Gangguan Pada Sistem Pencernaan Dan Penanganannya

26
GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN DAN PENANGANANNYA I. Gangguan Pada Oesophagus 1. Akalasia Akalasia merupakan suatu gangguan motilitas primer esofagus yang ditandai oleh kegagalan sfingter esofagus bagian distal yang hipertonik untuk berelaksasi pada waktu menelan makanan dan hilangnya peristalsis esofagus. Kelainan ini menyebabkan obstruksi fungsional dari batas esofagus dan lambung. Akibatnya, terjadi stasis makanan dan selanjutnya timbul dilatasi esofagus. Keadaan ini akan menimbulkan gejala dan komplikasi tergantung dari berat dan lamanya kelainan yang terjadi. Secara klinis akalasia dibagi menjadi akalasia primer dan sekunder yang dihubungkan dengan etiologinya. a. Akalasia Primer (yang paling sering ditemukan). Penyebab yang jelas tidak diketahui. Diduga disebabkan oleh virus neurotropik yang berakibat lesi pada nukleus dorsalis vagus pada batang otak dan ganglia mienterikus pada esofagus. Disamping itu, faktor keturunan juga cukup berpengaruh pada kelainan ini. b. Akalasia sekunder (jarang ditemukan). Kelainan ini dapat disebabkan oleh infeksi, tumor intraluminer seperti tumor kardia atau pendorongan ekstraluminer seperti pseudokista pankreas. Kemungkinan

description

Kedokteran Gigi

Transcript of Gangguan Pada Sistem Pencernaan Dan Penanganannya

GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN DAN PENANGANANNYAI. Gangguan Pada Oesophagus1. AkalasiaAkalasia merupakan suatu gangguan motilitas primer esofagus yang ditandai oleh kegagalan sfingter esofagus bagian distal yang hipertonik untuk berelaksasi pada waktu menelan makanan dan hilangnya peristalsis esofagus. Kelainan ini menyebabkan obstruksi fungsional dari batas esofagus dan lambung. Akibatnya, terjadi stasis makanan dan selanjutnya timbul dilatasi esofagus. Keadaan ini akan menimbulkan gejala dan komplikasi tergantung dari berat dan lamanya kelainan yang terjadi. Secara klinis akalasia dibagi menjadi akalasia primer dan sekunder yang dihubungkan dengan etiologinya.a. Akalasia Primer (yang paling sering ditemukan). Penyebab yang jelas tidak diketahui. Diduga disebabkan oleh virus neurotropik yang berakibat lesi pada nukleus dorsalis vagus pada batang otak dan ganglia mienterikus pada esofagus. Disamping itu, faktor keturunan juga cukup berpengaruh pada kelainan ini.b. Akalasia sekunder (jarang ditemukan). Kelainan ini dapat disebabkan oleh infeksi, tumor intraluminer seperti tumor kardia atau pendorongan ekstraluminer seperti pseudokista pankreas. Kemungkinan lain dapat disebabkan oleh obat antikolinergik atau pascavagotomi. Penyebab Akalasia mungkin disebabkan oleh kegagalan fungsi (malfungsi) dari saraf-saraf yang mengelilingi kerongkongan dan mempersarafi otot-ototnya.

