Post on 22-Jun-2015
description
KETUBAN PECAH DINILivinus Rinto
KASUS
Identitas Nama : Ny. LP Umur : 28 tahun Alamat : Jalan Pronas, Desa Kapur,
Kabupaten Kubu Raya Agama : Islam Tanggal masuk rumah sakit: 27
Oktober 2010, pukul : 08.30 WIB
KELUHAN UTAMA
Ny. LP, 28 tahun. G1P0A0. Datang ke RSUD dr. Soedarso karena mau melahirkan
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Keluar cairan jernih kehijauan 26 Okt 2010 pukul 06.00 WIB. 26 jam 30 menit sebelum masuk RS.
Lendir dan darah 26 Okt 2010 pukul 21.00 WIB atau 11 jam 30 menit sebelum masuk RSUD dr. Soedarso.
HPHT : 26 Januari 2010 Tanggal perkiraan persalinan : 03 November
2010
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital Kesadaran : komposmentis Tekanan darah : 120/ 80 mmHg Nadi : 87x/menit RR : 21x/menit Suhu : 36,80C
Status generalis Tinggi badan : 153 cm Berat badan : 50 kg Keadaan umum : baik Gizi : baik Mata : Konjungtiva anemis (-), Jantubg, paru, abdomen dan ekstremitas
dalam batas normal
Status obstetrik TFU : 31 cm; TBBJ : 3100 gram DJJ : 144 x/ menit; His : (-) Portio : lunak; Pembukaan: 1 cm Penurunan : H I Ketuban : (-) Terbawah : kepala
Darah Hb : 11,9 g/dl Leukosit : 6.600/μl Trombosit :169 K/μl Hematokrit : 36,7 PG Ureum : 22 mg/dl Creatinin : 0,70 mg/dl Gula darah : 165 mg/dl
DIAGNOSIS
KPD pada primigravida hamil 39 minggu dalam persalinan kala I fase laten
PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa Tirah baring Infus RL 20 tts/menit Pemasangan kateter Medikamentosa Cefotaksim 3x1 gram IV Syntocinon 5 IU IV drip 20 tetes/ menit
PROGNOSIS
Ibu : dubia ad bonam Anak : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Ketuban pecah dini didefinisikan
sebagai pecahnya ketuban yang terjadi setelah usia kehamilan 37 minggu dan terjadi sebelum timbulnya keadaan inpartu,yaitu pembukaan dan penipisan serviks, kontraksi uterus yang terjadi minimal 3 kali dalam 10 menit, dan adanya pengeluaran lendir darah
MEKANISME KETUBAN PECAH DINI
Ketuban pecah dalam persalinnan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang
Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan aktifitas kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah
Faktor risiko untuk terjadinya ketuban pecah dini adalah : Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen
kolagen Kekurangan tembaga dan asam askorbik yang
berakibat pertumbuhan struktur abnormal karena antara lain merokok
DIAGNOSIS
Anamnesa Pemeriksaan dengan spekulum Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan laboraturium: Tes Lakmus (tes Nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). pH air ketuban 7 – 7,5, darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang positif palsu.
Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis
USG
KOMPLIKASI
Dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan premature, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio sesaria, atau gagalnya persalinan normal.
PENATALAKSANAAN
Penderita dengan ketuban pecah dini harus masuk rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut.
Jika pada perawatan air ketuban berhenti keluar, pasien dapat pulang untuk rawat jalan. Bila terdapat persalinan dalam kala aktif, korioamnionitis, gawat janin, persalinan diterminasi.
BILA TERDAPAT TANDA-TANDA INFEKSI DAN KEHAMILAN < 37 MINGGU: Ampisilin 4 x 500 mg selama 7 hari ditambah
eritromisin 250 mg per oral 3 kali per hari selama 7 hari
Berikan kortikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki kematangan paru janin : Betametasone 12 mg IM dalam 2 dosis setiap12
jam Atau Deksametasone 6 mg IM dalam 4 dosis
setiap 6 jam Lakukan persalinan pada kehamilan 37
minggu Jika terdapat his dan darah lendir,
kemungkinan terjadi persalinan preterm.
BILA TIDAK TERDAPAT INFEKSI DAN KEHAMILAN > 37 MINGGU : Jika ketuban telah pecah > 18 jam, berikan
antibiotika profilaksis untuk mengurangi risiko infeksi sterptokokus grup B : Ampisilin 2 gr IV setiap 6 jam Atau Penisilin G 2 juta unit IV setiap 6 jam
sampai persalinan Jika tidak ada infeksi pascapersalinan, hentikan
antibiotika.
Nilai serviks : Jika serviks sudah matang, lakukan induksi
persalinan dengan oksitosin. Jika serviks belum matang, matangkan
serviks dengan prostaglandin dan infus oksitosin atau lahirkan dengan seksio sesarea
PEMBAHASAN
Ny. LP, 28 tahun. G1P0A0. Datang ke RSUD dr. Soedarso dengan
alasan mau melahirkan. Dari anamnesis yang dilakukan,
diketahui pasien mulai merasakan keluar cairan jernih kehijauan sejak tanggal 26 oktober 2010 pada pukul 06.00 WIB
Keluarnya cairan jernih kehijauan ini 26 jam 30 menit sebelum masuk RS. Lendir dan darah sejak tanggal 26 Oktober 2010 pukul 21.00 WIB atau 11 jam 30 menit sebelum masuk RS.
Hari pertama haid terhir (HPHT) : 26 Januari 2010 dan tanggal perkiraan persalinan adalah 3 November 2010
Berdasarkan pd trias inpartu, yaitu: pengeluaran darah dan lendir, pembukaan >1 cm dan his yg teratur 3/10’ 30”, maka pasien dikatakan belum dlm persalinan (inpartu) , sehingga dapat kita simpulkan bahwa pasien mengalami Ketuban Pecah Dini (KPD) selama 26 jam
ketuban telah pecah 26 jam, warna ketuban adalah kehijauan. Akibat dari ketuban yg pecah tersebut, maka aliran oksigen ke janin akan berkurang sehingga janin mengalami hipoksia.
Janin yg hipoksia tersebut akan bereaksi dg mengeluarkan mekonium sehingga air ketuban tercampur dg mekonium yg mengakibatkan warna air ketuban menjadi kehijauan.
Terapi non-medikamentosa: tirah baring, infus RL 20 tts/menit dan pemasangan kateter.
Medikamentosa: diberikan antibiotik golongan sefalosforin, yaitu cefotaksim 1 gram per delapan jam
Pasien juga diberikan oksitosin untuk menginduksi persalinan.
Tidak diberikan kortikosteroid untuk pematangan paru janin karena usia kehamilan ibu sudah matang yaitu 39 minggu sehingga kurang bermanfaat bila diberikan kortikosteroid.
TERIMAKASIH