Rinda Aulia Utami Gangguan Pencernaan Part II
-
Upload
rindacicitshinici -
Category
Documents
-
view
49 -
download
0
Transcript of Rinda Aulia Utami Gangguan Pencernaan Part II
DIARE
A. Definisi Diare
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cair lebih dari tiga kali
dalam sehari biasanya disertai sakit dan kejang perut. Jenis-jenis diare antara
lain :
Diare akut, disebabkan oleh infeksi usus, infeksi bakteri, obat-obat tertentu
atau penyakit lain. Gejala diare akut adalah tinja cair, terjadi mendadak
badan lemas kadang demam dan muntah, berlangsung beberapa jam
sampai beberapa hari.
Diare kronik, yaitu diare yang menetap atau berulang dalam jangka waktu
lama, berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
Disentri adalah diare disertai dengan darah dan lender.
Gejala-gejala diarea adalah sebagai berikut:
- Frekuensi buang air besar melebihi normal
- Kotoran encer / cair
- Sakit / kejang perut, pada beberapa kasus
- Demam dan muntah, pada beberapa kasus
Gejala pada anak :
• Dehidrasi ringan/sedang; gelisah, rewel, mata cekung, mulut kering, sangat
haus, kulit kering
• Dehidrasi berat, lesu, tak sadar, mata sangat cekung, mulut sangat kering,
malas/tidak bisa minum, kulit sangat kering
B. Patofisiologi
Mekanisme patofisologi yang menggangu keseimbangan air dan elektrolit
menyebabkan diare, yaitu:
Perubahan transport ion aktif disebabkan oleh penurunan absorbsi natrium
atau peningkatan sekresi klorida
Perubahan motilitas usus
Peningkatanosmolaritas luminal
Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan
Mekanisme tersebut sebagai dasar pengelompokan diare secara klinis, yaitu:
Secretor diarrhea, terjadi ketika senyawa yang strukturnya mirip (contoh
toksin bakteri) meningkatkan sekresi atau menurunkan absorbsi air dan
elektrolit dalam jumlah besar
Osmotic diarrhea, disebabkan oleh absorpsi zat-zat yang mempertahankan
cairan intestinal.
Exudative diarrhea, disebabkan oleh penyakit infeksi saluran pencernaan
yang mengeluarkan mucus, protein atau darah ke dalam saluran
pencernaan.
Motilitas usus dapat berubah dengan mengurangi waktu kontak di usus
halus, pengosongan usus besar yang premature dan pertumbuhan bakteri
yang berlebihan.
Obat-obat penyebab diare yaitu: Laksatif, antasida (kandungannya
magnesium), antineoplastik, auranolin, antibiotik (klindamisin, tetrasiklin,
sulfonamide, beberapa antibiotik spectrum luas), antihipertensi (reserpine,
guanetidin,guanabenz, guanadrel), kolonergik (betanecol, neostigmin),
senyawa mempengaruhi jantung(kuinidin, digitalis, digoxin), antiinflamasi
non steroid,prostaglandin, kolkisin. Diare juga disebabkan faktor lain seperti:
Ansietas/cemas (misal: saat ujian, bepergian)
Keracunan makanan (makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun
kimiawi).
Infeksi virus dari usus (misal flu usus)
Alergi terhadap makanan tertentu, tidak tahan susu (pada orang-orang
yang tidak mempunyai enzim laktase yang berfungsi untuk mencernakan
susu)
Peradangan usus, misalnya : kholera, disentri,bakteri lain, virus dsb
Kekurangan gizi misalnya : kelaparan, kekurangan zat putih telur.
C. Penatalaksanaan Diare
Penatalaksanaan diare adalah sebagai berikut:
1. Pengaturan diet seperti menghentikan makanan padat selama 24 jam
dan menghindari produk mengandung susu.
