Post on 07-Nov-2020
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE (ANC) DI POLI KIA PUSKESMAS POASIA TAHUN
2016
KARYA TULIS ILMIAH
DI Susun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Diploma Tiga (III) Keperawaatan di Poltekkes Kemenkes Kendari
OLEH :
NURHIKMAH P00320013059
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2016
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
a. N a m a : Nurhikmah
b. Tempat/ tanggal Lahir : Lalohao, 27 April 1994
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Suku / Bangsa : Bugis /Indonesia
e. Agama : Islam
f. Alamat : Jln. Kedondong Kel. Andonohu Kec. Poasia
II. JENJANG PENDIDIKAN
a. MI DDI Al Mujahidin Poasia, Tamat Tahun 2007
b. SMP Negeri 5 Kendari , Tamat Tahun 2010
c. SMA Negeri 2 Kendari, Tamat Tahun 2013
d. Polteknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan Tahun 2013 sampai
sekarang.
Motto
“Dalam hidup, tidak ada seorang pun yang mendapatkan tepat apa yang mereka
sangka akan dapatkan.”
“Tapi ketika anda bekerja keras dan bersikap baik, berbagai hal yang
mengagumkan akan terjadi.”
ABSTRAK
Nurhikmah (POO320013059). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Antenatal Care (ANC) di Poli KIA Puskesmas Poasia Tahun 2016. Yang dibimbing oleh Lena Atoy dan Indriono Hadi (x + 65 halaman + 9 daftar lampiran). Berdasarkan data dari puskesmas poasia kota Kendari Cakupan bumil dengan resiko tinggi pada tahun 2015 yaitu di kelurahan anduonohu berjumlah 112 orang, Rahandouna 106, Anggoeya 100 orang, matabubu 115 orang, dan puskesmas berjumlah 107. Data dari Puskesmas Poasia Kota Kendari pada Tahun 2013 menyebutkan bahwa cakupan kunjungan ibu hamil K1 571 (100%), dan K4 553 (98,93%), 2014 KI berjumlah 572 (97,61%) dan K4 berjumlah 556 (94,88%). 2015 KI berjumlah 684(100%) dan K4 berjumlah 652(95,99). Dengan jumlah ibu hamil sebanyak 679. Dan data terakhir yang diperoleh jumlah kunjungan K1 61 K4 57, 118 ibu hamil yang datang berkunjung di Poli KIA pada bulan januari tahun 2016 Dengan jumlah ibu hamil sebanyak 766 ibu hamil. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang antenatal care (ANC) di poli KIA Puskesmas Poasia tahun 2016. ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibunya. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil, sikap ibu hamil, dan ANC. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode Accidental Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di Poli KIA Puskesmas Poasia Pada Periode januari 2016 berjumlah 118 orang ibu hamil. Dengan jumlah sampel 30% dari jumlah populasi, sehingga jumlah sampel sebanyak 35 orang ibu hamil. Hasil penelitian gambaran pengetahuan ibu hamil tentang ANC 14,3% ibu hamil mempunyai pengetahuan baik dan 57,1% mempunyai pengetahuan cukup, dan 28,6% memiilki pengetahuan kurang. gambaran sikap ibu hamil tentang ANC sebanyak 28,6%% memiliki sikap baik terhadap pemeriksaan ANC 31,4% memiliki sikap yang cukup terhadap pemeriksaan ANC dan 40% memiliki pengetahuan kurang. Bagi Puskesmas Poasia diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk lebih meningkatkan lagi dalam memberi penyuluhan kepada ibu hamil sehubungan dengan pelaksanaan ANC.
Daftar Pustaka : 11 buku + 5 artikel online (2011-2013) Kata Kunci : Gambaran Pengetahuan dan Sikap, ANC \
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, dimana
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan dan
sikap ibu hamil tentang Antenatal Care (ANC) Di Poli KIA Puskesmas Poasia
Tahun 2016.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa semenjak dari persiapan judul
sampai dengan persiapan dan tahap akhir penyusunan karya tulis ilmiah ini
banyak ditemukan berbagai kendala dan kesulitan baik secara internal maupun
eksternal. Namun, berkat bimbingan, motivasi serta arahan dengan penuh
keikhlasan dari Ibu Lena Atoy,S.ST,MPH selaku pembimbing I dan Indriono
Hadi,S.Kep.,Ns,M.Kes selaku pembimbing II, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu, ucapan terimakasih penulis
haturkan kepada pembimbing I dan pembimbing II.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis juga banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Petrus, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kementerian
Kesehatan Kendari.
2. Bapak Muslimin,LA,.Kep.,S.Pd.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kementerian Kesehatan Kendari.
3. Taamu, A.Kep.,S.Pd.,M.Kes selaku penguji I.
4. Hj. Sitti Rahmi Misbah, S.Kp.,M.Kes selaku penguji II.
5. Akhmad, SST., M.Kes selaku penguji III
6. Ibu Lena Atoy,S.ST,MPH selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk membimbing, memeriksa dan mengarahkan
penulisan karya tulis ilmiah ini sampai selesai.
7. Indriono Hadi, S.Kep.,Ns, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, memeriksa dan
mengarahkan penulisan karya tulis ilmiah ini sampai selesai.
8. Seluruh Dosen dan Staff pengajar Politeknik Kementerian Kesehatan Kendari
khususnya Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari.
9. Sembah sujud dan ucapan terima kasih yang terdalam penulis ucapkan kepada
Ayahanda tercinta Muchtar dan Ibunda tercinta Naimah yang telah
membesarkan, membimbing, dan mendidik dengan penuh kasih sayang dan
selalu mendoakan penulis selama masa pendidikan.
10. Terima kasih penulis ucapkan kepada kakak tersayang Dewi Yanti Amd.Keb
Yang selalu memberikan semangat, masukan, serta motivasi kepada penulis
dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
11. Terima kasih penulis ucapkan kepada sahabat seperjuangan saya yaitu Ovi
Mulia Rizky,Nur Sry Afrianti, Andri, Vina Verina Aprilya, Suci Prabawati,
Desi Novita Sari, Herdiyanti Hamzah, Ike Kusmita Dewi, Minawati,
Suhartini, serta teman teman lainnya yang tidak sempat disebutkan.
12. Teman-teman mahasiswa-mahasiswi angkatan 2013 kelas III. B dan III. A
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah berjuang bersama-
sama selama 3 tahun, merasakan suka dan duka dalam meraih mimpi dan gelar
perawat D.III profesional. Semoga perjuangan kita menjadi kenangan yang
tidak terlupakan untuk kemudian menjadi bahan renungan kelak ketika kita
memiliki pekerjaan dan keluarga masing-masing. Amin.
Penulis menyadari bahwa semua yang tertuang dalam proposal ini
masih jauh dari kesempurnaan, namun semoga proposal ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Kendari, 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------------------ i
HALAMAN PERSETUJUAN ------------------------------------------------------- ii
HALAMAN PENGESAHAN ------------------------------------------------------- iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ------------------------------------------------------- iv
MOTTO --------------------------------------------------------------------------------- v
ABSTRAK ------------------------------------------------------------------------------ vi
KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------- vii
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------- viii
DAFTAR TABEL --------------------------------------------------------------------- ix
DAFTAR LAMPIRAN --------------------------------------------------------------- x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ------------------------------------------------------- 1
B. Rumusan Masalah --------------------------------------------------- 7
C. Tujuan Penelitian ---------------------------------------------------- 7
D. Manfaat Penelitian --------------------------------------------------- 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pengetahuan ----------------------------------- 9
B. Tinjauan Tentang Sikap -------------------------------------------- 15
C. Tinjauan Tentang Ibu Hamil --------------------------------------- 16
D. Tinjauan Tentang Antenatal Care --------------------------------- 22
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran ----------------------------------------------------- 31
B. Kerangka Konsep --------------------------------------------------- 33
C. Variabel Penelitian -------------------------------------------------- 34
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ---------------------- 34
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ------------------------------------------------------ 38
B. Waktu dan Tempat Penelitian ------------------------------------- 38
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ----------- 38
D. Instrumen Penelitian ------------------------------------------------ 39
E. Jenis dan Cara Pengambilan Data --------------------------------- 39
F. Pengolahan Data ----------------------------------------------------- 40
G. Analisa Data ---------------------------------------------------------- 41
H. Penyajian Data ------------------------------------------------------- 41
I. Etika Penelitian ------------------------------------------------------- 41
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ------------------------------------------------------ 45
B. Pembahasan ---------------------------------------------------------- 55
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ---------------------------------------------------------- 63
B. Saran ------------------------------------------------------------------ 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Teks hal
Tabel 5.1 Sarana Kesehatan yang Tersedia di Puskesmas Poasia ------------ ------ 46
Tabel 5.2 Sarana Penunjang yang Tersedia diwilayah Kerja Puskesmas Poasia ---------------------------------------------------------------------------- 47
Tabel 5.3 Jumlah Tenaga Pegawai yang ada di Puskesmas Poasia ----------- ------ 48
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu Hamil -- - --50
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan --------- ------ 50
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ----------- ------ 51
Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Kehamilan-- 51
Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan---- 52
Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Hamil-------- 52
Tabel 5.10.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil-53
Tabel 5.11.Distribusi Frekuansi Berdasarkan Sikap Ibu Hamil-------- -------------54
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi pengetahuan dan sikap ibu hamil------------------54
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Permintaan Menjadi Responden
2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
3. Tabulasi Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang ANC
4. Tabulasi Gambaran Sikap Ibu Hamil tentang ANC
5. Master Tabel
6. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal
7. Surat Pengantar Izin Penelitian Dari Institusi
8. Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Sulawesi
Tenggara
9. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga
mampu menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2010 : 110).
