Post on 05-Dec-2014
PPEPS II – Business Project Halaman - 1
Program Pengembangan Eksekutif Pertamina Singkat (PPEPS) Angkatan II-2012
Business Project
STUDI KELAYAKAN :
Pembangunan Galangan PT Badak NGL Untuk Penghematan Biaya Pemeliharaan Kapal dan Membuka Peluang Usaha Baru
Nasrul Syahruddin - 127203
1. PENDAHULUAN
1.1. Visi, dan Misi PT Badak NGL1
Materi yang dipilih dalam pembuatan makalah Business Project (BP) ini, tidak
terlepas dari Visi dan Misi PT Badak NGL saat ini yaitu:
Visi PT Badak NGL adalah “Menjadi perusahaan energy kelas dunia yang
terdepan dalam inovasi”. Misi PT Badak NGL adalah “Memproduksi Energy
bersih serta mengelola dengan standar kinerja terbaik, sehingga menghasilkan
nilai tambah maksimal bagi pemangku kepentingan (stakeholders)”.
Rencana pembangunan galangan kapal ini sejalan dengan Visi dan Misi PT
Badak NGL dimana terdapat unsur usaha peningkatan kualitas dan standar
kinerja terbaik pada sistem pendukung produksi LNG, dalam hal ini pemeliharaan
armada tugboat, serta inovasi dalam mengembangkan unit usaha baru untuk
memberikan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan.
1.2. Masa Depan Bisnis PT Badak NGL
PT Badak NGL pernah menjadi penghasil LNG terbesar di dunia pada awal tahun
2000. Namun sejak tahun 2005, pasokan gas menurun dan ada kebijakan
pemerintah untuk tidak memperpanjang kontrak lama maupun membuat kontrak
ekspor LNG baru. Saat ini hanya 5 unit dari 8 Train yang dioperasikan sesuai
dengan jumah pasokan gas dan kebijakan tersebut.
Untuk tetap bertahan dan terus meningkatkan kinerja, PT Badak NGL sesuai visi
dan misi-nya, menentukan langkah-langkah strategis untuk menjalankan bisnis
1 Website PT Badak NGL; www.badaklng.co.id
PPEPS II – Business Project Halaman - 2
LNG dengan optimalisasi biaya operasi termasuk berusaha untuk menemukan
sumber-sumber pendapatan baru dengan sumber daya yang ada. Dengan strategi
tersebut, PT Badak NGL diharapkan terus memberikan kinerja standar kelas
dunia, meskipun dalam kondisi penurunan kapasitas produksi dan
kekurangpastian masa depan perusahaan. Salah satu usaha ke arah tersebut
adalah dengan pembangunan galangan kapal ini.
1.3. Tujuan dan Ruang Lingkup Business Project
Tujuan penulisan makalah ini sebagai studi kelayakan Pembangunan Galangan
Kapal dalam rangka optimalisasi biaya pemeliharaan armada Tugboat, serta
sebagai sumber pendapatan baru bagi PT Badak NGL.
Ruang lingkup makalah ini mencakup kondisi dan permasalahan pemeliharaan
kapal, analisa parameter kelayakan teknis, ekonomi, hukum, rekomendasi, serta
jadwal dan rencana pelaksanaan proyek.
2. MENGAPA PT BADAK NGL PERLU MEMBANGUN GALANGAN KAPAL
2.1. Kondisi Pemeliharaan Kapal dan Permasalahannya
Salah satu proses dalam rantai jaringan bisnis LNG adalah proses pengapalan
LNG. Untuk memastikan kelancaran dan keamanan proses tersebut, PT. Badak
NGL memelihara dan mengoperasikan 7 unit tug boat, 3 unit mooring boat dan 2
unit kapal patroli, sebagai armada pandu-tunda kapal LNG. Untuk perawatan dan
perbaikan, kapal-kapal tersebut harus dikirim ke suatu galangan kapal minimal dua
kali dalam 4 tahun masa berlaku sertifikat Class Kapal sesuai ketentuan ijin
pengoperasian kapal.
Selama ini PT. Badak NGL mengirim kapalnya ke galangan Surabaya atau Jakarta
sehingga memerlukan biaya bahan bakar tinggi karena jauhnya jarak yang harus
ditempuh. Tingginya occupancy galangan di pulau Jawa juga menyebabkan
besarnya biaya crew karena kapal harus menunggu lama untuk masuk galangan.
