Post on 13-Dec-2020
E learning aplikasi MPKP untuk mahasiswa SI Paralel
Petunjuk : bacalah modul ini dan jawab pertanyaan, ditulis tangan dikerjakan saat jam kuliah secara pribadi, jawabannya saja dalam bentuk huruf dan di wa kan ke pengajar (HP : 081231508705) 1. Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksnakan
oleh perawat , disamping pasien dilibatkan untuk membehas dan melaksanakan asuhan
keperawatan disebut….
a. Negosiasi
b. Delegasi
c. Ronde keperawatan
d. Discharge planning
e. PKMRS
2. Dibawah ini yang terlibat dalam melaksanakan ronde keperawatan adalah sebagai berikut
kecuali…
a. Perawat primer
b. Konsuler
c. Kepala ruangan
d. Kepala departemen keperawatan
e. Pasien/keluarga
3. Karakteristik dari ronde keperawatan adalah
1. Klien dilibatkan secara langsung
2. PP merupakan focus kegiatan
3. PA,PP dan konsuler melakukan diskusi bersama
4. PP memfasilitasi kreatifitas
4. Tujuan kegiatan ronde keperawatan adalah dibawah ini kecuali….
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis
b. Menumbuhkan pemikiran tentang hasil pengkajian yang bersal dari PP
c. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan
d. Meningkatkan validitas data klien
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
5. Peran perawat primer dan perawat assosciate adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
2. Menjelaskana masalah keperawatan utama
3. Menjelakskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
4. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
6. Peran perawat primer lain dan konsuler adalah …
1. Memberikan justifikasi
2. Menilai kebenaran dari masalah, intervensi dan tindakan
3. Mengarahkan dan koreksi
4. Memimpin jalannya ronde keperawatan
7. Yang berperan pada tahap pra ronde adalah
a. Karu
b. PP
c. PA
d. PP lain
e. Konsuler
8. Pada tahap persiapan dalam ronde keperawatan adalah….
1. Penetapan pasien
2. Penetapan tinbdakan keperawatan
3. Pemberian informed consent pada klien
4. Menduskusikan hasil temuan
9. Yang dilakukan tahap ronde pada bed pasien adalah …
1. Validasi data
2. Diskusi karu, PP, perawat konselor
3. Analisa data
4. Penyajian masalah
10. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan ronde adalah :
1. Penjelasan tentang klien oleh karu
2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus
3. Pemberian justifikasi oleh PP lain, karu, konselor, pasien dan keluarga
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan ditetapkan
11. Penanggung jawab pengelolaan obat di ruangan rawat inap adalah…
a. Kepala ruangan
b. PP
c. PA
d. Staf farmasi
e. Pembantu perawat
12. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan obat adalah…
1. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil keluarga diserahkan pada perawat tanpa
lembar serah terima obat
2. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis, jumalh dan sediaan dalam kartu control
dan diketahui oleh keluarga
3. Keluarga mendapatkan salinan obat yang harus diminum tanpa kartu sediaan obat
4. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat
13. Yang perlu diperhatikan saat pemberian obat adalah sebagai berikut, kecuali…
1. Menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping
2. Tempat/wadah obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi
3. Pantau adanya efek samping pada pasien
4. Obat yang hilang/berkurang/ jumlah tidak sesuai dengan perhitungan diklarifikasikan
pada pasien
14. Dibawah ini tentang obat khusus adalah…
1. Memiliki harga yang cukup mahal
2. Menggunakan route pemberian yang cukup sulit
3. Memeliki efek samping yang cukup besar
4. Hanya dinerikan dalam waktu tertentu/sewaktu saja
15. Bagian-bagian dalam serah terima obat adalah sebagai berikut, kecuali….
1. Identitas pasien
2. Nama, jumlah dan bentuk Lisonopril/X/tab
3. Tanda tangan dan nama yang menyerahkan dan menerima obat
4. Dosis dan cara misalnya 5 gr / oral
16. Bagian – bagian dalam buku pemberian obat adalah….
1. Hari/tanggal/jam pemakaian obat
2. Hari/tanggal jam penyerahan obat sisa
3. Terapi/ dosis / cara pemberian obat
4. Sisa obat
17. Penulisan yang tepat tentang jadwal pemberian dan dosis obat Lisonopril 10 mg/tab
diberikan 3 x 5 mg adalah…
a. Lisonopril 3 x 5 mg/oral
b. ½ - ½- 1/2
c. 10 – 10 – 10
d. 5 – 5- 5
e. B dan D benar
18. Dibawah ini termasuk contoh pendelegasian yang terencana ;
1. Tugas karu kepada katim
2. Tugas karu kepada penanggung jawab shift
3. Ketua tim kepada perawat pelaksana
4. Perawat pelaksana kepada perawat pelaksana
19. Delegasi dalam praktik keperawatan professional sering ditemukan mengalami masalah ,
dimana proses delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Ketidakefektifan atau kesalahan
yang sering ditemukan anatara lain :
1. Under delegasi
2. Over delegasi
3. Pelimpahan yang tidak adekuat
4. Ketersediaan sumber dan sarana
20. Delegasi yang baik tergantung dari keseimbangan antara ….
1. Responsibility
2. Accountability
3. Autority
4. Efektivitas
21. Konsep dasar yang mendasari efektifitas dalam pendelegasian adalah sebagai berikut,
kecuali….
a. Delegasi adalah cara untuk mengurangi tanggung jawab
b. Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasi seimbang
c. Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung jawabnya
d. Dukungan perlu diberikan pada semua anggota
e. Penerima tugas limpah harus aktif
22. Pendelegasian yang jelas harus meliputi unsure sebagai berikut, kecuali
1. Tujuan yang jelas secara fisik dan psikis
2. Target waktu
3. Pelaksanaan tindakan
4. Empowering
23. Dalam pendelegasian dukungan pada semua anggota sangat dibutuhkan seperti:
1. Suasana asertif
2. Empowering
3. Kemudahan melaksanakan tugas
4. Rasa kebersamaan
24. Dibawah ini merupakan tempat dan kapan pendelegasian dapat dilaksanakan, kecuali…
a. Tugas rutin
b. Tugas yang tidak mencukupi waktunya
c. Penyelesaian masalah
d. Peningkatan kemampuan
e. Tugas yang bersifat tekhnis
25. Dibawah ini adalah hal-hal yang menyebabkan manager gagal dalam pendelegasian, kecuali:
a. Manager yang perfeksionis
b. Manager tidak senang dengan pendelegasian
c. Manager tidak tahu bagaimana delegasi dilakukan
d. Manager tidak mempunyai otonomi untuk mendelegasikan
e. Manager mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan
26. Dibawah ini adalah hal-hal yang menyebabkan staf resisten terhadap tugas limpah, kecuali…..
a. Staf tidak mempunyai kemampuan untuk mengerjakan
b. Upaya staf yang pertama telah gagal
c. Aktivitas staf mungkin tidak disetujui oleh manajer
d. Staf memiliki ototnomi untuk melaksanakan
e. Staf kurang percaya diri / pesimis bahwa supervisor akan mendukungnya
27. Keberhasilan suatu tugas limpah akan ditentukan oleh factor-faktor tersebut dibawah ini,
kecuali …
a. Komunikasi yang jelas dan lengkap
b. Ketersediaan sumber dan sarana
c. Monitoring
d. Pelaporan kemajuan tugas limpah
e. Kompromi atau negosiasi
28. Rencana kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing,
yang dibuat setiap shif sesuai dengan peranya masing –masing diebut :
A. Rencana harian
B. Rencana bulanan
C. Rencana tahunan
D. Rencana perawat pelaksana
29. Dalam Metode penugasan Tim- Primer, yang membuat perencanaan asuhan keperawatan
merupakan tugas dari seorang :
A. Kepala Ruangan
B. Ketua Tim
C. Kepala ruangan – Ketua Tim
D. Ketua Tim – Perawat Pelaksana
30. Komunikasi Katim & perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada
shift tersebut yang dipimpin oleh Katim, disebut :
A. Operan
B. Pre converence
C. Post converence
D. Ronde keperawatan
31. Pre converence bisa ditiadakan bila :
A. Yang dinas hanya satu orang D. Hari minggu / libur
B. Katim berhalangan hadir E. Ada kasus darurat
C. Karu ada kepentingan lain
32. Tujuan dari Ronde Keperawatan adalah, kecuali :
A. Mendiskusikan alternative penyelesaian masalah asuhan keperawatan
B. Meningkatkan koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan
C. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam menangani kasus
D. Meningkatkan hubungan personal antara pasien satu dengan yang lain.
33. Yang bertugas melakukan audit asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan di
ruangannya, kemudian menindak lanjutinya adalah :
A. Kepala ruang
B. Katim
C. Perawat primer
D. Perawat pelaksana
34. Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan
oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk mermbahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan akan tetapi pada kasus terntentu harus dilakukan oleh penanggung jawab jaga
dengan melibatkan seluruh anggota tim:
A. Catatan harian
B. Supervisi
C. Pendelegasian
D. Ronde keperawatan
35. Yang memimpin kegiatan operan (timbang terima) adalah :
A. Kepala ruang
B. Katim
C. Perawat primer
D. Perawat pelaksana
36. Yang memimpin kegiatan pre dan post conferen adalah :
A. Kepala ruang
B. Katim
C. Perawat primer
D. Perawat pelaksana
37. Tujuan dilaksanakan supervisi adalah .....
a. Pemenuhan kebutuhan akreditasi
b. Peningkatan ketrampilan perawat
c. Peningkatan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas
d. Pemenuhan dan peningkatan pelayanan yang berfokus pada kebutuhan dan keterampilan
perawat
e. Semua salah
38. Peran supervisor adalah :
1. Perencana 3. Pengarah
2. Pelatih 4. Penilai
39. Dibawah ini adalah prinsip supervisi yang meliputi ....
1. Dilakukan sesuai struktur organisasi
2. Dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dan motivasi
3. Proses kerjasama yang demokrasi antara supervisor dan perawat pelaksana
4. Fungsi supervisi bersifat sangat rahasia yang dilakukan secara mendadak
40. Yang diperlukan oleh seorang supervisi adalah .....
1. Pengetahuan dasar manajemen
2. Keterampilan hubungan antar manusia
3. Kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan
4. Pengalaman kerja lebih 25 tahun
41. Dibawah ini adalah pelaksana supervisi, kecuali :
1. Kepala ruangan
2. Ka Bid Perawatan
3. Kasi Perawatan
4. Perawat pelaksana
42. Untuk menjadi supervisor yang baik diperlukan kompetensi yang harus dimiliki dalam
melaksanakan supervisi :
1. Interpersonal 3. interpreneur
2. Knowledge 4. Sosio ekonomi
43. Timbang terima dinas sore ke dinas malam langsung dipimpin oleh .....
a. Kepala ruangan
b. Penanggung jawab tim sore
c. Penanggung jawab tim malam
d. Perawat yang ada
e. Wakil kepala ruangan
44. Pelaksanaan timbang terima dilakukan di .....
a. Nurse station
b. Ruang kepala ruangan
c. Ruang supervisor
d. Salah satu ruang pasien
e. Salah semua
45. Tahap persiapan pelaksanaan timbang terima dilaksanakan di ....
a. Nurse statiton
b. Bed pasien
c. Ruang Karu
d. Ruang PP yang dinas saat itu
e. Benar semua
46. Yang berperan penting dalam timbang terima saat melakukan validasi data di bed pasien
adalah :
a. Kepala ruangan
b. Perawat Primer
c. Perawat Assosiate
d. Supervisi
e. Semua benar
47. Valisadi data saat di pasien seharusnya tidak berulang-ulang dengan alokasi waktu tiap pasien:
a. 3 menit
b. 5 menit
c. 10 menit
d. 15 menit
e. 20 menit
48. pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan menggunakan tim yang terdiri atas
kelompok klien dan perawat disebut :
a) Metode Fungsional
b) Metode TIM
c) Metode Primer.