Perawatan ANC ialah perawatan fisik mental sebelum persalinan
atau pada masa hamil. ANC bersifat preventif care dan bertujuan
mencegah hal-hal yang kurang baik bagi ibu dan anak.Wanita hamil tidak
hanya memerlukan kesehatan optimal menjelang persalinan, tetapi sejak
hamil ia harus sesehat-sehatnya karena kesehatan ibu sangat
mempengaruhi pertumbuhan anak dalam kandungan.
Ibu yang rutin melakukan kunjungan ANC secara dini dapat
mendeteksi dan mengurangi secara dini masalah yang terjadi dalam
kehamilan seperti berikut: Perdarahan pada kehamilan dini, Hiperemesis
gravidarum, Hipertensi dalam kehamilan, Perdarahan pada Trimester 3,
Gejala dan penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus,
Pertumbuhan janin terhambat ( Tinggi fundus tidak sesuai umur
kehamilan), Kelainan kehamilan ( hubungan yang abnormal antara janin
dan panggul)
Angka kematian ibu atau AKI Menurut laporan WHO yang telah
dipublikasikan pada tahun 2014 Untuk AKI di negara-negara Asia
Tenggara diantaranya Indonesia mencapai 214 per 100.000 kelahiran
hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000
kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per
100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup
(WHO, 2014).
Berdasarkan SDKI 2012, rata-rata AKI tercatat mencapai 359 per
100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding
hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu.
Penyebab utama kematian ibu yang tinggi di Indonesia disamping
perdarahan adalah pre eklampsia berat dan (Prawirohardjo, 2010). Pada
kondisi berat preeklampsia dapat menjadi eklampsia dengan penambahan
gejala kejang-kejang. Keadaan ini dapat dicegah secara dini apabila ibu
hamil melakukan pemeriksaan kehamilan ANC secara teratur, terutama
pada ibu hamil yang mempunyai riwayat hipertensi (Hanifa dkk, 2007).
Menurut WHO terdapat sekitar 585.000 ibu meninggal per tahun
saat hamil atau bersalin dan 58,1% diantaranya dikarenakan oleh pre
eklampsia dan eklampsia (Manuaba, 2007).
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak
langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang
berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti
perdarahan, preeklamsi-eklampsi, infeksi, persalinan macet dan abortus.
Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang
memperberat keadaan ibu hamil seperti “Empat Terlalu ( Terlalu muda,
Terlalu tua, Terlalu sering melahirkan dan Terlalu dekat jarak kelahiran)
Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap
pelayanan antenatal adalah cakupan K1-kontak pertama dan K4-kontak 4
kali dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, sesuai standar.
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab keadaan pelayanan
ANC, Faktor-faktor tersebut antara lain adalah minimnya pengetahuan
tentang resiko-resiko kehamilan yang diakibatkan karena rendahnya
tingkat pendidikan, pemeliharaan kehamilan, pengetahuan tentang gizi
dalam kehamilan, keadaan ekonomi dan sebagainya.
Ketidak patuhan dalam pemeriksaan kehamilan dapat
menyebabkan tidak dapat diketahuinya berbagai komplikasi ibu yang
dapat mempengaruhi kehamilan atau komplikasi hamil sehingga tidak
dapat segera diatasi.
Salah satu factor yang berpengaruh terhadap tingginya angka
kematian ibu adalah sikap dan perilaku ibu selama hamil dan didukung
oleh pengetahuan ibu terhadap kehamilannya.Beberapa factor yang
melatarbelakangi resiko kematian ibu tersebut adalah kurangnya
partisipasi masyarakat yang disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah,
kemampuan ekonomi keluarga rendah, kedudukan social budaya yang
tidak mendukung.
Antenatal care atau pengawasan kehamilan adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil.
Sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan
ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Dalam pelayanan
ANC terdapat pelayanan Asuhan Standar Minimal “14 T” yang terdiri dari
1. Mengukur Tinggi badan dan berat badan, 2. Mengukur Tekanan Darah,
3. Mengukur Tinggi Fundus Uteri, 4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90
tablet selama kehamilan, 5. Pemberian imunisasi TT, 6. Pemeriksaan Hb,
7. Pemeriksaan protein urine, 8. Pemeriksan VDRL, 9. Pemeriksaan urine
reduksi, 10. Perawatan payudara, 11. Senam ibu hamil, 12. Pemberian obat
malaria, 13. Pemberian kapsul minyak beryodium, 14. Temu
wicara/konseling.
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan yaitu : 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, 2 kali
pada trimester III.
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
Kunjungan ANC yang ideal adalah setiap bulan sampai umur kehamilan
28 minggu, setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu dan setiap
1 minggu sejak umur kehamilan 32 minggu sampai terjadi persalinan,
akan dilakukan pemeriksaan khusus jika terdapat keluhan-keluhan tertentu
Pengawasan ini dapat dilakukan dengan cara memeriksakan kehamilan
secara teratur, untuk menjamin mutu pelayanan antenatal perlu indikator
untuk menyatakan kunjungan ibu hamil. Kunjungan ibu hamil tersebut
dinyatakan memenuhi standar yaitu dengan cakupan K4. Cakupan K4
adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan selama empat kali atau
lebih sesuai jadwal kunjungan yang telah ditetapkan.
Setiap ibu hamil seharusnya mendapat perawatan kehamilan secara
baik, dengan cara memeriksakan kehamilannya, tetapi pada kenyataannya
masih banyak ibu hamil belum mengerti yang lebih dalam tentang
pemeriksaan kehamilan anternatal care. Berdasarkan observasi awal dari 4
orang ibu yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan salah satu
ibu mengatakan tempatnya jauh dari puskesmas dan tidak tau apa
pentingnya melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan
tidak mengetahui manfaat dari pemeriksaan kehamilan dan masih banyak
ibu yang masih malas memeriksakan kehamilannya setelah mengetahui
bahwa ia positif hamil.
Berdasarkan data dari puskesmas poasia kota Kendari Cakupan
bumil dengan resiko tinggi pada tahun 2015 yaitu di kelurahan anduonohu
berjumlah 112 orang, Rahandouna 106, Anggoeya 100 orang, matabubu
115 orang, dan puskesmas berjumlah 107.
Data dari Puskesmas Poasia Kota Kendari pada Tahun 2013
menyebutkan bahwa cakupan kunjungan ibu hamil K1 571 (100%), dan
K4 553 (98,93%), 2014 KI berjumlah 572 (97,61%) dan K4 berjumlah 556
(94,88%). 2015 KI berjumlah 684(100%) dan K4 berjumlah 652(95,99).
Dengan jumlah ibu hamil sebanyak 679. Dan data terakhir yang diperoleh
jumlah kunjungan K1 61 K4 57, 118 ibu hamil yang datang berkunjung di
Poli KIA pada bulan januari tahun 2016 Dengan jumlah ibu hamil
sebanyak 766 ibu hamil. Dari data yang ditemukan, kunjungan K4 selalu
mengalami penurunan dari 3 tahun terakhir.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul ‘Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil
Tentang Antenatal Care (ANC) DiPoli KIA Puskesmas Poasia Tahun
2016”
B. Perumusan Masalah
Berdasarakan uraian latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran
Pengetahuan dan sikap Ibu Hamil tentang Antenatal Care (ANC) DI Poli
KIA Puskesmas Poasia tahun 2016?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang
Antenatal Care Di Puskesmas Poasia Tahun 2016.
2. Khusus
a. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang
Antenatal Care Di Puskesmas Poasia Tahun 2016.
b. Untuk mengetahui Gambaran Sikap Ibu Hamil tentang Antenatal
Care Di Puskesmas Poasia Tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat di jadikan sebagai bahan acuan
untuk meningkatkan Mutu pelayanan Dasar Antenatal Care di
Puskesmas Poasia pada masa yang akan datang.
2. Manfaat praktis
2.1 Bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
informasi yang berharga dalam meningkatkan mutu pelayanan
dasar Antenatal Care yang berkualitas.
2.2 Bagi Peneliti
Penelitian dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
penulis khususnya tentang peningkatan pelayanan Dasar Antenatal
Care yang berkualitas.
