PENGEMBANGAN MPKP

88
PENGEMBANGAN MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) A. Pendahuluan Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional adalah penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan melalui pengembangan model praktik keperawatan yang ilmiah yang disebut dengan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Model ini sangat menekankan pada kualitas kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada profesionalisme keperawatan antara lain melalui penetapan dan fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan, sistem pengambilan keputusan, sistem penugasan dan sistem penghargaan yang memadai. Model praktik keperawatan ini diyakini dapat menjadi salah satu daya ungkit pelayanan yang berkualitas, yang memungkinkan perawat profesional menata struktur (menentukan jumlah, jenis dan standar kebutuhan tenaga) serta menata proses pemberian asuhan keperawatan melalui hubungan perawat-pasien yang berkesinambungan sehingga memungkinkan perawat primer bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Di berbagai negara telah banyak dilakukan kegiatan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui pengembangan MPKP, keuntungan dari penerapan MPKP dapat dilihat dari penurunan angka kejadian infeksi pada kateter urin, penurunan jumlah pasien yang mengalami dekubitus, angka perpindahan perawat menurun, adanya kepuasan pasien dan kepuasan perawat serta adanya hubungan perawat-pasien yang berkesinambungan. Pengembangan MPKP merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan kontribusi profesi keperawatan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, melalui pengembangan MPKP ini masyarakat dapat melihat dan 1

Transcript of PENGEMBANGAN MPKP

Page 1: PENGEMBANGAN MPKP

PENGEMBANGAN MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

(MPKP)

A. Pendahuluan

Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional adalah penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan melalui pengembangan model praktik keperawatan yang ilmiah yang disebut dengan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Model ini sangat menekankan pada kualitas kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada profesionalisme keperawatan antara lain melalui penetapan dan fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan, sistem pengambilan keputusan, sistem penugasan dan sistem penghargaan yang memadai.

Model praktik keperawatan ini diyakini dapat menjadi salah satu daya ungkit pelayanan yang berkualitas, yang memungkinkan perawat profesional menata struktur (menentukan jumlah, jenis dan standar kebutuhan tenaga) serta menata proses pemberian asuhan keperawatan melalui hubungan perawat-pasien yang berkesinambungan sehingga memungkinkan perawat primer bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

Di berbagai negara telah banyak dilakukan kegiatan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui pengembangan MPKP, keuntungan dari penerapan MPKP dapat dilihat dari penurunan angka kejadian infeksi pada kateter urin, penurunan jumlah pasien yang mengalami dekubitus, angka perpindahan perawat menurun, adanya kepuasan pasien dan kepuasan perawat serta adanya hubungan perawat-pasien yang berkesinambungan.

Pengembangan MPKP merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan kontribusi profesi keperawatan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, melalui pengembangan MPKP ini masyarakat dapat melihat dan merasakan secara konkrit pemberian pelayanan keperawatan yang profesional.

MPKP sebagai Pelayanan Prima Keperawatan

Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model praktek keperawatan profesional (MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono (2000) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan beberapa rumah sakit umum lainnya di Indonesia. Menurut Sudarsono (2000), MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang diperlukan untuk menopang pemberian asuhan keperawatan tersebut.

Berdasarkan pengalaman Sudarsono (2000) dikembangkan beberapa jenis MPKP sesuai dengan kondisi sumber daya manusia yang ada yaitu :

1

Page 2: PENGEMBANGAN MPKP

1. Model Praktek Keperawatan Profesional III Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua profesional dan ada

perawat yang sudah menyandang gelar doctor dalam pengalaman klinik, sehingga praktik keperawatan berdasarkan evidence based. Di ruangan tersebut dilakukan penelitian keperawatan, khususnya penelitian klinis serta memanfaatkan hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan.

2. Model Praktek Keperawatan Profesional IITenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan spesialis keperawatan yang dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer. Di ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan.

3. Model Praktek Keperawatan Profesional IModel ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan, metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan. Metode yang digunakan pada model ini adalah kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang disebut tim-primer.

4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula Model ini menyerupai MPKP I, mempunyai 3 komponen utama seperti MPKP I

tetapi baru tahap awal pengembangan yang akan menuju profesional I.

Pada modul ini akan dikembangkan penatalaksanaan kegiatan keperawatan berdasarkan 4 pilar nilai profesional yaitu management approach, compensatory reward, professional relationship dan patient care delivery.

Pilar-pilar professional diaplikasikan dalam bentuk aktivitas-aktivitas pelayanan professional yang, dipaparkan dalam bentuk 4 modul. Modul-modul tersebut adalah :• Modul I : Manajemen Keperawatan• Modul II : Compensatory Reward• Modul III : Professional Relationship• Modul IV : Patient Care Delivery

Kegiatan yang ditetapkan pada tiap pilar merupakan kegiatan dasar MPKP dengan model MPKP pemula. Kegiatan tersebut dapat dikembangkan jika tenaga keperawatan yang bekerja lebih berkualitas atau model MPKP telah meningkat ke bentuk MPKP Profesional.

2

Page 3: PENGEMBANGAN MPKP

MODUL IMANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG MODEL PRAKTEK

KEPERAWATAN PROFESIONAL

A. Pendahuluan

Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (Gillies,1989). Swanburg (2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak orang sehingga perlu menerapkan manajemen yaitu dalam bentuk manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies, 1989).

Model praktek keperawatan mensyaratkan pendekatan manajemen (management approach) sebagai pilar praktek profesional yang pertama. Oleh karena itu proses manajemen harus dilaksanakan dengan disiplin untuk menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien atau keluarga merupakan praktek yang profesional.

Pendekatan Manajemen di MPKP

Di ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk proses majemen yang terdiri dari tahapan proses :1. Perencanaan (planning) (modul IA)2. Pengorganisasian (organising) (modul IB)3. Pengarahan (directing) (modul 1C)4. Pengendalian (controlling) (modul ID)

B. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini diharapkan perawat mampu :1. Menerapkan perencanaan di MPKP2. Menerapkan pengorganisasian di MPKP3. Menerapkan proses pengarahan di MPKP4. Menerapkan pengendalian di MPKP

3

Page 4: PENGEMBANGAN MPKP

MODUL-IAPERENCANAAN DI RUANG MPKP

A. Pendahuluan

Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan itu dilakukan. Sehingga perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan mempermudah dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan pola pikir yang dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan selanjutnya.

Kegiatan perencanaan dalam praktek keperawatan profesional merupakan upaya meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan bukan saja dapat dipertahankan tapi bisa terus meningkat sampai tercapai derajat kepuasan tertinggi bagi penerima jasa pelayanan keperawatan dan pelaksana pelayanan itu sendiri. Dengan demikian sangat dibutuhkan perencanaan yang profesional juga.

Jenis-jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang, rencana jangka menengah dan rencana jangka pendek. Perencanaan jangka panjang disebut juga perencanaan strategis yang disusun untuk 3 sampai 10 tahun. Perencanaan jangka menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5 tahun. Sedangkan perencanaan jangka pendek dibuat satu jam sampai dengan satu tahun. Hirarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan, kebijakan, dan prosedur (Marquis & Houston, 1998).

Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan dan tahunan.

B. Tujuan

Setelah mengikuti pelatihan MPKP diharapkan perawat mampu:1. Merumuskan visi ruang MPKP2. Merumuskan misi ruang MPKP3. Merumuskan filosofi ruang MPKP4. Memahami kebijakan ruang MPKP5. Menyusun perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana harian, bulanan dan

tahunan

4

Page 5: PENGEMBANGAN MPKP

C. Visi Di Ruang MPKP

Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi. Contoh visi di Ruang MPKP adalah "Mengoptimalkan kemampuan hidup pasien dengan masalah kardiovaskuler sesuai dengan kemampuannya.”

D. Misi Di Ruang MPKP

Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah ditetapkan. Contoh misi Ruang MPKP di RSMM Bogor adalah "Memberikan pelayanan prima secara holislik melipuli bio, psiko, sosio dan spiritual dengan pendekatan keilmuan keperawatan kesehatan jiwa yang profesional. "

E. Filosofi di Ruang MPKP

Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai kegiatan yang menjadi rujukan semua kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka panjang. Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu.

Beberapa contoh pernyataan filosofi :Individu memiliki harkat dan martabatIndividu mempunyui tujuan tumbuh dan berkembangSetiap individu memiliki potensi untuk berubahSetiap orang berfungsi holistik (berinteraksi dan bereaksi terhadap lingkungan)

F. Kebijakan di ruang MPKP

Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambilan keputusan.Contoh kebijakan di ruang MPKP Rumah Sakit Meilia :“Kepala Ruangan MPKP dipilih melalui fit and proper test”“Staf MPKP bertugas berdasarkan SK"“Staf keperawatan yang bekerja di ruang MPKP minimal pendidikan DIII Keperawatan dan atau DIII Kebidanan“

G. Rencana Jangka Pendek di Ruang MPKP

Rencana jangka pendek yang diterapkan di ruang MPKP terdiri dari rencana harian, bulanan dan tahunan.

1. Rencana harianRencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sehari sebelum dinas atau satu jam sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre conference

a. Rencana harian kepala ruangan Isi rencana harian kepala ruangan meliputi :

• Asuhan keperawatan

5

Page 6: PENGEMBANGAN MPKP

• Supervisi katim dan perawat pelaksana• Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang

terkait

Contoh Rencana Harian Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1. Rencana Harian Kepala Ruangan

Nama : …… Ruangan : ………. Tanggal: ……….Jumlah perawat : ........ Jumlah pasien : .............

Waktu Kegiatan Keterangan

07.00Operan Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1), mengecek SDM dan sarana prasarana.

08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi dll) 09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang

memerlukan perhatian khusus

10.00 Melakukan supervisi pada ketua tim / perawat pelaksanaPerawat 1 : ..........................(nama)

…………………………….(tindakan) Perawat 2 : ………………..(nama) …………………………….(tindakan) Perawat 3 : ………………..(nama) …………………………….(tindakan)

11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur / insidentil

12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasiIshoma

13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore, malam dan besok sesuai tingkat ketergantungan pasienMengobservasi post conference

14.00 Operan

b. Rencana harian ketua tim

6

Page 7: PENGEMBANGAN MPKP

Isi rencana harian ketua tim adalah : • Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi

"tanggung jawabnya” • Melakukan supervisi perawat pelaksana • Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain • Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas

Contoh Rencana Harian Ketua Tim dapat dilihat pada Tabel 1.2

Tabel 1.2. Rencana Harian Ketua Tim

Nama Perawat : …………………. Ruangan : ...................... Tanggal :……..........Nama pasien: 1………… 4………………2………… 5………………3. ………. 6………………

Waktu Kegiatan Keterangan07.00 Operan

Pre conference (jika jumlah anggota tim lebih dari 1 orang) Memberi pendidikan kesehatan dan memberi obat pasien

08.00 Pasien 1 ............................. (tindakan) Pasien 2 .............................. (tindakan) Pasien 3 ................................ (tindakan) 09.00 Supervisi perawat (dapat diatur sesuai kondisi dan

kebutuhan) Perawat 1 ....................................... (nama)

........................................ (tindakan) Perawat 2 .................................. (nama) ....................................................... (tindakan) 10.00 Mendampingi dokter visite 11 00 Pasien 1 ............... ……………. (tindakan) Pasien 2 ............................. (tindakan) Pasin 3 ................................ (tindakan) 12.00 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat

catatan perkembangan pasienIshoma

13.00 Post conference dan menulis dokumentasi Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas

14.00 Operan

c. Rencana harian perawat pelaksana

7

Page 8: PENGEMBANGAN MPKP

Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shift sore dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.

Contoh Rencana Harian Perawat Pelaksana dapat dilihat pada Tabel 1.3

Tabel 1.3. Rencana Harian Perawat Pelaksana

Nama perawat : ………….. Nama pasien :…………… Ruangan: ……………. Tanggal: …………..1. 4. 2. 5. 3. 6.

Waktu Kegiatan Ket07.00 14.00 21.00 Operan

Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1 orang) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik (dinas pagi)

08.00 15.00 22.00 Pasien 1 ................................. (tindakan) Pasien 2 ......................... (tindakan) Pasien 3 ................................. (tindakan)

09.00 16.00 2300 Pasien 4 ............................... (tindakan) Pasien 5 .......................... (tindakan) Pasien 6 ................................. (tindakan)

10.00 17.00 24.00 Pasien 1 ................................. (tindakan) Pasien 2 ................................. (tindakan) Pasien 3 ................................. (tindakan)

11.00 18.00 05.00 Pasien 4 ................................. (tindakan) Pasien 5 ................................. (tindakan) Pasien 6 ................................. (tindakan)

12.00 19.00 Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumentasikan.Istirahat

13.00 20.00 06.00 Post Conference (jika tim lebih dari satu orang) dan dokumentasi askep

14.00 21.00 07.00 Operan

d. Penilaian rencana harian perawat

8

Page 9: PENGEMBANGAN MPKP

Untuk menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan melalui observasi menggunakan instrumen jurnal rencana harian (Tabel 1.4).

