Gangguan Sistem Pencernaan

Post on 12-Feb-2016

53 views 1 download

description

dxgxdrfcb gfyjughn

Transcript of Gangguan Sistem Pencernaan

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

MENU

• Gastritis• Gastroenteritis • Typhoid fever• Cirrosis hepatis• Cholecystitis• Cholelithiasis• Hernia • Carcinoma colorectal

GASTRITIS

• ISTILAH :– Istilah gastritis sudah mulai ditinggalkan– Yg lebih sering digunakan : DISPEPSIA– Harus dibedakan dg ULCUS PEPTICUM

• DEFINISI :– Dispepsia : kumpulan gejala atau sindrom yg

terdiri dari nyeri ulu hati, mual, muntah, rasa penuh atau cepat kenyang, sendawa dan kembung.

Penyebab dispepsia

• Penyebab organik yg jelas menimbulkan gejala. Bila penyebab dpt diatasi, keluhan akan hilang. Misalnya ulkus duodeni.

• Dapat diidentifikasi suatu keadaan menjelaskan patofisiologik, tapi tidak jelas relevansinya dengan gejala yang timbul.

• Tidak dapat diidentifikasi suatu kelainan yang dapat menjelaskan gejala yang ada.

Hasil esofago-gastro-duodenoskopi591 pasien kasus dispepsia

Dispepsia fungsional• DEFINISI :– Keluhan dispepsia yang telah berlangsung beberapa

minggu (ikut ujian), tanpa didapatkan kelainan atau gangguan struktural /organik /metabolik berdasarkan pemeriksaan klinik, laboratorium, radiologi dan endoskopi.

• KLASIFIKASI :– Dispepsia mirip ulkus (ulcer-like dyspepsia) gejala

dominan nyeri ulu hati– Dispepsia mirip dismotilitas (dysmotility-like dyspepsia)

gejala dominan kembung, mual, cepat kenyang– Dispepsia non spesifik, bila tidak termasuk ke-2-nya.

Patofisiologi dispepsia bervariasi

• Diet & lingkungan :– Faktor jenis makanan berpengaruh thd tercetusnya

dispepsia• Sekresi asam lambung :– Sekresi asam lambung tidak ada beda yg bermakna– Diduga ada peningkatan sensitivitas mukosa lambung

• Fungsi motorik lambung (motilitas) :– Dismotilitas lambung diduga sbg sebab dispepsia– Dismotilitas diduga karena faktor hormon, stress, dsb.

• Persepsi viseral lambung :– Persepsi visceral lambung abnormal / meningkat

• Psikogenik :– Stress psikologi px dispepsia lebih besar drpd orang normal

• Infeksi Helicobacter pylori (Hp) :– Hub sebab akibat antara Hp dg dispepsia belum kuat

• Kapasitas akomodasi lambung :– Proses relaksasi fundus gaster gagal rasa cepat kenyang

• Peran hormonal :– Masih banyak diperdebatkan, banyak dikaji bio-psiko-neurohormonal

• Aktivitas mioelektrik lambung :– Ditemukan adanya gangguan irama atau disritmia lambung

Patofisiologi dispepsia bervariasi

Diagnosis dispepsia

• Anamnesis : keluhan ?• Pemeriksaan fisik : bervariasi • Pemeriksaan penunjang :– Lab : mayoritas dalam batas normal, dilakukan

untuk mengeliminasi penyakit yang lain.– Endoskopi (esofago-gastro-duodenoskopi)

• Diagnosis banding :– GERD (gastro esophageal reflux disease)– IBS (irritable bowel syndrome)

Penatalaksanaan dyspepsia

• Penatalaksanaan umum :– Komunikasi terapeuitik yg mantap

• Modifikasi pola hidup :– Menghindari hal-hal yang menjadi faktor

presipitasi• Obat-obatan :– Antasida– Anti secrecy agent– Prokinetik

GASTROENTERITIS (GE)• ISTILAH :– Diare, mencret

• BATASAN :– Peningkatan keenceran dan frekuensi bertinja

• KLASIFIKASI :– Akut dan kronis (lebih 14 hari)– Osmotik dan iritatif

• Osmotik : ada zat terlarut yg tdk bisa diserap dlm tinja• Iritatif : iritasi mukosa usus thd bahan tertentu, micro organisma

patogen, toksin• Alergen• Psikogenik

• Pada dasarnya diare merupakan upaya saluran cerna untuk mengeluarkan zat yang terdapar didalam lumen yang dirasakan mengganggu dengan cara meningkatkan peristaltik dan pengeluar cairan yang banyak.