2.3 Bagi Ibu Hamil
` Sebagai bahan informasi untuk ibu tentang dampak yang
akan terjadi jika tidak melakukan pemeriksaan kehamilan pada
usia dini
2.4 Bagi Pengelola KIA
Sebagai bahan masukan bagi pengelola KIA untuk meningkatkan
pengetahuan ibu hamil yang datang Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indra pengihatan,
pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojdjo,2007:139).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut
akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan,
bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak
berpengaruh rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non formal saja,
akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal.
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek
yaitu aspek positif dan aspek negatif.
Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin
banyak aspek positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan
sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World
Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) hal 13,
salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan
yang diperoleh dari pengalaman sendiri. (A. Wawan dan Dewi M,
2010: 12)
2. Tingkat Pengetahuan
Notoatmodjo (2010) Pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis
besarnya di bagi dalam6 tingkat yaitu:
a. Tahu (know)
Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau
mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan
pertanyaan-pertanyaan.
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut
harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang
diketahui tersebut (Notoatmodjo. 2010 hlm.27-28).
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain.
d. Analisa (analysis)
Analisa adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari
komponen- komponen pengetahuan yang dimiliki.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertent
3. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari (Notoadmojo.
2003:11) adalah sebagai berikut :
1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
a. Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini
dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil
maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut
dapat dipecahkan.
b. Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-
pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,
pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang
menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang
mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau
membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris
maupun penalaran sendiri.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai Upaya
memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi masa lalu.
2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular
atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula
dikembangkan oleh Francis Bacon, kemudian dikembangkan oleh
Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan
penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Faktor Internal
1. Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum
tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai dari pengalaman dan
kematangan jiwa.
2. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju 0kearah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupan demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-
hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang
termasuk juga perilaku seseorang akan pola terutama dalam
memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan
pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin
mudah menerima informasi.
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang
dan banyak tantangaan. Sedangkan bekerja umumnya
merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu
akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (A.
Wawan dan Dewi M, 2010;16-17)
b. Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada
disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok.
2. Sosial Budaya
`Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat
garuhi dari sikap dalam menerima informasi (Wawan dan
Dewi M, 2010;16-18).
B. Tinjauan tentang Sikap (Attitude)
1. Pengertian Sikap
Menurut Maramis (2006, hlm, 254) sikap merupakan bentuk
respon atau tindakan yang memiliki nilai positif dan negatif terhadap
suatu objek atau orang yang disertai dengan emosi. Sikap adalah juga
diartikan sebagai respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik
dan sebagainya) (Notoatmodjo. 2010.hlm. 29)
2. Tingkatan Sikap
Sepertinya halnya dengan pengetahuan, sikap juga mempunyai
tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut :
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau menerima
stimulus yang diberikan (objek) (Notoatmodjo. 2010.hlm. 30).
b. Menanggapi (responding)
Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau
tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi
(Notoatmodjo. 2010.hlm. 31).
c. Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan
nilai positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya
dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan orang lain merespon (Notoatmodjo. 2010.hlm. 31).
d. Bertanggung Jawab (responsible)
Sikap yang paling tinggi tingakatnya adalah bertanggunga
jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah
mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani
mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau ada
resiko lain (Notoatmodjo. 2010.hlm. 31).
3. Skala Sikap
Sikap dapat diukur dengan mengguanakan Skala Likert. Skala
Likert merupakan metode pelaksanaan pernyataan sikap yang
menggunakan distribusi responden sebagai dasar penentuan nilai
skalanya. Kelompok uji coba ini hendaknya memiliki karakteristik
yang semirip mungkin dengan karakteristik individu yang hendak
diungkapkan sifatnya. Skala Likert dipergunakan untuk mengukur
sikap yang terdiri dari komponen sangat setuju, setuju, tidak setuju,
dan sangat tidak setuju (Arikunto, 2006, hlm. 148)
C. Tinjauan tentang Ibu Hamil
Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa embrio
atau fetus didalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur
perempuan lepas dan masuk kedalam saluran sel telur. Pada saat
persetubuhan, berjuta-juta cairan mani atau sperma dipancarkan oleh laki-
laki dan masuk kerongga rahim. Dengan Kompetisi yang sangat ketat,
salah satu sperma tersebut akan menembus sel telur dan bersatu dengan sel
telur tersebut. Peristiwa ini disebut dengan fertilisasi atau konsepsi.
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, yaitu trimester I (usia kehamilan 1-3
bulan atau 0-12 minggu), Trimester ke II (usia 4-6 bulan atau 13-24
minggu), dan trimester ke III (usia kehamilan 7-9 bulan atu 25-40
minggu).
Pada beberapa minggu pertama, wanita hamil akan merasakan
nyeri, kencing, dan gatal dipayudara. Pada bulan pertama, berat badan ibu
biasanya belum bertambah apalagi jika ibu mengalami mual dan muntah,
serta penurunan nafsu makan. Penambahan berat badan ibu mulai terlihat
1-2 kg selama trimerter ke II. Setelah memasuki bulan ke 2, payudara
bertambah besar dan vena halus menjadi kelihatan tepat dibawah kulit.
Putting susu bertambah besar, berpigmen/ berwarna lebih gelap, dan lebih
sensitif.
a. Perubahan Fisiologis pada masa Kehamilan yaitu :
1). Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau
beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperpla-sia,
sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot
dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih
besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena
pertumbuhan janin (Manuaba, 2010; h. 85-87)
2). Ovarium
Dengan adanya kehamilan, indung telur yang mengan-dung
korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu
(Manuaba, 2010; h. 92).
3). Vagina dan Perineum
Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan
antara lain terjadinya peningkatan vaskularitas dan hiperemia
(tekanan darah meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva,
pelunakan pasa jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu
warna kebiruan pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan
hiperemia, serta adanya keputihan karena sekresi serviks yang
meningkat akibat stimulasi estrogen (Aprillia, 2010; h. 65).
4) Payudara
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009;
h. 179), pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara
menjadi semakin lunak. Seletah bulan kedua payudara akan
bertambah ukurannya dan vena – vena dibawah kulit akan lebih
terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.
Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari
areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar.
5). Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah
lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi
pengenceran darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin
meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan
janin dalalm rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi
yang disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010; h. 93).
6). Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya
elevasi diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami peru-bahan.
Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada tidal
volume dan peningkatan konsumsi oksigen 15–20% diatas
kebutuhan perempuan tidak hamil (Aprillia, 2010; h. 71-72).
7). Sistem pencernaan
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009;
h. 185), seiring dengan makin membesarnya uterus, lambung, dan
usus akan tergeser. Perubahan yang nyata terjadi pada penurunan
motilitas otot polos pada traktus digestivus. Mual terjadi akibat
penurunan asam hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta
konstipasi akibat penurunan motilitas usus besar. Gusi akan
menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang
saja bisa menyebabkan perdarahan. Epulis selama kehamilan akan
muncul. Hemorroid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi
akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah
karena pembesa-ran uterus.
8). Sistem perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala
bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering
berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh. Hemodelusi menyebabkan metabo-lisme air makin
lancar sehingga pembentukan urine akan bertambah (Manuaba,
2010; h. 94).
9). Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hor-
mone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba,
areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma
gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan meng-
hilang (Manuaba, 2010; h. 94).
10) Metabolisme
Menurut Manuaba (2010; h. 95) perubahan metabolisme
pada kehamilan:
a. Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, teru-tama
pada trimester ketiga.
b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq
per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemo-delusi
darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
c. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ
kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan
protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur
ayam sehari.
d. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
e. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil: Kalsium 1,5 gram
setiap hari, 30-40 gram untuk pembentukan tulang janin, Fosfor
rata – rata 2 gram dalam sehari, Zat besi 800 mg atau 30-50 mg
per hari. Air ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan
dapat terjadi retensi air. Berat badan ibu hamil bertambah.
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5-16,5 kg
selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan 0,5 kg/ minggu.
D. Tinjaun tentang Antenatal Care (ANC)
Antenatal care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim dan ibunya. (Manuaba, 2010 : 110).
Pemeriksaan ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2010 : 110).
Perawatan ANC ialah perawatan fisik mental sebelum persalinan
atau pada masa hamil. ANC bersifat preventif care dan bertujuan mencegah
hal-hal yang kurang baik bagi ibu dan anak.Wanita hamil tidak hanya
memerlukan kesehatan optimal menjelang persalinan, tetapi sejak hamil ia
harus sesehat-sehatnya karena kesehatan ibu sangat mempengaruhi
pertumbuhan anak dalam kandungan.
Tujuan Antenatal Care yaitu :
1. Terhadap Ibu
a. Mengurangi penyulit masa antepartum.
b. Mempertahankan kesehatan jasmaniah dan rohaniah ibu.
c. Agar persalinan aman.
d. Agar ibu mampu memenuhi kebutuhan janin.