d) Metode Kasus
e) Survey kasus
49. Beban kasus pasien untuk satu perawat primer adalah :
a) 1- 2 orang
b) 2-3 orang
c) 4-5 orang
d) 4-6 orang
e) 6-7 orang
50. Dalam Metode penugasan Tim- Primer, yang membuat perencanaan asuhan keperawatan
merupakan tugas dari seorang :
a) Kepala Ruangan
b) Ketua Tim
c) Kepala ruangan – Ketua Tim
d) Ketua Tim – Perawat Pelaksana
e) Clinikal instrktur
Timbang terima (operan)
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan komplit tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer penanggung jawab dinas pagi, sore, atau malam secara tulisan dan lisan. Operan dinas malam ke perawat dinas pagi, dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dinas sore ke dinas malam langsung dipimpin oleh penanggung jawab tim sore ke penanggung jawab tim malam.
Seluruh perawat dinas pagi dan malam berkumpul di ruang perawat, kepala ruang memberi pengarahan secara umum dan penekanan pada hal-hal yang perlu diperhatikan. Untuk selanjutnya dilakukan ronde keliling dengan operan langsung ke pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Sampai saat ini Kegiatan operan lebih terfokus pada masalah kolaborasi, lalu mahasiswa melakukan diskusi dengan perawat yang ada serta dibuat panduan operan yang lebih terfokus pada masalah keperawatan, tindakan yang sudah dilakukan dan rencana tindak lanjut, serta pencatatan jumlah cairan terakhir. Saat operan, terjadi tanya jawab dan klarifikasi data atau pasien dan perawat pemberi dan penerima laporan diarahkan oleh mahasiswa terutama untuk penentuan masalah keperawatan dan prioritas masalah. Beberapa tujuan dilakukan timbang terima antara lain adalah: 1) Menyampaikan kondisi atau keadaan klien (Data Fokus). 2) Menyampaikan diagnosis keperawatan klien. 3) Menyampaikan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan kepada klien. 4) Menyampaikan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif yang belum dilakukan kepada klien. 5) Menyampaikan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya. 6) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya 7) Mendokumentasikan timbang terima Tahapan yang dilakukan pada saat timbang terima antara lain: 1) Tahap Persiapan
a) Persiapan Alat o Status pasien o Format timbang terima o Workshet
b) Persiapan Pasien o Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2) Prosedur Pelaksanaan a) Persiapan
o Kedua kelompok dinas sudah siap dan berkumpul di Nurse Station o Kelompok yang akan bertugas menyiapkan catatan (Work Sheet) , PP yang akan mengoperkan
menyiapkan lembar timbang terima o Kepala rungan membuka acara timbang terima dilanjutkan dengan doa bersama dan
membacakan visi, misi, dan motto
b) Pelaksanaan
APLIKASI PRAKTIK MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM DALAM
KEPERAWATAN BAGI MAHASISWA
o PP dinas malam melakukan timbang terima pada PP dinas pagi, hal-hal yang perlu disampaikan saat timbang terima : - Identitas klien dan diagnosis medis - Masalah keperawatan yang muncul. - Data Fokus (Keluhan subyektif dan obyektif) - Rencana keperawatan yang sudah/belum dilaksanakan. - Tindakan kolaboratif. - Persiapan rencana umum yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang,
konsul, prosedur tindakan tertentu), perlu disampaikan untuk ditindak lanjuti. o PP dinas pagi melakukan klarifikasi terhadap data yang disampaikan. o Mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat. o Lama timbang terima setiap pasien kurang lebih 5 menit, kecuali kondisi khusus yang
memerlukan keterangan lebih rinci. o Karu diikuti semua perawat keliling ke tiap klien. PP dinas pagi melakukan validasi data.
3) Penutup a) Perawat kembali ke Nurse Station. Diskusi tentang hasil validasi. b) Setelah proses timbang terima selesai dilakukan maka kedua PP menandatangani laporan
timbang terima diketahui oleh Karu. c) Karu menutup timbang terima, Karu memberikan reward kepada PP dinas malam dan
mengucapkan selamat bekerja kepada PP dinas pagi. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan pada keadaan timbang terima antara lain adalah : 1) Dilaksanakan tepat waktu, setiap pergantian shif 2) Dipimpin oleh Karu atau penanggung jawab pasien (PP). 3) Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas. 4) Adanya unsur bimbingan, pengarahan serta tanggung jawab 5) Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan menggambarkan kondisi klien saat
ini serta menjaga kerahasiaan klien 6) Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan klien. 7) Saat timbang terima dikamar klien, menggunakan volume suara yang cukup sehingga klien di
sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang privacy bagi klien. Semua yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didepan pasien.
8) Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya dibicarakan di Nurse station. Alur Timbang Terima
Pasien
Diagnosis Medis/
Masalah Kolaboratif
Diagnosis Keperawatan
Rencana Tindakan
Yang Telah Dilakukan Yang Akan Dilakukan
Perkembangan Keadaan Pasien
Masalah
Teratasi,
Belum Teratasi
Teratasi Sebagian
Muncul masalah baru
Pre post conference
Pengertian Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinikdan kegiatan konsultasi.
Conference dilakukan sebelum dan sesudahmelaksanakan asuhan keperawatan pada pasienKonferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, soreatau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. Konferensi sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangigangguan dari luar. Prosedur : 1) Karu/Pj shift membuka acara 2) Katim memberitahu kepada perawat pelaksana tentang tindakan asuhan keperawatan yang akan
dilakukan kepada masing-masing pasien 3) Katim memberikan arahan dalam asuhan yang telah diberikan 4) Katim menutup acara 5) Catat pada buku pendokumentasian Sikap: Teliti, sopan, sabar dan bertanggung jawab Setelah operan dan pengarahan dari kepala ruangan, ketua tim melakukan kegiatan pre-post conference bersama anggota timnya dan membagi habis pasien sesuai dengan pasien kelolaan dan pasien titipan pada shiftnya. Mahasiswa berdiskusi dengan kepala ruang tentang metode penugasan tim primer, bersama-sama dengan ketua tim menentukan tingkat ketengantungan pasien agar mempunyai persepsi yang sama sehingga dalam pembagian tugas perawat pelaksana disesuaikan tingkat ketergantungan pasien. Pelaksanaan kegiatan pre-post conference pada umumnya sudah dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan, tetapi para perawat belum terbiasa. Tahapan 1. Pre Conference
a. Definisi Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksanasetelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yangdipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada timtersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi preconference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahanrencana dari katim dan penanggung jawab tim(Modul MPKP, 2006)
b. Tujuan 1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,merencanakan asuhan dan
merencanakan evaluasi hasil 2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan 3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaanpasien
c. Waktu, tempat dan penanggung jawab Waktu pre conference adalah pada saat setelah operan di Nurse station dan penanggung jawab adalah ketua tim.atau penanggung jawab tim
d. Kegiatan 1) Ketua tim atau Penanggung jawab tim membuka acara 2) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanjakan rencanaharian masing 3) masing perawat pelaksana 4) Ketua tim atau Penanggung jawab tim memberikan masukandan tindakan lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saatitu. 5) Ketua tim atau Penanggung jawab tim memberikanreinforcement 6) Ketua tim atau Penanggung jawab tim menutup acara
e. Syarat Pelaksanaan 1) Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhankeperawatan 2) Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit 3) Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentangkeadaan pasien, perencanaan
tindakan rencana dan data-datayang perlu ditambahkan
4) Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketuatim dan anggota tim 2. Post Conference
a. Definisi komunikasi katim dan perawatpelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelumoperan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasilaskep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindaklanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (ModulMPKP, 2006)
b. Tujuan Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai
c. Waktu, Tempat dan Penanggung Jawab Waktu post conference adalah sebelum operan dinas berikutnya di Nurse stasion dan yang bertanggung jawab adalah ketua tim dan penanggung jawab tim
d. Kegiatan 1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara 2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhanyang telah diberikan. 3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjutasuhan klien yang harus dioperkan
kepada perawat shiftberikutnya. 4) Ketua tim atau Pj menutup acara
e. Syarat 1) Post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan 2) Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit 3) Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentangkeadaan pasien, perencanaan tindakan
rencana dandata-data yang perlu ditambahkan Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan,ketua tim dan anggota tim
FORMAT PRE DAN POST CONFERN
Hari : ..........
Tanggal : ..........
Ruangan : .........
No Nama &
RM
Diagnosa &
keluhan utama
Tanda-tanda Vital G
C
S
Rencana tindakan Evaluasi Ket. TD N R S
Supervisi Dalam Keperawatan
Pendahuluan
Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan non kesehatan. Perawat memberikan pelayanan dan asuhan menggunakan suatu system management of nursing care delivery. Manajemen pelayanan keperawatan di rumah sakit terintegrasi dengan pelayanan kesehatan lain, karena sasaran yang ingin dicapai ialah pasien. Pelayanan keperawatan di berbagai negara relative sama, hanya saja di Indonesia memiliki keunikan tersendiri mengingat faktor kemajemukan pendidikan perawat (Nurachmah, 2000). Kemajemukan ini membawa dampak pada tidak konsistennya sistem pelayanan keperawatan. Fungsi manajemen tidak mampu diperankan oleh perawat di sebagian besar rumah sakit di Indonesia. Salah satu fungsi manajemen ialah directing dimana didalamnya terdapat kegiatan supervisi keperawatan. Fakta menunjukkan pelaksanaan supervisi keperawatan di berbagai rumah sakit belum optimal.
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segala bantuan dari pemimpin atau penanggung jawab keperawatan yang bertujuan untuk perkembangan para perawat dalam mencapai tujuan pelayanan keperawatan, Supervisi meliputi kegiatan kegiatan merencanakan, mengarahkan, membimbing mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.
Makna dari supervisi yang lebih demokratis, bukan hanya mengawasi seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat bagaimana memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlukan sebagai partner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikut sertakan dalam usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi dapat diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya.