Kondisi ini mengganggu jadwal pemeliharaan dan berpengaruh pada
ketersediaan operasional armada tug boat.
PPEPS II – Business Project Halaman - 3
2.2. Potensi Penghematan Biaya dan Keuntungan
Jika PT Badak NGL memiliki fasilitas pemeliharaan kapal, maka biaya bahan
bakar dapat ditekan dan jadwal pemeliharaan kapal dapat diatur sedemikian rupa
sehingga biaya tunggu crew kapal dapat dieliminasi. Permasalahan yang sama
juga dialami oleh perusahaan-perusahaan tetangga seperti Pupuk Kaltim,
Indominco dan KPC, termasuk pemilik-pemilik kapal di daerah Samarinda dan
Balikpapan. Kondisi ini merupakan potensi pasar bagi PT Badak NGL jika fasilitas
tersebut bisa di manfaatkan dengan baik. Potensi penghematan dan keuntungan
dapat diwujudkan melalui investasi pembangunan galangan kapal. Makalah ini
menyajikan perhitungan potensi penghematan dan kelayakan investasi dari aspek
teknis, ekonomis, dan legalitas sebagai dasar pengambilan keputusan untuk
pembangunan galangan kapal di PT Badak NGL.
3. ANALISA DATA DAN EVALUASI
3.1. Hasil Survey Armada Kapal dan Galangan di area Kalimantan Timur
Analisa dan evaluasi yang dilakukan dalam penulisan ini bersumber dari data
primer dan sekunder. Data primer langsung didapatkan dari lapangan dengan
melakukan survey, wawancara dan quisioner kepada tempat dan pihak terkait.
Sementara data sekunder didapatkan dari berbagai literatur yang berhubungan.
Tabulasi data hasil survey untuk armada kapal PT Badak NGL dan perusahaan
lain di sekitar Bontang (PT. Pupuk Kaltim dan Pertamina Kutim), dapat dilihat di
Lampiran-1.
Kapal-kapal yang beroperasi dan berlokasi di Kalimantan Timur dapat
dikategorikan sebagai kapal Tunda atau Tug boat, Kapal Motor dan Tongkang.
Kapal motor meliputi kapal barang umum (general cargo), kapal tanker, landing
craft ship, dan kapal ferry penumpang. Kapasitas terbesar masing-masing adalah
berkisar 400, 500, dan 900 Gross Tonnage (GT). Daftar perusahaan pelayaran
yang berlokasi di Kalimantan Timur dapat dilihat pada Lampiran-2. Sedangkan
galangan kapal yang berada di Kalimantan Timur seperti terlihat pada Lampiran-3.
PPEPS II – Business Project Halaman - 4
3.2. Analisa Potensi Pasar Galangan Kapal di Kalimantan Timur
Sebagian besar galangan kapal berada di bantaran sungai Mahakam Samarinda,
sangat tergantung pada kedalaman water front nya sehingga ukuran kapal yang
bisa dibangun maupun yang direparasi terbatas, sehingga banyak pemilik kapal
mengirim kapalnya ke luar Kalimantan Timur. Sedangkan galangan kapal
Balikpapan terletak di pinggir laut, sehingga lebih fleksible dibandingkan dengan
galangan di Samarinda. Dari klasifikasi pekerjaan yang dilakukan, pada umumnya
adalah perawatan kapal dan beberapa membangun kapal baru.
Dari data yang diperoleh, proyeksi jumlah armada cenderung bertambah akibat
meningkatnya hasil perkebunan dan pertambangan yang membutuhkan kapal
tongkang dan tug boat. Lampiran-2 memperlihatkan populasi armada khususnya
tug boat dan tongkang. Lebih dari 90% berlokasi di sekitar Samarinda dan
Bontang, dan kurang dari 10% berlokasi di Balikpapan. Kondisi tersebut
menunjukkan prospek kebutuhan perawatan dan perbaikan kapal yang semakin
besar terutama untuk daerah Samarinda, Bontang dan sekitarnya. Sampai saat ini
belum ada galangan di daerah Bontang dan sekitarnya yang mempunyai
kualifikasi memadai untuk melakukan perawatan dan perbaikan kapal. Dilihat dari
kondisi ini, potensi pasar terutama untuk perawatan dan perbaikan kapal cukup
besar dan menjanjkan. Analisa kelayakan investasi akan dilakukan dengan
mengambil 75% pangsa pasar di area Bontang dan sekitarnya karena belum
adanya galangan kapal di area ini. Untuk area Samarinda, pangsa pasar diambil
30% berdasarkan hasil survey yang menunjukkan indikasi kecenderungan kapal
dikirim ke luar Kalimantan Timur karena kendala spesifikasi water-front galangan
yang terbatas. Karena sudah cukup banyak galangan kapal di area Balikpapan,
maka hanya diambil 5% dari pangsa pasar yang ada berdasarkan jumlah kapal
yang tidak dapat diserap oleh galangan di Balikpapan berdasarkan hasil survey.
