi persuasif perlu dilaksanakan suatu persuasif yang
biasanya disebut AIDDA.3 7 Formula AIDDA merupakan kesatuan dari tahapan-
tahapan komunikasi persuasif, yakni:
1. Attention (perhatian)
2. Interest (rasa tertarik)
3. Desire (keinginan)
4. Decision (keputusan)
5. Action (melakukan)
Tahapan-tahapan ini dimaksudkan agar komunikasi persuasif di mulai dari
tahap membangkitkan perhatian (attention). Jika tidak ada perhatian secara
langsung dari komunikan kepada komunikator, komunikasi persuasi tidak akan
dapat dilakukan. Usaha dalam membangkitkan perhatian ini tidak hanya dalam
gaya mengemukakan pesan, tapi juga dalam penampilan dalam menghadapi
komunikan. Perhatian dari seorang komunikan juga dapat ditumbuhkan ketika
seorang komunikator memberikan senyum simpatik terhadap komunikan. Apabila
perhatian tersebut sudah tumbuh, tahap selanjutnya yaitu dengan menumbuhkan
rasa tertarik (interest) sehingga seorang komunikan mempunyai hasrat atau
keinginan (desire) untuk memenuhi apa yang diajukan komunikator, dan
3 6 M. Jamiluddin Ritonga, Tipologi Pesan Persuasif, (Indonesia: PT INDEKS, 2005), h.
16-17. 3 7 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 166.
27
kemudian akan ada keputusan (decision) untuk melakukan kegiatan (action)
sesuai dengan ajakan komunikator.
6. Teknik Komunikasi Persuasif
Menurut Effendy, persuasif merupakan kegiatan psikologi yang bertujuan
untuk merubah sikap, perbuatan dan tingkah laku dengan kesadaran yang disertai
dengan perasaan senang agar komunikasi tersebut mencapai sasaran dan tujuan,
perlu dilakukan perencanaan yang matang. Perencanaan dilakukan berdasarkan
komponen-komponen proses komunikasi yang mencakup: pesan, media, dan
komunikan.3 8 Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh komunikator adalah suatu
hal yang berkaitan dengan pengelolaan pesan. Untuk itu diperlukan teknik-teknik
tertentu dalam melakukan komunikasi persuasif. Menurut Effendy, teknik-teknik
yang dapat dilakukan dalam proses komunikasi persuasif, yaitu:
a. Teknik Asosiasi
Teknik asosiasi adalah penyajian pesan komunikasi dengan cara
menumpangkannya pada suatu objek atau peristiwa yang sedang
menarik perhatian khalayak.
b. Teknik Integrasi
Teknik integrasi adalah kemampuan komunikator untuk menyatukan
diri secara komunikatif dengan komunikan. Hal ini berarti bahwa
melalui kata-kata verbal atau non verbal, komunikator menggambarkan
bahwa ia “senasib” dan karena itu menjadi satu dengan komunikan.
3 8 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), h. 21.
28
c. Teknik Ganjaran (pay-off technique and fear arousing)
Teknik ganjaran (pay-off technique) adalah kegiatan untuk
mempengaruhi orang lain dengan cara mengiming-iming hal yang
menguntungkan atau yang menjanjikan harapan. Sedangkan fear
arousing adalah menakut-nakuti atau menggambarkan situasi yang
buruk.
a. Teknik Tataan (Icing)
Yang dimaksud tataan di sini sebagai terjemahan dari icing adalah
upaya menyusun pesan komunikasi sedemikian rupa, sehingga enak
didengar atau dibaca serta termotivasikan untuk melakukan
sebagaimana disarankan oleh pesan tersebut.
b. Teknik red-herring
Dalam hubungannya dengan komunikasi persuasif, teknik red-herring
adalah seni seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam
perdebatan dengan mengelakkan argumentasi yang lemah untuk
kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke aspek yang
dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh dalam menyerang lawan.3 9
3 9 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 22-24.
29
5. Hambatan-hambatan Komunikasi
Secara lebih spesifik, hambatan komunikasi terbagi menjadi empat
macam, yaitu:
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
Hambatan komunikasi dapat terjadi dari proses komunikasi, antara lain
sebagai berikut:
a. Hambatan dari pengirim pesan
Hambatan yang terjadi karena pesan yang disampaikan belum jelas
bagi pengirim pesan atau komunikator. Hal ini bisa terjadi karena
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
b. Hambatan dalam penyandian/ simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas
sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan
antara pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit untuk dipahami.
c. Hambatan media
Hambatan media bisa terjadi karena adanya gangguan suara di radio
dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan atau bisa
juga karena ada gangguan dari media lain selain radio yang digunakan
oleh komunikator untuk mengirim pesan.
30
d. Hambatan dalam bahasa sandi
Hambatan ini terjadi dalam menafsirkan sandi oleh penerima.
e. Hambatan dari penerima pesan
Hambatan ini terjadi karena penerima pesan atau komunikan kurang
memperhatikan atau kurang mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru, dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
f. Hambatan dalam memberikan output
Output yang diberikan tidak menggambarkan sesuatu secara apa
adanya, tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu, atau tidak
jelas.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik yang terjadi karena gangguan kesehatan, gangguan alat
komunikasi, dan lain sebagainya dapat mengganggu komunikasi yang efektif.
3. Hambatan Semantik
Kata-kata yang digunakan dalam melakukan komunikasi terkadang
memiliki arti yang tidak jelas antara pemberi pesan dan yang menerima pesan.
4. Hambatan Psikologis
31
Hambatan psikologis yang mengganggu komunikasi, misalnya
perbedaan nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan
penerima pesan.4 0
C. Sedekah
1. Pengertian Sedekah
Sedekah secara bahasa berasal dari akar kata (shodaqa) yang terdiri dari
tiga huruf : shad- dal- qaf, berarti sesuatu yang benar atau jujur.4 1 Sedangkan
secara istilah, sedekah berarti sebuah pemberian secara suka rela, baik berupa
uang, barang, jasa, kebaikan, dan lainnya kepada orang yang berhak menerimanya
dengan jumlah yang tidak ditentukan dan diberikan kapan saja dan di mana saja
demi mengharap ridha dan pahala dari Allah swt.4 2 Konsep sedekah di dalam Al-
Qur’an juga dijelaskan dalam surat At-Taubah ayat 103, Allah swt berfirman:
“Ambilah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan)
ketentraman jiwa bagi mereka. Allah maha mendengar, maha mengetahui.” (QS. Surat At-Taubah: 103).4 3
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah swt memerintahkan kepada Rasul-
Nya untuk mengambil zakat dari harta mereka guna membersihkan dan
menyucikan mereka melalui zakat yang diberikan tersebut.
4 0 Asep Saeful Muhtadi, Manajemen Komunikasi Filosofi, Konsep, dan Aplikasi ,
(Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2015), h. 48-49. 4 1 Meisil B. Wulur, Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 54. 4 2 Masykur Arie, Sedekah Itu Ajib, h. 14. 4 3 Majelis Ulama Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan (Bandung: PT Sygma Examedia
Arkanleema, 2016), h. 203.
32
Sedekah memiliki makna yang cukup luas, tidak hanya berupa
memberikan harta berupa uang dan barang, karena sedekah bisa diberikan dalam
bentuk non materiil seperti, memberikan informasi, tersenyum kepada orang lain,
takbir, tahmid, tahlil, dan seluruh kebaikan apa pun bentuknya itu termasuk
sedekah.
2. Hukum Sedekah dan Hikmah Bersedekah
Para fuqaha (ahli-ahli fiqih) sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah
sunnah, berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa jika ditinggalkan.4 4 Namun,
adakalanya hukum sedekah itu menjadi haram jika yang memberikan sedekah itu
mengetahui bahwa yang akan menerima sedekahnya itu akan menggunakan untuk
kemaksiatan dan hukum sedekah juga bisa menjadi wajib jika seseorang yang
memiliki kelebihan makanan bertemu dengan orang lain yang kondisinya sangat
kelaparan sehingga dapat mengancam keselamatan jiwanya. Meskipun hukum
sedekah pada dasarnya adalah sunnah, akan tetapi Rasulullah saw sangat
menganjurkan umatnya untuk bersedekah karena sedekah merupakan bukti dari
keimanan seseorang.
Dalam sedekah juga terdapat sedekah yang paling utama dan yang paling
besar pahalanya. Seperti dalam hadist yang diriwayatkan oleh al-Bukhari yang
berbunyi:
4 4 Candra Himawan dan Neti Suriana, Sedekah Hidup Berkah Rezeki Melimpah ,
(Yogyakarta: Pustaka Albana, 2013), h. 26.
33
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Seorang
laki-laki menemui Nabi Sallallahu ‘Alayhi Wa Sallam, lalu dia bertanya, “Ya Rasulullah, sedekah apa yang paling besar pahalanya?” Rasulullah Sallallahu ‘Alayhi Wa Sallam bersabda, “Sedekah yang kau berikan ketika kamu segar
bugar, ketika kamu merasa enggan karena khawatir menjadi miskin dan mendambakan kekayaan. Janganlah kamu menunda-nunda sedekah sehingga
nyawamu sampai di kerongkongan barulah kau katakana harta saya nanti sekian untuk ahli waris yang itu dan sekian untuk ahli waris yang ini, padahal tanpa kau katakana begitu hartamu pasti akan menjadi milik ahli warismu.” (H.R. al-
Bukhari, hadist nomor: 1419).4 5
Hadist di atas merupakan anjuran untuk seluruh umat manusia agar selalu
bersegera dalam melakukan sedekah dan melakukan amalan-amalan baik lainnya,
karena jika perbuatan baik tersebut tidak disegerakan, bisa jadi ajal lebih dahulu
menjemput sehingga tidak sempat lagi melakukan amalan baik yang telah
diniatkan. Selain itu, jika menunda-nunda amal baik juga bisa menyebabkan niat
baik menjadi berubah karena terlalu lama menunda-nunda yang dapat membuka
kesempatan pada hawa nafsu dan setan untuk mengganggu dan menggoda diri
agar tidak melakukan kebaikan tersebut.
Sedekah ini merupakan hal yang sangat penting dan juga istimewa, karena
besedekah tidak hanya dapat memperbaiki hubungan sesama umat muslim, tetapi
sedekah juga memiliki dampak-dampak positif yang lain seperti, memperbaiki
kualitas kepribadian seorang yang rajin bersedekah, harta kekayaannya tidak akan
pernah berkurang karena disedekahkan, dan manfaat besar dari sedekah akan
kembali lagi sepenuhnya kepada orang yang senantiasa memberikan sedekah.
4 5 Imam Az-Zabidi, Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari. Penerjemah Achmad Zaidun
(Jakarta: Pustaka Amani, 2002), Cet ke-1, h. 333-334.
34
BAB III
GAMBARAN UMUM KOMUNITAS SEDEKAH ROMBONGAN DKI
JAKARTA
A. Latar Belakang Berdirinya Komunitas Sedekah Rombongan
Komunitas Sedekah Rombongan berawal dari tulisan Saptuari Sugiharto di
blog yang ia miliki tentang pengumpulan bantuan untuk YSI (Yayasan Sayap
Ibu) yang berada di Daerah Istimewa Jogjakarta, pada tanggal 9 Juni 2011.
Keadaan panti asuhan tersebut memang sangat memprihatinkan, di mana pada
saat itu terdapat 18 bayi normal dan 30 bayi difabel yang berjuang hidup dengan
bantuan pemerintah yang tidak seberapa, yakni hanya Rp2.500,- per hari untuk
satu orang anak dan juga bantuan dari dua orang donatur tetap yang ada di
Yayasan Sayap Ibu. YSI pertama kali didirikan di Jakarta pada tahun 1955
dibawah kepengurusan Ny. Soetomo, Ny. Soekardi, dan Ny. Garland Soenaryo.
Sedangkan YSI cabang D.I Yogyakarta didirikan tahun 1978 dikarenakan di
Yogyakarta belum ada badan sosial yang menyelenggarakan usaha penyantunan
anak balita yang terlantar dan sekaligus menyelenggarakan proses pengangkatan
anak dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah.4 6 YSI sendiri
didirikan dengan tujuan untuk menolong Balita (Bayi tiga tahun) yang terlantar
karena tidak diketahui orang tuanya dan perlu dirawat sambil diusahakan untuk
dicarikan orang tua angkat.
Setalah tulisan Saptuari tersebar di akun pribadi yang dimiliki olehnya,
respon yang diperoleh dari pembaca blog-nya tersebut pun sangat baik, sehingga
banyak yang menitipkan hartanya kepada Saptuari untuk disumbangkan ke
4 6 Yayasan Sayap Ibu “Sejarah Yayasan Sayap Ibu”, diakses pada 5 Desember 2017 dari
http://yayasansayapibu.or.id/cabang/d-i-yogyakarta/sejarah-ysi-cabang-d-i-yogyakarta/
35
Yayasan Sayap Ibu ataupun diberikan langsung kepada orang yang membutuhkan.
Bantuan pertama dari pembaca blog www.saptuari.com diserahkan pada tanggal
13 Juni 2011.4 7 Setelah bantuan tersebut diserahkan, para pembaca blog
www.saptuari.com semakin banyak yang ingin menitipkan sebagian hartanya
untuk disalurkan kepada mereka yang berhak.
Dari respon pembaca blog www.saptuari.com yang sangat positif,
akhirnya Saptuari memutuskan tanggal 9 Juni 2011 adalah hari terbentuknya
gerakan yang dinamakan Sedekah Rombongan di Twitter dan terus melanjutkan
amanah yang diberikan dari para pembaca. Hingga pada bulan November 2011
Saptuari dibantu teman-temannya berhasil mengumpulkan dana sebanyak
Rp180.000.000,- dan disalurkan kepada korban bencana alam gunung Merapi.
Seiring dengan perkembangan Sedekah Rombongan, komunitas ini mulai
mengerucutkan sasaran yang menjadi prioritas penerima bantuan, yaitu:
1. Panti asuhan anak-anak difabel.
2. Panti asuhan bayi terlantar.
3. Panti asuhan yatim piatu.
4. Janda-janda tua dhuafa.
5. Anak-anak/ dewasa/ orangtua sakit dan tidak mampu.
6. Biaya sekolah anak yatim dan dhuafa.
7. Pondok pesantren yang sedang dibangun/ kekurangan.
8. Mushalla/ masjid yang sedang dibangun.
9. Kebutuhan alat ibadah (al-Qur’an, sarung, mukena, dan sebagainya).
4 7 Saptuari Sugiharto, “Komunitas Sedekah Rombongan”, diakses pada 24 Januari 2017
dari http://www.sedekahrombongan.com/apa-itu-sedekahrombongan
36
B. Logo Komunitas Sedekah Rombongan
Komunitas Sedekah Rombongan memiliki dua logo yang digunakan,
keduanya memiliki fungsi yang berbeda karena masing-masing logo digunakan
untuk keperluan yang berbeda, logo yang pertama biasanya disebut logogram
yang digunakan untuk kebutuhan sosial media secara umum dan logo yang kedua
digunakan untuk keperluan administrasi.
1. Logogram
Gambar 3. 1 Logogram Sedekah Rombongan
Logo pertama ini biasa digunakan untuk keperluan secara umum seperti
Instagram, Twitter, Facebook, dan akun-akun komunitas Sedekah
Rombongan lainnya.
37
2. Logo Administrasi
Gambar 3. 2 Logo Administrasi Sedekah Rombongan
Logo yang kedua ini biasa digunakan untuk keperluan administrasi seperti
surat menyurat. Dalam logo tersebut terdiri dari 8 semut karena ada 8 orang yang
pada awalnya mendirikan Komunitas Sedekah Rombongan ini. Logo ini juga
mencerminkan bahwa Komunitas Sedekah Rombongan ini diibaratkan sebagai
kumpulan semut-semut kecil yang ketika semut-semut itu berombongan atau
kumpul bersama-sama mampu mengangkat beban yang berat dan biasa disebut
oleh Komunitas Sedekah Rombongan ini The Power of Berombongan. Ibaratnya
semut kalau mengangkat sepotong roti sendiri ia bisa mati tertindih makanan
tersebut, namun lain halnya ketika berombongan. Ketika sendiri beban terasa
berat, namun ketika berombongan beban tersebut akan terasa jauh lebih ringan.
C. Visi dan Misi Komunitas Sedekah Rombongan
1. Visi
Mencari muka di depan Tuhan.
2. Misi
Menyampaikan titipan langit tanpa rumit, sulit, dan berbelit-belit.
38
D. Struktur Organisasi Komunitas Sedekah Rombongan
Struktur organisasi pengurus Sedekah Rombongan yang terdapat dalam
gambar di bawah ini merupakan struktur global yang mencakup semua cabang
dari Sedekah Rombongan, terdapat beberapa koordinator yang memiliki tugas
berbeda-beda yang tentunya akan mengkoordinir bagiannya masing-masing.
Gambar 3. 3 Struktur Organisasi dan Koordinasi Sedekah Rombongan
Berikut adalah penjelasan tugas yang dilakukan oleh setiap bagian yang
terlibat dalam Sedekah Rombongan:4 8
1. Koordinator utama : Relawan utama Sedekah Rombongan yang bergabung
sejak pertama gerakan ini didirikan, menjadi koordinator di semua gerakan
Sedekah Rombongan.
Tugas koordinator utama, yaitu:
a. Bertanggungjawab penuh dalam proses penghimpunan, penyimpanan,
dan pendistribusian dana kepada sasaran yang membutuhkan.
4 8 Dokumen Pribadi Sedekah Rombongan, Jakarta, 27 November 2017.
39
b. Mengkoordinasi seluruh proses eksekusi pasien dan mengalokasikan
dana yang akan diberikan, memantau dan memastikan dana yang
diberikan tepat sasaran.
2. Kordinator Operasional
Tugas koordinator operasional, yaitu:
a. Melaporkan dan mendata proses penggunaan dana secara transparan
dilengkapi dengan foto penyerahan dan nominal untuk tayang di web
Sedekah Rombongan.
b. Menghimpun database pasien, nominal bantuan, dan data lokasi
penyerahan yang dihimpun dalam file khusus di internet yang bisa
diakses semua kalangan dimanapun melalui cloud computing
(dropbox).
c. Mengatur proses operasional kurir di semua wilayah.
3. Media Departemen Sedekah Rombongan
Di dalam media departemen sedekah rombongan terdapat tiga bagian,
yaitu: Koordinator tim website www.sedekahrombongan.com, koordinator
tim sosial media Sedekah Rombongan, dan koordinator majalah tembus
langit. Tugas dari bagian ini yaitu masing-masing koordinator bertugas
mengkoordinasi tim untuk mengelola masing-masing media.
4. Kordinator wilayah : Relawan yang bergerak di wilayah tertentu.
Tugas kordinator wilayah yaitu bertanggungjawab atas distribusi
penggunaan dana yang telah diberikan.
5. Koordinator Kota
Tugas Koordinator kota, yaitu:
40
a. Mengumpulkan dan mencari data pasien dhuafa yang membutuhkan,
sesuai dengan lokasi kerja masing-masing. Baik data dari twitter, form
internet, maupun SMS/ telepon.
b. Mengkoordinir proses penjemputan, pendampingan pasien dhuafa
selama proses pengobatan di RS (Rumah Sakit) yang sudah dijadikan
rujukan kerja Sedekah Rombongan.
c. Melakukan eksekusi khusus pada acara-acara yang diadakan oleh
Sedekah Rombongan, mulai dari sosialisasi, persiapan perlengkapan,
pengerjaan, hingga pelaporan penggunaan dana.
d. Menghimpun laporan secara lengkap, dari deskripsi pasien, jumlah
bantuan, proses eksekusi hingga foto-foto pelengkap untuk dilaporkan
kepada koordinator operasional.
e. Melakukan proses pendampingan dan pelatihan di lapangan kepada
kurir relawan baru yang akan bergabung menjadi kurir di Sedekah
Rombongan.
6. Kurir pendamping : Relawan yang bergerak di bawah koordinasi
koordinator kota dan bertanggungjawab atas proses pendampingan dan
perawatan pasien, termasuk di dalamnya adalah tim survei, tim perawat,
dan tim pengemudi ambulans.
Tugas kurir pendamping, yaitu:
a. Menjemput pasien dari rumah hingga ke rumah sakit, berkoordinasi
dengan pihak keluarga, mengantarkan dan menyerahkan pasien kepada
tim Sedekah Rombongan yang ada di kota yang dijadikan pusat
pengobatan.
41
b. Mendampingi pasien ketika bertemu dengan dokter, pengambilan obat,
cek laboratorium, hingga proses pengambilan jenazah ketika
diperlukan.
c. Melakukan survei di rumah pasien dhuafa dengan melihat kebutuhan
yang diperlukan serta kondisi yang menjadi alas an layak untuk dibantu.
d. Melakukan pendampingan pasien selama di RSSR (Rumah Singgah
Sedekah Rombongan), dengan memastikan kondisi tempat tidur,
makanan, dan kebutuhan lain tercukupi dengan layak selama masa
proses penyembuhan.
e. Melakukan eksekusi pada kegiatan rutin yang digelar oleh Sedekah
Rombongan.
7. Informan : Relawan yang tidak masuk dalam system operasional di
Sedekah Rombongan. Mereka hanya sebatas memberikan informasi
tentang sasaran yang dibutuhkan oleh Sedekah Rombongan. Misalnya data
pasien dhuafa sakit atau info panti asuhan yang membutuhkan bantuan.
Mereka tidak terlibat dalam proses eksekusi, atau hanya terbatas
mengantar ke rumah pasien dhuafa yang menjadi sasaran.
E. Kegiatan Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta
1. Hulahope
Hulahope memiliki arti (H)appy (U)nique (L)ove (A)dorable and HOPE.
Hulahope adalah kegiatan yang diterapkan dengan terjun langsung ke rumah sakit
yang bertujuan untuk menghibur, memotivasi, dan memberikan dorongan pada
anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit. Kegiatan
ini baru diadakan Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta pada 27
42
November 2016 dan kegiatan ini biasanya dilakukan setiap 2 bulan sekali.
