Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

29
PROPOSAL KEGIATAN PELAKSANAAN SOSIALISASI DAN DISKUSI MENGENAI MPKP (MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL) PADA PERAWAT RUANG NAKULA DALAM RANGKA PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MANAJEMEN DI RUANG NAKULA RSJ PROVINSI BALI TANGGAL 13 AGUSTUS 2015 OLEH: KELOMPOK 2 MADE BAYU OKA WIDIARTA 1302115007 I KETUT PURNAWAN 1302115026 LUH AYU SUARDIANI 1302115004 AGUSTINA MBILIYORA 1302115017 NI PUTU DESTRIANA WARDANI 1302115035 WAYAN ASRI ARDIANI SAPUTRI 1002105023 MINAR AGUSTINA SEVENY 1302115020

description

KEPERAWATAN

Transcript of Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

Page 1: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

PROPOSAL

KEGIATAN PELAKSANAAN SOSIALISASI DAN DISKUSI MENGENAI MPKP

(MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL)

PADA PERAWAT RUANG NAKULA DALAM RANGKA

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MANAJEMEN

DI RUANG NAKULA RSJ PROVINSI BALI

TANGGAL 13 AGUSTUS 2015

OLEH: KELOMPOK 2

MADE BAYU OKA WIDIARTA 1302115007

I KETUT PURNAWAN 1302115026

LUH AYU SUARDIANI 1302115004

AGUSTINA MBILIYORA 1302115017

NI PUTU DESTRIANA WARDANI 1302115035

WAYAN ASRI ARDIANI SAPUTRI 1002105023

MINAR AGUSTINA SEVENY 1302115020

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2015

Page 2: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

PROPOSAL

KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBERIAN SOSIALISASI DAN DISKUSI

MENGENAI MPKP (MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL) PADA

PERAWAT RUANG NAKULA

1. Latar Belakang

Dalam upaya pencapaian visi dan misi rumah sakit melalui penyelenggaraan

pelayanan kesehatan yang bermutu dan tidak terlepas dari peran penting pelayanan

kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan pasien yaitu selama 24

jam per hari dan 7 hari per minggu karenanya perawat memegang posisi kunci dalam

membangun citra Rumah Sakit. Pelayanan keperawatan berkualitas dapat diberikan

apabila pelayanan tersebut diberikan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi,

bekerja sesuai standar praktik dan etika profesi keperawatan.

Salah satu satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional

adalah penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan melalui pengembangan Model

Praktik Keperawatan yang ilmiah yang disebut dengan Model Praktik Keperawatan

Profesional (MPKP). Model ini sangat menekankan pada kualitas kinerja tenaga

keperawatan yang berfokus pada profesionalisme keperawatan antara lain melalui

penetapan dan fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan, sistem pengambilan keputusan,

sistem penugasan, dan sistem penghargaan yang memadai.

Model ini diyakini dapat menjadi salah satu daya ungkit pelayanan yang berkualitas,

yang memungkinkan perawat profesional menata struktur (menentukan jumlah, jenis,

dan standar kebutuhan tenaga) serta menata proses pemberian asuhan keperawatan

melalui hubungan perawat-pasien yang berkesinambungan sehingga memungkinkan

perawat primer bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang

diberikan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

Di berbagai RS telah banyak dilakukan kegiatan untuk meningkatkan mutu asuhan

keperawatan melalui pengembangan MPKP. Keuntungan dari penerapan MPKP adalah

dapat dilihat dari penurunan angka kejadian infeksi pada kateter urin, penurunan jumlah

pasien yang mengalami dekubitus, angka perpindahan perawat menurun, adanya

kepuasan pasien dan kepuasan perawat serta adanya hubungan pasien dan perawat yang

berkesinambungan. Pengembangan MPKP merupakan hal yang sangat penting dalam

mewujudkan kontribusi profesi keperawatan untuk meningkatkan mutu pelayanan

6

Page 3: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

keperawatan, melalui pengembangan MPKP ini masyarakat dapat melihat dan

merasakan secara konkrit pemberian pelayanan keperawatan yang profesional.