Gejala Gejala utamanya adalah kesulitan dalam menelan makanan, baik makanan cair maupun padat. Penyempitan katup kerongkongan bawah menyebabkan kerongkongan di atasnya melebar. Gejala lainnya bisa berupa nyeri dada, pemuntahan kembali (regurgitasi) isi kerongkongan yang melebar dan batuk pada malam hari. Nyeri dada dapat terjadi pada saat menelan atau tanpa alasan tertentu. Sekitar 1/3 penderita memuntahkan kembali makanan yang belum dicerna ketika tidur. Pada saat ini makanan bisa terhirup ke dalam paru-paru, dan dapat menyebabkan abses paru, bronkiektasis (pelebaran dan infeksi saluran nafas) atau pneumonia aspirasi. Akalasia juga merupakan faktor resiko untuk terjadinya kanker kerongkongan, walaupun mungkin hanya kurang dari 5% dari kasus. Pengobatan Tujuan pengobatan adalah untuk mempermudah pembukaan katup kerongkongan bagian bawah. Pendekatan pertama adalah melebarkan katup secara mekanik, contohnya dengan menggelembungkan sebuah balon di dalam kerongkongan. 40% hasil dari prosedur ini memuaskan, tetapi mungkin perlu dilakukan secara berulang. Dengan pemberian nitrat (contohnya nitroglycerin) yang ditempatkan di bawah lidah sebelum makan atau penghambat saluran kalsium (contohnya nifedipine), maka tindakan untuk melebarkan kerongkongan dapat ditangguhkan. Pada kurang dari 1% kasus, kerongkongan dapat pecah selama prosedur pelebaran, menyebabkan peradangan pada jaringan di sekitarnya (mediastinitis). Perlu dilakukan tindakan pembedahan segera untuk menutup dinding kerongkongan yang pecah. Pilihan pengobatan lainnya adalah dengan menyuntikkan racun botulinum pada katup kerongkongan bagian bawah. Pengobatan ini sama efektifnya dengan dilatasi (pelebaran) mekanik tetapi efek jangka panjangnya belum diketahui. Jika pelebaran atau terapi racun botulinum tidak berhasil, biasanya perlu dilakukan pembedahan untuk memotong serat otot pada katup kerongkongan bagian bawah. 85% kasus bisa diatasi dengan pembedahan, tetapi 15% diantaranya mengalami refluks asam setelah pembedahan.2. Hernia Hiatal Hernia Hiatal adalah penonjolan dari suatu bagian lambung melalui diafragma, dari posisinya yang normal di dalam perut. Diafragma adalah lembaran otot yang digunakan untuk bernafas, yang merupakan pembatas antara dada dan perut. Pada sliding hiatal hernia, perbatasan antara kerongkongan dan lambung, juga sebagian dari lambung, yang secara normal berada di bawah diafragma, menonjol ke atas diagragma. Pada hernia hiatal paraesofageal, perbatasan antara kerongkongan dan lambung berada dalam tempat yang normal yaitu di bawah diafragma, tetapi bagian dari lambung ada yang terdorong ke atas diafragma dan terletak di samping kerongkongan. Hernia hiatal sering terjadi, terutama pada usia diatas 50 tahun. Akibat dari kelainan ini bisa terjadi regurgitasi asam lambung. Penyebab Penyebab hernia hiatal biasanya tidak diketahui, tetapi bisa terjadi karena adanya kelamahan pada jaringan penyokong. Faktor resiko terjadinya hernia hiatal pada dewasa adalah: - pertambahan usia - kegemukan - merokok. Pada anak-anak, hernia hiatal biasanya merupakan suatu cacat bawaan. Hernia hiatal pada bayi biasanya disertai dengan refluks gastroesofageal.

Gejala Penderita sliding hernia hiatal mencapai lebih dari 40% orang, tetapi kebanyakan tanpa gejala. Gejala yang terjadi biasanya ringan. Hernia hiatal paraesofageal umumnya tidak menyebabkan gejala. Tetapi bagian yang menonjol ini bisa terperangkap atau terjepit di diafragma dan mengalami kekurangan darah. Bila keadaannya serius dan timbul nyeri, disebut penjeratan (strangulasi), yang membutuhkan pembedahan darurat. Kadang terjadi perdarahan mikroskopis atau perdarahan berat dari lapisan hernia, yang bisa terjadi pada kedua jenis hernia hiatal tersebut.

II. Gangguan Pada Lambung 1. Gastritis Maag atau dalam istilah medis disebut dengan gastritis adalah peradangan atau luka yang terjadi pada permukaan lambung. Maag bisa terjadi secara tiba-tiba (maag akut) dan bisa juga terjadi secara perlahan (maag kronis). Dalam beberapa kasus, maag dapat menyebabkan borok pada lambung dan meningkatkan risiko kanker lambung. Namun pada dasarnya maag bukanlah suatu keadaan yang serius dan merespon pengobatan dengan baik.