2. Terhadap anak :
a. Mengurangi prematuritas, kelahiran mati, dan kematian neonatal
b. Kesehatan optimal bayi.
Sedangkan menurut Fitramaya (2010 : 4) tujuan ANC yaitu :
a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan
bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses
kelahiran bayi.
b. Mendeteksi dan melaksanakan komplikasi medis, bedah, atau
obstetri selama kehamilan.
c. Mengembangkan persiapan persalianan serta kesiapan
menghadapi skomplikasi.
d. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,
menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik,
psikologis dan sosial.
Menurut Manuaba (2010 : 114) jadwal ANC adalah sebagai
berikut:
1. Trimester I dan II
a. Setiap bulan sekali
b. Diambil data tentang laboraturium
c. Pemeriksaan ultrasonografi
d. Nasehat diet tentang empat sehat lima sempurna, tambahan
protein ½ gr/kg= 1 telur/hari.
e. adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan,
komplikasi kehamilan.
f. Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari
terjadinya komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus.
2. Trimester III
a. Setiap dua minggu sekali, sampai ada tanda kelahiran
b. Evaluasi data laboraturium untuk melihat hasil pengobatan
c. Diet 4 sehat 5 sempurna
d. Pemeriksaan ultrasonografi
e. Imunisasi tetanus II
f. Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan,
komplikasi hamil trimester ketiga
g. Rencana pengobatan
h. Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus datang
untuk melahirkan.
Menurut Fitrihanda (2012), ANC adalah sebagai berikut
a. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan
aktifitas pendidikan.
b. Melakukan screning, identifikasi wanita dengan
kehamilan risiko tinggI dan merujuk bila perlu.
c. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha
mendeteksi dan Menangani masalah yang terjadi.
D. Standar Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan/Asuhan Standar Minimal Asuhan Kehamilan termasuk
dalam "14T"
1) Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu
hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg
dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah
0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu
hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan
yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
2) Ukur Tekanan Darah ( T2).
Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi
140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 )
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah
menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di
bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT)
dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama
dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.
4) Pemberian Tablet Zat besi (minimal 90 tablet) selama kehamilan ( T4 )
Pemberian tablet Fe (Zat basi) bermanfaat agar ibu terhindar dari
anemia.
5) Pemberian Imunisasi TT ( T5 )
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang
wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada
minggu ke-4. Imunisasi TT Diberikan sebanyak 2 kali.Imunisasi ini
bermanfaat untuk mencegah ibu dan janinnya dari penyakit tetanus
toksoid.
6) Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan
pertama dan minggu ke 28. Bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan
Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat
hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
7). Pemeriksaan Protein Urine (T7)
dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung
protein atau tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
8). Pemeriksaan VDRL (8)
pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali
daambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif
maka dilakukan pengobatan dan rujukan.
9). Pemeriksaan urine reduksi (T9)
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi
penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan
suami. Bila hasil pemeriksaan urine reduksi positif (+) perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Mellitus
Gestasional (DMG) yang dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa
pre eklampsia, bayi besar.
10). Perawatan Payudara (T10)
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara
yang ditujukan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara adalah
menjaga kebersihan payudara, mengencangkan serta memperbaiki
bentuk putting susu, merangsang kelenjar susu, mempersiapkan ibu
dalam laktasi.
11). Senam Ibu Hamil (T11)
Bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam mempersiapkan
persalinan dan mempercepat pemulihan setelah melahirkan serta
mencegah sembelit. Senam hamil dapat dimulai pada kehamilan 22
minggu.
12). Pemberian obat malaria (T12)
Diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga
kepada bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai
mengigil dan hasil apusan darah yang positif.
13). Pemberian kapsul minyak beryodium (T13)
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium
ddaerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang
Manusia.
14). Temu wicara/ konseling (T14)
Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong
orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya
dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang
sedang dihadapinya. Tujuan konseling pada antenatal care yaitu
membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya
preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan, membantu ibu hamil
untuk menemukan kebutuhan asuhan kehamilan, penolong persalinan
yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang mungkin diperlukan.
E. Kebijakan Pelayanan Antenatal Care
Menurut Fitrihanda (2012), beberapa kebijakan teknis
pelayanan antenatal care rutin yang selama ini dilaksanakan dalam
rangka peningkatan cakupan pelayanan antara lain meliputi : 1. Deteksi
dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan stiker dan KIA,dengan
melibatkan kader dan perangkat desa serta kegiatan kelompok Kelas Ibu
Hamil, 2. Peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan
kemitraan Bidan dan Dukun, 3. Peningkatan akses ke pelayanan dengan
kunjungan rumah, 4. Peningkatan akses pelayanan persalinan dengan
rumah tunggu.
Untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan, sehubungan
dengan hal-hal diatas petugas kesehatan akan memberikan asuhan
antenatal yang baik dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a). Sapa ibu dan keluarganya dan membuatnya merasa nyaman
b). Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti
apa yang diceritakan oleh ibu.
c). Melakukan pemeriksaan fisik
d). Melakukan pemeriksaan laboratorium
Melakukan anamneses, pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk
menilai Apakah kehamilannya normal : Tekanan darah dibawah
140/90 mmhg, Edema hanya pada ekstremitas, Tinggi fundus dalam
centimeter atau menggunakan jari-jari tangan sesuai dengan usia
kehamilan, Denyut Jantung janin 120-160 permenit, Gerakan janin
terasa setelah 18-20 minggu hingga melahirkan.
e). Membantu ibu dan keluarganya, untuk mempersiapkan kelahiran dan
kemungkinan keadaan darurat : Bekerjasama dengan ibu dan
keluarganya serta masyarakat untuk mempersiapkan rencana kelahiran
termasuk mengidentifikasi Penolong dan tempat bersalin serta
perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan,
Bekerjasama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk
mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi termasuk :
Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai
tempat tersebut, Mempersiapkan donor darah, Mengadakan persiapan
financial, Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat
keputusan pertama tidak ada ditempat.
f). Memberikan Konseling :
1. Gizi : Peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori perhari,
mengkonsumsi makanan mengandung protein, zat besi,
minum cukup cairan (menu seimbang).
2. Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia
mendapati tanda-tanda bahaya berikutnya, seperti : Perdarahan
pervaginam, Sakit kepala lebih dari biasa, Gangguan penglihatan,
Pembengkakan pada wajah atau tangan, Nyeri abdomen
(epigastrik), Janin tidak bergerak sebanyak biasanya.
3. Merencanakan damn mempersiapkan kelahiran yang bersih dan
aman dirumah.
4. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah
dada, daerah genitalia) dengan cara dibersihkan dan dikeringkan.
5. Menjelaskan cara merawat payudara terutama pada ibu yang
mempunyai putting susu rata atau masuk ke dalam. Dilakukan 2
kali sehari selama 5 menit.
g). Memberikan zat besi 90 hari mulai minggu ke-20
h). Memberikan imunisasi tetanus 0,5 cc, jika sebelumnya telah
mendapatkan.
i). Menjadwalkan kunjungan berikutnya
j). Mendokumentasikan kunjungan tersebut (Saifuddin,2002 : 15 )
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Pelayanan antenatal care merupakan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya yang mencakup banyak
hal meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik baik umum dan khusus.
Pemeriksaan psikologis, pemeriksaan laboratorium atas intervensi dasar
dan khusus sesuai dengan resiko yang ada .Namun dalam penerapan secara
operasionalnya dikenal dengan standart “14T” untuk pelayanan Antenatal
care (ANC), yang terdiri atas : 1. Mengukur Tinggi badan dan berat badan,
2. Mengukur Tekanan Darah, 3. Mengukur Tinggi Fundus Uteri, 4.
Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan, 5. Pemberian
imunisasi TT, 6. Pemeriksaan Hb, 7. Pemeriksaan protein urine, 8.
Pemeriksan VDRL, 9. Pemeriksaan urine reduksi, 10. Perawatan payudara,
11. Senam ibu hamil, 12. Pemberian obat malaria, 13. Pemberian kapsul
minyak beryodium, 14. Temu wicara/konseling.
Pengetahuan mengenai asuhan kehamilan dapat diperoleh melalui
penyuluhan tentang kehamilan seperti perubahan yang berkaitan dengan
kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, perawatan
diri selama kehamilan serta tanda bahaya yang perlu diwaspadai. Dengan
pengetahuan tersebut diharapkan ibu akan termotivasi kuat untuk menjaga
dirinya dan kehamilannya dengan menaati nasehat yang diberikan oleh
pelaksana pemeriksa kehamilan, sehingga ibu dapat melewati masa
kehamilannya dengan baik dengan melahirkan bayi yang sehat.
