Gejala Hidung

6
Gejala Hidung Bersin & Ingusan Riani Loretta / 07120110016 Bersin Arti dari kata bersin adalah keluarnya udara semi otonom yang terjadi dengan keras lewat hidung dan mulut. Udara ini dapat mencapai kecepatan 70 m/detik atau sama saja dengan 250 km/jam. Perlu diketahui bahwa bersin dapat menyebarkan penyakit melalui butir - butir air yang terinfeksi. Butir - butir air ini ukuran diameternya berkisar antara 0,5 hingga 5 µm. Bersin merupakan reaksi reflek untuk mengeluarkan udara yang mengandung partikel atau benda asing yang mengganggu atau menyebabkan gatal di dalam hidung dan juga membersihkan rongga hidung atau saluran pernafasan bagian bawah. Dapat dikatakan pula bahwa bersin merupakan salah satu cara tubuh untuk mengatur ulang

description

hgjhkjln

Transcript of Gejala Hidung

Page 1: Gejala Hidung

Gejala Hidung

Bersin & Ingusan

Riani Loretta / 07120110016

Bersin

Arti dari kata bersin adalah keluarnya udara semi otonom yang terjadi

dengan keras lewat hidung dan mulut. Udara ini dapat mencapai kecepatan

70 m/detik atau sama saja dengan 250 km/jam. Perlu diketahui bahwa bersin

dapat menyebarkan penyakit melalui butir - butir air yang terinfeksi. Butir -

butir air ini ukuran diameternya berkisar antara 0,5 hingga 5 µm.

Bersin merupakan reaksi reflek untuk mengeluarkan udara yang

mengandung partikel atau benda asing yang mengganggu atau

menyebabkan gatal di dalam hidung dan juga membersihkan rongga hidung

atau saluran pernafasan bagian bawah. Dapat dikatakan pula bahwa bersin

merupakan salah satu cara tubuh untuk mengatur ulang sistem di dalam

tubuh. Bersin yang terjadi melibatkan sinyal biokimia yang mengatur detak

silia (rambut mikroskopis) pada sel-sel yang melapisi rongga hidung. Dalam

hal ini, rangsangan yang datang ditangkap oleh reseptor taktil hidung.

Rangsangan kemudian dilanjutkan ke Nervous Trigeminus dan dilanjutkan ke

Page 2: Gejala Hidung

pusat pernafasan di medula oblongata. Mekanisme terjadinya reflek bersin

ini dimulai dari terangsangnya bagian - bagian yang peka pada saluran

pernafasan. Rangsangan ditangkap oleh sensor taktil dan kemoreseptor

aferen melalui Nervous Vagus menuju pusat pernafasan (medula oblongata).

Sebagai contoh adalah rangsangan yang berupa benda asing memasuki

rongga hidung atau saluran pernafasan bagian bawah, kemudian pusat

pernafasan memerintah tubuh untuk melakukan reflek bersin agar benda

asing tersebut dapat dikeluarkan. pada reflek bersin ovula dikondisikan ke

bawah, sehingga memungkinkan aliran udara ekspirasi (aliran udara yang

keluar) menjadi kuat dan dapat melalui rongga mulut dan rongga hidung.

Bersin biasanya dihubungkan dengan penyakit influenza. Akan tetapi

pada kenyataannya bersin bukan hanya merupkan gejala penyakit influenza

saja, bersin dapat juga merupakan gejala penyakit pernafasan, sebagai

contoh adalah rhinitis dan selesma. Oleh karena itu ketika bersin disarankan

untuk menutup mulut dan hidung untuk mencegah air atau ingus dan

partikel lain yang keluar mengenai orang lain.

Bersin juga dapat disebabkan karena alergi, misalnya bersin terjadi

ketika pagi hari atau setelah mandi pagi, suhu tubuh pada pagi hari

menurun, sehingga membuat tubuh menjadi sensitif; adanya reaksi alergi

terhadap suatu alergen (sesuatu yang menyebabkan alergi, misalnya debu

di kamar, rumput, serbuk sari, bulu binatang maupun udara kotor yang

terhirup saat bangun tidur). Bagi penderita alergi, biasanya bersin disertai

hidung gatal dan mata berair. Selain itu, bagi penderita alergi biasanya

tubuhnya cepat bereaksi pada suhu pagi hari. Hal ini terjadi karena selama

tidur suhu tubuh akan menurun secara alami. Selama istirahat pernafasan

berjalan normal dan debu yang di hidung akan mengendap, sehingga pada

saat bangun tidur di pagi hari mengalami bersin-bersin yang disebabkan oleh

tanggapan syaraf hidung pada debu yang mengendap tersebut.

