Aplikasi MPKP dala keperawatan

34
BAB 2 Pendekatan Manajemen dalam penerapan MPKP (Management Approach) Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan ) merupakan salah satu nilai profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek keperawatan profesional. Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan salah satu nilai profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek keperawatan profesional. Menurut Gillies (1986), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Setelah mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswa mampu : 1) Menjelaskan fungsi perencanaan (Management Approach) dengan benar 2) Menjelaskan kegiatan dalam perencanaan di ruang keperawatan dengan benar 3) Menjelaskan kegiatan dalam pengorganisasian di ruang MPKP dengan benar 4) Membuat struktur organisasi dalam model pemberian asuhan keperawatan diruang MPKP 5) Memahami Job description perawat di ruang MPKP 6) Membuat daftar dinas perawat diruang MPKP berdasarkan ketergantungan klien 7) Menjelaskan kegiatan dalam pengarahan di ruang MPKP 8) Menjelaskan program pemberian motivasi di ruang MPKP 9) Menjelaskan program manajemen konfliks di ruang MPKP 10) Menjelaskan program supervise di ruang MPKP 11) Menjelaskan program pendelegasian di ruang MPKP 12) Menjelaskan operan dalam di ruang MPKP 13) Menjelaskan pre dan post conferment dalam di ruang MPKP 14) Menjelaskan ronde keperawatan dalam di ruang MPKP 15) Menjelaskan fungsi pengendalian di ruang MPKP 16) Menghitung indikator mutu diruangan MPKP

description

Aplikasi MPKP dala keperawatan

Transcript of Aplikasi MPKP dala keperawatan

Page 1: Aplikasi MPKP dala keperawatan

BAB 2

Pendekatan Manajemen dalam penerapan MPKP (Management Approach)

Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan ) merupakan salah satu nilai

profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek keperawatan profesional. Pendekatan

manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan salah satu nilai profesional yang diperlukan

dalam mengimplementasikan praktek keperawatan profesional. Menurut Gillies (1986), manajemen

didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan

manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk

memberikan asuhan keperawatan secara professional.

Setelah mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswa

mampu :

1) Menjelaskan fungsi perencanaan (Management Approach)

dengan benar

2) Menjelaskan kegiatan dalam perencanaan di ruang

keperawatan dengan benar

3) Menjelaskan kegiatan dalam pengorganisasian di ruang

MPKP dengan benar

4) Membuat struktur organisasi dalam model pemberian asuhan

keperawatan diruang MPKP

5) Memahami Job description perawat di ruang MPKP

6) Membuat daftar dinas perawat diruang MPKP berdasarkan

ketergantungan klien

7) Menjelaskan kegiatan dalam pengarahan di ruang MPKP

8) Menjelaskan program pemberian motivasi di ruang MPKP

9) Menjelaskan program manajemen konfliks di ruang MPKP

10) Menjelaskan program supervise di ruang MPKP

11) Menjelaskan program pendelegasian di ruang MPKP

12) Menjelaskan operan dalam di ruang MPKP

13) Menjelaskan pre dan post conferment dalam di ruang MPKP

14) Menjelaskan ronde keperawatan dalam di ruang MPKP

15) Menjelaskan fungsi pengendalian di ruang MPKP

16) Menghitung indikator mutu diruangan MPKP

Page 2: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Seorang manajer keperawatan perlu melakukan fungsi-fungsi manajemen dalam memberikan

perawatan kesehatan kepada klien. Perawat manajer (administrator) bekerja pada semua tingkat untuk

melaksanakan konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori-teori manajemen keperawatan. Mereka mengatur

lingkungan organisasi untuk menciptakan suasana optimal bagi persyaratan pengawasan keperawatan

oleh perawat-perawat klinis. Perawat-perawat klinis mengatur seleksi sumber daya manusia dan materi

dan memberikan masukan tambahan kedalam proses manajemen. Tugas manajer keperawatan adalah

merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya

manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada kelompok pasien. Proses

manajemen keparawatan sejajar dengan proses keperawatan yaitu dirancang untuk memudahkan

pekerjaan.

Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry

Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,

mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut

telah diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

DEPKES RI yang diambil dari fungsi manajemen menurut George Terry yang terdiri dari Planning,

Organizing, actuating dan controlling (POAC).

Di Ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk fungsi manajemen yang terdiri

dari fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan

pengendalian (controlling).

A. Fungsi Perencanaan (Management Approach )

Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang

akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian,

1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rincian kegiatan tentang apa, bagaimana

masing-masing dan dimana kegiatan akan dilaksanakan.

Tanpa ada proses perencanaan, tidak akan ada kejelasan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

staff untuk mencapai tujuan orgnisasi. Melalui perencanaan akan dapat ditetapkan tugas-tugas staff,

dan dengan tugas-tugas ini seorang pimpinan akan mempunyai pedoman untuk melaksanakan

supervisi dan menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staff untuk menjalankan tugas-tugasnya.

Perencanaan adalah suatu tugas prinsip dari semua manajer dalam divisi keperawatan. Suatu rencana

yang baik harus berdasarkan pada sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standart, fleksibel,

seimbang dan menggunakan sumber-sumber yang tersedia lebih dulu. Dalam keperawatan,

perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan keperawatan yang

mereka ingini dan butuhkan dengan memuaskan.

Page 3: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Jenis-jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang, rencana jangka menengah dan

rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang disebut juga perencanaan strategis yang disusun

untuk tiga sampai sepuluh tahun. Perencanaan jangka menengah dibuat dan berlaku satu sampai

dengan lima tahun dan perencanaan jangka pendek dibuat satu jam sampai dengan satu tahun.

Perencanaan diruang MPKP adalah kegiatan perencanaan yang melibatkan seluruh perawat

ruang MPKP mulai dari kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim/perawat pelaksana. Perencanaan

yang disusun oleh perawat yang terlihat di ruang MPKP disesuaikan dengan peran dan fungsi masing-

masing.

1. Kegiatan Perencanaan di ruang MPKP

Kegiatan di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan standar kerja.

a. Perumusan visi, misi, filosofi,

Kegiatan di ruang MPKP meliputi perumusan filosofi, visi, misi, dan tujuan.

1) Filosofi

Filosofi adalah statemen yang mencerminkan nilai-nilai, visi, dan misi dari suatu

organisasi. Filosofi memuat seperangkat nilai-nilai yang mengakar dan menjadi

rujukan semua kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh

perencanaan jangka panjang. Pernyataan tertulis dari filosofi menunjukkan nilai-nilai

dan keyakinan yang menyangkut administrasi keperawatan dalam institusi atau

organisasi.

Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu yang mengemukakan pandangan

praktisi dan manajer perawat tentang apa yang mereka yakini dari manajemen dan

praktek keperawatan. Idealnya seluruh personal pegawai keperawatan harus

berpartisipasi dalam menyeleksi suatu teori atau kerangka kerja konseptual dan

filosofi untuk kepentingan praktek. Setelah hal ini disepakatai, para manajer dan

seluruh spsesialis keperawatan mulai menyusun suatu pernyataan visi dan misi

untuk mengarahkan dan mengintegrasikan aktifitas-aktifitas kelompok. Pernyataan

filosofi adalah abstrak dan terdiri dari nilai-nilai kemanusiaan.

2) Visi

Langkah pertama dalam merencanakan manajemen keperawatan ada membuat

kesepakatan terhadap visi dan misi yang akan dijadikan sebagai suatu hal yang

Page 4: Aplikasi MPKP dala keperawatan

dicita-citakan oleh organisasi. statemen visi dirancang untuk mengilhami dan

memotivasi karyawan untuk mencapai suatu kondisi yang diinginkan.

Visi ini dirumuskan bersama oleh kepala ruang dengan memperhatikan masukan-

masukan dari stakeholders dan visi seharusnya ditinjau dan dirumuskan kembali

secara berkala sesuai dengan perkembangan ipteks dan masyarakat. Visi diruangan

diturunkan dari visi rumah sakit yang merupakan pengembangan yang disesuaikan

dengan ruang masing-masing.