Dengan mengelompokkan dan menghitung kapasitas armada milik PT Badak
NGL, diperoleh ukuran LWT (Lightweight Tonnage) terbesar 600 ton. Dengan
mempertimbangkan potensi pasar yang ada di Kalimantan Timur, maka dapat
ditentukan kapasitas maksimum galangan (dengan safety factor 1.6) yaitu sebesar
PPEPS II – Business Project Halaman - 5
1.6 x 600 ton = 960 ton (~1000 Ton). Sehingga kapasitas maksimum sarana pokok
galangan yang direncanakan adalah 1000 ton.
3.3. Analisa Persaingan Usaha dan Strategi Pemasaran Galangan
Untuk tujuan operasional dengan komersialisasi galangan, perlu dilakukan analisa
persaingan usaha dan strategi pemasaran yang tepat agar investasi yang
diperlukan untuk membangun galangan dapat memberikan keuntungan sesuai
yang diharapkan.
Dari sekian banyak kapal yang beroperasi di Kalimantan Timur, sebagian besar
digunakan pada industri MIGAS (jenis tug boat, tanker dan LCT) dan
Pertambangan batu bara (jenis tug boat dan Tongkang). Untuk industri MIGAS
yang menerapkan standar kualitas dan keselamatan yang tinggi, hampir semua
galangan yang ada di Kalimantan Timur belum dapat memenuhi standar tersebut.
Hal ini dibuktikan berdasarkan pengalaman PT Badak NGL sendiri sebagai
perusahaan MIGAS kelas dunia dengan standar kualitas dan keselamatan yang
tinggi, tidak menemukan galangan yang sesuai standar tersebut. Sehingga
kebanyakan pemilik kapal yang bergerak di industri MIGAS termasuk PT Badak
NGL mengirimkan kapalnya ke luar Kalimantan Timur untuk perawatan. Jika PT
Badak NGL memasuki industri galangan di Kalimantan Timur dan bersaing dengan
galangan yang sudah ada, menguasai potensi pasar seperti dijelaskan pada bab
3.2 bukan merupakan hal yang sulit untuk dicapai.
Untuk mencapai hal tersebut, strategi pemasaran yang ditempuh disesuaikan
dengan penentuan segmen dan target pasar yang jelas dan fokus. Berdasarkan
analisa persaingan usaha, segmen pasar yang tepat adalah segmen perawatan
kapal-kapal tug boat yang memiliki populasi paling banyak. Sedangkan target
pasar yang dipilih adalah kapal-kapal tug boat yang beroperasi di industri MIGAS
yang mensyaratkan standar kualitas dan keselamatan yang tinggi. Sehingga
strategi pemasaran yang harus ditempuh oleh galangan PT Badak NGL adalah
menyediakan sumber daya manusia, fasilitas dan peralatan dengan kualifikasi
terbaik serta standar kualitas dan keselamatan yang tinggi dari porses dan hasil
pekerjaan perawatan kapal. Strategi ini tidak sulit diterapkan karena PT Badak
PPEPS II – Business Project Halaman - 6
NGL merupakan perusahaan MIGAS yang telah menerapkan standar kualitas dan
keselamatan kelas dunia (World Class Energy Company).
3.4. Analisa Teknis Galangan Kapal
Galangan kapal adalah tempat untuk membangun atau mereparasi kapal yang
terdiri dari bengkel–bengkel kerja untuk mengerjakan bangunan baru, perbaikan
dan perawatan kapal, baik kapal yang terbuat dari baja maupun yang bukan baja.
