KOMUNIKASI PERSUASIF KOMUNITAS SEDEKAH...

148
KOMUNIKASI PERSUASIF KOMUNITAS SEDEKAH ROMBONGAN DKI JAKARTA DALAM MENGAJAK MASYARAKAT BERSEDEKAH MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN PASIEN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Lianti Meida NIM : 1113051000112 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H./ 2017 M.  

Transcript of KOMUNIKASI PERSUASIF KOMUNITAS SEDEKAH...

  • KOMUNIKASI PERSUASIF

    KOMUNITAS SEDEKAH ROMBONGAN DKI JAKARTA DALAM MENGAJAK MASYARAKAT BERSEDEKAH

    MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN PASIEN

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

    Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

    Oleh :

    Lianti Meida

    NIM : 1113051000112

    PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1439 H./ 2017 M.

     

  •  

  •  

  •  

  • iv

    ABSTRAK

    Lianti Meida

    Komunikasi Persuasif Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam

    Mengajak Masyarakat Bersedekah Melalui Program Pendampingan Pasien

    Persuasif yang baik merupakan suatu keharusan bagi komunitas/ organisasi sosial agar tidak hanya segelintir orang yang memiliki jiwa sosial untuk

    membantu sesama. Sedekah Rombongan merupakan organisasi nirlaba yang mendapatkan penghargaan dari presiden sebagai gerakan yang sangat cepat merespon kebutuhan masyarakat pada tahun 2012. Sedekah Rombongan memiliki

    program pendampingan pasien yang bertujuan untuk membantu dhuafa yang sakit sampai sembuh dan program ini belum ada di komunitas sosial lainnya.

    Berkembangnya Sedekah Rombongan sudah tentu salah satunya karena komunikasi persuasif Sedekah Rombongan dalam mengajak dan meyakinkan masyarakat untuk ikut membantu orang-orang yang membutuhkan.

    Adapun penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa pertanyaan yakni, bagaimana komunikasi persuasif Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam

    mengajak masyarakat bersedekah melalui program pendampingan pasien? Dan apa faktor pendukung dan faktor penghambat pendampingan pasien? Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi model

    De’Fleur. Teori ini merupakan perluasan dari teori yang dikemukakan Shannon & Weafer. Teori model ini menjelaskan komunikasi dengan memasukan 8

    komponen di dalamnya yakni, sumber, alat pengolah informasi, saluran penerima, tujuan, gangguan, perangkat media massa, dan perangkat umpan balik. 2 perangkat terakhir merupakan perluasan dari De’Fleur.

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskannya dengan kata-kata.

    Teknik penelitian yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan wawancara kepada beberapa pengurus Sedekah Rombongan Jakarta dan juga beberapa donatur Sedekah Rombongan.

    Komunikasi persuasif merupakan cara untuk mencapai tujuan dalam menjalankan program pendampingan pasien. Tahapan komunikasi persuasif

    Sedekah Rombongan ada 5, yaitu: attention (perhatian), interest (ketertarikan), desire (keinginan), decision (keputusan), dan action. Teknik komunikasi persuasif yang digunakan ada 3, yaitu: integrasi, ganjaran, dan tataan. Faktor pendukung

    komunikasi persuasif Sedekah Rombongan yaitu, kurir pendamping, donatur, media, dan umpan balik. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu, hambatan dari

    penerima pesan, hambatan psikologis, dan hambatan media. Tujuan Sedekah Rombongan melakukan komunikasi persuasif adalah untuk mengajak masyarakat agar menjadikan sedekah itu sebagai “life style” dan melakukan sedekah secara

    rombongan agar lebih terasa ringan dalam membantu pasien dampingan.

    Kata Kunci: Komunikasi Persuasif, Sedekah Rombongan, Pendampingan Pasien,

    Sedekah, dan Masyarakat.

     

  • v

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmaanirrahiim,

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Alhamdulillahirrabbil a’lamiin, puji serta syukur senantiasa tercurahkan

    kehadirat Allah swt atas limpahan nikmat, anugerah, serta kekuatan dalam lahir

    dan batin yang tak terbatas yang telah diberikan kepada peneliti sehingga peneliti

    dapat memulai dan menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat

    serta salam senantiasa tercurah untuk baginda Nabi Muhammad saw beserta

    keluarga dan para sahabatnya yang dengan keluhuran budi pekertinya menjadikan

    simbol penyelamatan manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang

    berkembang dengan berbagai disiplin ilmu.

    Alhamdulillahirrabbil a’lamiin, atas limpahan nikmat ilmu dari-Nya

    peneliti dapat meyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul “Komunikasi

    Persuasif Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam Mengajak

    Masyarakat Bersedekah Melalui Program Pendampingan Pasien” sebagai syarat

    untuk mendapatkan gelar Sarjana dan merupakan kewajiban akademis di

    Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Dalam proses menyelesaikan

    skripsi ini tentu tak luput dari berbagai macam kesulitan yang beragam yang

    peneliti lalui baik itu dari segi internal maupun eksternal, serta dari segi materi

    dan non materi. Sungguh merupakan proses pembelajaran diri yang menguji

    pikiran, keimanan, mental, kesabaran, keberanian, dan ketekunan dalam proses

    menuju diri yang lebih baik terhadap pencapaian prestisius sebagai mahasiswa

    strata satu yang tentu saja masih terdapat kekurangan yang harus direnungi,

     

  • vi

    diperbaiki, dan dievaluasi agar tercipta sebuah motivasi diri yang hakiki sebagai

    pembelajaran diri ke arah yang lebih baik lagi.

    Sebagai tanda syukur, peneliti ingin mengucapkan terima kasih untuk

    Papah dan Mamah tercinta yaitu (alm) Ahmad Syarifuddin dan Lilis Sulistiani

    yang dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang yang tulus mengasuh, mendidik,

    serta mendoakan peneliti sehingga bisa mengenyam pendidikan formal tingkat

    perguruan tinggi sampai selesai. Kemudian juga tak lupa peneliti ucapkan terima

    kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak akademis, non akademis,

    narasumber, serta keluarga yang dengan tulus memberikan do’a, bantuan baik

    secara moril maupun materil, motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat

    berharga dari berbagai pihak yaitu:

    1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku wakil Dekan I Bidang

    Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku wakil Dekan II Bidang

    Administrasi Umum dan sekaligus Dosen Penasehat Akademik yang telah

    membantu peneliti dalam hal mengarahkan serta membimbing dengan

    baik, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku wakil Dekan III Bidang

    Kemahasiswaan.

    2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,

    dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku sekertaris Jurusan Komunikasi dan

    Penyiaran Islam.

    3. Burhanuddin, Lc, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

    meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing,

    mengarahkan, memotivasi dan membagi ilmu kepada peneliti sehingga

     

  • vii

    peneliti dapat menyelesaikan sripsi ini dengan baik. Semoga Allah swt

    senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan kepada beliau.

    4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

    mengajar dan membagi ilmunya kepada peneliti, semoga berkah dan dapat

    menjadi ilmu yang bermanfaat.

    5. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah

    dan Ilmu Komunikasi yang membantu peneliti dalam pencarian bahan

    untuk skripsi ini.

    6. Seluruh staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

    yang telah memberikan pelayanannya dengan baik.

    7. Dede Syaefudin, Syapruddin Perwiranegara, dan Tri Untariningsih selaku

    pengurus Sedekah Rombongan DKI Jakarta yang sudah bersedia menjadi

    narasumber penelitian ini dan sudah meluangkan waktu kepada peneliti

    untuk diwawancarai di tengah kesibukannya.

    8. Nathijatul Fuadah, S.Pd, Norika Ayu Dewi, Devi Anggraeni, Lucky

    Ariestya Abidin, Mohamed Nizar, Monika Yulando Putri, dan Rina

    Rahayu selaku donatur Sedekah Rombongan yang telah meluangkan

    waktunya untuk diwawancarai oleh peneliti sebagai narasumber tambahan

    dalam penelitian ini.

    9. Keluarga besar tercinta semua yang selama ini sudah memberikan

    perhatiannya dengan penuh kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan

    skripsi dengan segera.

    10. Sahabat terbaik, sahabat seperjuangan yang ikut andil dalam memberikan

    bantuan dan dorongan motivasi. Untuk semua teman-teman satu angkatan

     

  • viii

    dan khusus untuk KPI C angkatan 2013 yang sudah bersama-sama

    berjuang dalam menimba ilmu dan saling memberikan semangat satu sama

    lain selama empat tahun ini. Kemudian juga khusus untuk Rusnawati Sani,

    Dira Rohmatun, dan Nur Asiah Aisyah Zaldi yang selama ini senantiasa

    menemani peneliti baik dalam suka maupun duka, serta teman-teman lain

    yang peneliti tidak sebutkan satu persatu akan tetapi peneliti tidak akan

    pernah lupakan.

    11. Komunitas terbaik DNK TV yang telah memberikan banyak pelajaran

    seputar penyiaran dan berorganisasi, terutama General Manager DNK TV

    yaitu Bapak Dedi Fahrudin, M.Ikom dan Angkatan 4 yang luar biasa

    kompak.

    12. Teman-teman KKN GROFEED 2016 yang telah menemani, membantu,

    serta memberikan pelajaran kehidupan yang sangat berharga selama

    kurang lebih 1 bulan. Semoga tali persahabatan yang telah dijalin

    senantiasa terhubung dan terjaga.

    Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan,

    namun peneliti berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai

    refernsi baik bagi para pembaca, peneliti lama, maupun peneliti baru yang sedang

    menulis karya ilmiah. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif,

    memperluas wawasan keilmuan, serta menambah Khazanah perpustakaan.

    Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Tangerang Selatan, November 2017

     

  • ix

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ...............................................................................................................iv

    KATA PENGANTAR ...............................................................................................v

    DAFTAR ISI ............................................................................................................ix

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xi

    BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1

    B. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah ........................................................7

    1. Fokus Penelitian........................................................................................... 7

    2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

    C. Tujuan Penelitian ............................................................................................8

    D. Manfaat Penelitian ..........................................................................................8

    E. Metodologi Penelitian.....................................................................................9

    1. Pendekatan Penelitian................................................................................... 9

    2. Metode Penelitian ...................................................................................... 10

    3. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................................... 10

    4. Tahapan Penelitian ..................................................................................... 11

    F. Tinjauan Pustaka...........................................................................................14

    G. Sistematika Penelitian...................................................................................17

    BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................19

    A. Teori Komunikasi Model Melvin De’Fleur..................................................19

    B. Komunikasi Persuasif ...................................................................................22

    1. Pengertian Komunikasi Persuasif .................................................................. 22

    2. Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif ............................................................. 23

    3. Pesan Persuasif .......................................................................................... 24

    4. Tujuan Persuasif ........................................................................................ 25

    5. Tahapan Komunikasi Persuasif ................................................................... 26

    6. Teknik Komunikasi Persuasif...................................................................... 27

    5. Hambatan-hambatan Komunikasi ................................................................. 29

    C. Sedekah .........................................................................................................31

     

  • x

    1. Pengertian Sedekah...................................................................................... 31

    2. Hukum Sedekah dan Hikmah Bersedekah ..................................................... 32

    BAB IIIGAMBARAN UMUM KOMUNITAS SEDEKAH ROMBONGAN DKI

    JAKARTA ..............................................................................................................34

    A. Latar Belakang Berdirinya Komunitas Sedekah Rombongan ......................34

    B. Logo Komunitas Sedekah Rombongan ........................................................36

    C. Visi dan Misi Komunitas Sedekah Rombongan ...........................................37

    D. Struktur Organisasi Komunitas Sedekah Rombongan .................................38

    E. Kegiatan Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta ..............................41

    F. Cabang Komunitas Sedekah Rombongan ....................................................43

    BAB IV TEMUAN DAN HASIL .............................................................................45

    A. Teori Komunikasi Model Melvin De’Fleur..................................................45

    B. Komunikasi Persuasif Komunitas Sedekah Rombongan .............................58

    1. Tahapan Komunikasi Persuasif Sedekah Rombongan ................................... 58

    2. Teknik Komunikasi Persuasif Sedekah Rombongan ..................................... 70

    C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pendampingan Pasien..............76

    1. Faktor Pendukung ...................................................................................... 76

    2. Faktor Penghambat .................................................................................... 79

    BAB V PENUTUP...................................................................................................81

    A. Kesimpulan ...................................................................................................81

    B. Saran .............................................................................................................83

    DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................85

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................89

     

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3. 1 Logogram Sedekah Rombongan .......................................................36

    Gambar 3. 2 Logo Administrasi Sedekah Rombongan..........................................37

    Gambar 3. 3 Struktur Organisasi dan Koordinasi Sedekah Rombongan ...............38

    Gambar 3. 4 Kegiatan Hulahope SR Jakarta ..........................................................42

    Gambar 4. 1 Majalah Sedekah Rombongan...........................................................48

    Gambar 4. 2 Sedekah Rombongan di Kick Andy ..................................................48

    Gambar 4. 3 Video di Channel Youtube Sedekah Rombongan .............................49

    Gambar 4. 4 Psien Dampingan Sedekah Rombongan Jakarta dalam Majalah

    Tembus Langit........................................................................................................56

    Gambar 4. 5 Laporan Sedekah Rombongan Melalui Majalah ...............................56

    Gambar 4. 6 Feedback Masyarakat dalam Menanggapi Postingan Sedekah

    Rombongan ............................................................................................................58

    Gambar 4. 7 Quote Tentang Sedekah.....................................................................61

    Gambar 4. 8 Quote Tentang Kematian...................................................................62

    Gambar 4. 9 Pasien Dampingan .............................................................................62

    Gambar 4. 10 Kurir/ RelawanSedekah Rombongan ..............................................64

    Gambar 4. 11 Kurir/ Relawan Sedekah Rombongan .............................................65

    Gambar 4. 12 Pasien Dampingan Sedekah Rombongan........................................66

    Gambar 4. 13 Pasien Dampingan Sedekah Rombongan........................................67

    Gambar 4. 14 Penyerahan Sedekah Kepada Pasien Penderita Kanker ..................68

    Gambar 4. 15 Penyerahan Sedekah Kepada Pasien Penderita OMSK ..................69

    Gambar 4. 16 Teknik Tataan dalam Instagram ......................................................76

     

    file:///F:/ /Revisi%20sidang.docx%23_Toc503193088file:///F:/ /Revisi%20sidang.docx%23_Toc503193090

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Setiap perbuatan kebaikan sebetulnya tidak selalu soal harta, namun

    perbuatan kebaikan juga dapat dilakukan dengan menyumbangkan tenaga ataupun

    pikiran kepada orang lain. Dalam setiap perbuatan kebaikan juga dapat dikatakan

    dengan sedekah asalkan melakukannya dengan niat yang tulus.

    Sedekah berasal dari kata shadaqa atau “صدقة” yang berarti benar.1 Orang

    yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya.2 Dengan kata

    lain, sedekah menjadi bukti pembenar bagi keimanan seorang muslim. Hal ini

    sesuai dengan ayat al-Qur’an yang menyebutkan bahwa sedekah itu merupakan

    bukti keimanan seseorang. Allah SWT berfirman,

    “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan

    mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat: 15)3

    1 A. Thoha Husein Almujahid dan A. Atho’illah Fathoni Alkhalil, KABA Kamus Akbar

    Bahasa Arab (Jakarta: Gema Insani, 2013), cet ke-1, h. 1256. 2 Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, dan Sedekah (Jakarta: Gema Insani

    Press, 1998), cet ke-1, h. 15. 3 Majelis Ulama Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan (Bandung: PT Sygma Examedia

    Arkanleema, 2016), h.517.

     

  • 2

    Antara sedekah dengan infak sebengertiannya, hukum, dan juga ketentuan-

    ketentuannya, namun yang membedakan antara kedua hal tersebut yaitu, infak

    hanya berkaitan dengan hal materi sedangkan sedekah mencakup arti yang lebih

    luas yakni berkaitan juga dengan hal yang bersifat non materiil. Karena sedekah

    menurut istilah berarti sebuah pemberian secara suka rela, baik berupa uang,

    barang, jasa kebaikan, dan lainnya, kepada orang yang berhak menerimanya

    dengan jumlah yang tidak ditentukan atau sekehendak dirinya dan diberikan

    kapan saja dan di mana saja demi mengharap ridha Allah swt.4

    Bersedekah memang sangat dianjurkan dalam agama Islam, tetapi jika

    bersedekahnya kepada pengemis atau peminta-minta itu tidak dianjurkan karena

    Islam tidak menyukai orang yang bermalas-malasan dan berpangku tangan. Islam

    mendidik umatnya agar memiliki kehormatan diri dan untuk tidak membiasakan

    menjadi peminta. Sebetulnya Islam membolehkan kita untuk menerima sedekah

    jika ada yang menawarkan sesuatu yang halal selama tidak menunjukkan

    keinginan untuk diberi, karena Islam melarang umatnya untuk meminta-minta.

    Hakim bin Hizam r.a, meriwayatkan hadist yang berbunyi:

    4 Masykur Arie, Sedekah Itu Ajib (Jogjakarta: DIVA Press, 2014), Cet ke-1, h. 14.

     

  • 3

    “Aku pernah meminta dari Rasulullah saw., lalu beliau memberiku.

    Kemudian aku meminta lagi, dan beliau memberiku. Kemudian aku meminta lagi

    dan beliau memberiku seraya berkata, “Wahai Hakiim, harta ini memang terasa

    ‘segar’ dan ‘manis’. Barangsiapa menerimanya dengan wajar dan hati yang

    tulus, akan memperoleh berkah darinya. Tetapi barangsiapa menerimanya

    dengan hati yang rakus dan sangat mengharap, tidak akan beroleh berkah

    darinya. Sehingga ia menjadi seperti orang yang makan tapi tidak merasa

    kenyang. Sedangkan tangan yang di atas (yakni yang memberi) adalah lebih

    utama daripada yang di bawah (yakni yang menerima). (HR. Bukhari dan

    Muslim).”5

    Tingkat kedermawanan masyarakat Indonesia yang cukup tinggi,

    seringkali disalurkan dengan cara yang kurang relevan di zaman sekarang ini.

    Banyaknya oknum yang berpakaian tidak layak memanfaatkan kedermawanan

    masyarakat dengan menjadi pengemis, meskipun sebenarnya mereka bukanlah

    orang yang layak untuk diberikan sumbangan. Hal tersebut membuat masyarakat

    keliru dan bersikap iba untuk memberikan sedekah kepada para pengemis

    tersebut, yang mana secara tidak langsung hal tersebut justru membuat mereka

    semakin nyaman dan menjadikan mengemis sebagai pekerjaan mereka.

    Salah satu solusi yang dapat mengurangi terjadinya masalah ini yaitu

    dengan mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan sedekah kepada

    pengemis jalanan karena akan jauh lebih baik apabila masyarakat menyalurkan

    sedekahnya ke masjid, panti asuhan, lembaga atau organisasi/ komunitas sosial

    yang bergerak di bidang penyaluran sedekah seperti Sedekah Rombongan.

    5 Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis: Menurut Al-Qur’an , As-Sunnah, dan

    Pendapat Para Ulama (Bandung: Mizan, 1999), Cet ke-1, h.336-337.

     

  • 4

    Kemajuan teknologi di era modern memudahkan masyarakat untuk

    bersedekah, karena telah hadir berbagai komunitas atau organisasi sosial yang

    menggunakan media sebagai sarana untuk membantu mempermudah masyarakat

    dalam menyalurkan sedekahnya. Salah satu tempat penyaluran sedekah online

    yang ada di Jakarta yaitu Komunitas Sedekah Rombongan. Komunitas Sedekah

    Rombongan merupakan sebuah komunitas sosial yang dapat menyalurkan

    sedekah kepada mereka yang membutuhkan dan pemasukan yang diterima berasal

    dari para donatur yang telah mendonasikan sebagian hartanya ke komunitas

    tersebut. Dana yang dihimpun oleh Komunitas Sedekah Rombongan akan

    disalurkan ke sembilan tempat dan yang menjadi sasaran penerima Komunitas

    Sedekah Rombongan, yaitu:

    1. Panti asuhan anak-anak difabel.

    2. Panti asuhan bayi terlantar.

    3. Panti asuhan yatim piatu.

    4. Janda-janda tua dhuafa.

    5. Anak-Anak/ dewasa/ orangtua sakit dan tidak mampu.

    6. Biaya sekolah anak yatim dan dhuafa.

    7. Pondok pesantren yang sedang dibangun/ kekurangan.

    8. Musholla/ Masjid yang sedang dibangun.

    9. Kebutuhan alat ibadah (Qur’an, Sarung, Mukena, dll).

    Perkembangan Komunitas Sedekah Rombongan yang didirikan sejak

    tahun 2011 ini sangat cepat, hingga saat ini terdapat 16 RSSR (Rumah Singgah

    Sedekah Rombongan) yang terdapat di 14 Kota di Indonesia, yaitu Jakarta,

     

  • 5

    Bandung, Purwokerto, Surabaya, Semarang, Solo, Wonogiri, Magetan, Malang,

    Jember, Lampung, Riau, Jogja, dan Sorong. Sebagai komunitas yang baru

    diresmikan pada tahun 2015 oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,

    Komunitas Sedekah Rombongan sudah cukup banyak menghimpun dana hingga

    tahun 2016, yaitu sebanyak Rp. 47.031.488.937. Komunitas Sedekah Rombongan

    juga memiliki ambulan pribadi sebanyak 41 ambulan yang biasa disebut dengan

    MTSR (Mobil Tanggap Sedekah Rombongan). Kemudian Sedekah Rombongan

    juga memiliki 7 armada motor yang ada di 4 kota di Indonesia dan biasanya

    disebut MTSR (Motor Tempur Sedekah Rombongan).