Supervisi keperawatan adalah upaya yang berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat. Supervisi dapat juga diartikan sebagai proses yang memacu anggota unit kerja untuk berkontribusi secara aktif dan positif agar tujuan organisasi tercapai. perawat dapat dikelompokan kedalam beberapa kelompok yaitu perawat pelaksana, ketua tim dan kepala ruangan. Perawat pelaksana adalah seseorang yang berperan dalam merawat, memelihara dan membantu serta melindungi orang yang sakit, cedera dan proses penuaan (ANA,2000). Perawat pelaksana bertindak sebagai comforter, protector, advocate, communicator, serta rehabilitator (Sieglar, 2000). Perawat pelaksana akan di manejeri oleh seorang ketua tim. Ketua tim adalah seorang yang bertugas mengkoordinasi perawat pelaksana dalam melakukan proses tindakan keperawatan meliputi pengkajian, menegakkan diagnose, membuat perencanaan dan mengevaluasi serta memastikan semua tindakan keperawatan terdokumentasikan dengan baik dan benar. Ketua tim dalam bertugas dibawah pengawasan seorang kepala ruangan.
Penelitian Mularso (2006), menemukan bahwa kegiatan supervisi lebih banyak pada kegiatan “pengawasan” bukan pada kegiatan bimbingan, observasi dan penilaian. Di Indonesia model supervisi klinik keperawatan juga belum jelas seperti apa dan bagaimana implementasinya di rumah sakit. Di beberapa negara maju terutama US dan Eropa, kegiatan supervisi klinik keperawatan di rumah sakit dilakukan dengan sangat sistematis. Peran dan kedudukan perawat supervisor begitu penting. Peran supervisor dapat menentukan apakah pelayanan keperawatan (nursing care delivery) mencapai standar mutu atau tidak. Penelitian Hyrkäs dan Paunonen-Ilmonen (2001), membuktikan bahwa supervise klinik yang dilakukan dengan baik berdampak positif bagi quality of care. Menegakan diagnosa, membuat perencanaan dan mengevaluasi serta memastikan semua tindakan keperawatan terdokumentasikan dengan baik dan benar. Ketua tim dalam bertugas dibawah pengawasan seorang kepala ruangan(Gartinah,2008).
Pengertian Supervisi Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000). Supervisi meliputi kegiatan kegiatan merencanakan, mengarahkan, membimbing mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.
Makna dari supervisi yang lebih demokratis, bukan hanya mengawasi seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat bagaimana memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlukan sebagai partner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikut sertakan dalam usaha
perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi dapat diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya atau yang paling sering adalah dari supervisor ke perawat pelaksana. Perawat pelaksana adalah seseorang yang berperan dalam merawat, memelihara dan membantu serta melindungi orang yang sakit, cedera dan proses penuaan (ANA,2000). Perawat pelaksana bertindak sebagai comforter, protector, advocate, communicator, serta rehabilitator (Sieglar, 2000). Perawat pelaksana akan di manejeri oleh seorang ketua tim. Ketua tim adalah seorang yang bertugas mengkoordinasi perawat pelaksana dalam melakukan proses tindakan keperawatan meliputi pengkajian, menegakkan diagnose, membuat perencanaan dan mengevaluasi serta memastikan semua tindakan keperawatan terdokumentasikan dengan baik dan benar. Ketua tim dalam bertugas dibawah pengawasan seorang kepala ruangan. Tujuan Kegiatan supervisi Beberapa tujuan dari kegiatan supervisi antara lain adalah : 1. Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yng telah ditetapkan dalam tempo yang
diberikan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. 2. Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan kekurangan para perawat dalam hal kemampuan,
pengetahuan dan pemahaman serta mengatur pelatihan yang sesuai. 3. Memungkinkan pengawas mengenali dan memberi penghargaan atas pekerjaan yang baik dan mengenali staf
yang layak diberikan kenaikan jabatan dan pelatihan lebih lanjut. 4. Memungkinkan manajemen sumber yang disediakan telah tercukupi dan dipergunkan dengan baik. 5. Memungkinkan management menentukan penyebab kekurangan pada kinerja tersebut. Unsur-Unsur Pokok Dalam Supervisi
Kegiatan supervise bisa berhasil maka supervise harus lebih mengutamakan kelebihan pengetahuan dan ketrampilan dari yang melakukan supervisi, umumnya pelaksana atau yang bertanggung jawab melaksanakan supervise adalah atasan karena memiliki kelebihan dalam organisasi dan karena itu fungsi supervise di miliki oleh atasan. Tingkatan manager dalam melakukan supervise adalah : 1. Top Manager (Manager Puncak), manager puncak betanggung jawab atas seluruh kegiatan dari hasil kegiatan
serta proses management organisasi. Tugas utamanya menetapkan kebijakan, memberi petunjuk atau pengarahan umum berkaitan dengan tujuan.
2. Middle Manager (Manager menengah), tugasnya menjabarkan kebijaksanaan top manager kedalam program-program.
3. Manager Tingkat Pertama ( First line, First level manager, Supervisor Manager), yang bertugas memimpin langsung para pelaksana, tugasnya melaksanakan supervise sebagai supervisor.
Syarat Atau Karakteristik Pelaksana Supervisi 1. Atasan langsung dari yang di supervise atau apabila tidak mungkin dapat ditunjuk staf khusus dengan batas-
batas wewenang dan tanggung jawab yang jelas. 2. Memiliki ketrampilan melakukan supervise artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta tehnik supervise. 3. Memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang cukup untuk jenis pekerjaan yang disupervisi. 4. Mempunyai sifat edukatif, suportif dan bukan otoriter 5. Mempunyai waktu yang cukup, tidak tergesa-gesa melainkan secara sabar berupaya meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan para bawahan yang disupervisi. Selain 5 karakteristik seperti tersebut diatas juga dibutuhkan kemampuan melakukan komunikasi, motivasi, pengarahan, bimbingan dan kepemimpinan. Menurut WHO proses pengarahan pegawai yang baik harus : 1. Tepat waktu artinya tindakan pengawasan harus dilakukan pada saat yang tepat 2. Sederhana artinya tindakan pengawasan harus sederhana kaena kalau tidak akan memerlukan waktu yang lama. 3. Minimal artinya pengawasan disediakan sedikit mungkin, yakni sedikit yang diperlukan untuk menjamin
pekerjaan akan diselesaikan dan standar dipertahankan. 4. Luwes artinya pengawasan yang kaku dapat menjadi seperti senjata makan tuan, para petugas akan
menghindarinya.
Sasaran dan Frekuensi kegiatan supervisi Sasaran atau objek dari supervise adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan yang melakukan pekerjaan.
Sasaran yang dilakukan oleh bawahan disebut sebagai sasaran langsung. Pegangan umum yang digunakan dalam melakukan supervise tergantung dari derajad kesulitan pekerjaan yang dilakukan serta sifat penyesuaian yang akan
dilakukan. Menurut Nursalam(2011) melakukan supervise yang tepat harus bisa menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan. Tergantung bagamana staf melihatnya. 1. Over control, control yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi yang diberikan. Staf tidak akan dapat
memikul tanggung jawabnya. 2. Under control, control yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap delegasi dimana staf tidak produktif
melaksanakan tugas limpah dan berdampak secara signifikan terhadap hasil yang diharapkan. Berikan kesempatan waktu yang cukup kepada staf untuk berpikir dan melaksanakan tugas tersebut.
Tehnik Supervisi Teknik supervisi ada beberapa kegiatan yaitu: 1. Supervisi Langsung
Supervisi lansung dilakukan pada saat perawat sedang melaksanakan pengisian formulir dokumentasi asuhan keperawatan. Supervisi dilakukan pada kinerja pendokumentasian dengan mendampingi perawat dalam pengisian setiap komponen dalam proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Pada waktu supervisi diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan supervisi efektif adalah : a. Pengarahan harus lengkap dan mudah dipahami. b. Menggunakan kata-kata yang tepat c. Berbicara dengan jelas dan lambat d. Berikan arahan yang logis e. Hindari banyak memberikan arahan pada satu waktu f. Pastikan arahan yang diberikan dapat dipahami g. Pastikan bahwa arahan yang diberikan dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
Langkah-langkah yang digunakan dalam supervisi langsung (Wiyana, 2008): a. Informasikan kepada perawat yang akan disupervisi bahwa pendokumentasiannya akan disupervisi. b. Lakukan supervisi asuhan keperawatan pada saat perawat melakukan pendokumentasian. Supervisor
melihat hasil pendokumentasian secara langsung dihadapan perawat yang mendokumentasikan. c. Supervisor menilai setiap dokumentasi sesuai standar dengan asuhan keperawatan yaitu menggunakan
form A Depkes 2005. d. Supervisor menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat yang disupervisi komponen
pendokumentasian mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kepada perawat yang sedang menjalankan pencacatan dokumentasi asuhan keperawatan sesuai form A dari Depkes.
2. Secara Tidak Langsung. Supervisi tidak langsung adalah supervisi yang dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Perawat supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga memungkinkan terjadinya kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis (Bittel, 1987) dalam Wiyana, 2008. Langkah-langkah Supervisi tak langsung. a. Lakukan supervisi secara tak langsung dengan melihat hasil dokumentasi pada buku rekam medik
perawat. b. Pilih salah satu dokumen asuhan keperawatan. c. Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai dengan standar dokumentasi asuhan keperawatan yang
ditetapkan rumah sakit yaitu form A dari Depkes. d. Memberikan penilaian atas dokumentasi yang di supervisi dengan memberikan tanda bila ada yang masih
kurang dan berikan cacatan tertulis pada perawat yang mendokumentasikan. e. Memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap atau sesuai standar. f. Mencatat hasil supervisi dan menyimpan dalam dokumen supervisi.
Langkah-Langkah Supervisi Beberapa langkah yang dilakukan pada proses supervisi antara lain adalah : 1. Persiapan
Kegiatan Kepala Ruangan (supervisor) meliputi: a. Menyusun jadwal supervise b. Menyiapkan materi supervisi (format supervisi, pedoman pen dokumentasian) c. Mensosialisasikan rencana supervisi kepada perawat pelaksana
2. Pelaksanaan supervise Kegiatan kepala ruangan (supervisor) pada tahap pelaksanaan supervisi meliputi : a. Mengucapkan salam pada perawat yang disupervisi b. Membuat kontrak waktu supervisi pendokumentasian dilaksanakan c. Bersama perawat mengidentifikasi kelengkapan pendokumentasian untuk masing-masing tahap d. Mendiskusikan pencapaian yang telah diperoleh perawat dalam pedokumentasian asuhan keperawatan e. Mendiskusikan pencapaian yang harus ditingkatkan pada masing-masing tahap f. Memberikan bimbingan / arahan pendokumentasian asuhan keperawatan g. Mencatat hasil supervisi.