Hiburan yang diberikan oleh para kurir/ relawan Sedekah Rombongan ini
biasanya berupa games, menggambar dan mewarnai, bahkan ketika bulan
ramadhan kegiatan hulahope diadakan dengan mengajak pasien-pasien jalan-jalan
ke mall untuk belanja baju lebaran.
Gambar 3. 4 Kegiatan Hulahope SR Jakarta
2. Pengajian
Kegiatan pengajian ini dilakukan 2 minggu sekali oleh Komunitas
Sedekah Rombongan DKI Jakarta. Pengajian ini diadakan di Rumah Singgah
Sedekah Rombongan (RSSR) DKI Jakarta bersama kurir-kurir Sedekah
Rombongan dan juga pasien-pasien yang berada di Rumah Singgah Sedekah
Rombongan (RSSR) DKI Jakarta.
43
F. Cabang Komunitas Sedekah Rombongan
Komunitas Sedekah Rombongan memiliki cabang serta Rumah Singgah
Sedekah Rombongan (RSSR) yang dihuni oleh para pasien dampingan di 14 Kota
di 8 Provinsi di Indonesia, yaitu:
1. Jakarta: Jl. Kenari 2 RT. 06/04 No. 10 Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta
Pusat. (CP: Dede Syaifudin 0815-1991-1911).
2. Bandung: Jl. H. Yasin No. 56 RT. 02/02 Sukabungah, Sukajadi, Kota
Bandung, Jawa Barat. (CP: Cucu Cuanda 0815-1491-1911).
3. Purwokerto: Jl. Penatusan Gang 1 No. 5 RT. 01/02 Kel. Purwokerto
Wetan, Kab. Banyumas, Jawa Tengah. (CP: Olipe Oile 0815-1391-1911).
4. Surabaya: Jl. Semampir Selatan Gang 2A No. 61 Surabaya, Jawa Timur.
(CP: Wahyu Setiawan 0878-5557-1171).
5. Semarang: Jl. Sadewa 2 No. 3 RT. 01/03 Pendrikan Kidul, Kec.
Semarang, Jawa Tengah. (CP: Indra Destriawan 0858-8191-1911).
6. Solo: Jl. Manggis II No. 5 RT. 05/06 Jajar, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
(CP: Siti Aisyah 0821-3390-5850).
7. Wonogiri: Wonokarto RT. 04/05 Yudistiro IV, Wonogiri, Jawa Tengah
(Dean Kantor Kel. Wonokarto, Wonogiri). (CP: Mawan Tri H 0852-
9003-2077).
8. Magetan: Jl. Hasanudi RT. 4 RW. 5 Selosari, Magetan, Jawa Timur. (CP:
Ervin Sulistyawati 0858-5635-3023).
9. Malang: Jl. Emas No. 15 RT. 02/20 Purwantoro, Bimbing, Malang, Jawa
Timur. (CP: Faiz Faeruz 0822-4549-8550).
44
10. Jember: Perum Srikoyo Permai No. 12 Patrang, Jember, Jawa Timur.
(CP: Yudho Ari 0815-5678-8990).
11. Lampung: Jl. Zebra No. 24 Sidodadi, Kec. Kedaton, Kota Bandar
Lampung (Depan Bank Syariah Mandiri Kedaton). (CP: Andriadi Deri
0813-9834-0252).
12. Riau: Perum Griya Kutilang Asri Blok A-04 RT. 04/13 Simpang Baru,
Tampan, Pekanbaru, Riau. (CP: Fitri 0823-8852-6756).
13. Jogja: Jl. Wonosari Km. 7 Bumen Wetan RT. 07 Mantup, Banturan,
Banguntapan, bantul, DIY 55197 (Utara Masjid Mujahidin). (CP: Hanifa
F. Arini (0274) 435-3556).
14. Sorong: Jl. Sele Boselu. Km.12 Kel. Klamana, Distrik Sorong Timur,
Papua Barat. (CP: Faisal 0821-9868-8377).
45
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL
A. Teori Komunikasi Model Melvin De’Fleur
Dilihat dari lahirnya komunitas Sedekah Rombongan yang dapat bertahan
dan terus berkembang sampai sekarang, media memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap proses berdirinya komunitas Sedekah Rombongan yang awalnya
hanya terdapat di kota Jogjakarta, hingga sekarang sudah ada di 14 kota yang
tersebar di penjuru Indonesia. Bagi Sedekah Rombongan media bukan hanya
sebagai alat penyampaian pesan terhadap publik, tetapi media adalah ruh untuk
Sedekah Rombongan, artinya media ini sangat penting adanya dan tentu tidak
hanya digunakan jika ada kepentingan saja. Hal ini selaras dengan pernyataan
Dede Syaefudin selaku koordinator operasional Sedekah Rombongan, yaitu:
“Nah ini yang menjadi ruh sedekah rombongan hingga saat ini
bahwa sosial media itu baik dari bentuknya messanger, bentuknya web gitu kan web page, bentuknya sosmed seperti facebook, twitter waktu itu
komunikasinya bahkan zaman waktu itu sebelumnya blackberry messenger, itu merupakan ruh dalam SR itu sebagai sistem komunikasi yang cepat, akurat, bisa menyampaikan kepuasan kepada informasi ini
kepada para sedekah holic kita menyebutnya tuh, kepada para muzaki-muzaki kepada para donatur.”4 9
Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa media merupakan elemen
penting yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif oleh Sedekah
Rombongan, seperti pada teori komunikasi model Melvin De’Fleur. Dalam proses
komunikasi persuasif yang dilakukan oleh komunitas Sedekah
4 9 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.
46
Rombongan melalui media ini terdapat 8 komponen yang digunakan, sesuai
dengan komponen-komponen yang dirancang oleh Melvin De’Fleur, yaitu:
1. Sumber Pengirim (Source)
Sumber pengirim (source) adalah seseorang atau sekelompok orang yang
menyampaikan pesan dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat, dan
perilaku orang lain, baik secara verbal maupun non verbal.
Salah satu bagian dari komponen komunikasi ini adalah sumber pengirim,
dalam komunitas Sedekah Rombongan yang menjadi sumber pengirim ini
tentunya anggota komunitas Sedekah Rombongan, siapa pun bisa menjadi sumber
pengirim dalam menyampaikan pesan atau informasi kepadan penerima
(receiver), Sedekah Rombongan tidak menentukan siapa orang-orang yang
ditugaskan untuk menjadi sumber pengirim pesan, bahkan kurir pun dapat
menjadi sumber pengirim jika kurir tersebut memiliki kemampuan retorika yang
bagus agar dapat meyakinkan si penerima pesan (receiver) dan dapat
mempengaruhi sikapnya dalam menyampaikan pesan itu.
“yang bisa mampu retorika, bisa datang ke kumpulan-kumpulan kantor, kumpulan-kumpulan majelis ta’lim, kumpulan-kumpulan
mahasiswa menjelaskan sedekah rombongan itu apa, nah di luar itu tetap mambawa sebuah marwahnya sebuah soul-nya bahwa sedekah romongan
itu hadir bukan sebagai peminta-minta, sedekah rombongan itu hadir untuk mengajak konsepnya bukan meminta apalagi bukan mengambil.”5 0
Salah seorang yang sering menyampaikan pesan atau informasi kepada
penerima atau khalayak umum untuk meyakinkan bahwa Sedekah Rombongan
5 0 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.
47
adalah komunitas yang tepat untuk menyalurkan sedekah adalah Saptuari
Sugiharto selaku founder dan juga koordinator utama Sedekah Rombongan.
2. Alat pengolah informasi (Transmitter)
Alat pengolah informasi (transmitter) adalah alat untuk mengubah pesan
menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Transmitter yang
digunakan Sedekah Rombongan untuk menyampaikan pesan secara garis besar
yang peneliti temukan ada dua, yaitu mekanisme suara yang menghasilkan sinyal
(kata-kata yang diucap) dan juga juga mekanisme gambar.
3. Saluran (Channel)
Berdasarkan pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh peneliti,
saluran (channel) yang digunakan Sedekah Rombongan dalam menyampaikan
pesan atau informasi dari sumber pengirim kepada penerima ada empat macam
media komunikasi yang digunakan, yaitu media cetak, audio, visual, dan juga
audio visual.
Media cetak yang digunakan Sedekah Rombongan untuk menyampaikan
pesan atau informasi yaitu majalah. Majalah yang diberikan nama “Tembus
Langit” ini diterbitkan langsung oleh komunitas Sedekah Rombongan dan
diberikan oleh Sedekah Rombongan kepada para donatur secara gratis yang
diberikan setiap bulan sebagai reward.
48
Gambar 4. 1 Majalah Sedekah Rombongan
Media audio dan audio visual yang digunakan Sedekah Rombongan yaitu
radio, televisi, dan juga video. Radio dan televisi digunakan untuk menyampaikan
informasi Sedekah Rombongan melalui undangan wawancara dari stasiun radio
dan juga peliputan dari stasiun televisi yang dilakukan untuk sharing mengenai
komunitas Sedekah Rombongan. Kemudian video yang dimaksud terdapat dalam
channel youtube pribadi yang dimiliki Sedekah Rombongan.
Gambar 4. 2 Sedekah Rombongan di Kick Andy
49
Gambar 4. 3 Video di Channel Youtube Sedekah Rombongan
Kemudian yang terakhir media visual, yaitu media yang digunakan
Sedekah Rombongan dalam menyampaikan pesan atau informasi melalui gambar
atau foto.
4. Penerima (Receiver)
Penerima adalah orang yang menerima pesan atau informasi dari sumber
(source) baik itu pesan verbal maupun non verbal. Orang-orang yang menerima
pesan atau informasi dari Sedekah Rombongan dalam komunikasi verbal maupun
non verbal yaitu khalayak umum.
50
5. Tujuan (Destination)
Tujuan adalah otak orang yang menjadi tujuan dari pesan yang
disampaikan atau hasil dari interpretasi si penerima pesan. Artinya otak dari setiap
orang yang menerima pesan atau informasi dari Sedekah Rombongan yang
merupakan hasil dari interpretasi orang yang menerima pesan tersebut.
Orang-orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh Sedekah
Rombongan dapat menerima pesan tersebut dengan baik dan tujuan dari Sedekah
Rombongan untuk mempengaruhi masyarakat dalam berbuat baik terutama dalam
mengajak untuk bersedekah dapat tercapai. Hal tersebut dapat dilihat dari
pernyataan beberapa donatur dalam hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti,
yaitu:
“Bagi saya, SR tidak hanya sebagai media untuk menyalurkan
sedekah. SR juga sebagai media dakwah, mengingatkan saya bahwa saat sempit dan sulit justru adalah saat yang tepat untuk bersedekah. Dengan memberi saat saya merasa kesempitan rezeki dan kesulitan hidup, saya
meyakinkan diri bahwa di situ Allah menguji saya tentang makna keikhlasan dan kebesaran Allah yang akan mengganti kesempitan dengan
kelapangan dan kesulitan dengan kemudahan segala urusan terutama urusan menyambut rezeki.”5 1
Berdasarkan pernyataan salah satu donatur di atas, Sedekah Rombongan
bukan hanya sebagai media untuk menyalurkan sedekah, tetapi Sedekah
Rombongan juga merupakan media dakwah yang mengingatkan masyarakat untuk
tetap bersikap ikhlas meskipun sedang berada dalam kesulitan, jadi tidak ada
salahnya untuk tetap melakukan sedekah dalam keadaan sulit, justru itu
merupakan hal yang tepat untuk bersedekah karena Allah pasti mengganti
5 1 Wawancara Pribadi dengan Norika Ayu Dewi (Donatur Sedekah Rombongan) via
direct message instagram melalui @rajut.merajut pada Senin, 25 September 2017.
51
kesulitan dengan kemudahan. Pendapat lain juga dinyatakan oleh beberapa
donatur lainnya, yaitu:
“Pesannya di setiap postingan gak melulu soal kita harus sedekah,
tapi diselingi dengan quote-quote penyejuk agar kita inget soal sedekah & agama”5 2
“Bahwa masih banyak orang lain yang kurang beruntung dan perlu dibantu”5 3
“Ajakan untuk ikut saling membantu saudara yang membutuhkan.”5 4
“Pesan moral bahwa masih banyak orang yang perlu pertolongan
dan dari situ kita harus bersyukur atas nikmat sehat dan nikmat lain-lainnya”5 5
Dari hasil wawancara beberapa donatur menunjukkan bahwa pesan-pesan
yang disampaikan oleh Sedekah Rombongan ini dapat diinterpretasikan dengan
baik oleh mereka dan tujuan yang ingin dicapai oleh komunitas Sedekah
Rombongan juga tercapai.
6. Gangguan yang terjadi (Noise)
Gangguan yang terjadi adalah segala sesuatu yang menghalangi
kelancaran komunikasi. Secara lebih spesifik, gangguan atau hambatan
komunikasi terbagi menjadi empat macam, yaitu hambatan dari proses
komunikasi, hambatan fisik, hambatan semantik, dan juga hambatan psikologis.
Komunitas Sedekah Rombongan dalam melakukan komunikasi khususnya
komunikasi persuasif tidak luput dari adanya gangguan atau hambatan. Ada
5 2 Wawancara Pribadi dengan Devi Anggraeni (Donatur Sedekah Rombongan) via direct
message Instagram @devianggrae pada Senin, 25 September 2017. 5 3 Wawancara Pribadi dengan Lucky Ariestya Abidin (Donatur Sedekah Rombongan) via
direct message Instagram @uqilicious pada Sabtu, 7 Oktober 2017. 5 4 Wawancara Pribadi dengan Mohamed Nizar (Donatur Sedekah Rombongan) via email
ninoalfonso92@gmail.com pada Kamis, 28 September 2017. 5 5 Wawancara Pribadi dengan Rina Rahayu (Donatur Sedekah Rombongan) via via direct
message Instagram @rinakravitz pada Minggu, 15 Oktober 2017.
52
beberapa macam gangguan yang pernah terjadi dalam komunikasi yang dilakukan
oleh Sedekah Rombongan, yang pertama gangguan atau hambatan dari proses
komunikasi yang terjadi dari penerima pesan. Hambatan dari penerima pesan ini
dapat terjadi karena penerima pesan atau komunikan kurang memperhatikan atau
kurang mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru, dan tidak
mencari informasi lebih lanjut. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Dede
Syaefudin selaku koordinator operasional Sedekah Rombongan dalam wawancara
sebagai berikut:
“Sejauh ini karena menara yang kita bangun itu tidak jauh dengan teman-teman yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, tingkat
ketidakepercayaan itu menjadi, jadi kepercayaan itu menjadi sebuah modal lah, maka wajar kalau ada orang yang tidak percaya. Maka transparansi dan kelengkapan laporan itu harus menjadi modal dasar
selain kepercayaan yang akan terbangun. Nah itu yang kita bangun adalah kepercayaan dulu. Selanjutnya ya, selanjutnya tepat sasaran
memberikan amanahnya. Kan kadang-kadang orang bisa salah ya, ada ngaku-ngaku orang tidak mampu, gak taunya orang mampu. Itu kan menjadi boomerang juga dalam komunikasi.”5 6
Hambatan yang diungkapkan di atas menunjukkan bahwa adanya sikap
prasangka yang sering dialami oleh masyarakat yang menerima pesan. Tidak
jarang dari mereka yang masih ragu atau tidak percaya dengan Sedekah
Rombongan dalam menyalurkan sedekah untuk orang-orang yang membutuhkan,
maka dari itu untuk mengatasi hambatan tersebut, Sedekah Rombongan
melakukan transparansi dan kelengkapan laporan yang selalu dibagikan terutama
di media sosial instagram Sedekah Rombongan agar tidak ada lagi sikap
prasangka atau tanggapan yang keliru dari masyarakat yang menerima pesan atau
informasi dari Sedekah Rombongan.
5 6 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.
53
Selanjutnya gangguan atau hambatan yang terjadi dalam Sedekah
Rombongan adalah gangguan psikologis. Gangguan psikologis ini dapat terjadi
karena terdapat perbedaan nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan
penerima pesan. Seperti yang dialami oleh Untari selaku kurir atau relawan
pendamping Sedekah Rombongan, yaitu:
“faktor penghambatnya yaitu kita jarang ke lapangan, terus
pasiennya tidak greget untuk sembuh, atau keluarga tidak mendukung.”5 7
Gangguan atau hambatan tersebut dialami salah satu kurir Sedekah
Rombongan dalam memotivasi pasien untuk sembuh, tetapi pasien tersebut tidak
ada semangat lebih untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya, bahkan keluarga
pun terkadang tidak mendukung pasien untuk sembuh atau hanya bersikap pasrah.
“Lebih ke kasih semangat pasien, kasih contoh-contoh pasien yang
bisa sembuh. Temuin setiap ada kesempatan di tengah kesibukan. Untuk
keluarga kalo memang gak bisa diedukasi, ya mohon maaf kita akan lepas
karena pasien tidak bisa berobat seorang diri.”5 8
Dalam mengatasi gangguan itu, Untari sebagai kurir pendamping
memberikan motivasi yang lebih untuk pasien dan juga memberikan semangat
kalau pasien dapat sembuh dari penyakit yang diderita, seperti pasien-pasien
sebelumnya yang sudah sembuh dari penyakitnya. Untuk keluarga yang tidak
mendukung kesembuhan pasien, Untari tidak dapat berbuat banyak karena salah
satu faktor dari kesembuhan pasien adalah dukungan dari orang-orang terdekat
terutama keluarga.
5 7 Wawancara Pribadi dengan Tri Untariningsih (Kurir Pendamping Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 19 September 2017. 5 8 Wawancara Pribadi dengan Tri Untariningsih (Kurir Pendamping Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 19 September 2017.
54
Kemudian juga terdapat hambatan media, hambatan ini bisa terjadi karena
adanya gangguan suara di radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan atau bisa juga karena ada gangguan dari media lain selain
radio yang digunakan oleh komunikator untuk mengirim pesan. Sedangkan dalam
Sedekah Rombongan, hambatan ini terjadi karena Sedekah Rombongan lebih
cenderung menggunakan media sosial dalam melakukan komunikasi, sehingga
terjadi keterlambatan informasi baik dari kaum dhuafa ke Sedekah Rombongan
maupun dari Sedekah Rombongan ke kaum dhuafa. Hal ini dibuktikan dari hasil
wawancara oleh Dede Syaefudin, yaitu:
“Nah tentang kekurangannya, kekurangannya itu kita
karena berbasis sosial media, ke tingkat bawah orang yang tidak menggunakan gadget tidak dikenal, maka terjadi keterlambatan informasi.”5 9
Karena hambatan tersebut, pesan yang dikirimkan memerlukan proses
yang cukup panjang agar pesan atau informasi yang dikirimkan oleh komunikator
kepada komunikan dapat sampai dengan efektif.
7. Perangkat media massa (Mass medium device)
Pada umumnya perangkat media massa ada tiga macam, yaitu media
cetak, media elektronik, dan juga media internet. Dilihat dari perangkat media
massa yang digunakan untuk melakukan komunikasi, Sedekah Rombongan
menggunakan ketiga media tersebut untuk menyebarkan pesan atau informasi
kepada masyarakat atau khalayak umum.
5 9 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.
55
Sedekah Rombongan menggunakan media cetak untuk menyampaikan
informasinya kepada masyarakat yang berupa majalah. Majalah tersebut
diterbitkan sendiri oleh komunitas Sedekah Rombongan setiap bulannya untuk
membuktikan bahwa Sedekah Rombongan ini transparan dengan menyampaikan
laporan pemasukan dan pengeluaran uang sedekah yang diberikan oleh para
donatur. Kemudian dalam majalah tersebut juga terdapat bukti-bukti bahwa
Sedekah Rombongan ini amanah dengan menyampaikan sedekah kepada orang-
orang yang tepat, orang-orang yang memang layak untuk menerima sedekah
terutama menyampaikan amanah kepada pasien-pasien dampingan Sedekah
Rombongan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pak Dede Syaefudin selaku
koordinator operasional SR, yaitu:
“Kemudian juga ada majalah yang diterbitkan setiap bulannya
untuk menunjukkan bukti-bukti laporan pengeluaran dan pemasukan, serta kemana saja sedekah itu disalurkan. Tapi majalah ini hanya
diberikan untuk para donatur SR sebagai reward.”6 0
6 0 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.
56
Gambar 4. 4 Psien Dampingan Sedekah Rombongan Jakarta dalam Majalah
Tembus Langit
Gambar 4. 5 Laporan Sedekah Rombongan Melalui Majalah
Media elektornik yang digunakan oleh Sedekah Rombongan yaitu radio
dan televisi. Radio dan televisi digunakan untuk menyampaikan informasi terkait
Sedekah Rombongan melalui undangan wawancara dari stasiun radio dan juga
57
peliputan dari stasiun televisi yang dilakukan untuk sharing mengenai komunitas
Sedekah Rombongan.
Terakhir yaitu media internet/online, media andalan yang digunakan
Sedekah Rombongan yang dapat dikatakan sebagai ruh dari Sedekah Rombongan
karena dari media inilah Sedekah Rombongan lahir dan bertahan hingga sekarang.
Hampir semua media internet ini digunakan oleh Sedekah Rombongan dalam
menyampaikan pesan atau informasi, mulai dari facebook (Sedekah Rombongan),
twitter (@SRbergerak), path, instagram (srupdate), website
(www.sedekahrombongan.com), dan juga youtube (Sedekah Rombongan).
8. Perangkat umpan balik (Feedback device)
Perangkat umpan balik (feedback device) adalah alat yang digunakan oleh
mereka yang terlibat dalam komunikasi untuk memberikan jawaban atau reaksi
yang datang dari komunikasi yang diberikan oleh penerima terhadap pesan yang
dikirimkan oleh pengirim.
Umpan balik ini biasanya diberikan oleh masyarakat yang menerima pesan
atau informasi dari Sedekah Rombongan tergantung melalui media apa pesan atau
informasi itu disampaikan dan tentunya umpan balik atau feedback yang diberikan
itu melalui media yang dapat digunakan dua arah. Jadi, jika Sedekah Rombongan
menyampaikan pesan atau informasi untuk masyarakat atau khalayak melalui
instagram, maka jawaban atau reaksi dari masyarakat juga akan diberikan melalui
instagram. Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar di bawah ini, feedback yang
disampaikan oleh masyarakat untuk Sedekah Rombongan ini dilakukan melalui
instagram.