    DKI Jakarta merupakan salah satu pusat perekonomian di Indonesia. Tidak

    sedikit warga dari luar DKI Jakarta yang memilih untuk datang mengadu nasib di

    Ibu Kota. Namun yang disayangkan, para pendatang tersebut banyak yang kurang

    memiliki keterampilan sehingga tidak mendapat pekerjaan yang akhirnya memilih

    untuk menjadi pengemis atau peminta-minta di Ibu Kota. Hal tersebut membuat

    jumlah penduduk miskin yang ada di Jakarta meningkat. Sehingga hal ini

    membuat Sedekah Rombongan mendirikan cabang yang kedua di Jakarta.

    Fasilitas rumah sakit di Jakarta yang lebih lengkap juga menjadi pertimbangan

    Sedekah Rombongan mendirikan cabang di Jakarta sehingga dapat mendukung

    kelancaran program pendampingan pasien. Selain itu, peneliti memilih Sedekah

    Rombongan Jakarta juga karena terdapat kegiatan hulahope yang

    membedakannya dengan Sedekah Rombongan lainnya.

    Pertumbuhan Sedekah Rombongan di Indonesia juga didukung dengan

    adanya berbagai media yang digunakan seperti blog, twitter, facebook, dan

     

  • 6

    instagram. Media yang membuat Komunitas Sedekah Rombongan ini lahir adalah

    blog. Selain itu, Komunitas Sedekah Rombongan ini tidak hanya berfokus pada

    kegiatan bersedekah, tetapi juga mengajak masyarakat untuk bersedekah agar

    semakin banyak yang mendapatkan pahala di sisi Allah swt, yaitu tentunya

    dengan melakukan komunikasi persuasif.

    Komunikasi sangat beragam dan salah satu komunikasi yang memiliki

    pengaruh besar adalah komunikasi persuasif, yang memiliki arti komunikasi yang

    dilakukan dengan mengajak atau mempengaruhi orang lain dengan usaha

    mengubah keyakinan, nilai, ataupun sikap mereka. Adapun hakikat yang dikaji

    dalam komunikasi persuasif adalah interaksi sosial dengan tujuan untuk

    mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain melalui kegiatan

    komunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal.6

    Ronald L. Appalbaum dan Karl W. E. Anatol mengartikan, persuasi adalah

    komunikasi yang kompleks, ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesan

    (sengaja atau tidak sengaja) melalui cara-cara verbal dan nonverbal untuk

    memperoleh respon tertentu dari individu atau kelompok lain. Jalaluddin Rakhmat

    mengartikan, persuasi adalah “salah satu teknik komunikasi yang menekankan

    pada proses mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan orang dengan

    menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti

    kehendaknya sendiri”.7

    6 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 4. 7 Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), Cet ke-1, h.155-156.

     

  • 7

    Komunitas Sedekah Rombongan ini memiliki program yang dinamakan

    pendampingan pasien. Dalam program pendampingan pasien ini, Sedekah

    Rombongan membantu para dhuafa yang menderita penyakit kronis, mulai dari

    biaya kehidupan sehari-hari, menyediakan sembako, bahkan tempat tinggal atau

    rumah singgah untuk pasien yang berasal dari luar Jakarta hingga pasien tersebut

    sembuh dari penyakit yang diderita. Jumlah pasien yang pernah menerima

    bantuan dari Komunitas Sedekah Rombongan sekitar 20.000 pasien. Dari 80%

    dana yang ada di Komunitas Sedekah Rombongan itu disedekahkan untuk

    program pendampingan pasien, sedangkan 20% nya disedekahkan untuk bencana

    alam, bantuan pendidikan, rumah ibadah, serta yayasan atau panti asuhan.

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk

    meneliti mengenai “Komunikasi Persuasif Komunitas Sedekah Rombongan

    DKI Jakarta Dalam Mengajak Masyarakat Bersedekah Melalui Program

    Pendampingan Pasien”

    B. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah

    1. Fokus Penelitian

    Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada komunikasi

    persuasif yang dilakukan Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam

    mengajak masyarakat untuk bersedekah melalui program pendampingan pasien.

    2. Rumusan Masalah

    Dari fokus penelitian yang telah dituliskan sebelumnya, rumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah :

     

  • 8

    a. Bagaimana komunikasi persuasif komunitas Sedekah Rombongan DKI

    Jakarta dalam mengajak masyarakat bersedekah melalui program

    pendampingan pasien?

    1) Bagaimana tahapan komunikasi persuasif Sedekah Rombongan?

    2) Bagaimana teknik komunikasi persuasif Sedekah Rombongan?

    b. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat pendampingan pasien?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

    dalam penelitian ini adalah :

    a. Untuk mengetahui tahapan komunikasi persuasif dan teknik

    komunikasi persuasif yang dilakukan oleh Komunitas Sedekah

    Rombongan DKI Jakarta dalam mengajak masyarakat bersedekah

    melalui program pendampingan pasien.

    b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam

    pendampingan pasien.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:

    a. Manfaat Akademis

    Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

    memperkaya wawasan mengenai komunikasi persuasif. Selain itu, penelitian ini

    juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pekembangan penelitian

    dalam kajian dakwah dan komunikasi.

     

  • 9

    b. Manfaat Praktis

    Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk memahami dan

    menambah pengetahuan mengenai komunikasi persuasif dan juga manfaat

    bersedekah menurut pandangan Islam. Secara praktis dapat digunakan sebagai

    referensi untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan

    Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).

    E. Metodologi Penelitian

    1. Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis pendekatan penelitian

    kualitatif yang sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya

    dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).8 Penelitian kualitatif

    dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak

    dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja,

    formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam,

    karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu

    budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya.9

    Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena penelitian

    yang dilakukan oleh peneliti ini tidak dapat dikuantifikasikan atau tidak dapat

    dijelaskan dengan angka-angka, karena penelitian ini juga dapet dikategorikan

    8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2015), h.1. 9 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:

    Alfabeta, 2013), Cet. Ke-5, h.23.

     

  • 10

    sebagai proses suatu langkah kerja dan juga menjelaskan pengertian-pengertian

    tentang suatu konsep yang beragam.

    2. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang peneliti gunakan ini adalah metode penelitian studi

    kasus. Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Secara

    umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan

    yang digunakan dalam suatu penelitian berkenaan dengan how atau why.1 0

    Penelitian studi kasus ini biasanya digunakan untuk mempelajari secara intensif

    tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit

    sosial: individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.1 1

    Peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus karena peneliti ingin

    meneliti secara mendalam suatu unit sosial yaitu Sedekah Rombongan dalam

    melakukan komunikasi secara persuasif terhadap masyarakat umum.

    3. Subjek dan Objek Penelitian

    Subjek dalam penelitian ini adalah Komunitas Sedekah Rombongan DKI

    Jakarta dan objek dari penelitian ini adalah komunikasi persuasif yang dilakukan

    Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam mengajak masyarakat

    bersedekah melalui program pendampingan pasien.

    1 0 Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 1. 1 1 Sumandi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 80.

     

  • 11

    4. Tahapan Penelitian

    a. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

    penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.1 2 Dalam

    teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:

    1. Observasi

    Obeservasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik

    secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus

    dikumpulkan dalam penelitian.1 3 Secara langsung yakni dengan terjun langsung

    ke lapangan atau lokasi tempat penelitian dan tidak langsung yakni dengan

    pengamatan yang dibantu melalui media visual atau audiovisual seperti kamera,

    televisi, dan lain sebagainya.

    Sebelum peneliti melakukan observasi langsung, peneliti melakukan

    observasi tidak langsung terlebih dahulu, yakni dengan mengunjungi instagram

    dan juga website Sedekah Rombongan yang terdapat beberapa hal yang membuat

    peneliti tertarik untuk meneliti komunitas ini. Dari instagram Sedekah

    Rombongan, peneliti menemukan program unggulan yang hanya dimiliki oleh

    Komunitas Sedekah Rombongan, yaitu program Pendampingan Pasien. Kemudian

    dari website Sedekah Rombongan, peneliti juga merasa tertarik karena sebenarnya

    founder Sedekah Rombongan ini tidak berniat untuk mendirikan komunitas sosial

    seperti ini, namun Sedekah Rombongan berjalan sukses hingga sekarang sudah

    1 2 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h.62. 1 3 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.105.

     

  • 12

    masuk tahun keenam. Selanjutnya peneliti melakukan observasi langsung yakni

    dengan mengunjungi RSSA (Rumah Singgah Sedekah Rombongan) DKI Jakarta

    yang berada di Jl. Kenari II No. 15 RT 005 RW 004 Kelurahan Kenari,

    Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, 10430 DKI Jakarta. Di sana benar terdapat

    pasien-pasien dampingan yang tinggal di RSSR.

    2. Dokumentasi

    Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang berasal dari bahasa Latin

    yaitu docere, yang berarti mengajar. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut

    document yaitu “something written or printed, to be use as a record or evidence”,

    yang memiliki arti sesuatu yang tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai

    suatu catatan atau bukti. 1 4

    Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan mencari

    buku-buku atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan judul yang peneliti

    angkat, terutama tentang komunikasi persuasif dan juga sedekah. Kemudian

    peneliti juga membuka situs-situs internet yang berkaitan dengan penelitian yang

    peniliti lakukan seperti tentang sedekah, komunitas Sedekah Rombongan, dan lain

    sebagainya.