Tiga jenis galangan sebagai opsi awal untuk dibandingkan satu sama lain yaitu
graving dock, floating dock dan slipway. Pemilihan ini dilakukan dengan 3 metoda
yaitu pendekatan kuantitatif, kualitatif dan semi kuntitatif-kualitatif. Pendekatan
kuantitatif dilakukan dengan penilaian terhadap masing-masing aspek dengan
metoda scoring tertentu. Semakin tinggi preferensi, maka score yang diberikan
semakin besar. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan penilaian terhadap
pereferensi dari masing-masing aspek melalui grade yang ditetapkan di awal.
Pendekatan semi kuantitatif-kualitatif dengan melakukan analisa kuantitatif
terhadap aspek yang dapat dinilai kuantitatif, dan melakukan analisa kualitatif
terhadap aspek yang dapat dinilai kualitatif. Selanjutnya, analisa kualtitatif dapat
dikonversi menjadi nilai-nilai kuantitatif untuk digabungkan dengan nilai-nilai
analisa kuantitatif
3.3.1. Jenis-Jenis Galangan Kapal
Berdasarkan aktivitas yang akan direncanakan, galangan kapal dapat dibedakan
atas, Galangan kapal khusus bangunan baru, yaitu galangan kapal yang
membangun kapal-kapal baru. Galangan kapal khusus reparasi, yaitu galangan
kapal yang khusus melakukan pekerjaan reparasi kapal. Galangan kapal
gabungan bangunan baru dan reparasi, yaitu galangan kapal yang memiliki
aktifitas ganda. Berdasarkan pengelompokan tersebut, Galangan kapal yang
direncanakan di PT Badak NGL dimaksudkan sebagai galangan kapal khusus
reparasi kapal-kapal tug boat (sejenis) yang dimiliki sendiri, dan untuk melayani
kapal-kapal lain di sekitar area Kalimantan Timur. Pilihan ini berdasarkan pada
kebutuhan utama PT Badak NGL dan potensi pasar di sekitar Kalimantan Timur
PPEPS II – Business Project Halaman - 7
adalah di bidang perawatan kapal. Untuk mengerjakan pembangunan kapal baru,
diperlukan insvestasi peralatan dan sumber daya manusia yang tidak sebanding
dengan potensi pasar pembangunan kapal baru yang ada.
Floating dock (Dok Apung) adalah suatu bangunan yang dikonstruksikan diatas
sebuah atau beberapa kompartemen-kompartemen yang kedap air. Jenis dok ini
merupakan dok yang portable, sehingga dapat dipindah-pindahkan. Graving Dock
(Dok Gali) merupakan dok dengan konstruksi beton bertulang. Posisi dari dok ini
tepat tegak lurus dengan garis pantai atau pinggiran laut dan dibatasi dengan pintu
pontoon. Slipway merupakan konstruksi galangan sederhana yang terdiri dari alur
dengan kemiringan tertentu dari bibir pantai dan seperangkat mesin derek (winch)
dan kabel baja (sling) untuk menarik dan menurunkan kapal dari permukaan air.
Agar kapal dapat dengan mudah dinaikkan atau diturunkan dari bibir pantai,
digunakan roda, rel atau airbag (bantalan karet) di sepanjang slipway (kemiringan)
tersebut.
Gambar 3.1. Jenis-Jenis Galangan Kapal
SLIPWAY DOCK FLOATING DOCK
GRAVING DOCK
PPEPS II – Business Project Halaman - 8
3.3.2. Jenis-Jenis Pekerjaan Perbaikan dan Perawatan
Berdasarkan lokasi perbaikan, secara umum pekerjaan reparasi dikategorikan
dalam 3 macam yaitu: Docking repair, yaitu perawatan bagian – bagian kapal yang
berada dibawah garis air. Floating repair, untuk merawat kapal pada tempat –
tempat yang berada diatas garis air atau di dalam kapal. Berdasarkan waktu
pelaksanaan dan volume pekerjaan, perawatan kapal dapat dibedakan menjadi 4
jenis yaitu: Intermediate Survey and Repair, dilakukan setiap 2 tahun dengan
durasi sekitar 15 hari. Pekerjaan yang dilakukan adalah pengedokan, pembersihan
badan kapal dibawah garis air (bottom cleaning), pengecatan kembali badan kapal
dibawah garis air, pemasangan/penggantian zinc anode dan pekerjaan lain yang
dianggap perlu. Special Survey and Repair, dilakukan setiap empat tahun sekali.