Berdasarkan analisis situasi nyata penampilan kerja perawat di Ruang Nakula RSJ

Provinsi Bali belum sepenuhnya menerapkan konsep MPKP yaitu 4 pilar nilai

profesional pelayanan keperawatan : management approach, compensatory rewad,

profesional relationship, patient care delivery (hasil pengkajian dan analisis data pada

diseminasi awal pada tanggal 3-8 Agustus 2015 di Ruang Diklat RSJ Provinsi Bali).

Perawat di Ruang Nakula belum mendapatkan sosialisasi terkait MPKP, dan hanya satu

orang dari perawat di ruang Nakula yang telah mendapat pelatihan tentang MPKP. Maka

dari itu, perlu diadakannya penyegaran/sosialisasi mengenai konsep MPKP sehingga

perawat dapat benar-benar mengerti dan mampu menerapkannya di ruangan.

2. Tujuan Kegiatan

1) Tujuan Umum

Perawat mampu memahami konsep Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)

sesuai dengan standar yang dimiliki RSJ Provinsi Bali dan mampu

mengimplementasikannya di ruangan masing-masing.

2) Tujuan Khusus

Setelah mengikuti sosialisasi MPKP, perawat diharapkan mampu:

a. Mampu menjelaskan MPKP dan jenis-jenisnya.

b. Mampu memahami penerapan MPKP yang ada di Ruang Nakula RSJ Provinsi Bali.

c. Mampu memberikan feed back (umpan balik/masukan) dalam penerapan MPKP

yang ada di ruangan.

3. Pelaksanaan

Kegiatan Sosialisasi MPKP akan dilaksanakan pada :

Hari/ tanggal : Kamis, 11 Agustus 2015

Waktu : Pkl 10.00 Wita

Lama kegiatan : 30 (tiga puluh) menit

Tempat : Ruang Nakula RSJ Provinsi Bali

7

Page 4: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

Denah :

Keterangan:

: Peserta : Penyaji

: Moderator : Fasilitator

: Supervisor

Aspek : Pengetahuan perawat anggota (perawat pelaksana) dalam pemahamannya

mengenai metode MPKP dan penerapannya di ruangan.

4. Struktur Pengorganisasian

1) Penyaji : Luh Ayu Suardiani

2) Moderator : Minar Agustina Seveny

3) Fasilitator:

- Made Bayu Oka Widiarta

- I Ketut Purnawan

- Agustina Mbiliyora

- Ni Putu Destriana Wardani

- Wayan Asri Ardiani Saputri

4) Peserta :

Perawat Ruang Nakula (Kepala Ruangan, Ketua Tim, Perawat Pelaksana)

5) Supervisor :

- Koordinator Clinical Instructor RSJ Provinsi Bali

8

Page 5: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

5. Mekanisme Pelaksanaan :

Mekanisme pelaksanaan diskusi MAKP :

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran

1. 2 menit Pembukaan :

- Moderator membuka acara

- Penyaji memberikan salam

- Penyaji memperkenalkan diri

- Penyaji melakukan kontrak topik,

waktu dan tempat

- Peserta mendengarkan

moderator

- Peserta membalas salam

- Peserta mendengarkan penyaji

- Peserta mendengarkan penyaji

2. 15 menit

(9 menit

materi,

6 menit

diskusi)

Penyampaian Materi

- Penyaji menggali sedikit

informasi pada sasaran mengenai

MPKP.

- Penyaji menjelaskan materi

mengenai :

1) Pengertian MPKP

2) Jenis-jenis MPKP

Diskusi

- Penyaji .bediskusi mengenai

MPKP yang sedang diterapkan

di ruangan.

- Sasaran mengeksplorasi apa

yang mereka ketahui tentang

MPKP

- Sasaran memperhatikan

penjelasan dan mencermati

materi.