Gejala Maag tidak selalu menimbulkan gejala, namun yang paling sering terjadi dari maag adalah mual, kembung, perih dan perasaan tidak enak pada ulu hati. Sedangkan kemungkinan gejala lainnya adalah muntah, sakit saat buang air besar, sering bersendawa (sedikit-sedikit), sering merasa lapar, perasaan penuh di perut bagian atas setelah makan. Keadaan penderita maag biasanya memburuk setelah makan, namun tidak menutup kemungkinan keadaan akan membaik setelah makan. Penyebab Maag biasanya terjadi ketika lapisan lambung Anda menipis atau rusak. Sebuah lapisan yang melindungi dinding dari asam lambung yang bertugas mencerna makanan. Bila lapisan lambung rusak, maka asam lambung akan merusak dan "membakar" lapisan lambung. Sejumlah penyakit dan beberapa kondisi lainnya membuat lapisan lambung menjadi rentan terhadap kerusakan dan meningkatkan risiko menderita maag. Faktor RisikoFaktor-faktor yang meningkatkan risiko maag meliputi:a) Infeksi bakteri. Orang yang terinfeksi Helicobacter pylori dapat mengalami maag -umumnya maag kronis. Setengah populasi dunia diperkirakan terinfeksi oleh bakteri ini, yang diduga ditularkan dari orang ke orang. Namun sebagian besar dari mereka yang terinfeksi tidak mengalami komplikasi infeksi H. pylori. Pada sebagian orang, H. Pylori dapat memecah lapisan pelindung lambung bagian dalam yang menyebabkan perubahan pada lapisan lambung. Alasan mengapa sebagian orang mengalami komplikasi akibat infeksi H. pylori seperti maag, bisul dan lain-lain sebenarnya masih tidak jelas. Namun para ahli kesehatan meyakini bahwa kerentanan seseorang terhadap H. pylori bisa dipengaruhi dari genetik (keturunan) atau bisa juga disebabkan karena gaya hidup, seperti kebiasaan merokok dan stres tingkat tinggi.b) Biasa menggunakan obat penghilang rasa sakit (termasuk obat rematik). Obat penghilang rasa sakit umum seperti antalgin, aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan maag akut dan kronis. Dengan terus menerus menggunakan obat-obatan ini maka dapat mengurangi substansi kunci yang membantu menjaga lapisan lambung.c) Usia. Orang dewasa memiliki peningkatan risiko maag karena lapisan lambung mereka cenderung menipis seiring usia dan karena orang dewasa lebih mungkin terjangkit infeksi H. pylori atau gangguan autoimun ketimbang anak-anak.d) Penggunaan alkohol. Alkohol akan mengiritasi dan mengikis lapisan lambung, yang menjadikan lambung lebih rentan terhadap asam lambung. Penggunaan alkohol cenderung menyebabkan maag akut.e) Stres. Termasuk juga stres fisik yang diakibatkan operasi besar (pembedahan besar), cedera, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan maag akut.f) Kondisi refluks empedu. Empedu -zat yang membantu mencerna lemak dan membuang jenis racun tertentu- diproduksi di hati dan disimpan di dalam kantong empedu. Kondisi refluks empedu adalah cairan empedu mengalir balik ke atas yaitu dari usus dua belas jari ke dalam lambung dan akhirnya menyebabkan maag. Hal ini dikarenakan cincin yang seperti otot sfingter tidak bertugas dengan benar (bisa juga karena pembedahan) yang sejatinya bertugas mencegah empedu mengalir balik ke atas.g) Tubuh Anda sendiri menyerang sel-sel di lambung. Ini disebut sebagai maag autoimun, yaitu jenis maag yang terjadi akibat tubuh menyerang sel-sel yang membentuk lapisan lambung. Maag autoimun lebih umum terjadi pada orang dengan gangguan autoimun lainnya dan bisa juga terkait kekurangan vitamin B-12.