58
Gambar 4. 6 Feedback Masyarakat dalam Menanggapi Postingan
Sedekah Rombongan
B. Komunikasi Persuasif Komunitas Sedekah Rombongan
1. Tahapan Komunikasi Persuasif Sedekah Rombongan
Dalam mengajak masyarakat untuk ikut bersedekah, Sedekah Rombongan
melakukan komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif yang dilakukan oleh
Sedekah Rombongan ini menggunakan beberapa tahapan, di antaranya:
memunculkan perhatian (attention), ketertarikan (interest), dan keinginan (desire)
masyarakat untuk bersedekah sehingga masyarakat membuat keputusan (decision)
untuk bersedekah melalui Sedekah Rombongan sehingga akhirnya sedekah
menjadi kebiasaan yang dilakukan (action) secara rutin oleh masyarakat. Menurut
Wilbur Schramm di dalam bukunya “The Process and Effect of Mass
Communication”, tahapan-tahapan komunikasi persuasif yang disebut formula
AIDDA, sebagai berikut:
59
a. Attention (perhatian)
Pada tahap awal, Sedekah Rombongan berusaha memunculkan
perhatian masyarakat dengan memberikan pengetahuan tentang sedekah
dan juga proses bagaimana Sedekah Rombongan menyampaikan amanah
kepada orang-orang yang layak diberikan sedekah.
1. Pengetahuan tentang sedekah
Untuk menarik perhatian masyarakat agar tergerak hatinya dalam
melakukan sedekah, Sedekah Rombongan memberikan pengetahuan
tentang sedekah kepada keluarga dan juga masyarakat sekitar secara
langsung. Hal ini dapat dilihat dalam hasil wawancara sebagai berikut:
“Kalau orang sadar sedekah itu sebuah ibadah, maka setiap hari terkumpul dalam satu keluarga tuh misalnya yang dewasanya 4 orang pasti ada 4 orang yang masuk dalam koncreng
tabungan sebuah keluarga, jadikan dulu life style, mulainya dari mana dulu, ya dari kita dulu sekarang ini dari ngobrol-ngobrol
melakukan di rumah, anak mau ke masjid, “Nak bawa uang seribu rupiah kamu infak. Pah kok terus-terusan infak pah sampai 5 kali sehari? Karena kamu pakai air masjid, karena kamu pakai listrik
masjid, jangan listrik menafkahi kamu. Kamu minta doa banyak-banyak di masjid tapi kamu gak ngisi kotak masjid, dari mana
masjid bayar air, bayar listrik, bayar AC nyaman, bayar kipas angin nyaman, tapi kamu minta ampun-ampunan sama Allah, minta dikabulkan banyak tapi kamunya gak sedekah ke masjid”6 1
Dari pernyataan di atas, Sedekah Rombongan memberikan contoh
sederhana yang dilakukan di dalam sebuah keluarga. Dalam pernyataan
tersebut merupakan tahap awal yang dijelaskan oleh Sedekah Rombongan
untuk menarik perhatian orang-orang terdekat lebih dahulu, seperti
menjelaskan bahwa sedekah itu tidak hanya disalurkan kepada orang-
6 1 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.
60
orang yang membutuhkan saja, tetapi juga bisa disalurkan ke masjid
karena tidak sewajarnya jika masjid yang memberikan sedekah kepada
orang-orang yang datang untuk memohon kepada Allah swt. Kemudian
Sedekah Rombongan emunculkan perhatian kepada masyarakat dengan
memberikan perumpamaan-perumpamaan yang sering dialami dan ada
disekeliling kita. Seperti dalam pernyataan Dede Syaefudin sebagai
berikut:
“Sedekah itu ialah apa, kasih orang-orang yang berhak,
ada orang kita lagi makan di sebelah ada tukang ganco, tukang sampah gak makan, apa kamu tega sebagai orang Islam kamu
makan dia gak makan, nah itu life style gitu kan, jadi kamu kalau merasa pengen makan nikmat mendapat berkah, apa yang kamu makan itu dibagi buat dia, kamu belikan dia, kamu sehari sekali
nraktir teman aja dapat pahala, apalagi nraktir orang gak mampu gitu. Nah maka lakukan hal-hal terebut menjadi life style, contoh dalam satu keluarga kumpulkan, kalau gak mampu 1 karung beras
sebulan 1 piring beras aja sebulan.”6 2
Dari pesan-pesan yang disampaikan kepada masyarakat, Sedekah
Rombongan selalu mengingatkan agar sedekah tidak hanya dilakukan
sekali dua kali, tetapi jadikan bersedekah itu sebagai life style agar
kebiasaan baik tersebut dilakukan dengan istiqomah atau berlangsung
terus menerus.
2. Kutipan (quote) yang berkaitan tentang sedekah
Selain memberikan pesan-pesan yang bersifat persuasif secara
langsung kepada masyarakat ataupun orang-orang terdekat, Sedekah
Rombongan juga berusaha untuk memunculkan perhatian kepada
masyarakat melalui media sosial yang dimiliki. Media sosial yang sering
6 2 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.
61
digunakan untuk melakukan komunikasi persuasif adalah Instagram. Hal
ini sesuai dengan pernyataan dari salah satu donatur SR yang merasakan
dampak positifnya, yaitu:
“Bagi saya, pesan persuasif yang paling efektif justru saat
saya membaca quote tentang sedekah/ manfaat rezeki/ sakit parah yang mengingatkan saya untuk menjaga kesehatan juga ingatan tentang kematian. Bahwa tidak perlu sakit dan tua untuk dijemput
oleh kematian. Semua yang kita punya hanya titipan, kelebihan yang dimiliki adalah untuk dibagikan.”6 3
Gambar 4. 7 Quote Tentang Sedekah
6 3 Wawancara Pribadi dengan Norika Ayu Dewi (Donatur Sedekah Rombongan) via
direct message instagram melalui @rajut.merajut pada Senin, 25 September 2017.
62
Gambar 4. 8 Quote Tentang Kematian
Gambar 4. 9 Pasien Dampingan
Berdasarkan pernyataan salah satu donatur Sedekah Rombongan di
atas menunjukan bahwa usaha Sedekah Rombongan untuk membangitkan
63
perhatian donatur agar tergerak hatinya untuk ikut bersedekah, yaitu
dengan memberikan quotes-quotes yang khususnya berkaitan dengan
sedekah.
b. Interest (rasa tertarik/ minat)
Pada tahap kedua Sedekah Rombongan berusaha untuk
menumbuhkan minat dan keingintahuan masyarakat tentang sedekah
dengan memberikan suri tauladan/ contoh kepada masyarakat perihal
bersedekah. Hal ini dilihat berdasarkan pernyataan Dede Syaefudin,
sebagai berikut:
“Yang sekarang kita lakukan adalah kita memberikan suri tauladan dengan cara memberikan contoh. Ada orang bilang wah sedekah rombongan di blow up mulu wah katanya, memberikan
orang di blow up mulu, niat kita bukan kesitu, al-Qur’an bilang kalau bersedekah diam-diam itu bagus, tangan kanan memberi
tangan kiri tidak tahu gitu. Tapi di al-Qur’an ada juga yang menjelaskan berikan secara terang-terangan untuk menjadi syiar suri tauladan, memberikannya kan menjadi contoh.”6 4
Menurut pernyataan di atas, komunikasi persuasif yang dilakukan
Sedekah Rombongan dalam memunculkan minat atau rasa tertarik
terhadap masyarakat agar ikut bersedekah yaitu dengan memberikan
contoh atau suri tauladan kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan ayat
al-Qur’an yang menyebutkan bahwa sedekah secara terang-terangan itu
baik, tetapi menyembunyikannya itu akan lebih baik. Allah SWT
berfirman,
6 4 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.
64
“Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka
itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah:
271)6 5
Pada dasarnya Sedekah Rombongan melakukan sedekah secara
terang-terangan juga dilandasi dari ayat al-Qur’an yang membolehkan kita
untuk melakukan sedekah secara terang-terangan dengan tujuan untuk
menjadi contoh sekaligus mengajak orang lain untuk turut bersedekah. Di
bawah ini adalah bukti postingan Sedekah Rombongan dalam memberikan
suri tauladan kepada masyarakat:
6 5 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan untuk Wanita
(Jakarta Selatan: WALI, 2010), h. 46.
Gambar 4. 10 Kurir/ RelawanSedekah Rombongan
65
Gambar 4. 11 Kurir/ Relawan Sedekah Rombongan
“Keikhlasan yang luar biasa.. Lillahi ta’ala nya manusia-
manusianya terutama para kurir SR yang tanpa pamrih saling membantu sesama yang benar-benar membutuhkan uluran bantuan.. siap sedia 24 jam.. lebih lagi mengingatkan bahwa
dibalik maraknya korupsi dan koruptor di Indonesia, masih banyak manusia-manusia surga di bumi Indonesia.. jadi laknat Allah gak
bakalan jatuh ke Indonesia duluan..”6 6
Pernyataan di atas merupakan bukti kesaksian salah satu donatur
bahwa tahapan komunikasi persuasif yang dilakukan Sedekah Rombongan
dalam membangkitkan rasa tertarik kepada masyarakat yaitu dengan
memberikan suri tauladan kepada masyarakat yang dilakukan oleh para
kurir/ relawan dari Sedekah Rombongan agar dapat memberikan contoh
dengan tujuan mengajak masyarakat ikut serta dalam membantu mereka
yang membutuhkan uluran tangan masyarakat baik dari segi materi
ataupun tenaga.
6 6 Wawancara Pribadi dengan Nathijatul Fuadah, S.Pd (Donatur Sedekah Rombongan)
via whatsapp pada Senin, 25 September 2017.
66
c. Desire (keinginan)
Pada tahap ketiga dalam komunikasi persuasif, Sedekah
Rombongan berusaha untuk memunculkan keinginan masyarakat untuk
bersedekah dengan cara memberikan postingan di media sosial bahwa
masih banyak orang-orang yang membutuhkan. Khususnya dalam
program pendampingan pasien, Sedekah Rombongan memberikan
postingan foto-foto pasien yang menderita sakit keras yang tidak mampu
untuk membiayai sakitnya tersebut. Postingan tersebut dapat dilihat dalam
gambar di bawah ini:
Gambar 4. 12 Pasien Dampingan Sedekah Rombongan
67
Gambar 4. 13 Pasien Dampingan Sedekah Rombongan
Dari postingan foto-foto di atas membuat masyarakat yang melihat
memiliki keinginan untuk membantu para dhuafa yang mengidap penyakit
keras. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil wawancara peneliti kepada
beberapa donatur Sedekah Rombongan, yaitu:
“Kesungguhan SR (berdasarkan apa yang pendirinya nyatakan di TV) untuk membantu orang-orang yang kurang mampu yang menderita sakit parah yang membuat saya memilih
SR untuk menyalurkan uang yang saya sedekahkan.”6 7
“Udah nyaman sama SR, jadi kalau rindu sedekah ke orang lain atau pas SR upload ada orang sakit yang parah gitu
biasanya tinggal transfer aja.. di sini yang seringnya bikin tambah bersyukur diberi nikmat sehat lahir batin.”6 8
Dari postingan foto-foto di atas juga membuat masyarakat yang
melihatnya menyadari bahwa nikmat sehat harus selalu disyukuri sehingga
masyarakat memiliki keinginan untuk bersedekah melalui Sedekah
6 7 Wawancara Pribadi dengan Mohamed Nizar (Donatur Sedekah Rombongan) via email
ninoalfonso92@gmail.com pada Kamis, 28 September 2017. 6 8 Wawancara Pribadi dengan Nathijatul Fuadah, S.Pd (Donatur Sedekah Rombongan)
via whatsapp pada Senin, 25 September 2017.
68
Rombongan sebagai salah satu tanda syukur karena telah diberikan nikmat
sehat oleh Allah swt.
d. Decision (keputusan)
Setelah Sedekah Rombongan berhasil memunculkan keinginan
masyarakat, kemudian Sedekah Rombongan mengarahkan masyarakat
agar membuat keputusan untuk melakukan sedekah melalui Sedekah
Rombongan dengan cara memberikan bukti-bukti melalui media sosial
yang dimiliki bahwa sedekah yang diberikan masyarakat atau para donatur
melalui Sedekah Rombongan ini memang benar disalurkan kepada orang-
orang yang membutuhkan.
Gambar 4. 14 Penyerahan Sedekah Kepada Pasien Penderita Kanker
69
Gambar 4. 15 Penyerahan Sedekah Kepada Pasien Penderita OMSK
Dari foto-foto di atas yang merupakan bukti penyaluran sedekah
dari Sedekah Rombongan yang langsung diberikan kepada sasaran atau
pasien-pasien dampingan Sedekah Rombongan, membuat masyarakat
memilih atau memutuskan Sedekah Rombongan sebagai perantara
penyaluran sedekah yang terpercaya. Hal tersebut dapat dilihat dari bukti
wawancara peneliti kepada Devi Anggraeni selaku donatur Sedekah
Rombongan:
“Sebenarnya banyak akun-akun soal sedekah seperti ini,
tapi karena awalnya saya tau soal pengelolanya dan tau dia sering ngepost-ngepost soal kegiatannya, dan tau memang mereka
membantu sodara-sodara sekitar kita”6 9
e. Action (melakukan)
Dengan keberhasilan Sedekah Rombongan mengarahkan
masyarakat agar membuat keputusan untuk bersedekah melalui Sedekah
6 9 Wawancara Pribadi dengan Devi Anggraeni (Donatur Sedekah Rombongan) via direct
message Instagram @devianggrae pada 25 September 2017.
70
Rombongan, kemudian Sedekah Rombongan berusaha menghadirkan rasa
kepercayaan masyarakat sekaligus menjaga kepercayaannya dengan selalu
melakukan transparansi ke mana saja dan kepada siapa saja sedekah
disalurkan, agar masyarakat dapat melakukan sedekah melalui Sedekah
Rombongan secara rutin.
“Tambahannya sih ya karena udah seneng sama SR jadi bikin ketagihan sedekahnya.. di samping itu perawatan-perawatan
yang diberikan ke orang sakit juga gak cuma 1 atau 2x aja, tapi bahkan sampai pasiennya sembuh.”7 0
“Saya rutin menjadi donatur SR sejak 2014, setiap pekan
khususnya di hari Jum’at.”7 1
“Saya sudah lupa mulainya kapan dan sudah berapa kali, tapi yang pasti, insyaAllah sudah lebih dari 5 kali. (Saya
bersedekah setiap bulan saat gaji sudah cair).”7 2
Dari pernyataan beberapa donatur di atas membuktikan bahwa
Sedekah Rombongan bersifat terbuka kepada masyarakat dengan
transparansi yang mereka lakukan melalui media sosial yang dimiliki
sehingga membuat para donatur ingin melakukan sedekah melalui
Sedekah Rombongan secara rutin.
2. Teknik Komunikasi Persuasif Sedekah Rombongan
Pada dasarnya teknik komunikasi persuasif ada 5, namun berdasarkan
observasi dan juga hasil wawancara yang dilakukan peneliti, secara garis besar
dalam melakukan komunikasi persuasif peneliti menemukan Sedekah Rombongan
hanya menggunakan 3 teknik komunikasi persuasif, yaitu teknik integrasi, teknik
ganjaran (pay-off technique and fear arousing), dan teknik tataan (icing). Sedekah
7 0 Wawancara Pribadi dengan Nathijatul Fuadah, S.Pd (Donatur Sedekah Rombongan)
via whatsapp pada Senin, 25 September 2017. 7 1 Wawancara Pribadi dengan Norika Ayu Dewi (Donatur Sedekah Rombongan) via
direct message instagram melalui @rajut.merajut pada Senin, 25 September 2017. 7 2 Wawancara Pribadi dengan Mohamed Nizar (Donatur Sedekah Rombongan) via email
ninoalfonso92@gmail.com pada Kamis, 28 September 2017.
71
Rombongan tidak menggunakan teknik asosiasi dalam melakukan komunikasi
persuasif, karena berdasarkan observasi yang peneliti lakukan Sedekah
Rombongan tidak memanfaatkan popularitas publik figure untuk mencapai tujuan
yang diharapkan oleh Sedekah Rombongan dalam melakukan komunikasi
persuasif dan pada teknik asosiasi ini biasanya sering dilakukan oleh kalangan
bisnis atau kalangan politik untuk mencapai tujuannya masing-masing. Peneliti
juga tidak menemukan adanya teknik red herring yang dilakukan oleh Sedekah
Rombongan karena pada dasarnya masyarakat juga mengatahui bahwa sedekah itu
adalah hal yang positif yang akan memberikan dampak pada kebaikan, baik untuk
orang yang menerima sedekah, maupun orang yang memberikan sedekah,
sehingga tidak ada perdebatan untuk mengelakan argumentasi yang lemah untuk
kemudian mengalihkannya kepada tujuan komunitas Sedekah Rombongan dalam
mengajak masyarakat bersedekah. Beberapa teknik komunikasi persuasif yang
dilakukan Sedekah Rombongan akan diuraikan sebagai berikut :
a. Teknik Integrasi
Teknik komunikasi persuasif yang dilakukan Sedekah Rombongan
dalam menyampaikan pesan salah satunya yaitu teknik integrasi, di mana
Sedekah Rombongan menyampaikan pesan kepada masyarakat baik secara
langsung ataupun tidak langsung dengan menggunakan kata “kita” dengan
tujuan menyatukan diri dengan masyarakat, dalam teknik ini menunjukkan
bahwa yang diperjuangkan komunikator bukan kepentingan diri sendiri
saja, melainkan juga kepentingan untuk komunikan. Hal ini berarti juga
bahwa melalui kata-kata verbal atau non verbal, komunikator
72
menggambarkan bahwa ia “senasib” dan karena itu menjadi satu dengan
komunikan.
“Ini kan komunikasi dengan cara kekini-kinian gitu kan, mau diajak yang konserfatif kedulu-duluan di masjid, malah sekarang banyak yang alergi di masjid ngedengerin-ngedengerin
ceramah, I’m sorry to say loh ya, nah maka apa yang sekarang kita lakukan adalah kita memberikan suri tauladan dengan cara
memberikan contoh. Kita melakukan dengan sebuah gerekan yang memberikan suri tauladan kepada rakyat Indonesia gitu, bahwa ternyata enak loh memberi, saling membantu berjama’ah itu, jadi
kita memberikan contoh untuk suri tauladan itu yang kita lakukan.”7 3
Karena pada dasarnya Sedekah Rombongan adalah komunitas yang
berkembang melalui media, maka dalam melakukan teknik-teknik
komunikasi persuasifnya pun tak luput dari media. Penggunaan kata kita
ini juga dilakukan di media guna untuk menyatukan diri dengan
masyarakat yang lebih luas untuk mengajak dan menjadikan sedekah ini
sebagai life style. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa kalimat yang
digunakan Sedekah Rombongan sebagai caption di instagram, yaitu “Jika
hari-hari yang kita lalui terasa berat dan tidak membahagiakan, coba
ingat-ingat.. adakah yang terlewatkan?” kemudian “Umur jasad kita
terbatas maka kita harus memperpanjang umur amal kita” dan juga
“Karena setelah mati, harta dan semua yang kita punya tidak lagi
berlaku”
Beberapa uraian di atas adalah bukti teknik integrasi yang
digunakan oleh Sedekah Rombongan dalam mengimplementasikan
7 3 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.
73
komunikasi persuasif kepada masyarakat secara tidak langsung, yaitu
melalui instagram srupdate.
b. Teknik Ganjaran (pay-off technique and fear arousing)
Teknik selanjutnya yang dilakukan oleh Sedekah Rombongan
adalah teknik ganjaran (pay-off technique) dengan memberikan reward
berupa majalah yang berisi laporan setiap kegiatan dan juga laporan
pemasukan dan pengeluaran dana di Sedekah Rombongan untuk
disampaikan kepada para donatur Sedekah Rombongan. Hal ini dapat
dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Majalah yang diterbitkan setiap bulannya untuk
menunjukkan bukti-bukti laporan pengeluaran dan pemasukan,
serta kemana saja sedekah itu disalurkan. Tapi majalah ini hanya
diberikan untuk para donatur SR sebagai reward.”7 4
“Majalah tersebut diperuntukkan untuk semua donatur Sedekah Rombongan, jika donatur yang memberikan sedekahnya
melalui media sosial, majalahnya akan kami kirimkan via paket ke masing-masing donatur.”7 5
Dari teknik ganjaran yang dilakukan Sedekah Rombongan dengan
memberikan majalah ini, para donatur akan merasa jauh lebih yakin dan
percaya dengan komunitas Sedekah Rombongan ini, karena adanya
transparansi yang dilakukan oleh komunitas sosial ini mulai dari segi
pemasukan dana yang dikumpulkan, kepada siapa saja dana-dana yang
dikumpulkan tersebut diberikan, seperti apa kondisi para pasien yang
diberikan santunan oleh Sedekah Rombongan, dan lain sebagainya maka
7 4 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017. 7 5 Wawancara Pribadi dengan Syapruddin Perwiranegara Koordinator Wilayah Sedekah
Rombongan Jakarta), pada Jum’at, 29 September 2017.
74
donatur pun kemungkinan besar akan melakukan sedekah melalui Sedekah
Rombongan lagi dan lagi.
Selain itu, dari teknik yang bertujuan untuk mempengaruhi orang
lain dengan cara mengiming-iming hal yang menguntungkan atau
menjanjikan harapan ini, Sedekah Rombongan juga tak lupa mengingatkan
para donatur melalui quotes-quotes yang ada di media sosial Sedekah
Rombongan bahwa dari sedekah yang diberikan donatur untuk orang-
orang yang membutuhkan itu akan dibalas kebaikannya oleh Allah swt.