• Akibat dari GE :– Kekurangan cairan tubuh (dehidrasi)– Gangguan keseimbangan elektrolit ( tu Na dan K )– Gangguan keseimbangan asam basa

GASTROENTERITIS (GE)

GASTROENTERITIS (GE) - dehidrasi

• Gangguan keseimbanga elektrolit :– Hipokalemia peristaltik usus menurun

kembung– Hipokalemia jantung berhenti mendadak– Hiponatremia kejang?

• Gangguan keseimbangan asam basa :– Syok hipoksia jaringan & otak kejang– Asidosis metabolik pernafasan Kusmaul (pola

pernafasan yg cepat dan dalam)

GASTROENTERITIS (GE)

• Diagnosis :– Anamnesis– Pemeriksaan fisik– Pemeriksaan penunjang

• Penatalaksanaan :– Tentukan tingkat dehidrasi atasi segera

dehidrasi berat hrs diatasi dalam 1-2 jam dehidrasi sedang hrs diatasi dalam 3-7 jam dehidrasi ringan hrs diatas dalam 15-20 jam.

– Tentukan penyebab jika bisa terapi– Penyesuaian diet jika diperlukan.

GASTROENTERITIS (GE)

• Penyulit :– Dehidrasi yg terlalu lama renal tubular nekrosis

(RTN) GGA– Dehidrasi + gangguan elektrolit kejang oedema

cerebri– Asidosis Kusmaul gagal nafas

• Diare berkepanjangan (prolonged diarrhea) : bila berlangsung lebih 1 (satu) minggu

• Diare kronik bilang berlangsung lebih dari 2 (dua) minggu.

GASTROENTERITIS (GE)

TYPHOID FEVER• BATASAN

– Penyakit infeksi akut mengenai saluran cerna disebabkan oleh bakteri Salmonella typhosa

• PATOFISIOLOGI– Cara penularan faecal-oral– Mayoritas karena higiene sanitasi yang jelek– Kuman masuk mulut lambung masuk mukoa usus aliran limfe

perdaran darah (bakteriemia ke-1) menyebar ke seluruh tubuh masuk RES (hepar, lien,dll) berkembang biak masuk peredaran darah lagi (bakteriemia ke-2) menyebar ke seluruh tubuh dg menimbulkan berbagai gejala.

– Proses penyakit terutama di ILEUM TERMINAL, bisa sampai perforasi.– Kuman melepaskan endotoksin menyebar pengaruhi

hipotalamus dlm pengendalian suhu tubuh– Kadang kuman bersembunyi di GALL BLADDER kumat2an atau

mejadi karier.

• GEJALA KLINIS :– Masa inkubasi 6-14 hari– Demam – Gejala gangguan saluran cerna :• Nyeri perut, sembelit, diare, mual-muntah, lidah tifoid,

hepatomegali, splenomegali– Gejala gangguan kesadaran :• Iritabel, apatis, delirium, somnolen, koma

– Gejala kardiovaskuler :• Bradikardi relatif, “rose spots”, kadang epistaxis.

TYPHOID FEVER

• DIAGNOSIS :– Diagnosis pasti : ditemukan kuman di dalam darah,

sumsum tulang, tinja atau urine Gall cultur– Test Widal bersifat membantu, dicurigai positif bila

titer Widal O lebih besar 1/200.• TATA LAKSANA :– Suportif : bed rest total, diet rendah serat, tidak

iritatif, tidak banyak memproduksi gas.– Antibiotika : Kloramfenikol, Amoksisilin,

Kotrimoksasol, dll.

TYPHOID FEVER

• PENYULIT :– Perforasi ileum peritonitis & perdarahan

saluran cerna– Hepatitis – Encefalopati – Pneumonia

TYPHOID FEVER

IKTERUS / JOUNDICE• BATASAN :

– Penyakit kuning karena peningkatan pigmen empedu di dalam yang melebihi batas normal

• ETIOLOGI :– Kadar bilirubin (direk dan atau total) di dalam meningkat

• KLASIFIKASI :– PRE HEPATIK (hemolitik)

• Hemolitik sel eritrosit (malaria, leptospirosis, peny darah, tranfusi darah)