Pekerjaan yang dilakukan seperti pada Intermediate Survey ditambah penggantian
pelat di beberapa tempat yang ketebalannya sudah tidak memenuhi syarat lagi
dan pekerjaan – pekerjaan lain yang dianggap perlu, dengan durasi sekitar 30 hari.
Selain itu secara khusus dikenal juga jenis perbaikan lain seperti Rehabilitasi dan
Emergency Repair yang lingkup perbaikan dan durasinya tergantung kepada
volume kerusakan kapal tersebut.
3.3.3. Pemilihan Jenis Galangan
Berdasarkan pertimbangan jenis-jenis galangan dan perawatan kapal yang
disesuaikan dengan kebutuhan PT Badak NGL dan potensi pasar yang ada,
dengan menggunakan beberapa atribut kualitatif, dilakukan pemilihan jenis
galangan yang sesuai.
Ringkasan perbandingan kualitatif antara ketiga alternatif jenis galangan yang
dievaluasi dapat dilihat seperti pada Lampiran-5. Terlihat bahwa secara kualitatif
jenis slipway memiliki tingkat preferensi terbaik diantara jenis galangan yang lain.
Namun demikian, guna mempermudah proses seleksi dilakukan penilaian kualitatif
dengan penilaian akumulasi bobot dan nilai masing-masing atribut untuk ketiga
alternatif yang ada seperti diperlihatkan dalam Lampiran-4. Hasil evaluasi total
terhadap penilaian ketiga jenis alternatif galangan dapat dilihat pada Lampiran-6
yang menunjukkan bahwa jenis slipway memiliki tingkat preferensi tertinggi. Ini
PPEPS II – Business Project Halaman - 9
membuktikan bahwa pada asumsi kondisi yang telah ditetapkan, maka slipway
adalah jenis galangan yang paling sesuai.
3.3.4. Penentuan Lokasi Galangan
Pilihan area sebagai lokasi galangan ditetapkan berdasarkan hasil survey
lapangan terhadap 4 alternatif seperti terlihat pada Lampiran-7. Pemilihan lokasi
galangan kapal tersebut mempertimbangkan ketersedian lahan darat dan laut,
pencapaian lokasi dari darat dan laut, kondisi lingkungan alam, dan aspek
keamanan lokasi. Berdasarkan hasil analisa pemilihan lokasi pada Lampiran-8,
lokasi yang tepat untuk galangan kapal PT Badak NGL adalah daerah marina
sebelah batch plant di depan Boat House baru.
3.3.5. Penentuan Layout Galangan
Penentuan layout untuk galangan jenis slipway berdasarkan pada pilihan investasi
dan tujuan operasional galangan. Untuk pemakaian sendiri dalam rangka
penghematan biaya pemeliharaan kapal milik PT Badak NGL, jenis galangan
slipway yang dipilih adalah jenis Airbag Slipway yang menggunakan bantalan karet
dalam proses upslip dan launching kapal. Jenis ini memerlukan investasi awal
yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan jenis slipway dengan rel atau roda
untuk proses upslip dan launching, dimana jenis ini lebih cocok jika galangan kapal
tersebut juga dioperasikan untuk keperluan komersial dengan menerima
perawatan kapal-kapal di luar milik PT Badak NGL.
Secara umum hasil perencanaan layout galangan meliputi fasilitas utama dan
fasilitas pendukung. Fasilitas pokok galangan adalah slipway, sedangkan fasilitas
pendukung antara lain airbag, jetty/dermaga, trestle, gedung kantor utama,
gedung kantin, gedung perbengkelan, toilet, mushola dan lain-lain. Penentuan
Layout galangan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran – 9
PPEPS II – Business Project Halaman - 10
Gambar 3.2. Layout Galangan Airbag-Slipway
Gambar 3.3. Layout Galangan Rail-Slipway
3.5. Analisa Perijinan Galangan
Ada dua pilihan yang dapat ditempuh dalam perijinan galangan kapal PT Badak
NGL berdasarkan tujuan operasional galangan. Jika galangan hanya akan dipakai
untuk keperluan PT Badak NGL sendiri, maka cukup mengajukan perubahan
(amandemen) ijin operasi Terminal khusus yang sudah dimiliki oleh PT Badak
NGL atau PT Pertamina sebagai pemilik aset pelabuhan khusus tersebut kepada
Departemen Perhubungan Laut. Hal ini berlaku karena lokasi galangan kapal
berada dalam wilayah Terminal khusus dan hanya digunakan untuk kepentingan
pendukung kegiatan Terminal khusus.