    3. Wawancara

    Wawancara adalah tenik pengumpulan data yang dilakukan dengan

    menggali informasi secara langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Dalam

    1 4 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.146.

     

  • 13

    penelitian kualitatif, wawancara ini sifatnya langsung karena ingin

    mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari informan.

    Untuk kegiatan wawancara ini peneliti melakukan wawancara langsung

    dengan Dede Syaefudin (koordinator operasional Sedekah Rombongan) dengan

    menemuinya di daerah Depok. Syapruddin Perwiranegara (koordinator wilayah

    Jakarta) dan Tri Untariningsih (kurir/ relawan Sedekah Rombongan Jakarta)

    dengan menemuinya di RSSR Jakarta di daerah Jakarta Pusat. Kemudian beberapa

    donatur Sedekah Rombongan yang peneliti wawancarai melalui direct message

    instagram, email, dan juga whatsapp.

    b. Teknik Analisis Data

    Dalam analisis data, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif

    bertujuan mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala

    yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memberikan kondisi dan praktek-

    praktek yang berlaku membuat perbandingan atau evaluasi, menentukan apa yang

    dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari

    pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang

    akan datang. Analisis data dalam penelitian berarti proses mengolah data hasil

    penelitian dengan cara membaca ulang seluruh data yang terkumpul selama

    penelitian disertai dengan pembuatan ringkasan dan klasifikasi.1 5

    Dalam penelitian ini, setelah semua data dan informasiyang sesuai dengan

    permasalahan penelitian terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan analisis

    1 5 J.R Raco, Metode penelitian kualitatif jenis, karakteristik, dan keunggulannya ( Jakarta,

    PT. Garasindo, 2010) h.76.

     

  • 14

    terhadap data dan informasi tersbeut. Seperti yang peneliti katakan di atas, peneliti

    menganalsis data dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk

    menjawabrumusan masalah dalam penelitian. Pertama peneliti melakukan

    observasi tidak langsung yakni dengan melihat instagram Sedekah Rombongan

    dan website Sedekah Rombongan. Kedua, peneliti bertemu dengan pengurus

    Sedekah Rombongan DKI Jakarta yakni Dede Syaefuddin (Koordinator

    Operasional Sedekah Rombongan Jakarta), Syapruddin Perwiranegara

    (koordinator wilayah Jakarta), dan Tri Untariningsih (kurir/ relawan Sedekah

    Rombongan Jakarta), dan kemudian peneliti melakukan wawancara langsung

    kepada mereka terkait judul skripsi yang peneliti angkat. Lalu peneliti

    menemukan informan sekunder melalui instagram Sedekah Rombongan, yakni

    para donatur Sedekah Rombongan. Kemudian peneliti melakukan wawancara

    dengan para donatur Sedekah Rombongan melalui direct message instagram,

    whatsapp, dan juga email.

    F. Tinjauan Pustaka

    1. Bustomi Aripin (2016), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan

    Komunikasi dan Penyiaran Islam yang penelitiannya berjudul “Strategi

    Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang Dalam Hemat

    Energi (Studi Kasus Masyarakat di Kota Tangerang)”. Adapun

    persamaannya adalah mengunakan pendekatan penelitian kualitatif.

    Sedangkan perbedaannya yaitu yang diteliti oleh Bustomi adalah

    Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi, sedangkan yang

     

  • 15

    akan peneliti teliti adalah Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta

    dalam mengajak masyarakat bersedekah melalui program pendampingan

    pasien.1 6

    2. Aen Istianah Afiati (2015), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

    Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Program Studi Ilmu

    Komunikasi yang mengangkat judul “Komunikasi Persuasif Dalam

    Pembentukan Sikap (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pelatih Pendidikan

    Militer Tamtama TNI AD di Sekolah Calon Tamtama Rindam IV

    Diponegoro Kebumen)”. Adapun persamaannya adalah sama-sama ingin

    meneliti bagaimana komunikasi persuasif, teknik pengumpulan data, dan

    juga pendekatan penelitiannya, yakni pendekatan penelitian kualitatif.

    Sedangkan perbedaannya ada pada subjek, lokasi, dan tujuan.1 7

    3. Jiddatun Nihayah (2016), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

    Yogyakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam yang mengangkat judul “Strategi

    Komunikasi Penggalangan Dana Sosial Sedekah Rombongan Melalui

    Instagram”. Adapun persamaannya terdapat pada subjek yang diteliti yaitu

    Komunitas Sedekah Rombongan, teknik pengumpulan data, dan juga

    pendekatan penelitiannya yakni pendekatan penelitian kualitatif.

    1 6 Bustomi Aripin, “Strategi Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang

    Dalam Hemat Energi (Studi Kasus Masyarakat di Kota Tangerang) ,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu

    Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016). 1 7 Aen Istianah Afianti, “Komunikasi Persuasif Dalam Pembentukan Sikap (Studi

    Deskriptif Kualitatif pada Pelatih Pendidikan Militer Tamtama TNI AD di Sekolah Calon

    Tamtama Rindam IV Diponegoro Kebumen) ,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora,

    Jurusan Ilmu Komuniasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2015).

     

  • 16

    Sedangkan perbedaannya ada pada lokasi penelitian, tujuan, dan juga pada

    objek yang diteliti yaitu strategi komunikasi penggalangan dana sosial dan

    perencanaan dalam menyusun sebuah strategi komunikasi agar dapat

    memberikan hasil yang optimal.1 8

    4. Yaumil Kurniati (2017), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan

    Komunikasi Penyiaran Islam dengan judul “Komunikasi Persuasif

    Pengurus Himpunan Bina Muallaf Indonesia Dalam Meneguhkan

    Keyakinan Muallaf Wilayah Jakarta Barat”. Fokus dalam penelitian ini

    pada komunikasi persuasif pengurus Himpunan Bina Muallaf Indonesia

    (HBMI), sementara penelitian yang akan saya lakukan adalah

    menggambarkan komunikasi persuasif yang dilakukan Komunitas

    Sedekah Rombongan DKI Jakarta dalam mengajak masyarakat untuk

    bersedekah melalui program pendampingan pasien. Persamaan dalam

    penelitian ini yaitu penggunaan analaisis deskriptif-kualitatif dan juga

    teknik pengumpulan data yang menggunakan teknik observasi,

    wawancara, dan dokumen untuk memperoleh data penelitian.1 9

    5. Rizka Amalia Windriani (2016), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

    Yogyakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam yang mengangkat judul “Studi Kasus

    1 8 Jiddatun Nihayah, “Strategi Komunikasi Penggalangan Dana Sosial Sedekah

    Rombongan Melalui Instagram,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Program Studi

    Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016). 1 9 Yaumil Kurniati, “Komunikasi Persuasif Pengurus Himpunan Bina Muallaf Indonesia

    Dalam Meneguhkan Keyakinan Muallaf Wilayah Jakarta Barat ,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu

    Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).

     

  • 17

    Keberhasilan Dakwah Gerakan Sosial Sedekah Rombongan di Akun

    Twitter @SRbergerak”. Adapun persamaannya terdapat pada subjek yang

    diteliti yaitu Komunitas Sedekah Rombongan, teknik pengumpulan data,

    dan juga pendekatan penelitiannya yakni pendekatan penelitian kualitatif.

    Sedangkan perbedaannya ada pada lokasi penelitian, teori yang digunakan

    yaitu teori faktor output keberhasilan suatu proses komunikasi miliki

    Willian McGuire, dan juga pada objek yang diteliti yaitu faktor input dan

    output dari gerakan sosial Komunitas Sedekah Rombongan malalui akun

    Twitter @SRbergerak.2 0

    G. Sistematika Penelitian

    Adapun sistematika penelitian yang disusun yaitu :

    BAB I. PENDAHULUAN

    Pada bab ini peneliti menjelaskan latar belakang, fokus

    penelitian dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

    penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan

    sistematika penelitian.

    BAB II. KAJIAN TEORITIS

    Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang teori komunikasi

    model Melvin De’Fleur, tinjauan komunikasi persuasif, dan

    tinjauan sedekah yang akan digunakan sebagai landasan

    teori dalam penelitian ini.

    BAB III. GAMBARAN UMUM

    Pada bab ini peneliti membahas tentang profil Komunitas

    Sedekah Rombangan, latar belakang Komunitas Sedekah

    2 0 Rizka Amalia Windriani, “Studi Kasus Keberhasilan Dakwah Gerakan Sosial Sedekah

    Rombongan di Akun Twitter @Srbergerak,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

    Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2016).

     

  • 18

    Rombongan, logo Sedekah rombongan, visi dan misi

    Komunitas Sedekah Rombongan, struktur organisasi

    Komunitas Sedekah Rombongan, kegiatan komunitas

    Sedekah Rombongan, dan cabang-cabang Sedekah

    Rombongan.

    BAB IV. TEMUAN DAN ANALISIS DATA

    Pada bab ini peneliti membahas tentang komunikasi

    persuasif Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta

    dalam mengajak masyarakat bersedekah melalui program

    pendampingan pasien, faktor pendukung dan faktor

    penghambat pendampingan pasien.

    BAB V. PENUTUP

    Pada bab ini peneliti membahas tentang kesimpulan dari

    penelitian yang didapat dan saran-saran yang diharapkan

    dapat berguna bagi para praktisi maupun akademisi.

     

  • 19

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Teori Komunikasi Model Melvin De’Fleur

    Melvin De’Fleur merupakan salah satu tokoh yang merancang model

    komunikasi, ia menggambarkan teori komunikasi massa yang pada dasarnya

    merupakan pengembangan dari model komunikasi yang dibuat oleh Shannon dan

    Weaver. Pada model ini, De’Fleur menambahkan perangkat media massa dan juga

    perangkat umpan balik (feedback).

    Dalam teori model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber

    informasi menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan. Pemancar mengubah

    pesan menjadi signal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran adalah

    media yang digunakan untuk mengirim signal dari pengirim ke penerima. Adapun

    sasaran adalah orang yang menjadi tujuan penyampaian pesan.2 1 Kemudian

    diperluas oleh De’Fleur dengan menambahkan elemen media massa dan feedback.