B. Kerangka Pikir
Skema kerangka fikir penelitian sebagai berikut :
Variabel Bebas Variabel terikat
Keterangan :
: Variabel Independen (Bebas)
: Variabel Dependen (Terikat)
Pengetahuan ibu Hamil
Sikap ibu Hamil
Antenatal Care
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai
beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Soeprapto, dkk.
2005:54).
Adapun variabel dalam penelitian yaitu:
1. Variabel Independen (Bebas)
adalah variabel yang nilainya menetukan variabel lain (Nursalam,
2008 : 97). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan
dan sikap ibu hamil tentang antenatal care.
2. Variabel dependen (terikat)
adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam,
2008 : 98). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah antenatal care.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif
1. Antenatal care dalam penelitian ini adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga
mampu menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan pemberian ASI
dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Pemeriksaan
kehamilan terdiri atas “14T” yaitu 1. Mengukur Tinggi badan dan berat
badan, 2. Mengukur Tekanan Darah, 3. Mengukur Tinggi Fundus Uteri,
4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan, 5.
Pemberian imunisasi TT, 6. Pemeriksaan Hb, 7. Pemeriksaan protein
urine, 8. Pemeriksan VDRL, 9. Pemeriksaan urine reduksi, 10.
Perawatan payudara, 11. Senam ibu hamil, 12. Pemberian obat malaria,
13. Pemberian kapsul minyak beryodium, 14. Temu wicara/konseling.
2. Ibu hamil dalam penelitian ini adalah seorang wanita yang datang
berkunjung ke Poli KIA dan telah dinyatakan hamil oleh bidan ataupun
dokter berdasarkan hasil pemeriksaan kehamilan yaitu tes kehamilan,
sudah tidak haid (HPHT), Pemeriksaan urine, USG, dan adanya
pergerakan janin.
3. Pengetahuan didalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil
tentang Antenatal care yaitu akibat yang ditimbulkan karena tingginya
tekanan darah, Tujuan dari T14/konseling, Indikasi dilakukannya T9/
Urine reduksi, Tujuan pemeriksaan tinggi fundus uteri, Salah satu
pemeriksaan 14 T, Jumlah tablet Fe yang dikonsumsi, Manfaat
imunisasi Tetanus Toksoid, Akibat dari kekurangan iyodium pada ibu
hamil, pada umur kehamilan berapa senam hamil dilakukan, ukuran
kenaikan berat badan yang tergolong normal, maka peneliti
memberikan pertanyaan kepada ibu hamil sebanyak 10 soal. Jika
menjawab benar diberi nilai 1 dan jika menjawab salah diberi nilai 0,
yang dinyatakan dengan kriteria objektif
Dengan kriteria objektif :
Baik : hasil persentase 80% - 100%
Cukup : hasil persentase 60% - 79%
Kurang : hasil persentase < 60% (Arikunto,2006).
4. Sikap dalam penelitian ini adalah merupakan respon tertutup seseorang
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan (Sangat setuju, setuju, ragu-
ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.)
(Notoatmodjo. 2010.hlm. 29) Objek ibu dimaknai sebagai reaksi
atau respon ibu sebagai kunjungan antenatal care. Dalam hal ini sikap
ibu dalam melakukan kunjungan antental care, yang diukur dengan
menggunakan skala likert dengan pertanyaan sebanyak 10 item, jika
jawaban responden menjawab sangat setuju (SS) diberi skor 5, setuju
(S) skor 4,kurang setuju (RR) skor 3, tidak setuju (TS) skor 2 dan
sangat tidak setuju (STS) skor 1. Dengan kategori positif negative.
Kriteria objektif :
Baik : Jika responden dapat menjawab benar 80% - 100%
pertanyaan.
Cukup : Jika responden dapat menjawab benar 60% - 79%
pertanyaan
Kurang : Jika responden dapat menjawab benar < 60% pertanyaan
Cara perhitungan pada penelitian menggunakan skala likert yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang fenomena social. Dalam skala ini, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, yang indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrument.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang
dapat berupa kata-kata (Sugiyono, 2011).
Sehingga jika didapatkan jawaban dari kuesioner dan diberikan poin
berupa nilai maka :
Pernyataan Positif No 1-5 :
Nilai 5 = Sangat Setuju
Nilai 4 = Setuju
Nilai 2 = Tidak Setuju
Nilai 1 = Sangat Tidak Setuju
Sebaliknya untuk pernyataan negative No 6-10 :
Nilai 5 = Sangat Tidak Setuju
Nilai 4 = Tidak Setuju
Nilai 3 = Ragu-ragu
Nilai 2 = Setuju
Nilai 1 = Sangat Setuju
Dimana jumlah pertanyaan sebanyak 10 setiap pertanyaan berskala 1-
50.
Skor tertinggi = 10 x 5 = 50 = 100%
Skor terendah = 10 x 1 = 10 = 20%
Kisaran (range) = skor tertinggi – skor terendah = 100% - 20% = 80%
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah pendekatan deskriptif yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil
tentang antenatal care. Penelitian ini dilakukan dengan cara pendekatan,
observasi (Notoatmodjo, 2005 : 145).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini telah dilakukan di poli KIA puskesmas poasia kota
kendari.
2. Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 1-6 juni 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang
memeriksakan kehamilannya di POLI KIA Puskesmas Poasia pada
periode januari tahun 2016 berjumlah 118.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel dalam penelitian ini
adalah ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilan yang diambil
sebesar 30% dari jumlah populasi. Menurut Notoatmodjo (2010),
apabila jumlah populasi > 100, maka sampel dapat diambil 10%-30%.
Dan apabila jumlah populasi < 100 maka sampel dapat diambil 50%,
sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini diambil 30% x 118
jumlah kunjungan ibu hamil = 35 sehingga jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 35 orang ibu hamil.
Teknik penarikan sampel dilakukan dengan metode Accidental
Sampling, yaitu yang dijadikan responden adalah ibu yang datang
berkunjung di Poli KIA Puskesmas Poasia pada saat penelitian
berlangsung dan cocok serta bersedia dijadikan responden.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
yang berisi pertanyaan pengetahuan dan sikap ibu tentang antenatal care.
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari
responden melalui pengisian lembar kuesioner yang meliputi data
tentang karakteristik responden dan gambaran pengetahuan dan
sikap ibu hamil tentang antenatal care.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang sudah ada dan diperoleh dari
instansi terkait mengenai data tentang jumlah ibu hamil dan
gambaran umum lokasi penelitian.
2. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengajukan permohonan responden (Lampiran 1), jika setuju maka
langsung menandatangani persetujuan menjadi responden, kemudian
diberikan kuesioner (Lampiran 2).
F. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan dari responden diolah dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1). Editing, melakukan penilaian terhadap data yang diperoleh kemudian
diteliti apakah terdapat kekeliruan atau data tidak lengkap dalam
penelitiannya.
2). Coding, memberikan kode pada setiap data yang ada dengan maksud
memudahkan dalam menganalisa data.
3). Scoring, member skor pada data yang telah dikumpulkan.
4). Tabulating, menyusun data dalam bentuk table distribusi frekuensi.
G. Analisa Data
Data diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator. Untuk
memperoleh distribusi frekuansi data analisa dengan menggunakan rumus
statistic :
Rumus : X = �
� x k
Keterangan :
f = frekuensi kategori variable yang diteliti
n = jumlah sampel penelitian
k = konstanta
X = Persentase hasil penelitian (Arikunto, 2002).
H. Penyajian Data
Data yang telah diperoleh dari analisa tersebut selanjutnya disajikan
dalam bentuk table yang disertai dengan penjelasan/narasi.
I. Etika Penelitian
melakukan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek
penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar
manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,
sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung
tinggi kebebasan manusia (Hidayat, 2009).
Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pesetujuan menjadi responden (informed Consent)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti
maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek
besedia, makamereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika
responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak
responden (Hidayat, 2009).
2. Tanpa nama (Aninymity)
Masalah etika penelitian kesehatan merupakan masalah
yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian
dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat,
2009).
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah ini merupakan etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun msalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Keadaan Geografis
Puskesmas Poasia terletak di Kecamatan Poasia Kota Kendari,
sekitar 9 Km dari ibukota propinsi. Sebagian besar wilayah kerja
merupakan dataran rendah dan sebagian merupakan perbukitan yang
berbatasan dengan :
a). Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
b). Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli
c). Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo
d). Sebelah Barat berbatasan denga Kecamatan Kambu.
Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha atau 44.75.
KM 2 atau 15,12 % dari luas daratan Kota Kendari terdiri dari 4 Kelurahan
definitif, Yaitu Anduonohu luas 1.200 Ha, Rahandouna luas 1.275 Ha,
Anggoeya luas 1.400 Ha dan Matabubu luas 300 Ha. dengan 82 RW/RK
dengan jumlah penduduk 25.474 jiwa serta tingkat kepadatan penduduk 49
orang/m 2 atau 490 orang/KM 2 , dengan tingkat kepadatan hunian rumah
rata-rata 5 orang/rumah.