Setiap ketua tim mempunyai instrumen dan mengisinya setiap hari. Pada akhir bulan dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.

Tabel 1.4. Jurnal Pembuatan Rencana Harian (RH) Perawat

No Nama Perawat Bulan1 2 3 4 .5 6 7 30 Jml %

1 Ali v V V 0 V V V V 0 v V 9 1002 Adi - V V V V 0 V V V V V 9 903 Ani V V 0 V V V V 0 V V V 9 1004 Ami 0 V V V 0 V V V V 0 V 8 1005 Aki - V V V 0 V V V V V V 9 906 Bona 0 V V V - V V V V 0 V 8 88,97 Bum V V 0 V V V V 0 V V V 9 1008 Buri V V V 0 V V A/ V 0 V V 9 100

Keterangan (v) = Perawat membuat rencana harian (-) = Perawat tidak membuat rencana harian

(0) = Perawat Libur

Presentasi RH = Jumlah RH yg dibuat x 100%Jumlah hari dinas pd bulan tersebut

2. Rencana bulanan

a. Rencana bulanan karu Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau

nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rrencana tindak lanjut dalan rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah: Membuat jadwal dan memimpin case conference Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga Membuat jadwal dinas Membuat jadwal petugas menerima pasien baru Membuat jadwal dan memimpin rapat bulanan perawat Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat

pelaksana Melakukan audit dokumentasi Membuat laporan bulananContoh Rencana Bulanan Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel 1.5.

Tabel 1.5. Rencana Bulanan Kepala Ruangan

9

Page 10: PENGEMBANGAN MPKP

RENCANA KEGIATAN BULANAN KEPALA RUANGAN MPKP

Bulan :………… Ruang : ………………..

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

1 2 3 4 5 6 7

Rapat RenLap Blnn

Supervisi Katim

Audit Dok Supervisi PA

Audit Dok Penkes Kelp Kelg

8 9 10 11 12 13 14

Rapat Koord

Supervisi Katim

Audit Dok Supervisi PA

Audit Dok Case Conf

15 16 17 18 19 20 21

Supervisi Katim

Audit Dok Supervisi PA

Audit Dok Penkes Kelp Kelg

22 23 24 25 26 27 28

Menyusun jadwal dinas

Supervisi Katim

Audit Dok PA

Supervisi Audit dok Case Conf

29 30 31

Rapat koord

Supervisi Katim

Audit Dok

Mengetahui,

Kepala Ruangan

b. Rencana bulanan ketua tim Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan

yang dilakukan di timnya. Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:• Mempresentasikan kasus dalam case conference• Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga• Melakukan supervisi perawat pelaksana

Contoh Rencana Bulanan Ketua Tim dapat dilihat pada Tabel 1.6.

Tabel 1.6. Rencana Bulanan Ketua Tim

10

Page 11: PENGEMBANGAN MPKP

RENCANA KEGIATAN BULANAN KETUA TIM MPKPBulan :

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu 1Rapat Ruangan

2 Supervisi PA

3Supervisi PA

4 Supervisi PA

5 Supervisi PA

6 Case Conf Penkes Klg

7

8 Alokasi pasien

9 Supervisi PA

10 Supervisi PA

11 Supervisi PA

12 Supervisi PA

13 Case Conf Penkes Klg

14

15 Alokasi pasien

16 Supervisi PA

17 Supervisi PA

18 Supervisi PA

19 Supervisi PA

20 Case Conf Penkes Klg

21

22 Menyusn jadwal dinas Tim

23 Supervisi PA

24 Supervisi PA

25 Supervisi PA

26 Supervisi PA

27 Case Conf Penkes Klg

28

29 Menyusn Laporan Tim

30 Koordinasi dg Katim menyusun Lap Bin

31 Menyusun Laporan Bulanan

Ketua Tim Kepala Ruangan(.......................... ) ( ........................... )

3. Rencana tahunanSetiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evalusi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup :

Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan (aktivitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi mutu pelayanan.

Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim. Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus untuk kegiatan yang

masih rendah pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP dan untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang.

Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadwal untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.

11

Page 12: PENGEMBANGAN MPKP

MODUL 1- B PENGORGANISASIAN DI RUANG MPKP

A. Pendahuluan

Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal, yang bertanggungjawab untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan Sistem Penugasan Modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal ada Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien. Pengorganisasian di Ruang MPKP terdiri dari:

1. Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi

(Sutopo, 2000). Pada pengertian stuktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.

2. Daftar Dinas Ruangan Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab dinas.

3. Daftar Pasien Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat

dalam tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat menjalankan dinas di tiap shift.

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini diharapkan perawat mampu : a. Menyusun struktur organisasi di ruang MPKP b. Menyusun jadwal dinas c. Menyusun daftar alokasi asuhan keperawatan pasien

C. Struktur Organisasi Ruang MPKPStruktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan tim-primer keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh kepala ruangan yang membawahi dua atau lebih ketua tim. Kutua tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien. Struktur organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan :

12

Page 13: PENGEMBANGAN MPKP

Bagan Struktur Organisasi Ruangan MPKP

1. Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP

a) Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 tim dan tiap tim diketuai oleh seorang ketua tim yang terpilih melalui test.

b) Kepala Ruangan bekerja sama dengan Ketua Tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore, malam).

c) Kepala Ruangan membagi pasein untuk masing-masing tim.d) Apabila suatu ketika satu tim kekurangan perawat pelaksana karena kondisi

tertentu, kepala ruangan dapat memindahkan perawat pelaksana ke tim yang mengalami kekurangan perawat pelaksana.

e) Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti kepala ruangan adalah ketua tim, sedangkan jika ketua tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten, di antara anggota tim.

f) Ketua tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.g) Ketua tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien

baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh perawat pelaksana anggota timnya.

h) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dilakukan oleh ketua tim. Bila ketua tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat paling kompeten yang ada di dalam tim.

i) Masing-masing tim memiliki Buku Komunikasi.j) Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang

menjadi tangggung jawabnya.

Pelaksanaan struktur organisasi dapat di observasi dengan menggunakan instrumen pada Tabel 1.7 :

13

Kepala Ruangan

Tim IKetua Tim

Anggota TimPerawat

Tim IKetua Tim

Anggota TimPerawat

8-10 Pasien 8-10 Pasien

Page 14: PENGEMBANGAN MPKP

Tabel 1.7. Evaluasi Kegiatan Menyusun Struktur Organisasi

No

01

Aspek yang di nilai

Menggambarkan kedudukan kepala ruangan

Dilakukan Tdk dilakukan Ket

02 Adanya posisi tim I dan II

03 Gambaran jumlah perawat pelaksana

04 Jumlah pasien yang dikelola

Keterangan : Dilakukan : 1 Tidak dilakukan : 0

Nilai Aktivitas Penyusunan Struktur Organisasi : Jumlah nilai yang dilakukan x 100% 4

2. Uraian Tugas Personil di MPKP a. Kepala Ruangan 1) Management Approach : a) Perencanaan

Menyusun visi Menyusun misi Menyusun filosofi Menyusun rencana jangka pendek : harian, bulanan, tahunan

b) Pengorganisasian • Menyusun struktur organisasi • Menyusun jadwal dinas • Membuat daftar alokasi pasien

c) Pengarahan • Memimpin operan • Menciptakan iklim motivasi • Mengatur pendelegasian • Melakukan supervisi

d) Pengendalian • Mengevaluasi indikator mutu • Melakukan audit dokumentasi • Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga

kesehatan lainnya • Melakukan survey masalah kesehatan / keperawatan

14

Page 15: PENGEMBANGAN MPKP

2) Compensatory reward • Melakukan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana • Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf

3) Professional relationship • Memimpin rapat keperawatan • Memimpin konferensi kasus • Melakukan rapat tim kesehatan • Melakukan kolaborasi dengan dokter

4) Pasien care delivery(1) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertermia(2) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri akut(3) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan

perfusi jaringan perifer(4) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan

perfusi jaringan cerebral(5) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak

toleransi beraktifitas(6) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan keterbatasan

aktivitas(7) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan pola nafas

tidak efektif(8) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak

efektifnya bersihan jalan nafas(9) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

pertukaran gas(10) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan

penurunan curah jantung(11) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan

perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan (12) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan

perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan(13) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan

kekurangan volume cairan (14) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan

anxietas(15) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan

gangguan pemenuhan cairan(16) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan

kurang pengetahuan

b. Ketua Tim 1). Management Approach a) Perencanaan • Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian, rencana bulanan)

15

Page 16: PENGEMBANGAN MPKP

b) Pengorganisasian • Menyusun jadwal dinas bersama kepala ruangan • Membagi alokasi pasien kepada perawat pelaksana

c) Pengarahan • Memimpin pre conference • Memimpin post conference • Menciptakan iklim motivasi dalam timnya • Mengatur pendelegasian dalam timnya • Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya

d) Pengendalian• Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien

• Memberikan umpan balik pada perawat pelaksana

2) Compensatory reward • Menilai kinerja perawat pelaksana

3) Professional relationship • Melaksanakan konfrensi kasus • Melakukan kolaborasi dengan dokter

4) Patient Care Delivery(1) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertermia(2) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri akut(3) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan

perfusi jaringan perifer(4) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan

perfusi jaringan cerebral(5) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak toleransi

beraktifitas (6) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan keterbatasan

aktivitas (7) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan pola nafas tidak

efektif(8) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak efektifnya

bersihan jalan nafas(9) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

pertukaran gas (10) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penurunan

curah jantung(11) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan

nutrisi : kurang dari kebutuhan (12) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan

nutrisi : lebih dari kebutuhan(13) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kekurangan

volume cairan

16

Page 17: PENGEMBANGAN MPKP

(14) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan anxietas(15) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

pemenuhan cairan(16) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kurang pengetahuan

c. Perawat pelaksana 1. Perencanaan Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian)

2. Patient Care Delivery(1) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertermia(2) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri akut

(3) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan perfusi jaringan perifer (4) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan perfusi jaringan cerebral (5) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak toleransi beraktifitas (6) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan keterbatasan aktivitas (7) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan pola nafas tidak efektif (8) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak efektifnya bersihan jalan nafas (9) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pertukaran gas

(10) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penurunan curah jantung

(11) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan (12) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan

nutrisi : lebih dari kebutuhan (13) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kekurangan

volume cairan (14) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan anxietas (15) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

pemenuhan cairan (16) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kurang

pengetahuan

3. Daftar Dinas RuanganDaftar dinas ruangan disusun berdasarkan tim, dibuat dalam satu minggu, sehingga perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadwal dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terahir minggu tersebut untuk jadwal dinas pada minggu yang selanjutnya dan bekerja sama dengan ketua tim. Setiap tim mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore dan malam serta yang lepas dari dinas (libur) terutama yang telah

17

Page 18: PENGEMBANGAN MPKP

berdinas pada malam hari. Contoh daftar dinas seminggu dapat dilihat pada tabel 1.8

4. Daftar PasienDaftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap tim selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien dapat juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan pasien yang holistik.

Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain dan keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan pasien. Daftar pasien di ruangan diisi oleh ketua tim sebelum operan dengan dinas berikutnya dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Contoh daftar pasien dapai dilihat pada Tabel 1.10.

Tabel 1.8. Daftar Dinas Ruangan Disusun Berdasarkan Tim

No Nama Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg Sn1 2 3 4 5 6 7 8

1 Karu P P P P P P P PTim I

2 Katim P P P P P P P P3 PA. A M M M M - L P P4. PA. B P P P P L S P S5. PA. C S L S S S S S L6. PA.D S* S* S* L M* M* M* M7. PA.E P S L S S S S S*

Tim II8. Katim P P P P P P L P9. PA. F S S S S* L P P P10. PA. G M* M* M* M* - L P P11. PA. H P P P P P L S S12. PA. I P P P L S* S* S* S14. PA. J S S S L M M M M*

Jumlah Pagi

7 6 6 5 4 4 4 6

Jumlah Sore

4 3 4 3 3 5 4 4

Jumlah Mlm

2 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan : P :Pagi S : Sore M : Malam L : Libur* : Penanggung jawab

Daftar Dinas dapat dievaluasi dengan menggunakan instrumen pada table 1.9

18

Page 19: PENGEMBANGAN MPKP

Tabel 1.9. Evaluasi Kegiatan Penyusunan Daftar Dinas Ruangan MPKP

No Aspek yang Dinilai Dilakukan Tidak Dilakukan

Ket

01 Menggunakan format yang disediakan

02 Tercantum nama-nama perawat per Tim

03 Tergambar adanya penanggung jawab harian

04 Susunan dinas pershift (pagi, sore dan malam)

05 Jadwal dibuat untuk satu bulan

Keterangan : Dilakukan : 1 Tidak dilakukan : 0

Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Dinas: Jumlah nilai x 100%Tabel 1.10. Daftar Pasien Ruangan MPKP

No Nama Nama Nama PP Pagi Sore Malam Pasien Dokter Katim 7/2-06 6/2-06 6/2-06

Tim I 1 Ferri Dr. Cilra Hartini Tono Tono Ulfa* Ujang* 2 Zulkiii Dr. Cilra Hartini Ujang Tono* Ulfa* Ujang 3 Annan Dr. Akbar Hartini Henny Henny Pustie* Ujang* 4 Bary Dr. Akbar Hartini Ulfa Henny* Ulfa Ujang* 5 Dullali Dr. Pudi Hartini Tito Tito Pustie* Ujang* 6 Achinad Dr. Anton Hartini Pustie Tito* Pustie Ujang* 7 Polan Dr Joni Hartini Hartini Hartini Pustie* Ujang*

Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh ketua tim berdasarkan jadwal dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari dinas pagi ke dinas sore. Contoh di atas menunjukkan:• Dinas pagi tanggal 7 Februari 2008 adalah Tono, Henny, Tito, dan Hartini. Tono

merawat Ferri sebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli sebagai perawat asosiet karena Ujang yang bertanggung jawab sedang dinas malam

• Dinas sore tanggal 6 Februari 2006 adalah Ulfa dan Pustie• Dinas malam tanggal 6 Februari 2006 adalah Ujang

Daftar pasien dapat di observasi dengan menggunakan instrumen pada Tabel 1.11.