3) Misi

Misi seharusnya memberikan arahan dalam mewujudkan visi dan dinyatakan dalam

tujuan-tujuan yang dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu yang mengandung

pokok pokok bentuk kegiatan utama yang dapat menjadi landasan hubungan kerja

serta pengalokasian sumberdaya ke segenap pihak yang berkepentingan. Misi

seharusnya menjadi tolok ukur dalam evaluasi di seluruh unit kerja yang bisa di

revisi secara berkala sesuai dengan perkembangan ipteks dan kebutuhan masyarakat.

Misi bagian perawat harus berasal dari misi lembaga keseluruhan dan untuk

memutuskan misi diruangan keperawatan para perencana harus terlebih dahulu

menilai, lingkungan internal dan external bagian dari keperawatan. Untuk

mengetahui bahwa misi yang dibuat realistic para perencana harus mengetahui

ukuran dan karakter wilayah jangkauan wilayah, masalah-masalah sosial dan

kesehatan yang umum serta kelebihan dan kekurangan para anggota staf

keperawatan.

Setelah misi ditentukan para pimpinan keperawatan dan staff harus mengemukakan

suatu pernyataan keyakinan untuk mendukung serta mengilhami aktifitas-aktifitas

keperawatan. Pernyataan ini mencakup keyakinan para anggota mengenai sifat

kehidupan, kesehatan, penyakit, lingkungan, pelayanan keperawatan dan hubungan

antara perawat, pasien dan keluarga. Waterman (1982), mengemukakan bahwa nilai-

nilai yang tersebar diantara karyawan menpunyai pengaruh yang lebih besar

terhadap keberhasilan organisasi daripada melaksanakan struktur organisasi, sumber-

sumber ekonomi, atau kemampuan teknologi.

Page 5: Aplikasi MPKP dala keperawatan

4) Tujuan

Tujuan adalah pernyataan konkret dan spesifik dimana misi akan dicapai dan

filosofi atau keyakinan berlangsung. Tujuan harus hidup yang memuat pernyataan

konkret yang menjadi standar agar kinerja dapat diukur. Tujuan dalam keperawatan

ini diperlukan dalam semua area dimana pelayanan keperawatan berlangsung. Tujuan

memberikan abonement dari produk perawatan kesehatan yang diperlukan oleh

pasien.

Setelah filosofi, visi dan misi bagian keperawatan dimunculkan, tujuan departemen

harus dikembangkan untuk memenuhi visi dan misi yang dipilih sesuai dengan

keyakinan-keyakinan yang dinyatakan oleh kelompok. Jika semua perawat telah

menyetujui maka pernytaan-pernyataan visi, misi ini didistribusikan kesemua

karyawan keperawatan dan dipasang disetiap unit keperawatan. Para manajer

keperawatan berkewajiban menyebarkan visi dan misi akan dikenal luas untuk

meningkatkan kreativitas serta membuat para karyawan terfokus pada upaya-upaya

kearah pencapaian visi.

Hubungan selanjutnya dalam rantai perencanaan adalah setiap kepala perawat atau

coordinator harus mengarahkan para perawat profesionalnya untuk mengembangkan

pernyataan tentang filosofi, visi, misi dan tujuan unit keperawatan. Sebagai contoh

jika filosofi organisasi mengacu kepada keyakinan agama, maka pernytaan visi, misi

dan tujuan juga mencerminkan keyakinan yang sama. Jika visi departemen

menyatakan maksud untuk menyiapkan maksud untuk menyiapkan pasien kearah

perawatan diri , maka pernyataan visi, misi dan tujuan unit harus jiga menyebutkan

maksud-aksud yang sama.

Contoh :

Visi Rungan :

- Menjadi ruangan yang mampu dan handal dalam pelayanan keperawatan di Rumah Sakit ..A.. dengan

pelayanan secara utuh bio-psiko-sosio dan spiritual

Misi Ruangan

- Kami dapat melayani pasien dengan layanan sepenuh hati

- Kami akan selalu berkomunikasi dengan pasien secara terapeutik

Page 6: Aplikasi MPKP dala keperawatan

- Kami akan optimalisasi sarana pelayanan sehingga bisa efektif dan efisien

- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima, berfokus pada kesehatan dan kepuasan pasien dengan

tetap memperhatikan aspek sosial

Moto Kami :

- Kami diciptkan untuk berbuat baik dengan sesama

Tujuan khusus keperawatan penyakit bedah

- Memberi asuhan keperawatan kepada klien penyakit bedah secara holistik dan seoptimal mungkin berdasarkan

kasih Allah.

- Mempersiapkan klien (fisik, mental dan spiritual) yang akan menjalani pembedahan, menjaga agar klien

terhindar dari komplikasi pasca bedah.

- Memberi semua bantuan yang diarahkan untuk memelihara rasa aman dan nyaman klien.

- Dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien penyakit bedah, digunakan standar asuhan keperawatan dengan

lima langkah proses keperawatan.

- Memberi penyuluhan kepada klien, sehingga mandiri merawat diri setelah pembedahan maupun setelah klien

pulang.

- Memelihara hubungan kerja yang harmonis sesama tim kesehatan yang ada di lingkungan kerja.

- Menciptakan iklim kerja yang kondusif untuk proses belajar mengajar dalam kegiatan pendidikan bagi peserta

didik/magang.

- Menunjang program pendidikan berkelanjutan bagi pengembangan staf dalam pelayanan keperawatan.

Falsafah keperawatan

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Rumah sakit …B… perawat meyakini:

- Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio, psiko, sosio, kultur dan spiritual, di mana unsur

spiritual merupakan unsur terpenting. Kebutuhan ini penting selalu diperhatikan dalam setiap pemberian asuhan

keperawatan di lingkungan RS ……………….

- Keperawatan merupakan karya Tuhan Yang Maha Esa bagi umat manusia melalui tim keperawatan yang

bertujuan meningkatkan derajat kesehatan secara optimal, kepada semua yang membutuhkan dengan tidak

membedakan suku, bangsa, agama maupun status sosial di tempat pelayanan keperawatan berdasarkan

dorongan kasih dari Allah.

- Tujuan asuhan keperawatan dicapai melalui anugerah Allah dan usaha bersama tim keperawatan, tim kesehatan

lainnya dan klien.

- Asuhan keperawatan diberikan dengan menggunakan proses keperawatan dalam lima tahap untuk memenuhi

kebutuhan kesehatan klien.

- Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat serta memiliki wewenang melakukan asuhan keperawatan

secara utuh berdasarkan Standar Asuhan Keperawatan.

- Pendidikan keperawatan berkelanjutan dilaksanakan secara terus menerus untuk pertumbuhan dan

perkembangan staf keperawatan.

b. Menyusun Kebijakan,

Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambilan keputusan.

Analisis kebijakan merupakan nasehat atau bahan pertimbangan pembuat kebijakan yang berisi

tentang masalah yang dihadapi, tugas yang mesti dilakukan oleh organisasi yang berkaitan

dengan masalah tersebut, dan juga berbagai alternatif kebijakan yang mungkin bisa diambil

dengan berbagai penilaiannya berdasarkan tujuan kebijakan. Kebijakan yang disusun didalam

ruangan MPKP antara lain adalah kedisiplinan, aturan dinas, rotasi, jenjang karir dan lain-lain.

c. Penyusunan Standart Kinerja,

Salah satu hal penting yang perlu mendapat perhatian ialah perumusan berbagai ketentuan

formal yang harus ditaati oleh semua orang dalam organisasi. Secara popular sering dikatakan

Page 7: Aplikasi MPKP dala keperawatan

bahwa ketentuan formal itu berperan sebagai peraturan permainan yang harus ditaati, Beberapa

contoh ketentuan formal adalah standart hasil pekerjaan yang harus dipenuhi, yaitu hasil

pekerjaan yang harus dipenuhi baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan disiplin organisasi

yang merupakan salah satu kewaiban yang harus ditunaikan oleh semua organisasi. Disiplin

organisasi menyangkut banyak hal antara lain keterikan pada norma-norma moral danetika,

keberadaan ditempat tugas sesuai dengan jam kerja yang berlaku dalam organisasi, kesediakan

bekerja lembur apabila diminta, kewajiban melapor kepada atasan apabila seseorang terpaksa

mangkir atau sakit, kesediaan ditempatkan. Dimanapun organisasi beroperasi dan dalam hal

tertentu disiplin berpekaian.