- Sasaran menyampaikan

MAKP yang diterapkan serta

menjelaskan keunggulan dan

kelemahan metode MAKP

yang diterapkan di ruangan .

3. 2 menit Evaluasi

- Penyaji menanyakan kepada

peserta beberapa pertanyaan

mengenai materi yang telah

disampaikan

-Peserta menjawab pertanyaan

sesuai dengan pemahaman.

9

Page 6: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

4. 1 menit Terminasi

- Penyaji menyimpulkan seluruh

materi

- Penyaji mengucapkan terimakasih

- Penyaji menyampaikan salam

Penutup

- Peserta mendengarkan penyaji

- Peserta membalas terimakasih

dari penyaji

- Peserta membalas salam

6. Metode

Metode yang digunakan dalam kegiatan diskusi MPKP ini adalah metode diskusi dan

ceramah.

7. Alat / Media

Alat/ media yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain :

1) Laptop

2) Hardcopy/handout materi MPKP

8. Kriteria Evaluasi

1) Struktur

a. Proposal sudah disiapkan dan telah dikonsultasikan dengan pembimbing sebelum

kegiatan dilaksanakan.

b. Alat / media lengkap dan siap digunakan

c. Tempat dan waktu sesuai jadwal.

2) Proses

a. Kegiatan dimulai tepat waktu.

b. Peserta mengikuti proses diskusi MPKP dari awal hingga akhir.

c. Kegiatan diskusi MPKP berjalan sesuai dengan tahapan yang direncanakan.

d. Pada saat sesi diskusi diharapkan terjadi interaksi antara penyaji dan sasaran.

3) Hasil

a. Jumlah sasaran yang hadir 75% dari undangan.

b. Sasaran yang hadir 75% mengikuti kegiatan sampai selesai.

10

Page 7: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

LAMPIRAN MATERI

MPKP (MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL)

I. Pengertian MPKP

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah salah satu metode pelayanan

keperawatan dari sistem, struktur, proses dan nilai-nilai profesional yang memfasilitasi

perawat professional, yang mempunyai kemampuan dan tanggung jawab dalam

mengatasi masalah keperawatan dan telah, menghasilkan berbagai jenjang produk

keperawatan untuk pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan tempat asuhan

keperawatan tersebut diberikan (Sitorus & Yulia, 2011).

II. Tujuan dari MPKP

a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.

b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan

keperawatan oleh tim keperawatan.

c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.

e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap

tim keperawatan.

III. Metode Tim dalam Penugasan MPKP dalam Keperawatan

Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat

profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif

(Nursalam, 2014). Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota

kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan

keperawatan sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab yang tinggi (Sitorus, 2011).

Pelaksanaan metode tim berlandaskan konsep berikut (Sitorus, 2011) :

a. Ketua tim, sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik

kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas

perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan. Tanggung jawab ketua tim

adalah :

1) Mengkaji setiap klien dan menetapkan renpra.

11

Page 8: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

2) Mengkoordinasikan renpra dengan tindakan medis.

3) Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan

memberikan bimbingan melalui konferensi.

4) Mengevaluasi pemberian askep dan hasil yang dicapai serta

mendokumentasikannya.

b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas renpra terjamin. Komunikasi yang

terbuka dapat dilakukan melalui berbagai cara, terutama melalui renpra tertulis yang

merupakan pedoman pelaksanaan asuhan, supervisi, dan evaluasi.

c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.

d. Peran kepala ruangan penting dalam metode tim. Metode tim akan berhasil baik

apabila didukung oleh kepala ruangan, untuk itu kepala ruangan diharapkan telah :

1) Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf.

2) Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan.

3) Memberi kesempatan pada ketua tim untuk pengembangan kepemimpinan.

4) Mengorientasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim keperawatan.

5) Menjadi narasumber bagi ketua tim.

6) Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan.

7) Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.