19

Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Dinas : Jumlah Nilai x 100% 5

Page 20: PENGEMBANGAN MPKP

Tabel 1.11. Evaluasi Daftar Pasien MPKP

No Aspek yang Dinilai Dilakukan Tidak Dilakukan

1 Tercantum nama pasien tiap tim 2 Tercantum nama ketua tim 3 Tergambar nama perawat pelaksana 4 Tergambar perawat asosiet (PA) 5 Tercantum nama dokter yang merawat 6 Tergambar perawat dinas pagi, sore, malam 7 Tercantum tanggal, bulan, dan tahun

Keterangan: Dilakukan : 1 Tidak dilakukan : 0

Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Pasien : Jumlah nilai yg dilakukan x 100 6

20

Page 21: PENGEMBANGAN MPKP

MODUL1-CPENGARAHAN PELAYANAN KEPERAWATAN

DIRUANG MPKP

A. Pendahuluan

Pengarahan adalah langkah keempat dari fungsi manajemen, yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada akhimya akan bermuara pada "melaksanakan" kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. (Marquis & Houston, 1998).

Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu dikelola, jika perlu dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus melakukan upaya-upaya (Marquis & Houston, 1998) sebagai berikut :1. Menciptakan iklim motivasi2. Mengelola waktu secara efisien3. Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi yang terbaik4. Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi5. Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi6. Negosiasi

Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut :1. Menciptakan budaya motivasi2. Manajemen waktu : rencana harian3. Komunikasi efektif, melalui kegiatan :

a. Operan antar shiftb. Pre conference tim c. Post conference tim

4. Manajemen konflik5. Pendelegasian dan supervisi

B. Tujuan Setelah mempelajari modul ini diharapkan mampu :1. Menciptakan iklim motivasi2. Menerapkan manajemen waktu3. Melaksanakan komunikasi yang efektif4. Melaksanakan pendelegasian5. Melaksanakan supervisi

21

Page 22: PENGEMBANGAN MPKP

C. Menciptakan budaya motivasi1. Pengertian Motivasi adalah perilaku yang ditunjukkan oleh seorang individu untuk

memuaskan kebutuhannya. Karena kebutuhan manusia bervariasi, maka motivasi memiliki rentang yang sangat luas. Pemenuhan kebutuhan individu merupakan salah satu cara memotivasi (Marquis & Houston, 1998).

Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui (Marquis & Houston, 1998) :a. Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan mengkomunikasikan

harapan tersebut secara efektifb. Bersikap fair dan konsisten terhadap semua stafc. Membuat keputusan yang bijaksanad. Mengembangkan konsep kerja kelompoke. Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan tujuan

organisasif. Mengenali staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa

pimpinan mengetahui keunikan dirinyag. Menghilangkan blok tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah

dikerjakanh. Memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan dirii. Melibatkan staf dalam pengambilan semua keputusanj. Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di belakang semua keputusan dan

tindakank. Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering

mungkinl. Menciptakan hubungan saling percaya dan saling tolong dengan stafm. Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjan. Memberikan reinforcement sesering mungkin

2. Penerapan penciptaan iklim motivasi di MPKP Di ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan dengan cara :

a. Budaya pemberian reinforcement positifReinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan memberikan reward. Reward yang diberikan di MPKP adalah pemberian pujian yang tulus. Masing-masing staf dibudayakan untuk memberikan pujian yang tulus di antara mereka terhadap kinerja dan penampilan.

b. Doa bersama sebelum memulai kegiatan Doa bersama dilakukan setiap pergantian dinas. Setelah selesai operan semua

staf berkumpul untuk melakukan ritual doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Dengan berdoa diharapkan timbul self awareness dan dorongan spiritual.

c. Memanggil staf secara periodik untuk mengenal masalah setiap personil secara mendalam dan membantu penyelesaiannya

Kepala ruangan perlu berkomunikasi secara intensif dengan semua staf baik ketua tim maupun perawat pelaksana untuk mempererat hubungan dengan semua staf, memahami problematika masing-masing sehingga pendekatan

22

Page 23: PENGEMBANGAN MPKP

kepada staf disesuaikan dengan kepribadian masing-masing. Hal ini diharapkan dapat memacu motivasi staf perawat yang bekerja di MPKP.

d. Manajemen sumber daya manusia melalui penerapan pengembangan jenjang karir dan kompetensi (lihat modul Compensatory Reward)

e. Sistem reward yang fair sesuai dengan kinerja (lihat Modul Compensatory Reward)

3. Evaluasi aktivitas menciptakan iklim motivasi

Aktivitas menciptakan iklim motivasi dievaluasi oleh kepala ruangan dan ketua tim setiap 6 bulan sekali (per semester) dengan menggunakan instrumen self evaluasi pada Tabe1 1.12

Tabel 1.12. Instrumen Evaluasi Pcnciptaan Iklim Motivasi

Nama Kepala Ruangan : ........................Tanggal : .......................Jawablah pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberi tanda V pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom :• 4: Jika Anda Selalu mengerjakan isi pernyataan• 3: Jika Anda Sering mengerjakan isi pernyataan• 2: Jika Anda Kadang-kadang mengerjakan isi pernyataan• 1: Jika Anda Tidak pernah mengerjakan isi pernyataan

No Kriteria 4 3 2 11 Anda memberi harapan yang jelas kepada staf 2 Anda bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf 3 Anda mengembangkan konsep kerja kelompok 4 Anda mengintegrasikan kebutuhan staf dengan

kebutuhan organisasi

5 Anda memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri

6 Anda melibatkan staf dalam pengambilan keputusan 7 Anda memberikan kesempatan kepada staf menilai dan

mengontrol pekerjaannya

8 Anda menciptakan hubungan saling percaya dan menolong dengan staf

9 Anda menjadi role model bagi staf 10 Anda memberikan reinforcement (pujian)

Sub total Total

Nilai = Total nilai x 100% 56 Nilai = ……

23

Page 24: PENGEMBANGAN MPKP

B. Manajemen Waktu 1. Pengertian Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang dipunyai.

Tahapan manajemen waktu meliputi tiga tahapan yaitu : a. Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas

b. Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelesaikan tugas sebelum memulai tugas yang lain

c. Membuat prioritas ulang berdasarkan infonnasi yang diterima

2. Penerapan Manajemen Waktu di MPKP Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana

kerja harian yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang disusun secara berurutan yang disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Rencana harian dibahas secara detail dalam Modul Perencanaan.

3. Evaluasi Aktivitas Manajemen Waktu Aktivitas manajemen waktu dievaluasi melalui instrumen perencanaan (Modul 1- A). C. Pendelegasian 1. Pengertian Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam organisasi

pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pendelegasian dilaksanakan melalui proses :a. Buat rencana tugas yang perlu dituntaskanb. Identifikasi keterampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk

melaksanakan tugasc. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikand. Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannyae. Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugasf. Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah

tertentu, manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi narasumber untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi

g. Evaluasi kinerja setelah tugas selesaih. Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan

2. Penerapan Pendelegasian di ruang MPKP Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh kepala

ruangan kepada ketua tim, ketua tim kepada perawat pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil.Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya dapat berupa:a. Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada ketua tim untuk menggantikan

tugas sementara karena alasan tertentu

24

Page 25: PENGEMBANGAN MPKP

b. Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada penanggung jawab shiftc. Pendelegasian ketua tim kepada perawat pelaksana dalam pelaksanaan

tindakan keperawatan yang telah direncanakan

Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian adalah kepala seksi perawatan, kepala ruangan, ketua tim atau penanggung jawab shift, tergantung pada personil yang berhalangan. Mekanismenya sebagai berikut :a. Bila kepala ruangan berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu ketua

tim untuk menggantikan tugas kepala ruangan.b. Bila ketua tim berhalangan hadir maka kepala ruangan menunjuk salah satu

anggota tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas ketua tim.c. Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim

kekurangan personil maka kepala ruangan / penanggun jawab shift berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau ketua tim melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.

3. Prinsip-prinsip Pendelegasian Tugas di MPKPa) Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format

pendelegasian tugas.b) Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang

berkompeten dan setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya.c) Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal secara terinci,

baik lisan maupun tertulis.d) Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan

tugas dan menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi.e) Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah

dilaksanakan dan hasil dari tugas tersebut.

Contoh Surat Pendelegasian Tugas Terencana dapat dilihat pada Tabel 1:13.

25

Page 26: PENGEMBANGAN MPKP

Tabel 1.13. Surat Pendelegasian Tugas

4. Evaluasi Penerapan Pendelegasian TugasPendelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen (tabel 1.14) yang diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self evaluasi

Tabel 1.14. Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Pendelegasian

Petunjuk:Jawablah pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberi tanda V pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor :• 4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan• 3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan• 2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan• 1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan

No

Kriteria

Skor

26

SURAT PENDELEGASIAN TUGASYang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :NIK :Unit Kerja :Jabatan :

Menyatakan tidak dapat melaksanakan tugas sebagai ……. pada :Hari, tanggal : ………

Demi kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, saya mendelegasikan pelaksanaan tugas beserta kewenangannya kepada :

Nama : NIK :Unit Kerja :Jabatan :

Demikian surat pendelegasian ini saya buat dengan sungguh-sungguh

Depok,…………..2008Yang mendelegasikan tugas Penerima delegasi

(……………………….) (…………………)

Page 27: PENGEMBANGAN MPKP

4 3 2 1 1 Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki

kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas

2 Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum melakukan pendelegasian

3 Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga dilimpahkan

4 Waktu pendelegasian tugas ditentukan 5 Apabila pelaksana tugas mengalami kesulitan, kepala

ruangan dan ketua tim memberikan arahan untuk mengatasi masalah

6 Ada evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan Sub Total Total

Total nilai = Total Nilai x 100% 24

D. Supervisi

1. Pengertian Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan

sesuai dengan tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervisi dilakukan untuk memastikan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemampuan yang kompeten dalam bidang yang disupervisi. Dalam struktur organisasi, supervisi biasanya dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi diharapkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang dan menghasilkan keluaran (produk) seperti yang diinginkan.

Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih kepada pengawasan partisipatif yaitu dalam proses pengawasan dihargai dahulu pencapaian atau hal positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih kurang agar meningkat. Dengan demikian bawahan tidak merasakan bahwa ia sekedar dinilai akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar.

2. Penerapan Supervisi di MPKPDi MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan di MPKP sesuai dengan standar mutu profesional yang telah ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun asuhan keperawatan serta menguasasi pilar

profesionalisme yang diterapkan di MPKP. Untuk itu pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut:

27

Page 28: PENGEMBANGAN MPKP

a. Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala Ruangan

b. Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat Pelaksana

c. Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana

Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf perawat yang disupervisi. Untuk kepala ruangan materi supervisi adalah kemampuan manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua tim disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan.

Sedangkan perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan. Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka perlu disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah dipahami oleh staf dan jadwal pasti dalam supervisi. Contoh jadwal supervisidapat dilihat pada Tabel 1.15

JADWAL SUPERVISI RUANGAN

No Waktu Supervisor Yang Disupervisi

Materi Supervisi

1 6/3-06 Karu Katim I Memimpin Pre conference 2 6/3-06 Karu Katim II Memimpin Pre conference 3 7/3-06 Katim I PA: Ujang Askep: Penurunan curah jantung4 7/3-06 Katim 11 PA: Paulin Askep: Nyeri dada

3. Evaluasi Aktivitas SupervisiAktivitas supervisi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim yang melakukan supervisi dengan self evaluasi. Instrumen dapat dilihat pada Tabel 1.16.