2. Jika mual muntah sedang diberikan diet residu rendah yang mudah
dicerna selama 24 jam tetapi jika muntah tidak terkontrol dapat
diberikan antiemetik
3. Pemberian makan lunak
4. Jika muntah dan dehidrasi parah dapat diberikan makanan enteral.
Penilaian derajat dehidrasi penderita diare:
Penilaian Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang Dehidrasi berat
Keadaan umum Baik Gelisah, rewel Lesu, tak sadarMata Normal Cekung Sangat cekungAir mata Ada Tidak ada Tidak adaMulut, lidah Basah Kering Sangat keringRasa haus Minum biasa Sangat haus Malas, tidak bisa
minumKekeyalan kulit Normal Kembali lambat Kembali sangat lambatTerapi Rencana A Rencana B Rencana B
Oralit
Komposis oralit 200
Glukosa anhidrat
Natrium klorida
Natrium sitrat dihidrat
Kalium klorida
4 g
0,7 g
0,58 g
0,3 g
Serbuk dilarutkan dalam 200 ml atau 1 gelas air hangat dapat dilihat pada
tabel berikut:
Umur < 1 tahun 1-4 tahun 5-12 tahun DewasaTidak ada dehidrasiTerapi A 100 ml 200 ml 300 ml 400 mlMenegah dehidrasi 0,5 gelas 1 gelas 1,5 gelas 2 gelasDengan dehidrasi 3 jam pertama beri oralitTerapi B 300 ml 600 ml 1,2 liter 2,4 liter
1,5 gelas 3 gelas 6 gelas 12 gelasMengatasi dehidrasi 100 ml 200 ml 300 ml 400 ml
0,5 gelas 1 gelas 1,5 gelas 2 gelasSediaan yang beredar :
Oralit serbuk, Alphatrolit serbuk, Aqualyte cairan
Bioralit serbuk, Corsalit serbuk
D. Obat-Obat Diare
Obat-obat antidiare yaitu:
1. Atimotilitas (defenoksilat, loperamid, paregoric, tincture opium,
defenoxin).
Opioid dan turunannya menunda transit isi intraluminal atau
meningkatkan kapasitas saluran cerna, memperpanjang waktu
kontak dan absopsi. Keterbatasan penggunaan adalah potensi terj
saldinya adiksi dan memperburuk penyakit pada diare yang
disebabkan oleh infeksi.
Loperamid sering direkomendasikan untuk diare akut dam kronis
2. Adsorben (kaolin, pectin, polikarbofil, attafulgit)
Kaolin dan pektin untuk meringankan gejala sehingga dapat
mengabsorpsi nutrisi, toksin, obat dan getah pencernaan.
Pemberian bersama obata lain akan mengurangi bioavaibilitas.
3. Antisekresi (bismuth subsalisilat, enzim (lactase), Lactobacillus)
Sediaan lactobacillus berfungsi mengganti koloni mikroflora dan
dapat mengembalikan fungsi usus dan menghambat
mikroorganisme yang pathogen. Diet produk susu yang
mengandung laktulosa 200-400 g.
4. Okteotrid
Golongan oktapeptid untuk pengobatan gejala tumorkarsinoid dan
tumorsekresi VIP. Oktapeptid menghambat pelepasan serotonin
dan peptida aktif lain serta efektif mengontrol diare dengan dosis
100-600 µg/hari dalam 2-4 dosis terbagi secara subkutan.
5. Obat lain
Antikolinergik (atropine) dapat menghambat vagal tone dan
memperpanjang waktu transit saluran cerna.
Antibiotik dapat menyembukan apabila arganisme penyebabnya
peka terhadap antibiotik tersebut.
Algoritma terapi pada diare:
Diare kronik:
Tabel interaksi obat, peringatan, efek samping obat, dan sediaan yang
beredar untuk terapi pengobatan diare ialah sebagai berikut:
Obat Peringatan Efek samping Interaksi obatKaolin+pektin: - - Menurunkan
Sediaan yang beredarNeo Diaform tab, Kaopectate syr, kaolimec susp, Neo Kaolana susp, Neo entrostop tab
penyerapan obat diare:Azitromisin, siprosloksasin, INH, nitrofurontonin, norfloksasin, ofloksasin, rifampisin, tetrasiklin, gabapentin, fenitoin, itrakonozol, ketokonazol, kloroquin, fenotiazid, fenasin, besi oral
AttapulgitSediaan yang beredarBiodiar tab 600 mg, Neo Koniform Kaptab 600 mg dan tab 600 mg, Tapulrae tab 600 mg