Untuk menetapkan tingkat kinerja karyawan, dibutuhkan penilaian kinerja. Menurut Simamora

(2004), semakin jelas standar kinerjanya, makin akurat tingkat penilaian kinerjanya.

Masalahnya, baik para penyelia maupun karyawan tidak seluruhnya mengerti apa yang

seharusnya mereka kerjakan. Karena bisa jadi, standar kinerja tersebut belum pernah disusun.

Oleh karena itu, langkah pertama adalah meninjau standar kinerja yang ada dan menyusun

standar yang baru jika diperlukan.

Minimal sebuah standar kinerja, harus berisi dua jenis informasi dasar tentang apa yang harus

dilakukan dan seberapa baik harus melakukannya. Standar kinerja merupakan identifikasi tugas

pekerjaan, kewajiban, dan elemen kritis yang menggambarkan apa yang harus dilakukan. Setiap

standar/kriteria harus dinyatakan secara cukup jelas sehingga manajer dan bawahan atau

kelompok kerja mengetahui apa yang diharapkan dan apakah telah tercapai atau tidak. Standar

haruslah dinyatakan secara tertulis dalam upaya menggambarkan kinerja yang sungguh-

sungguh. Standart yang harus ada di ruang MPKP antara lain adalah SAK (standar asuhan

keperawatan), SOP (standar operasional prosedur) dan Protap (prosedur tetap).

d. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit menjadi faktor penting untuk meningkatkan

pelayanan sekaligus penghematan bagi rumah sakit dan kini telah menjadi salah satu standar

mutu sebuah "rumah sakit". Otomatisasi/komputerisasi sistim pelayanan dan sistim informasi

manajemen merupakan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah ini. Banyak lembaga

kesehatan dan rumah sakit telah mendapat manfaat dari peralatan canggih ini. SIM Rumah Sakit

adalah solusi yang tepat untuk rumah sakit anda.

Page 8: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi

informasi dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk

menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan

keputusan manajemen.

Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama, yang mempunyai nilai

strategis dan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya saing serta kompetensi

utama sebuah organisasi dalam menyongsong era Informasi ini.

2. Jenis Perencanaan yang diterapkan di MPKP

Jenis perencanaan yang diterapkan diruang MPKP adalah perencanaan jangka pendek yang terdiri

dari rencana harian, bulanan dan tahunan.

a. Rencana Harian

Rencana harian adalah rencana aktifitas pada tiap shift yang dilakukan oleh perawat

asosiet/perawat pelaksana, perawat primer/ketua tim dan kepala ruangan. Rencana harian dibuat

sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre conference.

1) Rencana harian kepala ruangan

Isi kegiatan harian kepala ruangan meliputi semua kegiatan yang dilakukan oleh seluruh

SDM yang ada di ruangan dalam rangka menghasilkan pelayanan asuhan keperawatan yang

berkualitas. Kepala ruangan harus mengetahui kebutuhan ruangan dan mempunyai

hubungan keluar dengan unit yang terkait untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Demikian

pula dengan asuhan keperawatan, kepala ruangan sebagai narasumber utama atau konsultan

untuk menjamin terlaksananya asuhan keperawatan pada semua tim di ruangan.

Berikut isi rencana harian kepala ruangan meliputi :

- Asuhan keperawatan

- Supervisi Katim dan perawat pelaksana

Page 9: Aplikasi MPKP dala keperawatan

- Supervisi tenaga selain perawat

- Kerja sama dengan unit yang terkait

Tabel 2.1 : Contoh rencana harian kepala ruangan

2) Rencana Harian Ketua Tim

Isi rencana harian ketua tim antara lain adalah:

- penyelenggaraan asuhan keperawatan pada pasien di timnya,

RENCANA HARIAN KEPALA RUANGAN Nama Karu :............. Ruangan : ............. Tanggal : ............. Jumlah perawat : ............. Jumlah pasien : .............

WAKTU KEGIATAN

07.30

Operan (Pre Conference), Mengecek SDM, fasilitas, pasien ..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

08.00 Mengecek kebutuhan pasien ( pemeriksaan, kondisi, dll.)

09.00

Melakukan interaksi dengan pasien baru/pasien yang memerlukan perhatian khusus ..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

10.00

Melakukan supervisi kepada ketua tim

Ketua tim I : ...............................(nama)

Tindakan : ..................................................................................................

Ketua tim II : ...............................(nama)

Tindakan : ..................................................................................................

11.00

Melakukan supervisi kepada perawat pelaksana Perawat 1 : Nama : .............................. Tindakan : ....................................................................................................

Perawat 2 :

Nama : .............................. Tindakan : .........................................

12.00 Hubungan dengan bagian lain terkait Rapat-rapat terstruktur/insidentil

13.00

Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore, malam dan besok sesuai tingkat ketergantungan pasien Istirahat ..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

14.00

Operan Post conference

Page 10: Aplikasi MPKP dala keperawatan

- Melakukan supervisi perawat pelaksana untuk menilai kompetensi secara langsung dan tidak

langsung, serta on the job trainning yang dirancang,

- Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya.

Ketua tim sebaiknya hanya dinas pagi, karena pada pagi hari banyak kegiatan atau tindakan

yang dilakukan dan merencanakan kegiatan sore dan malam.

Tabel 2.2 : Rencana Harian Ketua Tim / Perawat Primer

3) Rencana Harian Perawat Pelaksana

Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah klien yang

dirawat pada shif dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shif sore dan malam agak

berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua

tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference. Perawat

pelaksana akan membuat rencana yang ditujukan pada tindakan keperawatan untuk sejumlah

pasien yang dirawat pada shift dinasnya.

Rencana Catatan harian Perawat Pelaksana/Assosiet ( PP/PA ) pada shift sore dan malam agak

berbeda jika hanya 1 (satu) orang dalam satu tim. Perawat tersebut akan berperan sebagai ketua

tim dan PA/PP, sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.

Tabel 2.3 : Rencana Harian perawat pelaksana

RENCANA HARIAN KETUA TIM/PERAWAT PRIMER Nama perawat:.........................Ruangan : .......................Tanggal : ............................. Nama Pasien : 1.......................... 4.......................... 7.......................... 2.......................... 5.......................... 8.......................... 3......................... 6.......................... 9..........................

WAKTU KEGIATAN

07.30 Operan Pre Conference

08.00

Pasien 1 :....................................................................................... ( tindakan ) Pasien 2 :....................................................................................... ( tindakan )

Pasien 3 :....................................................................................... ( tindakan )

dst

09.00

Melakukan supervisi kepada perawat Perawat I : ....................................(nama) Tindakan : ..................................................................................

Perawat II : ....................................(nama) Tindakan : ..................................................................................

10.00 Memimpin terapi kelompok.

11.00

Pasien 1 :....................................................................................... ( tindakan ) Pasien 2 :....................................................................................... ( tindakan )

Pasien 3 :....................................................................................... ( tindakan )

dst

12.00 Istirahat

13.00 Dokumentasi dan supervisi pendokumentasian yang dibuat perawat

14.00 Operan

RENCANA HARIAN PERAWAT PELAKSANA Nama perawat:.........................Ruangan : .......................Tanggal : ............................. Nama Pasien : 1.......................... 4.......................... 7.......................... 2.......................... 5.......................... 8..........................

WAKTU KEGIATAN

07.30 13.30 20.30 Operan Pre Conference

Pasien 1 :............................................................... ( tindakan )

Page 11: Aplikasi MPKP dala keperawatan

4) Penilaian Rencana harian perawat

Setiap ketua tim mempunyai instrumen dan mengisinya setiap hari. Pada akhir bulan dapat

dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.