PengobatanObat-obat yang biasa digunakan untuk mengobati maag antara lain : Antasida. Menetralisir asam lambung dan menghilangkan rasa nyeri. Ranitidin. Mengobati tukak lambung. Simetidin. Mengobati dyspepsia Pompa Proton. Mencegah pertumbuhan bakteri, menghentikan produksi asam lambung dan menghambat infeksi bakteri H. pylori. Agen Cytoprotektif. Melindungi lapisan lambung dan usus halus. Anti sekretorik. Menekan sekresi asam. Pankreatin. Membantu pencernaan lemak, karbohidrat, protein dan mengatasi gangguan sakit pencernaan seperti perut kembung, mual, dan sering mengeluarkan gas.2. Gastroparesis Gastroparesis merupakan kondisi medis yang ditandai dengan kembung, mual dan lekas kenyang sewaktu makan. Hal ini disebabkan oleh kelainan atau tidak adanya kontraksi lambung. Lambung adalah organ yang bertanggung jawab untuk menyimpan makanan yang ditelan dan membantu mencampur makanan bersama-sama dengan enzim-enzim pencernaan. Kontraksi dari otot-otot lambung juga secara mekanik memecahkan makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk pencernaan dan penyerapan yang lebih baik di dalam usus. Gastroparesis, yang juga dikenal sebagai kelumpuhan lambung merupakan kondisi di mana otot-otot perut tidak berfungsi normal. Pada kondisi normal, kontraksi otot mendorong makanan melalui saluran pencernaan. Tapi dalam gastroparesis, otot-otot di dinding perut bekerja sangat lemah atau bahkan tidak bekerja sama sekali. Hal ini mengganggu pencernaan. Akibat lanjut, mual dan muntah. Pada orang-orang dengan pola makan tinggi serat, massa dari serat yang tidak dicerna dapat menyumbat lambung sehingga lambung tidak dapat menyalurkan makanan ke usus halus, menyebabkan muntah dan nyeri. Penanganan seringkali ditujukan pada pengembalian nutrisi dan pola makan. Pipa untuk pemberian makan dapat dimasukkan ke dalam usus halus. Beberapa obat-obatan, seperti eritromisin dan obat-obat kolinergik, dapat diberikan untuk menghilangkan gejala. Sayangnya, penanganan ini seringkali bersifat sebagai solusi sementara dan tidak dapat menyembuhkan gastroparesis secara sempurna. GejalaTanda dan gejala Gastroparesis yang mungkin timbul: Nafsu makan berkurang Terjadi peningkatan asam lambung Kejang pada dinding perut Kulit kering Malnutrisi Menderita Rasa Panas Dalam Perut Terasa mual, atau muntah tapi tak ada yang dimuntahkan Pembuluh darah yang bengkak atau melebar pada bagian putih mata, yang menyebabkan mata terlihat merah (mata merah) Penurunan berat badan Perut kembung Pembengkakan pada abdomen Mulas atau gastroesophageal reflux Perubahan kadar gula darah Kurangnya nafsu makan PenyebabPenyebab pasti dari kelainan kontraksi dari otot-otot ini belum diketahui tetapi gastroparesis seringkali berhubungan dengan penderita diabetes, penyakit neuromuskluer atau orang-orang yang telah melakukan operasi di daerah perut dimana terjadi kerusakan pada saraf-saraf yang mengendalikan otot-otot lambung. Kurang baiknya kontraksi lambung menyebabkan pencernaan yang tidak baik dan pada kasus berat, dapat menyebabkan malnutrisi akibat penyerapan nutrisi yang buruk. Belum jelas apa yang menyebabkan gastroparesis, namun dalam banyak kasus, gastroparesis diyakini disebabkan oleh kerusakan saraf yang mengontrol otot-otot perut (saraf vagus). Saraf vagus membantu mengelola proses kompleks dalam saluran pencernaan, termasuk sinyal otot-otot yang berkontraksi di perut dan mendorong makanan ke dalam usus kecil. Saraf vagus yang rusak tidak bisa mengirim sinyal ke otot-otot perut. Hal ini dapat menyebabkan makanan tetap di perut lebih lama, daripada bergerak normal ke usus kecil untuk dicerna.Saraf vagus bisa rusak oleh penyakit, seperti diabetes atau karena operasi lambung atau usus kecil. Kerusakan pada syaraf vagus yang mengendalikan kontrasi otot-otot perut Penggunaan Analgesik Penggunaan Antidepresi Faktor resikoRisiko terjangkit gastroparesis akan meningkat Sebelumnya pernah menjalani Gastrektomi Sedang menderita Anoreksia Sedang menderita Bulimia Nervosa Sedang menderita Hipotiroidisme Telah didiagnosa mengidap Diabetes Mellitus Telah didiagnosa mengidap Penyakit Parkinson Telah didiagnosa mengidap SklerodermaKomplikasi yang ditimbulkan: Penurunan berat badan yang tidak diinginkan Penyumbatan usus yang dikarenakan oleh massa makanan padat (bezoar) Pertumbuhan bakteri berlebihan di dalam perut Pengobatan Pasien-pasien dengan gastroparesis yang ringan biasanya dapat dikendalikan dengan sukses dengan pembebas-pembebas nyeri dan obat-obat pro-motility (pro kemampuan bergerak), namun pasein-pasien dengan gastroparesis yang parah seringkali memerlukan opname rumah sakit yang berulangkali untuk mengkoreksi dehidrasi, malnutrisi dan untuk mengontrol gejala-gejala.