– HEPATIK (parenkimatus)• Edema sel hepar krn peradangan, obstruksi bile canaliculi mis.

hepatitis– POST HEPATIK (obstruktif)

• Sumbatan saluran empedu (batu, tumor)

IKTERUS PRE HEPATIK

IKTERUS HEPATIK IKTERUS POST HEPATIK

BILIRUBIN INDIREK Meningkat Meningkat Sering nomal atau sedikit meningkat

BILIRUBIN DIREK Sering nomal atau sedikit meningkat

Meningkat Sengat meningkat

BILIRUBIN TOTAL Meningkat Meningkat (tinggi) Meningkat (sering sangat tinggi)

BILIRUBIN URINE Sering negatif Positif Positif tinggi

WARNA FAECES Kuning Kuning Kuning dan bisa acholis

TINGKAT IKTERUS Sering kuning samar-samar

Kuning jelas Kuning kehijauan

GEJALA GATAL Jarang Jarang Sering

IKTERUS / JOUNDICE

KOLESISTITIS

• BATASAN :– Reaksi inflamasi pada kandung empedu yang

kebenyakan karena infeksi bakteri• GAMBARAN KLINIS :– Panas / demam– Nyeri perut kanan atas atau epigastrium, kadang

menjalar ke skapula kanan– Sering kali berlangsung akut

• Anamnesis – Demam, nyeri perut kanan atau epigastrium, dsb

• Pemeriksaan fisik– Bisa teraba massa di perut kanan atas, nyeri tekan

disertai tanda peritonitis lokal, Murphy’s sign (+), kadang ikterus ringan

• Pemeriksaan penunjang– Lekositosis, test fungsi hati, – USG penebalan dinding kandung empedu, kadang

didapatkan sludge

KOLESISTITIS - diagnosis

• Penatalaksanaan :– Bed rest– Bila perlu puasa atau diet yg mengurangi beban kerja

empedu– Antibiotika yg sesuai disertai terapi suportif– Kadang harus dilakukan kolesistektomi

• Penyulit :– Gangen/abses– Perforasi fistula peritonitis generalisata– Kolesistitis kronik

KOLESISTITIS - penatalaksanaan

KOLELITIASIS – BATU EMPEDU• BATASAN :

– Terdptnya batu di dlm kandung empedu dan atau di sal empedu• PATOFISIOLOGI :

– 80% batu empedu terdiri dari kolesterol– Kolesterol tdk larut dlm air.– Kelarutan dlm empedu dipengaruhi oleh asam empedu &

fosfolipid.– Bila tjd gangguan keseimbangan ke-3 hal tsb dan disertai adanya

faktor litogenik batu terbentuk– Pembentukan batu empedu dipengaruhi a.l :

• Hormon, terutama estrogen & progesteron• Nutrisi dan obat-obatan tertentu• Kehamilan• Adipositas

• GAMBARAN KLINIS :– 10% asimtomatis– Nyeri s/d kolik hipokondrium kanan – epigastrik dipicu oleh rangsangan

makanan berlemak MURPHY’S SIGN (nyeri bertambah ketika menarik nafas)

– Demam menggigil : bila disertai kolesistitis– Ikterus ringan s/d berat tergantung derajat sumbatan– Acholis faeces (faeces putih) bila tjd sumbatan total

• DIAGNOSIS :– Anamnesis– Pemeriksaan fisik– Pemeriksaan penunjang :

• LFT (bilirubin direk/total, alkali fosfatase, gamma GT)• Lipid profile• Bilirubinuria• USG CT Scan.• Endoskopi sekaligus untuk terapi.

KOLELITIASIS – BATU EMPEDU

• DIAGNOSIS BANDING :– Gastritis ulkus peptikum– Pankreatitis– Carcinoma : cholangio atau pankreas

• PENYULIT / KOMPLIKASI :– Kolesistitis akut empiema empedu kolangitis– Ikterus obstruktif totalis

• PENATALAKSANAAN :– Suportif : tangani nyeri/kolik, atur diet– Kausatif : keluarkan sumbatan/batu– Kadang sampai harus kolesistektomi– Atasi bila terjadi kolesistitis

