Post on 22-Dec-2015
description
Gejala Hidung
Bersin & Ingusan
Riani Loretta / 07120110016
Bersin
Arti dari kata bersin adalah keluarnya udara semi otonom yang terjadi
dengan keras lewat hidung dan mulut. Udara ini dapat mencapai kecepatan
70 m/detik atau sama saja dengan 250 km/jam. Perlu diketahui bahwa bersin
dapat menyebarkan penyakit melalui butir - butir air yang terinfeksi. Butir -
butir air ini ukuran diameternya berkisar antara 0,5 hingga 5 µm.
Bersin merupakan reaksi reflek untuk mengeluarkan udara yang
mengandung partikel atau benda asing yang mengganggu atau
menyebabkan gatal di dalam hidung dan juga membersihkan rongga hidung
atau saluran pernafasan bagian bawah. Dapat dikatakan pula bahwa bersin
merupakan salah satu cara tubuh untuk mengatur ulang sistem di dalam
tubuh. Bersin yang terjadi melibatkan sinyal biokimia yang mengatur detak
silia (rambut mikroskopis) pada sel-sel yang melapisi rongga hidung. Dalam
hal ini, rangsangan yang datang ditangkap oleh reseptor taktil hidung.
Rangsangan kemudian dilanjutkan ke Nervous Trigeminus dan dilanjutkan ke
pusat pernafasan di medula oblongata. Mekanisme terjadinya reflek bersin
ini dimulai dari terangsangnya bagian - bagian yang peka pada saluran
pernafasan. Rangsangan ditangkap oleh sensor taktil dan kemoreseptor
aferen melalui Nervous Vagus menuju pusat pernafasan (medula oblongata).
Sebagai contoh adalah rangsangan yang berupa benda asing memasuki
rongga hidung atau saluran pernafasan bagian bawah, kemudian pusat
pernafasan memerintah tubuh untuk melakukan reflek bersin agar benda
asing tersebut dapat dikeluarkan. pada reflek bersin ovula dikondisikan ke
bawah, sehingga memungkinkan aliran udara ekspirasi (aliran udara yang
keluar) menjadi kuat dan dapat melalui rongga mulut dan rongga hidung.
Bersin biasanya dihubungkan dengan penyakit influenza. Akan tetapi
pada kenyataannya bersin bukan hanya merupkan gejala penyakit influenza
saja, bersin dapat juga merupakan gejala penyakit pernafasan, sebagai
contoh adalah rhinitis dan selesma. Oleh karena itu ketika bersin disarankan
untuk menutup mulut dan hidung untuk mencegah air atau ingus dan
partikel lain yang keluar mengenai orang lain.
Bersin juga dapat disebabkan karena alergi, misalnya bersin terjadi
ketika pagi hari atau setelah mandi pagi, suhu tubuh pada pagi hari
menurun, sehingga membuat tubuh menjadi sensitif; adanya reaksi alergi
terhadap suatu alergen (sesuatu yang menyebabkan alergi, misalnya debu
di kamar, rumput, serbuk sari, bulu binatang maupun udara kotor yang
terhirup saat bangun tidur). Bagi penderita alergi, biasanya bersin disertai
hidung gatal dan mata berair. Selain itu, bagi penderita alergi biasanya
tubuhnya cepat bereaksi pada suhu pagi hari. Hal ini terjadi karena selama
tidur suhu tubuh akan menurun secara alami. Selama istirahat pernafasan
berjalan normal dan debu yang di hidung akan mengendap, sehingga pada
saat bangun tidur di pagi hari mengalami bersin-bersin yang disebabkan oleh
tanggapan syaraf hidung pada debu yang mengendap tersebut.
Alergi pada suhu dingin maupun pada alergen (sesuatu yang
menyebabkan alergi) yang menyebabkan bersin di pagi hari merupakan
tingkat sensitif tubuh yang berlebihan pada alergen tertentu.