Tabel 1.16. Instrumen Evaluasi Aktivitas Supervisi

28

Page 29: PENGEMBANGAN MPKP

Jawablah pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberi tanda V pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:• 4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan• 3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan• 2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan• 1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan

No Kriteria

Skor4 3 2 1

1 Supervisi disusun secara terjadwal 2 Semua staf mengetahui jadwal supervisi yang dilaksanakan 3 Materi supervisi dipahami oleh supervisor maupun staf 4 Supervisor mengorientasikan materi supervisi kepada staf

yang disupervisi

5 Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan materi supervisi

6 Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan memberikan reinforcement

7 Supervisor mengidentifikasi aspek kinerja yang perlu ditingkatkan oleh staf

8 Supervisor memberikan solusi dan role model bagaimana meningkatkan kinerja staf

9 Supervisor menjelaskan tindak lanjut supervisi yang telah dilaksanakan

10 Supervisor memberikan reinforcement terhadap pencapaian keseluruhan staf

Sub Total Total

Nilai aktivitas supervisi = Total x 100 % 40

D. Komunikasi Efektif 1. Pengertian

Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi. Komunikasi yang kurang baik dapat mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi adalah proses tukar-menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi antara 2 manusia atau lebih yang bekerja bersama.

2. Penerapan Komunikasi di MPKP Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP

29

Page 30: PENGEMBANGAN MPKP

a. Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab shift sore.

b. Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh katim atau PJ Tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari Katim atau PJ tim.

c. Post Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah : hasil Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau PJ tim.

Tabel 1.17. Pedoman Operan antar Shift

PEDOMAN OPERAN

Waktu Kegiatan : Awal pergantian shift (pukul 07.30, 14.00, 21.00) Tempat : Nursing Station/Kantor PerawatPenanggung Jawab : Kepala Ruangan/PJ Shift Kegiatan :1. Karu/PJ shift membuka acara dengan salam2. PJ shift mengoperkan menyampaikan: a. Kondisi / keadaan pasien : Dx keperawatan, Tuk yang sudah dicapai, tindakan

yang sudah dilaksanakan, hasil asuhan b. Tindak lanjut untuk shift berikutnya3. Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah disampaikan4. Karu memimpin ronde ke kamar pasien5. Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut6. Karu memimpin doa bersama dan menutup acara7. Bersalaman

Tabel 1.18. Pedoman Pre Conference

30

Page 31: PENGEMBANGAN MPKP

PEDOMAN PRE CONFERENCE

Waktu Kegiatan : Setelah operan Tempat : Meja masing-masing tim Penanggungjawab : Ketua Tim/Pj Tim

Kegiatan:

1. Katim/Pj Tim membuka acara2. Katim/Pj Tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana

3. Katim/PJ Tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan

yang diberikan saat itu4. Katim/PJ Tim memberikan reinforcement5. Katim/Pj Tim menutup acara

Tabel 1.19. Pedoman Post conference

PEDOMAN POST CONFERENCE

Waktu Kegiatan : Sebelum operan ke dinas berikut Tempat : Meja masing-masing timPenanggungjawab : Ketua Tim/Pj Tim

Kegiatan: 1. Katim/Pj tim membuka acara 2. Katim/Pj tim menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien 3. Katim/Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan 4. Katim/Pj tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus

dioperkan kepada perawat shift berikutnya

3.Evaluasi Pelaksanaan Aktivitas Komunikasi di MPKP

31

Page 32: PENGEMBANGAN MPKP

Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleli seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi dilakukan sekali tiap bulan dengan menggunakan format sesuai Tabel 1.20.

Tabel 1.20. Instrumen Evaluasi Aktivitas Komunikasi

Petunjuk:Jawablah pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberi tanda V pada kolomsebelah kanan masing-masing penyataan pada kolom skor:• 4: Jika Anda Selalu melaksanakan isi pernyataan• 3: Jika Anda Sering melaksanakan isi pernyataan• 2: Jika Anda Kadang-kadang melaksanakan isi pernyataan• 1: Jika Anda Tidak pernah melaksanakan isi pernyataan

No Kriteria Skor

1 Operan dilaksanakan setiap pergantian dinas 4 3 2 1

2 Pre conference dilakukan di tiap tim sebelum mulai dinas

3 Post conference dilakukan setelah selesai memberikan asuhan di tiap tim

Sub Total Total Total SkorNilai aktivitas komunikasi : --------------- X 100 12

E. MANAJEMEN KONFLIK

1. Pengertian Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan orang yang

lain. Dalam organisasi yang dibentuk dan sekumpulan orang yang memiliki latar belakang yang berbeda konflik mudah terjadi. Demikian juga di Ruang MPKP konflik pun bisa terjadi. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu dibudayakan upaya-upaya mengantisipasi konflik dan mengatasi konflik sedini mungkin di ruang MPKP.

Cara-cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi: a. Bersaing b Berkolaborasi c. Menghindar

d Mengakomodasi e Berkompromi

Mengatasi konflik dengan bersaing adalah penanganan konflik di mana seseorang atau satu kelompok berupaya memuaskan kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan dampaknya pada orang lain atau kelompok lain. Cara ini kurang sehat, apabila diterapkan karena bisa menimbulkan potensi konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang merasa dikalahkan. Untuk itu organisasi sebaiknya menghindari metode penyelesaian konflik jenis ini.

32

Page 33: PENGEMBANGAN MPKP

Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua belah pihak yang sedang berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk kerja sama. Berbagai pihak yang terlibat konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan mencari dan menemukan persamaan kepentingan dan bukan perbedaan. Situasi yang diinginkan adalah tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Istilah lain cara penyelesaian konflik ini disebut juga win-win solution.

Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik di mana pihak yang sedang berkonflik mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri atau menekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau masalah). Cara ini tidak dianjurkan dalam upaya penyelesaian konflik karena masalah mendasar tidak diselesaikan, penyelesaian yang terjadi adalah penyelesaian semu. Untuk itu tidak dianjurkan organisasi untuk menggunakan metode ini.

Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain. Ini suatu upaya lose - win solution. Upaya penyelesaian konflik dengan akomodasi sebaiknya juga tidak digunakan terlalu sering karena kepuasan tidak terjadi secara penuh dan bisa menimbulkan potensi konflik di masa mendatang.

Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang berkonflik mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan dua belah pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah. Ini adalah lose-lose solution di mana masing-masing pihak akan mengorbankan kepentingannya agar hubungan yang dijalin tetap harmonis.

2. Penerapan Manajemen Konflik di MPKP

Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win solution. Suatu upaya berkolaborasi, untuk itu pembudayaan kolaborasi antar staf menjadi prioritas utama dalam menyelenggarakan pengelolaan ruangan MPKP.

Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem solving) yang meliputi :a. Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan

klarifikasi pada pihak yang berkonflikb. Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflikc. Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkand. Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkane. Menerapkan solusi pilihanf. Mengevaluasi peredaan konflik

Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi belum berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala Seksi Perawatan atau Konsultan.

3, Evaluasi Penerapan Aktivitas Penyelesaian Konflik

33

Page 34: PENGEMBANGAN MPKP

Aktiviias penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen pada label 1.21.

Tabel 1.21. Instrumen Evaluasi Penyelesaian Konflik

Petunjuk :Jawablah pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberi tanda V pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor :• 4 : Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan• 3 : Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan• 2 : Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan• 1 : Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan

No Kriteria Skor 4 3 2 1

1 Komunikasi antar perawat terbuka 2 Konflik diungkapkan secara terbuka 3 Staf saling menghargai pendapat yang lain 4 Semua staf saling mencari solusi menyelesaikan

masalah

5 Solusi terbaik yang dipilih adalah yang terbaik untuk semua

6 Bila konflik tidak selesai dikonsultasikan kepada atasan atau konsultan

Sub Total Total

Total Nilai Nilai aktivitas menciptakan iklim motivasi: ------------------ X 100 24

MODUL I – D

34

Page 35: PENGEMBANGAN MPKP

PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG MPKP

A. Pendahuluan

Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan. Fayol (1998) mendefinisikan kontrol sebagai "Pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi.” Pengontrolan penting dilakukan untuk mengetahui fakta yang ada, sehingga jika muncul isu dapat segera direspon dengan cara duduk bersama.

Menurut Mockler (1984), pengendalian manajemen adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur signifikansinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan.

Jadi pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenamya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin kualitas serta pengevaluasian penampilan, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengendalian / pengontrolan meliputi :1. Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja2. Melakukan pengukuran prestasi kerja3. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar4. Mengambil tindakan korektif

Peralatan atau instrumen dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk menunjukkan standar yang telah ditetapkan atau tersedia. Audit merupakan penilaian pekerjaan yang telah dilakukan. Terdapat tiga kategori audit keperawatan yaitu :1. Audit struktur2. Audit proses3. Audit hasil

Audit Struktur berfokus pada sumber daya manusia, lingkungan perawatan, termasuk fasilitas fisik, peralatan, organisasi, kebijakan, prosedur, standar, SOP dan rekam medik, pelanggan (internal maupun ekstemal). Standar dan indikator diukur dengan menggunakan cek list.

Audit proses merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan keperawatan untuk menemukan apakah standar keperawatan tercapai. Pemeriksaan dapat bersifat restrospektif, concurrent, atau peer review. Restropektif adalah audit dengan menelaah dokumen pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi asuhan keperawatan. Concurent adalah mengobservasi saat kegiatan keperawatan sedang berlangsung. Peer review adalah umpan balik sesama anggota tim terhadap pelaksanaan kegiatan.

35

Page 36: PENGEMBANGAN MPKP

Audit hasil adalah audit produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien, kondisi SDM, atau indikator mutu. Kondisi pasien dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan. Kondisi SDM dapat berupa efektivitas dan efisiensi serta kepuasan. Untuk indikator mutu umum dapat berupa BOR, ALOS, TOI, Angka infeksi nosokomial (NI), angka dekubitus dan sebagainya.

Pada Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) kegiatan pengendalian diterapkan dalam bentuk kegiatan pengukuran : 1. Indikator mutu umum :a. Penghitungan lama hari rawat ( BOR )b. Penghitungan rata-rata lama di rawat ( ALOS )c. Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi ( TOI ) 2. Indikator mutu rumah sakit :a. Penghitungan pasien dengan decubitusb. Penghitungan pasien infeksi saluran kemihc. Penghitungan pasien infeksi luka operasid. Penghitungan pasien infeksi luka infus

3. Kondisi Pasien :a. Audit dokumentasi asuhan keperawatanb. Survey masalah baruc. Kepuasan pasien dan keluargad. Penilaian kemampuan pasien dan keluarga

4. Kondisi SDMa. Kepuasan tenaga kesehatan : perawat, dokterb. Penilaian kinerja perawat

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini diharapkan perawat mampu :1. Mengukur indikator mutu umum di MPKP2. Mengukur hasil pelayanan dari kondisi pelanggan3. Mengukur kinerja perawat4. Mengukur kepuasan tenaga kesehatan

36

Page 37: PENGEMBANGAN MPKP

C. Indikator mutu umum :

1. Penghitungan Tempat Tidur Terpakai ( BOR )Bed occupancy rate adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik adalah 80 - 90 % sedangkan standar nasional BOR adalah 70 - 80 %.

Rumus penghitungan BOR sbb:

Rumus = Jumlah hari perawatan x 100% Jumlah TT x jumlah hari persatuan waktu

Keterangan:• Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari

kali jumlah hari dalam satu satuan waktu• Jumlah hari per satuan waktu. Kalau diukur per satu bulan, maka

jumlahnya 28 - 31 hari, tergantung jumlah hari dalam satu bulan tersebut.

2. Penghitungan Rata-rata Lama Rawat (ALOS)Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini di samping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Secara umum ALOS yang ideal antara 6-9 hari.

Di MPKP pengukuran ALOS dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan dengan rumus sbb :

RUMUS = Jumlah hari perawatan pasien keluar Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Keterangan:• Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien

keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu.• Jumlah pasien keluar (hidup atau mati) : jumlah pasien yang pulang atau

meninggal dalam satu periode waktu.

3. Penghitungan TOI (Tempat Tidur Tidak Terisi)Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1 - 3 hari.Di MPKP pengukuran TOI dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan dengan rumus sbb :

RUMUS = (Jumlah TT x hari ) - hari perawatan RS Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

37

Page 38: PENGEMBANGAN MPKP

Keterangan:• Jumlah TT : jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki• Hari perawatan : jumlah total hari perawatan pasien yang keluar hidup dan

mati• Jumlah pasien keluar : jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang,

mutasi lari, atau meninggal.