2. Status dan Kedudukan
Status dan kedudukan Puskesmas Poasia adalah Puskesmas Rawat Jalan.
3. Sarana Kesehatan
Tabel 5.1. Sarana yang tersedia di Puskesmas Poasia adalah :
No Sarana Kesehatan Jumlah
1. Ruang Kepala Puskesmas 1
2. Ruang Tata Usaha 1
3. Ruang Kartu 1
4. Poliklinik KIA 1
5. Ruang Apotik 1
6. Ruang Anak (Poli MTBS) 1
7. Poliklinik Gigi dan Mulut 1
8. Poliklinik Umum 1
9. Ruang Imunisasi/P2M/PKM 1
10. Gudang Obat 1
11. Kamar Mandi/WC 2
Tabel 5.2. Sarana Penunjang yang ada diwilayah kerja Puskesmas Poasia
adalah :
No. Sarana Penunjang Jumlah
1. Puskesmas Pembantu 2 unit
2. Pondok Bidan Kelurahan 4 buah
3. Kendaraan Roda 4 2 unit
4. Kendaraan Roda 2 14 unit
5. Posyandu Aktif 16 unit
6. Posyandu Usia Lanjut 4 unit
7. Dukun Terlatih 4 orang
8. Kader Posyandu 75 orang
9. Toko Obat Berizin 4 buah
4. Ketenagaan
Tabel 5.3. Jumlah tenaga pegawai Puskesmas Poasia sebanyak 96 orang,
terdiri dari :
No. Tenaga Pegawai Puskesmas Jumlah
1. Dokter Umum 5 orang
2. Dokter Gigi 3 orang
3. S1 Keperawatan 4 orang
4. Kesehatan Masyarakat 13 orang
5. Perawat 43 orang
6. Perawat Gigi 1 orang
7. Bidan 20 orang
8. Tenaga Gizi 7 orang
9. Sanitarian 5 orang
10 SMA 2 orang
11. SPPM 1 orang
12. Apoteker 4 orang
13. Laboran 2 orang
14. Asisten Apoteker 3 orang
15. Gizi 6 Orang
5. Kegiatan Pokok Puskesmas
Kegiatan Puskesmas Poasia adalah :
a. Kesehatan Ibu dan Anak
b. Keluarga Berencana
c. Usaha Peningkatan Gizi
d. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit menular
e. Penyuluhan kesehatan masyarakat
f. Kesehatan lingkungan
g. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan
h. Kesehatan sekolah
i. Kesehatan keluarga
j. Perawatan kesehatan masyarakat.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tentang Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu
Hamil Tentang Ante Natal Care di Poli KIA Puskesmas Poasia Tahun 2016
yang telah dilaksanakan di Poli KIA Puskesmas Poasia selama 5 hari yaitu
sejak tanggal 1 juni s/d 6 juni 2016. Setelah data primer tersebut
dikumpulkan kemudian dilakukan pengelompokan data sesuai tujuan
penelitian, maka selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel disertai
penjelasan.
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur (ibu Hamil) di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2016
No Umur F %
1. 18-21 3 8,58
2. 22-25 11 31,42
3. 26-29 14 40,00
4. 30-34 7 20,00
Jumlah 35 100,00
Sumber: Data Primer, 2016
Dari tabel 5.4 diatas menunjukan bahwa dari 35 responden
terbanyak pada kelompok umur 26-29 tahun yaitu sebanyak 14
orang (40,00%) dan terendah pada golongan umur 18-21 tahun yaitu
sebanyak 3 orang (8,58%).
b. Pendidikan
Tabel5.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2016.
No Pendidikan f % 1. Pendidikan Dasar 11 31,42 2. Pendidikan
Menengah 19 54,29
3. Pendidikan Tinggi 5 14,29 Jumlah 100,00
Sumber: Data Primer, 2016
Dari tabel 5.5 diatas menunjukan bahwa dari 35 responden
terbanyak berpendidikan menengah berjumlah 19 orang (54,29%)
dan terendah berpendidikan tinggi berjumlah 5 orang (14,29% ).
c. Pekerjaan
Tabel 5. 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2016
No Pekerjaan f % 1. PNS 5 14,29 2. Tidak Bekerja (IRT) 30 85,71
Jumlah 35 100,00
Sumber: Data Primer, 2016
Dari tabel 5.6 diatas menunjukan bahwa dari 35 responden
terbanyak tidak bekerja (IRT) berjumlah 30 orang (85,8%) dan
terendah bekerja sebagai PNS berjumlah 5 orang (14,29%).
d. Umur Kehamilan
Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota
Kendari Tahun 2016
No Umur Kehamilan f % 1. Trimester 1 2 5,71 2. Trimester 2 24 68,57 3. Trimester 3 9 25,71
Jumlah 35 100,00
Sumber: Data Primer, 2016
Dari tabel 5.7 Diatas menunjukan bahwa dari 35 responden
memiliki umur kehamilan terbesar yaitu Trimester 2 berjumlah 24
orang (68,57%) dan terendah yaitu Trimester 1 berjumlah 2 orang
(5,71%).
e. Jumlah Kunjungan
Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2012
No Jumlah Kunjungan f % 1. 1 kali 12 34,30 2. 2 kali 15 42,86 3. 3 kali 4 11,42 4. 4 kali keatas 4 11,42
Jumlah 35 100,00
Sumber: Data Primer, 2016
Dari tabel 5.8 Diatas menunjukan bahwa sebagian besar
responden memiliki jumlah kunjungan yaitu 2 kali berjumlah 15
orang (42,86%) dan terendah yaitu 3 dan 4 kali keatas berjumlah 4
orang (11,42%)
f. Gravida
Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gravida di
Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun
2016
No Frekuensi Kehamilan f % 1. Hamil 1 kali 14 40,00 2. Hamil 2 kali 11 31,43 3. Hamil 3 kali 6 17,15 3. Hamil 4 kali keatas 4 11,42
Jumlah 35 100,00
Sumber: Data Primer, 2016
Dari tabel 5.9 Diatas menunjukan bahwa sebagian besar
responden dengan gravida 1 kali berjumlah 14 orang (40,00%) dan
terendah 4 kali keatas yaitu berjumlah 4 orang (11,42%).
2. Hasil Penelitian
Dari data hasil penelitian didapatkan frekuensi tingkat pengetahuan
ibu hamil tentang antenatal care di Poli KIA Puskesmas Poasia adalah
sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Tabel 5.10. Distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil tentang Antental Care di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2016
No Pengetahuan F % 1. Baik 5 14,29 2. Cukup 20 57,14 3. Kurang 10 28,57
Jumlah 35 100,00
Sumber: Data Primer, 2016
Dari tabel 5.10 Diatas dapat di ketahui bahwa pengetahuan
ibu hamil tentang antenatal care dengan kategori baik sebesar 5
orang (14,29%), kategori cukup sebesar 20 orang (57,14%), dan
kategori kurang sebesar 10 orang (28,57%).
b. Sikap
Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Hamil tentang Antenatal
Care di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari
Tahun 2016
No Sikap F % 1. Baik 8 22.86 2. Cukup 7 20,00 3. Kurang 20 57,14
Jumlah 35 100,00
Sumber: Data Primer, 2016
Dari tabel 5.11 diatas dapat diketahui bahwa sikap ibu
hamil tentang antenatal care dengan kategori baik sebesar 8 orang
(22,86%), dan kategori cukup sebesar 7 orang (20,00%), dan
kategori kurang sebanyak 20 orang (57,14%).
c. Tabel untuk menjelaskan Tujuan Umum (Gambaran
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Antenatal Care
(ANC)
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang antenatal care diwilayah kerja puskesmas poasia kota kendari tahun 2016
No Pengetahuan f Sikap f f % 1. Baik 5 Baik 8 13 18,57 2. Cukup 20 Cukup 7 27 38,58 3. Kurang 10 Kurang 20 30 42,85
Jumlah 70 100,00
Sumber: Data Primer, 2016
Dari tabel 5.12 diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan
dan sikap ibu hamil tentang antenatal care dengan kategori baik
sebesar 13 orang (18,57%), dan kategori cukup sebesar 27 orang
(38,58%), dan kategori kurang sebanyak 30 orang (42,85%).
C. Pembahasan
Setelah dilakukan pengolahan data sesuai dengan penelitian yang
telah dilakukan di Poli KIA Puskesmas Poasia Kota Kendari, maka hasil
penelitian dapat dibahas sebagai berikut :
1. Pengetahuan
Hasil penelitian gambaran pengetahuan ibu hamil tentang
antenatal care , 5 orang (14,29%) dari 35 responden ibu hamil mempunyai
pengetahuan baik, 20 orang (57,14%) mempunyai pengetahuan cukup, dan
10 orang (28,57%) mempunyai pengetahuan kurang.