PPEPS II – Business Project Halaman - 11
Pengajuan perubahan ijin operasi dengan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan
Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Tanjung Laut sebagai otorisasi
kepelabuhanan kota Bontang.
Jika galangan PT Badak NGL juga akan dibuka untuk kepentingan umum, maka
selain perubahan ijin operasi Terminal Khusus, perijinan lain yang diperlukan
merujuk pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan
(Persero) serta Keputusan Presiden Nomor 122 Tahun 2001, maka PT Badak
NGL dapat melakukan pengembangan usaha dengan mendirikan anak
perusahaan yang bergerak dalam jasa pengedokan/perbaikan kapal. Selanjutnya
tata cara pembentukan anak perusahaan tetap mengikuti aturan dan persayaratan
seperti yang diatur dalam pasal-pasal lainnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor
12 Tahun 1998. Proses perijinan ini secara rinci dapat dilihat pada Lampiran – 10.
3.6. Analisa Sumber Daya Manusia dan Strategi Operasional Galangan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperlukan dalam organisasi galangan kapal
PT Badak NGL terdiri dari SDM langsung dan tidak langsung. Tenaga kerja
langsung adalah tenaga kerja baik organik maupun sub-kontraktor yang
menangani langsung pekerjaan reparasi baik di bengkel maupun di galangan.
SDM tidak langsung ( staff dan manajemen ) adalah tenaga kerja yang ikut
menopang kelancaran proses reparasi kapal, namun tidak menangani langsung
pekerjaan reparasi. Sesuai dengan strategi pemasaran yang dipilih yaitu fokus
kepada pelayanan perbaikan kapal tug boat untuk industri MIGAS dimana
diperlukan kualitas pekerjaan dan standar keselamatan yang tinggi, SDM yang
dipekerjakan harus dipilih secara khusus sesuai standar kualifikasi tertentu.
Demikian pula dengan kualitas peralatan dan fasilitas galangan serta strategi
operasional dibuat sedemikian rupa untuk mendukung strategi pemasaran
tersebut. Analisa secara rinci mengenai organisasi dan strategi operasional
galangan kapal PT Badak NGL dapat dilihat pada Lampiran – 11.
PPEPS II – Business Project Halaman - 12
3.7. Analisa Penghematan Biaya Pemeliharaan Kapal PT Badak NGL
Untuk tujuan operasional galangan dalam rangka melakukan penghematan biaya
pemeliharaan kapal, maka layout galangan slipway yang dipilih adalah jenis airbag
slipway. Sehingga investasi yang diperlukan lebih kecil dari investasi untuk
galangan slipway jenis rel atau roda diperuntukkan tujuan komersialisasi galangan.
Sumber Daya Manusia (SDM), Peralatan dan fasilitas pendukung tidak perlu
dibuat dan dialokasikan secara khusus. SDM dan Peralatan yang ada saat ini
dapat dimanfaatkan dan dimaksimalkan untuk kebutuhan reparasi kapal-kapal
milik PT Badak NGL.
Berdasarkan analisa perhitungan penghematan biaya pemeliharaan kapal milik PT
Badak NGL pada Lampiran – 12 ,dengan investasi sebesar Rp. 3,644,733,924
didapatkan penghematan biaya pemeliharaan kapal sebesar Rp. 1,093,769,449
per tahun.
3.8. Analisa Kelayakan Ekonomi dan Investasi Pembangunan Galangan Kapal
Untuk tujuan operasional komersial dimana galangan juga akan menerima kapal-
kapal di luar milik PT Badak NGL, jenis layout galangan slipway yang dipilih adalah
jenis rel atau roda slipway. Total biaya investasi sebesar Rp. 30,424,321,092 untuk
jenis galangan ini ditentukan dari biaya-biaya disetiap tingkatan operasi yang
meliputi biaya konstruksi fasilitas galangan, biaya struktur bangunan pendukung,
biaya bahan dan peralatan perbengkelan serta biaya perijinan.