3. Evaluasi Kegiatan kepala ruangan (supervisor) pada tahap evaluasi meliputi : a. Menilai respon perawat terhadap pendokumentasian yang baru saja di arahkan b. Memberikan reinforcement pada perawat c. Menyampaikan rencana tindak lanjut supervisi
Alur Supervisi
PRA Supervisi PELAKSA NAAN PASCA
Tahapan Pelaksanaan Supervisi Beberapa Langkah Supervisi antara lain :
Ka. Bid Perawatan
Kasi Perawatan
Ka. Per. Irna
Menetapkan kegiatan & tujuan
serta instrumen/alat ukur ukur Karu
Menilai Kinerja Perawat :
RAA
(responsibility,
Accountbility, Authority)
PP 1 PP 2
PA
Pembinaan (3 F)
1.penyampaian penilaian
2. Feed Back
3.Follow up, pemecahan
masalah & reward
PA
Kinerja perawat &
kualitas pelayanan
1. Pra Supervisi a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan di supervise b. Supervisor menetapkan tujuan
2. Pelaksanaan Supervisi a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur/instrument yang telah disiapkan b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan klarifikasi permasalahan. d. Pelaksanaan supervise dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi data sekunder
1) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada 2) Supervisor melakukan Tanya jawab dengan perawat
3. Pasca Supervisi a. Supervisor memberikan penilaian supervise (F- Fair) b. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.
FORMAT SUPERVISI Hari / Tanggal : Yang Disupervisi : Perawat Primer Ruang : Pav VI B
No Kegiatan Nilai
4 3 2 1
1 Dokumentasi : Kelengkapan format Kelengkapan tulisan. Isi Dokumentasi : 1. Data 2. Masalah Keperawatan 3. Rencana Keperawatan 4. Implementasi 5. Evaluasi
Jumlah Nilai : Jumlah Nilai 7 Keterangan Nilai : Hasil Penilaian : Empat ( 4 ): 76 – 100 % Baik : 3 – 4 Tiga ( 3 ) : 50 – 75 % Cukup : 2 – 2,9 Dua ( 2 ) : 25 – 49 % Kurang : 1 – 1,9 Satu ( 1 ) : 0 – 24 %
DAFTAR HADIR SUPERVISI KEPERAWATAN
No. Hari dan Tanggal Nama / Jabatan atau Peran Tanda Tangan
Format Evaluasi Aktivitas Supervisi
Petunjuk
Jawablah pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberi tanda √ pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor
SS (nilai 4) : Jika anda sangat setuju dengan isi pernyataan
S (nilai 3) : Jika anda setuju dengan isi pernyataan
TS (nilai 2) : Jika anda tidak setuju dengan isi pernyataan
STS (nilai 1) : Jika anda sangat tidak setuju dengan isi pernyataan
No Kriteria Nilai
SS S TS STS
1 Supervisi disusun secara terjadwal
2 Semua staf mengetahui jadwal supervisi yang dilaksanakan
3 Materi supervisi dipahami oleh supervisor maupun staf
4 Supervisor mengorientasi materi supervisi kepada staf yang disupervisi
5 Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan materi supervisi
6 Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan memberikan reinforcement
7 Supervisor mengidentifikasi aspek yang perlu ditingkatkan oleh staf
8 Supervisor memberikan solusi dan rolemodel bagaimana meningkatkan kinerja staf
9 Supervior menjelaskan tindak lanjut supervisi yang telah dilaksanakan
10 Supervisor memberikan reinforcement terhadap pencapaian keseluruhan staf
Sub Total
Total Nilai
Nilai aktivitas supervisi = Total Nilai x 100 40
INSTRUMEN SUPERVISI ASKEP SECARA LANGSUNG
PADA PERAWAT PELAKSANA
Nama : Ruangan:
Nama Supervisor : Hari/Tanggal:
No Aspek yang Dinilai Dilakukan
Ya Tidak
A Pengkajian Keperawatan
1 Memberikan senyum, sapa, tanya dan bantu
2 Melakukan pengkajian
3 Merumuskan masalah
4 Mendokumentasikan hasil pengkajian data keperawatan
B Perencanaan Tindakan
5 Melakukan pendidikan kesehatan
6 Menciptakan lingkungan terapeutik
7 Melakukan tindakan keperawatan mandiri sesuai standar
8 Melakukan tindakan kolaboratif
9 Mendokumentasikan rencana tindakan keperawatan
C Pelaksanaan
10 Hubungan terapeutik (sikap dan teknik terapeutik)
11 Memperhatikan tindakan aseptic dan antiseptic
12 Memperhatikan prinsip tindakan universal precaution
13 Peran serta pasien dalam rencana tindakan
14 Melakukan seluruh tindakan keperawatan yang telah direncanakan sesuai prosedur
15 Selalu menyimpan dan memelihara dengan baik barang rumah sakit yang menjadi
tanggung jawabnya
16 Melakukan tindakan penerimaan pasien sesuai prosedur
17 Mendokumentasikan tindakan keperawatan
D Evaluasi
18 Menilai kemampuan atau respon klien yang dicapainya
19 Memodifikasi rencana tindakan
20 Mendokumentasikan evaluasi keperawatan
TOTAL SKOR
Sumber: Lumbantoruan, L. (2005)
Keterangan: Ya = nilai 1, Tidak = Nilai 0
Nilai = Jumlah total skor/26 x 100%
Yang disupervisi Supervisor
Nama Jelas Nama Jelas
INSTRUMEN SUPERVISI ASKEP SECARA TIDAK LANGSUNG PADA PERAWAT PELAKSANA
Nama : Ruangan: Nama Supervisor : Hari/Tanggal:
No Aspek yang Dinilai Dilakukan
Ya Tidak
A Pengkajian Keperawatan
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman pengkajian
2 Data dikaji sejak pasien masuk sampai sekarang
B Diagnosa Keperawatan
3 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan
4 Merumuskan masalah keperawatan aktual
C Perencanaan Tindakan
5 Perencanaan berdasarkan masalah keperawatan
6 Disusun menurut urutan prioritas
7 Mempunyai rumusan tujuan dan kriteria hasil
8 Rencana tindakan melibatkan pasien/keluarga
9 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan tim kesehatan lain
D Tindakan Keperawatan
10 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana
11 Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
12 Revisi tindakan berdasakan hasil evaluasi
13 Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas
E Evaluasi
14 Evaluasi hasil tindakan dilakukan pada shift tersebut
15 Hasil evaluasi dicatat
F Catatan Askep
16 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilakukan pada format yang baku
17 Perawat mencantumkan paraf/nama jelas, tanggal dan jam setiap tindakan keperawatan yang dilakukan
18 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
TOTAL SKOR
Sumber: Lumbantoruan, L. (2005) Keterangan: Ya = nilai 1, Tidak = Nilai 0 Nilai = Jumlah total skor/18 x 100% Yang disupervisi Supervisor Nama Jelas Nama Jelas
SURAT PERSTUJUAN DILAKUKAN SUPERVISI KEPERAWATAN
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ..................................................................................................................................... Jabatan : ..................................................................................................................................... Hal yang disupervisi : .................................................................................................................................... Akan melakukan supervisi keperawatan kepada : Nama : ...................................................................................................................................... Jabatan : ..................................................................................................................................... Hal yang disupervisi : .................................................................................................................................... Har/Tanggal Supervisi : ................................................................................................................................. Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan supervisi keperawatan
Surabaya,
Perawat pelaksana Perawat supervisi (................) (................)
Ronde Keperawatan
Pengertian : Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, yang melibatkan berbagai unsur untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Tujuan Tujuan dilakukan ronde adalah : Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis dengan beberapa tujuan khusus sebagai berikut : 1.Menumbuhkan cara berpikir secara kritis. 2.Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien. 3. Meningkatkan validitas data klien. 4. Menilai kemampuan justifikasi. 5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja. 6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan Sasaran 1. Kepala Ruangan 2. Ketua Tim 3. Perawat Pelaksana 5. Konselor Prosedur ronde keperawatan Persiapan alat
Format Doa
Status pasien
Sarana diskusi : kertas, ballpoint
Materi Rencana kegiatan 1. Pra Ronde
a. Tentukan kasus dan topic (masalah yang tidak teratasi/masalah yang langkah) b. Tentukan tim ronde c. Cari sumber atau literature d. Buat Proposal e. Persiapkan pasien, inform consent dan pengkajian f. Diskusi tentang diagnose keperawatan, data yang mendukung, Asuhan keperawatan yang
dilakukan, dan hambatan selama perawatan. 2. Pelaksanaan Ronde :
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang di fokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau associate atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pasca Ronde a. Evaluasi, Revisi dan perubahan b. Kesimpulan dan Rekomendasi penegakkan diagnose, intervensi keperawatan selanjutnya Kreteria evaluasi 1. Struktur
a. Ronde keperawatan dilaksanakan diruang Pelangi b. Peserta ronde keperawtan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan
3. Hasil a. Pasien puas dengan hasil kegiatan b. Masalah pasien dapat teratasi c. Perawat dapa :
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis 2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien 3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperatan, menumbuhkan pemeikiran tentang
tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien. 4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan 5) Meningkatkan kemampuan jastifikasi 6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
Contoh : Skenario Role Play Ronde Keperawatan 1. PRA RONDE KEPERAWATAN
PP mendatangi kantor kepala ruangan untuk konsultasi masalah pasien PP : Ass, permisi bu… KARU : wslm, silahkan masuk dan silahkan duduk. PP : Trima kasih bu, saya menghadap ibu ingin mengkonsultasikan masalah pasien Ny.S dan
meminta saran ibu. KARU : Ya silahkan, apakah ada masalah dengan pasien tersebut. PP : Ya bu, pasien Ny.S datang dengan keluhan sesak dan diagnose medis yang ditemukan adalah
effuse pleura dan Ca Mamae. Setelah dirawat selama 10 hari dan sudah diberi tindakan keperawatan dan tindakan medis seperti punksi pleura ternyata sesak yang dialami Ny.S masih belum berkurang maka dengan ini saya meminta ijin kepada ibu untuk mengadakan ronde keperawatan.
KARU : Lalu apakah kamu sudah menyiapkan tim ronde dan siapakah yang akan kamu ajak untuk menjadi tim ronde keperawatan serta kapan pelaksanaanya?
PP : Sudah bu, rencananya besok akan dilakukan ronde keperawatan kemdian saya mengajak perawat bayu, yostri dan santi serta mengundang dokter titik sebagai konsultan dan dokter zaki sebagai konselor.
KARU : Baiklah kalau memang sudah siap silahkan kamu lanjutkan dan persiapkan yang perlu di persiapkan.
PP : Terima kasih bu, saya permisi dahulu. Setelah masalah perijinan sudah selesai, kemudian PP mengunjungi kekamar pasien Ny.S untuk melakukan inform concent dan meminta persetujuan untuk dilakukan ronde keperawatan. PP : Ass, permisi bu… bagaimana kondisi ibu hari ini… Px : Wslm, silahkan sus, seperti biasa masih sesak tapi lumayan sudah agak berkurang. PP : Begini ya bu, untuk menindak lanjuti masalah penyakit yang masih dirasakan ibu maka saya
berencana untuk mengadakan ronde keperawatan. Ronde keperawatan ini adalah suatu pemecahan masalah keperawatan yang belum terselesaikan yang nantinya pemasalahan ini akan
diberikan solusi oleh dokter ahli dan tim medis lainnya. Tujuan tindakan ronde keperawatan ini adalah untuk menyelesaikan permasalah yang masih dirasakan ibu saat ini. Untuk itu saya meminta ijin kepada ibu untuk mengadakan ronde keperawatan besok pagi dan mohon ibu untuk mengisi formulir persetujuan tindakan ronde keperawatan.