Hasil penelitian Lambertson dalam Douglas (1992) menunjukkan bahwa metode tim jika

dilakukan dengan benar adalah metode pemberian asuhan yang tepat untuk

meningkatkan kemanfaatan tenaga keperawatan yang bervariasi kemampuannya.

(Sitorus, 2011).

Kekurangan metode ini, kesinambungan asuhan keperawatan belum optimal sehingga

pakar mengembangkan metode keperawatan primer (Sitorus, 2011).

IV. Karakteristik MPKP

1) Penetapan jumlah tenaga keperawatan

Penetapan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat

ketergantungan klien.

2) Penetapan jenis tenaga keperawatan

Pada suatu ruang rawat MPKP, terdapat beberapa jenis tenaga yang memberikan asuhan

keperawatan yaitu Clinical Care Manager (CCM), Perawat Primer (PP), dan Perawat

Asosiet (PA). Selain jenis tenaga tersebut terdapat juga seorang kepala ruang rawat yang

bertanggung jawab terhadap manajemen pelayanan keperawatan di ruang rawat tersebut.

12

Page 9: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

Peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuannya dan terdapat

tanggung jawab yang jelas dalam sistem pemberian asuhan keperawatan.

3) Penetapan standar rencana asuhan keperawatan (renpra)

Standar renpra perlu ditetapkan, karena berdasarkan hasil observasi, penulisan renpra

sangat menyita waktu karena fenomena keperawatan mencakup 14 kebutuhan dasar

manusia (Potter & Perry, 1997). Penggunaan metode modifikasi keperwatan primer.

Pada MPKP digunakan metode modifikasi keperawatn primer, sehingga terdapat satu

orang perawat profesional yang disebut perawat primer yang bertanggung jawab dan

bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang diberikan. Disamping itu, terdapat

Clinical Care Manager (CCM) yang mengarahkan dan membimbing PP dalam

memberikan asuhan keperawatan. CCM diharapkan akan menjadi peran ners spesialis

pada masa yang akan datang.

V. Langkah-langkah dalam MPKP

1. Tahap Persiapan

Menurut Sitorus,2011 pada tahap persiapan penerapan MPKP ini ada beberapa hal yang

harus dilakukan, yaitu.:

a. Pembentukan Tim

Jika MPKP akan diimplementasikan di rumah sakit yang digunakan sebagai tempat

proses belajar bagi mahasiswa keperawatan, sebaiknya kelompok kerja ini melibatkan

staf dari institusi yang berkaitan. Sehingga kegiatan ini merupakan kegiatan kolaborasi

antara pelayanan/rumah saklit dan institusi pendidikan. Tim ini bisa terdiri dari seorang

koordinator departemen, seorang penyelia, dan kepala ruang rawat serta tenaga dari

institusi pendidikan (Sitorus, 2011).

b. Rancangan Penilaian Mutu

Penilaian mutu asuhan keperawatan meliputi kepuasan klien/keluarga kepatuhan perawat

terhadap standar yang diniali dari dokumentasi keperawatan, lama hari rawat dan angka

infeksi noksomial (Sitorus, 2011).

c. Presentasi MPKP

Selanjutnya dilakukan presentasi tentang MPKP dan hasil penilaian mutu asuhan kepada

pimpinan rumah sakit, departemen,staf keperawatan, dan staf lain yang terlibat. Pada

presentasi ini juga, sudah dapat ditetapkan ruang rawat tempat implementasi MPKP akan

dilaksanakan (Sitorus, 2011).