    Model De’Fleur ini cocok untuk menggambarkan proses komunikasi melalui

    media massa. Dalam proses komunikasi massa ini terdapat 8 komponen, yaitu:

    1. Source : Sumber Pengirim.

    Seseorang atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan yang

    tujuannya untuk mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku orang

    lain, baik secara verbal maupun non verbal.2 2

    2. Transmitter : Alat pengolah informasi.

    2 1 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Grasindo, 2004), h. 15. 2 2 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 2.29.

     

  • 20

    Alat untuk mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran

    yang digunakan.2 3

    3. Channel : Saluran.

    Media yang mengirimkan sinyal atau tanda dari transmitter ke

    penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi adalah otak,

    transmitter adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-

    kata yang diucap), yang ditransmisikan lewat udara sebagai saluran.2 4

    4. Receiver : Penerima.

    Orang yang menerima pesan atau informasi dari sumber (source) baik

    itu pesan verbal maupun non verbal.

    5. Destination : Tujuan.

    Otak orang yang menjadi tujuan dari pesan yang disampaikan atau

    hasil dari interpretasi si penerima pesan.

    6. Noise : Gangguan yang terjadi.

    Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi.2 5

    7. Mass medium device : Perangkat media massa.

    Perangkat media massa berupa media cetak, media elektronik, dan juga

    media internet.

    8. Feedback device : Perangkat umpan balik.

    2 3 Ahmad Sultra Rustan dan Nurhakki Hakki, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta:

    Deepublish, 2017), Cet ke-1, h. 103. 2 4 Ahmad Sultra Rustan dan Nurhakki Hakki, Pengantar Ilmu Komunikasi, Cet ke-1, h.

    103. 2 5 Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, (Yogyakarta: Media

    Pressindo, 2009), Cet ke-1, h. 14.

     

  • 21

    Jawaban atau reaksi yang datang dari komunikasi yang diberikan oleh

    penerima terhadap pesan yang dikirimkan oleh pengirim.2 6

    Dari 8 komponen yang telah disebutkan di atas, berikut ini adalah gambar

    alur bagaimana komunikasi yang dilakukan menurut model komunikasi Melvin

    De’Fleur.

    Sumber: Roudhonah, MA (2007, 78)

    Dalam gambar di atas dapat diartikan sumber bermaksud

    mengkomunikasikan informasi kepada penerima, awalnya akan terlibat dalam

    proses pengolahan pembentukan pesan melalui pemancar (transmitter) sehingga

    menghasilkan simbol yang bermakna. Simbol ini kemudian disampaikan melalui

    suatu saluran kepada penerima dengan tujuan tertentu. Penerima dalam menerima

    pesan tersebut juga terlibat dalam proses pengolahan dan pengartian makna pesan

    dan kembali menyampaikan tanggapannya melalui saluran tertentu kepada pihak

    pengirim. Dalam prosesnya tentu tidak lepas dari gangguan dan unsur-unsur

    komunikasi tersebut.

    2 6 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 2.42.

     

  • 22

    B. Komunikasi Persuasif

    1. Pengertian Komunikasi Persuasif

    Komunikasi persuasif berasal dari istilah persuasion (Inggris). Sedangkan

    istilah persuasion itu sendiri diturunkan dari bahasa Latin: “persuasion”, kata

    kerjanya to persuade, yang dapat diartikan sebagai sesuatu untuk meyakinkan.2 7

    Adapun pengertian komunikasi persuasif menurut beberapa ahli

    komunikasi, antara lain:

    a. Menurut Ronald L. Applbaum dan Karl W. E. Anatol, persuasi adalah

    komunikasi yang kompleks, ketika individu atau kelompok

    mengungkapkan pesan (sengaja atau tidak sengaja) melalui cara-cara

    verbal dan non verbal untuk memperoleh respon tertentu dari individu

    atau kelompok lain.2 8

    b. Menurut Mar’at (1982) berpendapat bahwa, komunikasi persuasif

    merupakan kegiatan penyampaian suatu informasi atau masalah pada

    pihak lain dengan cara membujuk.2 9

    c. Menurut H. A. W. Widjaja, komunikasi persuasif adalah suatu usaha

    untuk meyakinkan seseorang atau kelompok seolah-olah keyakinan itu

    timbul atas dasar keyakinannya sendiri tanpa menggunakan sanksi-

    sanksi atau paksaan, baik yang tampak maupun tidak tampak.3 0

    2 7 H.A.W. Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Askara, 2008),

    h. 66. 2 8 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 155. 2 9 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 1.29 3 0 H.A.W. Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, h. 67.

     

  • 23

    d. G. R Miller mendefinisikan komunikasi persuasif sebagai pesan yang

    dimaksudkan untuk membentuk, memperkuat, atau mengubah

    tanggapan orang lain.3 1

    Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi persuasif

    merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap,

    pendapat atau perilaku seseorang, bahkan mengubah tanggapan orang lain baik

    secara verbal maupun non verbal.

    2. Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif

    Pada dasarnya unsur-unsur komunikasi persuasif tidak ada bedanya

    dengan unsur-unsur komunikasi pada umumnya, namun unsur-unsur yang

    ditekankan dalam komunikasi persuasif ada 3, yaitu:

    a. Persuader (Sumber) : Seseorang atau sekelompok orang yang

    menyampaikan pesan yang tujuannya untuk mempengaruhi sikap,

    pendapat, dan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun non

    verbal.3 2

    b. Message (Pesan) : Informasi yang disampaikan oleh sumber

    (persuader) kepada penerima (persuade). Terdapat dua bentuk dasar

    pesan yang dapat dikirimkan, yaitu pesan verbal dan pesan non verbal.

    Pesan verbal adalah pesan yang disampaikan melalui bahasa baik

    secara lisan ataupun tulisan, sedangkan pesan non verbal adalah pesan

    yang disampaikan melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, signal,

    3 1 James B. Stiff dan Paul A. Mongeau, Persuasive Communication Third Edition (New

    York: The Guilford Press, 2016), h. 4. 3 2 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 2.29.

     

  • 24

    tanda-tanda lalu lintas, seperti lampu merah, kuning, hijau, dan lain

    sebagainya.3 3

    c. Persuadee (Komunikasi) : Seseorang atau sekelompok orang yang

    menjadi tujuan pesan tersebut disampaikan oleh persuader baik secara

    verbal maupun non verbal.3 4

    3. Pesan Persuasif

    Pesan yang akan disampaikan dalam komunikasi persuasif tentu memiliki

    kriteria yang membuat pesan tersebut dapat mempengaruhi komunikan yang

    menerima pesan dari komunikator. Secara umum terdapat lima syarat pesan

    persuasif, yaitu:

    a. Pesan-pesan/ ajakan-ajakan yang disampaikan kepada masyarakat atau

    pihak-pihak tertentu harus dapat menstimulir sesuatu pada saran.

    b. bahwa pesan-pesan/ ajakan-ajakan itu tentunya harus berisi lambang-

    labang atau tanda-tanda komunikasi yang sesuai dengan daya tangkap,

    daya serap dan daya tafsir (decoding efficiency) dari sebagian besar

    masyarakat atau golongan-golongan tertentu.

    c. Bahwa pesan-pesan/ ajakan-ajakan harus dapat membangkitkan

    keperluan atau kepentingan (needs) tertentu pada sasarannya dan

    kemudian menyarankan usaha-usaha atau upaya tertentu untuk

    pemenuhan harapan itu.

    3 3 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 159-160. 3 4 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 2.35.

     

  • 25

    d. Bahwa pesan-pesan/ ajakan-ajakan yang menyarankan usaha dan

    upaya hendaknya disesuaikan dengan situasi dan norma kelompok di

    mana sasaran itu berada.

    e. Bahwa pesan-pesan/ ajakan-ajakan harus dapat membangkitkan

    harapan-harapan tertentu dan sebagainya.3 5

    4. Tujuan Persuasif

    Pada dasarnya, dapat dipastikan tujuan persuasif adalah mempengaruhi

    atau membujuk persuade untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh persuader.

    Dalam persuasif, untuk mempengaruhi orang lain atau persuade hanya

    berpedoman pada fakta, baik fakta psikologis, sosiologis, fakta maupun budaya.

    Menurut Simons, ada 10 tujuan yang dapat diperoleh persuader dari persuade

    atau khalayak, yaitu:

    a. Mengurangi oposisi dari khalayak,

    b. Mengurangi oposisi pribadi,

    c. Menghentikan oposisi dan membentuk keraguan pada khalayak,

    d. Mengubah orang-orang yang tidak percaya,

    e. Mengubah orang-orang yang tidak terinformasi dan apatis,

    f. Mengubah konflik,

    g. Memperbanyak sikap-sikap menyenangkan,

    h. Mengaktifkan sikap-sikap menyenangkan,

    i. Meningkatkan komitmen sikap,

    j. Menjaga komitmen sikap dan tingkah laku.3 6

    3 5 H.A.W. Widjaja, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, h.69.

     

  • 26

    5. Tahapan Komunikasi Persuasif

    Wilbur Schramm di dalam bukunya “The Process and Effect of Mass

    Communication”, yang disadur oleh Oemi Abdurrahman, mengemukakan bahwa

    berhasilnya komunikasi persuasif perlu dilaksanakan suatu persuasif yang

    biasanya disebut AIDDA.3 7 Formula AIDDA merupakan kesatuan dari tahapan-

    tahapan komunikasi persuasif, yakni:

    1. Attention (perhatian)

    2. Interest (rasa tertarik)

    3. Desire (keinginan)

    4. Decision (keputusan)

    5. Action (melakukan)

    Tahapan-tahapan ini dimaksudkan agar komunikasi persuasif di mulai dari

    tahap membangkitkan perhatian (attention). Jika tidak ada perhatian secara

    langsung dari komunikan kepada komunikator, komunikasi persuasi tidak akan

    dapat dilakukan. Usaha dalam membangkitkan perhatian ini tidak hanya dalam

    gaya mengemukakan pesan, tapi juga dalam penampilan dalam menghadapi

    komunikan. Perhatian dari seorang komunikan juga dapat ditumbuhkan ketika

    seorang komunikator memberikan senyum simpatik terhadap komunikan. Apabila

    perhatian tersebut sudah tumbuh, tahap selanjutnya yaitu dengan menumbuhkan

    rasa tertarik (interest) sehingga seorang komunikan mempunyai hasrat atau

    keinginan (desire) untuk memenuhi apa yang diajukan komunikator, dan

    3 6 M. Jamiluddin Ritonga, Tipologi Pesan Persuasif, (Indonesia: PT INDEKS, 2005), h.