Px : Saya setuju saja asalkan sesak saya bisa segera sembuh. PP : Baiklah terima kasih atas persetujuan anda dan saya permisi dahulu.
2. RONDE
KARU, PP dan tim ronde keperawatan berkumpul di Nurse station. KARU : Ass, terima kasih atas kehadirannya dan hari ini kita akan mengadakan ronde keperawatan.
Silahkan kepada PP 2 untuk memperkenalkan tim ronde dan menyampaikan permasalahan pada pasien Ny.S
PP : Trima kasih, disini saya akan memperkenalkan tim ronde keperawatan yaitu PP1 bayu, PA1 dan 2 adalah yostri dan santi. Permasalahannya adalah Ny.S sudah dirawat selama 10 hari dengan diagnose effuse pleura dan Ca mamae dan keluhan yang masih dirasakan pasien adalah sesaknya masih ada meskipun sudah dilakukan tindakan punksi pleura dan tindakan kepeawatan. Maka dari itu saya mengadakan ronde keperawatan yang bertujuan untuk meminta saran kepada semuanya untuk menyelesaikan masalah Ny.S.
PP1 : Baiklah saya akan melihat pasien bernama Ny.S untuk menyamakan data yang sudah ada bersama PA.
PP 1 bersama PA mendatangi pasien untuk validasi data. PP1 : Ass, permisi bu kami dari tim ronde keperawatan bermaksud untuk menanyakan perihal yang
masih dirasakan ibu saat ini. Px : Wslm, silahkan… PP1 : Bagaimana kondisi ibu saat ini apakah masih sesak atau ada keluhan tambahan. Px : Alhamdulillah sesak sudah agak berkurang. PP1 : “Melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan segala hal yang diperlukan untuk menunjang
data yang sudah ada” Px : “Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh perawat” PP1 : Baiklah terima kasih dan kami mohon undur diri.
Setelah validasi data dari pasien, tim ronde kembali ke Nurse station untuk menindak lanjuti dan membahas masalah yang ada. KARU : Untuk mempersingkat waktu saya persilahkan kepada PP, PA dan konselor untuk memberikan
solusi atau intervensi lanjutan yang akan diberikan kepada Ny.S PP1 : Setelah saya validasi data kepada pasien langsung, saya mendapatkan bahwasannya sesak pasien
sudah agak berkurang tetapi masih agak berat untuk melepas oksigen. Menurut dokter bagaimana mengatasi sesak pasien?
Konsultan :Sebenarnya penyakit dasar Ny.S adalah Ca mamae jadi effuse pleura ini merupakan dampak dari kanker stadium lanjut yang sudah bermetastase ke jaringan lainnya sehingga meskipun dilakukan tindakan medis (punksi) berulang kali tetap akan timbul cairan pada cavum pleura maka dari itu dilakukan pluraldisis, harapannya cairan tidak akan kembali pada cavum pleura.
PP : Lalu apakah nyeri akibat pleuraldisis dan hipertermi tidak akan mengakibatkan efek lainnya? Konselor ; Pleuraldisis merupakan perlekatan antara lapisan pleura agar terjadi peradangan yang nantinya
akan mencegah terjadinya pemasukan cairan kembali pada pleura sehingga reaksi yang diinginkan untuk mengetahui pleuraldisis berhasil adalah adanya nyei dan hipertermi.
PP : Lalu bagaimana untuk mengatasi agar sesaknya dapat berkurang? Konsultan : Sebenarnya Ny.S sudah membaik tetapi yang harus dilakukan adalah melatih pasien untuk
melepas oksigen, melakukan mobilsasi bertahap dan control pasien pulang adalah poli penyakit paru dan poli penyakit dalam.
KARU : Baiklah saya rasa sudah cukup pelaksanaan ronde keperawatan ini dan terima kasih atas partisipasinya dan saya ucapkan terima kasih wassalam.
FORMAT
RONDE KEPERAWATAN
No. Aspek Yang dinilai Dilakukan Tidak
A. PERSIAPAN
1. Menentukan jadwal ronde keperawatan
2. Memilih pasien yang akan dipakai ronde
3. Membuat kontrak atau inform consent dengan pasien
4. Mencari sumber atau literature
5. Menyiapkan data mengenai kondisi pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan
6. Mempersiapkan tempat yang cukup sesuai jumlah peserta ronde
7. Menyiapkan alat yang diperlukan
8. Mengatur lingkungan fisik untuk ronde keperawatan sehingga mudah dilihat dan didengar oleh peserta
B. PELAKSANAAN
9. Membuka kegiatan ronde dengan mengucapkan salam
10. Menjelaskan tentang kegiatan, waktu, tujuan ronde keperawatan (tidak didepan pasien)
11. Menjelaskan tentang hasil yang diharapkan dari hasil ronde
12. Menjelaskan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan
13. Mengajak peserta menuju ruang pasien
14. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi pada peserta yang lain, keluarga/pasien
C EVALUASI
15. Menyimpulkan kegiatan ronde keperawatan (tidak didepan pasien)
16. Membuat rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde keperawatan
17 Menutup kegiatan ronde keperawatan
TOTAL NILAI
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN
RONDE KEPERAWATAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Adalah suami/istri/orang tua/anak dari pasien :
Nama :
Umur :
Alamat :
Ruang :
No. RM. :
Dengan ini menyetakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.
Surabaya ,
Perawat yang menerangkan Penanggung jawab
………………………...…. …………………………………
Saksi-saksi : Tanda tangan :
1. .…………………………………
2. …………………………………. ………………………………..
PKMRS (pendidikan kesehatan masyarakat rumah sakit)
Pengertian PKMrs adalah penyuluhan kesehatan yang khusus dikembangkan untuk pasien dan keluarganya untuk bisa
menangani kesehatannya, hal ini merupakan tanggung jawab bersama yang berkesinambungan antara dokter dan pasien atau petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Selain itu efektivitas suatu pengobatan dipengaruhi juga oleh pola pelayanan masyarakat yang ada, sikap dan keterampilan para pelaksananya serta lingkungan, sikap dan pola hidup pasien serta keluarganya. PKMrs dimulai sejak pasien masuk Rumah Sakit atau sejak ia berinteraksi dengan tenaga kesehatan, pengalaman pertama pasien tersebut sangat mempengaruhi kesuksesan Program Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit. Penyuluhan kesehatan di Rumah Sakit berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien serta keluarganya untuk berperan serta secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Karena itu penyuluhan kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program pelayanan Rumah Sakit. PKMrs di beberapa Rumah Sakit memang sudah dilaksanakan sejak lama, namun dalam pelaksanaannya tidak sistematik dan tidak terorganisir secara terarah melainkan hanya berdasarkan minat dan kesempatan yarg dimiliki oleh beberapa petugas tertentu saja.
Berbagai reaksi baik pro maupun kontra muncul terhadap penyuluhan kesehatan Rumah Sakit antara lain kegiatan pelayanan demikian padat sehingga tidak ada waktu, tidak ada biaya. Namun pendapat positif menyatakan bahwa upaya PKMrs dapat berkembang di Rumah Sakit asal ada pengertian dan kemauan pengelola dan penyelenggaranya.
Beberapa unsur penunjang yang diperlukan agar program PKMrs dapat dilaksanakan sebaik-baiknya adalah: a. Kesepakatan konsep b. Kebijaksanaan yang menunjang c. Tenaga d. Sumber daya e. Teknologi f. Pengelolaan. Strategi PKMrs yang digunakan saat ini adalah: a. Memanfaatkan forum koordinasi baik lintas sektoral maupun lintas program. b. Menetapkan wadah koordinasi PKMrs dalam struktur Organisasi Rumah Sakit. c. Menyelenggarakan kegiatan penyuluhan di satuan-satuan kerja Rumah Sakit. d. Mengupayakan dana untuk pengembangan program. e. Menyusun tugas, wewenang dan tanggung jawab pengelola PKMrs. f. Menyusun pedoman/petunjuk pelaksanaan PKMrs.
Kelompok Sasaran PKMrs a. Sasaran primer (mitra langsung). Sasaran primer atau mitra langsung terutama adalah para pasien atau
penderita yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit beserta keluarganya; b. Sasaran sekunder (mitra antara). Sasaran sekunder atau mitra antara adalah sasaran/ mitra yang mempunyai
pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung kepada sasaran primer, seperti petugas rumah sakit dan kelompok profesi;
c. Sasaran tersier (mitra penentu). Sasaran tersier atau mitra penentu adalah sasaran mitra yang mempunyai pengaruh dan dukungan besar, baik berupa dana, kebijakan maupun dukungan lainnya. Sasaran tersier antara lain: direktur rumah sakit dan para pengambil keputusan. Peran yang diharapkan dari para mitra penentu adalah untuk memberikan dukungan kebijakan/ peraturan dan sumber daya termasuk dana, serta memberikan contoh perilaku hidup bersih dan sehat di rumah sakit (Depkes RI, 2004).
Strategi
Strategi adalah cara untuk visi dan pelaksanaan misi, berdasarkan tujuan dan kebijakan yang ditetapkan. Strategi penyuluhan kesehatan di rumah sakit adalah sebagai berikut:
a. pendekatan pimpinan (advocacy). Strategi ini terutama ditujukan kepada para pimpinan atau pengambil keputusan, seperti Direktur rumah sakit, kepala bagian/ instalasi atau pejabat baik di tingkat pusat, propinsi maupun kabupaten/kota, yang secara fungsional maupun struktural membina rumah sakit. Tujuannya adalah agar para pemimpin atau pengambil keputusan mengupayakan kebijakan atau peraturan yang berorientasi sehat, serta memberikan dukungan kemudahan, pengayoman, dan bimbingan, berupa arahan atau peraturan tertulis, dukungan dana ataupun dukungan moril, termasuk memberikan katauladanan.
b. bina suasana/ dukungan sosial (social support). Strategi ini ditujukan kepada kelompok sasaran sekunder, seperti petugas kesehatan di rumah sakit, termasuk organisasi profesi kesehatan seperti ikatan dokter indonesia, persatuan perawat nasional indonesia, termasuk organisasi perumahsakitan, lembaga swadaya masyarakat yang peduli rumah sakit, para pembuat opini di masyarakat dan media massa. Tujuannya adalah agar kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung dilaksanakannya penyuluhan kesehatan di rumah sakit.
c. pemberdayaan masyarakat (empowerment). Strategi ini ditujukan kepada seluruh kelompok khususnya sasarn primer, meliputi baik penderita, keluarganya, masyarakat umum secara individu, kelompok maupun massa. Tujuannya agar kelompok sasaran meningkatkan pengetahuannya, kesadaran maupun kemempuannya sehingga dapat berperilaku positif dalam bidang kesehtan. Caranya dengan penyuluhan perorangan, penyuluhan kelompok, membuat gerakan perilaku hidup bersih dan sehat dengan melakukan kegiatan bersama untuk mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat (Depkes RI, 1999).