Metode untuk menganalisa kelayakan suatu investasi yang dilakukan adalah
dengan Metode jangka pengembalian (Payback Period), Metode tingkat
keuntungan (Profitability Index, PI), Metode Net Present Value (NPV), dan Metode
tingkat hasil pengembalian internal (Internal Rate of Return, IRR). Untuk
perhitungan pendapatan mengacu pada biaya Special Survey (SS) docking,
Intermediate Survey (IS) docking dan annual docking serta perawatan rutin untuk
setiap kapal. Simulasi pendapatan berdasarkan analisa potensi pasar dapat dilihat
pada Lampiran – 13. Estimasi pendapatan galangan dihitung dengan
mengestimasikan besarnya jumlah kapal yang dapat direparasi.
PPEPS II – Business Project Halaman - 13
Perhitungan jumlah kapal ini didasari dari jumlah armada tug boat yang ada di
wilayah Kalimantan Timur yang mencakup daerah Bontang – Sangatta, Samarinda
dan Balikpapan. Presentasi estimasi pangsa pasar untuk kapal-kapal di daerah
Bontang dan sekitarnya diambil 100% untuk kapal Pertamina dan 75% untuk kapal
PKT dan Indominco, karena disamping jarak yang dekat juga karena belum ada
kompetitor galangan di area Bontang dan sekitarnya. Untuk presentase estimasi
pangsa pasar di daerah Samarinda, dari total populasi 182 tugboat, diambil secara
konservatif sebesar 30% yang merupakan setengah dari jumlah tugboat yang
beroperasi di industri MIGAS. Sedangkan untuk area Balikpapan, pangsa pasar
diambil hanya 5% yang merupakan kapal yang tidak dapat diakomodir karena
tingginya occupancy galangan di Balikpapan.
Perhitungan revenue merupakan omset yang harus dikurangi dengan biaya
operasional. Dari survey yang dilakukan terhadap galangan yang ada, biaya
operasional galangan rata-rata diambil 60% dari revenue. Sehingga pendapatan
bersih pertahun dari galangan adalah revenue dikurangi biaya operasional
termasuk perhitungan pajak sebesar 35% yang mempertimbangkan nilai
penyusutan dari investasi. Penghematan biaya pemeliharaan tug boat milik PT
Badak NGL juga dimasukkan sebagai pendapatan bersih dari galangan. Dengan
analisa kelanjutan bisnis galangan selama 10 tahun tanpa adanya nilai sisa dan
dasar bunga deposito sebesar 6.5%, maka keempat kriteria kelayakan investasi
yaitu NPV, PI, IRR dan Payback Period dapat ditentukan untuk mengetahui
kelayakan investasi ini. Dari hasil perhitungan, investasi sebesar
Rp.30,424,321,092 untuk pembangunan galangan kapal jenis slipway adalah layak
karena menghasilkan NPV positif (Rp.31,166,849,438) dengan Payback Period
selama 4 tahun 2 bulan serta memberikan tingkat keuntungan sebesar 2.02 kali
lipat dari nilai investasi dalam kurun waktu 10 tahun. Investasi ini juga lebih
menguntungkan dari bunga deposito, dimana menghasilkan nilai IRR sebesar
25.18% jauh diatas bunga deposito Bank yang hanya sebesar 6.5%. Perhitungan
secara rinci dari analisa kelayakan investasi dapat dilihat pada Lampiran – 13.
PPEPS II – Business Project Halaman - 14
4. Kesimpulan
Berdasarkan situasi dan kondisi bisnis LNG yang terus menurun, usaha
pembangunan galangan kapal ini sejalan dengan Visi dan Misi PT Badak NGL dimana
terdapat unsur usaha peningkatan kualitas dan standar kinerja terbaik pada sistem
pendukung produksi LNG, dalam hal ini pemeliharaan armada tug boat, serta inovasi
dalam mengembangkan unit usaha baru untuk memberikan nilai tambah kepada para
pemangku kepentingan.