    16-17. 3 7 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 166.

     

  • 27

    kemudian akan ada keputusan (decision) untuk melakukan kegiatan (action)

    sesuai dengan ajakan komunikator.

    6. Teknik Komunikasi Persuasif

    Menurut Effendy, persuasif merupakan kegiatan psikologi yang bertujuan

    untuk merubah sikap, perbuatan dan tingkah laku dengan kesadaran yang disertai

    dengan perasaan senang agar komunikasi tersebut mencapai sasaran dan tujuan,

    perlu dilakukan perencanaan yang matang. Perencanaan dilakukan berdasarkan

    komponen-komponen proses komunikasi yang mencakup: pesan, media, dan

    komunikan.3 8 Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh komunikator adalah suatu

    hal yang berkaitan dengan pengelolaan pesan. Untuk itu diperlukan teknik-teknik

    tertentu dalam melakukan komunikasi persuasif. Menurut Effendy, teknik-teknik

    yang dapat dilakukan dalam proses komunikasi persuasif, yaitu:

    a. Teknik Asosiasi

    Teknik asosiasi adalah penyajian pesan komunikasi dengan cara

    menumpangkannya pada suatu objek atau peristiwa yang sedang

    menarik perhatian khalayak.

    b. Teknik Integrasi

    Teknik integrasi adalah kemampuan komunikator untuk menyatukan

    diri secara komunikatif dengan komunikan. Hal ini berarti bahwa

    melalui kata-kata verbal atau non verbal, komunikator menggambarkan

    bahwa ia “senasib” dan karena itu menjadi satu dengan komunikan.

    3 8 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

    2004), h. 21.

     

  • 28

    c. Teknik Ganjaran (pay-off technique and fear arousing)

    Teknik ganjaran (pay-off technique) adalah kegiatan untuk

    mempengaruhi orang lain dengan cara mengiming-iming hal yang

    menguntungkan atau yang menjanjikan harapan. Sedangkan fear

    arousing adalah menakut-nakuti atau menggambarkan situasi yang

    buruk.

    a. Teknik Tataan (Icing)

    Yang dimaksud tataan di sini sebagai terjemahan dari icing adalah

    upaya menyusun pesan komunikasi sedemikian rupa, sehingga enak

    didengar atau dibaca serta termotivasikan untuk melakukan

    sebagaimana disarankan oleh pesan tersebut.

    b. Teknik red-herring

    Dalam hubungannya dengan komunikasi persuasif, teknik red-herring

    adalah seni seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam

    perdebatan dengan mengelakkan argumentasi yang lemah untuk

    kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke aspek yang

    dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh dalam menyerang lawan.3 9

    3 9 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 22-24.

     

  • 29

    5. Hambatan-hambatan Komunikasi

    Secara lebih spesifik, hambatan komunikasi terbagi menjadi empat

    macam, yaitu:

    1. Hambatan dari Proses Komunikasi

    Hambatan komunikasi dapat terjadi dari proses komunikasi, antara lain

    sebagai berikut:

    a. Hambatan dari pengirim pesan

    Hambatan yang terjadi karena pesan yang disampaikan belum jelas

    bagi pengirim pesan atau komunikator. Hal ini bisa terjadi karena

    dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

    b. Hambatan dalam penyandian/ simbol

    Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas

    sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan

    antara pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang

    dipergunakan terlalu sulit untuk dipahami.

    c. Hambatan media

    Hambatan media bisa terjadi karena adanya gangguan suara di radio

    dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan atau bisa

    juga karena ada gangguan dari media lain selain radio yang digunakan

    oleh komunikator untuk mengirim pesan.

     

  • 30

    d. Hambatan dalam bahasa sandi

    Hambatan ini terjadi dalam menafsirkan sandi oleh penerima.

    e. Hambatan dari penerima pesan

    Hambatan ini terjadi karena penerima pesan atau komunikan kurang

    memperhatikan atau kurang mendengarkan pesan, sikap prasangka

    tanggapan yang keliru, dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

    f. Hambatan dalam memberikan output

    Output yang diberikan tidak menggambarkan sesuatu secara apa

    adanya, tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu, atau tidak

    jelas.

    2. Hambatan Fisik

    Hambatan fisik yang terjadi karena gangguan kesehatan, gangguan alat

    komunikasi, dan lain sebagainya dapat mengganggu komunikasi yang efektif.

    3. Hambatan Semantik

    Kata-kata yang digunakan dalam melakukan komunikasi terkadang

    memiliki arti yang tidak jelas antara pemberi pesan dan yang menerima pesan.

    4. Hambatan Psikologis

     

  • 31

    Hambatan psikologis yang mengganggu komunikasi, misalnya

    perbedaan nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan

    penerima pesan.4 0

    C. Sedekah

    1. Pengertian Sedekah

    Sedekah secara bahasa berasal dari akar kata (shodaqa) yang terdiri dari

    tiga huruf : shad- dal- qaf, berarti sesuatu yang benar atau jujur.4 1 Sedangkan

    secara istilah, sedekah berarti sebuah pemberian secara suka rela, baik berupa

    uang, barang, jasa, kebaikan, dan lainnya kepada orang yang berhak menerimanya

    dengan jumlah yang tidak ditentukan dan diberikan kapan saja dan di mana saja

    demi mengharap ridha dan pahala dari Allah swt.4 2 Konsep sedekah di dalam Al-

    Qur’an juga dijelaskan dalam surat At-Taubah ayat 103, Allah swt berfirman:

    “Ambilah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan)

    ketentraman jiwa bagi mereka. Allah maha mendengar, maha mengetahui.” (QS. Surat At-Taubah: 103).4 3

    Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah swt memerintahkan kepada Rasul-

    Nya untuk mengambil zakat dari harta mereka guna membersihkan dan

    menyucikan mereka melalui zakat yang diberikan tersebut.

    4 0 Asep Saeful Muhtadi, Manajemen Komunikasi Filosofi, Konsep, dan Aplikasi ,

    (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2015), h. 48-49. 4 1 Meisil B. Wulur, Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 54. 4 2 Masykur Arie, Sedekah Itu Ajib, h. 14. 4 3 Majelis Ulama Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan (Bandung: PT Sygma Examedia

    Arkanleema, 2016), h. 203.

     

  • 32

    Sedekah memiliki makna yang cukup luas, tidak hanya berupa

    memberikan harta berupa uang dan barang, karena sedekah bisa diberikan dalam

    bentuk non materiil seperti, memberikan informasi, tersenyum kepada orang lain,

    takbir, tahmid, tahlil, dan seluruh kebaikan apa pun bentuknya itu termasuk

    sedekah.

    2. Hukum Sedekah dan Hikmah Bersedekah

    Para fuqaha (ahli-ahli fiqih) sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah

    sunnah, berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa jika ditinggalkan.4 4 Namun,

    adakalanya hukum sedekah itu menjadi haram jika yang memberikan sedekah itu

    mengetahui bahwa yang akan menerima sedekahnya itu akan menggunakan untuk

    kemaksiatan dan hukum sedekah juga bisa menjadi wajib jika seseorang yang

    memiliki kelebihan makanan bertemu dengan orang lain yang kondisinya sangat

    kelaparan sehingga dapat mengancam keselamatan jiwanya. Meskipun hukum

    sedekah pada dasarnya adalah sunnah, akan tetapi Rasulullah saw sangat

    menganjurkan umatnya untuk bersedekah karena sedekah merupakan bukti dari

    keimanan seseorang.

    Dalam sedekah juga terdapat sedekah yang paling utama dan yang paling

    besar pahalanya. Seperti dalam hadist yang diriwayatkan oleh al-Bukhari yang

    berbunyi:

    4 4 Candra Himawan dan Neti Suriana, Sedekah Hidup Berkah Rezeki Melimpah ,

    (Yogyakarta: Pustaka Albana, 2013), h. 26.

     

  • 33

    Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Seorang

    laki-laki menemui Nabi Sallallahu ‘Alayhi Wa Sallam, lalu dia bertanya, “Ya Rasulullah, sedekah apa yang paling besar pahalanya?” Rasulullah Sallallahu ‘Alayhi Wa Sallam bersabda, “Sedekah yang kau berikan ketika kamu segar

    bugar, ketika kamu merasa enggan karena khawatir menjadi miskin dan mendambakan kekayaan. Janganlah kamu menunda-nunda sedekah sehingga

    nyawamu sampai di kerongkongan barulah kau katakana harta saya nanti sekian untuk ahli waris yang itu dan sekian untuk ahli waris yang ini, padahal tanpa kau katakana begitu hartamu pasti akan menjadi milik ahli warismu.” (H.R. al-

    Bukhari, hadist nomor: 1419).4 5

    Hadist di atas merupakan anjuran untuk seluruh umat manusia agar selalu

    bersegera dalam melakukan sedekah dan melakukan amalan-amalan baik lainnya,

    karena jika perbuatan baik tersebut tidak disegerakan, bisa jadi ajal lebih dahulu

    menjemput sehingga tidak sempat lagi melakukan amalan baik yang telah

    diniatkan. Selain itu, jika menunda-nunda amal baik juga bisa menyebabkan niat

    baik menjadi berubah karena terlalu lama menunda-nunda yang dapat membuka

    kesempatan pada hawa nafsu dan setan untuk mengganggu dan menggoda diri

    agar tidak melakukan kebaikan tersebut.

    Sedekah ini merupakan hal yang sangat penting dan juga istimewa, karena

    besedekah tidak hanya dapat memperbaiki hubungan sesama umat muslim, tetapi

    sedekah juga memiliki dampak-dampak positif yang lain seperti, memperbaiki

    kualitas kepribadian seorang yang rajin bersedekah, harta kekayaannya tidak akan

    pernah berkurang karena disedekahkan, dan manfaat besar dari sedekah akan

    kembali lagi sepenuhnya kepada orang yang senantiasa memberikan sedekah.

    4 5 Imam Az-Zabidi, Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari. Penerjemah Achmad Zaidun

    (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), Cet ke-1, h. 333-334.

     

  • 34

    BAB III

    GAMBARAN UMUM KOMUNITAS SEDEKAH ROMBONGAN DKI

    JAKARTA

    A. Latar Belakang Berdirinya Komunitas Sedekah Rombongan

    Komunitas Sedekah Rombongan berawal dari tulisan Saptuari Sugiharto di

    blog yang ia miliki tentang pengumpulan bantuan untuk YSI (Yayasan Sayap

    Ibu) yang berada di Daerah Istimewa Jogjakarta, pada tanggal 9 Juni 2011.