Berdasarkan hasil diatas, dapat diketahui bahwa pada umumnya
ibu hamil yang datang ke Poli KIA Puskesmas Poasia mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang antenatal care. Pengetahuan yang cukup
tentang antenatal care menjadi salah satu faktor seseorang tidak setuju jika
pemeriksaan antenatal care tidak dilakukan. Seseorang akan melaksanakan
antental care jika ia mengetahui dampak jika melakukan antenatal care. Hal
ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa sebelum seseorang
mengadopsi perilaku (berprilaku baru), orang tersebut harus tahu terlebih
dahulu tentang arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya
(Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan itu sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
salah satunya adalah pendidikan. Pengetahuan baik yang dimiliki responden
dapat diperoleh dari pendidikan formal yang dijalani oleh responden yaitu
tingkat pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa pengetahuan sangat erat
hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan
pendidikan yang tinggi maka akan semakin luas pengetahuan dan semakin
mudah pula menerima suatu informasi.Namun perlu ditekankan bukan
berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah
pula karena peningkatan pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan non-
formal (Wawan & Dewi, 2010).
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa sebagian besar ibu hamil
dengan latar belakang pendidikan yang baik maka ibu hamil berpotensi
untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin sehingaa tanda dan bahaya
kehamilan dapat diketahui lebih dini. Seperti yang dikemukakan oleh
Nursalam (2001) bahwa pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh
seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita
tertentu. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pula terutama dalam motivasi untuk siap dan berperan dalam
pembangunan seseorang, semakim mudah ,menerima informasi sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Pengetahuan ibu hamil dalam kategori cukup dapat dijelaskan
karena masyarakat cukup mendapatkan informasi tentang manfaat antenatal
care dan hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan bayi. Oleh
karena itu sangat penting diadakan sosialisasi mengenai antenatal care
berupa penyuluhan sehingga masyarakat dapat mengetahui tentang antenatal
care.
Sedangkan kurangnya pengetahuan masyarakat yakni dipengaruhi
beberapa factor yaitu derajat penyuluhan dan jumlah kunjungan pemeriksaan
kehamilan serta pendidikan yang rendah. Namun hal ini tidak mutlak karena
pengetahuan tersebut dapat diperoleh seseorang dari berbagai macam
sumber informasi, misalnya media masa, media elektronik, buku, petugas
kesehatan, kerabat dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat membentuk
keyakinan tertentu sehingga seseorang berprilaku sesuai keyakinan tersebut.
2. Sikap
Hasil penelitian gambaran sikap ibu hamil tentang antenatal care,
dari 35 responden sebanyak 8 orang ( 22,86%) memiliki sikap baik terhadap
pemeriksaan antenatal care dan 7 orang (20,00%) memiliki sikap yang
cukup terhadap pemeriksaan antenatal care, dan 20 orang (57,14%) memiliki
sikap yang kurang terhadap pemeriksaan antenatal care.
Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki sikap yang kurang yaitu 20 orang (57,14%). Hal ini
dapat dikatakan bahwa responden tersebut kurang atau tidak memanfaatkan
media yang ada sebagai sarana untuk memperluas informasi. Hal ini sejalan
dengan teori Notoatmodjo (2007) bahwa informasi yang diperoleh baik dari
pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka
pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
Selain itu, Faktor lingkungan yaitu jarak antara lingkungan tempat tinggal
dengan tempat pelayanan kesehatan (puskesmas), serta Pengalaman individu
itu sendiri yaitu gravida (kehamilan ke berapa).
Selain itu, hasil penelitian juga menunjukan sikap responden dalam
kategori cukup berjumlah 7 orang (20%) karena pengetahuan dalam kategori
baik dan cukup sehingga ibu hamil mampu mengaplikasikan ilmu yang
dimiliki dalam kondisi yang sebenarnya. Hal ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan Notoatmodjo (2003) dalam Wawan & Dewi (2010) bahwa
aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya).
Sedangkan sikap dalam kategori baik hanya berjumlah 8 orang
(22,86%) . Hal ini menunjukan bahwa sebagian kecil responden yang
mampu memanfaatkan media massa sarana dan prasarana yang ada sehingga
tidak mengetahui pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk mencegah
terjadinya komplikasi kehamilan. Dengan demikian, ibu hamil tidak mampu
mengaplikasikan dalam kehidupan sebenarnya.
Sikap positif yang dimiliki responden diharapkan dapat
membentuk prilaku yang positif pula. Hal ini sejalan dengan teori yang
menyatakan bahwa perubahan prilaku melalui proses perubahan
pengetahuan, sikap, dan praktek. Setelah seseorang mengetahui stimulus
atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat
terhadap objek tersebut, maka proses selanjutnya diharapkan akan
melaksanakan atau mempraktekan apa yang diketahui dan disikapinya
(Notoatmodjo, 2003).
Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan sikap adalah
media massa. Sikap positif responden dapat terbentuk karena informasi-
informasi yang mereka dapatkan tentang antenatal care. Hal ini sesuai
dengan teori dalam buku yang ditulis oleh sarlito sarwono (2010) bahwa
salah satu faktor yang mempengarhi tebentuknya sikap yaitu sifat objek
dimana seseorang akan cenderung memilih sikap positif pada objek yang
dianggapnya baik. Namun sikap dapat berubah –ubah sesuai dengan keadaan
lingkungan disekitar individu yang bersangkutan pada waktu dan tempat
yang berbeda-beda sehingga sikap positif yang dimiliki seseorang dapat
berubah menjadi sikap negatif.
Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2006), bahwa tindakan
merupakan terbentuknya suatu prilaku dimulai dari penegetahuan tentang
sesuatu dan selanjutnya menimbulkan respon dalam bentuk sikap yang
akan menimbulkan respon yang lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan.
Pengetahuan akan sesuatu hal dan adanya pengetahuan terhadap manfaat
sesuatu hal dapat menyebabkan orang memiliki sikap positif atau negative
terhadap hal tersebut yang akhirnya dapat menimbulkan suatu pilihan
untuk dilaksanakan atau tidaknya suatu sikap, namun jika seseorang tidak
mengetahui suatu hal dengan jelas, maka sulit baginya untuk menentukan
sikap dalam mewujudkan suatu perbuatan. Suatu sikap belum otomatis
terwujud dalam suatu tindakan, untuk terwujudnya sikap agar menjadi
suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi
yang memungkinkan antara lain fasilitas.
3. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil
Hasil penelitian gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil
tentang antenatal care, sebanyak 13 orang ( 18,57%) memiliki sikap baik
terhadap pemeriksaan antenatal care dan 27 orang (38,58%) memiliki sikap
yang cukup terhadap pemeriksaan antenatal care, dan 30 orang (42,85%)
memiliki sikap yang kurang terhadap pemeriksaan antenatal care.
Pengetahuan adalah sejumlah informasi yang dikumpulkan yang
dipahami dan pengenalan terhadap sesuatu hal atau benda-benda secara
obyektif. Pengetahuan juga berasal dari pengalaman tertentu yang pernah
dialami dan yang diperoleh dari hasil belajar secara formal, informal dan
non formal (Mangindaan, 1996) dalam penelitian ini diperoleh tingkat
pengetahuan dan sikap ibu hamil baik yaitu 13 orang (18,57%), sedangkan
pengetahuan cukup yaitu 27 orang (38,58%). Dan pengetahuan kurang yaitu
30 orang (42,85%). Hal ini terjadi karena ibu hamil masih kurang
mendapatkan informasi mengenai penatalaksanaan Antenatal Care (ANC).
Selain itu juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang
penatalaksanaan antenatal care.
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pengetahuan dan
perilaku serta pemahaman ibu hamil tentang antenatal care. Semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka semakin baik pula pemahaman ibu hamil
tentang antenatal care.
Sikap adalah perilaku sebagai reaksi atau respon seseorang yang
masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap tidak
dapat langsung dilihat hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu secara nyata
sikap menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu (Notoafinodjo S, 2005).
Menurut katz, individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-
hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk
sikap negative terhadap hal-hal yang dirasakan akan merugikan dirinya. Ini
dapat diartikan bahwa semakin seseorang mengerti dan memiliki
pengetahuan yang baik tentang antenatal care, maka orang tersebut
cenderung bersifat lebih baik atau positif, begitupun sebaliknya.
Factor pendidikan dan pengalaman hanya merupakan salah satu
factor yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap seseorang
khususnya ibu hamil, akan tetapi dilain pihak banyak factor-faktor
eksternal (seperti lingkungan, pengalaman, kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi) tentang antenatal care yang bisa mempengaruhi seseorang.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan mengenai
pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang antenatal care di Puskesmas
Poasia Kota Kendari menunjukan bahwa pengetahuan ibu hamil cukup
sebanyak 20 orang (57,14%) dan sikap yang yang kurang sebanyak 20
orang (57,14%) dengan penjabaran sebagai berikut :
1. Ibu hamil memiliki pengetahuan cukup tentang pelaksanaan antenatal
care yaitu sebesar 20 orang (57,14%), ibu yang memiliki pengetahuan
kurang tentang pelaksanaan antenatal care yaitu sebesar 10 orang
(28,57%), dan ibu yang memiliki pengetahuan baik sebesar 5 orang
(14,29%).