Metode Pelaksanaan a. Mempersiapkan materi dan media yang akan digunakan untuk kegiatan PKMrs. b. Menjelaskan kontrak dan alur kegiatan PKMrs pada supervisor atau penanggung jawab kegiatan PKMrs. c. Menjelaskan petunjuk kegiatan termasuk pembagian jobdisk pembwa acara, moderator, pemateri, fasilitator,
dan observer. d. Melakukan kontrak waktu dengan pasien dan keluarga pasien yang ada di ruang perawatan rumah sakit. e. Mengawali kegiatan PKMrs dengan penjelasan pengertian dan tujuan dari PKMrs dan materi yang akan
disampaikan. f. Melaksanakan kegiatan PKMrs menggunakan metode yang sudah dipilih dan menggunakan media dalam
pemberian materi PKMrs. g. Melaksanakan kegiatan diskusi tanya jawab setelah penyampaian materi. h. Melaksanakan penutupan dari kegiatan PKMrs yang telah dilaksanakan dan menganjurkan pasien untuk
berperilaku sehat. i. Melaksanakan evaluasi kegiatan PKMrs bersama dengan obeserver dan supervisor yang sudah dipilih
Discharge Planning
Pengertian Discharge Planning (Perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan
yang diperlukan pasien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga terjangkau. Discharge Planning (Perencaana Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan pasien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga terjangkau (Doengos & Moorhouse :94-95) Tujuan
1. Menyiapkan klien secara fisik, psikologis dan sosial.
2. Meningkatkan kemandirian klien saat perawatan di rumah.
3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada klien.
4. Membantu rujukan pada klien pada system pelayanan yang lain.
5. Membantu klien dan keluarga agar memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam mempertahankan status kesehatan klien
Unit Terkait Semua ruang keperawatan, ahli gizi, fisioterapi, farmasi, patologi Jenis pemulangan pasien 1. Conditional discharge (pemulangan sementara)
Jika klien pulang dalam keadaan baik dan tidak ada komplikasi, klien pulang untuk sementara di rumah dan masih dalam proses perawatan dan harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya) Jika klien sudah selesai masa perawatan dan dinyatakan sembuh dari sakitnya. Jika klien perlu perawatan kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
3. Judocal discharge (pulang paksa) Jika kondisi klien masih perlu perawatan dan belum memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dipantau dengan melakukan kerjasama dengan tim home care rs atau puskesmas terdekat.
Perencanaan pulang
1. Perawatan di rumah
2. Pemberian pembelajaran dan pendidikan kesehatan mengenai : diet, waktu kontrol, tempat control.
3. Penjelasan mengenai obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara pemberian, dan waktu yang tepat untuk minum obat.
4. Obat-obatan yang dihentikan. Walaupun obat-obatan klien sudah tidak diminum lagi, namun tetap dibawa oleh klien serta ditentukan siapa yang akan menyimpan obat tersebut.
5. Hasil pemeriksaan
6. Hasil pemeriksaan luar sebelum Mrs dibawakan kepada klien waktu pulang.
7. Surat-surat seperti surat keterangan sakit. Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang 1. Pendidikan (edukasi, reedukasi, reorientasi) kesehatan yang diharapkan dapat mengurangi angka
kekambuhan dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga. 2. Program pulang bertahap. 3. Melatih pasien kembali ke lingkungan dan masyarakat antara lain yang dilakukan pasien di rumah sakit, dan
tugas keluarga. 4. Rujukan. 5. Integrasi pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara perawatan komunitas dengan
rumah sakit sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien di rumah. Alur Discharge Planning
Dokter DPJP
mengizinkan pulang
Perawat Primer
Perawat Associate
Menyiapkan
Ahli gizi
Pengaturan diet bila
diperlukan
Farmasi
Menyiapkan obat untuk
KRS
Perawat primer merecek ulang form
discharge planning menjelas
menjelaskan kepada pasien dan
keluarga
Refer / Rujuk
1. Form Discharge
Planning
2. Form Transfer ke RS
lain
3. Resume Medis
1. Form discharge planning
2. Resume Medis
3. Obat-obatan
4. Hasil pemeriksaan diagnostik
5. Form retur consumable dan obat
yang tidak diperlukan
Peran perawat dalam discharge planning Kepala ruangan 1. Membuka acara discharge planning kepada pasien 2. Menyetujui dan menandatangani format discharge planning Ketua Tim 1. Membuat rencana discharge planning 2. Membuat leaflet dan kartu discharge planning 3. Memberikan konseling 4. Memberikan pendidikan kesehatan 5. Menyediakan format discharge planning 6. Mendokumentasikan discharge planning 7. Melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan sampai akhir perawatan) Perawat Pelaksana Ikut membantu dalam melaksanakan discharge planning yang sudah direncanakan oleh Ketua Tim. PERSIAPAN ALAT 1. Status pasien 2. Format Pesanan pasien pulang 3. Alat-alat tulis 4. Obat-obatan yang akan disertakan pulang 5. Hasil-hasil pemeriksaan penunjang 6. Leaflet jika diperlukan 7. Surat keterangan sakit jika diperlukan
Alur Discharge Planning
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan Stikes ..................... Surabaya
STIKER IDENTITAS
PESANAN PASIEN PULANG
Dokter yang merawat : ............
Dokter konsultan : ............
Dirawat : ............
Tgl operasi/Tindakan medis lain/Persalinan : ............
Kontrol ke dokter 1. .......Tgl ..........
2.........Tgl ..........
Obat-obatan yang masih diminum : ............
............
Diit : ............
Nasihat/Perawatan dirumah : ............
............
Alat medis yang masih digunakan NGT/PEG Kateter Urine
Tracheostomi IV line/CVC/Double Lumen HD/...ain
Hasil Pemeriksaan Yang Diserahkan
1. Patologi :...........lbr
2. Radiologi :...........lbr
3. USG :...........lbr
4. EKG/Treadmill :...........lbr
5. CD Angio :...........lbr
6. Surat keterangan sakit : Ada Tidak Ada
7. Surat Asuransi : Ada Tidak Ada
8. Resume Medis : Ada Tidak Ada
9. Obat-obatan : Ada Tidak Ada
Terminasi
Evaluasi
Perawat UGD mengantar
dan merujuk ke RS Lain
lo
go
10. Lain-lain :
Kondisi saat pulang
1. GCS : E ...... V...... M......
2. Tensi : ...... mmHg, Nadi : ......x/mnt
Suhu : ...... 0C, RR : ......x/mnt
3. Kondisi Luka : ......
4. Mobilisasi : ......
5. Lain-lain : ......
Status Pulang : Rumah Rujuk
Transportasi saat pulang : Kendaraan Pribadi Ambulance
Surabaya, ...... / ...... / ...... Ruang Perawatan .............
Pesanan Dibuat oleh : Diserahkan oleh : Diterima oleh :
Tanda tangan :
Nama lengkap :
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan Stikes ..................... Surabaya STIKER IDENTITAS Ringkasan Pasien Yang Dilakukan Rujuk Ke Rumah
Sakit Lain
Dari Ruangan Ke Rumah Sakit :
Staf yang kontak
Tanggal dan Pukul :
Nama :
Staf yang menerima kontak
Nama :
Nomor Telepon :
Ambulance berangkat pukul : Tiba ditempat tujuan :
Alasan Merujuk :
1. Klinikal :
2. Non Klinikal : Tidak ada tempat di ICU Ruangan Rawat Inap Penuh
Permintaan pasien atau keluarga Lain-lain :.............. Diagnosa Medis :
Dokter yang merujuk :
Catatan Klinis : 1. Alergi : Tidak Ya
2. Pengobatan: 3. Riwayat Penyakit : 4. Intake oral terakhir : Tanggal : Pukul : 5. Tindakan yang telah dilakukan :
Kondisi pasien saat ini: Kesadaran : GCS : E __ V__ M__ Pupil : __mm/__mm Reflek cahaya : __/__ SpO2 : ____%
TD : ___/___ mmHg Nadi : _____x/mnt Suhu : ____oC Pernafasan : _____ x/mnt Pasien memakai peralatan medis :
Infus Kateter Urine ETT Oksigen CVC NGT
Bidai Pump Lain-lain : Perawatan pasien lanjutan yang dibutuhkan :
Kegiatan Klinis selama dilakukan transfer :
Tanggal dan Pukul Serah Terima Pasien :
Staf yang melakukan rujukan
Nama dan Tanda Tangan
Staf yang menerima pasien :
Nama dan Tanda Tangan
lo
go
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan Stikes ............ Surabaya STIKER IDENTITAS DISCHARGE PLANNING AWAL PASIEN MASUK
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan Stikes .......... Surabaya STIKER IDENTITAS LEMBAR DISCHARGE PLANNING
Dari Ruangan
No. Reg :
Nama :
Jenis kelamin :
Tanggal Mrs :
Bagian :
Tanggal Krs :
Bagian :
Dipulangkan dari Ruang Pelangi dengan keadaan :
A. Sembuh
B. Meneruskan dengan rawat jalan
C. Pindah ke rumah sakit lain
D. Atas Permintaan Sendiri
E. Lari
F. Meninggal
Kontrol :
1. Waktu :
2. Tempat :
Lanjutan perawatan di rumah : luka operasi / pemasangan gift / pengobatan / dll ( ……………………. )
Aturan diet :
Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya :
Aktivitas dan istirahat :
Yang dibawa pulang : hasil laborat / foto / ECG / Obat / dll
( ……………......)
Staf yang menerima pasien :
Nama dan Tanda Tangan
Lain-lain :
Pasien / keluarga
( ………………………….. )
Surabaya, ………………...
Perawat
( ………………………….. )
lo
go
lo
go
No. Reg :
......................................................................................................................................................................................................
Nama :
......................................................................................................................................................................................................
Jenis Kelamin :
......................................................................................................................................................................................................
Dokter :
......................................................................................................................................................................................................
Perawat yang menerima :
......................................................................................................................................................................................................
KU Pasien Datang :
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
Masalah yang Muncul :
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
Pemeriksaan Penunjang :
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
Rencana Tindakan yang Akan Dilakukan Setelah Berkolaborasi Dengan Dokter :
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................
Pasien / keluarga
( ………………………….. )
Surabaya, ………………...
Perawat
( ………………………….. )
Pendelegasian
ANA (1996) mendefinisikan pendelegasian sebagai pemindahan tanggung jawab dalam melakukan tugas dari satu orang ke orang lain. Marquis dan Huston (1998), pendelegasian adalah penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain. Dapat juga diartikan sebagai suatu pemberian suatu tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi. Swanburg, RC., (2000), Pendelegasian adalah bagian dari manajemen yang memerlukan latihan manajemen profesional yang dikembangkan untuk dapat menerima pendelegasian tanggung jawab secara struktural.. Tony Atherton mendefinisikan pendelegasian pekerjaan sebagai mempercayakan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang didefinisikan dengan jelas, dan disetujui di bawah pengawasan pendelegasi sambil tetap memegang seluruh tanggung jawab atas keberhasilan pekerjaan. Salah satu ciri pimpinan yang bagus adalah lancarnya proses pendelagasian.
Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada bawahannya. Beberapa alasan delegasi diperlukan dalam suatu manajemen diantaranya adalah memungkinkan atasan dapat mencapai lebih dari pada mereka menangani setiap tugas sendiri, agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien, atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih diprioritaskan, dapat mengembangkan keahlian bawahan sebagai suatu alat pembelajaran dari kesalahan, karena atasan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan, pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil
yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri, agar organisasi berjalan lebih efisien, pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting, dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
Beberapa kegiatan yang sering didelegasikan diruang perawatan adalah (1) tugas Rutin, seperti pre dan post conferent, operan, menyelesaikan tugas administrasi pembukuan pasien ; (2) Tugas yang tidak mencukupi waktunya; (3) Penyelesaian masalah, untuk memberikan penglaman atau tantangan kepada staf untuk menyelesaikan masalah; dan (4) peningkatan kemampuan Alur Pendelegasian
Tugas yang didelegasikan dari atasan kepada bawahan menurut Manullang (2001) dapat dibedakan menjadi 2, yang ditinjau berdasarkan aspek: 1. Ditinjau dari tugas proses (Manullang, 2001: 113-114)
Pada gambar 1 di atas terlihat bahwa fungsi manajer disederhanakan menjadi 3 fungsi yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Pada gambar 2 di atas terlihat bahawa para bawahan yang menerima delegasi tugas dan kekuasaan, selanjutnya mendelegasikan tugas dan kekuasaan kepada bawahannya. Pada keadaan ini, manajer terdahulu lebih banyak lagi mendelegasikan perencanaan dan pelaksanaan, dan semakin banyak ia memusatkan perhatian dalam pengawasan. Jika diperhatikan pada kedua gambar di atas, tampak bahwa
Tugas-tugas Pelaksana
Pengawasan
Pelaksanaan perencanaan
A B C D E F
Manajer bertugas
Pengawasan
Pelaksanaan
Perencana
Pelaksanaan Perencanaan
Pengorganisasian
Sebagian didelegasikan
kepada bawahan
tugas-tugas perencanaan dan pelaksanaan sebagian besar dapat didelegasikan, sedangkan tugas pengawasan tidak dapat didelegasikan (hanya sebagian kecil saja). Penerapan Pendelegasian di MPKP
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil. Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP antara lain adalah: a. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas sementara karena
alasan tertentu b. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift c. Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang
telah direncanakan Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil yang berhalangan. Mekanismenya sebagai berikut: a. Bila Kepala Ruangan berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu Ketua Tim untuk menggantikan
tugas Kepala Ruangan b. Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan menunjuk salah satu Anggota Tim (perawat
pelaksana) menjalankan tugas Ketua Tim c. Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan personil maka
Kepala Ruangan/Penanggung Jawab Shift berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau Katim melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.
Prinsip-prinsip Pendelegasian Tugas di MPKP a. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugas b. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten dan setara dengan
kemampuan yang digantikan tugasnya c. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal terinci, disertai tertulis d. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan
bila ada kesulitan yang dihadapi e. Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan hasilnya. Pelaksanaan pendelegasian Tahap persiapan
a. Format Pendelegasian b. Alat-alat tulis c. Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan d. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan
PROSEDUR a. Membuat rencana tugas yang perlu dikerjakan b. Memilih orang yang mampu melakukan tugas yang didelegasikan bila pendelegasian terencana :
- Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas sementara karena alasan tertentu
- Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift - Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
yang telah direncanakan bila pendelegasian insidentil :
- Bila Kepala Ruangan berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu Ketua Tim untuk menggantikan tugas Kepala Ruangan
- Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan menunjuk salah satu Anggota Tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas Ketua Tim
- Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan personil maka Kepala Ruangan/Penanggung Jawab Shift berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau Katim melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.
c. Mengkomunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya d. Menjelaskan tugas yang didelegasikan harus secara verbal terinci dan tertulis e. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian, sehingga jelas
pelaksanaan tugas dan kewenangannya f. Membuat batasan waktu g. Orang yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan
bila ada kesulitan yang dihadapi h. Setelah selesai pendelegasian, dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan hasilnya.
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan
Stikes .............. Surabaya STIKER IDENTITAS
Evaluasi Penerapan Pendelegasian Tugas
No Kriteria Skor
4 3 2 1
1 Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki kompetensi yang
dibutuhkan dalam menjalankan tugas
2 Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum melakukan pendelegasian
3 Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga dilimpahkan
4 Waktu pendelegasian tugas ditentukan
5 Apabila yang melaksanakan tugas mengalami kesulitan, Kasie, Karu, Katim
memberikan arahan untuk mengatasi masalah
6 Ada evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan
Sub Total
Total skor
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan
dalam Keperawatan Stikes .............. Surabaya STIKER IDENTITAS SURAT PENDELEGASIAN TUGAS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
NIM :
Jabatan :
Menyatakan memberikan wewenang untuk melaksanakan tugas pada :
Hari, tanggal :
Demi kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, saya mendelegasikan pelaksanaan tugas beserta kewenangannya
kepada :
Nama :
NIM :
Jabatan :
Demikian surat pendelegasian ini saya buat dengan sungguh-sungguh
Pendelegasi tugas
( ………………………….. )
Surabaya, ………………...
Penerima delegasi
( ………………………….. )
lo
go
log
o
Sentralisasi obat
Pengertian Sentralisasi obat adalah pengelolahan obat dimana seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik oral
maupun injeksi diserahkan sepenuhnya kepeda perawat. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepeda staf yang ditunjuk. Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut. Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolahan obat dimana seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik oral maupun injeksi diserahkan sepenuhnya kepeda perawat. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepeda staf yang ditunjuk. Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut. 1. Penerimaan obat
Resep obat dari dokter yang diserahkan pada klien/ keluarga diberikan pada depo farmasi. Obat yang telah diresepkan kemudian disediakan oleh depo farmasi ruangan dan disimpan. Obat diberikan pada perawat oleh petugas farmasi. Obat yang telah diterima oleh perawat dicatat di format serah terima obat dan format pemberian obat oral dan injeksi yang meliputi, identitas klien, no. reg, diagnosa medis, nama obat, dosis, rute pemberian, tanggal penerimaan dan jumlah obat yang diterima dan kemudian diberikan paraf. Kolom paraf pada format pemberian obat ditanda tangani oleh perawat. Sementara kolom paraf di format serah terima obat ditandatangani oleh perawat dan petugas farmasi. kemudian obat yang sudah diterima disimpan di dalam kotak obat dan dikelola oleh perawat.
2. Pembagian obat a. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang
tercantum dalam format pemberian obat oral/ injeksi dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstruksi dokter (status rekam medik ).
b. Sebelum obat diberikan pada pasien, sebelumnya perawat harus melakukancross check dengan perawat lain untuk meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat. Kemudian perawat menjelaskan macam obat, manfaat, dosis obat, cara pemberian, kontra-indikasi dan jumlah obat pada klien/ keluarga. Usahakan tempat obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi oleh klien dan observasi adanya efek samping setelah minum obat. Kemudian perawat yang memberikan obat dan melakukan cross check obat membubuhkan tanda-tangan pada kolom paraf.
c. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh perawat yang bertugas berdasarkan format pemberian obat. Obat yang hampir habis akan diinformasikan oleh depo farmasi kepada perawat dan kemudian oleh perawat akan dimintakan resep kepada dokter penanggung jawab klien.
3. Penambahan Obat Baru a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal pemberian obat, maka informasi ini
akan dimasukkan dalam format pemberian obat oral/ injeksi dan diinformasikan pada depo farmasi. b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka dokumentasi dilakukan pada format
pemberian obat oral / injeksi. 4. Obat Khusus
a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format pemberian obat oral/ injeksi khusus untuk obat tersebut dan dilakukan oleh perawat pelaksana.
c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian dan tempat obat, sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga pada saat pemberian obat.
5. Pengembalian Obat Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat dikembalikan kepada klien/keluarga dengan ditandatangani oleh klien/keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan.
Prosedur 1. Persiapan
a. Karu mengucapkan salam dan melaporkan kegiatan sentralisasi kepada Karu b. Karu menanyakan persiapan sentralisasi obat oral dan injeksi
c. Katim menyebutkan hal-hal yang sudah disiapkan d. Karu memeriksa kelengkapan administrasi sentralisasi obat (meliputi : informed consent, formulir
pemberian obat oral dan injeksi, lembar serah terima obat) 2. Pelaksanaan
a. Katim menerima obat dari depo farmasi. b. Katim melakukan pencatatan pada format penerimaan obat oral dan injeksi, yang meliputi :
- Identitas pasien - Nama obat, dosis dan cara pemberiannya - Jumlah obat yang diterima dari farmasi - Jam dan nama penerima obat
c. Katim dan perawat pelaksana menjelaskan informed consent sentralisasi obat d. Katim dan perawat pelaksana Menyiapkan kartu serah terima obat oral. e. Katim memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga mengenai nama obat yang akan diberikan,
manfaat, dosis, cara pemberian, efek samping dan kontra-indikasinya. f. Katim dan perawat pelaksana memberikan obat oral kepada pesien sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan. g. Perawat pelaksana memberikan obat kepada pasien dengan melibatkan keluarga. h. Kemudian anggota tim menandatangani format pemberian obat oral maupun injeksi serta mengobservasi
efek samping dari obat yang telah diberikan. i. Karu mengecek kembali kelengkapan pendokumentasian sentralisasi obat
ALUR PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT
SURAT PERSETUJUAN
pendekatan perawat
Dokter
Farmasi/Apotik
Keluarga/ Pasien
FARMASI/ APOTIK
Pp/ Perawat Yang Menerima
Pengaturan/Pengelolaan Oleh Perawat
Keluarga/ Pasien
Farmasi/ Apotik
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan
Stikes .............. Surabaya STIKER
IDENTITAS
Format Serah Terima Obat Nama Pasien :.......... Ruangan : .......
Umur/Jenis Kelamin :............. No. Reg :.........
tgl No. dosis Nama obat Keterangan
(Diterima/Diserahkan)
Tanda
Tangan/Nama
Terang yang
Diserahkan
keterangan
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan Stikes .............. Surabaya STIKER IDENTITAS
Format Daftar Kepemilikan Obat Pasien
Nama Pasien :.......... Ruangan : .......
Umur/Jenis Kelamin :............. No. Reg :.........