    Keadaan panti asuhan tersebut memang sangat memprihatinkan, di mana pada

    saat itu terdapat 18 bayi normal dan 30 bayi difabel yang berjuang hidup dengan

    bantuan pemerintah yang tidak seberapa, yakni hanya Rp2.500,- per hari untuk

    satu orang anak dan juga bantuan dari dua orang donatur tetap yang ada di

    Yayasan Sayap Ibu. YSI pertama kali didirikan di Jakarta pada tahun 1955

    dibawah kepengurusan Ny. Soetomo, Ny. Soekardi, dan Ny. Garland Soenaryo.

    Sedangkan YSI cabang D.I Yogyakarta didirikan tahun 1978 dikarenakan di

    Yogyakarta belum ada badan sosial yang menyelenggarakan usaha penyantunan

    anak balita yang terlantar dan sekaligus menyelenggarakan proses pengangkatan

    anak dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah.4 6 YSI sendiri

    didirikan dengan tujuan untuk menolong Balita (Bayi tiga tahun) yang terlantar

    karena tidak diketahui orang tuanya dan perlu dirawat sambil diusahakan untuk

    dicarikan orang tua angkat.

    Setalah tulisan Saptuari tersebar di akun pribadi yang dimiliki olehnya,

    respon yang diperoleh dari pembaca blog-nya tersebut pun sangat baik, sehingga

    banyak yang menitipkan hartanya kepada Saptuari untuk disumbangkan ke

    4 6 Yayasan Sayap Ibu “Sejarah Yayasan Sayap Ibu”, diakses pada 5 Desember 2017 dari

    http://yayasansayapibu.or.id/cabang/d-i-yogyakarta/sejarah-ysi-cabang-d-i-yogyakarta/

     

    http://yayasansayapibu.or.id/cabang/d-i-yogyakarta/sejarah-ysi-cabang-d-i-yogyakarta/

  • 35

    Yayasan Sayap Ibu ataupun diberikan langsung kepada orang yang membutuhkan.

    Bantuan pertama dari pembaca blog www.saptuari.com diserahkan pada tanggal

    13 Juni 2011.4 7 Setelah bantuan tersebut diserahkan, para pembaca blog

    www.saptuari.com semakin banyak yang ingin menitipkan sebagian hartanya

    untuk disalurkan kepada mereka yang berhak.

    Dari respon pembaca blog www.saptuari.com yang sangat positif,

    akhirnya Saptuari memutuskan tanggal 9 Juni 2011 adalah hari terbentuknya

    gerakan yang dinamakan Sedekah Rombongan di Twitter dan terus melanjutkan

    amanah yang diberikan dari para pembaca. Hingga pada bulan November 2011

    Saptuari dibantu teman-temannya berhasil mengumpulkan dana sebanyak

    Rp180.000.000,- dan disalurkan kepada korban bencana alam gunung Merapi.

    Seiring dengan perkembangan Sedekah Rombongan, komunitas ini mulai

    mengerucutkan sasaran yang menjadi prioritas penerima bantuan, yaitu:

    1. Panti asuhan anak-anak difabel.

    2. Panti asuhan bayi terlantar.

    3. Panti asuhan yatim piatu.

    4. Janda-janda tua dhuafa.

    5. Anak-anak/ dewasa/ orangtua sakit dan tidak mampu.

    6. Biaya sekolah anak yatim dan dhuafa.

    7. Pondok pesantren yang sedang dibangun/ kekurangan.

    8. Mushalla/ masjid yang sedang dibangun.

    9. Kebutuhan alat ibadah (al-Qur’an, sarung, mukena, dan sebagainya).

    4 7 Saptuari Sugiharto, “Komunitas Sedekah Rombongan”, diakses pada 24 Januari 2017

    dari http://www.sedekahrombongan.com/apa-itu-sedekahrombongan

     

    http://www.saptuari.com/http://www.saptuari.com/http://www.saptuari.com/http://www.sedekahrombongan.com/apa-itu-sedekahrombongan

  • 36

    B. Logo Komunitas Sedekah Rombongan

    Komunitas Sedekah Rombongan memiliki dua logo yang digunakan,

    keduanya memiliki fungsi yang berbeda karena masing-masing logo digunakan

    untuk keperluan yang berbeda, logo yang pertama biasanya disebut logogram

    yang digunakan untuk kebutuhan sosial media secara umum dan logo yang kedua

    digunakan untuk keperluan administrasi.

    1. Logogram

    Gambar 3. 1 Logogram Sedekah Rombongan

    Logo pertama ini biasa digunakan untuk keperluan secara umum seperti

    Instagram, Twitter, Facebook, dan akun-akun komunitas Sedekah

    Rombongan lainnya.

     

  • 37

    2. Logo Administrasi

    Gambar 3. 2 Logo Administrasi Sedekah Rombongan

    Logo yang kedua ini biasa digunakan untuk keperluan administrasi seperti

    surat menyurat. Dalam logo tersebut terdiri dari 8 semut karena ada 8 orang yang

    pada awalnya mendirikan Komunitas Sedekah Rombongan ini. Logo ini juga

    mencerminkan bahwa Komunitas Sedekah Rombongan ini diibaratkan sebagai

    kumpulan semut-semut kecil yang ketika semut-semut itu berombongan atau

    kumpul bersama-sama mampu mengangkat beban yang berat dan biasa disebut

    oleh Komunitas Sedekah Rombongan ini The Power of Berombongan. Ibaratnya

    semut kalau mengangkat sepotong roti sendiri ia bisa mati tertindih makanan

    tersebut, namun lain halnya ketika berombongan. Ketika sendiri beban terasa

    berat, namun ketika berombongan beban tersebut akan terasa jauh lebih ringan.

    C. Visi dan Misi Komunitas Sedekah Rombongan

    1. Visi

    Mencari muka di depan Tuhan.

    2. Misi

    Menyampaikan titipan langit tanpa rumit, sulit, dan berbelit-belit.

     

  • 38

    D. Struktur Organisasi Komunitas Sedekah Rombongan

    Struktur organisasi pengurus Sedekah Rombongan yang terdapat dalam

    gambar di bawah ini merupakan struktur global yang mencakup semua cabang

    dari Sedekah Rombongan, terdapat beberapa koordinator yang memiliki tugas

    berbeda-beda yang tentunya akan mengkoordinir bagiannya masing-masing.

    Gambar 3. 3 Struktur Organisasi dan Koordinasi Sedekah Rombongan

    Berikut adalah penjelasan tugas yang dilakukan oleh setiap bagian yang

    terlibat dalam Sedekah Rombongan:4 8

    1. Koordinator utama : Relawan utama Sedekah Rombongan yang bergabung

    sejak pertama gerakan ini didirikan, menjadi koordinator di semua gerakan

    Sedekah Rombongan.

    Tugas koordinator utama, yaitu:

    a. Bertanggungjawab penuh dalam proses penghimpunan, penyimpanan,

    dan pendistribusian dana kepada sasaran yang membutuhkan.

    4 8 Dokumen Pribadi Sedekah Rombongan, Jakarta, 27 November 2017.

     

  • 39

    b. Mengkoordinasi seluruh proses eksekusi pasien dan mengalokasikan

    dana yang akan diberikan, memantau dan memastikan dana yang

    diberikan tepat sasaran.

    2. Kordinator Operasional

    Tugas koordinator operasional, yaitu:

    a. Melaporkan dan mendata proses penggunaan dana secara transparan

    dilengkapi dengan foto penyerahan dan nominal untuk tayang di web

    Sedekah Rombongan.

    b. Menghimpun database pasien, nominal bantuan, dan data lokasi

    penyerahan yang dihimpun dalam file khusus di internet yang bisa

    diakses semua kalangan dimanapun melalui cloud computing

    (dropbox).

    c. Mengatur proses operasional kurir di semua wilayah.

    3. Media Departemen Sedekah Rombongan

    Di dalam media departemen sedekah rombongan terdapat tiga bagian,

    yaitu: Koordinator tim website www.sedekahrombongan.com, koordinator

    tim sosial media Sedekah Rombongan, dan koordinator majalah tembus

    langit. Tugas dari bagian ini yaitu masing-masing koordinator bertugas

    mengkoordinasi tim untuk mengelola masing-masing media.

    4. Kordinator wilayah : Relawan yang bergerak di wilayah tertentu.

    Tugas kordinator wilayah yaitu bertanggungjawab atas distribusi

    penggunaan dana yang telah diberikan.

    5. Koordinator Kota

    Tugas Koordinator kota, yaitu:

     

    http://www.sedekahrombongan.com/

  • 40

    a. Mengumpulkan dan mencari data pasien dhuafa yang membutuhkan,

    sesuai dengan lokasi kerja masing-masing. Baik data dari twitter, form

    internet, maupun SMS/ telepon.

    b. Mengkoordinir proses penjemputan, pendampingan pasien dhuafa

    selama proses pengobatan di RS (Rumah Sakit) yang sudah dijadikan

    rujukan kerja Sedekah Rombongan.

    c. Melakukan eksekusi khusus pada acara-acara yang diadakan oleh

    Sedekah Rombongan, mulai dari sosialisasi, persiapan perlengkapan,

    pengerjaan, hingga pelaporan penggunaan dana.

    d. Menghimpun laporan secara lengkap, dari deskripsi pasien, jumlah

    bantuan, proses eksekusi hingga foto-foto pelengkap untuk dilaporkan

    kepada koordinator operasional.

    e. Melakukan proses pendampingan dan pelatihan di lapangan kepada

    kurir relawan baru yang akan bergabung menjadi kurir di Sedekah

    Rombongan.

    6. Kurir pendamping : Relawan yang bergerak di bawah koordinasi

    koordinator kota dan bertanggungjawab atas proses pendampingan dan

    perawatan pasien, termasuk di dalamnya adalah tim survei, tim perawat,

    dan tim pengemudi ambulans.

    Tugas kurir pendamping, yaitu:

    a. Menjemput pasien dari rumah hingga ke rumah sakit, berkoordinasi

    dengan pihak keluarga, mengantarkan dan menyerahkan pasien kepada

    tim Sedekah Rombongan yang ada di kota yang dijadikan pusat

    pengobatan.