4.Penghitungan Angka DecubitusDi MPKP pengukuran jumlah angka pasien decubitus dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan

5.Penghitungan Angka Infeksi Saluran KemihDi MPKP pengukuran angka infeksi saluran kemih dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan

6.Penghitungan Angka Infeksi Luka Operasi

7.Penghitungan Angka Infeksi Luka Tusukan Infus

Tabel 1.23. Rekapitulasi Mutu Umum

No Bulan Decubitus Infeksi

Saluran Kemih Infeki Luka

InfusInfeksi Luka

Operasi

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 Januari

2 Feb.

3 Maret

4 April

5 Mei

6 Juni 7 Juli

8 Agustus

9 Sept.

10 Okt.

11 Nov.

12 Des. Total

8. Survey Masalah KeperawatanSurvey masalah keperawatan adalah survey masalah keperawatan dengan standar NANDA untuk pasien baru yang dilakukan untuk satu periode waktu tertentu (satu bulan). Hasil survey masalah didokumentasikan dalam Tabel 1. 24

38

Page 39: PENGEMBANGAN MPKP

Tabel I. 24. Survey Masalah KeperawatanRuangan : Periode Jumlah pasien masuk

No Masalah Keperawatan Jumlah Persentase (%) Keterangan 1 2 3 4

5 6 7 8 9 10

D. Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan Audit dokumentasi adalah kegiatan mengevaluasi dokumen asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat pelaksana.Di MPKP kegiatan audit dilakukan oleh kepala ruangan, pada status setiap pasien yang telah pulang atau meninggal dan hasil audit di buat rekapan dalam satu bulan.

Cara pengisian Instrumen :1. Kepala ruangan yang melakukan audit2. Karu mengisi kolom 3 dan 43. Kolom 3 terdiri dari 10 sub kolom yang diisi kode rekam medik pasien sesuai

dengan urutan pulang pada waktu evaluasi. Tiap sub kolom hanya digunakan untuk satu berkas rekam medik yang dinilai. Rekam medik yang telah dinilai diberi tanda supaya tidak dinilai ulang

4. Pada tiap kolom diberi tanda "V" bila aspek yang dinilai ditemukan. Sedangkan apabila aspek yang dinilai tidak ditemekan diberi tanda "0"

5. Kolom keterangan diisi sesuai bila penilaian dianggap perlu mencantumkan penjelasan atau bila ada keraguan penilaian

6. Sub total diisi sesuai dengan hasil penjumlahan nilai7. Total diisi dengan hasil penjumlahan sub total8. Tiap variabel dihitung prosentasenya dengan cara :

Presentase = Total x 100% Jumlah berkas x Jumlah aspek yg dinilai

39

Page 40: PENGEMBANGAN MPKP

MODUL IICOMPENSATORY REWARD

A. Pendahuluan

Modul ini menjelaskan manajemen keperawatan khususnya manajemen sumber daya manusia (SDM) keperawatan. Fokus utama manajemen keperawatan adalah pengelolaan tenaga keperawatan agar dapat produktif sehingga misi dan tujuan organisasi dapat tercapai. Perawat merupakan SDM kesehatan yang mempunyai kesempatan paling banyak melakukan praktek profesionalnya pada pasien yang dirawat di rumah sakit.

Seorang perawat akan mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang profesional apabila perawat tersebut sejak awal bekerja diberikan program pengembangan staf yang terstruktur. Metoda dalam menyusun tenaga keperawatan seharusnya teratur, sistematis, rasional, yang digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga keperawatan yang dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan setting tertentu.

Fungsi manajemen SDM meliputi : analisis pekerjaan, pengembangan organisasi. staffing, hubungan pekerja, dan evaluasi (Frank, 1998 dalam Huber, 2000). Jernigan (1998. dalam Huber. 2000) mengidentifikasi ada delapan proses yang berhubungan dengan manajemen SDM, yaitu: rekruitmen, seleksi, orientasi, evaluasi/penilaian kinerja konseling dan coaching. retensi dan produktifitas, pengembangan staf, dan hubungan pekerja (labor relations). Fungsi dan proses manajemen sumber daya manusia secara bersama-sama akan membentuk suatu elemen yang dibutuhkan untuk mengelola dan memaksimalkan talen/bakat dan potensi seseorang dalam organisasi.

Kemampuan perawat melakukan praktek profesional perlu dipertahankan, dikembangkan. dan ditingkatkan melalui manajemen SDM perawat yang konsisten dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan SDM di rumah sakit adalah unluk menciptakan iklim kerja yang menyenangkan dan memberikan kepuasan bagi staf dan pasien. Pengembangan SDM digambarkan sebagai suatu proses pengelolaan motivasi staf sehingga dapat bekerja secara produktif. Hal ini juga merupakan penghargaan bagi profesi keperawatan karena melalui manajemen SDM yang baik maka perawat mendapatkan kompensasi berupa penghargaan (compensatory-reward) sesuai dengan apa yang telah dikerjakan.

Manajemen SDM di ruang Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) berfokus pada proses rekruitmen, seleksi, kontrak kerja, orientasi, penilaian kinerja, dan pengembangan staf perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawat baru. Modul ini juga disertai dengan berbagai formulir yang dapal digunakan untuk proses rekruitmen, seleksi, orientasi, dan penilaian kinerja.

40

Page 41: PENGEMBANGAN MPKP

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini diharapkan perawat mampu :1. Melakukan proses rekruitmen di ruang MPKP2. Melakukan proses seleksi di ruang MPKP3. Melakukan proses orientasi di ruang MPKP4. Melakukan penilaian kinerja di ruang MPKP5. Melakukan pengembangan staf perawat ruang MPKP

C. Proses Rekruitmen Tenaga Perawat di Ruang MPKP

Rekrutmen di ruang MPKP berfokus pada rekruitmen perawat yang ada di rumah sakit bukan mencari tenaga perawat baru dari luar rumah sakit.

Dalam menentukan perawat yang diperlukan di ruang MPKP, perlu diketahui kategori Ruang MPKP yang akan dikembangkan. Ruang MPKP dikategorikan menjadi tiga level, yaitu level profesional I, II, III, pemula, dan transisi.

Untuk level MPKP Profesional I diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang pendidikan Ners, Sarjana Keperawatan dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 3 (PK 3). serta seluruh perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 2 (PK 2).

MPKP profesional II adalah MPKP yang tenaga perawatnya berlatar belakang minimal D III Keperawatan dengan mayoritas Ners. Bahkan pada tingkat ini diharapkan sudah ada tenaga perawat spesialis keperawatan jiwa yang berada di MPKP.

Di MPKP profesional III semua tenaga perawat berlatar belakang pendidikan ners, beberapa perawat spesialis keperawatan jiwa, dan bahkan ada doktor keperawatan yang bekerja di area MPKP ini.

Untuk level MPKP Pemula diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang pendidikan minimal D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal PK 3, serta seluruh perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III Keperawatan dan PK 1 (telah lulus orientasi). Untuk level MPKP Transisi diharapkan kondisinya sama dengan level pemula, tetapi latar belakang pendidikan perawat pelaksana dapat SPK dengan jenjang karir minimal PK2.

Proses rekruitmen perawat di ruang MPKP :

1. Seluruh perawat di rumah sakit harus menyepakati level MPKP yang akan dipilih, disesuaikan dengan sumber daya keperawatan yang ada di rumah sakit tersebut, diharapkan minimal memilih MPKP level pemula.

2. Setelah level disepakati, maka kepala bidang perawatan melakukan sosialisasi pembentukan ruang MPKP kepada pimpinan dan para pejabat struktural yang ada di rumah sakit untuk mendapatkan komitmen dan dukungan.

3. Kepala ruangan melakukan sosialisasi kepada semua perawat yang ada di ruangan tentang pembentukan ruang MPKP disertai (kriteria perawat yang dibutuhkan

41

Page 42: PENGEMBANGAN MPKP

dengan tujuan merekrut perawat yang memenuhi kriteria. Kepala ruangan memotivasi perawat di ruangannya yang memenuhi kriteria untuk mendaftarkan diri dengan mengisi formulir pendaftaran (lampiran I) dan biodata (lampiran 2)

Sebelum menetapkan proses rekruitmen perlu ditetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan. Jenis tenaga perawat terdiri dari kepala ruangan (karu), perawat primer (PP) sebagai ketua tim, dan perawat pelaksana. Pengalaman pada pengembangan MPKP di RSMM Bogor maka perbandingan pasien dengan perawat adalah 1:1 atau 1,7:1 ditambah karu. Kriteria dari tiap tenaga perawat ditetapkan, dan secara umum perawat berlatar belakang pendidikan minimal DIII Keperawatan.

Adapun kriteria perawat yang akan bekerja di ruang MPKP adalah :1. Kepala ruangan, kriterianya adalah :

a) Pendidikan minimal S1 Keperawatan, jika belum ada pada masa transisi boleh

b) D III Keperawatanc) Pengalamam menjadi kepala ruangan minimal 2 tahun, dan bekerja pada area

keperawatan minimal 2 tahun.d) Sehat jasmani dan rohanie) Pernah mengikuti pelatihan :

(1) Standar asuhan keperawatan / audit keperawatan(2) Komunikasi keperawatan (3) Pelayanan Prima dalam Keperawatan(4) Manajemen keperawatan(5) Bimbingan Klinik (untuk RS Pendidikan)

f) Lulus test tulisg) Lulus wawancarah) Lulus test presentasi

2. Perawat primer, kriterianya adalah:a. Pendidikan minimal S1 Keperawatan (perawat primer), jika belum ada pada

masa transisi boleh DIII keperawatan (perawat primer pemula)b. Pengalaman kerja di area keperawatan jiwa untuk D III keperawatan minimal

2 tahun dan S1 keperawatan magang 3 bulanc. Sehat jasmani dan rohanid. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat)e. Standar asuhan keperawatan / Audit keperawatan

Komunikasi keperawatan Pelayanan Prima dalam keperawatan Manajemen keperawatan

f. Lulus test tulisdan wawancara

3. Perawat perawat pelaksana/asosiet, kriterianya adalah :a. Pendidikan minimal D III Keperawatanb. Pengalaman kerja di bagian penyakit dalam minimal I tahunc. Sehat jasmani dan rohanid. Pemah mengikuti pelatihan (sertifikat): asuhan keperawatan dan pelatihan

Pelayanan Prima dalam Keperawatan e. Lulus test tulisf. Lulus test wawancara

42

Page 43: PENGEMBANGAN MPKP

Proses seleksi tenaga perawat di ruang MPKPProses seleksi perawat di ruang MPKP:

1. Proses seleksi dimulai dari telaah dokumen untuk menetapkan perawat yang memenuhi syarat menjadi kepala ruangan, perawat primer/ketua tim dan perawat pelaksana/asosiet.

2. Semua perawat yang memenuhi kriteria dipanggil untuk tes tulis. Hasil tes tulis menetapkan perawat pelaksana yang memenuhi kriteria dan bakal calon ketua tim dan kepala ruangan.

3. Perawat yang lulus tes tulis mengikuti tes wawancara.4. Tahap seleksi selanjutnya adalah presentasi yang diikuti oleh perawat yang

memenuhi kriteria karu dan katim untuk memilih kepala ruangan.

Tes tulis dilakukan oleh orang yang independen. Materi yang dites adalah pengetahuan perawat terkait dengan konsep MPKP (lampiran 3). Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan perawat tentang konsep MPKP. Jumlah yang lulus disesuaikan dengan kebutuhan perawat di ruang MPKP dengan nilai yang tertinggi.

Wawancara dilakukan oleh tim rumah sakit yang terdiri dari bagian administrasi dan bidang keperawatan dengan menggunakan panduan wawancara (lampiran 4). Tes wawancara ditujukan pada bakal calon karu, perawat primer, dan perawat pelaksana. Tujuan wawancara kepada calon karu dan katim untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka terhadap konsep manajemen, asuhan keperawatan, kemampuan menyelesaikan konflik, motivasi, dan disiplin. Wawancara kepada calon perawat pelaksana dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuannya terhadap pegelolaan asuhan keperawatan, motivasi, dan disiplin.

Presentasi dilakukan oleh calon karu dan katim. Tim penilai terdiri dari konsultan, bidang perawatan, Bagian personalia (HRD), pimpinan rumah sakit (lampiran 5). Presentasi berisi visi, misi, dan program kerja sesuai standar MPKP yang akan dijalankan jika terpilih sebagai karu. Kemudian semua nilai direkapitulasi (lampiran 6) dan hasilnya dikonsulkan pada pimpinan rumah sakit untuk menetapkan kepala ruangan. Jika nama dan jumlah perawat telah ditetapkan sesuai dengan hasil tes maka pimpinan rumah sakit membuat Surat Keputusan (SK) penempatan perawat yang bekerja di ruang MPKP.

Sebelum perawat bekerja di ruang MPKP, mereka diminta untuk membuat pernyataan akan kesediaannya bekerja dan mengembangkan ruang MPKP dan menandatanganinya (lampiran 7). Perawat diberikan penjelasan tentang lingkup kerja dan pengembangan karir.

F. Proses orientasi tenaga perawat di ruang MPKP

Setiap perawat yang akan bekerja di ruang MPKP harus melalui masa orientasi yang sering disebut pelatihan awal sebelum seseorang bekerja pada unit kerja tertentu. Orientasi berupa pelatihan tentang informasi budaya kerja MPKP dan informasi umum tentang rumah sakit (visi, misi, program jangka pendek dan jangka panjang, program mutu, kebijakan dan peraaturan). Kegiatan orientasi menggunakan metode klasikal praktik lapangan dan praktik kerja (implementasi).