III. Gangguan Pada Usus Halus 1. Lactose Intolerance Lactose intolerance adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna dan menyerap laktosa (gula yang terdapat dalam susu dan produk susu) karena berkurangnya atau tidak adanya enzim laktase. Lactose intolerance berbeda dengan lactase deficiency. Orang dengan lactase deficiency memiliki jumlah enzim laktase yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang normal, tetapi tetap dapat mengonsumsi susu dan produk susu tanpa menunjukkan gejala, sedangkan lactose intolerance akan menimbulkan gejala jika mengonsumsi susu dan produknya. Laktosa adalah disakarida, yaitu gula yang terdiri dari 2 molekul gula yang lebih sederhana, yaitu -D-glukosa dan -D-galaktosa. Agar laktosa dapat diserap dari usus, laktosa harus dipecah menjadi glukosa dan galaktosa. Gula sederhana tersebut kemudian diserap oleh lapisan sel usus. Enzim yang bertugas memecah laktosa adalah enzim laktase, enzim yang diproduksi oleh sel-sel di permukaan usus halus.Orang kadang menyamakan lactose intolerance dengan alergi susu. Alergi susu ialah reaksi sistem imun tubuh terhadap satu atau lebih protein susu dan dapat membahayakan nyawa saat sejumlah kecil susu atau produk susu dikonsumsi. Alergi susu kebanyakan muncul di tahun pertama sejak lahir, sedangkan lactose intolerance lebih sering timbul pada orang dewasa.Diperkirakan 74% orang dewasa di dunia menunjukkan penurunan aktivitas enzim laktase selama masa dewasanya. Frekuensi penurunan aktivitas laktase berkisar dari 5% di Eropa utara, 71% di Sisilia, hingga lebih dari 90% di beberapa negara Afrika dan Asia.

Penyebab Lactose intolerance digolongkan menjadi 3 berdasarkan penyebabnya:1. Primary lactose intoleranceDisebabkan karena penurunan jumlah produksi laktase yang terjadi setelah masa anak-anak sehingga disebut juga hipolaktasia tipe dewasa. Normalnya, tubuh memproduksi laktase dalam jumlah banyak saat lahir dan selama masa kanak-kanak dimana susu merupakan sumber nutrisi utama, kemudian produksinya menurun sejalan dengan mulai bervariasinya asupan makanan dan berkurangnya konsumsi susu. Pada manusia, dalam populasi yang jarang mengonsumsi susu, produksi laktase biasanya menurun sekitar 90% selama 4 tahun pertama.