Hipersensitivitas dari sistem kekebalan tubuh tersebut adalah tanda adanya
zat yang dinilai tubuh tidak cocok. saat sistem kekebalan tubuh mulai
terbangun, misalnya setelah sarapan atau beranjak siang, tanggapan tubuh
pada alergen tersebut akan hilang.
Orang yang menderita sinusitis biasanya cenderung lebih sering
mengalami bersin bila dibandingkan dengan orang yang normal (tidak
menderita sinusitis). Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa bersin
adalah salah satu cara tubuh untuk mengatur ulang sistem alami di dalam
tubuh. Saat proses bersin berjalan dengan baik, hal tersebut akan mengatur
ulang lingkungan di dalam saluran hidung sehingga benda asing atau
partikel buruk yang terhirup dan terperangkap di dalam hidung dapat
dikeluarkan. Namun, hal tersebut tidak berlaku pada penderita sinusitis.
Pada penderita sinusitis sel - selnya tidak menanggapi bersin sebagai cara
untuk mengatur ulang sistem alami tubuh seperti halnya yang terjadi pada
sel orang sehat, sehingga penderita sinusitis akan lebih sering bersin karena
ia tidak berhasil mengatur ulang lingkungan di dalam hidungnya dengan baik
atau kurang berhasil dalam melakukannya.
Ingusan / rhinorrhea
Ketika seseorang terserang flu pasti menjadi tidak nyaman karena hidungnya penuh dengan
lendir atau ingusan. Sebenarnya, ingus terbentuk bukan hanya saat flu saja, namun juga
dipengaruhi oleh beberapa sebab. Ingus umumnya dihasilkan oleh lapisan sel pada saluran sinus.
Rata-rata tubuh memproduksi 1-2 liter ingus per hari. Hal ini bertujuan untuk menjaga membran
nasal agar terjaga kelembabannya, selain itu ingus juga untuk melawan infeksi dan iritasi.
Infeksi / Virus
Ingus yang dihasilkan secara normal dihubungkan dengan kemampuan tubuh untuk
melawan infeksi. Ini juga merupakan suatu cara untuk menyingkirkan benda asing yang
mungkin bisa menyebabkan infeksi. Tubuh cenderung untuk merangsang produksi ingus
dan mempertinggi pertahanan terhadap serangan hebat menular dari benda-benda yang
dirasakan asing oleh tubuh.
Iritasi, alergi dan polusi
Terkena paparan asap, debu dan gas yang menyengat seperti sulfur dioksida dan nitrogen
dioksida menyebabkan ingus menetes secara berlebihan. Ini juga yang mengakibatkan
pembengkakan dari saluran nasal dan rhinitis. Selain itu, faktor alergi terhadap perubahan
suhu, debu, dan udara yang berpolusi juga dapat memperburuk seseorang untuk
memperoduksi ingus berlebih.
Reaksi dari makanan
Mengonsumsi makanan sehari-hari yang terlalu pedas atau menyengat menyebabkan
ingus tidak terkontrol. Reaksi terhadap suatu alergi dari makanan tertentu menghasilkan
kekakuan nasal dan ingus turun dari hidung ke tenggorokan. Mengonsumsi susu dan
produk telur bisa memperburuk gejala alergi makanan tersebut. Mengonsumsi secara
terus menerus makanan yang alergi akan memicu produksi ingus berlebih.
Faktor lingkungan
Hidup pada daerah yang kering atau lingkungan yang terlalu dingin, perubahan musim,
juga bisa memicu produksi ingus yang berlebih. Akibatnya ingus bisa menetap pada
tenggorokan yang akan menjadi tempat yang ideal untuk berkembang biak bakteri atau
virus patogen. Lingkungan yang berdebu dan udara yang kotor juga merangsang produksi
ingus berlebih.
Kebiasaan tidak sehat
Kebiasaan ini meliputi merokok dan mengonsumsi alkohol. Asap rokok, alkohol dan
kafein bisa mengakibatkan iritasi dan peradangan pada membran sehingga meningkatkan
pengeluaran ingus.