Pembangunan galangan kapal ini dirasakan perlu terutama karena adanya masalah
dalam perawatan kapal PT Badak NGL seperti ketidakpastian jadwal penyelesaian dan
kualifikasi galangan kapal yang rendah sehingga menyebabkan terganggunya
ketersediaan armada tug boat untuk operasional kapal LNG. Selain itu, potensi
penghematan biaya bahan bakar dan crew kapal juga menjadi pertimbangan untuk
melakukan perawatan kapal sendiri dengan memiliki galangan kapal.
Berdasarkan analisa potensi pasar dan persaingan bisnis galangan kapal di area
Kalimantan Timur, usaha galangan kapal PT Badak NGL dengan strategi pemasaran
yang fokus pada kebutuhan perawatan kapal tug boat industri MIGAS, akan mampu
menciptakan segmen pasar tersendiri dan mempertahankan bisnis galangan kapal
tersebut dalam jangka waktu panjang. Pangsa pasar yang dapat dimanfaatkan dengan
strategi pemasaran tersebut adalah sekitar 60% dari total populasi kapal tug boat
yang ada di Kalimantan Timur.
Analisa teknis penentuan jenis dan layout galangan kapal yang sesuai dengan
kebutuhan PT Badak NGL menghasilkan pilihan galangan jenis slipway. Jika galangan
kapal digunakan hanya untuk kepentingan PT Badak NGL, layout galangan slipway
yang sesuai adalah jenis airbag-slipway dengan biaya investasi yang relatif kecil.
Sedangkan untuk kebutuhan komersialisasi galangan, jenis layout yang sesuai adalah
rail-slipway dengan rel atau roda serta fasilitas pendukung lain seperti jetty dan trestle
yang memerlukan investasi relatif lebih besar.
Proses mendapatkan perijinan operasional galangan juga memberikan 2 pilihan
tergantung kepada tujuan operasional galangan tersebut. Untuk pemakaian
kepentingan sendiri, PT Badak NGL cukup mengajukan usulan amandment
(perubahan) terhadap ijin operasional Terminal Khusus PT Badak NGL kepada
PPEPS II – Business Project Halaman - 15
Departemen Perhubungan melalui koordinasi dengan Unit Pelaksana Pelabuhan
(UPP) setempat, karena lokasi galangan berada di dalam area Terminal Khusus.
Untuk kepentingan komersialisasi galangan, PT Badak NGL harus mengikuti ketentuan
yang berlaku terkait dengan Perseroan Terbatas dan pendirian anak perusahaan.
Untuk pengopersian galangan kapal tersebut, PT Badak NGL memiliki dua pilihan.
Pertama dengan memanfaatkan dan memaksimalkan sumber daya dan organisasi
yang ada, jika galangan tersebut hanya dipakai untuk kepentingan sendiri. Jika
galangan akan dikomersialisasikan, Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Strategi
Operasional harus ditentukan dengan standar dan kualifikasi yang tinggi sesuai
dengan strategi pemasaran untuk fokus pada perawatan kapal tug boat industri MIGAS
yang mensyaratkan kualitas kerja dan standar keselamatan yang tinggi.
Analisa penghematan biaya pemeliharaan tug boat memberikan angka penghematan
sebesar Rp. 1,093,769,449 per tahun untuk biaya investasi Rp. 3,644,733,924 guna
membangun galangan jenis airbag slipway, yang dipergunakan hanya untuk
kepentingan kapal PT Badak NGL. Sedangkan biaya investasi sebesar Rp.
30,424,321,092 untuk layout galangan rail-slipway guna kepentingan komersial,
menunjukkan kelayakan investasi yang dapat diterima dengan NPV positif
(Rp.31,166,849,438), IRR lebih tinggi dari bunga deposito (25.18%), Payback Period
yang cukup cepat yaitu 4 tahun 2 bulan serta tingkat keuntungan Profitability Index (PI)
sebesar 2.02 kali lipat.
5. Rekomendasi
Berdasarkan kebutuhan PT Badak NGL terhadap optimalisasi dan efisiensi perawatan
kapal serta hasil analisa dan evaluasi kelayakan investasi, direkomendasikan untuk
melakukan investasi pembangunan galangan kapal jenis rail – slipway dengan
menggunakan rel atau roda untuk upslip dan launching kapal serta fasilitas pendukung
lainnya sesuai layout yang diberikan pada Lampiran – 9.
Rencana dan Jadwal kerja pembangunan Galangan Kapal tersebut dapat dilihat pada
Lampiran – 14.