- Konstipasi, inpaksi feses
-
Karbo AbsorbenSediaan yang beredarKarbo Adsorben tab 250 mg, Norit tab 125 mg dan 250 mg
- - Adsorbon dapat menurunkan absorbsi obat digoksin, klindamisin, dan linkomisin
Kodein fosfatSediaan yang beredarCodein tab 10 mg, 15 mg, 20 mg
Tidak digunakan pada kondisi kembung, kilis ulseratif atau kondisi akibat antibiotic, tidak untuk anak, toleransi dan ketergantungan mungkin terjadi pada penggunaan lama.Hindari pada depresi nafas akut, alkoholisme, akut, peningkatan tekanan kranial
Mual muntah, konstipasi, rasa mengantuk, dosis yang lebih besar menyebabkan depresi nafas da hipotensi, kesulitan kencing, mulut kering, berkeringat, sakit kepala, muka merah, vertigo, ketergantungan
-Alkohol dapat menaikkan efek sedatif dan efek hipotensif-Antidepresan dapat menyebabkan depresi SSP (hipertensi atau hipotensi) apabila menerima petidin atau analgesik opioid-Antiulkus (simetidin) menghambat metabolisme analgetik opioid (meningkatkan kadar plasma)
Co-Fenotrop (difenoksilat hidroklorida & atrofin sulfat)Sediaan yang beredarLomotil tab
Anak-anak rentang terhadap overdosis dangejala-gejala mungkin tertunda sehingga pengamatan diperlukan paling tidak selama 48 jam setelah penggunaan
Sama dengan kodein
Sama dengan kodein
Loperamid hidrokloridaSediaan yang beredar
Kram perut dan reaksi kulit termasuk urtikaria,
Mulut kering, munta-muntah, konstipasi
Loperamid dapat meningkatkan efek digoksin dengan
Bidium tab 2 mg, Diadium tab 2 mg, Imodium tab 2 mg, Imomed tab 2 mg, Imore tab slp 2 mg, Lodia tab 2 mg, Lomodium tab 2 mg, Lopamid tab 2 mg, Mecodiar tab 2 mg, Midix kaps 2 mg, Normotil tab 2 mg, Primodiar tab 2 mg, Tanitril tab 2 mg, Tracodia tab, Trifadium tab 2 mg, Vialop tab 2 mg, Xepare tab 2 mg
ileud psrslitik dan perut kembung, tidak untuk anak-anak < 12 tahun
memperlambat gerakan usus halus sehingga menaikkan penyerapan digoksin
REFLUK GASTROESOFAGUS (RFG)
A. Definisi Refluk Gastroesofagus
Refluk gastroesofagus (RGE) adalah gerakan kembalinya isi lambung ke
esophagus. Gejala dari RGE ialah rasa panas dalam perut yang menyebar
hingga ke leher. Gejala yang tidak khas yaitu asama non alergi, batuk kronik,
serak, faringitis, erosi gigi, sakit dada seperti angina.
B. Patofisiologi
Patofisiologi dari RGE ini disebabkan terjadinya penurunan tekanan LES
(Lower Esophageal Sphincter) karena relaksasi spontan LES , peningkatan
sementara tekanan abdominal atau melemahnya LES. Pertahanan mukusa
mukosa yang normal dapat menyebabkan RGE diantaranya terlalu lamanya
esophagus terpapar asam, tertundanya pengosongan lambung, dan
berkurangnya resistensi mukosa. Makan dan obat-obat yang dapat
memperburuk gejala RGE yaitu
Menurunkan tekanan LES
MakananKarminatif (peppermint, spearmint)Coklat Kopi, cola
Obat-obatAntikolinergikBarbituratDiazepamKaffeinDihidropiridin saluran Ca-blokerDopaminEstrogenEtanol
Makanan berlemakBawang putihBawang
IsoproterenolNarkotikNikotinNitratPhentolaminProgesteronTeofilin
Langsung mengiritasi mukosa lambungMakanan Makanan pedas Jus jeruk
Obat-obatAlendronatAspirin Besi
Jus tomatKopi
NSAIDsKuinidin NaCl
C. Penatalaksanaan
Terapi bertujuan menormalkan abnormalitas patofisiologinya
diantaranya menurunkan keasaman refluks, menurunkan volume lambung
yang dapat terrefluk, meningkatkan pengosongan lambung, meningkatkan
tekanan LES, meningkatkan pengeluran asam dari esophagus dan melindungi
mukosa lambung. Terapi dikategorikan dalam beberapa fase yaitu:
Fase I : mengubah gaya hidup dan dianjurkan terapi antasida atau
antagonis reseptopr HH2 (AR H2) atau inhibitor pompa proton (IPP)
Fase II : intervensi farmakologi terutama obat penekan asam dosis tinggi
Fase III : terapi intervensional (pembedahan antirefluks atau terapi
endoluminal)
Pendekatan terapi RGE dapat dilihat pada tabel berikut:
Kondisi Pasien Terapi yang dianjurkan KeteranganFase IGejala ringan
a.Merubah gaya hidup
PLUSb. Antasid (Maalox/milanta)
AND/ORc.Dosis rendah obat OTC
antagonis reseptor H2
Perubahan gaya hidup dari awal dan dilanjutkan selama pengobatan
Jika setelah 2 minggu gejala tidak berhenti denngan merubah gaya hidup dan obat OTC, mulailah untuk terapi farmakologi (terapi
(cimetidine, famotidine, nizatidin, ranitidin)
fase II)
Fase IIGejala RGE
a. Modifikasi pola hidup
PLUSb.Dosis standar dari antagonis
reseptor H2 untuk 6- 12 minggu Simetidin 400 mg Famotidine 20 mg Nizatidin 150 mg Ranitidin 150 mg
ORb.penghambat pompa proton untuk 4-6 minggu
Esomeprazol 20 mg/hr Lansoprazol 15-30 mg/hr Omeprazol 20 mg/hr Pantoprazol 40 mg/hr Rabeprazol 20 mg/hr
a.perubahan gaya hidupPLUS
b.penghambat pompa proton untuk 8-16 minggu
Esomeprazol 20-40 mg/hr Lansoprazol 30 mg/hr Omeprazol 20 mg/hr Pantoprazol 40 mg/hr Rabeprazol 20 mg/hr
ORc.Antagonis reseptor H2 dalam
dosis tinggi selama 8-12 minggu Simetidin 400 mgatau 800 mg Famotidine 40 mg Nizatidin 150 mg Ranitidin 150 mg
Untuk pertanda yang khas, pengobatan empiris dengan terapi fase II
RGE dapat diobati secara efektif dengan antagonis reseptor-H2. Pasien dengan gejala yang sedang, seharusnya menerima penghambat pompa proton sebagai terapinya jika gejala berkurang pengobatan diperlukan seperlunyajika gejalanya sering kambuh, terapinya harus mempertimbangkan biaya dengan dosis efektif terkecil.Catatan: kebanyakan pasien akan menghendaki dosis standar untuk biaya terapi.Untuk gejala-gejala tidak norma, memperoleh endoskopi (jika mungkin ) untuk evaluasi mukosa, berikan penghambat pompa proton atau antagonis reseptor-H2. Jika gejala berkurang, tergantung MT. penghambat pompa proton merupakan terapi utamapada pasien dengan gejala-gejalatidak normal, gejala komplikasi dan penyakit
Pasien yang tidak merespon terapi tahap II, termasuk mereka dengan gejala-gejala abnormal, harus dievaluasi dengan ambulatory 24 jam dengan menjaga pH untuk meyakinkan diagnosis dari RGE (bila mungkin). Jika RGE terbukti, pertimbangkan terapi tahap III
Fase III Terapi intervensional (operasi antirefluks atau terapi endoluminal)
Monometry harus dilakukan kepada siapa saja yang akan melaksanakan operasi
D. Obat-Obat RGE
Obat-obata RGE dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Antasida dan Antasida-Alginat bekerja menetralkan asam lanmbung
sehingga dapat mengurangi iritasi mukosa lambung akibat asm lambung
berlebih
2. Antagonis Reseptor H2 bekerja dengan memblok reseptor histamine pada
sel parietal sehingga sel parietal tidak dapat dirangsang untuk
mengeluarkan asam lambung
3. Inhibitor Pompa Proton bekerja menghambat asm lambung dengan
menghambat kerja enzim (K+ H+ ATPase) yang akan memecah K+ H+ ATP
menghasilkan energy yang digunakan untuk mengeluarkan asam klorida
dari kanalikuli sel parietal ke dalam lumen lambung.
4. Sukralfat bekerja membentuk lapisan pada dasar tukak sehingga
melindungi tukak dari pengaruh agresif asam lambung dan pepsin. Efek
lainnya membantu sintesa prostaglandin, menambah sekresi bikarbonat
dan mucus, meningkatkan daya tahan dan perbaikan mukosa.