43

Page 44: PENGEMBANGAN MPKP

Metode klasikal berlangsung selama 3 hari, praktik lapangan berlangsung selama 3 hari yang diakhiri dengan presentasi hasil praktik. Praktik kerja (implementasi) di ruang MPKP dilakukan selama 6 bulan. Kepala Bidang Perawatan dan tim konsultan keperawatan akan membimbing dan mensupervisi implementasi konsep MPKP (lampiran 8).Kegiatan orientasi dilakukan pada perawat baru yang akan bekerja di ruang MPKP. Karu dan katim membuat rencana orientasi dengan menggunakan metoda on the job training untuk semua kegiatan MPKP.

Kegiatan MPKP yang akan diorientasikan pada program orientasi adalah: 1. Kepala ruangan a. Pendekatan manajemen 1) Perencanaan

a) Mengembangkan visi dan misib) Mempunyai filosofic) Menetapkan rencana jangka pendek

2) Pengorganisasiana) Membuat struktur organisasi b) Membuat jadual dinas bersama ketua tim c) Membuat daftar pasien bersama ketua tim

3). Pengarahana). Memimpin operanb). Mengawasi dan mengarahkan kegiatan pre dan post conferencec). Memberi motivasi pada tim perawat di ruangand). Mendelegasikan tugas kepada bawahan dengan jelase).Memfasilitasi kolaborasi dengan anggota tim kesehatan yang lain dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatanf). Mengawasi perawat primer dan perawat pelaksana dalam mengelola

pasien melalui komunikasi langsung

g). Memperoleh informasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan melaiui supervisi dan mendengarkan laporan langsung dari perawat primerh). Melakukan pengawasan tidak langsung :

• Mengecek daftar hadir perawat primer, perawat pelaksana, pekarya dan petugas TU

• Mengecek kedisiplinan

4). Pengendalian a) Menetapkan indikator mutu b). Melakukan audit dokumen c) Melakukan survey kepuasan terhadap keluarga, perawat dan dokter d) Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan

b. Compensatory reward a) Melakukan rekruitmen tenaga perawat b). Melakukan seleksi tenaga perawat c) Melakukan orientasi

44

Page 45: PENGEMBANGAN MPKP

d) Melakukan penilaian kinerja e) Melakukan pengembangan tenaga perawat

c. Hubungan profesional a) Memimpin rapat keperawatan b) Mengawasi pelaksanaan konferensi kasus c) Mengikuti rapat tim kesehatan d) Mengawasi pelaksanaan visit dokter

d. Asuhan keperawatan Menguasai asuhan keperawatan untuk enam belas masalah keperawatan

medikal-surgical (hypertermi, penurunan curah jantung, nyeri akut, anxietas, pola nafas yang tidak efektif, bersihan jalan nafas yang tidak efektf, gangguan pertukaran gas, tidak toleransi dalam beraktifitas, keterbatasan aktivitas, kekurangan volume cairan cairan, perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan, perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan, perubahan perfusi jaringan perifer, perubahan perfusi jaringan cerebral, resiko tinggi terjadinya infeksi dan kurang pengetahuan

2. Perawat Primer/Ketua Tim a. Pendekatan manajemen

1) Perencanaan a) Membuat pengkajian lengkap, perencanaan, dan menentukan kriteria

evaluasi untuk pasien b) Membuat rencana jangka pendek (rencana harian timnya)

2). Pengorganisasian

a) Membuat jadual dinas bersama kepala ruanganb) Membuat daftar pasien bersama kepala ruanganc) Membagi tugas pada perawat pelaksana sesuai dengan

kemampuan perawat pelaksanad) Bekerjasama dengan tim kesehatan lain untuk mengintegrasikan

pelayanan keperawatan dengan pelayanan kesehatan lain

3). Pengarahana) Memimpin kegiatan ronde keperawatan, konferensi kasus, pre dan

post conferenceb) Memberikan pengarahan pada perawat pelaksana masing-masing

secara individualc) Memberi motivasi kepada perawat pelaksana (terutama perawat

dalam timnya)d) Mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana secara jelase) Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang

dilakukan oleh perawat pelaksanaf) Memberikan umpan balik pada perawat pelaksana

b. Compensatory reward 1) Melakukan orientasi kepada perawat baru

2) Melakukan penilaian kinerja

45

Page 46: PENGEMBANGAN MPKP

c. Hubungan profesional 1) Memimpin konferensi kasus

2) Mengikuti visit dokter

d. Asuhan keperawatanMenguasai asuhan keperawatan untuk enam belas masalah keperawatan medikal-surgical (hypertermi, penurunan curah jantung, nyeri akut, anxietas, pola nafas yang tidak efektif, bersihan jalan nafas yang tidak efektf, gangguan pertukaran gas, tidak toleransi dalam beraktifitas, keterbatasan aktivitas, kekurangan volume cairan cairan, perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan, perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan, perubahan perfusi jaringan perifer, perubahan perfusi jaringan cerebral, resiko tinggi terjadinya infeksi dan kurang pengetahuan)

4. Perawat Pelaksanaa. Membuat rencana jangka pendek (rencana harian) tindakan keperawatan

yang ditugaskan oleh perawat primerb. Melaksanakan tindakan keperawatanc. Melakukan evaluasi serta dokumentasi keperawatand. Mengikuti ronde keperawatan, konferensi kasus, dan pre dan post

conferencee. Melakukan kerja sama dengan perawat pelaksana lain di dalam timnya

Selama masa orientasi. dilakukan evaluasi atau penilaian terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan budaya kerja MPKP. Selanjutnya bagi perawat yang telah menjalani masa orientasi dilakukan penentuan apakah perawat tersebut diterima atau tidak di ruang MPKP. Penentuan dilakukan oleh pimpinan keperawatan dan fasilitator nasional (konsultan).

G. Penilaian kinerja

Penilaian kinerja di ruang MPKP ditujukan pada kepala ruangan, perawat primer dan perawat pelaksana (lampiran 9). Kemampuan tiap SDM dievaluasi dengan menggunakan supervisi baik secara langsung (observasi) maupun tidak langsung (melalui dokumentasi). Kinerja kepala ruangan disupervisi/dievaluasi oleh Kepala Bidang Perawatan dan Tim Konsultan Keperawatan; kinerja perawat primer disupervisi/dievaluasi oleh Kepala Bidang Perawatan dan kepala ruangan; kinerja perawat pelaksana disupervisi/dievaluasi oleh kepala ruangan dan perawat primer.

Kepala Bidang Perawatan bertanggung jawab mengobservasi dan menilai keberlangsungan seluruh aktivitas di ruang MPKP. Selama melakukan supervisi di ruang MPKP Kepala Bidang Perawatan didampingi oleh Tim Konsultan Keperawatan.

H. Pengembangan tenaga perawat

Pengembangan tenaga perawat merupakan salah satu proses yang berhubungan dengan manajemen SDM. Tujuan pengembangan tenaga perawat adalah membantu masing-masing perawat mencapai kinerja sesuai dengan posisinya dan untuk

46

Page 47: PENGEMBANGAN MPKP

pengakuan/penghargaan terhadap kemampuan profesional tenaga perawat yang akan memaksimalkan pencapaian jenjang karir. Bentuk pengembangan tenaga perawat di ruang MPKP adalah Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB) dan program pengembangan jenjang karir.

Pada tahap awal bekerja di ruang MPKP, perawat mendapat penjelasan tentang proses pengembangan yang dapat diikuti. Berikut uraian tentang lingkup kerja perawat di MPKP, yaitu :

1. Kepala ruangana. Masa percobaan 3 bulanb. Setiap tahun dilakukan evaluasic. Bila dalam waktu 2 tahun berhasil maka akan diusulkan hal-hal berikut

sesuai dengan kebijakan dan kemampuan rumah sakit: Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi Mengikuti pelatihan sesuai dengan program jenjang karir Mendapat senifikat pengalaman kerja di ruang MPKP

d. Masa kerja karu 2 tahun dan maksimal menjadi karu 2 kali

2. Perawat primer/ketua tima. Masa percobaan selama 3 bulanb. Setiap tahun di evaluasic. Bila dalam waktu 2 tahun berhasil dan memenuhi kriteria maka akan

diusulkan hal-hal berikut sesuai dengan kebijakan dan kemampuan rumah sakit Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang Iebih tinggi Magang persiapan menjadi kepala ruangan Mengikuti pelatihan sesuai dengan program jenjang karir Mendapat sertifikat pengalaman kerja di ruang MPKP

d. Menduduki jabatan sebagai perawat primer selama 2 tahun untuk 1 kali kurun waktu. Jika tidak ada kesempatan promosi maka kembali menjadi perawat pelaksana tetapi kemampuan yang baik

3. Perawat pelaksanaa. Masa percobaan selama 3 bulanb. Setiap 6 bulan dilakukan evaluasic. Jika kompetensi tidak tercapai diberikan kesempatan perbaikan selama 2

buland. Bila lebih dari 8 bulan yang bersangkutaa tidak berhasil akan dikembalikan

ke bidang keperawatane. Bila dalam satu tahun berhasil dan memenuhi kriteria diusulkan untuk

pelatihan Bila telah menguasai ketrampilan merawat 10 macam kasus dengan masalah medikal-surgical dipersiapkan magang untuk persiapan perawat primer

Pendidikan Keperawatan berkelanjutan dapat berupa pendidikan formal, yaitu peningkatan pendidikan dari D3 keperawatan ke S1 Ners keperawatan, atau S1 Ners keperawatan ke S2/spesialis keperawatan, dan seterusnya. Selain itu PKB dapat berupa pendidikan informal melalui on the job training dan out the job training.

47

Page 48: PENGEMBANGAN MPKP

On the job training yaitu pelatihan/bimbingan secara terus-menerus sambil bekerja, misal: perawat pelaksana dapat meningkatkan kompetensinya dengan bimbingan Katim dan Karu. Karu dan Katim dapat meningkatkan kompetensinya dengan bimbingan Kepala Bidang Keperawatan/Tim Konsultan Keperawatan

Out the job training yaitu pelatihan yang diselenggarakan dalam kurun waktu tertentu (misalnya pelatihan 4 hari/lebih), perawat harus meninggalkan pekerjaannya sementara. Pelatihan yang diikuti oleh perawat akan dirancang sesuai dengan pengembangan kemampuan yang terkait.

Pengembangan jenjang karir adalah pengembangan peran dan tanggung jawab. Seorang karu yang telah sukses mengembangkan ruang MPKP merupakan aset keperawatan untuk pengembangan MPKP di ruang rawat lain, artinya menjadi pembaharu. la dapat pula berperan sebagai nara sumber bagi rumah sakit lain yang ingin mengembangkan MPKP. Perawat primer/katim dapat berkembang menjadi kepala ruangan, dan perawat pelaksana dapat berkembang rnenjadi perawat primer/katim.

Sesuai dengan jenjang karir yang dikembangkan oleh PPNI dan Direktorat Keperawatan Depkes RI maka di RS program pengembangan karir di rumah sakit direncanakan sebagai berikut:

1. Perawat lulusan DIII keperawatan hanya dapat berkembang mencapai jenjang perawat klinis 2 (PK 2) dan perawat manajer I (PM 1)

2. Perawat lulusan SI Ners keperawatan dapat berkembang sampai jenjang perawat klinis 3 (PK 3). perawat manajer 2 (PM 2), dan perawat pendidik 1 (PP 1)

3. Perawat lulusan S2/Spesialis keperawatan dapat berkembang sampai jenjang PK 5, PM 5. PP 4. dan perawat riset 3 (PR 3)

4. Perawat lulusan S3 keperawatan/kesehatan dapat berkembang sampai jenjang PK 5, PM 5. PP 5. PR 5 dengan syarat pendidikan sebelumnya adalah bidang keperawatan

Seiring dengan jenjang karir maka ditetapkan pula kriteria perawat yang dapat menduduki struktur keperawatan, sebagai berikut:

1. Perawat pelaksana dapat dari PK I - PK 52. Katim dapat dari PK 2 -PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal

PM 1 dan PP I. Katim diharapkan mempunyai kemampuan PM 1 karena katim akan berperan sebagai pembimbing klinik bagi mahasiswa yang ditempatkan pada timnya

3. Karu dapat dari PK 3 -PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM 2 dan PP 2

4. Kepala seksi keperawatan dapat dari PK 4 - PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM 4, PP 4, dan PR 2

5. Kepala Bidang Perawatan dapat dari PK 4 - PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM 4, PP 4. dan PR 2

6. Direktur keperawatan dapat dari PK 4 - PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM 5. PP 4. dan PR 2.

48

Page 49: PENGEMBANGAN MPKP

MODUL IIIHUBUNGAN PROFESIONAL (PROFESSIONAL RELATIONSHIP)

A. Pendahuluan

Hubungan profesional dalam pemberian pelayanan keperawatan merupakan standar dari hubungan antara pemberi pelayanan keperawatan (tim kesehatan) dan penerima pelayanan keperawatan (klien dan keluarga) (Cameron, 1997 dalam Elizabeth & Kathleen. 2003, Hal 29).