Alergi pada suhu dingin maupun pada alergen (sesuatu yang

menyebabkan alergi) yang menyebabkan bersin di pagi hari merupakan

tingkat sensitif tubuh yang berlebihan pada alergen tertentu.

Page 3: Gejala Hidung

Hipersensitivitas dari sistem kekebalan tubuh tersebut adalah tanda adanya

zat yang dinilai tubuh tidak cocok. saat sistem kekebalan tubuh mulai

terbangun, misalnya setelah sarapan atau beranjak siang, tanggapan tubuh

pada alergen tersebut akan hilang.

Orang yang menderita sinusitis biasanya cenderung lebih sering

mengalami bersin bila dibandingkan dengan orang yang normal (tidak

menderita sinusitis). Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa bersin

adalah salah satu cara tubuh untuk mengatur ulang sistem alami di dalam

tubuh. Saat proses bersin berjalan dengan baik, hal tersebut akan mengatur

ulang lingkungan di dalam saluran hidung sehingga benda asing atau

partikel buruk yang terhirup dan terperangkap di dalam hidung dapat

dikeluarkan. Namun, hal tersebut tidak berlaku pada penderita sinusitis.

Pada penderita sinusitis sel - selnya tidak menanggapi bersin sebagai cara

untuk mengatur ulang sistem alami tubuh seperti halnya yang terjadi pada

sel orang sehat, sehingga penderita sinusitis akan lebih sering bersin karena

ia tidak berhasil mengatur ulang lingkungan di dalam hidungnya dengan baik

atau kurang berhasil dalam melakukannya.

Ingusan / rhinorrhea

Page 4: Gejala Hidung

Ketika seseorang terserang flu pasti menjadi tidak nyaman karena hidungnya penuh dengan

lendir atau ingusan. Sebenarnya, ingus terbentuk bukan hanya saat flu saja, namun juga

dipengaruhi oleh beberapa sebab. Ingus umumnya dihasilkan oleh lapisan sel pada saluran sinus.

Rata-rata tubuh memproduksi 1-2 liter ingus per hari. Hal ini bertujuan untuk menjaga membran

nasal agar terjaga kelembabannya, selain itu ingus juga untuk melawan infeksi dan iritasi.

Infeksi / Virus

Ingus yang dihasilkan secara normal dihubungkan dengan kemampuan tubuh untuk

melawan infeksi. Ini juga merupakan suatu cara untuk menyingkirkan benda asing yang

mungkin bisa menyebabkan infeksi. Tubuh cenderung untuk merangsang produksi ingus

dan mempertinggi pertahanan terhadap serangan hebat menular dari benda-benda yang

dirasakan asing oleh tubuh.

Iritasi, alergi dan polusi

Terkena paparan asap, debu dan gas yang menyengat seperti sulfur dioksida dan nitrogen

dioksida menyebabkan ingus menetes secara berlebihan. Ini juga yang mengakibatkan

pembengkakan dari saluran nasal dan rhinitis. Selain itu, faktor alergi terhadap perubahan

Page 5: Gejala Hidung

suhu, debu, dan udara yang berpolusi juga dapat memperburuk seseorang untuk

memperoduksi ingus berlebih.

Reaksi dari makanan

Mengonsumsi makanan sehari-hari yang terlalu pedas atau menyengat menyebabkan

ingus tidak terkontrol. Reaksi terhadap suatu alergi dari makanan tertentu menghasilkan

kekakuan nasal dan ingus turun dari hidung ke tenggorokan. Mengonsumsi susu dan

produk telur bisa memperburuk gejala alergi makanan tersebut. Mengonsumsi secara

terus menerus makanan yang alergi akan memicu produksi ingus berlebih.

Faktor lingkungan

Hidup pada daerah yang kering atau lingkungan yang terlalu dingin, perubahan musim,

juga bisa memicu produksi ingus yang berlebih. Akibatnya ingus bisa menetap pada

tenggorokan yang akan menjadi tempat yang ideal untuk berkembang biak bakteri atau

virus patogen. Lingkungan yang berdebu dan udara yang kotor juga merangsang produksi

ingus berlebih.

Kebiasaan tidak sehat

Kebiasaan ini meliputi merokok dan mengonsumsi alkohol. Asap rokok, alkohol dan

kafein bisa mengakibatkan iritasi dan peradangan pada membran sehingga meningkatkan

pengeluaran ingus.