Kemudian teknik ganjaran dalam fear arousing juga dilakukan
oleh Sedekah Rombongan dalam memberikan nasihat-nasihat bahkan
peringatan kepada masyarakat melalui media sosial Sedekah Rombongan
bahwa setiap umat itu diwajibkan untuk saling membantu, kemudian juga
peringatan bahwa umat yang tidak menaati perintah Allah, tidak beribadah
kepada Allah, dan juga melanggar aturan-aturan Allah akan mendapatkan
azab yang sangat pedih.
Pada uraian di atas menjelaskan bahwa Sedekah Rombongan
melakukan teknik ganjaran (pay-off and fear arousing) yang mana dalam
teknik ini Sedekah Rombongan memiliki beberapa strategi, seperti
menyampaikan hal-hal yang sifatnya kebaikan dalam bentuk reward dan
juga menyampaikan hal yang sifatnya keburukan sebagai bentuk
punishment.
75
c. Teknik Tataan (Icing)
Teknik selanjutnya yang digunakan oleh Sedekah Rombongan
adalah teknik tataan (icing), yaitu dalam mengimplementasikan persuasi
kepada masyarakat untuk bersedekah seringkali menata pesan yang akan
disampaikan dengan baik agar enak dibaca atau didengar, sehingga
masyarakat termotivasi dan juga memiliki empati yang lebih untuk
melakukan apa yang disarankan oleh pesan tersebut.
Seperti caption yang terdapat di instagram srupdate yaitu “lakukan
segala sesuatu dengan tulus, lakukan segala sesuatu dengan senang hati.
Karena tulus dan senang hati menjadikan segala hal berat terasa ringan.”
Uraian tersebut menunjukkan komunikasi persuasif dalam penataan pesan
yang disampaikan Sedekah Rombongan melalui instagram untuk
memotivasi masyarakat perihal keikhlasan dalam membantu atau berbagi.
Kemudian teknik tataan ini juga dapat dilihat dari postingan instagram
srupdate yang berisi “sedekahmu jadi pembuka jalan kesembuhan mereka.
Sedekah is lifestyle.”
76
Gambar 4. 16 Teknik Tataan dalam Instagram
Uraian tersebut menunjukkan komunikasi persuasif dalam
penataan pesan yang mengandung makna emosional untuk mendorong
rasa empati masyarakat yang membacanya bahwa sedekah yang akan
diberikan itu sangat berpengaruh untuk kesembuhan para pasien.
C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pendampingan Pasien
Dalam proses melakukan kegiatan pendampingan pasien, tentunya
terdapat faktor pendukung serta faktor penghambat di dalamnya. Kedua faktor
tersebut dapat dilihat dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti,
antara Sedekah Rombongan dengan pasien dampingan, sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung
a. Kurir Pendamping
Dalam proses pendampingan pasien, kurir pendamping adalah
salah satu faktor pendukung yang berperan aktif dan memiliki peran yang
77
besar dalam mendampingi pasien-pasien. Kurir pendamping ini bertugas
untuk mengetahui perkembangan, mengetahui kebutuhan pasien selama
pasien dampingan menjalani pengobatan, dan juga memotivasi pasien-
pasien agar memiliki semangat untuk cepat sembuh.
b. Donatur
Donatur merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat
penting dalam menjalani program-program yang ada di dalam Sedekah
Rombongan baik itu donatur tetap maupun donatur tidak tetap. Tanpa
donatur, kegiatan-kegiatan dan juga program yang sudah dibuat oleh
Sedekah Rombongan terutama dalam program pendampingan pasien tidak
bisa berjalan dengan maksimal, karena setiap dana yang disumbangkan
oleh para donatur akan mempengaruhi besar atau kecilnya bantuan yang
akan diberikan kepada pasien dampingan Sedekah Rombongan.
c. Media
Media merupakan salah satu faktor pendukung komunikasi. Media
ini sangat penting perannya bagi Sedekah Rombongan, karena media
merupakan alat bantu komunikasi yang paling sering digunakan baik itu
untuk membagikan informasi ataupun menerima informasi. Menurut hasil
observasi, para pengurus Sedekah Rombongan lebih sering menerima
informasi mengenai masyarakat yang menjadi calon pasien dampingan
melalui media, baik itu media messenger ataupun media sosial. Selain itu,
media juga digunakan Sedekah Rombongan untuk memberikan informasi
kepada publik mengenai proses pengobatan pasien dampingan. Tidak
78
hanya itu, media juga digunakan untuk melakukan transparansi dana yang
masuk dan keluar, memberikan quote-quote yang positif, dan juga
mengajak atau mempersuasif publik untuk ikut melakukan sedekah.
d. Umpan Balik
Umpan balik juga merupakan faktor pendukung yang berpengaruh
untuk melihat bagaimana hasil dari tujuan komunikasi persuasif yang
dilakukan. Hal tersebut dapat diketahui dari respon atau umpan balik yang
diberikan oleh masyarakat kepada Sedekah Rombongan. Menurut hasil
wawancara, masyarakat yang sudah menjadi donatur telah melakukan
perubahan beberapa sikap yang awalnya jarang melakukan sedekah
menjadi sering melakukan sedekah. Tidak hanya itu, empati yang dimiliki
masyarakat juga jadi lebih besar dari sebelumnya, karena jika melihat
Sedekah Rombongan upload pasien yang sakit parah biasanya langsung
transfer ke rekening Sedekah Rombongan.7 6 Dari quote-quote yang
bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat melalui media sosial juga
membuat mereka lebih peka bahwa saat sempit dan sulit justru adalah saat
yang tepat untuk bersedekah.7 7 Selain itu, umpan balik juga diperoleh
dalam bentuk saran-saran seperti pengobatan alternatif yang rekomendasi.
7 6 Wawancara Pribadi dengan Nathijatul Fuadah, S.Pd (Donatur Sedekah Rombongan)
via whatsapp pada Senin, 25 September 2017. 7 7 Wawancara Pribadi dengan Norika Ayu Dewi (Donatur Sedekah Rombongan) via
direct message instagram melalui @rajut.merajut pada Senin, 25 September 2017.
79
2. Faktor Penghambat
Dalam melakukan komunikasi, tentu tidak luput dari adanya hambatan
yang menghalangi kelancaran komunikasi. Dilihat dari komunikasi yang
dilakukan Sedekah Rombongan, terdapat tiga hambatan yang terjadi, yaitu:
a. Hambatan dari penerima pesan
Hal ini terjadi karena penerima pesan atau komunikan kurang
memperhatikan atau kurang mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru, dan tidak mencari informasi lebih lanjut. Hal
tersebut seperti yang dikatakan oleh Dede Syaefudin selaku koordinator
operasional Sedekah Rombongan dalam wawancara sebagai berikut:
“Sejauh ini karena menara yang kita bangun itu tidak jauh dengan teman-teman yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, tingkat ketidakepercayaan itu menjadi, jadi kepercayaan
itu menjadi sebuah modal lah, maka wajar kalau ada orang yang tidak percaya. Maka transparansi dan kelengkapan laporan itu
harus menjadi modal dasar selain kepercayaan yang akan terbangun. Nah itu yang kita bangun adalah kepercayaan dulu. Selanjutnya ya, selanjutnya tepat sasaran memberikan amanahnya.
Kan kadang-kadang orang bisa salah ya, ada ngaku-ngaku orang tidak mampu, gak taunya orang mampu. Itu kan menjadi
boomerang juga dalam komunikasi.”7 8
Hambatan yang diungkakan di atas menunjukkan bahwa adanya
sikap prasangka yang sering dialami oleh masyarakat yang menerima
pesan.
b. Hambatan psikologis
Hambatan atau gangguan psikologis ini dapat terjadi karena
terdapat perbedaan nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan
7 8 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.
80
penerima pesan. Seperti yang dialami oleh Untari selaku kurir atau
relawan pendamping Sedekah Rombongan, yaitu:
“faktor penghambatnya yaitu kita jarang ke lapangan,
terus pasiennya tidak greget untuk sembuh, atau keluarga tidak mendukung.”7 9
Gangguan atau hambatan tersebut dialami salah satu kurir Sedekah
Rombongan dalam memotivasi pasien untuk sembuh, tetapi pasien
tersebut tidak ada semangat lebih untuk sembuh dari penyakit yang
dideritanya, bahkan keluarga pun terkadang tidak mendukung pasien untuk
sembuh atau hanya bersikap pasrah.
c. Hambatan Media
Hambatan ini terjadi karena Sedekah Rombongan lebih cenderung
menggunakan media sosial dalam melakukan komunikasi, sehingga terjadi
keterlambatan informasi baik dari kaum dhuafa ke Sedekah Rombongan
maupun dari Sedekah Rombongan ke kaum dhuafa. Hal ini dibuktikan dari
hasil wawancara oleh Dede Syaefudin, yaitu:
“Nah tentang kekurangannya, kekurangannya itu kita karena berbasis sosial media, ke tingkat bawah orang yang tidak
menggunakan gadget tidak dikenal, maka terjadi keterlambatan informasi.”8 0
7 9 Wawancara Pribadi dengan Tri Untariningsih (Kurir Pendamping Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 19 September 2017. 8 0 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan, dianalisis, dan
diinterpretasi dalam penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal
terkait komunikasi persuasif komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam
mengajak masyarakat bersedekah, yaitu:
1. Sesuai dengan teori komunikasi Melvin De’Fleur, komunikasi persuasif
yang dilakukan oleh SR melalui media massa ini terdapat 8 komponen,
yaitu sumber pengirim yakni anggota SR. Kedua alat pengolah informasi,
yaitu mekanisme suara dan mekanisme gambar. Ketiga saluran, yaitu
media cetak (majalah), media audio (radio), media visual (gambar atau
foto), dan media audio visual (televisi dan youtube). Keempat penerima,
yaitu khalayak umum. Kelima tujuan, yaitu mempengaruhi masyarakat
dalam berbuat baik terutama dalam mengajak untuk bersedekah. Keenam
hambatan/gangguan, yaitu hambatan dari penerima pesan, hambatan
psikologis, dan juga hambatan media. Ketujuh perangkat media massa,
yaitu media cetak (majalah), media elektornik (radio dan televisi), dan
media internet/ online (facebook, twitter, instagram, path, website, dan
youtube). Terakhir perangkat umpan balik, yaitu media yang dapat
digunakan untuk komunikasi dua arah antara SR dengan khalayak umum.
82
2. Tahapan komunikasi persuasif SR ada lima sesuai dengan formula
AIDDA, yaitu Attention (memunculkan perhatian) dengan berusaha
memunculkan perhatian masyarakat dalam memberikan pengetahuan
tentang sedekah dan juga proses bagaimana SR menyampaikan amanah
kepada orang-orang yang layak diberikan sedekah, Interest (ketertarikan)
dengan menumbuhkan minat dan keingintahuan masyarakat tentang
sedekah dengan memberikan suri tauladan/ contoh kepada masyarakat
perihal bersedekah, Desire (keinginan) dengan cara memberikan postingan
di media sosial bahwa masih banyak orang-orang yang membutuhkan agar
keinginan masyarakat untuk memberi itu timbul, decision (keputusan)
dengan cara memberikan bukti-bukti melalui media sosial bahwa sedekah
yang diberikan para donatur melalui SR ini memang benar disalurkan
kepada orang-orang yang membutuhkan, dan terakhir Action yakni dengan
menghadirkan rasa kepercayaan masyarakat sekaligus menjaga
kepercayaannya dengan selalu melakukan transparansi, agar masyarakat
dapat melakukan sedekah melalui Sedekah Rombongan secara rutin.
3. Teknik SR dalam melakukan komunikasi persuasif ada tiga, yaitu: teknik
integrasi, dengan menyampaikan pesan kepada masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan kata “kita” yang
bertujuan untuk menyatukan diri dengan masyarakat yang menunjukkan
bahwa yang diperjuangkan komunikator bukan kepentingan diri sendiri
saja, melainkan juga kepentingan untuk komunikan. Kemudian teknik
ganjaran (pay-off technique and fear arousing), yaitu dalam pay-off
technique dengan memberikan reward berupa majalah dan fear arousing
83
berupa punishment dalam bentuk nasihat-nasihat bahkan peringatan
kepada masyarakat bahwa yang melanggar perintah Allah akan
mendapatkan azab yang sangat pedih. Terakhir teknik tataan, yaitu
penataan pesan yang baik agar masyarakat termotivasi dan juga memiliki
empati yang lebih untuk melakukan apa yang disarankan oleh pesan yang
disampaikan.
4. Faktor pendukung dalam melakukan pendampingan pasien ada empat,
yaitu: kurir pendamping, donatur, media, dan umpan balik. Dan faktor
penghambat dalam melakukan pendampingan pasien ada tiga, yaitu
hambatan dari penerima pesan, hambatan psikologis, dan hambatan media.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka peneliti memberikan
saran berkenaan dengan penelitian yang telah dilakukan, yaitu:
1. Karena penggalangan dana sosial Sedekah Rombongan cenderung
menggunakan media internet, sebaiknya fitur-fitur video yang terdapat
di media internet dapat dimanfaatkan secara maksimal, misalkan
seperti fitur video di instagram dan juga memaksimalkan pemanfaatan
channel youtube yang telah dimiliki.
2. Dilihat dari hambatan psikologis, sebaiknya kurir pendamping dapat
melakukan kunjungan bersama-sama dalam waktu minimal satu bulan
sekali untuk memberikan motivasi yang lebih mendalam kepada pasien
dampingan serta keluarganya agar selalu optimis untuk kesembuhan
penyakit yang diderita oleh pasien dampingan. Sedangkan dari
hambatan media, disarankan SR dapat menyeimbangkan antara
84
komunikasi yang dilakukan melalui media dengan komunikasi yang
dilakukan secara langsung. Misalkan dengan mengadakan kunjungan
ataupun sosialisasi minimal satu bulan sekali ke desa-desa terpencil
yang di dalamnya masih banyak masyarakat yang tidak menggunakan
gedget agar keterlambatan informasi yang terjadi dapat diminimalisir.
85
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Almujahid, A. Thoha Husein dan A. Tho’illah Fathoni Alkhalil. KABA Kamus Akbar Bahasa Arab. Jakarta: Gema Insani, 2013.
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Habsyi, Muhammad Bagir Al. Fiqih Praktis: Menurut Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Pendapat Para Ulama. Bandung: Mizan, 1999.
Hafidhuddin. Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak dan, Sedekah. Jakarta: Gema
Insani Press, 1998.
Himawan, Candra dan Neti Suriana. Sedekah Hidup Berkah Rezeki Melimpah. Yogyakarta: Pustaka Albana, 2013.
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahan untuk Wanita. Jakarta Selatan: WALI, 2010.
Majelis Ulama Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemahan. Bandung: PT Sygma
Examedia Arkanleema, 2016.
Muhtadi, Asep Saeful. Manajemen Komunikasi Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: CV Pustaka Setia, 2015.
Raco. J.R. Metode penelitian kualitatif jenis, karakteristik, dan keunggulannya.
Jakarta: PT. Garasindo, 2010.
Ritonga, M. Jamiluddin. Tipologi Pesan Persuasif. Indonesia: PT INDEKS, 2005.
86
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
Rustan, Ahmad Sultra dan Nurhakki Hakki. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Yogyakarta: Deepublish, Cet ke-1, 2017.
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2013.
Soemirat, Soleh. dkk. Komunikasi Persuasif. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Stiff, James B. dan Paul A. Mongeau. Persuasif Communication Third Edition New York: The Guilford Press, 2016.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2015.
Suprapto, Tommy. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo, Cet ke-1, 2009.
Suryabrata, Sumandi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Widjaja, H.A.W. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Askara,
2013.
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Grasindo, 2004.
Wulur, Meisil B. Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Deepublish. 2015.
Yin, Robert K. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Zabidi, Imam Az. Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari. Penerjemah Achmad
Zaidun. Jakarta: Pustaka Amani, 2002.
87
Internet
Sayap Ibu, Yayasan. “Sejarah Yayasan Sayap Ibu.” diakses pada 5 Desember 2017 dari http://yayasansayapibu.or.id/cabang/d-i-yogyakarta/sejarah-ysi-cabang-d-i-yogyakarta/
Sugiharto, Saptuari. “Komunitas Sedekah Rombongan.” Diakses pada 24 Januari
2017 dari http://www.sedekahrombongan.com/apa-itu-sedekahrombongan
Skripsi
Afianti, Aen Istianah. “Komunikasi Persuasif Dalam Pembentukan Sikap (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pelatih Pendidikan Militer Tamtama TNI AD di
Sekolah Calon Tamtama Rindam IV Diponegoro Kebumen).” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Jurusan Ilmu Komuniasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2015.
Aripin, Bustomi. “Strategi Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang Dalam Hemat Energi (Studi Kasus Masyarakat di Kota Tangerang).” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Kurniati, Yaumil. “Komunikasi Persuasif Pengurus Himpunan Bina Muallaf
Indonesia Dalam Meneguhkan Keyakinan Muallaf Wilayah Jakarta Barat.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, 2017.
Nihayah, Jiddatun. “Strategi Komunikasi Penggalangan Dana Sosial Sedekah Rombongan Melalui Instagram.” Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.
Windriani, Rizka Amalia. “Studi Kasus Keberhasilan Dakwah Gerakan Sosial Sedekah Rombongan di Akun Twitter @SRbergerak.” Skripsi S1 Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.
88
Wawancara
Wawancara Pribadi dengan Devi Anggraeni (Donatur Sedekah Rombongan). Via
direct message Instagram @devianggrae, 25 September 2017.
Wawancara Pribadi dengan Lucky Ariestya Abidin (Donatur Sedekah Rombongan). Via direct message Instagram @uqilicious, 7 Oktober 2017.
Wawancara Pribadi dengan Mohamed Nizar (Donatur Sedekah Rombongan). Via
email ninoalfonso92@gmail.com, 28 September 2017.
Wawancara Pribadi dengan Nathijatul Fuadah, S.Pd (Donatur Sedekah Rombongan). Via whatsapp, 25 September 2017.
Wawancara Pribadi dengan Rina Rahayu (Donatur Sedekah Rombongan). Via
direct message Instagram @rinakravitz, 15 Oktober 2017.
Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Kordinator Operasional Sedekah Rombongan). Depok, 6 September 2017.
Wawancara Pribadi dengan Devi Anggraeni (Donatur Sedekah Rombongan). Via
direct message Instagram @devianggrae, 25 September 2017.
Wawancara Pribadi dengan Nathijatul Fuadah, S.Pd (Donatur Sedekah Rombongan). Via whatsapp, 25 September 2017.
Wawancara Pribadi dengan Norika Ayu Dewi (Donatur Sedekah Rombongan). Via direct message instagram melalui @rajut.merajut, 25 September 2017.
Wawancara Pribadi dengan Syapruddin Perwiranegara (Koordinator Wilayah Sedekah Rombongan Jakarta). Jakarta, 29 September 2017.
Wawancara Pribadi dengan Tri Untariningsih (Kurir Pendamping Sedekah Rombongan). Jakarta, 19 September 2017.