KOLELITIASIS – BATU EMPEDU

SIROSIS HEPAR• BATASAN :– Penyakit hepar menahun yg difus ditandai dg adanya

nekrosis dan pembentukan jaringan ikat disertai nodul• GAMBARAN KLINIS :– Stigmata sirosis : eritema palmaris dan spider nevi– Vena kolateral dinding perut– Edema pretibial – ascites– Kadang disertai ikterus– Kerusakan hepar s/d 80% sering masih tak

menampakkan gejala gangguan fungsi hepar

• ETIOLOGI :– Childhood malnutrition– Hepatitis– Chronic Bile canaliculi obstruction– Alcoholism– Toxin injury

• DIAGNOSIS :– Anamnesis– Pemeriksaan fisik– Pemeriksaan penunjang :

• Lab : rasio albumin/globulin terbalik alb < glob.• USG • Biopsi

SIROSIS HEPAR

• PENATALAKSANAAN :– Suportif : atur diet, kurangi edema/ascites– Kausatif : (?) transplantasi hepar

• PENYULIT :– Ascites permagna– Hematemesis melena– Encefalopati hepatik

SIROSIS HEPAR

SISTEM VENA SMBA - HEPAR• Hematemesis-

melena merupakan gejala sirosis hepar yang sering dijumpai.

• Sayangnya ini gejala yg sudah masuk fase komplikasi lanjut.

• Jawab yang pas : transplantasi hepar.

HEMATEMESIS MELENA (HM)• Pengertian :

– Hematemesis = muntah darah warna kehitaman– Melena = berak (darah) warna hitam spt petis– Komplikasi yg paling sering dijumpai

• Etiologi :– Perdarahan saluran makan bag atas (smba) akibat pecahnya

varises di esofagus• Patofisiologi :

– Hepar mengalami sirosis sel hepatosit diganti sel jaringan ikat hepar mengkerut sistem aliran darah di dlm hepar terhambat bendungan sistem porta jalur alternatif via gaster & esofagus varises esofagus pecah karena tak mampu menampung jumlah darah yg banyak atau kena makanan yg kasar perdarahan

• Patofisiologi :– Perdarahan masuk lambung bercampur dg HCL warna hitam:

• Bila muntah hematemesis• Bila keluar ikut faeces melena

• Diagnosa banding :– Hemoptoe (batuk darah)– Hematoskezia (berak darah – perdarahan SMBB)

• Tatalaksana :– Infus– Tranfusi whole blood– Puasa – Membersihkan sal makanan dari darah :

• (laktulosa + sterilisasi usus)– Menghentikan perdarahan

• Gastric cooling + obat

HEMATEMESIS MELENA (HM)

HERNIA• BATASAN :– Penonjolan jaringan atau organ yang abnormal melalui

lubang atau defek• MACAM HERNIA :– Hernia umbilikalis– Hernia inguinalis medialis (HIM)– Hernia inguinalis lateralis (HIL) – Hernia femoralis– Hiatal hernia– Hernia sikatrikalis– Hernia Nukleus Polpusus (HNP)– Tentorial herniation

HERNIA• MACAM-MACAM HERNIA– Hernia reponibilis :

• Isi kantung hernia dapat keluar masuk (rongga abdomen) tanpa masalah

– Hernia irreponibilis• Isi kantung hernia tidak dapat masuk lagi ke dalam (rongga

abdomen)– Hernia inkaserata

• Isi kantung hernia tidak dapat masuk lagi ke dalam (rongga abdomen) dan terjerat cincin hernia

– Hernia strangulata• Isi kantung hernia tidak dapat masuk lagi ke dalam (rongga

abdomen) dan terjerat cincin hernia, kemudian terjadi gangguan aliran darah

HERNIA UMBILIKALIS

• Banyak pada bayi/anak• Sering kongenital• Proses embriologi belum

sempurna penutupan tidak sempurna lubang

HERNIA INGUINALIS• Yang banyak dijumpai HIL• Ada yg congenital ada yg

acquired• Berhub erat dg

peningkatan tekanan abdomen yg kronis mis obstipasi kronis, batuk kronis, pekerjaan angkat beban berat, dll.

• Di atas ligamentum inguinale

• HIL = hernia indirekta biasanya congenital

• HIM = hernia direkta biasanya acquisita

HERNIA FEMORALIS• Banyak tjd pada

wanita• Isi rongga abdomen

masuk ke dalam Fosa femoralis yang terletak di bawah ligamentum inguinale

• Isi kantung hernia : omentum dan atau usus

• Biasanya inkaserata.