Pada pelaksanaamna hubungan profesional bisa saja terjadi secara internal artinya hubungan yanu terjadi antara pemberi pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat antara perawat dengan tim kesehatan dan lain-lain. Sedangkan hubungan profesional secara ekstemal adalah hubungan yang terjadi antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan. Kedua hubungan tersebut merupakan suatu siklus yang tidak terpisahkan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

Fokus dari makalah ini adalah lebih pada hubungan profesional secara internal artinya hubungan yang terjadi antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan lainnya. Hubungan yang terjadi diantara tim tidak terlepas dari komunikasi secara profesional di dalam bekerjasama secara tim. Menurut Gillies (1994) hubungan profesional yang terjadi di antara tim tergantung pada kemampuan memimpin.

Bcntuk jaringan dalam komunikasi hubungan profesional ada beberapa cara yaitu: 1. Horisontal yaitu komunikasi yang terjadi antara sesama manajer.2. Vertikal yaitu komunikasi yang lerjadi antara pimpinan atas dengan bawahan. 3 Diagonal yaitu komunikasi yam: terjadi antara berbagai jenjang dan masih dalam lingkungan yang sama (Cameron. IW7 dalam Elizabeth & Kathleen. 2003).

Di ruang MPKP komunikasi horizontal dapat terjadi antara Ketua Tim, antar perawat pelaksana. sedangkan komunikasi vertikal antara Kepala Ruangan dan Ketua Tim dan Perawat Pclaksana dan antara Ketua Tim dan Perawat Pelaksana. Komunikasi diagonal dilakukan antara perawat dan profesi Iain.

Modul ini akan membahas dengan rinci tentang hubungan profesional yang terjadi di ruang Model Praktek Keperawatan Profesional yaitu : 1. Rapat perawat ruangan2. Case conference 3. Rapat tim kesehatan4. Visit dokter

B. Tujuan pembelajaranSetelah mempelajari modul ini diharapkan perawat mampu: 1. Melakukan rapat keperawatan di ruang MPKP2. Melakukan case conference keperawatan di ruang MPKP3. Melakukan rapat tim kesehatan di ruang MPKP4. Melakukan kolaborasi dengan dokter (visit dokter dan konsultasi via telepon)

49

Page 50: PENGEMBANGAN MPKP

C. Rapat Perawat Ruangan

1. Pengertian

Yang dimaksud dengan rapat tim keperawatan adalah suatu media komunikasi untuk menyampaikan informasi permasalahan yang ditemukan pada pasien evaluasi hasil kerja secara keseluruhan, informasi / peraturan / perkembangan IPTEK dan lain-lain. Fokus pembicaraan adalah membahas hasil-hasil kerja keperawatan selama sebulan semua aktivitas ruang MPKP (laporan bulanan).

2. Tujuan / kegunaana) Mengidentifikasi keberhasilan tindakan keperawatanb) Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ditemukanc) Mendiskusikan penyelesaian masalahd) Menyusun POA bulan berikute) Meningkatkan hubungan antara perawat di ruangan

3. Syarata) Dipimpin oleh kepala ruanganb) Peserta rapat adalah seluruh perawat ruangan tanpa mengganggu kegiatan

ruangan Waktu : 60 menitc) Dilakukan setiap awal bulan setelah evaluasi bulan sebelumnyad) Bahan rapat: isi laporan bulan sebelumnyae) Dilakukan di ruangan

4. Langkah-langkah a. Persiapan 1). Kepala ruangan menjadwalkan rapat keperawatan ruangan dan disepakati

oleh semua perawat yang ada diruangan 2). Menyiapkan bahan untuk rapat sesuai dengan hasil kerja pada

bulan sebelumnya yaitu laporan pada bulan sebelumnya. Masalah yang akan dibahas terkait dengan pilar profesional MPKP yailu pendekatan manajernen, compensatory reward, hubungan profesional, asuhan keperawatan pasien.

b. Pelaksanaan 1). Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh kepala ruangan 2). Kepala ruangan menjelaskan tujuan atau agenda rapat keperawatan, lamanya

waktu rapat 3). Kepala ruangan membacakan ringkasan laporan bulan sebelumnya tentang

permasalahan yang dihadapi. Memberi pujian atas aspek yang berhasil 4). Kepala ruangan meminta masukan dan tanggapan kepada perawat yang hadir

tentang masalah yang ada 5). Kepala ruangan mendengarkan masukan dan tanggapan dari yang hadir 6). Kepala ruangan beserta perawat yang hadir rapat mencari jalan keluar dan

memutuskan tindakan bersama tindakan yang dilakukan 7). Kepala ruangan menyimpulkan hasil rapat pada pertemuan hari ini 8). Kepala ruangan menyampaikan POA bulan berikutnya, pertemuan berikutnya

dan permasalahan yang akan dibahas.

50

Page 51: PENGEMBANGAN MPKP

b. DokumentasiKepala ruangan melakukan dokumentasi hasil rapat tim dengan dibantu salah satu ketua tim sebagai notulis rapat.

Bentuk EvaluasiFormat pendokumentasian rapat tim keperawatan (lampiran 1)

D. Konferensi Kasus (Case conference) Keperawatan

PengertianYang dimaksud dengan case conference adalah diskusi kelompok tentang kasus asuhan keperawaian pasien / keluarga. Dilakukan dua kali per bulan dan kasusnya bergantian antar tim. Topik atau isi dari kasus yang disampaikan adalah :1. kasus pasien baru2. kasus pasien yang tidak ada perkembangan3. kasus pasien pulang4. kasus pasien yang meninggal5. kasus pasien dengan masalah ynng jarang ditemukan

Tujuan / kegunaan1. Mengenal kasus dan permasalahan2. Mendiskusikan alternatif penyelesaian masalah asuhan keperawatan3. Meningkatkan koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan4. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam menangani kasus

Syarata. Dipimpin oleh ketua tim atau kepala ruanganb. Peserta adalah seluruh perawat ruangan tanpa menganggu kegiatan ruangan

Waktu : 30- 60 menitc. Dilakukan : 2 kali sebulan atau disesuaikan dengan kondisi dan tingkat

urgensi. sesuai dengan penjadwalan masing-masing timd. Bahan : kasus pasien dipersiapkan oleh tim yang bertanggung jawabe. Dilakukan di ruangan

Langkah- langkah 1. Persiapan :

a. Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan kegiatan case conference dan sudah disepakati oleh kedua tim

b. Jadual pelaksanaan case conference sudah terjadualc. Ketua tim yang akan menyelenggakan case conference pada waktu yang

sudah ditetapkan menyiapkan bahan yang akan disampaikan saat case conference

2. Pelaksanaan :a. Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh ketua timb. Ketua tim menyampaikan kasus yang dibahas dan tindakan keperawatan

yang sudah dilakukanc. Ketua tim minta masukan kepada perawat tentang permasalahan yang

dihadapi

51

Page 52: PENGEMBANGAN MPKP

d. Ketua tim menyimpulkan hasil secara keseluruhan dari kegiatan case conference secara khusus tindak lanjut untuk kasus yang disajikan

e. Ketua tim menyampaikan POA, kontrak pertemuan berikut dan menutup kegiatan

3. Dokumentasia. Ketua tim mendokumentasi hasil dari case conferenceb. Kepala ruangan menilai kemampuan ketua tim dalam melakukan case

conference

Bentuk evaluasi1. Format case conference (lampiran 2)2. Format penilaian kinerja case conference untuk ketua tim (lampiran 3)

E. Rapat Tim Kesehatan

1.P engertian

Yang dimaksud dengan rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antara tim kesehatan (rapat multidisiplin) untuk membahas manajerial ruang MPKP. Fokus pembicaraan rapat ini adalah membahas hal-hal yang terkait dengan manajerial.

Tujuan / kegunaana) Menyamakan persepsi terhadap informasi yang didapatkan dari masalah yang

ditemukan, khususnya masalah manajerialb) Meningkatkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatanc) Mengurangi kwsalahan informasi antar tim kesehatan d) Meningkatkan koordinasi antara tim kesehatan

Syarat1. Dipimpin oleh kepala ruangan2. Peserta: karu, katim, profesi lainya3. Waktu : 60 menit4. Dilaksanakan di ruangan5. Dilakukan : setiap satu bulan sekali6. Bahan : laporan bulan lalu atau kasus

Langkah-langkah (Buat lebih rinci untuk tiap point)1. Persiapan a. Kepala ruangan menjadwalkan rapat tim kesehatan ruang MPKP dan

disepakati oleh semua perawat dan tim kesehatan yang terlibal di ruangan b. Menyiapkan bahan untuk rapat tim kesehatan. Adapun balian rapat yang

digunakan adalah laporan pada bulan sebelumnya. Masalah yang akan dibahas bisa permasalahan pasien/ keluarga, perawat dan tim kesehatan lainnya atau kerjasama, sarana dan prasarana yang terkait dengan pemberian pelayanan kesehatan, ataupun anggaran yang diperlukan. Bentuknya bisa berupa kebijakan, prosedur tetap, regulasi, koordinasi dan lainnya.

2. Pelaksanaana. Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh kepala ruangan

52

Page 53: PENGEMBANGAN MPKP

b. Kepala ruangan menjelaskan tujuan atau agenda rapat tim kesehatan, lamanya waktu rapat

c. Kepala ruangan membacakan laporan bulan sebelumnya tentang permasalahan yang dihadapi

d. Kepala ruangan meminta masukan dan tanggapan kepada perawat dan tim kesehatan lain yang hadir tentang masalah yang ada

e. Kepala ruangan mendengarkan masukan dan tanggapan dari yang hadirf. Kepala ruangan beserta peserta yang hadir mencari jalan keluar

dan memutuskan tindakan bersamag. Kepala ruangan menyimpulkan hasil rapat pada pertemuan hari inih. Kepala ruangan menyampaikan pertemuan berikutnya dan permasalahan

yang akan dibahas

3. DokumentasiKepala ruangan melakukan dokumentasi hasil rapat tim kesehatan

Bentuk evaluasiFormat dokumentasi rapat tim kesehatan (lampiran 4)

F . Kolaborasi dengan Dokter 1. Visit dokter Pengertian

Yang dimaksud dengan visit dokter adalah kunjungan dokter ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada pasien, dan ketua tim bertanggung jawab melakukan kolaborasi serta mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan menyampaikan informasi tentang pasien.

Tujuan / kegunaana. Meningkatkan pemberian pelayanan kesehatanb. Meningkatkan koordinasi dalam pemberian pelayanan kesehatanc. Meningkalkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan

Syarata. Penanggung jawab visit dokter adalah ketua tim atau perawat asosiate yang

bertanggung jawab terhadap pasien yang mendapat pendelegasian dari ketua tim

b. Waktu : disesuaikan dengan kondisi pasien dan kesepakatan waktu jam visitc. Tempat : di ruangan pasien

Langkah-langkaha. Ketua tim atau perawat yang didelegasikan yang menjadi penanggung jawab

terhadap pasien atau keluarga menyiapkan data-data yang dibutuhkanb. Ketua tim memberikan informasi tentang kemajuan dan masalah pasien,

tindakan yang dilakukan dan hasilnya kepada dokterc. Ketua tim mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan meminta

dokter memberikan masukan terhadap hasil pemeriksaand. Ketua tim mendiskusikan rencana tindakan lanjutan untuk pasien

53

Page 54: PENGEMBANGAN MPKP

e. Ketua tim rnencatatkan hasil pemeriksaan dokter ke dalam catatan keperawatan

Bentuk evaluasi 'a. Format visit dokter (lampiran 5)b Format kinerja visit dokter untuk ketua tim (lampiran 6)

2. Konsultasi dengan Dokter via TeleponPengertianKonsultasi dengan dokter via telepon adalah melaporkan kondisi pasien kepada dokter melalui telepon. Konsultasi via telepon dilakukan jika menurut perawat pasien membutuhkan tindakan kedokteran. Pada saat berkonsultasi mungkin saja dokter memberikan "instruksi" berupa tindakan yang dilaksanakan oleh perawat. Untuk ini diperlukan seorang saksi yang ikut mendengarkan "instruksi" tersebut.

Tujuan/Kegunaana. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada kondisi tertentub. Memberi pelayanan tim kesehatan jiwa yang segera kepada pasienc. Melaksanakan pendelegasian via telepon

Syarat:a) Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien memutuskan bahwa kondisi

pasien membutuhkan tindakan dokler (pagi hari Katim, sore/malam penanggung jawab shift)

b) Waktu : setiap saat diperlukanc) Tempat : di ruang tempat pasien dirawat

Langkah-langkah:a. Perawat penanggung jawab pasien mengobservasi pasienb. Perawat menelepon dokter untuk berkonsultasi hasil observasi yang

didapatkanc. Jika dokter memberikan instruksi via telepon, maka satu orang perawat lain

ikut mendengar instruksi sebagai saksid. Perawat menulis instruksi dokter pada rekam medik pasiene. Dokter menuliskan instruksi via telepon dalam waklu 24 jam

54

Page 55: PENGEMBANGAN MPKP

MODUL IV MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pendahuluan

Tujuan profesi keperawaian adalah memberikan pelayanan kepada pasien dan juga mempertahankan hidupnya profesi itu sendiri (Keyzer, 1992 dikutip dalam Draper 1996). Untuk mencapai tujuan tersebut perawat periu memiliki keterampilan intelektual, teknik, interpersonal, dan etik. Semua keterampilan ini harus tampak dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.