89
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Transkrip Wawancara dengan Pengurus Sedekah Rombongan DKI Jakarta
Nama : Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah
Rombongan)
Tanggal : 6 September 2017
Tempat Wawancara : Depok
1. Bagaimana sejarah berdirinya komunitas sedekah rombongan?
Jawab : SR itu berdiri secara defactonya itu karena kelanjutan dari teman-
teman komunitas di Jogja yang latar belakangnya sebagai volunteer volunteer relawan gunung merapi, waktu itu kan terjadi erupsi di merapi, lalu beberapa
komunitas timbul baik secara sporadis baik yang secara terlembaga ataupun yang inisiatif secara individu. Bulan Juni tahun 2011 di mana waktu itu foundernya mas Saptuari Sugiharto yang kita kenal sebagai motivator
entrepreneur, itu dia mengunjungi sebuah panti asuhan yang namanya Sayap Ibu waktu itu di Jogjakarta yang kebetulan khusus di dalamnya itu, jadi
kebetulan ini ada sekitar 30 orangan itu anak-anak yatim piatu semuanya hampir 90% itu korban aborsi, maka mereka itu lahir dalam keadaan cacat, dalam keadaan berpenyakit bawaan dari bayi, mungkin tadinya niat
digugurkan akhirnya jadi cacat gitu kan yang semua orang tuanya yang rata-rata kita bilang tidak bertanggung jawab. Tapi kita tidak membahas masalah
itunya inikan ikhwal bagaimana pertama lahirnya SR, kemudian ada salah seorang perempuan yang sudah dewasa namanya Putri Herlina yang dulu ceritanya juga dia itu ditinggalkan ibunya dalam keadaan masih merah bayi
tidak memiliki tangan sejak lahir, semua lengkap badannya, kakinya, cuma tangannya aja sebesar jari. Ditinggalkan di depan panti asuhan yang ayah
ibunya entah kemana akhirnya dia diurus oleh ibu panti sampai besar sampai keadaan difabelnya itu tidak namapak gitu, karena dia bisa main, makan dengan kaki, bisa beraktivitas, sekolah sampai lulus SMA semuanya
dilakukan dengan jari kaki, sampai lulus SMA dan niatnya mas Saptu ingin menguliahkan dia waktu itu untuk menjadi sesorang yang bisa memotivasi lah
intinya dengan keterbatasan dan bisa sukses, tapi dia memilih untuk tetap membantu adik-adiknya di panti asuhan. Singkat cerita dia sekarang sudah hidup layak lah berkeluarga, ada seorang pria mau menjadi suaminya bahkan
luar biasa bagi orang-orang mampu dan sarjana suaminya itu, kalau bisa disuruh memilih kita bingung yang mana malaikatnya. Nah momen itu lah
yang dijadikan tgl 11 Juni 2011, eh 9 Juni 2011 dijadikan sebagai titik nolnya dia berangkat bergelora sampai sekarang ini sedekah rombongan, walaupun waktu itu beberapa kali memang santunan disampaikan kepada Panti Asuhan
Sayap Ibu, namun akhirnya ditolak karena sudah memenuhi kebutuhan lah dan diminta untuk disalurkan ke tempat-tempat lain, nah dari situ mas Saptu
beserta istri dan teman-teman di Jogja rutin memberikan santunan karena tulisan di blog tentang Putri Herlina itu mendpatkan simpati dari para pembaca yang notabennya tidak dikenal gitu kan, jadi dengan kesimpulan
ternyata banyak orang-orang baik yang tidak kita kenal yang satu visi dengan
kita yaitu ingin mencari pahala serta membantu orang lain dengan cara membantu orang lain, di situlah timbul katanya waktu itu satu minggu sampai
satu bulan itu bisa mencapai 150 juta itu dari orang-orang yang tidak kita kenal. Nah mas Saptu berpikir bahwa Allah mengirimkan tangan-tangan, ya melalui manusia tangan-tangan Tuhan melalui manusia dengan tulisan di
sosial media, apa blog-nya mas Saptu maka luar biasa dampaknya gitu. Nah ini yang menjadi ruh sedekah rombongan hingga saat ini bahwa sosial media
itu baik dari bentuknya messanger, bentuknya web gitu kan web page, bentuknya sosmed seperti facebook, twitter waktu itu komunikasinya bahkan zaman waktu itu sebelumnya blackberry messenger, itu merupakan ruh dalam
SR itu sebagai sistem komunikasi yang cepat, akurat, bisa menyampaikan kepuasan kepada informasi ini kepada para sedekah holic kita menyebutnya
tuh, kepada para muzaki-muzaki kepada para donatur. Waktu itu twitter juga kan cuma 140 karakter, harus ngatur kan, kalau sekarang masih bisa di tag bisa di mention kan kalau sekarang dipisah kan, kalau dulu engga, kalau kita
mention itu ya terus mengurangi, maka rangkaian kata-kata yang menjadi kalimat itu sangat cerdas dikemas dengan 140 karakter 140 huruf ya 140
karakter, terbukti pernah dalam waktu pada bulan kelima waktu itu kalau gak salah, bulan kelima atau bulan keenam pertama berdirinya SR tahun 2011, ada seorang anak perempuan di daerah Perambanan itu ini salah satunya ya, itu
dia kena luka bakar karena si anak itu ikut ke kegiatan ibunya sehari-hari membantu memasak, karena mereka orang pra sejahtera, suaminya hanya
buruh pabrik tahu, istrinya pembantu ya membantu-membantu gitu memasak mau ada acara, anaknya ikut si ibu masak gulai gulainya ditaro di bawah di kuali yang besar, si anak lari kecebur ke kuali tersebut, maka menjadi luka
bakar hampir 80% lah kecuali mukanya. Dalam keadaan panik tersebut si anak dibawa ke saljito yang pada waktu itu mereka tidak memiliki apa-apa
karena miskinnya, tapi tidak memiliki jam kesmas, tapi belum ada BPJS dulu kan. Maka upaya yang dilakukan hanya masalah empati di sekeliling rumahnya toh, ngumpul-ngumpulin uang. Dapat 1 juta setengah, dibawa ke
saljito dan mungkin langkah pertamanya itu dia hanya menghilangkan rasa sakit, dikasih pelumas-pelumas yang bisa bikin dia gak sakit gitu kan, tapi itu
tidak berlangsung lama karena uangnya gak cukup, maka dibawa pulang dalam keadaan masih belum sembuh bahkan bagian tangannya itu menempel ke badan karen lumer kan jadi tidak bisa dibuka. Anak perempuan umur 4
tahun waktu itu, dari situ dia meraung-raung nangis dengan sakitnya yang tidak bisa diobati karena masalah finansial, masalah hari-hari orang miskin
kan masalah finansial. Yang kedua anak itu mengalami depresi, orang sakit tuh kalau terlalu lama bahkan frustasi itu bisa depresi gitu kan. Anaknya ketakutan kalau ngeliat orang, masuk ke kolong meja kalau ada tamu datang,
itu sangat membuat miris orang yang melihatnya. Untungnya sampai informasi ke teman-teman yang baru mulai mendirikan sebuah komunitas
revolusioner ini. Nah malam itu kita gak punya uang banyak, mungkin 1 juta 2 juta ada, tapi kan ini pengobatannya harus panjang maka persiapannya pun
harus baik gitu kan tentang pengumpulan dananya, hanya dengan
bermodalkan twitter, bismillah disampaikan sampai subuh satu malam itu sudah mendapat 54 juta. Jadi saya tidak bisa, bukan ingin membandingkan
bagaimana sebuah masjid berperan untuk kebaikan gitu. Selama ini kan kalau melihat jama’ah masjid kan gak berhenti-berhenti gitu kan, seharusnya sebuah persoalan juga bisa teratasi gitu kan, atau lembaga-lembaga pengajian,
kumpulan-kumpulan gitu, nah itu lah awal mula muasalnya SR. Kemudian bagaimana SR hadir, SR itu sampai saat ini hadir untuk sebuah kedaruratan,
kenapa disebut seperti itu? Kalau tidak darurat ya rasanya memang masih bisa lah orang mencari dengan fasilitas BPJS gitu kalau sekarang, ini kita hadir untuk orang-orang yang betul-betul secara fisik mereka itu tergolong fakir
miskin atau dhuafa. Fakir itu orang yang sudah tidak mampu lagi berbuat karena kondisi tubuh, bisa juga dia tua renta, atau cacat, atau sudah tidak bisa
diberdayakan anggota tubuhnya gitu kan. Yang kedua miskin yaitu orang-orang yang mungkin berpenghasilan tapi tidak cukup gitu, tapi tidak cukup bukan disebut miskin karena life style gitu kan. Miskin misalnya mereka
tukang becak kalau dihitung sebulan misalnya gajinya Rp. 1.000.000 atau Rp. 1.200.000, tapi mereka punya anak 5 sekolah semua, itu msikin wajib dibantu.
Di Islam hal-hal seperti itu sudah masuk wajib diberikan zakat gitu kan, walaupun di SR sendiri belum lembaga zakat, sampai saat ini sudah tersebar di 34 provinsi, alhamdulillah mewakili provinsi walaupun kabupatennya
kalau kita hitung itu jangkauannya sudah sekitar 320an kabupaten kota di Indonesia dari 524 kurang lebih kabupaten kota, kita sudah 60% lebih bisa
menjangkau selama 6 tahun kemarin, medionya itu bulan agustus 2017 tanggal 5 dan 6. Nah SR itu sudah men-deliver dana yg secara terkordinir yang memiliki kordinator wilayah, kordinator kota yang dilaporkan ke pusat
itu sekitar hampir 55 miliar selama 6 tahun itu, bahkan sudah 55 miliar mungkin minggu ini karena ada beberapa yg belum ter-updet kan. Yang 80%
nya itu dikhususkan untuk dhuafa berobat, jadi sisanya bisa utk bencana alam kan sebuah kedaruratan itu orang berobat, di mana SR berbicara tentang di luar nyamannya tidur kita di luar nikmatnya makan kita, ada orang merintih-
rintih di balik dinding-dinding dibalik rumah sakit, di rumah sakit rumah sakit kelas 3, ada yang tidak bisa menebus obat, mereka menangis istilahnya gitu,
sebuah penglihatan yang kasat mata bisa kita uji kelapangan kalau mau ketemu orang-orang yang kesulitan tuh gausah jauh-jauh ke desa dulu, nanti dari rumah sakit diunjukin desanya di mana gitu. Di kelas 3 situ orang-orang
yang klotariat kalau saya bilang itu, orang-orang berekonomi lemah, mereka berobat dengan sangat terpaksa bahkan kita sangat setuju ada beberapa
gerakan yang setiap hari melakukan berbagi nasi gitu ke pasien-pasien rumah sakit, karena memang seperti itu. Saya pernah menjumpai seorang anak yang terkena tumor, ibunya seorang janda menjaganya di rumah sakit itu makannya
dibagi 2 sepiring, jadi 3 kali makan dapat dari rumah sakit dibagi 2 sama ibunya. Kita tanya “kenapa makannya setengah? Saya bagi 2 om dengan
mama karena mama gak punya uang buat makan”. Jadi sebuah istilahnya kalau saya bilang sebuah cermin terbalik dalam kehidupan kita, jika kita di
depan cermin kan kita makan di cermin makan, kalau cermin terbalik kan kita
makan disana teriak-teriak kelaparan, nah itulah jadi SR hadir untuk sebuah kedaruratan tersebut menutupi blank spot blank spot yang tidak tertutup oleh
fasilitas yang mereka miliki atau yang belum mereka dapatkan. Katakan seperti di mereka sudah punya BPJS, tapi mereka gak bisa hanya cuma berobat mereka butuh ongkos, mereka butuh makan, makanya saya hadir
untuk itu, maka SR hadir bukan untuk menjadi pesaing pada lembaga-lembaga atau gerakan-gerakan sosial lainnya bukan, kita malah menjadi
partner untuk sama-sama berkhitman pada para dhuafa. Kalau pemerintah memberikan BPJS, kita minimal memberikan makan, minimal memberikan obat yang tidak ter-cover oleh BPJS, atau minimal kita memberikan transport
untuk mereka. Kan ini sebuah kegiatan yang manusiawi kalau saya bilang gitu, justru orang yang tidak bisa berbuat itu tidak manusiawi kalau gitu, maka
jadikan ini sebagai sebuah life style gitu. Ya kalau mau ada pepatah kan, katanya kalau mau cari Tuhan tuh harus umroh atau berhaji gitu kan karena Tuhan tuh adanya depan ka’bah, mereka sampai nangis-nangis depan ka’bah,
tapi kasian buat orang-orang yang gak punya uang gak bisa berangkat gitu kan, ketemu Allah itu susah banget, padahal di sebuah hadis qudsi dinyatakan
kata Allah “jika ingin engkau menemui aku temuilah aku di tengah orang-orag yang luka hatinya, orang-orang yang terkena korban bencana, orang-orang yang sakit”, nah itu secara spiritual maka dengan bersedekah baik itu di
sedekah rombongan secara kolektif maupun secara personal, itu bisa dilakukan dengan mengunjungi orang-orang papa, mengunjungi orang-orang
yang terkena bencana, mengunjungi orang-orang yang sakit, dan itu tidak ada batas ukurnya. Sekali dua kali putus pakai selfie selesai gitu gak bisa gitu, jadi kita yang perlu di istiqomahkan menjadi sebuah gerakan besar. Yang pertama
dari gerakan keluarga dulu, gerakan dari komunitas dulu, bahkan gerakan dari sebuah negara gitu, itu yang kita cita-citakan, maka SR hadir walaupun
sebagai komponen kecil, namun in shaa Allah pelengkap cerita sejarah sebuah bangsa gitu, bahwa tidak semuanya harus ditangani pemerintah, dengan ketidak mampuannya loh gitu. Jadi, peran kita di keluarga dan masyarakat
juga harus menjadi tolak ukur sebuah kebangkitan bangsa gitu, life style. Jadikan life style, sedekah is life style. Kenapa pada zaman dahulu, mungkin
ini agak melebar ya. Kenapa pada zaman dahulu itu sampai begitu dipaksakan zakat, bahkan amirul mu’minin sampai marah kalau udah gak ada orang berzakat bisa dihardik kan, bisa dihukum gitu bahkan sudah ada message dari
Tuhan, sudah ada message dari Allah bahwa sebulannya atau setahunnya itu ada jatah untuk yang tidak mampu yang bukan milik kita yang harus
diserahkan gitu loh. Sebetulnya tidak usah menghitung pajak kalau menjadi orang Islam, sudah enteng melihat melayani orang-orang dhuafa menyelesaikan tolak ukur kesejahteraan yang belum tersinari, apa sih di
pemerintah itu tolak ukur itu. Tiga, yang pertama pendidikannya, kedua covering kesehatannya jadi orang berobat tuh udah jangan ada pepatah orang
miskin gak boleh sakit. Pendidikan, kesehatan, yang ketiga fakir miskin gitu. Islam itu sudah begitu lengkap. Nah jadi sedekah rombongan menginspirasi
dari cerita-cerita itu, yang intinya sedekah rombongan kebetulan
berkumpulnya orang-orang yang dengan satu visi, mereka dengan visinya itu mencari muka di depan Tuhan. Dengan misinya itu menyampaikan titipan
langit, tanpa rumit, sulit, dan berbelit-belit. Karena motong birokrasi, lihat survei dulu, rapatkan kita diskusikan dengan atasan dulu, orangnya keburu sekarat toh? Nah sekarang datang survei, lihat, kirimkan lewat sosial media,
lewat messanger kecepatan sebuah teknologi dimanfaatkan dengan baik. Langsung sikat, turunkan. Cuma hitungan beberapa menit, beberapa jam
orang sudah bisa tersenyum, bergairah didampingin, “ternyata ada orang yang baik masih mau menolong saya”, orang sakit pun jadi timbul. Anak-anak bilang tuh, kurir SR pantang pulang sebelum dhuafa tenang tuh. Nah jadi
kenapa kita sampai sekarang mencapai hingga 600 orang kurir di Indonesia, yang kerja membagi waktu dengan mencari uang pribadi di pekerjaannya
masing-masing dan kerja di SR tanpa di gaji itu yg soul-nya baru didapatkan, secara pribadi saya aja yang sudah berulang kali berorganisasi ada kenyamanan tersendiri dengan membantu orang-orang dhuafa itu, rasanya kita
ditempa, dipaksa untuk bisa beribadah, belajar beribadah dengan baik.
2. Apa tujuan didirikannya komunitas sedekah rombongan?
Jawab : Untuk tujuannya sih artinya membantu pemerintah dengan program
pengentasan kemisikinan gitu. Kan saya bilang tadi, mensejahterakan rakyat pengentasan kemiskinan kan ada 3 itu patokan di sebuah negara itu tadi kan. Gak negara sih RT RW juga seperti itu pendidikan, kesehatan, serta dhuafa.
3. Apa yang membedakan komunitas sedekah rombongan dengan
komunitas sedekah lainnya?
Jawab : Saya tidak bisa secara eksplisit menceritakan, cuma yang beda dari kita itu adalah kita tidak digaji semuanya relawan
4. Apa saja kegiatan yang ada di SR Jakarta selain pengajian bulanan dan
hulahope?
Jawab: Itu hanya program-program komunikasi saja yang menjadi pengisi kekosongan waktu. Kita mengajak darmawisata pasien-pasien serta
keluarganya itu untuk menghilangkan kejenuhan mereka yang setiap hari ditekan dengan sakitnya berobat, dengan jenuhnya mengisi waktu gitu kan,
ngobatin lagi ngobatin lagi, itu menjadi sebuah refreshing aja agar mereka tidak stress, agar mereka tidak jenuh. Tentang pengajian, mereka pun kita mediasi kita ajak di luar berobat ya kita
tetap harus beribadah, di luar berobat kita tetap harus beribadah gitu kan, dengan beribadah kita memohon, bersyukur kepada Tuhan, memohon ampun,
meminta disembuhkan itu kan doa semua, nah itu dari pengajian-pengajian itu. Bahkan kurir-kurir sendiri yang berkesempatan untuk bisa hadir ditekankan untuk hadir gitu. Nah diluar itu ya semua pekerjaannya ya
mendampingi, tiap hari mendampingi, menyantuni, ibaratnya ada sebuah
sistem yang sudah jalan ada pasien di mana kita survei, datangi, santuni,
dampingin kalau lama dia, gitu.
5. Di mana letak kelebihan dan kekurangan dari komunitas sedekah
rombongan?
Jawab : kalau kelebihannya yang saya bilang tadi, alhamdulillah kita menjadi
sebuah gerakan sosial yang berbasis yayasan ini, sebuah gerakan sosial yang bisa langsung berkhitmad kepada dhuafa sampai ketingkat paling bawah, jadi
bukan memberikan secara simbolis saja tapi kita sampai langsung ke para dhuafa dengan pendampingan, kelebihan kita di situ. Yang kedua, tidak memerlukan birokrasi yang panjang jika itu memang sudah secara intuisi
disurvei layak dibantu kenapa engga, harus layak dibantu karena uang yang kita pegang itu adalah amanah untuk diberikan kepada mereka gitu, itu
kelebihannya. Yang ketiga, rasa persaudaraan yang tidak ada jenjang superior, misalnya harus ketemu manager dulu, harus ketemu direksi dulu, semua orang bisa berinteraksi dengan bagiannya masing-masing, bahkan bisa
menjapri gitu bisa berhubungan. Saya ada pasien di sini nih agak darurat, itu bisa menjadi diskusi nasional, sudah tidak lagi diperlukan manager-manager
wilayah, kita sebut korwil kordinator, wilayah kordinator kota, itu hanya sebagai predikat administrasi gitu, karena kan mereka semua punya tim building, ada kordinatornya, ada admin narasinya, ada admin keuangannya,
ada kordinator rumah singgah, penanggung jawab rumah singgah, ada penanggung jawab mobil tanggap sedekah rombongan ambulannya, ada
driver-nya, itu saling terintegrasi dalam sebuah komunikasi yang bisa dilakukan bersama-sama. Nah tentang kekurangannya, kekurangannya itu kita karena berbasis sosial media, ke tingkat bawah orang yang tidak
menggunakan gadget tidak dikenal, maka terjadi keterlambatan informasi. Nah mungkin untuk menyampaikan ini seperti sampai ke tingkat-tingkat RT
itu, ke tingkat wilayah, ke tingkat warga gitu, memerlukan waktu yang sangat apa yah yang sangat panjang lah untuk mecapai sistem seperti itu, jadi sekarang peran teman-teman aja yang kita sering manfaatkan atau andalkan
jika sudah mengenal SR update di telegram, atau di SR bergerak di twitter, atau fanpagenya di facebook, itu ya tiap hari mohon dibantu di repost aja gitu,
di repost atau sampaikan kepada yang berniat untuk bisa mempresentasikan what is @SR gitu.
6. Hal yang pertama kali dilakukan dalam mengajak masyarakat untuk
bersedekah?
Jawab : Ya.. ini pertanyaan yang sangat bagus ya. Maka saya bilang itu, ketika ibadah dijadikan sebuah konsep yang luar biasa itu mungkin bagi orang-orang yang tadinya gak beribadah gitu, tapi orang yg sudah terbiasa beribadah itu
tidak menjadikan ini luar biasa, tapi menjadikan rasa syukur karena bangun layaknya orang mendapatkan nafas itu kan, bangun tidur, tidur lagi, bangun
lagi. Allah berikan nikmat itu sama dengan ibadah, sholat dan sedekah itu wajib disyukuri, artinya kalau disyukuri itu harus dijalankan, harus
dilaksanakan gitu kan. Nah hal tersebut lah yang membedakan kesadaran
untuk pertama dengan kalau menyadari bahwa sholat itu diyakini sebagai sebuah ibadah, pasti orang melakukan sholat gitu kan. Ini saya bicara orang
Islam loh ya, jangan ngomong orang Kristen, orang Budha disuruh sholat engga, kalau sebuah tindakan sholat itu dilakukan dengan keyakinan sebagai sebuah ibadah, “anda Islam? Ya. Sholat ngga? Engga.” berarti akan anda apa,
sholat anda yakin sebuah perintah Tuhan betul, kenapa anda tidak sholat, berarti kan anda tidak yakin. Kalau yang yakin itu diyakini, dilakukan, sholat.
Kalau kamu orang muslim kan pasti kamu melakukan sholat, begitu juga dengan sedekah. Kalau orang sadar sedekah itu sebuah ibadah, maka setiap hari terkumpul dalam satu keluarga tuh misalnya yang dewasanya 4 orang
pasti ada 4 orang yang masuk dalam koncreng tabungan sebuah keluarga, jadikan dulu life style, mulainya dari mana dulu, ya dari kita dulu sekarang ini
dari ngobrol-ngobrol melakukan di rumah, anak mau ke masjid, “Nak bawa uang seribu rupiah kamu infak. Pah kok terus-terusan infak pah sampai 5 kali sehari? Karena kamu pakai air masjid, karena kamu pakai listrik masjid,
jangan listrik menafkahi kamu. Kamu minta doa banyak-banyak di masjid tapi kamu gak ngisi kotak masjid, dari mana masjid bayar air, bayar listrik, bayar
AC nyaman, bayar kipas angin nyaman, tapi kamu minta ampun-ampunan sama Allah, minta dikabulkan banyak tapi kamunya gak sedekah ke masjid. Infak itu nak, kamu memberi, kamu bayar sekolah kamu dapat juga hasilnya
dari sekolah nak itu infak” belum kita bicara sedekah yang tak terhingga. Sedekah itu ialah apa, kasih orang-orang yang berhak, ada orang kita lagi
makan di sebelah ada tukang ganco, tukang sampah gak makan, apa kamu tega sebagai orang Islam kamu makan dia gak makan, nah itu life style gitu kan, jadi kamu kalau merasa pengen makan nikmat mendapat berkah, apa
yang kamu makan itu dibagi buat dia, kamu belikan dia, kamu sehari sekali nraktir teman aja dapat pahala, apalagi nraktir orang gak mampu gitu. Nah
maka lakukan hal-hal terebut menjadi life style, contoh dalam satu keluarga kumpulkan, kalau gak mampu 1 karung beras sebulan 1 piring beras aja sebulan. Perasaan sepele, tapi banyak yg gak isqtiqomah melakukan, saya
pernah cerita kamu bisa gak ngasih rumah singgah 1 gelas beras 1 hari, rumah singgah tuh orang pada nganga minta makan, enteng loh beras sehari loh, tapi
kan berat orang melakukannya, kaya “hmm tindakan yang sia-sia ini”, mana mungkin Allah tidak menurunkan energinya kepada manusia yang selalu mengasihi Allah gitu kan, bahasanya dalem nih kaya begini. Nah saya sering
melakukan hal begitu sama teman-teman. Konsep sebuah pergerakan itu dalam Islam, saya mengambil mengadopsi dari penceramah, dari al-Qur’an
harus dilakukan dengan keimanan seperti tadi kita bilang, kalau orang beriman pasti melakukan, yang kedua dengan jama’ah, yang ketiga menghindari riba lakukan jual beli, itu kan untuk kemajuan Islam seperti itu
yang ada di al-Qur’an. Beriman kepada Allah, lakukan untuk Islam secara jama’ah, kekeluargaan Islam dengan jama’ah, ibadah pada Islam dengan
jama’ah gitu kan, menolong secara berjama’ah gitu kan. Yang ketiga hindari riba, karena di luar riba merugikan orang, riba juga larangan dari Allah yang
sangat besar dosanya gitu kan lakukanlah jual beli, ini pesan-pesan pendek,
ini kan sms-sms dari al-Qur’an nih pendek-pendek nih SMS-SMS dari Allah gitu.