HIATAL HERNIA

• Disebut juga hernia diafragmatika karena tempatnya di diafragma

• Sebagian lambung (gaster) masuk ke rongga dada (cavum thorax)

HIL / INDIREKTA HIM / DIREKTA HERNIA FEMORALIS

USIA Semua umur Orang tua Dewasa & tua

KELAMIN Terutama laki2 Laki2 & wanita Terutama wanita

LOKASI Diatas ligamentum inguinale

Diatas ligamentum inguinale

Dibawah ligamentum inguinale

DG MENEKAN ANULUS INTERNUS & PENDERITA MENGEJAN

Tidak keluar benjolan

Keluar benjolan Keluar benjolan

TES INVAGINASI JARI LEWAT SKROTUM KE DLM KANALIS INGUINALIS

Teraba di dalam funikulus spermatikus. Dinding dorsal kanalis inguinalis kuat

Teraba di luar funikulus spermatikus. Dinding dorsal kanalis inguinalis kendor

CELANA HERNIA• Celana hernia sering dipakai

oleh penderita HIL atau HIM• Tidak untuk pengobatan/

penyembuhan• Hanya mencegah agar isi

cavum abdomen tidak keluar ke kantung hernia, sehingga tak terjadi hernia irreponibilis atau inkaserata bahkan strangulata.

H N P• Mengenai diskus

intervertebralis• Biasanya karena posisi

vetebra yg tidak tepat ketika seseorang bergerak atau mengangkat beban berat

• Terasa nyeri pada nervus yg terkena

• Biasanya banyak mengenai vertebra lumbal.

TENTORIAL HERNIASI

• Terjadi intra kranial• Bila terjadi peningkatan tekanan intra kranial

(mis. Tumor, abses, perdarahan, dsb) terutama di supra tentorium cerebri tekanan di daerah supra tentorium meningkat isi rongga kepala di supra tentorium masuk ke infra tentorium

• Fatal akibatnya.

Hernia sikatrikalis

• Hernia yang terjadi pada sikatrik (bekas luka) • Biasanya tanpa kantong hernia• Isi hernia tergantung dimana hernia terjadi• Bila terjadi harus dilakukan perbaikan secara

pembedahan

CARCINOMA COLO-RECTAL

• BATASAN – Neoplasma ganas jenis carcinoma yang pada colon

dan rectum • PATOFISIOLOGIS– Causa masih belum jelas– Faktor predisposisi terjadinya Ca colon & rectum :

• Diet rendah serat• Polip atau poliposis colon & rectum• Colitis ulcerosa

– Lokasi tersering : recto-sigmoid

Colon Dextra Colon Sinistra Rectum Type Besar – vegetatif -

ulcerativeKecil – stenosis Vegetative –

ulcerative – infiltrative

Gejala klinis Colitis Obstruksi Proktitis

Dyspepsia Sering Jarang Jarang

Perubahan kebiasaan BAB

Diare Konstipasi yang progresif

Tenesmus

Obstruksi Jarang Dominan Jarang

Darah dalam tinja (hematoschezia)

Mikroskopis Makroskopis / mikroskopis

Makroskopis,

Memburuknya keadaan umum

Dini Lambat Lambat

CARCINOMA COLO-RECTAL : gejala klinis

FISIK Tumor abdomen, gejala ileus obstruktif pada stadium lanjut.COLOK DUBUR (rectal toucher)

Teraba tumor pada karsinoma rektum rendah.

Proktoskopi/sigmoidoskopi

Pada karsinoma rektum dan sigmoid

Kolonoskopi Pada karsinoma kolon

Barium inloop Pada karsinoma kolon dan rektum

Laboratorium Pemeriksaan tinja benzidineSerologis CEA (Carcino Embryonic Antigen)

CARCINOMA COLO-RECTAL : pemeriksaan & diagnosis

Pemeriksaan

• Pemeriksaan fisik :– Tidak ada yg spesifik – penurunan berat badan– Kadang teraba massa, baik secara palpasi maupun

colok dubur (rectal toucher) • Pemeriksaan penunjang :– Pemeriksaan faeces lengkap & benzidin test– Barium inloop & Endoskopi – CT scan

DD & tata laksana

• Diagnosis banding :– Colitis ulcerosa– Polip atau poliposis– Hemoroid

• Tata laksana :– Lakukan staging– Suportif– Pembedahan – Kemoterapi – Radiasi

Blood circulation • The

schematic of blood circulation

• Red side shows rich oxygen blood

• Blue side shows poor oxygen blood