13

Page 10: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

d. Penempatan Tempat Implementasi MPKP

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan tempat implementasi MPKP,

antara lain (Sitorus, 2011) :

1) Mayoritas tenaga perawat merupakan staf baru di ruang tersebut. Hal ini diperlukan

sehingga dari awal tenaga perawat tersebut akan mendapat pembinaan tentang

kerangka kerja MPKP

2) Bila terdapat ruang rawat, sebaiknya ruang rawat tersebut terdiri dari 1 swasta dan 1

ruang rawat yang nantinya akan dikembangkan sebagai pusat pelatihan bagi perawat

dari ruang rawat lain.

e. Penetapan Tenaga Keperawatan

Pada MPKP, jumlah tenaga keperawatan di suatu ruang rawat ditetapkan dari klasifikasi

klien berdasarkan derajat ketergantungan. Untuk menetapkan jumlah tenaga keperawtan

di suatu ruangrawat didahului dengan menghitung jumlah klien derdasarkan derajat

ketergantungan dalam waktu tertentu, minimal selama 7 hari berturut-turut (Sitorus,

2011).

f. Penetapan Jenis Tenaga

Pada MPKP metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah metode

modifikasi keperawatan primer. Dengan dtemikian, dalam suatu ruang rawat terdapat

beberapa jenis tenaga, meliputi (Sitorus, 2011).:

1) Kepala ruang rawat

2) Clinical care manager

3) Perawat primer

4) Perawat asosiet

g. Pengembangan Standar rencana asuhan Keperawatan

Pengembangan standar renpra bertujuan untuk mengurangi waktu perawat menulis,

sehingga waktu yang tersedia lebih banyak dilakukan untuk melakukan tindakan sesuai

kebutuhan klien. Adanya standar renpra menunjukan asuhan keperawtan yang diberikan

berdasarkan konsep dan teori keperwatan yang kukuh, yang merupakan salah satu

karakteristik pelayanan professional. Format standar renpra yang digunakan biasanya

terdiri dari bagian-bagian tindakan keperawatan: diagnose keperawatan dan data

penunjang, tujuan, tindakan keperawatan dan kolom keterangan (Sitorus, 2011).

14

Page 11: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

h. Penetapan Format Dokumentasi Keperawatan

Selain standar renpra, format dokumentasi keperawatan lain yang diperlukan adalah

(Sitorus, 2011) :

1) Format pengkajian awal keperawatan

2) Format implementasi tindakan keperawatan

3) Format kardex

4) Format catatan perkembangan

5) Format daftar infuse termasuk instruksi atau pesanan dokter

6) Format laporan pergantian shif

7) Resume perawatan

i. Identifikasi Fasilitas

Fasilitas minimal yang dibutuhkan pada suatu ruang MPKP sama dengan fasilitas yang

dibutuhkan pada suatu ruang rawat. Adapun fasilitas tambahan yang di perlukan adalah

(Sitorus, 2011) :

1) Badge atau kartu nama tim

Badge atau kartu nama tim merupakan kartu identitas tim yang berisi nama PP dan

PA dalam tim tersebut. Kartu ini digunakan pertama kali sat melakukan kontrak

dengan klien/keluarga.

2) Papan MPKP

Papan MPKP berisi daftar nomor CM klien, PP, PA, dan timnya serta dokter yang

merawat klien.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan MPKP dilakukan langkah-langkah berikut ini (Sitorus, 2011):

a. Pelatihan tentang MPKP

Pelatihan MPKP diberikan kepada semua perawat yang terlibat di ruang yang sudah

ditentukan.

b. Memberi bimbingan kepada perawat primer (PP) dalam melakukan konferensi.

Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi

dilakukan setelah melaukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal

dinas PP. Konferensi sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat

mengurangi gangguan dari luar (Sitorus, 2011).

15

Page 12: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

c. Memberi bimbingan kepada perawat primer (PP) dalam melakukan ronde dengan

perawat asosiet (PA).

Ronde keperawatan bersama dengan PA sebaiknya juga dilakukan setiap hari. Ronde

ini penting selain untuk supervisi kegiatan PA, juga sarana bagi PP untuk

memperoleh tambahan data tentang kondisi klien (Sitorus, 2011).

d. Memberi bimbingan kepada PP dalam memanfaatkan standar renpra.