7. Bagaimana komunikasi yang dilakukan untuk mengajak masyarakat
bersedekah melalui komunitas sedekah rombongan? Apakah dilakukan
komunikasi secara persuasif?
Jawab : Sejauh ini ada bagian di luar kita, artinya walaupun saya berhak tapi
mereka lebih berhak secara retorika ya, contoh kayanya gaungnya gak kecil deh ustadz-ustadz ngajak sedekah ada YM, ada ustadz Fatih Karim, ada ustadz mahasiswa tuh yang digandrungi Khalid Basalamah, ustadz Wijayanto
kurang apa mereka toh, kurang apa mereka. Mereka retorikanya bagus, mereka sudah mengajak gitu, bahkan sudah bukan di masjid lagi, sudah
menggunakan televisi, sudah menggunakan gadget, sudah menggunakan instagram, kurang apa mereka mengajak. Ini kan komunikasi dengan cara kekini-kinian gitu kan, mau diajak yang konserfatif kedulu-duluan di masjid,
malah sekarang banyak yang alergi di masjid ngedengerin-ngedengerin ceramah, I’m sorry to say loh ya, nah maka apa yang sekarang kita lakukan
adalah kita memberikan sari tauladan dengan cara memberikan contoh. Ada orang bilang wah sedekah rombongan di blow up mulu wah katanya, memberikan orang di blow up mulu, niat kita bukan kesitu, al-Qur’an bilang
kalau bersedekah diam-diam itu bagus, tangan kanan memberi tangan kiri tidak tahu gitu. Tapi di al-Qur’an ada juga yang menjelaskan berikan secara
terang-terangan untuk menjadi syiar sari tauladan, memberikannya kan menjadi contoh gitu. cuman gak pas lagi jelang pilkada, gak lagi jelang pilgub gitu kan, nah sebuah istiqomah ini konsisten, jadi apa yang kita lakukan kita
tidak bisa dengan cara ustadz kekini-kinian karismatik, atau kedulu-duluan di masjid nongkrong, kita melakukan dengan sebuah gerekan yang memberikan
sari tauladan kepada rakyat Indonesia gitu, bahwa ternyata enak loh memberi, saling membantu berjama’ah itu, jadi kita memberikan contoh untuk sari tauladan itu yang kita lakukan, lebih efektif kalau anda bilang persuasif
mungkin cocok.
8. Melalui media apa saja komunikasi persuasif yang dilakukan komunitas
sedekah rombongan dalam mengajak masyarakat untuk bersedekah?
Jawab : Kalau untuk keluar kita komunikasi sedekah rombongan dengan
dunia luar itu menggunakan sosial media yang sekarang gencar nih instagram, facebook, twitter, path, ada hampir semua lini ada, ada line eh line social
messanger, nah di luar itu secara internal, kita membernya itu menggunakan messanger. Ada dua messanger-nya, eh tiga, line, whatsapp, kemudian telegram. Kemudian juga ada majalah yang diterbitkan setiap bulannya untuk
menunjukkan bukti-bukti laporan pengeluaran dan pemasukan, serta kemana saja sedekah itu disalurkan. Tapi majalah ini hanya diberikan untuk para
donatur SR sebagai reward.
9. Tapi kalau youtube sudah digunakan belum?
Jawab: Oh iya ada, satu lagi youtube. Youtube sedekah rombongan. Kita kan dibagi tiga ya. Dibagi tiga poros sedekah rombongan itu, Jogja etalase
nasional sebagai etalase nasional sebagai kantor pusatnya, Depok ini Jakarta ini di rumah singgah dan di sini ya sebetulnya saya yang kerjanya di sini, itu sebagai database, di Semarang sebagai soaial media. Jogja itu etalase nasional
dan publikasi majalah, redaksi majalahnya di sana. Di sini database dan web di Depok ini.
10. Bagaimana gambaran mengenai proses komunikasi persuasif yang
dilakukan komunitas sedekah rombongan dalam mengajak masyarakat
bersedekah?
Jawab : Pernah liat, saya susah ya bicaranya ya di cek aja di instagram di
@srupdate di facebook juga, itu yang pertama dengan progress aktivitas kurir bersama pasien, kemudian progress pengobatan pasien, kemudian progress terhadap tools-tools nya sedekah rombongan yang ada di lapangan seperti
mobil, motor yang di branding sedekah rombongan, yang keempat kelima dan seterusnya itu tambah-tambahan seperti quotes-quotes gitu kan.
11. Dalam melakukan komunikasi persuasif dengan masyarakat, apakah
komunitas sedekah rombongan memberikan edukasi mengenai sedekah
kepada pengemis ataupun mengajak masyarakat agar tidak lagi
memberikan sedekah kepada pengemis?
Jawab : Kita targetnya itu kalau dikasih rute, kalau dikasih ini leveling yang pertama adalah fakir miskin yang buat kita itu terdata di kependudukan, jadi bukan orang yang dijalanan bukan, karena kita perlu pertanggung jawaban,
uang yang kita sampaikan itu harus ada foto nominal. Pake amplop sedekah rombongan, data penerima manfaat nama, umur, kenapa layak dibantu,
masalahnya apa, tinggalnya di mana, agamanya apa, ya semua. Yang ketiga adalah kontur prestasi bentuknya kwitansi, penerima dikasih warna merah, ini ditaro dicabang, putih ditaro dipusat, untuk dilakukan audit setahun sekali ini,
ini kan nanti diaudit.
12. Maksud saya apakah dari komunitas ini sendiri ada edukasi yang
diberikan kepada masyarakat mengenai larangan bersedekah kepada
pengemis?
Jawaban: Sejujurnya kita tidak terlalu sentimen menyinggung program yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah ya gitu, pada saat seperti ini realitanya
orang yang di jalanan tidak sepenuhnya kita bisa patok mereka ngga layak dikasih, Islam itu ngga ngasih kalau benar-benar jadi mata pencaharian. Tapi kalau kita melihat orang yang dalam keadaan panik keluar dari rumah untuk
mencari makan apa, untuk keluarganya saat itu belum makan, bisa saja insidensial bisa saja dadakan kenapa gak kita kasih gitu kan, makanya saya
engga mau terlibat dalam dikotomi inilah, itu urusan departemen sosial itu, kalau sedekah rombongan caranya secara kelembagaan dia nelusurin, survei,
survei datanya, fotonya, serta dokumentasi, kwitansi, artinya kan itu sudah
terjawab bahwa yang ini ngga boleh, bahwa yang di jalanan gak boleh. Siapa sih yang tega melihat anak kecil digiwing-giwing ke jalanan, siapa sih yang
gak tega. Mungkin kalau masih ada Rasulullah dia bisa marah sama kita anaknya dipanas-panasin, masa cuma yang ditegur ibunya, paling engga ibunya ditegur nih “kamu besok jangan ajak-ajak anak kamu lagi kasihan dia
perlu susu perlu istirahat di rumah” sekarang kan anak udah kaya binatang ternak di bawa panas-panasan ngemis, kalau di situ jelas Islam gak setuju gitu
kan, dzalim kan gitu.
13. Siapa saja yang menjadi komunikator dalam mengajak masyarakat
untuk bersedekah?
Jawab : Ada beberapa fungsi kurir di sedekah rombongan, baik itu yang
dipredikatkan sebagai kordinator atau kurir pendamping ya. Kurir, kordinator kurir yang tidak kordinator kurir juga gitu kan, ya artinya kurir pendamping disebutnya. Dulu malah aneh-aneh disebutnya ada kurir bayangan, ada kurir
ini, sekarang udah kurir semua kurir, cuma ada predikatnya ada kurir pendamping ada kordinator kurir. Itu silahkan melakukan apa saja melalui tim
building-nya, jika tim building-nya dalam satu kabupaten itu sudah memberikan flot pekerjaannya itu jangan… contoh yang bisa mampu retorika, bisa datang ke kumpulan-kumpulan kantor, kumpulan-kumpulan majelis
ta’lim, kumpulan-kumpulan mahasiswa menjelaskan sedekah rombongan itu apa, nah di luar itu tetap mambawa sebuah marwahnya sebuah soul-nya
bahwa sedekah romongan itu hadir bukan sebagai peminta-minta, sedekah rombongan itu hadir untuk mengajak konsepnya bukan meminta apalagi bukan mengambil. Kita tuh mengajak, datang ke UIN nih kumpulan kamu
kumpulin 20 orang, saya presentasi mau di UIN nya kek, mau di rumah kamu saya jelasin sedekah rombongan gini loh, istilahnya dengan sebuah bahasa
yang dari hati ke hatinya “gue ngajak elu nih, kasihan banget lu gak jadi kurir sedekah rombongan. Sebelah rumah lu supir, istrinya melahirkan pendarahan gak punya duit lu bingung kan? Tapi lu kalo jadi kurir sedekah rombongan, lu
bisa sampaikan ke sedekah rombongan. Jadi lu bawa-bawa banner nih, ada dhuafa sakit datang ke gua ke sedekah rombongan, nah itu kan menjadi kurir
sedekah rombongan gitu kan” nah itu kalo saya bahasa hati ke hatinya. Namun kita ceritakan di situ bahwa “lu teman-teman mahasiswa UIN nih, yuk inget-inget cari-cari ada yang bisa dibantu sama kalian sedekah kalau gak bisa
duit ya tenaga, kalo gak bisa tenaga ya senyuman gitu kan, atau jempol-jempol kalian semua ini deh lakuin retweet, repost sedekah rombongan gitu”,
itu kan akan menjadi kalau dari gadget saya sendiri akan naikin claud gitu kan, dapat apresiasi terus dari sosial medianya, kemudian para pembaca juga jadi perhatian, jadi penasaran gitu. Nah di luar itu kita gak ada, setelah saya
menjelaskan ini harapan saya bukan semata-mata kalian harus ngasih uang ke kami bukan, saya memberitakan bahwa di luar kenyamanan hidup kita itu ada
orang yang sengsara gitu, kalau sudah dikasih tahu, mau lakukan atau tidak lakukan terserah gitu kan. Ya kan di Islam ada, bagaimana sih konsep humas
itu, bagaimana sih konsep mubaligh itu, tabligh itu, atau kalau zaman
sekarangnya orang jurnalistik publish-nya gimana sih, bukan nyari oplah dalam Islam mah, “bashiraan wa nadhiraan” menyampaikan dan
memperingatkan gitu. Jadi kalau lu mahasiwa gak memperingatkan orang, gak memberitahukan aduh kasihan banget gitu kan. Nah yang kita sampaikan seperti itu, jadi dengan 20 orang yang sudah nancep nih misalnya 10 orang
tahu tentang sedekah rombongan, harapan kita yang 10 itu bisa nyebarin lagi, gak perlu saya ngasih bonus kalian sudah digaji langsung dari atas. Begitu
kalian menyampaikan orang langsung dapet ilmunya bangkit kembali kan, wah orang dari tidak soleh kan tadinya nih biasa-biasa aja gitu, begitu kamu ngomong langsung jadi soleh gitu kan kamu kan jaminannya udah surga
seperti itu kan. Karena dari orang itu, langit langsung bocor kan menurunkan rahmatnya.
14. Apa saja yang menjadi program kerja komunitas sedekah rombongan
dalam mengajak masyarakat untuk bersedekah?
Jawab : Sejauh ini masih kepada perobatan, perobatan aja pendampingan perobatan. Kedua kegiatan sosial baksos, kemudian ke acara yang sedikit
religi yatim piatu itu agak rutin juga, terus berbagi makanan tambahan gitu nah baru sebatas-sebatas itu sih.
15. Apa program komunitas sedekah rombongan yang berbeda dengan
komunitas lainnya?
Jawab : Pendampingan pasien ini belum ada di komunitas-komunitas lainnya. Bahkan ini gak usah diomongin ya, dompet dhuafa sama duh yayasan apa sih ya lupa, kadang suka ngasih uang ke kita “kang tolong dampingin yang ini
dong kang” gitu sering menitipkan, gak ngasih uang juga mereka kadang yang gak sanggup dititipkan karena mereka sistemnya cariti putus. Dompet dhuafa
tuh 1 tahun dapetnya 350 miliar loh. Bukan lebih besar lagi SR itu 15 miliar setahun paling gede, bukan lebih besar itu langit dan bumi. Jadi kita menekankan secara psikologi juga bicara ke teman-teman kalau ada yang
seperti itu jangan mencibir, nanti pahala kita hilang. Apa yang kita lakukan ya itu yang kita lakukan, gak usah mencibir masa bilang “dompet dhuafa kok
banyak-banyak dapetnya kok nitipin ke kita” engga, justru konsepnya dibalik perspektifnya, kalau mereka menyerah memberikan kepada kita artinya Allah memberikan ridho kepada kita gitu kan, orang dana bukan dana kita kok.
16. Apa yang dimaksud dengan pendampingan pasien?
Jawab : Pendampingan pasien tuh gini, ada penyakit yang bisa tuntas dalam satu waktu misalnya sebulan beres. Ada yang panjang, ada yang panjang nih seperti kena stroke, diabetes, cancer, apa seamamae, cancer paru-paru, nah itu
kan perlu pendampingan itu, artinya kita kontrol dia. Kemarin berobat 2 minggu lalu “pak gimana kapan jadwal berikutnya? Oh gini.. yaudah nanti
kalau gak ada dana kita support, bantu untuk transport” kadang-kadang
dianterin pakai ambulan itu pendampingan ini yang jarang terjadi di lembaga
lain.
17. Apa tujuan komunitas sedekah rombongan mengajak masyarakat
bersedekah melalui program pendampingan pasien?
Jawab : Engga ke situ kita ngga menspesifikan apa yang kita lakukan itu harus pendampingan, artinya ya itu tadi taglinenya yuk bersedekah setiap hari gitu,
karena secara sunatullah ini tidak akan tuntas persoalan ini gitu, jika kita kita bergerak aja gini loh, kitab suci itu tidak akan berlaku lagi kalau tidak ada kemiskinan, analoginya seperti itu kan, kitab suci, ketuhanan bahkan mungkin
sudah tidak berlaku lagi jika sudah tidak ada kemiskinan, jika sudah tidak ada kesengsaraan, artinya adanya kitab suci itu karena adanya kemiskinan, adanya
kesengsaraan, adanya kejahatan. Kan di kita diminta untuk mengikuti kitab suci, sejarah ilmu pegetahuan tidak akan berlaku kalau orangnya sudah berilmu gitu kan, artinya gitu. Dari zaman Rasulullah, dari zaman Umar bin
Khatab, sampai Umar bin Abdul Azis yang begitu kesulitan untuk berzakat, itu kan yang jadi… tapi kan yang lain kelaparan, jadi kalau kita mampu untuk
membantu membangkitkan zakat bisa sampai ke Rohingya, bisa sampai ke Palestina, itu kan artinya kita kan sudah tentram di sini gitu kan, nah itu. Artinya kita tidak spesifik hanya memberikan informasi atau simbol
penghimbauan supaya “yuk zakat is a life style, rombongan dong karena kalau lu sendirian ngobatin anak kanker paru-paru 23 juta, mungkin lu ngeluarin
sejuta udah berasa gede. Ya udah minta lagi katanya, besok operasinya 3 juta, besok obatnya 4 juta gua gimana dong”. Nah makanya lakukan dengan jama’ah seratus seorang 50 ribu, sudah 5 juta toh, 5 juta yang tadinya satu
orang berobat 1 juta sudah jadi 5 pasien apalagi kalo 200 orang apalagi kalau 300 orang, itulah bahkan saya punya obsesi nih mudah-mudahan followers
sosial media saya nyampe 1 juta kaya Christiano Ronaldo 100 jutaan, Agnes Monica 10 juta lebih. Itu kan kalo Agnes Monicanya masuk sedekah rombongan tuh “eh lu mau gak ikut gerakan gue sebulan transfer minimum
payment bank. Berapa? 10 ribu” wah siapa yang gamau 10 ribu ngajak kebaikan “ntar gue mau sumbangin nih sama sedekah rombongan. 10 ribu tuh,
Agnes followersnya 10 juta, karena suka Agnes nih ya, karena cinta Agnes, wah 10 juta orang semua transferin, saya obsesinya cuma 1 juta, persatunya dari Agnes. 10 juta orang dikali 10 ribu, 100 M sebulan. Apa itu bukan sebuah
kekuatan yang mengalahkan pemerintah, inilah yang disebut masyarakat adalah Tuhan, rakyat adalah Tuhan, maksudnya tuh seperti itu kekuatannya
gak kuat seperti kekuatan Tuhan. Pemerintah ngadopsi 100 miliar untuk sebuah gerakan, belum bisa satu bulan.
18. Apa faktor pendukung dan penghambat komunikasi persuasif komunitas
sedekah rombongan dalam mengajak masyarakat untuk bersedekah?
Jawab : Sejauh ini karena menara yang kita bangun itu tidak jauh dengan teman-teman yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, tingkat
ketidakepercayaan itu menjadi, jadi kepercayaan itu menjadi sebuah modal
lah, maka wajar kalau ada orang yang tidak percaya. Maka transparansi dan kelengkapan laporan itu harus menjadi modal dasar selain kepercayaan yang
akan terbangun. Apa sih krisis Negara kita ini, ketidapercayaan kan, itu menjadi penghambat untuk komunikasi persuasif. Belum bicara priori loh, orang udah bicar priori duluan orang kalau sudah priori diajarin sama guru
setiap hari nolak terus gitu kan. Nah itu yang kita bangun adalah kepercayaan dulu. Selanjutnya ya, selanjutnya tepat sasaran memberikan amanahnya. Kan
kadang-kadang orang bisa salah ya, ada ngaku-ngaku orang tidak mampu, gak taunya orang mampu. Itu kan menjadi boomerang juga dalam komunikasi. Buat saya yang dijadikan underline itu yaitu tadi mendahulukan kepercayaan
di kalangan masyarakat, jadi menjadi sebuah lembaga terpercaya gitu di masyarakat.
19. Jadi itu berarti upaya untuk mengatasi hambatan yang terjadi ya Pak?
Jawab: Betul. Kalau orang sudah dipercaya, di rumah aja kan apa sih kalau
kita bayangkan dalam sebuah kepercayaan itu kan, amanah itu. Kalau kita tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa melakukan apa-apa pasti menitipkan kan
pada orang. Kamu harus nyari dong yang selektif siapa. Kalau di keluarga kan ayah, ibu, kakak, adik bahkan kalau dia lari ke tetangga “nih saya mau pulang kampung, saya mau pulang nih saya tinggal ya anak istri” nah kepercayaan itu
kan istri saya terjaga oleh tetangga-tetangga saya, anak-anak saya terjaga oleh tetangga-tetangga saya, itulah kepercayaan
20. Setelah melakukan komunikasi persuasif untuk mengajak masyarakat
bersedekah, bagaimana sikap masyarakat dalam menanggapi hal itu?
Jawab : Alhamdulillah saya bilang, kami tidak memuji pada diri sendiri karena kami yang saya awali tadi kalau tagline saya “lakukan yang luar biasa
itu seperti biasa agar tak hadir jumawa” artinya tak hadir sombong. Lakukan yang luar biasa itu seperti biasa, makanya saya bilang tadi kalau orang gak melakukan sedekah melakukan sedekah aja kaya luar biasa kan, pengen diliat,
selfie, gapapa itu proses, itu proses gitu. Kalau kita bilang kalau sudah biasa, lakukan yang luar biasa itu seperti biasa maka tidak hadir jumawa, gitu kan.
Nah atas aksi pasti ada reaksi, pernah kita ada kejadian dengan hadirnya sedekah rombongan di rumah singgah Bandung pernah ada orang marah-marah “ngapain bawa pasien segala macem, nah kita di sentimenin. Parkir
dimarahin wah segala macem. Kita jawab dengan senyuman, kita jawab kita sudah izin RT RW, kita untuk membantu dhuafa yang sedang sakit di rumah
sakit Hasan Sadikin. Suatu hari si Bapak itu sakit, terkapar, gak punya uang ke rumah sakit butuh biaya 4 juta. Kalo akhlak Rasul kan, udah gak usah ngomong nenek-nenek buta aja dikasih makan kan sama Rasulullah kan,
Yahudi yang suka meludahi begitu sakit ditengokin kan. Tak usah bête langsung baper langsung posting di wall facebook gitu “hari ini gua bête
banget nih ketemu orang” gitu kan, gak usah. Akhirnya kita bantu, kita bantu sampai si bapak tuh nangis “ya Allah terima kasih banyak sedekah
rombongan saya sekarang bisa melihat lagi, gula darah saya sudah turun, saya
sudah operasi katarak sekarang bermodalkan 4 juta terima kasih” menjadi bagian terdepan di Bandung, ada informasi apa-apa sini saya yang bawa saya
yang survei, bapak-bapak sudah tua bekas tentara. Nah itu yang punya dampak psikologis, emosi, dendam, kalau yang biasa-biasa malah negara sudah carut marut gitu masih ya ada yang ngurusin orang-orang dhuafa kaya
gini lembaga kecil. Maka mereka senang, maka responsif merasa ada apresiasi di lingkungan wilayah nih yuk kita bantu, bahkan menjadi trider untuk
kegiatan-kegiatan itu, menjadi stater untuk dinamo-dinamo kebangkitan kepada kebaikan otomatis. Saya tanya melalui intuisinya dia, kita dikasih intuisi saya tanya “Lia sekitar teman-teman berapa puluh orang bahakan
ratusan orang, kalau ada orang berbuat baik yang mengucapkan aamiin lebih banyak apa lebih sedikit? Lebih banyak” nah itu yang terjadi, secara
sunatullah secara fitrah jika kita melakukan kebaikan pada suatu daerah, pasti daerah itu akan berdoa mengucapkan syukur.
21. Apakah terdapat peningkatan atau penurunan yang menjadi donatur
komunitas sedekah rombongan?