No. Nama Barang Jumlah Awal
Tgl/Jam Barang Keluar
Barang Masuk
Jumlah Sisa TTD PJ
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan
Stikes .............. Surabaya STIKER
IDENTITAS Format Penggunanan Obat Oral
Tgl No Nama Obat Nama
Pasien/No TT
Waktu/Jam Nama/TTD
Pelaksana Pagi Siang Malam
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan
Stikes .............. Surabaya STIKER
IDENTITAS FORMAT PENGGUNANAN OBAT INJEKSI
Tgl No Nama
Obat
Nama
Pasien/No
TT
Waktu/Jam Jenis Injeksi TTD
Pelaksana Pagi Siang Malam IC SC IM IV
logo
logo
logo
logo
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan Stikes .............. Surabaya STIKER IDENTITAS
Surat Persetujuan Dilakukan Sentralisasi Obat
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Umur : Jenis Kelamin : Alamat : Untuk : ( ) Diri Sendiri ( ) Istri ( ) Suami ( ) Anak ( ) Orang tua ( ) Lainnyarsrs... Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin : Alamat : Ruang : No.reg :
Menyatakan (setuju/tidak setuju*) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah mendapat penjelasan tentang sentralisasi obat, yaitu pengaturan pemakaian obat yang diatur/dikoordinasi oleh perawat sesuai ketentuan dosis yang diberikan dokter.
Sentralisasi dengan prosedur sebagai berikut: 1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan sentralisasi obat. 2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat itu. 3. Obat dari apotek diserahkan kepada perawat. 4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan ditandatangani oleh keluarga/pasien
dan perawat yang menerima. 5. Obat akan disimpan di kantor perawatan. 6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis. 7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan pada pasien/keluarga.
Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang dibuat dan tidak akan melakukan tuntutan/gugatan di kemudian hari atas tindakan tersebut. Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Perawat yang menerangkan (..........................)
Surabaya,.........200 Yang menyetujui,
(....................)
Saksi 1 : .......(...........) Saksi 2 : .......(...........) NB: harap diisi dengan nama jelas dan tanda tangan * ) : Coret yang tidak perlu
log
o
Tahap Evaluasi
Indikator Mutu
Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan. Sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan , sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar terorganisir dan sesuai dengan jadwal. Diantara beberapa fungsi manajemn adalah pengendalian. Pengendalian berusaha untuk mengevaluasi apakah tujuan dapat dicapai dan apabila tidak dapat dicapai dicari faktor pencetusnya, dengan demikian dapat dilakukan tindakan perbaikan. Dengan adanya pengendalian, juga dapat memungkinkan manajer untuk mendeteksi penyimpangan dan perencanaan tersebut tepat pada waktunya, dalam melakukan tindakan perbaikan sebelum penyimpangan menjadi jauh.
Indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator pelayananasuhan keperawatan dapat bersumber dari sensus harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan di ruang rawat inap. Beberapa indikator mutu yang digunakan diruangan keperawatan antara lain adalah indikator mutu umum dalam bentuk BOR, ALOS, TOI, BTO, N..., G... dan indikator mutu khusus dalam bentuk survey dan audit seperti kejadian infeksi nosokomial, kejadian cedera, survey masalah pasien, audit dokumentasi asuhan keparawatan, survey masalah baru, kepuasan pasien, keluarga, kepuasan tenaga kesehatan yaitu perawat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
1. Indikator Mutu a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu dengan rumus bakunya sebagai berikut =
Rumus : Jumlah hari perawatan
X 100 % : Jumlah tempat tidur X jumlah hari persatuan waktu
Keterangan : - Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari kali jumlah hari dalam satu satuan
waktu - Jumlah hari persatuan waktu, jika diukur persatu bulan maka jumlahnya 28-31 hari, tergantung jumlah hari
dalam bulan tersebut
b. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat) ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien yang akan memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan.
Rumus penghitungan ALOS :
Rumus : Jumlah hari perawatan pasien keluar
X 100 % : Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Keterangan : - Jumlah hari perawatan pasien keluar = jumlah hari perawatan pasien keluar hidup atau mati dalam satu periode
waktu - Jumlah pasien keluar (hidup + mati) = jumlah pasien yang pulang atau meninggal dalam satu periode tertentu
c. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran) TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Rumus penghitungan TOI :
Rumus :
(Jumlah TT x hari) – hari perawatan rs
X 100 % : Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Keterangan : - Jumlah TT : jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki - Hari perawatan :jumlah total hari perawatan pasien yang keluar hidup dan mati - Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang, lari
atau meninggal d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur) BTO menurut Huffman (1994) adalah “…the net effect of crsed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu
Rumus penghitungan BTO :
Rumus :
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
X 100 % : Jumlah tempat tidur
Keterangan : - Jumlah TT : jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki - Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang, lari
atau meninggal e. NDR (net death rate) NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Rumus penghitungan NDR:
NDR =
Jumlah pasien mati > 48 jam
X 100 % : Jumlah pasien keluar (hidup +mati)
Keterangan : - Jumlah pasien meninggal > 48 jam dirawat - Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang, lari
atau meninggal
f. GDR (Gross Death Rate) G... menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar rumah sakit. Rumus :
2. Indikator khusus a. Kejadian infeksi nosokomial
Angka infeksi nosokomial adalah jumlah pasien infeksi yang didapat atau muncul selama dalam perawatan dirumah sakit.
b. Kejadian cedera Angka cedera adalah jumlah pasien yang mengalami luka selama dalam perawatan yang disebabkan karena tindakan jatuh, fiksasi dan lainnya. Indikator ini dapat menggambarkan mutu pelayanan yang diberikan pada pasien. Idealnya tidak ada kasus pasien yang cedera
c. Kondisi pasien 1) Audit dokumentasi asuhan keparawatan
Audit dokumentasi keperawatan dilakukan pada rekam medik yang pulang atau yang sedang dirawat lalu dibuat rekapitulasinya untuk ruangan. Survey masalah pasien yang diambil dari
GDR =Jumlah pasien mati seluruhnya × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
pasien baru yang dirawat pada bulan yang bersangkutan untuk menganalisa apakah ada masalah baru yang belum dibuat standar asuhannya. Ketua tim akan memberi kontribusi data yang dibutuhkan oleh kepala ruangan dalam menilai pencapaian kegiatan MPKP.
2) Survey masalah baru Survey masalah keperawatan adalah survey dengan standart Nanda untuk pasien baru opname yang dilakukan untuk satu periode waktu tertentu (satu bulan).
3) Kepuasan pasien dan keluarga Kepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang. Survey kepuasan yang dilakukan diruang MPKP adalah kepuasan pasien, keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lain.
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan Stikes .............. Surabaya STIKER IDENTITAS
Survey Masalah Keperawatan
Ruangan : ....... jumlah pasien masuk : : .......
Periode : ....... No. Reg :.........
No. Masalah Keperawatan Jumlah Presentase Keterangan
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan Stikes .............. Surabaya STIKER IDENTITAS Evaluasi Penerapan Standar Asuhan
Keperwatan
No. Aspek yang dinilai Presentase Keterangan
1 Pengkajian keperawtan
2 Diagnosa keperawatan
3 Perencanaan keperawatan
4 Tindakan keperawtan
5 Evaluasi keperwatan
6 Catatan keperawatan
logo
logo
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan
Stikes .............. Surabaya
STIKER
IDENTITAS AUDIT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Hari : rsrsrs.... Auditor : rsrsrs....
Tanggal : rsrsrs.... Ruangan : rsrsrs....
Petunjuk : Beri tanda “√” bila kegiatan dilakukan
A. PENGKAJIAN
1. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman
pengkajian
2. Pengkajian data fokus
3. Data dikaji sejak pasien masuk sampai pasien pulang
4. Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara
status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan
1 2 3 4 5 1= Tidak
dilakukan ; 2=
Jarang ; 3= Kadang-
kadang ; 4=
Sering ; 5= Selalu
SUB TOTAL
TOTAL PROSENTASE
B. DIAGNOSA 1. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang
telah dirumuskan
2. Diagnosa keperawatan mencerminkan PE / PES
3. Merumuskan diagnosa keperawatan (actual /
potensial
SUB TOTAL
TOTAL PROSENTASE
C. PERENCANAAN
1. Berdasarkan diagnose keperawatan
2. Disusun menurut urutan prioritas
3. Rumusan tujuan mengandung komponen pasien / subyek,
perubahan, perilaku, kondisi pasien dan kriteria waktu
4. Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat
terinci dan jelas
5. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien /
keluarga
6. Rencana tindakan keperawatan menggambarkan kerjasama
dengan tim kesehatan lain
SUB TOTAL
TOTAL PROSENTASE
D. TINDAKAN
1. Tindakan keperawatan dilaksanakan mengacu pada
tindakan keperawatan
2. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan
keperawatan
3. Semua tindakan yang telah dilakukan dicatat ringkas dan
jelas
4. Setiap melakukan tindakan perawat mencantumkan paraf,
nama jelas, tanggal dan jam dilakukan tindakan
SUB TOTAL
TOTAL PROSENTASE
E. EVALUASI
1. Evaluasi mengacu pada tujuan
2. Hasil evaluasi dicatat
SUB TOTAL
TOTAL PROSENTASE
Mengetahui,
Auditor
(.................)
logo
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan
Stikes .............. Surabaya STIKER
IDENTITAS KEPUASAN KELUARGA
No.
Bulan
Pasien Lari Pengekangan Kasus Cedera
jumlah % jumlah % jumlah %
A. Data Umum
1. Jenis kelamin saudara : laki-laki / Perempuan
2. Umur saudara : tahun
3. Suku Bangsa :
4. Pendidikan terakhir :
5. Pekerjaan saudara :
6. Lama saudara di rawat di rs : minggu/bulan
B. Data Pelayanan Keperawatan
Berilah tanda check (√) pada kotak
SS : Bila saudara Sangat Setuju terhadap isi pertanyaan
S : Bila saudara Setuju terhadap isi pertanyaan
TS : Bila saudara Tidak Setuju terhadap isi pertanyaan
STS : Bila saudara Sangat Tidak Setuju terhadap isi pertanyaan
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Perawat bersikap sopan
2 Perawat berpenampilan rapi
3 Perawat menggali informasi dari keluarga
4 Perawat memberikan informasi mengenai masalah yang dihadapi
pasien
5 Perawat memberikan informasi mengenai tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien (inform consent)
6 Perawat menjelaskan perkembangan pasien
7 Perawat melakukan penyuluhan kepada keluarga mengenai cara
perawatan yang harus dilakukan keluarga dirumah
8 Perawat menyiapkan keperluan pulang pasien yang meliputi
jadwal kegiatan harian dan sisa obat
9 Perawat menjelaskan waktu kontrol
10 Perawat memberikan pesanan pulang yang mudah dimengerti
11 Perawat memberikan penjelasan rujukan yang bisa digunakan bila
ada yang perlu dikonsulkan
12 Perawat membantu keluarga untuk konsul dokter Saran-saran saudara demi perbaikan pelayanan keperawatan
1.
2. Keterangan:
Nilai > 76 sangat puas
Nilai 65-76 Puas
Nilai 56-64 kurang puas
Nilai < 56 tidak puas
log
o
Praktek Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan
Stikes .............. Surabaya STIKER
IDENTITAS REKAPITULASI MUTU KHUSUS
No.
Bulan
Pasien Lari Pengekangan Kasus Cedera
jumlah % jumlah % jumlah %
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Total
log
o