2. Secondary lactose intoleranceTipe sekunder disebabkan oleh penyakit, operasi, luka, atau kemoterapi yang merusak lapisan sel usus. Penyakit intestinal yang dapat merusak usus antara lain penyakit celiac sprue, penyakit Crohns, termasuk penyakit yang disebabkan oleh parasit seperti Giardia lamblia. Tipe sekunder ini dapat terjadi sementara (temporer) atau permanen tergantung dari sejauh mana kerusakan yang dialami usus. Penyebab paling umum secondary lactose intolerance temporer ialah gastroenteritis, terutama yang disebabkan oleh rotavirus. Tipe ini juga dapat terjadi karena kelebihan laktosa pada bayi. Jenis lactose intolerance ini dapat dialami segala usia, namun lebih sering dialami oleh bayi. 3. Congenital lactose intolerance (CLI)Congenital lactose intolerance disebabkan karena adanya mutasi terhadap gen yang memproduksi enzim laktase. Bayi dengan congenital lactose intolerance tidak bisa mencerna ASI sejak lahir dan hanya bisa diberi susu formula yang bebas laktosa. Populasi tertentu memiliki mutasi pada kromosom 2 yang mengeliminasi terhentinya produksi laktase, sehingga populasi ini dapat mengonsumsi susu segar dan produk susu lainnya tanpa kesulitan. Persistensi laktase, yang memungkinkan laktosa tetap dapat dicerna saat dewasa, merupakan alel dominan dan lactose intolerance ialah sifat genetik resesif. Gejala Lactose intolerance tidak mudah didiagnosa hanya dengan melihat tanda dan gejalanya karena berbagai kondisi lain, termasuk flu perut dan irritable bowel syndrome, menunjukkan gejala yang sama. Pada anak-anak, diare dengan gejala tertentu merupakan tanda alergi protein susu. Secara umum gejala lactose intolerance yaitu: nyeri perut, kram, diare, kentut, kembung, dan mual. Gejala-gejala tersebut timbul 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi susu atau produk susu.Gejala-gejala tersebut terjadi karena laktosa yang tidak diabsorpsi melewati usus dan menuju kolon. Dalam kolon, satu tipe bakteri secara normal mengandung laktase dan mampu memecah laktosa serta menggunakan glukosa dan galaktosa yang dihasilkan untuk kebutuhannya. Namun, saat bakteri tersebut menggunakan glukosa dan galaktosa, bakteri juga melepaskan gas hidrogen. Sejumlah kecil gas diserap dari kolon dan masuk ke sirkulasi kemudian dikeluarkan oleh paru bersama napas. Sebagian besar gas digunakan oleh bakteri lain di kolon. Sedikit hidrogen dikeluarkan dalam bentuk kentut. Beberapa orang memiliki tipe bakteri tambahan dalam kolon yang mengubah hidrogen menjadi metan, sehingga napas dan kentutnya hanya mengandung metan atau metan dan hidrogen.Tidak semua laktosa yang mencapai kolon dipecah dan digunakan oleh bakteri kolon. Laktosa yang tidak dipecah dalam kolon menarik air karena naiknya tekanan osmotik dan menyebabkan diare.