Jawab : Alhamdulillah tidak signifikan ada peningkatan, kita dari dulu perbulan ratusan juta sekarang sudah di atas 1 miliar kalau gak salah. 1,2 miliar, 1 miliar, 1,3 gitu. Cuma kan karena pasiennya semakin banyak juga
kan, maka upaya untuk meningkatkan strategi kalau bicara bisnin tools marketing lah ya, nih apalagi gitu get mana lagi yang mesti kita buka, nah kita
sekarang sudah menyelami presentasi-presentasi ke komunitas bisnis gitu, ke komintas bisnis selain sosial media loh ya. Dari sedekah rombongan kan ada yang kerja di indosat, di mana di mana gitu ya, saya ngisi setelah ada tausiyah
zuhur ngisi tentang sedekah rombongan, saya ke perusahaan minyak ngisi tau-tau mereka rutin sebulan 10 juta, sebulan 20 juta, ada yang 30 juta. Walaupun
sebulan sehari sejuta, tapi kalau kita hitung secara matematis kita bisa melakukan sesuai followers yang kita inginkan apa jadinya jikala Allah memberikan pertolongan dengan rezeki, siapa yang mampu membendung
rezeki. Nah kita lakukan di luar sosial media adalah dengan cara seminar, dengan cara diskusi, dengan cara komunitas pengajian, komunitas alumni,
mereka rata-rata ada bagian caritinya. Mau disalurkan kemana nih, karena orang bingung gitu punya uang bingung mereka, nah kita menyambutkan nya tuh.
22. Apakah komunitas sedekah rombongan ini pernah mendapatkan
penghargaan?
Jawab : Kalau dari pemerintah rakyat Indonesia, dari presiden sekali pada tahun 2012 sebagai sebuah gerakan yang sangat cepat merespon kebutuhan
masyarakat dari presiden SBY pernah. Sebenarnya kita gak butuh-butuh banget gituan, waktu itu kita diundang di Istana Bogor saya juga ikut sama
mas Saptuari. Kemudian kalau dari beberapa media sudah banyak dari metro TV, dari pokonya dari TV udah banyak dah dari TV TV religi dari DDAI TV,
dari TV 7, dari trans TV, dari RCTI, dari SCTV hampir pernah semua.
Sebenernya saya banyak diwawancara juga gitu, saya juga sering masuk TV. Kalau TV cuma wawancara biasa terakhirnya diberikan penghargaan.
23. Apa makna dari logo sedekah rombongan?
Jawab : Dulu ceritanya ada 8 orang ini yang bergerak di Jogja, nanti kalau secara filosofinya saya coba bongkar redaksionalnya deh, saya gak ikut-ikutan
masalahnya. Kalau mau nanya kaya gini-gini bisa di pusat di bagian media.
24. Bagaimana cara menjadi kurir sedekah rombongan?
Jawab : Dia bisa dari web daftarnya yang sudah tercatatnya dari web, yang belum tahu ya diarahkan untuk ke web. Semua dari web karena disitu sudah
tercatat, masuk administrasi, baru nanti dibagikan ke koordinatornya, nanti kamu kontak koordinatornya gitu. Jadi dibuka di web, profil kurir, ingin jad
kurir. Nanti sebentar lagi ada aplikasi androidnya, mungkin sebulan lagi. Nanti ada icomers nya di dalamnya, ada icomers-nya jadi selain sedekah rombongan di halaman pertama, di halaman kedua bayar listrik bisa, bayar
telfon bisa untuk nambahin biaya operasional, nah kita sudah hitung-hitungan dengan banknya ngambil berapa ngambil berapanya.
Koordinator Operasional SR Peneliti Skripsi
Dede Syaefuddin Lianti Meida
Nama : Syapruddin Perwiranegara (Koordinator Wilayah SR
DKI Jakarta)
Tanggal : 29 September 2017
Tempat Wawancara : Jakarta Pusat
1. Bagaimana latar belakang berdirinya SR Jakarta?
Jawaban: Latar belakang berdirinya Sedekah Rombongan di Jakarta itu pastinya mengikuti dari Sedekah Rombongan di Jogja, jadi sekitar bulan
Oktober tahun 2011 itu ada beberapa teman yang menjadi perpanjangan tangan dari Sedekah Rombongan Jogjakarta. Pertamanya sih ada beberapa teman dari mas Saptuari sugiharto founder Sedekah Rombongan itu minta
diajak bersama-sama untuk membantu dhuafa yang sakit khususnya di Jakarta. Nah pada saat itu mulai dari beberapa orang tersebut mulai mengajak
mulai menyantuni dhuafa-dhuafa, kalau kemarin sih yang disantuni itu dhuafa-dhuafa yang tidak sakit jadi santunan lepas, yang dimaksud santunan lepas adalah dhuafa-dhuafa yang kita temukan di lingkungan sekitar kita. Nah
di situ kurir awalnya ada bang Zainal Abidin itu, terus saya, terus juga Pak Dede Saefuddin yang sekarang sebagai kordinator operasional. Setelah itu
mulai berkembang ada beberapa kurir yang mulai bergabung di Sedekah Rombongan Jakarta. Sudah seperti plasma kita semua bergabung menjadi satu bagian di Sedekah Rombongan yang di Jakarta ini, tetap mengacunya pada
Sedekah Rombongan yang di Jogja. Semua pengajuan kita lakukan berdasarkan kodisi yang ada di Jakarta, namun pengajuan itu semua kita kumpulkan lalu kita ajukan ke Jogjakarta, dari Jogjakarta cair dananya turun
lalu ke kita, kita sampaikan santunan ke tadi target-target ke dhuafa yang sudah kita ajukan kita kumpulkan datanya lalu kita buatkan laporan kembali
ke Jogja, seperti itu sih.
2. Apa saja kegiatan yang ada di Sedekah Rombongan?
Jawaban: Kegiatan yang ada Sedekah Rombongan Jakarta ini yang pertama
pastinya kan pendampingan pasien, pasien-pasien yang ada di Jakarta sendiri yang domisisli jabodetabek, jadetabek ya Jakarta oh Tangerang Bekasinya
juga engga, Jakarta Depok yang kita fokus santunan, itu ada beberapa pasien yang kita dampingi dan juga ada beberapa pasien-pasien rujukan yang berasal dari luar Jakarta Depok tersebut seperti Bu agustindari Lampung, juga ada
yang dari Karawang Yudit, ada yang dari Jambi, dari Sorong kita tamping silahkan singgah di rumah singgah sini sama di rumah singgah Slipi, jadi yang
khusus untuk sakit-sakit jantung itu yang akan rujuk ke Rumah Sakit Harapan Kita dan Darmais kita singgahkan di rumah singgah Slipi, jadi kalo di sini yang singgah khusus untuk di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan RSCS
Gatot Subroto.
3. Apa saja aset-aset yang dimiliki Sedekah Rombongan Jakarta?
Jawaban: Ada MTSR (Mobil Tanggap Sedekah Rombongan), terus peralatan
dapur, peralatan ruang tamu, peralatan kamar mandi seperti itu, buku-buku untuk kita buat mini library, terus juga da motor ya seperti itu.
4. Ada berapa banyak Mobil Tanggap Sedekah Rombongan Jakarta dan
juga motor yang dimiliki?
Jawab: Ada 2 unit, motor juga ada 2 unit.
5. Untuk majalah yang diterbitkan oleh Sedekah Rombongan setiap bulan
itu diperuntukkan untuk siapa?
Jawab: Majalah tersebut diperuntukkan untuk semua donatur Sedekah Rombongan, jika donatur yang memberikan sedekahnya melalui media sosial, majalahnya akan kami kirimkan via paket ke masing-masing donatur.
6. Bagaimana struktur kepengurusan Sedekah Rombongan Jakarta?
Jawab: Ada korwil, admin, MTSR (Mobil Tanggap Sedekah Rombongan), dan RSSR (Rumah Singgah Sedekah Rombongan). Untuk korwil saya sendiri, untuk di MTSR ada satu Pak Asep Bahrudin, terus untuk di administrasi
keseluruhan ada Anasa Ramadhan, di admin rumah singgah sendiri kita percayakan kepada mba Untari.
7. Apa saja tugas dari masing-masing pengurus?
Jawab: Saya belum hafal ya..
-Tugas kordinator wilayah itu mengkoordinir kurir-kurir, administrasi, dan MTSR, dan juga rumah singgah. Tugas pokoknya adalah selain
mengkoordinir, mereka kurir itu melakukan pengajuan untuk dhuafa-dhuafa yang akan disantuni target-terget dhuafa itu kita ajukan lalu setelah saya kumpulkan data-data itu setelah itu saya ajukan ke pusat ke Jogja. Terus
setelah itu saya juga mengkoordinir tim data base yaitu di bawah kewenangan administrasi itu akan kita kumpulkan laporan-laporan. Setelah santunan, uang-
uang yang setelah kita salurkan itu laporannya seperti apa kita arahkan menuju administrasi. Terus juga MTSR laporan-laporannya, kegiatan-kegiatan hariannya ke mana, bon-bon yang sudah keluar dana service itu kita
laporkan pendataannya. -Koordinator operasional tugasnya mengkoordinir operasional kegiatan-
kegiatan yang bersifat operasional di seluruh nusantara, wilayah dari Sorong sampai Aceh. Itu semua kegiatan pendampingan, pasien yang sakit, BPJS, terus juga termasuk rapat koordinasi, semua di bawah koordinator
operasional. -Kalau koordinator utamanya, megkoordinir semuanya, global.
-Kalau korwil perintis itu istilahnya mereka yang belum punya struktur yang lengkap, belum punya banyak kurir, belum punya istilahnya kelengkapan di daerah yang sudah mandiri atau mereka dikatakan belum mandiri, jadi
dikumpulin usaha dari beberapa daerah, misalkan dari yang sekarang ini Aceh, Padang, terus Palembang, NTB, ada juga Bali. Jadi mereka ini belum
lengkap, nah digabungin di grup perintis. Dalam arti belum lengkap itu
mereka hanya satu dua orang kurir, jumlah kurirnya sedikit, jumlah kurirnya dalam satu wilayah itu cuma satu dua jadi digabungkan semacam ruter area
mobile area gitu, jadi di bawah satu koordinator yang setingkat wilayah, cuman wilayahnya terpecah-pecah hanya ada satu kurir di sana, hanya ada tiga kurir di sana jadi digabungkan dalam satu koordinator, satu administrasi
semuanya lalu dari satu tim wilayah tersebut di bawah koordinator operasional. Jadi mereka fungsinya biar memudahkan si kurir ini biar tak
kehilangan arah nih mau ngapain ya, fungsinya perintis adalah seperti itu. -Kalau untuk DPSR (Dewan Penasihat Sedekah Rombongan) disitu ada beberapa, ada anggota DPR, terus juga ada budayawan di Jogja, jadi setiap dia
ini ada nasihat dari mereka, jadi ada kegiatan-kegiatan yang apabila akan bersinggungan dengan publik mereka yang berpengalaman ada anggota DPR,
ada budayawan, mereka biasanya yang menasihati seharusnya kegiatannya begini begini begini terus seperti bantuan bencana alam, kita biasanya mendapat wejangan-wejangan dari DPSR bagaimana kita harus membantu.
8. Ada berapa kurir Sedekah Rombongan yang ada di Jakarta?
Jawab: Yang terdaftar itu ada 12, tapi kalau untuk simpatisan itu ada lebih dari 30 orang.
Koordinator Wilayah SR Jakarta Peneliti Skripsi
Nama : Tri Untariningsih (Relawan/ Kurir SR DKI Jakarta)
Tanggal : 19 September 2017
Tempat Wawancara : Jakarta Pusat
1. Apa yang dimaskud dengan kurir pendamping?
Jawab : Jadi kurir itu sebutan atau nama lain dari relawan di Sedekah Rombongan. Kurir pendamping itu, kurir yang mendampingi pasien dari awal
survei hingga proses pengobatannya.
2. Apa saja tugas dari kurir pendamping?
Jawab : mengetahui perkembangan dan kebutuhan pasien selama pasien dampingan menjalani pengobatan.
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dialami kurir
pendamping dalam mendampingi pasien?
Jawab : faktor pendukunya itu jika kita bisa dampingi pasien, pasien kooperatif, pasien keinginan untuk sembuhnya tinggi, keluarga juga
mendukung tentu ini akan sangat membantu meski kita tidak selalu full di lapangan. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kita jarang ke lapangan,
terus pasiennya tidak greget untuk sembuh, atau keluarga tidak mendukung.
4. Bagaimana upaya untuk mengatasi hambatan yang terjadi?
Jawab : Lebih ke kasih semangat pasien, kasih contoh-contoh pasien yang bisa sembuh. Temuin setiap ada kesempatan di tengah kesibukan. Untuk
keluarga kalo memang gak bisa diedukasi, ya mohon maaf kita akan lepas karena pasien tidak bisa berobat seorang diri.
5. Sejak kapan program pasien dampingan ini diadakan?
Jawab: Sudah ada sejak dulu SR berdiri, modelnya ada dua macam kita
menyebutnya pasien lepas dan pasien dampingan. Kalau pasien lepas itu misalnya dia butuh bantuan sekali aja nih kaya misalkan buat bantuan anak sekolah ya, dia cuma butuh buat bayar santuan itu kita Cuma kasih sekali aja
abis itu udah, tapi yang dampingan itu kaya missal pasien yang sakit kanker dia kan butuh pengobatan jangka panjang, jadi mungkin untuk berobat dia
udah di cover ya sama BPJS, tapi untuk hidup sehari-hari, untuk mungkin ada obat yang gak ke cover, bahkan untuk akomodasi itu kita santuni jadi kita damping terus sampai dia berobat sampai sembuh kalau bisa.
6. Apa saja yang diberikan Komunitas Sedekah Rombongan untuk pasien
dampingan?
Jawab: Untuk pasien yang tinggal di rumah singgah Jakarta, kita nyediain sembako beras sama telur biasanya, jadi untuk mereka masak sehari-hari
soalnya emang kita sengaja gak nyediain makanan jadi, soalnya karena selain kurir kita terbatas pasien kita juga terlalu banyak terus dari keluarga-keluarga
gitu, terus tempatnya juga terpisah-pisah jadi buat memudahkan biar masak
sendiri-sendiri aja kita nyediain sembakonya. Terus selain itu juga tetap ada kaya santunan rutin setiap bulan buat bekal mereka.
7. Biasanya dapat disebut satu rombongan itu kalau sudah ada berapa
donatur?
Jawab : engga jadi gini disebut sedekah rombongan itu karena terinspirasi dari filosofinya semut, kalau misalkan semut itu sendiri kan gak bisa ngapa-gapain
ya, tapi kalo misalkan dia berombongan bisa bawa beban roti gitu kan, jadi makanya di kita adain sosmed itu biar mereka pada bareng-bareng bantu jadi bukan harus berapa rombongan engga. Jadi misalkan aku pengen bantu nih,
yaudah aku kirim ke sedekah rombongan gitu, jadi dari yang ngirim-ngirim itu kan itu udah berombongan gitu tanpa kita tahu, maksudnya kita cuma
ngirim sendiri tapi di sana ternyata banyak orang juga yang ngirim. Jadi berombongan itu karena kita ngumpulin dari banyak orang.
8. Dalam satu bulan, berapa kali sedekah rombongan menyantuni pasien-
pasien?
Jawab : Jadi kalau di Jakarta sendiri ya, di Jakarta sendiri itu kita setiap 2 minggu sekali kita ngadain pengajuan nih, ini nanti untuk pasien-pasien. Misalkan kan sebulan itu ada 2 kali pengajuan. Pengajuan pertama buat
pasiien si A, nah nanti pengajuan kedua buat pasien si B, jadi gantian, nanti bulan berikutnya si A dapet pengajuan yang pertama lagi gitu. Tapi lagi-lagi
itu tergantung kebutuhan pasien, kalau misalkan si pasien ternyata misalkan ada pasien yang di sini dia di rawat, padahal minggu periode pertama dia udah dapet santunan, tapi dia di rawat terus dia butuh biaya lagi biaya untuk ini itu
gitu kan, itu bisa diajuin lagi di periode kedua.
9. Dari mana sedekah rombongan mendapatkan informasi warga yang
sakit?
Jawab : kita bisa dari web, web itu ada kolom info target kan itu bisa ngisi di
situ, terus nanti dari adminnya nyalurin ke kurirnya terus abis itu kita datengin, tapi bisa juga kita kaya aku kos di daerah mana terus denger-denger
nih di sini ada yang sakit itu bisa juga, terus ada juga yang misalkan pasien ini udah di rawat di rumah sakit kebetulak sebelahan sama pasien yang gak mampu juga itu bisa dibantu juga.
10. Bagaimana tahap-tahap agar warga mendapatkan sedekah dari sedekah
rombongan?
Jawab : kita itu ada survei, santuni, dampingi. Jadi, setiap kita dapet informasi dari siapa pun itu yang penting yang pertama kita survei dulu, kita datengin
kalau misalkan dia emang layak dibantu sama SR kita bantu.
11. Kalau untuk perorangan yang sakit misalnya minta bantuan dari SR
itu ada ketentuan-ketentuannya sendiri gak, misalnya ada yang sakit
kanker nih harus punya BPJS sendiri atau nanti akan diurus oleh SR?
Jawab : engga, misalkan pasien gak punya BPJS yaudah, tapi kalau misalkan
dia belum punya BPJS kita malah bantu buat bikinin BPJS. Tetep sih kita saranin untuk bikin jaminan kesehatan, terlebih kalau pasien itu membutuhkan pengobatan jangka panjang.
12. Apa saja program-program yang ada di SR?
Jawab : kalau di Jakarta itu setiap 2 minggu sekali kita ada pengajian terus yang tadi maksudnya Tanya kalau ada pasien yang di rawat gitu kalau denger
ada pasien di rawat kita kadang suka kumpul juga diskusi gitu maksudnya mana yang bisa dapet santunan. Terus di Jakarta itu kita punya program
namanya hulahup, hulahup ini setiap 2 bulan sekali kita ngadain acara di luar, di luar pasien SR jadi kita kaya datengin kemarin hulahup pertama kita dating ke RSCM kita dating ke ruang inap rawat inap anak, kita di situ kaya memberi
hiburan ke mereka, kemarin hiburannya itu dongen sama gambar terus sama sedikit ngasih bingkisan.
13. Bagaimana cara membagikan dana yang sudah terhimpun di ATM
sedekah rombongan?
Jawab : Itu tergantung pengajuan kita, kaya yang tadi kan dalm sebulan itu kita ada 2 kali periode pengajuan kalo di Jakarta ya, kalo di kota lain mungkin
bisa seminggu sekali. Itu kita list dulu, bikin list kira-kira periode ini siapa yang mau kita bantu terus abis itu kalo udah di list kita total berapa dan kita
ajuin ke pusat. Tergantung kebutuhan pasien juga dari masing-masing kota jadi gak tentu.
Kurir/ Relawan SR Peneliti Skripsi
Tri Untariningsih Lianti Meida
B. Transkrip Wawancara dengan Donatur Sedekah Rombongan
Narasumber : Nathijatul Fuadah, S.Pd (Mahasiswi S2 dan owner
olshop)
Pelaksanaan Wawancara : Wawancara via Whatsapp. Senin, 25 September
2017 pukul 17.21-19.52 WIB
1. Dari mana anda pertama kali mengetahui Sedekah Rombongan?
Jawab : Pertama kali tau tentang SR itu dari mas pacar.. setelah mas pacar cerita tentang SR, akhirnya saya ikut liat-liat profilnya dan penyaluran dananya.. litanya
di web SR
2. Bagaimana Sedekah Rombongan menurut anda?
Jawab : SR menurut saya sebuah komunitas yang bermanfaat dunia akhirat.. nyenengin juga litanya.. membahagiakan..
3. Apa saja pesan yang anda dapatkan dari Sedekah Rombongan?
Jawab : Keikhlasan yang luar biasa.. Lillahi ta’ala nya manusia-manusianya
terutama para kurir SR yang tanpa pamrih saling membantu sesama yang benar-benar membutuhkan uluran bantuan.. siap sedia 24 jam.. lebih lagi mengingatkan
bahwa dibalik maraknya korupsi dan koruptor di Indonesia, masih banyak manusia-manusia surga di bumi Indonesia.. jadi laknat Allah gak bakalan jatuh ke Indonesia duluan..
4. Apa yang membuat anda tertarik dengan Sedekah Rombongan?
Jawab : Jawabannya kurang lebih sama kaya nomor 3, tambahannya sih ya karena udah seneng sama SR jadi bikin ketagihan sedekahnya.. di samping itu perawatan-perawatan yang diberikan ke orang sakit juga gak cuma 1 atau 2x aja,
tapi bahkan sampai pasiennya sembuh
5. Apa yang membuat anda ingin bersedekah melalui Sedekah Rombongan?
Jawab : Udah nyaman sama SR, jadi kalau rindu sedekah ke orang lain atau pas SR upload ada orang sakit yang parah gitu biasanya tinggal transfer aja.. di sini
yang seringnya bikin tambah bersyukur diberi nikmat sehat lahir batin..
6. Kenapa anda memilih Sedekah Rombongan untuk menyalurkan sedekah?
Jawab : Udah nyaman SR.. Pernah juga ke ACT tapi rasanya hati mantap ke SR.. Hehe
7. Berapa kali anda melakukan sedekah melalui Sedekah Rombongan?
Jawab : Tanpa bermaksud sombong, tapi jawabannya sering.. karena sedekah seakan menjadi kebutuhan.. merasa ada hak orang lain di rezeki kita.. selain itu, di
saat diri ini mempunyai hajat atau sedang dalam masalah, biasanya sedekah banyak menjadi sarana penolong pelancaran urusan maupun terpenuhinya hajat..
jadi semakin sering sedekah, rasa syukur meningkat, hati senang, urusan lancar,
bahagia bisa membantu orang lain yang jauh di mana-mana
8. Kalau diakumulasikan sebulan kira-kira berapa kali mba?
Jawab : 1 bulan bisa 3-4 kali
9. Menurut anda, apa yang menjadi kelebihan dan juga kekurangan dari
Sedekah Rombongan?