Tabel 2.4 : Dokumentasi pembuatan rencana harian perawat

no nama perawat Tanggal/bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst jml %

1 Duki √ √ -

2 Romi

3 Yulia

4 Saiful

Ket: (√) : perawat membuat rencana harian

(- ) : perawat tidak membuat rencana harian

(0) : perawat libur

Presentasi Rencana harian : Jumlah RH yang dibuat X 100%

Jumlah hari dinas pada bulan tersebut

Tabel 2.5 : Rekapitulasi Rencana Harian Perawat Rekapitulasi Rencana Harian Perawat

Ruang : ............................................ Bulan : ................................................

No Perawat Jumlah Yang Membuat Rencana Harian

% Yang Tidak Membuat Rencana Harian

%

1 Kepala Ruangan

2 Ketua Tim

3 Perawat Pelaksana

Rencana Tindak Lanjut :

Page 12: Aplikasi MPKP dala keperawatan

b. Rencana Bulanan

Ketua tim dan kepala ruangan membuat rencana bulanan berhubungan dengan peningkatan asuhan

keperawatan dan pelayanan keperawatan.

a) Rencana Bulanan Kepala Ruangan

Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil ke empat pilar atau nilai MPKP dan

berdasarkan hasil evaluasi tersebut, kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam

rangka peningkatan kualitas hasil. Dalam fungsi perencanaan, kepala ruangan membuat laporan

tentang evaluasi rencana harian yang dibuat oleh ketua tim dan perawat pelaksana.

Kegiatan yang termasuk rencana bulanan karu

- Membuat jadual dan memimpin case conference

- Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga

- Membuat jadual dinas

- Membuat jadual petugas TAK

- Membuat jadual memimpin rapat bulanan perawat

- Membuat jadual dan memimpin rapat tim kesehatan

- Membuat jadual supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana

- Melakukan audit dokumentasi

- Membuat laporan bulanan

Tabel 2.6 : Contoh rencana bulanan kepala ruang RENCANA BULANAN KARU

Bulan : ………………………………………………………

Senin Selasa rabu kamis Jum`at sabtu minggu

1

Rapat Lap.

bulanan

2

Supervisi Katim

3

Audit dokumen

4

Penkes keluarga

5

Supervisi PA

6

Audit dok

7

Dst.

Ketua Tim Kepala Ruang

(…………) (……………….)

b) Rencana Bulanan Ketua Tim

Page 13: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan

didalam timnya yaitu askep dan kinerja perawat pelaksana. Berdasarkan hasil tersebut, dibuat

rencana tindak lanjut untuk perbaikan pada bulan berikutnya. Ketua tim membuat laporan

evaluasi rencana kegiatan harian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana

dan melaporkan hasil audit asuhan keperawatan serta melakukan perbaikan asuhan keperawatan

dengan merencanakan diskusi langsung.Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan

katim adalah:

- Mempersentasikan kasus dalam case conference

- Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga

- Melakukan supervisi perawat pelaksana Tabel 2.7 : Contoh rencana bulanan kepala ruang

RENCANA BULANAN KATIM

Bulan : ………………………………………………………

Senin Selasa rabu kamis Jum`at sabtu Minggu

1

Rapat

ruangan

2

Supervisi

PA

3

Supervisi

PA

4

Penkes

keluarga

5

Supervisi

PA

6

Audit

dok

7

Dst.

Ketua Tim Kepala Ruang (…………) (……………….)

c. Rencana tahunan

Setiap akhir tahun kepala ruang melakukan evaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan

sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya.

Rencana kegiatan tahunan mencakup :

a) Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan (aktifitas

yang dilakukan dari 4 pilar praktek profesioanal) serta evaluasi mutu pelayanan

b) Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim

c) Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah pencapaianya

yang bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkanya

dimasa mendatang

d) Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana

menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melajutkan pendidikan formal,

membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.

Page 14: Aplikasi MPKP dala keperawatan

B. Pengorganisasian

Pengorganisasin adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya

(potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkanya secara efisien untuk mencapai tujuan

organisasi dengan mengintegrasikan semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh sebuah

organisasi. Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama organisasi diartikan sebagai

suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah rumah sakit, puskesmas, sebuah

perkumpulan, badan-badan pemerintahan dan lain sebagainya. Kedua, merujuk pada proses

pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota, sehingga

tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai

kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sistem kerjasama

secara jelas diatur siapa menjalankan apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi dan

memfokuskan sumber daya pada tujuan. Karakteristik sistem kerjasama dapat dilihat, antara lain 1)

Ada komunikasi antara orang yang bekerjasama; 2) Individu dalam organisasi tersebut mempunyai

kemampuan untuk bekerjasama; 3) Kerjasama itu ditujukan untuk mencapai tujuan.

Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas itu kepada orang yang

sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya manusia, serta

mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi. Apabila serangkaian

kegiatan telah disusun dalam rangka mencapai tujuan organisasi, maka untuk

pelaksanaan kegiatan tersebut harus diorganisasikan. Agar organisasi dapat berfungsi sebagai alat

untuk mencapai tujuan secara efektif, maka dalam fungsi organisasi harus terlihat pembagian tugas

dan tanggung jawab orang-orang atau karyawan yang akan melakukan kegiatan masing-masing.

Pengorganisasian diruangan perawatan MPKP menggunakan pendekatan sistem/metode antara

lain adalah pembuatan struktur organisasi, daftar dinas dan daftar pasien.

1. Struktur organisasi

Pengorganisasian diruangan MPKP menggunakan pendekatan sistem/metode penugasan tim. SDM

perawat diorganisasikan dengan menggunakan metode penugasan perawat primer dan tim

keperawatan yang dimodifikasi. Perawat dibagi dalam tim sesuai dengan jumlah pasien diruangan.

Jumlah pasien untuk tiap tim 8-10 orang, dan jumlah perawat antara 6-10 orang, untuk itu akan

dibuat struktur organisasi daftar dinas dan daftar pasien.

Page 15: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-primer keperawatan. Ruang

MPKP dipimpin oleh kepala ruang yang membawahi dua atau lebih ketua tim. Ketua tim berperan

sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat pelaksana yang memberikan asuhan

keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok klien

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Ruangan A

Uraian tugas masing-masing personil diatas antara lain adalah :

a. Kepala ruangan

- Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan harian.

- Mengorganisir pembagian tim dan pasien

- Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada di ruangannya,

- Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada di ruangannya,

- Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang lainnya,

- Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya, kemudian menindak lanjutinya,

- Mewakili MPKP dalam koordinasi dengan unit kerja lainnya,

b. Ketua tim/perawat primer:

- Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan harian.

- Mengatur jadual dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala ruangan,

- Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan keperawatan bersama-sama

anggota timnya,

- Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan asuhan keperawatan,

- Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan,

- Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab timnya,

- Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan,

c. Uraian tugas perawat pelaksana:

- Membuat rencana harian asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawabnya.

- Melaksanakan asuhan keperawatan dengan melakukan interaksi dengan pasien dan keluarganya

- Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim.

Page 16: Aplikasi MPKP dala keperawatan

2. Daftar Dinas Ruangan disusun berdasarkan tim

Daftar dinas disusun berdasarkan tim, yang dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah

mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadual dinas perawat

dilakukan oleh kepala ruang pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadual dinas pada minggu

berikutnya bekerja sama dengan ketua tim. Setiap tim mempunyai anggota yang berdinas pada

pagi, sore dan malam, dan yang lepas dari dinas (libur) malam hari dan yang libur.

Tabel 2.8 : Contoh Jadwal Dinas Ruangan A

N

o

Nama Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

1. Karu P

Tim I

Katim

PA.1 PA.2

PA.3

PA.4 PA.5

P

M S

M

S P

Katim

PA.1

PA.2 PA.3

PA.4

PA.5

P

M

S M

S

L

Pagi

Sore

Malam

3. Daftar Pasien

Daftar pasien adalah daftar semua pasien yang menjadi tanggung jawab tiap kelompok selama 24

jam. Secara individu, setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total

selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Hal ini menggambarkan tanggung jawab dan tanggung

gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah perawatan pasien yang

holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain dan keluarga untuk

berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan pasien. Daftar pasien ruangan diisi oleh katim

sebelum operan dengan dinas berikutnya.