2. Konstipasi Gangguan pada usus besar dimana terjadi perlambatan pergerakan tinja yang melalui usus besar. Penyebab Normalnya tinja di dalam usus didorong dengan kontraksi otot usus. Pada usus besar air dan garam diserap kembali karena penting bagi tubuh. Tetapi ketika usus besar menyerap terlalu banyak air, atau kontraksi otot usus besar lambat maka tinja akan menjadi keras dan kering sehingga pergerakan pada usus besar menjadi terlalu lambat. Konstipasi juga dapat terjadi jika otot yang digunakan untuk menggerakkan usus tidak berfungsi secara benar. Masalah ini disebut anismus.Sejumlah faktor yang menyebabkan antara lain: Kekurangan cairan atau dehidrasi Kekurangan serat pada makanan Kurangnya aktifitas fisik (khususnya pada orang tua) Irritable bowel syndrome Perubahan gaya hidup atau rutinitas, termasuk hamil, penuaan dan perjalanan Sakit (sedang mengalami suatu penyakit) Sering menggunakan atau penyalahgunaan obat pencahar Penyakit tertentu, seperti stroke, diabetes, thyroid disease dan Parkinson's disease Masalah pada usus besar dan dubur, seperti penyumbatan usus atau diverticulosis Obat-obatan tertentu Gangguan hormon, seperti tidak aktifnya kelenjar tiroid Kerusakan pada kulit dubur dan ambeien Hilangnya kadar garam di dalam tubuh karena muntah atau diare Cedera pada syaraf tulang belakang, yang dapat berefek pada ususPada kasus yang langka, konstipasi dapat menjadi tanda bahwa anda mengalami kondisi medis yang serius, seperti kanker usus besar, gangguan hormon atau gangguan pada autoimun. Pada anak-anak, konstipasi dapat mengindikasikan hirschsprung disease kondisi hilangnya sel syaraf bawaan sejak lahir. Pengobatan Jika sudah terlanjur mengalami konstipasi, beberapa resep tradisional ini bisa membantu Anda mengobati sembelit.1. WortelUbi yang dikenal sebagai makanan untuk kesehatan mata ini, ternyata juga mampu mengobati sembelit. Caranya ambil dua batang wortel, kemudian diparut dan tambahkan 2 sendok makan air dan peras. Tambahkan sedikit garam, aduk hingga rata dan minum air perasan wortel tersebut 2 kali sehari.

2. Daun Pandan WangiDaun pandan yang biasa digunakan sebagai pewangi masakan, bisa juga dijadikan obat alternatif untuk mengatasi konstipasi. Caranya, daun pandan ditumbuk hingga halus, kemudian tambahkan setengah gelas air. Peras dan ambil airnya, kemudian tambahkan sedikit garam dan gula aren. Minum ramuan ini setelah makan malam.

`

3. Diare Gangguan yang berupa pergerakan yang cepat dari materi tinja sepanjang usus besar. Penyebab a) Diare Psikogenik b) Alergi terhadap makanan c) Kolitis Ulserativa d) Enteristis Diare yang disebabkan oleh bakteri 1. Diare pada amoebiasis oleh disentri amoebaDiare ini disebabkan oleh infeksi entamuba histolitika di dalam usus besar. Infeksi dapat menyebabkan ulserasi atau perlukaan pada dinding kolon. Ciri-ciri terkena diare ini adalah diare 20 kali atau bahkan lebih dalam sehari, tinja berbau disertai darah dan lendir, mengeluh nyeri perut dan lemah , menyebabkan berat badan menurun.Bila diare tidak ditangani dengan cepat dapat menyebakan panas yang tinggi dan disertai nyeri perut yang menyeluruh dan kejang.

2. Diare pada shigellosis oleh disentri basiler.Diare ini di sebabkan oleh bakteri shigella dysentriae yang menembus dan berkembang di dalam usus. Ciri-cirinya bila nyeri pada perut bagian bawah, panas tinggi, menggigil, hilang nafsu makan, malas, sakit kepala dan lemah. Tinja bercampur dengan darah dan lendir3. Diare pada kolera.Diare ini disebabkan oleh toksin kolera yang menyerang sekresi elektrolit dan air. Ciri-cirinya ada watery diarrhea yaitu tinja yang mengeluarkan lebih banyak air dari pada ampas. Tidak ada nyeri namun muntah tanpa mual, dapat menyebabkan dehidrasi dalam waktu singkat dan syok hipovolemik. Sebenarnya diare bukanlah penyakit yang berbahaya apabila tidak di tangani dengan baik. Komplikasi yang bisa terjadi adalah adanya dehidrasi dan syok hipovolemik akibat banyaknya cairan yang keluar dari tubuh tanpa diimbangi oleh masuknya cairan. Gejala Buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan Tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari Pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi Mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) Diare yang disebabkan oleh virus dapat menimbulkan mual dan muntah-muntah Badan lesu atau lemah Panas Tidak nafsu makan Darah dan lendir dalam kotoran