Standar renpra merupakan acuan bagi tim dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Semua masalah dan tindakan yang direncenakan mengacu pada standar tersebut

(Sitorus, 2011).

e. Memberi bimbingan kepada PP dalam membuat kontrak/orientasi dengan

klien/keluarga.

Kontrak antara perawat dan klien/keuarga merupakan kesepakatan antara perawat

dan klien/keluarganya dalam pemberian asuhan keperawatan. Kontrak ini diperlukan

agar hubungan saling percaya antara perawat dan klien dapat terbina. Kontrak

diawali dengan pemberian orientasibagi klien dan keluarganya (Sitorus, 2011).

f. Memberi bimbingan kepada PP dalam melakukan presentasi kasus dalam tim.

PP secara teratur diharapkan dapat mempresentasikan kasus-kasus klien yang

dirawatnya. Melalui kasus ini PP dan PA dapat lebih mempelajari kasus yang

ditanganinya secara mendalam (Sitorus, 2011).

g. Memberi bimbingan kepada Critical Care Manager (CCM) dalam membimbing PP

dan PA.

Bimbingan CCM terhadap PP dan PA dalam melakukan implementasi MPKP

dilakukan melalui supervisi secara berkala. Agar terdapat kesinambungan

bimbingan, diperlukan buku komunikasi CCM. Buku ini menjadi sangat diperlukan

karena CCM terdiri dari beberapa orang yaitu anggota tim/panitia yang diatur

gilirannya untuk memberikan bimbingan kepada PP dan PA. Bila sudah ada CCM

tertentu untuk setiap ruangan, buku komunikasi CCM tidak diperlukan lagi (Sitorus,

2011).

h. Memberi bimbingan kepada tim tentang dokumentasi keperawatan.

Dokumentasi keperawatan menjadi bukti tanggung jawab perawat kepada klien. Oleh

karena itu, pengisisan dokumentasi secara tepat menjadi penting.

16

Page 13: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

3. Tahap Evaluasi

Evaluasi proses dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen evsluasi MPKP oleh

CCM. Evaluasi prses dilakukan oleh CCM dua kali dalam seminggu. Evaluasi ini

bertujuan untuk mengidentifikasi secara dini maslah-masalah yang ditemukan dan dapat

segera diberi umpan balik atau bimbingan. Evluasi hasil (outcome) dapat dilakukan

dengan (Sitorus, 2011) :

a. Memberikan instrumen evaluasi kepuasan klien/keluarga untuk setiap klien pulang.

b. Mengevaluasi kepatuhan perawat terhadap standar yang dinilai berdasarkan

dokumentasi.

c. Penilaian infeksi nosokomial (biasanya ditetapkan per ruang rawat).

d. Penilaian rata-rata lama hari rawat.

4. Tahap Lanjut

MPKP merupakan penataan struktur dan proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan.

Agar implementasi MPKP memberikan dampak yang lebih optimal, perlu disertai

dengan implementasi substansi keilmuan keperawatan. Pada ruang MPKP diuji coba

ilmu dan teknologi keperawatan karena sudah ada sistem yang tepat untuk

menerapkannya (Sitorus, 2011).

a. MPKP pemula ditingkatkan menjadi MPKP tingkat I. Pada tingkat ini, PP pemula

diberi kesempatan meningkatkan pendidikan sehingga mempunyai kemampuan

sebagai SKp/Ners. Setelah mendapatkan pendidikan tambahan tersebut berperan

sebagai PP (bukan PP pemula) (Sitorus, 2011).

b. MPKP tingkat I ditingkatkan menjadi MPKP tingkat II. Pada MPKP tingkat I, PP

adalah SKp/Ners. Agar PP dapat memberikan asuhan keperawatan berdasarkan ilmu

dan teknologi mutakhir, diperlukan kemampuan seorang Ners sepeialis yang akan

berperan sebagai CCM. Oleh karena itu, kemampuan perawat SKp/ Ners

ditingkatkan menjadi ners spesialis (Sitorus, 2011).

c. MPKP tingkat II ditingkatkan menjadi MPKP tingkat III. Pada tingkat ini perawat

denga kemampuan sebagai ners spesialis ditingkatkan menjadi doktor keperawatan.