Praktek keperawatan profesional dengan ciri praktek yang didasari dengan keterampilan intelektual, teknikal, interpersonal dapat dilaksanakan dengan menerapkan suatu metode asuhan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode asuhan untuk praktek profesional tersebut adalah proses keperawatan. suatu rangkaian asuhan yang terdiri dari pengkajian, menyusun diagnosa keperawatan. perencanaan tindakan, implementasi dan evaluasi.

Salah satu pilar praktek profesional keperawatan adalah pelayanan keperawatan dengan menggunakan patient care delivery system tertentu. Patient care delivery system yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan. Berdasarkan survey masalah yang dilakukan di RS Meilia, ditemukan ada 16 masalah keperawatan utama pasien yang dirawat meliputi :

1. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipertermia2. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri akut3. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan

perfusi jaringan perifer4. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan

perfusi jaringan cerebral5. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak toleransi

beraktifitas6. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan keterbatasan

aktivitas7. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan pola nafas tidak

efektif8. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak efektifnya

bersihan jalan nafas9. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

pertukaran gas 10. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penurunan curah

jantung11. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan nutrisi

: kurang dari kebutuhan 12. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan nutrisi

: lebih dari kebutuhan13. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kekurangan

volume cairan 14. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan anxietas

55

Page 56: PENGEMBANGAN MPKP

15. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan penuhan cairan

16. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kurang pengetahuan

Berdasarkan hasil survey tersebut maka di MPKP patient care delivery system diterapkan dalam bentuk:• Pedoman proses keperawatan• Pedoman asuhan keperawatan pada 10 kasus• Pedoman pendidikan kesehatan keluarga

Dalam modul berikut ini dipaparkan pedoman asuhan keperawatan pada 10 kasus dan pendidikan kesehatan yang perlu diberikan kepada keluarga sesuai dengan kasus yang ditemukan pada pasien, sehingga ditetapkanlah untuk pedoman asuhan keperawatan di ruang Model Praktek Keperawatan Profesional Rumah Sakit Meilia terdiri dari enam belas masalah keperawatan.

B. Tujuan

Setelah menyelesaikan modul ini perawat mampu:

1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipertermia2. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri akut3. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan perfusi

jaringan perifer4. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan perfusi

jaringan cerebral5. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak toleransi

beraktifitas6. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan keterbatasan aktivitas7. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan pola nafas tidak efektif8. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan tidak efektifnya

bersihan jalan nafas9. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pertukaran

gas 10. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penurunan curah

jantung 11. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan nutrisi :

kurang dari kebutuhan 12. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan nutrisi :

lebih dari kebutuhan 13. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kekurangan volume

cairan 14. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan anxietas15. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan penuhan

cairan16. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kurang pengetahuan

56

Page 57: PENGEMBANGAN MPKP

C. Manajemen Asuhan KeperawatanManajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara sistematis dan terorganisir. Manajemen asuhan keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam menjalankan kegiatan keperawatan dengan menggunakan metoda proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien atau menyelesaikan masalah pasien (Keliat. 2000). Tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan yaitu manajemen sumber daya manusia (perawat) dengan menggunakan sistem pengorganisasian pekerjaan perawat (asuhan keperawatan) dan sistem klasifikasi kebutuhan klien dalam metoda pemberian asuhan keperawatan yaitu proses keperawatan.

D. Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu pendekatan penyelesaian masalah yang sistematis dalam pemberian asuhan keperawatan. Kebutuhan dan masalah pasien merupakan titik sentral dalam proses penyelesaian masalah ini.

Menurut Craven dan Himle (2000) proses keperawatan merupakan suatu panduan untuk memberikan asuhan keperawatan profesional, baik untuk individu, kelompok, keluarga dan komunitas. Berdasarkan prinsip inilah, tim konsultan keperawatan menyusun pedoman pemberian asuhan keperawatan di ruang MPKP yang dapat diterapkan baik pada individu pasien, kelompok pasien, individu keluarga, dan kelompok keluarga pasien

Selanjutnya, Craven dan Hirnle (2000) menyatakan bahwa proses keperawatan memiliki enam fase yaitu: pengkajian, diagnosa, tujuan, rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi. Pada ruang MPKP tim pengembang modul memasukkan tujuan kedalam fase diagnosa sehingga proses keperawatan diruang ini terdiri dari lima fase, yaitu: pengkajian. diagnosa, rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi.

Untuk pengkajian telah disusun suatu format beserta panduan pengisian format tersebut. Rencana keperawatan yang mencakup diagnosa, tujuan dan rencana tindakan keperawatan dibuat standarnya berdasarkan enam belas masalah keperawatan utama yang telah disebutkan sebelumnya.

Sedangkan untuk implementasi telah disusun panduan tindakan keperawatan per masalah keperawatan dengan menetapkan paket tindakan keperawatan pada tiap pertemuan dengan pasien sebanyak enam belas buah masalah keperawatan.

Format evaluasi telah dibuat dan ditujukan untuk menilai kemampuan pasien setelah diberikan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang dimiliki. Format evaluasi untuk perawat juga dibuat untuk menilai kemampuan perawat dalam memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan pasien.

57

Page 58: PENGEMBANGAN MPKP

1. Pedoman Pengkajian

Dalam keperawatan. pengkajian merupakan pengumpulan data subyektif dan obyektif secara sistematis dengan tujuan membuat penentuan tindakan keperawatan bagi individu, keluarga dan komunitas (Craven & Hirnle, 2000). Oleh karena itu dibutuhkan suatu format pengkajian yang dapat menjadi alat bantu perawat dalam pengumpulan dala.

Format pengkajian di ruang MPKP meliputi aspek-aspek identitas pasien,riwayat penyakit terdahulu, kebiasaan merokok, kopi, alkohol dan obat, alasan dirawat, keluhan tambahan, kardiorespiratori, sirkulasi perifer dan sirkulasi jantung, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan latihan, tidur dan istirahat, kemampuan menjaga kebersihan diri, hubungan dan komunikasi, seksualitas dan reproduksi, system nilai dan kepercayaan, persepsi diri dan mekanisme koping (lihat lampiran 1). Format pengkajian ini dibuat agar semua data relevan tentang masalah pasien saat ini, yang lampau, atau yang potensial didapatkan sehingga diperoleh suatu data dasar yang lengkap.

2. Pedoman Rencana Tindakan KeperawatanPedoman rencana keperawatan mencakup perumusan diagnosa, faktor yang berhubungan, karakteristik data subjektif dan data objektif, hasil yang diharapkan dan juga rencana tindakan yang telah distandarisasi oleh Tim Konsultan Keperawatan bersama tim pengembang keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ditetapkan adalah sebagai berikut:1. Hipertermia2. Nyeri akut3. Perubahan perfusi jaringan perifer4. Perubahan perfusi jaringan cerebral5. Tidak toleransi beraktifitas6. Keterbatasan aktivitas7. Pola nafas tidak efektif8. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas9. Gangguan pertukaran gas 10. Penurunan curah jantung 11. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan 12. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan13. Kekurangan volume cairan 14. Anxietas15. Gangguan penuhan cairan16. Kurang pengetahuan

3. Pedoman Tindakan Keperawatan Pada Individu Pasien dan Keluarga

Tindakan keperawatan atau implementasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan langsung kepada pasien, keluarga, dan komunitas berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat.

58

Page 59: PENGEMBANGAN MPKP

Berdasarkan manajemen asuhan keperawatan maka perlu dilakukan sistem klasifikasi pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Sistem ini dikembangkan untuk meyakinkan adanya pelayanan prima yang berfokus pada pelayanan pelanggan.

Dengan system ini dikaji kebutuhan pasien terhadap pelayanan keperawatan dan dirancang pemenuhan kebutuhannya melalui standar pelayanan dan asuhan keperawatan. Diruang MPKP pasien diklasifikasikan berdasarkan tingkat kebutuhannya terhadap tindakan keperawatan. Klasifikasi ini terdiri dari perawatan total, parsial, dan mandiri.

Menurut Gillies (1995) rata-rata pasien membutuhkan perawatan sehari selama empat jam dengan rincian sebagai berikut: 1. Self care: kurang dari 2 jam2. Minimal care: 2 jam3. Moderate care: 3,5 jam,4. Extensive care: 5-6 jam5. Intensive care: 7 jam

Berdasarlan rincian ini maka ditetapkan tindakan keperawatan diruangan MPKP untuk pasien dibagi dalam tiga kategori:1. Keperawatan total : 6 jam2. Keperawatan parsial : 4 jam3. Keperawatan mandiri : 2 jamJumlah jam untuk tindakan keperawatan diatas dialokasiakan untuk tindakan bagi individu pasien selama 24 jam, tidak termasuk tindakan keperawatan dalam bentuk kelompok dan ADL pasien.

Semua rincian waktu dan tindakan keperawatan diatas dibuatkan pedoman tindakan dan jadwal aktivitas per masalah keperawatan per sistem klasifikasi pasien. Diharapkan untuk selanjutnya perawat di ruang MPKP memiliki panduan yang jelas dalam pemberian tindakan keperawatan untuk setiap pasien sesuai masalah keperawatan dan tingkat kebutuhan tindakan keperawatannya. Pedoman tindakan keperawatan dibuat untuk tindakan kepada pasien baik secara individual, kelompok, maupun yang terkait dengan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL). Dengan adanya rincian kebutuhan waktu, diharapkan setiap perawat memiliki jadwal kegiatan harian untuk pasien masing-masing sehingga waktu kerja perawat menjadi lebih efektif dan efisien.

Selanjutnya semua tindakan keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat didokumentasikan dalam format implementasi dan dievaluasi dengan menggunakan pendekatan SOAP (subjective, objective, analyses, planning). Disamping itu terkait dengan pendekatan SOAP setiap kali selesai berinteraksi dengan pasien, perawat memberikan penugasan atau kegiatan yang terkait dengan tindakan keperawatan yang telah dilakukan sebagai tindak lanjut. Penugasan atau kegiatan ini dimasukkan kedalam jadwal aktivitas pasien dan diklasifikasikan apakah tugas tersebut dilakukan secara mandiri (M), dengan bantuan sebagian (B), atau dengan bantuan total (T). Setiap hari kemampuan melakukan tugas atau aktivitas ini dievaluasi.

59

Page 60: PENGEMBANGAN MPKP

5. Pendidikan Kesehatan Keluarga

Pendidikan kesehatan keluarga merupakan program yang diberikan kepada keluarga pasien ganguan jiwa yang dirawat di rumah sakit jiwa agar mereka mampu merawat pasien di rumah. Tindakan keperawatan untuk individu keluarga telah terintegrasi dengan tindakan terhadap pasien (lihat no. 3). Pendidikan kesehatan untuk kelompok keluarga diperlukan untuk memberdayakan keluarga-keluarga pasien jiwa dalam mengatasi masalah secara bersama-sama. Isi program disesuaikan dengan kebutuhan dan harapan keluarga untuk kesembuhan pasien. Program ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan kelompok besar dan kecil.

D. Penutup

Pasien yang didefinisikan sebagai seseorang yang sakit dan membutuhkan perawatan merupakan penerima pelayanan keperawatan (Timby & Lewis, 1992). Dalam era kesejagatan yang menyebabkan derasnya arus informasi yang diterima oleh pasien khususnya tentang keperawatan, juga dengan meningkatnya level pendidikan rata rata pasien mengakibatkan kebutuhan pasien akan pelayanan keperawatan meningkat pula.

Sebagai akibatnya perawat perlu menata kembali kinerja dan pelayanan yang diberikan kepada pasien. Disamping itu, pendidikan kesehatan keluarga juga sangat diperlukan karena dapat mengurangi kebosanan dan reaksi negatif keluarga (Ostwald, et al, 1999) dan meningkatkan kepuasan keluarga (Brooker, 1991)

Pedoman asuhan keperawatan yang telah dibuat oleh tim Konsultan Keperawatan bersama-sama dengan tim pengembang keperawatan Rumah Sakit Meilia adalah salah satu usaha untuk menjawab tantangan perkembangan kebutuhan diatas. Walaupun diakui masih banyak yang perlu direvisi dan ditata ulang, namun setidaknya apa yang telah dilakukan ini dapat membantu pemberian asuhan keperawatan yang prima bagi ‘customer’ yang dalam hal ini adalah pasien.

60