Tabel 2.9 : Contoh daftar pasien di ruangan..A..

No

Nama

Pasien

Dokter

Perawat

Primer /

Ketua

tim

PA/PP

22-10-09 23-10-09 24-10-09

Pagi Sore Malam

1

TIM I

1. sinta 2.Alek

3.Ricak

4.Paijo 5.Paiman

6.Dewi

Dr. Sri Dr. Sri

Dr. Ria

Dr. Ari Dr. Ria

Dr. Ria

Setiadi Setiadi

Setiadi

Setiadi Setiadi

Setiadi

Anton Merina

Ja`far

Atus Tono

Hari

Anton* Merina

Ja`far

Atus Tono

Hari*

Anton Merina*

Ja`far

Atus* Tono

Hari

Anton Merina

Ja`far*

Atus Tono*

Hari

2 TIM II

Page 17: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Menurut jadual dinas tanggal 22 November 2009, dinas pagi Anton, hari, mereka akan merawat

pasien yang dialokasikan kepada mereka serta pasien yang perawatnya dinas sore atau malam.

4. Klasifikasi Pasien

Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi yang dibagi dalam tiga kelompok

berdasarkan tingkat ketergantungan klien :

(1) Perawatan Total, yaitu klien memerlukan 7 jam perawatan langsung per 24 jam

(2) Perawatan Parsial, yaitu klien memerlukan 4 jam perawatan langsung per 24 jam

(3) Perawatan Mandiri, yaitu klien memerlukan 2 jam perawatan langsung per 24 jam

Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori di atas adalah sebagai berikut:

1. Kategori I : Perawatan mandiri/self care

Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi

emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift, tindakan

pengobatan biasanya ringan dan sederhana.

2. Kategori II : Perawatan sedang/partial/intermediate care

Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan, memberi dorongan

agar mau makan, eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke

kamar mandi. Penampilan pasien sakit sedang. Tindakan perawatan pada pasien ini monitor

tanda-tanda vital, periksa urin reduksi, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran drainase

atau infus. Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk mendukung emosi 5 – 10

menit/shift. Tindakan dan pengobatan 20 – 30 menit/shift atau 30 – 60 menit/shift dengan

mengobservasi efek samping obat atau reaksi alergi.

3. Kategori III : Perawatan total/intensive care

Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilakukan sendiri, semua dibantu oleh perawat, penampilan

sakit berat. Pasien memerlukan observasi terus menerus.

Petunjuk penetapan jumlah berdasarkan derajat ketergantungan :

(1) Dilakukan 1 kali sehari pada waktu yang sama dan sebaliknya dilakukan oleh perawat yang

sama selama 22 hari.

Page 18: Aplikasi MPKP dala keperawatan

(2) Setiap pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi pasien (minimal memenuhi tiga kriteria)

(3) Kelompok pasien sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda tally (I) pada kolom

yang tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat diketahui berapa jumlah pasien yang ada

dalam klasifikasi minimal, parsial dan total.

(4) Bila hanya mempunyai satu kriteria dari hasil klasifikasi tersebut maka pasien dikelompokan

pada klasifikasi di atasnya.

Tabel 2.10 : Klasifikasi pasien berdasarkan derajat ketergantungan

Kriteria ketergantungan Jumlah pasien perhari sesuai kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst

Perawatan minimal :

1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian

dilakukan sendiri

2. Makan dan minum dilakukan sendiri

3. Ambulasi dengan pengawasan

4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan

setiap shift

5. Pengobatan minimal, status psikologis

stabil

6. Pengobatan prosedur memerlukan

pengobatan

Perawatan parsial :

1.Kebersihan diri dibantu, makan dan

minum dibantu dilakukan sendiri

2.Observasi tanda-tanda vital setiap 4

Jam

3.Ambulasi dibantu, pengobatan lebih

dari sekali

4.Folley kateter, intake ouput dicatat

5.Pasien dengan pasang infus, persiapan

pengobatan memerlukan prosedur

Perawatan total :

1.Segalanya diberi bantuan

2.Posisi yang diatur, observasi tanda-

tanda vital setiap 2 jam

3.Makan memerlukanNGT, inravena

terapi

Page 19: Aplikasi MPKP dala keperawatan

4. Pemakaian suction

5. Gelisah/disorientasi

Jumlah total pasien per hari

Dalam satu penelitian Douglas (1975, dalam Sudarsono, 2000) tentang jumlah tenaga perawat di rumah sakit,

didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam tergantung pada tingkat

ketergantungan pasien seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.11 : Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pada suatu ruang

JUML

AH

PASIE

N

KLASIFIKASI PASIEN

MINIMAL PARSIAL TOTAL

Pagi siang malam pagi sian

g

mala

m

pagi siang malam

1 0.17 0.14 0.10 0.27 0.15 0.07 0.36 0.30 0.20

2 0.34 0.28 0.20 0.54 0.30 0.14 0.72 0.60 0.40

3 0.51 0.48 0.30 0.18 0.45 0.21 1.08 0.90 0.60

dst

Dari tabel diatas, dapat diambil contoh :

Suatu ruang rawat dengan 22 pasien (3 pasien dengan perawatan minimal, 14 pasien dengan perawat

intermediet dan 5 pasien dengan perawatan total), maka jumlah perawat yang dibutuhkan:

a. Dinas pagi :

3 x 0,17 = 0,51

14 x 0.27 = 3,78

5 x 0,36 = 1,90

Jumlah 6,90 → 6 orang

b. Dinas siang

3 x 0,14 = 0,42

14 x 0.15 = 2.10

5 x 0,30 = 1,50

Jumlah 4,02 → 4 orang

c. Dinas malam

3 x 0,10 = 0,30

14 x 0.07 = 0,98

5 x 0,20 = 1,00

Jumlah 2,26 → 2 orang

Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa total jumlah kebutuhan perawat untuk dinas pagi,

sore dan malam sebanyak 12 orang.

Pada ruang MPKP, penetapan jumlah perawat dilakukan dengan menghitung jumlah pasien

berdasarkan derajat ketergantungan selama 1 (satu bulan) dan jumlah perawat yang dibutuhkan

untuk setiap hari. Penetapan satu bulan diharapkan sudah dapat mencerminkan perubahan jumlah

Page 20: Aplikasi MPKP dala keperawatan

dan variasi pasien di ruang rawat tersebut. Kepala ruangan mengalokasikan setiap pasien baru pada

tim tertentu dengan mempertimbangkan beban kerja tim tersebut. Beban kerja dapat terkait dengan

jumlah pasien dan tingkat ketergantungan pasien.

Tabel 2.13 : Perkiraan Jumlah Kebutuhan Perawat Di ruang berdasarkan Klasifikasi Pasien

Ha

ri

ke

Kualifikasi

Jumlah

pasien

Jumlah kebutuhan

perawat Ket.

Min Int Total Pagi Sore Malam

1 12 9 6 27 6.63 4.83 3.30

2 14 8 3 25 5.62 3.06 2.56

3 11 9 5 25 6.05 4.39 2.73

4 9 11 7 27 7.02 5.01 3.07

5 12 12 8 30 7.44 5.28 3.24

6 13 6 11 30 7.90 6.02 3.92

7 11 7 11 29 7.70 5.89 3.79

8 8 10 11 29 8.02 5.92 3.70

9 9 9 11 29 7.92 5.91 3.73

10 12 7 9 28 7.17 5.88 3.49

11 13 7 8 28 6.98 5.27 3.39

12 13 7 7 27 6.62 4.97 3.19

13 14 4 6 24 5.62 4.36 2.88

14 9 10 8 27 7.11 5.16 3.10

15 12 8 9 29 7.44 5.58 3.56

16 16 6 7 29 6.68 5.84 3.42

17 13 9 6 28 6.80 4.97 3.06

18 15 9 6 30 7.40 5.25 3.30

19 12 8 9 29 7.40 5.58 3.56

20 9 6 14 29 8.19 6.36 4.12

21 8 9 10 27 7.39 5.47 3.43

22 9 12 7 28 7.29 5.16 3.14

Rata - rata 7.11 5.28 3.35

Dari tabel diatas, dengan kapasitas tempat tidur 32 buah, diperlukan perawat sebagai berikut :

Jumlah kebutuhan perawat setiap hari = 7.11 + 5.28 + 3.35

= 15.74 → 16 orang

Libur/cuti = ± 5 orang

Jumlah tenaga yang dibutuhkan = 16 + 5 = 21 orang + kepala

ruangan + 4 orang perawat primer

= 26 orang

C. Pengarahan

Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja

secara optimal dalam melaksnaakan tugas-tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki.