Perawat diharapkan lebih banyak melakukan penelitian keperawatan eksperimen

yang dapat meningkatkan asuhan keperwatan sekaligus mengembangkan ilmu

keperawatan (Sitorus, 2011).

17

Page 14: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

VI. MPKP di Rumah Sakit Jiwa

Di rumah sakit jiwa telah dikembangkan MPKP dengan memodifikasi MPKP yang telah

dikembangkan di rumah sakit umum. Beberapa modifikasi yang dilakukan meliputi 3

jenis yaitu:

1. MPKP Transisi

MPKP dasar yang tenaga perawatnya masih ada yang berlatar belakang pendidikan

SPK, namun Kepala Ruangan dan ketua Tim minimal D3 Keperawatan

2. MPKP Pemula

MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan.

3. MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu:

a. MPKP 1

MPKP dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3 keperawatan Ruangan

(Karu) dan Ketua Tim (Katim) mempunyai pendidikan minimal S1 Keperawatan

b. MPKP 2

MPKP intermediate dengan tenaga minimal D3 keperawatan dan mayoritas

sarjana Ners Keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa.

c. MPKP 3

MPKP advance yang semua tenaga minimal sarjana Ners keperawatan sudah

memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa. Dan doctor keperawatan yang

bekerja di area keperawatan jiwa.

VII. Pilar-pilar MPKP

Pilar 1: Pendekatan manajemen keperawatan

Terdiri dari :

a. Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi

(perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek, harian, bulanan

dan tahunan).

b. Pengorganisasian dengan menyusun struktur organisasi, jadwal dinas, dan daftar

alokasi pasien.

c. Pengarahan

Terdapat kegiatan delegasi, supervisi, menciptakan iklim motivasi, manajemen

waktu, komunikasi efektif yang mencakup pre dan post conference, dan manajemen

konflik.

18

Page 15: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

Pilar 2: Sistem penghargaan

Manajemen sumber daya manusia diruang MPKP berfokus pada proses rekruitmen,

seleksi kerja orientasi, penilaian kerja, staf perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum

membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru.

Pilar 3: Hubungan profesional

Hubungan profesional dalam pemberian pelayanan keperawatan (tim kesehatan) dalam

penerimaan pelayanan keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaannya

hubungan profesional secara internal artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk

pelayanan kesehatan misalnya perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan

lain, sedangkan hubungan profesional secara eksternal adalah hubungan antara pemberi

dan penerima pelayanan kesehatan.

Pilar 4: Manajemen asuhan keperawatan

Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan

mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan

keperawatan yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan

proses keperawatan.

19

Page 16: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

PROFESSIONAL VALUE

MANAJEMEN ASKEP• Proses Keperawatan• Pedoman ASKEP• Pedoman Komunikasi• SOP / IK

PROFESSIONAL RELATIONSHIP

PENKES KELUARGA

Fase 1 : Permulaan Hubungan

Fase 2 : Keterampilan Merawat Klien

Fase 3 : Aplikasi Perawatan

Fase 4 : Mempertahankan peran serta keluarga dalam

merawat klien di keluarga /

masyarakat

MANAGEMENT APPROACH

1. Tim Keperawatan • Rapat • Case Conference2. Tim Kesehatan • Rapat • Case Conference

PATIENT CARE DELIVERY SYSTEM

REKRUTMEN1. Orientasi2. Manajemen Kinerja3. Standar Kinerja4. Pengembangan SDM

COMPANSATORY REWARDS

SISTEM MANAJEMEN1. Perencanaan2. Pengorganisasian3. Pengarahan4. Pengendalian

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Page 17: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

