Fisiologi Hidung

28
Maharani Saputri Sulis Ratnawati Syahril Mustofa INDERA PENCIUMAN

description

Semester 1

Transcript of Fisiologi Hidung

Page 1: Fisiologi Hidung

Maharani SaputriSulis RatnawatiSyahril Mustofa

INDERA PENCIUMAN

Page 2: Fisiologi Hidung

• Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatudari aroma yang dihasilkan.

• Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut.

• Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.

Page 3: Fisiologi Hidung

ANATOMI HIDUNG HIDUNG LUAR (Nasus eksternus):

dorsum nasi apeks nasi radiks nasi ala nasi

HIDUNG DALAM (Nasus internus): cavum nasi (rongga hidung) septum nasi

SINUS PARANASALIS: sinus frontalis sinus maksilaris sinus (sel-sel) ethmoidalis sinus sfenoidalis

Page 4: Fisiologi Hidung

HIDUNG LUAR(Nasus eksternus)

• dorsum nasi • apeks nasi • radiks nasi • ala nasi

Page 5: Fisiologi Hidung

• Hidung  luar  dibentuk  oleh  tulang  dan  tulang  rawan  yang  dilapisi  oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.

• Kerangka tulang terdiri dari :1. Sepasang os nasalis ( tulang hidung )2. Prosesus frontalis os maksila3. Prosesus nasalis os frontalis

HIDUNG LUAR(Nasus eksternus)

Page 6: Fisiologi Hidung

• Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak dibagian bawah hidung, yaitu :1. Sepasang kartilago nasalis lateralis superior2. Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior ( kartilago alar mayor )3. Beberapa pasang kartilago alar minor4. Tepi anterior kartilago septum nasi

Page 7: Fisiologi Hidung
Page 8: Fisiologi Hidung

HIDUNG DALAM

Os nasale

Konka inferior

Konka media

Septum nasi

Cavum nasi

Page 9: Fisiologi Hidung

• Cavum nasi (rongga hidung)– Trdpt tonjolan & lipatan selaput lendir

hidung, yg disebut konka, tdd :• konka nasalis inferior• konka nasalis media• konka nasalis superior

– Meatus nasi inferior ruang antara dasar cavum nasi dg konka nasalis inferior

– Meatus nasi media ruang antara konka nasalis inferior dg media

– Meatus nasi superior ruang antara konka nasalis media dg superior

HIDUNG DALAM(Nasus Internus)

Page 10: Fisiologi Hidung

• Septum nasi– Lamina perpendicularis os

ethmoidalis– Os vomer– Cartilago septi nasi

HIDUNG DALAM(Nasus Internus)

Page 11: Fisiologi Hidung

SINUS PARANASALIS

• Disekitar rongga hidung trdpt rongga2 => sinus paranasalis

• Tdd :– Sinus frontalis– Sinus maksilaris – Sinus sfenoidalis– Sinus ethmoidalis

• Sinus2 ini juga dilapisi selaput lendir seperti hidung, sehingga bila terjadi peradangan maka cairan lendir tdk bisa keluar akibatnya sinusitis

Page 12: Fisiologi Hidung

Sinus frontalis

Hyatus maxillaris

Sinus sphenoidalisSinus ethmoidalis

Sinus maxillaris

Page 13: Fisiologi Hidung
Page 14: Fisiologi Hidung

SINUS MAXILLARIS• Terbesar, bentuk piramid, tdp.pd. Corpus maxilla• Apex ke depan sampai os zygomaticus• Atap dari sinus dibentuk oleh dasar cavum orbita• Radix gigi M2 sering menonjol ke dasar sinus• Bermuara ke meatus nasi media : Hyatus Semilunaris• Letak muara lebih cranial dari dasar sinus

penyulit terapi sinusitis o.k drainage secret terhambat

SINUS FRONTALIS• Derajat meluasnya ke dalam os. frontalis

sangat bervariasi• Pada umumnya tidak simetris• Bermuara ke meatus nasi media

Page 15: Fisiologi Hidung

SINUS ETHMOIDALIS ANTERIOR– Berupa sel-sel yang terisi udara– Bermuara ke meatus nasi media