Pengarahan ini termasuk didalamnya adalah kejelasan komunikasi, pengembangan motivasi yang

efektif. Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena

merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari

tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah

ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar. Memang diakui bahwa usaha-usaha perencanaan

dan pengorganisasian bersifat vital, tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan dihasilkan sampai

Page 21: Aplikasi MPKP dala keperawatan

kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang diorganisasi. Untuk maksud itu

maka diperlukan tindakan pengawasan (actuating) atau usaha untuk menimbulkan action.

Pengarahan diruang perawatan dapat dilakukan dalam beberapa kegiatan yaitu program motivasi,

manajemen konflik, pendelegasian, supervisi dan komunikasi efektif

1) Program motivasi

Program motivasi dimulai dengan membudayakan cara berfikir positif bagi setiap SDM dengan

mengungkapkannya melalui pujian (reinforcement) pada setiap orang yang bekerja bersama-

sama. Kebersamaan dalam mencapai visi, dan misi merupakan pendorong kuat untuk fokus pada

potensi masing-masing anggota.

2) Manajemen konflik,

MPKP merupakan pendekatan baru, maka kemungkinan menimbulkan konflik yang disebabkan

oleh persepsi, pandangan dan pendapat yang berbeda. Untuk itu dilakukan pelatihan tentang

sistem pelayanan dan asuhan keperawatan bagi semua SDM yang ada (MPKP). Selain itu dalam

implementasi MPKP, Kepala subdepartemen keperawatan (Kasubdepwat), kepala ruangan

(kalak) dan katim agar melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) untuk mencegah dan

menyelesaikan konflik. Komunikasi yang terbuka diarahkan kepada penyelesaian konflik dengan

win-win solution.

3) Supervisi

Pengawasan merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan pelayanan dan asuhan

keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan. Pelayanan tidak diartikan sebagai

pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang

mengawasi pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada pencapaian atau keberhasilan

dan memberi jalan keluar pada hal-hal yang belum terpenuhi. Dengan demikian pengawasan

mengandung makna pembinaan.

Pengawasan dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pengawasan langsung

dilakukan saat tindakan atau kegiatan sedang berlangsung, misalnya perawat pelaksanan sedang

melakukan ganti balutan, maka katim mengobservasi tentang pelaksanaan dengan memperhatikan

apakah standar kerja dijalankan. Pengawasan terkait pula dengan kinerja dan kompetisi perawat,

yang akan berguna dalam program jenjang karir perawat bersangkutan. Pengawasan tidak

langsung dilakukan melalui pelaporan atau dokumen yang menguraikan tindakan dan kegiatan

yang telah dilakukan.

Page 22: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Pengawasan biasanya dilakukan oleh perawat yang lebih berpengalaman, ahli atau atasan kepada

perawat dalam pelaksanaan kegiatan atau tindakan. Agar hasil pengawasan dapat ditindaklanjuti

maka sebaliknya disediakan instrumen pengawasan. Tindak lanjut dapat berupa penghargaan,

penambahan pengetahuan atau keterampilan, promosi untuk tahap kemampuan lanjutan.

Pelaksanaan pengawasan dapat direncanakan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan dengan

fokus yang telah ditetapkan.

Di ruang rawat pengawasan dilakukan kepada kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana.

Pengawasan terhadap kepala ruangan dilakukan oleh kasubdepwat. Pengawasan terhadap ketua

tim dilakukan oleh kasubdepwat, dan kepala ruangan. Pengawasan terhadap perawat pelaksana

dilakukan oleh kasubdepwat, kepala ruangan dan katim.

Supaya hasil pengawasan dapat ditindaklanjuti maka sebaliknya disediakan instrumen

pengawasan. Tindak lanjut dapat berupa penghargaan, penambahan pengetahuan atau

keterampilan, promosi untuk tahap kemampuan lanjutan. Pelaksanaan pengawasan dapat

direncanakan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan dengan fokus yang telah ditetapkan.

Di ruang rawat pengawasan dilakukan kepada kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana.

Pengawasan terhadap kepala ruangan dilakukan oleh kasubdepwat. Pengawasan terhadap ketua

tim dilakukan oleh kasubdepwat, dan kepala ruangan. Pengawasan terhadap perawat pelaksana

dilakukan oleh kasubdepwat, kepala ruangan dan katim.

Diruang MPKP supervsi berjenjang dilakukan sebagai berikut :

- Kepala seksi keperawatan atau konsultan melakukan pengawasan terhadap kepala ruangan,

ketua tim dan perawat pelaksana

- Kepala ruangan melakukan pengawasan terhadap ketua tim dan perawat pelaksana

- Ketua tim melakukan pengawasan terhadap perawat pelaksana

Materi supervisi disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf perawat yang

disupervisi. Untuk kepala ruang materi supervisi adalah kemampuan manajerial dan kemampuan

asuhan keperawatan. Ketua tim supervise terkait dengan kemampuan pengelolahan di timnya dan

kemampuan asuhan keperawatan, sedangkan untuk perawat pelaksana disupervisi terkait dengan

kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan. Agar supervise dapat menjadi alat

pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staff maka perlu disusun standart dan jadual pasti

dalam supervise.Untuk evaluasi fungsi pengarahan ini, kepala ruangan menyusun rencana

terhadap ketua tim dan perawat pelaksana sebagai rencana bulanan.

Page 23: Aplikasi MPKP dala keperawatan

4) Pendelegasian

Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain agar aktifitas organisasi tetap

berjalan. Pendelegasian dilaksanakan melalui proses sebagai berikut :

a) Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan

b) Identifikasi ketrampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas

c) Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan

d) Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuaanya

e) Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas

f) Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah tertentu,

manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi narasumber untuk menyelesaikan

masalah yang etrjadi

g) Evaluasi kinerja setelah tugas selesai

h) Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan

Penerapan delegasi di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh kepala ruangan kepada

ketua tim dan ketua tim kepeda perawat pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme

pelimpahan tugas dan wewenang.

Pendelegasian tugas dilakukan secara berjenjang yang penerapanya dibagi menjadi 2 jenis, yaitu

pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil.

a) Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai

konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan diruang MPKP. Bentuknya antara lain adalah :

- Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada ketua tim untuk menggantikan tugas

sementara tugas kepala ruang karena alasan tertentu

- Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada penanggung jawab shif

- Pendelegasian ketua tim kepada perawat pelaksana dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan yang telah direncanakan.

b) Pendelegasian insidentil, yang terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan

hadir , sehingga pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur

pendelegasian adalah kepala seksi perawatan, kepala ruangan, ketua tim atau penanggung

jawab shif dan tergantung pada personil yang berhalangan.

Page 24: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Mekanisme yang dilakukan adalah sebagai berikut :

- Bila kepala ruangan berhalangan, kepala seksi menunjuk salah satu ketua tim untuk

menggantikan tugas kepala ruang

- Bila ketua tim berhalangan hadir, maka kepala ruangan menunjuk salah satu anggota tim

(perawat pelaksana) menjalankan tugas ketua tim

- Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir, sehingga satu tim kekurangan personil

maka kepala ruangan berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim

yang kekurangan personiltersebut atau katim melimpahkan pasien kepada perawat

pelaksana yang hadir.