Praktik Profesi Manajemen

VII. Proses Rekrutan Tenaga Perawat di Ruang MPKP

Proses perekrutan perawat di ruang MPKP adalah sebagai berikut:

a. Seluruh perawat di rumah sakit harus menyepakati tingkat MPKP yang akan dipilih,

disesuaikan dengan sumber daya keperawatan yang ada di rumah sakit tersebut, dan

diharapkan minimal memilih tingkat MPKP pemula.

b. Setelah tingkat MPKP disepakati, Kepala bidang keperawatan melakukan sosialisasi

pembentukan ruang MPKP kepada pimpinan dan para pejabat struktural yang ada

dirumah sakit untuk mendapatkan komitmen dan dukungan.

c. Kepala Ruangan melakukan sosialisasi kepada semua perawat yang ada di ruangan

tentang pembentukan ruang MPKP disertai kriteria perawat yang dibutuhkan dengan

tujuan merekrut perawat yang memenuhi kriteria. Kepala ruangan memotivasi perawat di

ruangannya yang memenuhi kriteria untuk mendaftarkan diri dengan mengisi formulir

pendaftaran dan biodata.

Sebelum menetapkan proses perekrutan, jumlah perawat yang dibutuhkan harus ditetapkan.

Jenis tenaga perawat terdiri dari: Kepala ruangan (Karu), perawat primer sebagai ketua tim,

dan perawat pelaksana. Berdasarkan pengalaman pada pengembangan MPKP di RSMM

Bogor, perbandingan pasien dan perawat adalah 1:1 atau 1,7:1, ditambah Karu. Kriteria dari

tiap tenaga perawat ditetapkan dan umumnya perawat memiliki latar belakang pendidikan

D3 Keperawatan.

Kriteria perawat yang akan bekerja di ruang MPKP adalah sebagai berikut:

a. Kepala Ruangan

1. Pendidikan minimal S1 Keperawatan, jika belum ada, diperbolehkan D3

Keperawatan pada MPKP Pemula.

2. Pengalaman menjadi Kepala ruangan minimal 2 tahun, dan bekerja pada area

keperawatan jiwa minimal 2 tahun.

3. Sehat jasmani dan rohani.

4. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat):

a) Asuhan keperawatan jiwa

b) Standar asuhan keprawatan jiwa atau audit keperawatan.

c) Terapi modalitas keperawatan jiwa atau terapi aktifitas kelompok (TAK).

d) Komunikasi keperawatan

Page 18: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

Praktik Profesi Manajemen

e) Manajemen keperawatan

f) Bimbingan klinik (untuk RS Pendidikan)

5. Lulus tes tulis

6. Lulus wawancara

7. Lulus tes presentasi

b. Perawat Primer/Ketua Tim

1. Pendidikan minimal S1 Keperawatan (Perawat Primer), jika belum ada, D3

Keperawatan diperbolehkan pada MPKP Pemula.

2. Pengalaman kerja di area keperawatan jiwa untuk D3 Kperawatan minimal 2 tahun

dan S1 Keperawatan magang 3 bulan.

3. Sehat jasmani rohani

4. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat):

a) Asuhan keperawatan jiwa

b) Standar asuhan keprawatan jiwa atau audit keperawatan.

c) Terapi modalitas keperawatan jiwa atau terapi aktifitas kelompok (TAK).

d) Komunikasi keperawatan

e) Manajemen keperawatan

5. Lulu tes tulis

6. Lulus tes wawancara

c. Perawat Pelaksana (Asosiet)

1. Pendidikan minimal D3 Keperawatan

2. Pengalaman kerja dibagian kesehatan jiwa minimal 1 tahun

3. Sehat jasmani dan rohani

4. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat) : asuhan keperawatan jiwa

5. Lulus tes tulis

6. Lulus tes wawancara

Page 19: Proposal Sosialisasi Mpkp - Edit Final

Praktik Profesi Manajemen

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, (2014). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. EGC : Jakarta.

Nursalam, (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Salemba Medika. Jakarta.

Sitorus, (2011). Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat : Sagung Seto : Jakarta.