Penanganan Meminum oralit atau dapat membuatnya sendiri dengan melarutkan 1 sendok teh garam dan 8 sendok teh gula dalam 1 liter air matang. Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara paling sesuai di kebanyakan kasus diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air yang tidak diseimbangi dengan elektrolit yang dapat dimakan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya dan berakibat fatal Mencoba makan lebih sering tapi dengan porsi yang lebih sedikit, frekuensi teratur, dan jangan makan atau minum terlalu cepat. Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh merupakan faktor utama dalam membatasi penyebaran penyakit Penanganan Meminum oralit atau dapat membuatnya sendiri dengan melarutkan 1 sendok teh garam dan 8 sendok teh gula dalam 1 liter air matang. Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara paling sesuai di kebanyakan kasus diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air yang tidak diseimbangi dengan elektrolit yang dapat dimakan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya dan berakibat fatal Mencoba makan lebih sering tapi dengan porsi yang lebih sedikit, frekuensi teratur, dan jangan makan atau minum terlalu cepat. Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh merupakan faktor utama dalam membatasi penyebaran penyakit

4. Appendicitis Appendicitis adalah kondisi dimana appendix membengkak dan terisi oleh nanah. Appendix adalah kantong berbentuk jari yang menonjol keluar dari usus besar pada bagian bawah sebelah kanan perut. Appendix ini belum diketahui fungsi pentingnya, tetapi bukan berarti tidak dapat menyebabkan masalah.Appendicitis menyebabkan nyeri yang dimulai dari sekitar pusar dan kemudian menjalar ke bawah perut bagian kanan. Appendicitis biasanya meningkat pada 12 sampai 18 jam dan dengan cepat menjadi sangat parah.Appendicitis dapat berefek pada siapapun, tetapi paling sering terjadi pada mereka yang berusia 10 sampai 30 tahun. Pengobatan appendicitis standar adalah operasi untuk mengeluarkan appendix. Penyebab Penyebab appendicitis dapat terjadi karena:1. Penyumbatan. Sisa makanan atau kotoran yang mengeras dapat terjebak di dalam lubang pada rongga perut yang mengisi appendix. 2. Infeksi. Appendicitis dapat juga dikarenakan infeksi, seperti infeksi virus gastrointestinal, atau mungkin karena jenis pembengkakan lainnya.Pada kedua kasus, bakteri dapat menyerang dengan cepat, menyebabkan appendix meradang dan terisi oleh nanah. Jika tidak diobati secara benar, appendix dapat pecah. Gejala Tanda dan gejala usus buntu (appendicitis) antara lain: Nyeri gatal yang dimulai dari sekitar perut dan sering manjalar ke perut bagian kanan bawah Nyeri yang menjadi tajam dalam beberapa jam Rasa kebal ketika anda menekan perut bagian kanan bawah Nyeri yang tajam pada perut bagian kanan bawah yang terjadi ketika area di tekan dan kemudian tekanan tersebut dilepas dengan capat Nyeri yang memburuk ketika anda batuk, berjalan atau membuat gerakan bergetar Mual Muntah Hilang nafsu makan Demam ringan Konstipasi Sulit buang angin Diare Bengkak pada daerah perutLokasi rasa sakit bervariasi, berdasarkan pada usia dan posisi appendix. Anak-anak dan wanita hamil, khususnya dapat memiliki nyeri appendicitis pada tempat yang berbeda.

https://hanifatunnisaa.wordpress.com/2013/01/21/penyebab-gejala-pengobatan-dan-pencegahan-penyakit-diare-pada-bayi-anak-anak-dan-dewasa/ http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/04/gejala-usus-buntu-definisi-penyebab-dan.html http://dianhusadasamsularifien.blogspot.com/p/gangguan-pada-esofagus.html http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/10/gejala-konstipasi-sembelit-penyebab-dan.html http://tn-bb.com/5549.htm http://porta-scientia.blogspot.com/2010/08/lactose-intolerance.html