Prinsip pendelegasian tugas di MPKP antara lain adalah :

- Pendelegasian tugas harus menggunakan format pendelegsaian

- Personil yang menerima pendelegasian adalah personel yang berkompetemn dan setara

dengan kemampuan yang digantikan tugasnya

- Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal, terinci dan tertulis

- Pejabat yang mengatur pendelegasian wajib memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi

rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi

- Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan

hasilnya

Tabel 2.13: Contoh lembar pendelegasian

Surat Pendelegasian tugas

Yang Bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ………………………………………………

Nip. :………………………………………………

Unit Kerja :………………………………………………

Jabatan :………………………………………………

Page 25: Aplikasi MPKP dala keperawatan

5) Komunikasi efektif

Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya pengarahan. Setiap orang

berkomunikasi dalam suatu organisasi, komunikasi yang kurang baik dapat mengganggun kelancaran

organisasi dalam mencapai tujuan.

Beberapa bentuk komunikasi diruang MPKP antara lain adalah operan, pr conferen dan post conferen:

a) Operan

Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang

berkaitan dengan keadaan klien atau komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam.

Operan dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dinas sore ke dinas

malam langsung dipimpin oleh penanggung jawab tim sore ke penanggung jawab tim malam.

Tujuan operan pasien menurut Taylor (1993) adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat

membantu untuk menetapkan rencana perawatan pasien, mengevaluasi intervensi keperawatan,

memberi kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan tentang perawatan yang diberikan kepadanya,

serta membantu menentukan prioritas diagnosa dan tujuan dari perawatan yang diberikan. Dalam

operan diterangkan tentang asuhan keperawatan yang telah diberikan oleh perawat yang telah selesai

tugas. Operan ini harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara sinkat, jelas dan

lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan

perkembangan klien saat itu.

Tabel 2.14 : Pedoman operan antar shif

PEDOMAN OPERAN

Page 26: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Waktu kegiatan

Tempat

Penanggung

jawab

Kegiatan

: awal pergantian shif

: Nursing station/kantor perawat

: Kepala ruang

:

1. Karu/Pj shift membuka acara dengan salam

2. Katim/Pj Tim mengoperkan :

- Kondisi/keadaan pasien (dx perawatan, tindakan yang

sudah dilaksanakan, hasil asuhan)

- Tindak lanjut untuk shif berikutnya

3. Perawat shif berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang

sudah disampaikan

4. Karu memimpin Ronde kekamar pasien

5. Karu merangkum informasi operan, memberikan saran

tindak lanjut

6. Karu memimpin doa bersama dan menutup acara

7. Bersalaman

b) Pre conferen

Pre conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan yang

dipimpin oleh katim atau penanggung jawab tim. Isi pre conference adalah rencana tiap

perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari katim atau PJ tim. Isi post conference

adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan (Keliat, 2000).

Tabel 2.15: Pedoman pre conferen PEDOMAN PRE CONFERENT

Waktu kegiatan

Tempat

Penanggung

jawab

Kegiatan

: Setelah operan

: Meja masing-masing tim

: Ketua tim

:

1. Karu/Pj shift membuka acara

2. Katim menanyakan rencana harian masing-masing perawat

pelaksana

3. Katim memberikanmasukan dan tindak lanjut terkait

dengan asuhan yang diberikan saat itu

4. Katim memberikan reinforcemen

5. Katim menutup acara

c) Post conferen

Post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan

sepanjang shif dan sebelum operan. Isi post conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap

perawat dan hal penting untuk operan (Keliat, 2000).

Page 27: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Tabel 2.16 : Pedoman pre conferen PEDOMAN PRE CONFERENT

Waktu kegiatan

Tempat

Penanggung

jawab

Kegiatan

: Sebelum operan ke dinas berikut

: Meja masing-masing tim

: Ketua tim

:

1. Karu/Pj shift membuka acara

2. Katim menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien

3. Katim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah

diberikan

4. Katim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang

harus dioperkan kepada perawat shif berikutnya

5. Katim menutup acara

d) Ronde Keperawatan

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan

oleh perawat, dengan melibatkan klien untuk mermbahas dan melaksanakan asuhan

keperawatan oleh ketua Tim atau penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota

tim.

Karakteristik pelaksanan ronde keperawatan antara lain:

- Klien dilibatkan secara langsung

- Klien merupakan fokus kegiatan

- Perawat pelaksana, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama

- Kosuler memfasilitasi kreatifitas

- Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat primer untuk

meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah

Tujuan :

- menumbuhkan cara berfikir secara kritis

- Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien

- Meningkatkan vadilitas data klien

- Menilai kemampuan justifikasi

- Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

- Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.

Page 28: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Peran perawat primer dan perawat pelaksana dalam menjalankan pekerjaannya perlu

adanya sebuah peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa

disebutkan antara lain :

- Menjelaskan keadaan dan data demografi klien

- Menjelaskan masalah keperawatan utama

- Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan

- Menjelaskan tindakan selanjutnya

- Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil

Peran perawat primer lain dan atau konsuler

- Memberikan justifikasi

- Memberikan reinforcement

- Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional

- Mengarahkan dan koreksi

- Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

D. Fungsi Pengendalian

Pengendalian (controlling) adalah proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan

rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.

Pengawasan (controlling) dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan, mengoreksi

penyimpangan-penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang

direncanakan. Adalah wajar jika terjadi kekeliruan-kekeliruan tertentu, kegagalan-kegagalan dan

petunjuk-petunjuk yang tidak efektif hingga terjadi penyimpangan yang tidak diinginkan dari pada

tujuan yang ingin dicapai.

Pengawasan dalam arti manajemen yang diformalkan tidak akan eksis tanpa adanya perencanaan,

pengorganisasian dan penggerakan sebelumnya. Pengawasan bisa berjalan secara efektif diperlukan

beberapa kondisi yang harus diperhatikan yaitu:

1. Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan, dan kriteria yang dipergunakan dalam system

Pelayanan kesehatan, yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.

2. Agar standar pengawasan berfungsi efektif maka harus dipahami dan diterima oleh setiap anggota

organisasi sebagai bagian integral, misalnya sistem standar kendali mutu harus dianggap normal

dan perlu.

3. Sulit, tetapi standar yang masih dapat dicapai harus ditentukan.

Page 29: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Ada dua tujuan pokok, yaitu: (1) untuk memotivasi, dan (2) untuk dijadikan patokan guna

membandingkan dengan prestasi. Artinya jika pengawasan ini efektif akan dapat memotivasi

seluruh anggota untuk mencapai prestasi yang tinggi. Karena tantangan biasanya menimbulkan

berbagai reaksi, maka daya upaya untuk mencapai standar yang sulit mungkin dapat

membangkitkan semangat yang lebih besar untuk mencapainya daripada kalau yang harus dipenuhi

itu hanya standar yang mudah. Namun demikian, jika terget terlampau tinggi atau terlalu sulit

kemungkinan juga akan menimbulkan patah semangat. Oleh karena itu tidak menetapkan

standar yang terlampau sulit sehingga bukan meningkatkan prestasi, malah menurunkan prestasi

4. Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi. Di sini perlu

diperhatikan pola dan tata organisasi, seperti susunan, peraturan, kewenangan dan tugas-tugas

yang telah digariskan dalam uraian tugas (job discription).

5. Banyaknya pengawasan harus dibatasi. Artinya jika pengawasan terhadap karyawan terlampau sering,

ada kecenderungan mereka kehilangan otonominya dan dapat dipersepsi pengawasan itu sebagai

pengekangan.

6. Sistem pengawasan harus dikemudi (steering controls) tanpa mengorbankan otonomi dan

kehormatan manajerial tetapi fleksibel, artinya sistem pengawasan menunjukkan kapan, dan

dimana tindakan korektif harus diambil.

7. Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan perbaikan, artinya tidak hanya mengungkap

penyimpangan dari standar, tetapi penyediaan alternatif perbaikan, menentukan tindakan perbaikan.

8. Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah, yaitu: menemukan masalah,

menemukan penyebab, membuat rancangan penanggulangan, melakukan perbaikan, mengecek hasil

perbaikan, mengecek timbulnya masalah yang serupa.