Terapi farmakologi penderita RGE:
Obat Perhatian Efek samping Interaksi obatAntasida-Antasida kombinasi Al(OH)3 200 mg, Mg(OH) 2
200 mg + simeticone/ dimeticonSediaan yang beredar Untuk +simeticon tab kunyah (acitral Alludona D, Ticomag), Susp Acitral dan alludonaUntuk +dimeticonTab kunyah dan susp (ligesil, magtral, ultilox)
Riwayat alergi terhadap komposisi obat
Diare, konstipasi, muntah-muntah
-menurunkan absorpsi antasid (tetracycline, fluoroquinolon, ketokonazol, Fe, Propanolol, INH, indometasin, phenytoin, simetidin, ranitidine, klorpromazin) -meningkatkan absorpsi antasid (aspirin, glibenklamid, glipizid, talbutamid, penisilin G, eritromisin)Interaksi dapat dihindari dengan memberikan obat berselang 3 jam/lebih
ARH2
-Simetidin Tab 400 mg (licoment, tidifar, ulsikur)Tab 200 mg (Cimexol, Corsament, nulcer, sanmetidin, tidifar, ulcument, ulcusan, Xepament)
Penderita gangguan ginjal, kehamilan, menyusui, riwayat alergi terhadap simetidin
Diare pusing ruam, demam
-Meningkatkan kadar plasma petidin-meningkat kadar plasmaamiodarone, procainamide, propafenon, kinidin, eritromisin,fluorourasil-meningkatkan efek antikoagulan dari warfarin-menghambat metabolisme metronidazole, carbamazepine. Phenytoin, asam
- Ranitidin Sry 75 mg/5 ml, btl 60 (Ranicho, Ranive)Tab 150 mg & 300 mg; Inj 25 mg/ml, amp 2 ml (Acran, ranitidine, rantin)
-FamotidinTab 20 mg & 40 mg (antidin, gestofam, pratifa)
Penderita gangguan ginjal, gangguan hati, kehamilan, menyusui, riwayat alergi terhadap ranitidin
Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui, kurangi dosis pada gangguan ginjal berat
Pusing, diare, konstipasi, ruam
Demam,pusing, diare, konstipasi, ruam, alergi
valproate-dapat menurunkan absorbssi ketokonazol
Penggunaan bersama antasida dapat mengurangi bioavaibilitas ranitidine sehingga berikan berselang 2 jam setelah penggunaan antasida, mengurangi kliren warfarin dan prokonamid, meningkatkan absorbsi midazolam dan menurunkan absorbsi kobalamin
Mengurangi efektifitas ketokonazol, kadar famotdin dapat meningkat jika diberikan bersama probenecid
PPI-OmeprazolKaps 20 mg & 40 mg (Omed, ozid)Inj. Vial 40 mg (gastrofer, ozid)
-LansoprazolKaps 15 mg & 30 mg (Lansomed, Inhipraz)
-Panthoprazol Vial 40 mg (caprol, ciprazol, erprazol)
-Esomeprazol
Gangguan hati, kehamilan, menyusui.
Gangguan hati, kehamilan, menyusui.
Gangguan ginjal, gangguan hati, lansia
Infusiensi ginjal berat
Sakit kepala, diare, ruam, mual, nyeri perut, dizziness
Sakit kepala, diare, ruam, mual, nyeri perut,
Sakit kepala, diare, ruam, mual, nyeri perut,
Sakit kepala, diare, ruam, kembung, mual dan muntah, nyeri perut,
-Menghambat absorbsi ketokonazol,-meningkatkan kadar warfarin, diazepam, siklosporin, fenitoin, -menurunkan kadar imipramine, beberapi antipsikotik, teofilin
Sama dengan omeprazol
Sama dengan omeprazol
Sama dengan omeprazol
Gastroprotektor-Sukralfat Tab 500 mg (ulsiex, ulsicral, ulsafat)Sups 500 mg/5 ml
Gangguan ginjal, kehamilan &menyusui :pemberian sukralfat dan
Konstipasi, diare, mulut kering, mual, muntah, kembung, ruam
Menurunkan absorpsi ciprofloxasin, warfarin, ofloxacin, tetracycline phenytoin,
ukuran btl 100 ml dan 200 ml
nutrisi enteral harus berjarak 1 jam
ketokonazol, tiroksin. Berikan sukralfat 2 jam setelah pemberian obat tersebut
Meningkatkan motilitas GI-CisapridTab 5 mg (acpulsif 5, disflux, stimulit)
-MetokclopramidTab 5 mg & 10 mg (primperan, vomipram)Syr 5 mg/5 ml, btl 60 ml & inj 5 mg.ml, amp 2 ml (damaben, vomipram)Drop 4 mg/ml, btl 10 ml (damaben)Drop 2 mg/ml, btl 10 ml (vertitom)Drop 1 mg/10 tetes, btl 10 ml
Kontraindikasi pada obstruksi mekanik, perdarahan GI dan perforasi
-
Pusing, mual, faringitis, ekstrapiramidal
Pusing, mual, diare konstipasi ekstrapiramidal
-
-bersifat antagonis terhadap kerja obat golongan antikolinergik dan analgetik narkotik-Menambah efek sedasi bila diberikan bersama alkohol, sedatif, hipnotik, narkotik, tranquilizers-meningkatkan absorbsi parasetamol, tetracycline, levodopa, etanol, siklosporin-menurunkan absorbsi digoksin
Terapi non farmakologinya ialah
Mengurangi berat badan
Menghidari makan yang dapat menyebabkan penurunan LES
Mengkonsumsi makan yang kaya protein
Menghindari makan yang dapat mengiritasi mukosa
Hindari makan ketika mau tidur
Berhenti merokok
Hindari alkohol