Jawab : Kalau kekurangan kayanya gak ada menurut saya, karena SR selalu semaksimal mungkin meningkatkan kinerjanya dalam menyalurkan sedekah-sedekah yang diterima.. kalau kelebihannya banyak, salah satunya pernah yang
sedekah untuk beli ambulance itu dipaparkan laporannya karena khusus sedekah ambulance diberi kode 555… setelah saya liat laporannya yang di upload di IG,
diurutan laporan nama saya itu ada juga orang lain yang sedekah sebesar 10.555… di sini bukan tentang nominalnya, tapi tentang betapa seorang manusia sangat ingin bersedekah untuk pembelian ambulance itu.. walau hanya 10.555 dia
ikhlas ingin membantu.. jadi ini mungkin kelebihan SR yang mampu membuat orang-orang sadar nikmatnya sedekah, nikmatnya membantu orang lain..
subhanallah.. Wallahu a’lam bisshowab
10. Kalau dilihat dari komunikasi persuasif yang digunakan di media sosial
yang dimiliki SR, menurut mba pesan seperti apa yang paling efektif untuk
mengajak masyarakat ikut bersedekah?
Jawab : Jika hati terasa gelisah, tak tentu arah cobalah berbenah. Barangkali diri rindu sedekah (gambar quotes)
11. Berarti quotes-quotes yang di update di instagram ya mba?
Jawab : Iyaa.. Tapi karena dasarnya udah senang sih.. jadi tanpa quotes pun ya
senang sedekah..
12. Kalau dilihat dai jawaban nomor 5, apakah program pendampingan pasien
yang membuat anda selalu menyisihkan sebagian harta untuk bersedekah di
SR?
Jawab : Bisa dibilang iya.. misalnya diri ini lagi ada masalah, terus liat SR jadi ingat bahwa masalah kita gak sepedih penderitaan sakit mereka, dari situ keinginan sedekah muncul lagi.. terus dari pengalaman setiap abis sedekah itu
segala urusan jadi lancer, jadinya pengen sedekah terus
13. Bagaimana pendapat anda mengenai program pendampingan pasien yang
ada di Sedekah Rombongan?
Jawab : Program pendampingan pasien nya insyaallah bisa
dipertanggungjawabkan.. karena ada real foto-foto dokumentasi pendampingannya..
14. Melalui saluran atau media apa saja anda melihat Sedekah Rombongan
melakukan komunikasi persuasif?
Jawab : Awalnya via web SR, tapi setelah tau IG nya, Cuma via IG saja.. lebih
mudah aksesnya terus lalu muncul juga di beranda.. Jadi update terus..
Lampiran bukti chat via Whatsapp
Narasumber : Norika Ayu Dewi (Crafter)
Pelaksanaan Wawancara :Wawancara via direct message Instagram
@rajut.merajut, 25 September 2017 pukul 20:10-
21.15 WIB
1. Dari mana anda pertama kali mengetahui Sedekah Rombongan?
Jawab : Media sosial twitter @SRbergerak, lanjut website dan IG.
2. Bagaimana Sedekah Rombongan menurut anda?
Jawab : SR sebagai sarana & media sedekah yang transparan untuk masyarakat modern. Mudah dipantau ke mana, untu apa & kepada siapa sedekah kita
disalurkan.
3. Apa saja pesan yang anda dapatkan dari Sedekah Rombongan?
Jawab : Bagi saya, SR tidak hanya sebagai media untuk menyalurkan sedekah. SR juga sebagai media dakwah, mengingatkan saya bahwa saat sempit dan sulit
justru adalah saat yang tepat untuk bersedekah. Dengan memberi saat saya merasa kesempitan rezeki dan kesulitan hidup, saya meyakinkan diri bahwa di situ Allah
menguji saya tentang makna keikhlasan dan kebesaran Allah yang akan mengganti kesempitan dengan kelapangan dan kesulitan dengan kemudahan segala urusan terutama urusan menyambut rezeki.
4. Apa yang membuat anda tertarik dengan Sedekah Rombongan?
Jawab : SR insyaAllah amanah, jelas, dan mudah di pantau. Memiliki relawan yang konsisten dalam menyalurkan sedekah dan mendampingi pasien yang sakit untuk berobat sampai sembuh. SR juga memfasilitasi keluarga pasien dampingan
dengan menyediakan rumah singgah dan transportasi (ambulance). Mudah transaksi kapan dan di mana saja saat ingin sedekah, tidak mengharuskan
konfirmasi setelah sedekah.
5. Apa yang membuat anda ingin bersedekah melalui Sedekah Rombongan?
Jawab : Jawabannya sama dengan poin nomor 4
6. Kenapa anda memilih Sedekah Rombongan untuk menyalurkan sedekah?
Jawab : Secara pribadi, saya pernah mendampingi almarhumah tante saya berobat ke luar kota untuk kesembuhan penyakit (kanker serviks). Waktu itu saya belum
mengenal SR. Saya merasakan betul bagaimana kesulitan pasien dan keluarga yang tidak punya kendaraan pribadi atau kecukupan materi untuk mencari
penginapan sebagai tempat singgah sementara mengingat setiap kali berobat jalan ke RS kami perlu tinggal di luar kota sampai beberapa hari. Yang ada justru kebutuhan pendamping yang perlu dikeluarkan jauh lebih besar disbanding
pengeluaran pasien. Di situ saya merasakan betul manfaat SR yang konsisten dalam mendampingi pasien yang tinggal jauh dari kota dan kesulitan berobat.
7. Berapa kali anda melakukan sedekah melalui Sedekah Rombongan?
Jawab : Saya rutin menjadi donatur SR sejak 2014, setiap pekan khususnya di
hari Jum’at.
8. Menurut anda, apa yang menjadi kelebihan dan juga kekurangan dari
Sedekah Rombongan?
Jawab : Kelebihan: SR mudah menghimpun remaja sampai dengan dewasa yang
senang bersosial media untuk memantau ke mana dan kepada siapa saja sedekah disalurkan. Tidak perlu nominal khusus yang diharuskan ketika ingin bersedekah.
Kekurangan: InsyaAllah SR sudah cukup baik dalam mengelola sedekah khususnya untuk hal yang saya suka (dari pengalaman, saya lebih suka bersedekah kepada yang sakit dan tidak
mampu)
9. Melalui saluran atau media apa saja anda melihat Sedekah Rombongan
melakukan komunikasi persuasif?
Jawab : Bagi saya, pesan persuasif yang paling efektif justru saat saya membaca
quote tentang sedekah/ manfaat rezeki/ sakit parah yang mengingatkan saya untuk menjaga kesehatan juga ingatan tentang kematian. Bahwa tidak perlu sakit dan
tua untuk dijemput oleh kematian. Semua yang kita punya hanya titipan, kelebihan yang dimiliki adalah untuk dibagikan.
10. Pesan apa saja yang anda dapatkan dari komunikasi persuasif yang
dilakukan Sedekah Rombongan?
Jawab : Kekayaan adalah bukan tentang banyaknya harta yang sudah kita timbun. Tapi dari berapa banyak yang kita bagi, lalu lupakan. Dengan sedekah seolah menjadi filter, sedikit rezeki yang kita bagikan dengan orang lain secara ikhlas,
akan menghasilkan sari rezeki lain yang lebih bersih dan justru lebih banyak disbanding sebelumnya.
11. Bagaimana pendapat anda mengenai program pendampingan pasien yang
ada di Sedekah Rombongan?
Jawab : IG & Twitter
12. Seberapa besar pengaruh program pendampingan pasien untuk mengajak
masyarakat bersedekah?
Jawab : Dengan pendampingan pasien, saya yakin, sedekah yang disalurkan tidak
akan digunakan untuk hal yang mubazir karena keluarga pasien merasa dipantau/ diawasi dan diharapkan kesadarannya bahwa sedekah yang diperoleh adalah
untuk tujuan utama yakni berobat demi mencapai kesembuhan pasien.
Lampiran bukti wawancara via direct message Instagram
Narasumber : Devi Anggraeni (Karyawan Swasta)
Pelaksanaan Wawancara : Wawancara via direct message Instagram
@devianggrae, 25 September 2017 pukul 21.22-
2152 WIB
1. Dari mana anda pertama kali mengetahui Sedekah Rombongan?
Jawab : Dari instagram
2. Bagaimana Sedekah Rombongan menurut anda?
Jawab : Lumayan bagus & cukup transparan soal pengelolaan dananya
3. Apa saja pesan yang anda dapatkan dari Sedekah Rombongan?
Jawab : Pesannya di setiap postingan gak melulu soal kita harus sedekah, tapi
diselingi dengan quote-quote penyejuk agar kita inget soal sedekah & agama
4. Apa yang membuat anda tertarik dengan Sedekah Rombongan?
Jawab : Karena cukup transparan perihal pengelolaan dananya
5. Apa yang membuat anda ingin bersedekah melalui Sedekah Rombongan?
Jawab : Sebenarnya banyak akun-akun soal sedekah seperti ini, tapi karena awalnya saya tau soal pengelolanya (founder-nya seorang wirausahawan bukan
sih seingetku) dan tau dia sering ngepost-ngepost soal kegiatannya, dan tau memang mereka membantu sodara-sodara sekitar kita
6. Kenapa anda memilih Sedekah Rombongan untuk menyalurkan sedekah?
Jawab : Jawaban no 6 ini sama no 5
7. Berapa kali anda melakukan sedekah melalui Sedekah Rombongan?
Jawab : Lupa saya kayanya ke 1/ 2 kali gitu
8. Menurut anda, apa yang menjadi kelebihan dan juga kekurangan dari
Sedekah Rombongan?
Jawab : Mungkin kalo kelebihannya ya soal transparansi dikemanakan uang
sedekah lumayan selain itu postingan quote soal agama juga bagus, karena gak melulu soal sedekah aja… kalo kekurangannya mungkin gak hanya postingan tapi
kayak IG story juga, informasi penyaluran dananya lebih di blow up aja & update soal uang masuk & keluar lebih transparan lagi & di update di website atau dipostingan, karena ini kan soal dana sedekah, kayak akun Action Cepat Tanggap
(ACT)
9. Melalui saluran atau media apa saja anda melihat Sedekah Rombongan
melakukan komunikasi persuasif?
Jawab : Media online Instagram
10. Pesan apa saja yang anda dapatkan dari komunikasi persuasif yang
dilakukan Sedekah Rombongan?
Jawab : Pesan mengajak untuk bersedekah
11. Bagaimana pendapat anda mengenai program pendampingan pasien yang
ada di Sedekah Rombongan?
Jawab : Bagus
12. Seberapa besar pengaruh program pendampingan pasien untuk mengajak
masyarakat bersedekah?
Jawab : Lumayan besar
Lampiran bukti chat via direct message Instagram @devianggrae
Narasumber : Lucky Ariestya Abidin (Karyawan Swasta)
Pelaksanaan Wawancara : Wawancara via direct message Instagram
@uqilicious. Sabtu, 7 Oktober 2017, pukul 13:23-
14.43 WIB
1. Dari mana anda pertama kali mengetahui Sedekah Rombongan?
Jawab : Instagram
2. Bagaimana Sedekah Rombongan menurut anda?
Jawab : Inspiratif
3. Apa yang menarik dari Sedekah Rombongan?
Jawab : Memudahkan untuk membantu orang yang membutuhkan
4. Apa yang membuat anda ingin bersedekah melalui Sedekah Rombongan?
Jawab : Bukti bahwa SR amanah dengan memberikan bukti-bukti bahwa sedekah
disampaikan ke yang membutuhkan
5. Berapa kali anda melakukan sedekah melalui Sedekah Rombongan?
Jawab : Baru 1 kali
6. Menurut anda, apa yang menjadi kelebihan dan juga kekurangan dari
Sedekah Rombongan?
Jawab : Kelebihan, dapat membantu orang lain menyalurkan bantuan dengan lebih mudah. Kekurangan, mungkin dibuat lebih besar agar dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas
7. Melalui saluran atau media apa saja anda melihat Sedekah Rombongan
melakukan komunikasi persuasif?
Jawab : Media sosial instagram
8. Pesan apa saja yang anda dapatkan dari komunikasi persuasif yang
dilakukan Sedekah Rombongan?
Jawab : Bahwa masih banyak orang lain yang kurang beruntung dan perlu dibantu
9. Bagaimana pendapat anda mengenai program pendampingan pasien yang
ada di Sedekah Rombongan?
Jawab : Belum tahu
10. Seberapa besar pengaruh program pendampingan pasien untuk mengajak
masyarakat bersedekah?
Jawab : Belum tahu
Lampiran bukti chat via direct message Instagram @uqilicious
Narasumber : Mohamed Nizar (Pegawai Swasta)
Pelaksanaan Wawancara : Wawancara via email ninoalfonso92@gmail.com,
28 September 2017 Pukul 06:38 WIB
1. Dari mana anda pertama kali mengetahui Sedekah Rombongan?
Jawab : Saya pertama kali mengetahui SR dari televisi
2. Bagaimana Sedekah Rombongan menurut anda?
Jawab : Saya belum pernah bertemu atau terlibat langsung dalam kegiatan mereka; tapi, berdasarkan apa yang ditayangkan di televisi, saya rasa pendirian
program ini adalah hal yang sangat bagus khususnya untuk membantu orang yang menderita sakit parah dan bagi para dermawan (khususnya muslim) yang membutuhkan wadah yang terpercaya untuk mensedekahkan sebagian hartanya
untuk membantu orang-orang sakit dan yang membutuhkan.
3. Apa yang membuat anda tertarik dengan Sedekah Rombongan?
Jawab : Saya tertarik semenjak pendirinya menceritakan tentang pengalamannya
ketika dibantu orang saat membutuhkan biaya medis dan menyatakan tekadnya untuk melakukan hal yang sama semenjak itu.
4. Apa yang membuat anda ingin bersedekah melalui Sedekah Rombongan?
Jawab : Kesungguhan SR (berdasarkan apa yang pendirinya nyatakan di TV)
untuk membantu orang-orang yang kurang mampu yang menderita sakit parah yang membuat saya memilih SR untuk menyalurkan uang yang saya sedekahkan.
5. Berapa kali anda melakukan sedekah melalui Sedekah Rombongan?
Jawab : Saya sudah lupa mulainya kapan dan sudah berapa kali, tapi yang pasti, insyaAllah sudah lebih dari 5 kali. (Saya bersedekah setiap bulan saat gaji sudah cair).
6. Menurut anda, apa yang menjadi kelebihan dan juga kekurangan dari
Sedekah Rombongan?
Jawab : Terus terang saya tidak tahu keduanya. Saya hanya mempercayakan uang
yang yang saya kirimkan untuk disalurkan pada mereka; selebihnya saya hanya berharap uangnya disalurkan pada orang yang sangat membutuhkan.
7. Melalui saluran atau media apa saja anda melihat Sedekah Rombongan
melakukan komunikasi persuasif?
Jawab : Pernah dari TV sekali saja (yang saya lihat) sisanya dari Instagram.
8. Pesan apa saja yang anda dapatkan dari komunikasi persuasif yang
dilakukan Sedekah Rombongan?
Jawab : Ajakan untuk ikut saling membantu saudara yang membutuhkan.
9. Bagaimana pendapat anda mengenai program pendampingan pasien yang
ada di Sedekah Rombongan?
Jawab : Meskipun saya mengikuti SR di Instagram, saya sebenernya tidak terlalu memperhatikan kiriman-kirimannya; jadi saya kurang tau akan program ini.
Namun, saya akan selalu mendukung apabila itu memang baik dan membantu
orang-orang kurang mampu yang sakit parah.
10. Seberapa besar pengaruh program pendampingan pasien untuk mengajak
masyarakat bersedekah?
Jawab : Masih berhubungan dengan jawaban saya atas pertanyaan nomor 9, saya tidak tahu.
11. Apa saran untuk SR ke depannya?
Jawab : Saya harap SR bisa membuka cabang atau perwakilan di setiap daerah dan mengadakan program kemanusiaan dengan mengajak para simpatisan di
daerah tersebut. Bila itu dilakukan, saya harap SR mau mendata siapa saja simpatisan yang berasal dari daerah tersebut dan mengajaknya dngan menghubunginya secara pribadi (langsung, misalnya lewat PM Instagram atau
sms).
Lampiran bukti wawancara via email ninoalfonso92@gmail.com
Narasumber : Monika Yulando Putri (PNS)
Pelaksanaan Wawancara : Wawancara via email monikayulando@gmail.com,
30 September 2017 Pukul 13:44 WIB
1. Dari mana anda pertama kali mengetahui Sedekah Rombongan?
Jawab : Dari facebook Saptuari Sugiharto
2. Bagaimana Sedekah Rombongan menurut anda?
Jawab : Komunitas yang sangat positif
3. Apa saja pesan yang anda dapatkan dari Sedekah Rombongan?
Jawab : Menolong dengan ikhlas, membantu siapa saja yang membutuhkan
4. Apa yang membuat anda tertarik dengan Sedekah Rombongan?
Jawab : Transparansi laporan, luas jangkauan (banyak yang ditolong)
5. Kenapa anda memilih Sedekah Rombongan untuk menyalurkan sedekah?
Jawab : Karena kelihatan terpercaya, profil Saptuari yang sangat menginspirasi
6. Berapa kali anda melakukan sedekah melalui Sedekah Rombongan?
Jawab : Kira-kira 3-4 kali
7. Menurut anda, apa yang menjadi kelebihan dan juga kekurangan dari
Sedekah Rombongan?
Jawab : Kelebihan: transparan, membantu tanpa pandang bulu, punya ambulans.
Kekurangan: sumbangsih ke tiap pasien masih kurang banyak nominalnya (menurut saya)
8. Melalui saluran atau media apa saja anda melihat Sedekah Rombongan
melakukan komunikasi persuasif?
Jawab : Facebook dan instagram
9. Pesan apa saja yang anda dapatkan dari komunikasi persuasif yang
dilakukan Sedekah Rombongan?
Jawab : Membantu dengan tulus, menyebarkan kebaikan sebanyak-banyaknya
(semakin banyak orang yang dibantu), bersedekah jangan perhitungan
10. Bagaimana pendapat anda mengenai program pendampingan pasien yang
ada di Sedekah Rombongan?
Jawab : Sangat positif karena tidak hanya melepas pasien dengan memberikan
uang saja
11. Seberapa besar pengaruh program pendampingan pasien untuk mengajak
masyarakat bersedekah?
Jawab : Sangat berpengaruh karena diposting di media sosial sehingga ada bukti
tindakan yang disampaikan. Hal tersebut meningkatkan kepercayaan masyarakat
Lampiran bukti wawancara via email monikayulando@gmail.com
Narasumber : Rina Rahayu (Karyawati)
Pelaksanaan Wawancara : Wawancara via direct message instagram
@rinakravitz, 15 Oktober 2017 Pukul 21:24 WIB
1. Dari mana anda pertama kali mengetahui Sedekah Rombongan?
Jawab : Aku tau dari instagram
2. Bagaimana Sedekah Rombongan menurut anda?
Jawab : Program yang sangat bagus, transparan, donasi umat diteruskan sampai ke tangan yang berhak, ada dokumentasi foto dan video.. jadi makin merasa aman
dan nyaman kalau donasi bisa sampai pada target
3. Apa yang menarik dari Sedekah Rombongan?
Jawab : Yang menarik ya itu, para relawan yang bergerak mencari target sedekah
dan menyampaikan target sampai ke tangan
4. Apa yang membuat anda ingin bersedekah melalui Sedekah Rombongan?
Jawab : yang membuat saya ingin bersedekah, karena saya sadar dalam rejeki orang-orang yang kesulitan dan program di SR adalah program yang tepat sekali
5. Berapa kali anda melakukan sedekah melalui Sedekah Rombongan?
Jawab : Aah ga perlu tau yaaa.. yang pasti saya niat mau istiqomah saja, mudah-mudahan bisa terus bersedekah
6. Menurut anda, apa yang menjadi kelebihan dan juga kekurangan dari
Sedekah Rombongan?
Jawab : Kelebihannya ada di jawaban no. 2 dan no. 3. Kekurangannya? Hmmm… apa yaa? Belum ada ya kayanya
7. Melalui saluran atau media apa saja anda melihat Sedekah Rombongan
melakukan komunikasi persuasif?
Jawab : Saya baru liat di IG dan FB aja sih
8. Pesan apa saja yang anda dapatkan dari komunikasi persuasif yang
dilakukan Sedekah Rombongan?
Jawab : Pesan moral bahwa masih banyak orang yang perlu pertolongan dan dari situ kita harus bersyukur atas nikmat sehat dan nikmat lain-lainnya
9. Bagaimana pendapat anda mengenai program pendampingan pasien yang
ada di Sedekah Rombongan?
Jawab : Ini bagus banget, ga cuma menyerahkan donasi saja, tapi pendampingan
pasien juga bagus karena support moril itu juga perlu.. eh kayanya ini juga sebagai jawaban pertanyaan no 6 deh
10. Seberapa besar pengaruh program pendampingan pasien untuk mengajak
masyarakat bersedekah?
Jawab : Besar sekali.. seperti yang sudah saya jawab di no. 9
11. Apa saran untuk Sedekah Rombongan ke depannya?
Jawab : Saran saya SR lebih meluaskan lagi jangkauannya.. Tahap awal mungkin
ke seluruh Indonesia dulu deh, pelosok-pelosok negeri sendiri dulu, saya sering banget temukan orang-orang yang sakit parah tapi minim dan di IG, biasanya saya langsung kasih komen dan mention SR deh
Lampiran bukti wawancara via direct message instagram @rinakravitz
C. Lampiran Dokumentasi
Foto Bersama Dede Syaefudin (Koordinator Operasional SR Jakarta)
Foto Bersama Syapruddin Perwiranegara (Koordinator Wilayah SR Jakarta)
Foto Bersama Tri Untariningsih (Kurir/ Relawan SR Jakarta)
Foto (RSSR) Rumah Singgah Sedekah Rombongan Jakarta
Foto Bersama Sebagian Pasien Dampingan Sedekah Rombongan Jakarta
Foto Pasien-Pasien Dampingan Sedekah Rombongan Jakarta