Dalam bidang keperawatan pengendalian merupakan upaya mempertahankan mutu, kualitas atau

standar. Output (hasil) dari suatu pekerjaan dikendalikan agar memenuhi keinginan (standar)yang

telah ditetapkan. Pengendalian difokuskan pada proses yaitu pelaksanaan asuhan keperawatan dan

pada output (hasil) yaitu kepuasan pelanggan, keluarga, perawat dan dokter. Indikator mutu yang

merupakan output adalah BOR, LOS, TOI, dan Audit dokumentasi keperawatan. Kepala ruangan akan

membuat laporan hasil kerja bulanan tentang semua kegiatan yang dilakukan (proses evaluasi = audit

proses) terkait dengan MPKP. Data tentang indikator mutu dapat bekerjasama dengan tim rumah sakit

atau ruangan membuat sendiri. Audit dokumentasi keperawatan dilakukan pada rekam medik yang

pulang atau yang sedang dirawat lalu dibuat rekapitulasinya untuk ruangan. Survey masalah pasien

yang diambil dari pasien baru yang dirawat pada bulan yang bersangkutan untuk menganalisa apakah

ada masalah baru yang belum dibuat standar asuhannya. Ketua tim akan memberi kontribusi data yang

dibutuhkan oleh kepala ruangan dalam menilai pencapaian kegiatan MPKP.

Page 30: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengendalian / pengontrolan meliputi :

1) Menetapkan standart dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja

2) Melakukan pengukuran prestasi kerja

3) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standart

4) Mengambil tindakan korektif

Peralatan atau instrument dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk menunjukkan standart

yang telah ditetapkan atau tersedia. Audit merupakan penilaian pekerjaan yang telah dilakukan.

Terdapat tiga katagori audit keperawatan, yaitu :

1) Audit struktur

Berfokus pada sumber daya manusia, lingkungan perawatan, termasuk fasilitas fisik, peralatan,

organisasi, kebijakan, prosedur, standart, SOP dan rekam medic, pelanggan (internal maupun

external). Standart dan indikator diukur dengan mengunakan cek list.

2) Audit proses

Merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan keperawatan apakah standar keperawatan tercapai.

Pemeriksaan dapat bersifat retrospektif, concurrent, atau peer review. Retrospektif adalah audit

dengan menelaah dokumen pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi.

Concurent adalah mengobservasi saat kegiatan keperawatan sedang berlangsung. Peer review

adalah umpan balik sesame anggota tim terhadap pelaksanaan kegiatan.

3) Audit hasil

Audit hasil adalah produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien, kondisi SDM, atau indikator

mutu. Kondisi pasien dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan. Kondisi SDM dapat berupa

efektifitas dan efisiensi serta kepuasan. Untuk indikator mutu berupa BOR, ALOS, TOI, angka

infeksi nosokomial dan angka dekubitus.

Pada pelaksanaan MPKP kegiatan pengendalian diterapkan dalam bentuk kegiatan

pengukuran :

1) Indikator mutu umum

a) Penghitungan lama hari rawat (BOR)

BOR (bed occupancy rate) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu

tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur

rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik adalah 80 – 90 %. Standar nasional BOR

adalah 70-80 %.

Page 31: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Rumus penghitungan BOR :

Rumus :

Jumlah hari perawatan

X 100 % :

Jumlah tempat tidur X jumlah hari persatuan waktu

Keterangan :

- Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari kali jumlah hari dalam satu satuan

waktu

- Jumlah hari persatuan waktu, jika diukur persatu bulan maka jumlahnya 28-31 hari, tergantung jumlah hari

dalam bulan tersebut

b) Penghitungan rata-rata lama dirawat (ALOS)

ALOS (average length of stay) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping

memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara

umum ALOS ideal 6-9 hari.

Rumus penghitungan ALOS :

Rumus :

Jumlah hari perawatan pasien keluar X 100 % : Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Keterangan :

- Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar hidup atau mati dalam satu

periode waktu

- Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang pulang atau meninggal dalam satu periode

tertentu

c) Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi (TOI)

TOI (turn over interval) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke

saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi

penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong 1-3 hari.

Rumus penghitungan TOI :

Rumus :

(Jumlah TT x hari) – hari perawatan RS X 100 % : Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Keterangan :

- Jumlah TT : jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki

- Hari perawatan :jumlah total hari perawatan pasien yang keluar hidup dan mati

- Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang, lari atau

meninggal

2) Indikator mutu khusus

a) Kejadian infeksi nosokomial

Angka infeksi nosokomial adalah jumlah pasien infeksi yang didapat atau muncul selama

dalam perawatan dirumah sakit.

b) Kejadian cedera

Page 32: Aplikasi MPKP dala keperawatan

Angka cedera adalah jumlah pasien yang mengalami luka selama dalam perawatan yang

disebabkan karena tindakan jatuh, fiksasi dan lainnya. Indikator ini dapat menggambarkan

mutu pelayanan yang diberikan pada pasien. Idealnya tidak ada kasus pasien yang cedera

3) Kondisi pasien

a) Audit dokumentasi asuhan keparawat

Audit dokumentasi keperawatan dilakukan pada rekam medik yang pulang atau yang

sedang dirawat lalu dibuat rekapitulasinya untuk ruangan. Survey masalah pasien yang

diambil dari pasien baru yang dirawat pada bulan yang bersangkutan untuk menganalisa

apakah ada masalah baru yang belum dibuat standar asuhannya. Ketua tim akan memberi

kontribusi data yang dibutuhkan oleh kepala ruangan dalam menilai pencapaian kegiatan

MPKP.

b) Survey masalah baru

Survey masalah keperawatan adalah survey dengan standart Nanda untuk pasien baru

opname yang dilakukan untuk satu periode waktu tertentu (satu bulan).

c) Kepuasan pasien dan keluarga

Kepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan

hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam

hubungannya dengan harapan seseorang. Survey kepuasan yang dilakukan diruang MPKP

adalah kepuasan pasien, keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lain.

4) Kondisi SDM

- Kepuasan tenaga kesehatan (perawat dan dokter)

- Penilaian kinerja perawat

Keempat fungsi manajemen ini merupakan suatu rangkaian (proses) kegiatan yang berhubungan satu

sama lain. Jika tujuan organisasi belum tercapai atau masih ada kesenjangan pihak manajemen harus

mampu menganalisa kembali kelemahan pelaksanaan salah satu atau beberapa fungsi manajemen.

Untuk itu fungsi manajemen ini memerlukan perumusan standar unjuk kerja yang jelas yang

digunakan untuk menilai hasil kegiatan staff atau unit kerja. Apakah ada penyimpangan dan jika ada

Page 33: Aplikasi MPKP dala keperawatan

penyimpangan kegiatan manajerial ditujukan untuk melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang

telah terjadi.

Bagan 1

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen

DAFTAR RUJUKAN

Depkes RI, (2001). Standart Manajemen Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan di Sarana Kesehatan, Jakarta

Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes RI

Depkes RI, (2002). Standart Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta Direktorat Pelayanan Keperawatan

Depkes RI

Keliat, B.A., dkk (2000). Pedoman manajemen sumber daya manusia perawat ruang model praktek keperawatan

profesional rumah sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Makalah : tidak dipublikasikan

Nawawi, H. (1990). Administrasi Personel untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Jakarta : Haji Masagung

Nitisemito, A.S. (1991). Manajemen Personalia. Cetakan ke-8. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Robbins, S.P.(2001). Organizational Behavior : Consepts, Contoversies and Aplication. 3 edition , New Jersey :

Prentice Hall

Russel C. Swanburg .(1994). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Untuk Perawat Klinis,

Jakarta : EGC

Siagian, S.P. (2000). Mangemen sumber daya manusia. Cetakan 7, jakarta : PT Bumi Aksara

Sitorus, R, Yulia (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit; Penataan Struktur dan Proses

(Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta

Sudarsono, R.S. (2000). Berbagai model praktek keperawatan profesional di rumah sakit. Makalah seminar dan

Page 34: Aplikasi MPKP dala keperawatan

semiloka MPKP II. Jakarta : tidak dipublikasikan

Swansburg & swansburg, (1999). introductory managemen and leaderships for nurses: An Interactive text (2 ed.)

Canada : Jones & Bartlett Publishers