2. Ibu hamil memiliki sikap yang kurang terhadap pelaksanaan antenatal
care yaitu sebesar 20 orang (57,14%) dan ibu hamil yang memiliki
sikap yang cukup terhadap pelaksanaan antenatal care yaitu sebesar 7
orang (20%), dan ibu yang memiliki pengetahuan baik sebesar 8 orang
(22,86%).
3. Ibu hamil memiliki pengetahuan dan sikap kurang tentang antenatal
care yaitu 30 orang ( 42,85%) memiliki sikap kurang terhadap
pemeriksaan antenatal care, 27 orang (38,58%) memiliki sikap yang
cukup terhadap pemeriksaan antenatal care, dan 13 orang (18,57%)
memiliki sikap yang baik terhadap pemeriksaan antenatal care.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat diajukan
saran sebagai berikut :
1. Bagi institusi diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian
lanjutan dan dapat menjadi informasi bagi pendidikan khususnya
Kemenkes Poltekes Kendari Jurusan Keperawatan.
2. Bagi Puskesmas Poasia diharapkan dapat menjadi sumber informasi
untuk lebih meningkatkan lagi dalam memberi penyuluhan kepada ibu
hamil sehubungan dengan pelaksanaan antenatal care.
3. Bagi peneliti sebaiknya dapat menambah wawasan dalam menunjang
peningkatan pengetahuan sumber daya manusia tentang pelayanan
antenatal care dan pengembangan ilmu pengetahuan.
4. Bagi Responden sebaiknya untuk lebih meningkatkan motivasinya
untuk datang memeriksakan kehamilan di Puskesmas agar
mendapatkan informasi lebih banyak tentang kesehatan khususnya
tentang pemeriksaan ANC.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, S. (2010) Metode Penelitian Kesehatan, edisi revisi, Rineke Cipta. Jakarta
Aprillia Y. Hipnostetri : rileks, nyaman, dan aman saat hamil & melahirkan.
Jakarta: :Gagas Media ; 2010. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Ilmu kebidanan, penyakit
kandungan dan KB untuk pendidikan bidan edisi 2. Jakarta : EGC ; 2010.
Saifuddin AB. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBP-SP ; 2009.
Puskesmas Poasia. 2015. Profil Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2013-2015. Kendari
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Rineka Cipta.
Jakarta
Ika Pantiawati dan Saryono, 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) Yogyakarta : Nuha Medika
Purwaningsih, Wahyu, dkk.2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta ; Nuha Medika
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
A. Wawan dan Dewi.M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia, Cetakan 1. Nuha Medica : Jakarta.
Laelymushofah-unipdu.blogspot.co.id /2011/05/konsep-antenatal-care-anc.html
Bidankugl.blogspot.co.id/2013/03/ standar-pelayanan-ante-natal-care-anc.html
Kti-akbid.blogspot.co.id/2011/04/kti-tingkat-peng etahuan-ibu-hamil_4889.html
Infomediakita.blogspot.co.id/2013/04/karya-tulis-ilmiah-gambaran-
pengetahuan.html
Dr-suparyanto.blogspot.co.id /2013/06/sikilas-tentang-ante-natal-care-anc.html
Lampiran 1.
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Calon Responden
Di-
Tempat
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Politeknik Kementerian Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan, yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nurhikmah
NIM : P00320013059
Status : Mahasiswi DIII Jurusan Keperawatan Poltekkes Kendari
Akan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu
Hamil Tentang Ante Natal Care Di Poli KIA Puskesmas Poasia Tahun 2016 ”.
Untuk kepentingan tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian dan bersedia untuk mengisi kuesioner yang
telah saya sediakan.
Demikian lembar permohonan ini, atas partisipasi dan kerjasamanya saya
ucapkan terima kasih.
Kendari, 2016
Peneliti
NURHIKMAH
NIM. P00320013059
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
Nama (Inisial) : ……………………………………………..
Alamat Rumah :………………………………………………..
Bersama ini saya menyatakan kesediaan sukarela menjadi responden pada
penelitian saudara NURHIKMAH, dengan judul “Gambaran Pengetahuan dan
Sikap Ibu Hamil Tentang Antenatal Care (ANC) di Poli KIA Puskesmas Poasia
Tahun 2016”.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan semoga dapat
memenuhi harapan saudara.
Peneliti Kendari, 2016
NURHIKMAH (……………………)
Lampiran 3
LEMBAR KUISIONER
Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pekerjaan :
4. Pendidikan :
5. Umur Kehamilan :
6. Kunjungan Ke :
7. Hamil Ke :
Petunjuk Pengisian Kuisioner
Jawablah pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda silang (X) pada
jawaban yang dianggap benar.
A. Pertanyaan untuk Pengetahuan Ibu hamil tentang antenatal care
1. Tekanan darah yang normal adalah 110/80-140/90 mmHg selama
kehamilan.Bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya…
a. Anemia
b. Hiperemesis Gravidarum
c. Preeklampsi.
2. Tujuan utama dari T14 atau konseling pada antenatal care yaitu…
a. Untuk membantu ibu hamil memahami kehamilannya
b. Untuk mempercepat proses persalinan
c. Melakukan pemeriksaan abdominal untuk memperkirakan usia
kehamilan
3. Pemeriksaan urine reduksi atau T9 hanya dilakukan pada ibu hamil
dengan indikasi penyakit….
a. Penyakit gula/ DM (Diabetes Melitus)
b. Anemia
c. Hipertensi
4. Tujuan pemeriksaan tinggi fundus uteri adalah…
a. Menentukan Denyut Jantung Janin
b. Menentukan letak janin
c. Menentukan umur kehamilan
5. Dalam pemberian asuhan kehamilan dikenal istilah 13 T yang salah
satunya adalah….
a. Timbang berat badan
b. Mempersiapkan persalinan cukup bulan
c. Mengurangi angka kematian bayi
6. Selama hamil jumlah tablet penambah darah Fe yang sebaikya di
konsumsi oleh ibu hamil adalah…..
a. 70 tablet
b. 80 tablet
c. 90 tablet
7. Apakah manfaat dari imunisasi Tetanus Toksoid (TT)?
a. Untuk mencegah terjadinya penyakit anemia
b. Untuk mencegah terjadinya hipertensi (tekanan darah tinggi)
c. untuk mencegah ibu dan janinnya dari penyakit tetanus toksoid
8. kekurangan yodium pada ibu hamil dapat mengakibatkan……
a. Anemia pada ibu
b. Hipertensi pada ibu
c. Gangguan pertumbuhan pada janin
9. Senam ibu hamil atau T11 sebaiknya dilakukan pada umur kehamilan…..
a. 12 minggu
b. 16 minggu
c. 22 minggu
10. Selama Kehamilan, kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong
normal adalah…
a. 0,4 – 0,5 kg
b. 0,6 – 0,7 kg
c. 0,7 – 0,8 kg
B. Pertanyaan untuk Sikap ibu tentang antenatal care
NO Pernyataan SS S RR TS STS
1. Selama kehamilan, ibu harus
mengontrol atau tetap menjaga
agar tekanan darah tetap berada
pada rentang normal yaitu
110/80-140/80.
2. Selama kehamilan, ibu harus rutin
melakukan konseling atau temu
wicara agar ibu dapat memahami
tentang kehamilannya.
3. .Selama kehamilan, ibu harus
dilakukan pemeriksaan urine
reduksi pada pemeriksaan
antenatal care untuk mengetahui
apakah ibu ada indikasi penyakit
tertentu.
4. Selama kehamilan, pemeriksaan
tinggi fundus uteri sangat penting
dilakukan oleh ibu hamil agar
dapat mengetahui umur
kehamilan.
5. Selama kehamilan, Tinggi badan
dan Berat Badan ibu harus selalu
ditimbang ketika melakukan
pemeriksaan ANC.
6. Selama hamil, ibu tidak harus
mengkonsumsi tablet Fe
sebanyak 90.
7. Selama kehamilan, ibu tidak
harus mendapatkan imunisasi
Tetanus Toksoid.
8. Selama kehamilan, ibu tidak
boleh mengkonsumsi garam
beryodium
9. Selama kehamilan, sebaiknya ibu
tidak melakukan senam hamil
10. Selama kehamilan, sebaiknya ibu
tidak mengatur pola makannya.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju : 5
S : Setuju : 4
RR : Tidak setuju : 3
TS : Tidak setuju : 2
STS : Sangat Tidak Setuju : 1
KUNCI JAWABAN
A. KUNCI JAWABAN
1. C
2. A
3. A
4. C
5. A
6. C
7. C
8. C
9. C
10. A