SINUS ETHMOIDALIS POSTERIOR– Bermuara ke meatus nasi superior

SINUS SPHENOIDALIS– Muara : Recessus spheno-ethmoidale– Berbatasan dengan :• Cranial :Fossa hypophise dan chiasma optica• Lateral : Sinus cavernosus di fossa cranii anterior• Caudal : Cavum nasi

Page 16: Fisiologi Hidung

FISIOLOGI HIDUNG

• Indera Penciuman

Page 17: Fisiologi Hidung

FISIOLOGI HIDUNG

Page 18: Fisiologi Hidung

FISIOLOGI HIDUNG

• Alat pencium terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak nervus olfaktorius

• Serabut saraf ini timbul pd bag. atas selaput lendir hidung => area olfaktoria

• N. olfaktorius dilapisi oleh sel2 yg sangat khusus yg mengeluarkan fibril2 yg halus, terjalin dg serabut2 dari bulbus olfaktorius

• Bulbus olfaktorius mrpkan lanjutan dr bagian otak yg ujung2 akhirnya menembus lempeng kribiformis dasar tulang otak (os ethmoidalis) yg berlubang2

• N. olfaktorius terletak pd os ethmoidalis

Page 19: Fisiologi Hidung

Bulbus Olfaktorius

Page 20: Fisiologi Hidung

FISIOLOGI HIDUNG

• Dari bulbus olfaktorius, penciuman dihantarkan melalui traktus olfaktorius menuju pusat olfaktoria pd otak bagian lobus temporalis, tempat penciuman ditafsirkan

Page 21: Fisiologi Hidung

FISIOLOGI HIDUNG

• Bau yg masuk ke rongga hidung akan merangsang n. olfaktorius di bulbus olfaktorius

• Indera bau bergerak lewat traktus olfaktorius dg perantaraan stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dlm pusat olfaktorius pd lobus temporalis di otak besar tempat penafsiran bau tsb.

• Rasa penciuman dirangsang oleh gas yg masuk dan akan mudah hilang pd bau yg sama dlm waktu lama

Page 22: Fisiologi Hidung

• Rangsangan reseptor hanya berespon thd senyawa2 yg kontak dg epitel olfaktorius dan dilarutkan dlm lapisan tipis mukus yg menutupinya

• Ambang olfaktorius yg menggambarkan sensitivitas hebat reseptor olfaktorius thd sejumlah senyawa yg dpt dicium pd konsentrasi >500pg/L diubah 30% dr sebelum dpt dideteksi.

• Molekul penghasil bau mengandung 3-20 atom karbon yg memiliki bau yg berbeda

FISIOLOGI HIDUNG

Page 23: Fisiologi Hidung

• Manusia dpt membedakan 2000-4000 bau yg berbeda & menghasilkan pola ruang yg berbeda dr peningkatan aktivitas metabolik di dlm olfaktoria

• Bau khusus bergantung pd pola ruang perangsangan reseptor dlm membran mukosa olfaktorius

• Bila seseorang scr kontinyu terpapar pd bau yg paling tdk disukai, mk perserpsi bau menurun lalu berhenti. Ini disebabkan oleh adaptasi yg cukup cepat yg timbul dlm sistem olfaktorius

FISIOLOGI HIDUNG

Page 24: Fisiologi Hidung

Indera penciuman :• Akan melemah bila selaput lendir

hidung sangat kering, terlalu basah, atau membengkak spt saat influenza

• Akan menghilang akibat cedera pd kepala

• Batas ambang meningkat seiring pertambahan usia

Page 25: Fisiologi Hidung

Hubungan Indera Pembau danIndera Pengecap

Apabila ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak dapat mengecap dengan baik.

Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik.

Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik.

Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau buah apel berbeda dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ pembau.

Page 26: Fisiologi Hidung

KELAINAN PADA PENCIUMAN (HIDUNG)

• Anosmia = tidak adanya indera penciuman

• Hiposmia = pengurangan sensitivitas olfaktorius

• Disosmia = indera penciuman berubah

Page 27: Fisiologi Hidung

Kelainan dapat disebabkan oleh : Penyumbatan rongga hidung akibat pilek. Terdapat polip atau tumor di rongga hidung. Sel rambut rusak akibat infeksi kronis. Gangguan pada saraf olfaktori. Rinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan

gejala-gejala bersin-bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar dengan allergen (zat yang menyebabkan alergi pada orang-orang tertentu).

Page 28: Fisiologi Hidung