     

  • 41

    b. Mendampingi pasien ketika bertemu dengan dokter, pengambilan obat,

    cek laboratorium, hingga proses pengambilan jenazah ketika

    diperlukan.

    c. Melakukan survei di rumah pasien dhuafa dengan melihat kebutuhan

    yang diperlukan serta kondisi yang menjadi alas an layak untuk dibantu.

    d. Melakukan pendampingan pasien selama di RSSR (Rumah Singgah

    Sedekah Rombongan), dengan memastikan kondisi tempat tidur,

    makanan, dan kebutuhan lain tercukupi dengan layak selama masa

    proses penyembuhan.

    e. Melakukan eksekusi pada kegiatan rutin yang digelar oleh Sedekah

    Rombongan.

    7. Informan : Relawan yang tidak masuk dalam system operasional di

    Sedekah Rombongan. Mereka hanya sebatas memberikan informasi

    tentang sasaran yang dibutuhkan oleh Sedekah Rombongan. Misalnya data

    pasien dhuafa sakit atau info panti asuhan yang membutuhkan bantuan.

    Mereka tidak terlibat dalam proses eksekusi, atau hanya terbatas

    mengantar ke rumah pasien dhuafa yang menjadi sasaran.

    E. Kegiatan Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta

    1. Hulahope

    Hulahope memiliki arti (H)appy (U)nique (L)ove (A)dorable and HOPE.

    Hulahope adalah kegiatan yang diterapkan dengan terjun langsung ke rumah sakit

    yang bertujuan untuk menghibur, memotivasi, dan memberikan dorongan pada

    anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit. Kegiatan

    ini baru diadakan Komunitas Sedekah Rombongan DKI Jakarta pada 27

     

  • 42

    November 2016 dan kegiatan ini biasanya dilakukan setiap 2 bulan sekali.

    Hiburan yang diberikan oleh para kurir/ relawan Sedekah Rombongan ini

    biasanya berupa games, menggambar dan mewarnai, bahkan ketika bulan

    ramadhan kegiatan hulahope diadakan dengan mengajak pasien-pasien jalan-jalan

    ke mall untuk belanja baju lebaran.

    Gambar 3. 4 Kegiatan Hulahope SR Jakarta

    2. Pengajian

    Kegiatan pengajian ini dilakukan 2 minggu sekali oleh Komunitas

    Sedekah Rombongan DKI Jakarta. Pengajian ini diadakan di Rumah Singgah

    Sedekah Rombongan (RSSR) DKI Jakarta bersama kurir-kurir Sedekah

    Rombongan dan juga pasien-pasien yang berada di Rumah Singgah Sedekah

    Rombongan (RSSR) DKI Jakarta.

     

  • 43

    F. Cabang Komunitas Sedekah Rombongan

    Komunitas Sedekah Rombongan memiliki cabang serta Rumah Singgah

    Sedekah Rombongan (RSSR) yang dihuni oleh para pasien dampingan di 14 Kota

    di 8 Provinsi di Indonesia, yaitu:

    1. Jakarta: Jl. Kenari 2 RT. 06/04 No. 10 Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta

    Pusat. (CP: Dede Syaifudin 0815-1991-1911).

    2. Bandung: Jl. H. Yasin No. 56 RT. 02/02 Sukabungah, Sukajadi, Kota

    Bandung, Jawa Barat. (CP: Cucu Cuanda 0815-1491-1911).

    3. Purwokerto: Jl. Penatusan Gang 1 No. 5 RT. 01/02 Kel. Purwokerto

    Wetan, Kab. Banyumas, Jawa Tengah. (CP: Olipe Oile 0815-1391-1911).

    4. Surabaya: Jl. Semampir Selatan Gang 2A No. 61 Surabaya, Jawa Timur.

    (CP: Wahyu Setiawan 0878-5557-1171).

    5. Semarang: Jl. Sadewa 2 No. 3 RT. 01/03 Pendrikan Kidul, Kec.

    Semarang, Jawa Tengah. (CP: Indra Destriawan 0858-8191-1911).

    6. Solo: Jl. Manggis II No. 5 RT. 05/06 Jajar, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.

    (CP: Siti Aisyah 0821-3390-5850).

    7. Wonogiri: Wonokarto RT. 04/05 Yudistiro IV, Wonogiri, Jawa Tengah

    (Dean Kantor Kel. Wonokarto, Wonogiri). (CP: Mawan Tri H 0852-

    9003-2077).

    8. Magetan: Jl. Hasanudi RT. 4 RW. 5 Selosari, Magetan, Jawa Timur. (CP:

    Ervin Sulistyawati 0858-5635-3023).

    9. Malang: Jl. Emas No. 15 RT. 02/20 Purwantoro, Bimbing, Malang, Jawa

    Timur. (CP: Faiz Faeruz 0822-4549-8550).

     

  • 44

    10. Jember: Perum Srikoyo Permai No. 12 Patrang, Jember, Jawa Timur.

    (CP: Yudho Ari 0815-5678-8990).

    11. Lampung: Jl. Zebra No. 24 Sidodadi, Kec. Kedaton, Kota Bandar

    Lampung (Depan Bank Syariah Mandiri Kedaton). (CP: Andriadi Deri

    0813-9834-0252).

    12. Riau: Perum Griya Kutilang Asri Blok A-04 RT. 04/13 Simpang Baru,

    Tampan, Pekanbaru, Riau. (CP: Fitri 0823-8852-6756).

    13. Jogja: Jl. Wonosari Km. 7 Bumen Wetan RT. 07 Mantup, Banturan,

    Banguntapan, bantul, DIY 55197 (Utara Masjid Mujahidin). (CP: Hanifa

    F. Arini (0274) 435-3556).

    14. Sorong: Jl. Sele Boselu. Km.12 Kel. Klamana, Distrik Sorong Timur,

    Papua Barat. (CP: Faisal 0821-9868-8377).

     

  • 45

    BAB IV

    TEMUAN DAN HASIL

    A. Teori Komunikasi Model Melvin De’Fleur

    Dilihat dari lahirnya komunitas Sedekah Rombongan yang dapat bertahan

    dan terus berkembang sampai sekarang, media memiliki pengaruh yang sangat

    besar terhadap proses berdirinya komunitas Sedekah Rombongan yang awalnya

    hanya terdapat di kota Jogjakarta, hingga sekarang sudah ada di 14 kota yang

    tersebar di penjuru Indonesia. Bagi Sedekah Rombongan media bukan hanya

    sebagai alat penyampaian pesan terhadap publik, tetapi media adalah ruh untuk

    Sedekah Rombongan, artinya media ini sangat penting adanya dan tentu tidak

    hanya digunakan jika ada kepentingan saja. Hal ini selaras dengan pernyataan

    Dede Syaefudin selaku koordinator operasional Sedekah Rombongan, yaitu:

    “Nah ini yang menjadi ruh sedekah rombongan hingga saat ini

    bahwa sosial media itu baik dari bentuknya messanger, bentuknya web gitu kan web page, bentuknya sosmed seperti facebook, twitter waktu itu

    komunikasinya bahkan zaman waktu itu sebelumnya blackberry messenger, itu merupakan ruh dalam SR itu sebagai sistem komunikasi yang cepat, akurat, bisa menyampaikan kepuasan kepada informasi ini

    kepada para sedekah holic kita menyebutnya tuh, kepada para muzaki-muzaki kepada para donatur.”4 9

    Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa media merupakan elemen

    penting yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif oleh Sedekah

    Rombongan, seperti pada teori komunikasi model Melvin De’Fleur. Dalam proses

    komunikasi persuasif yang dilakukan oleh komunitas Sedekah

    4 9 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah

    Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.

     

  • 46

    Rombongan melalui media ini terdapat 8 komponen yang digunakan, sesuai

    dengan komponen-komponen yang dirancang oleh Melvin De’Fleur, yaitu:

    1. Sumber Pengirim (Source)

    Sumber pengirim (source) adalah seseorang atau sekelompok orang yang

    menyampaikan pesan dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat, dan

    perilaku orang lain, baik secara verbal maupun non verbal.

    Salah satu bagian dari komponen komunikasi ini adalah sumber pengirim,

    dalam komunitas Sedekah Rombongan yang menjadi sumber pengirim ini

    tentunya anggota komunitas Sedekah Rombongan, siapa pun bisa menjadi sumber

    pengirim dalam menyampaikan pesan atau informasi kepadan penerima

    (receiver), Sedekah Rombongan tidak menentukan siapa orang-orang yang

    ditugaskan untuk menjadi sumber pengirim pesan, bahkan kurir pun dapat

    menjadi sumber pengirim jika kurir tersebut memiliki kemampuan retorika yang

    bagus agar dapat meyakinkan si penerima pesan (receiver) dan dapat

    mempengaruhi sikapnya dalam menyampaikan pesan itu.

    “yang bisa mampu retorika, bisa datang ke kumpulan-kumpulan kantor, kumpulan-kumpulan majelis ta’lim, kumpulan-kumpulan

    mahasiswa menjelaskan sedekah rombongan itu apa, nah di luar itu tetap mambawa sebuah marwahnya sebuah soul-nya bahwa sedekah romongan

    itu hadir bukan sebagai peminta-minta, sedekah rombongan itu hadir untuk mengajak konsepnya bukan meminta apalagi bukan mengambil.”5 0

    Salah seorang yang sering menyampaikan pesan atau informasi kepada

    penerima atau khalayak umum untuk meyakinkan bahwa Sedekah Rombongan

    5 0 Wawancara Pribadi dengan Dede Syaefudin (Koordinator Operasional Sedekah

    Rombongan), pada Rabu, 6 September 2017.

     

  • 47

    adalah komunitas yang tepat untuk menyalurkan sedekah adalah Saptuari

    Sugiharto selaku founder dan juga koordinator utama Sedekah Rombongan.

    2. Alat pengolah informasi (Transmitter)

    Alat pengolah informasi (transmitter) adalah alat untuk mengubah pesan

    menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Transmitter yang

    digunakan Sedekah Rombongan untuk menyampaikan pesan secara garis besar

    yang peneliti temukan ada dua, yaitu mekanisme suara yang menghasilkan sinyal

    (kata-kata yang diucap) dan juga juga mekanisme gambar.

    3. Saluran (Channel)

    Berdasarkan pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh peneliti,

    saluran (channel) yang digunakan Sedekah Rombongan dalam menyampaikan

    pesan atau informasi dari sumber pengirim kepada penerima ada empat macam

    media komunikasi yang digunakan, yaitu media cetak, audio, visual, dan juga

    audio visual.

    Med