Dock Kapal

45
D. Pengedokan Kapal 1. Pengedokan Pengedokan adalah suatu proses memindahkan kapal dari air/laut ke atas dock dengan bantuan fasilitas pengedokan. Untuk melakukan pengedokan kapal ini, harus dilakukan persiapan yang matang dan berhati-hati mengingat spesifikasi bentuk kapal yang khusus dan berbeda-beda setiap kapal. Biro Klasifikasi Indonesia dan Syah Bandar menentukan periode-periode pengedokan kapal (perbaikan kapal di atas dok), yang kesemuanya tergantung dari umur kapal, jenis bahan yang dipakai sebagi badan kapal, keadaan/ kebutuhan kapal. a. Jenis-Jenis Dock Yang Umum Adalah Sebagai Berikut : Untuk keperluan membersihkan badan kapal di bawah garis air, memeriksa kerusakan – kerusakan, memperbaiki kerusakan - kerusakan serta mengecat badan kapal di bawah garis air maka dapat digunakan beberapa jenis dok yaitu : 1) Dok Kolam (Graving Dock/Dry Dock).

description

macam-macam dock kapal

Transcript of Dock Kapal

Page 1: Dock Kapal

D. Pengedokan Kapal

1. Pengedokan

Pengedokan adalah suatu proses memindahkan kapal dari air/laut ke atas

dock dengan bantuan fasilitas pengedokan. Untuk melakukan pengedokan kapal

ini, harus dilakukan persiapan yang matang dan berhati-hati mengingat spesifikasi

bentuk kapal yang khusus dan berbeda-beda setiap kapal. Biro Klasifikasi

Indonesia dan Syah Bandar menentukan periode-periode pengedokan kapal

(perbaikan kapal di atas dok), yang kesemuanya tergantung dari umur kapal, jenis

bahan yang dipakai sebagi badan kapal, keadaan/ kebutuhan kapal.

a. Jenis-Jenis Dock Yang Umum Adalah Sebagai Berikut :

Untuk keperluan membersihkan badan kapal di bawah garis air,

memeriksa kerusakan – kerusakan, memperbaiki kerusakan - kerusakan serta

mengecat badan kapal di bawah garis air maka dapat digunakan beberapa jenis

dok yaitu :

1) Dok Kolam (Graving Dock/Dry Dock).

Gambar : Graving Dock

Graving Dock yaitu suatu fasilitas pengedokan kapal yang berbentuk

meyerupai Kolam yang terletak di tepi pantai. Pada graving dock mempunyai

beberapa elemen atau bagian yang penting diantaranya adalah: pintu penutup

( yang berhubungan dengan perairan pantai), pompa-pompa pengering, mesin

gulung (cupstand), tangga-tangga ( untuk naik turun ke dasar dan atas kolam,

crane ( untuk transportasi) dll.

Page 2: Dock Kapal

 Di mana umumnya dinding-dinding sisi dan belakang terdiri dari

bangunan beton bertulang, Dasar dari kolam ini terdiri dari beton bertulang yang

telah dipancang paku-paku bumi (concrete pile) sedangkan pintu penutupnya

terbuat dari pelat baja yang konstruksinya dibuat sedemikian rupa, sehingga pintu

tersebut dapat mengapung, di mana pintu penutup ini dilengkapi tangki-tangki

ballast yang digunakan untuk menenggelamkan dan mengapungkan pada waktu

pengoperasiannya serta dilengkapi dengan katup-katup (valves) dan pompa-

pompa. Pada bagian bibir pintu yang bersinggungan dengan bibir kolam (graving

dock) diberi packing dari karet untuk memperoleh kekedapan pada waktu air

dalam kolam kosong.

Sebelum kapal dimasukkan ke dalam graving dock, maka graving dock

diisi  diisi dengan air dengan cara membuka katup, setelah permukaan air di

dalam graving dock sama dengan permukaan air perairan, maka pintu (gate)

dibuka atau digeser dan kapal dimasukkan ke dalam graving dock. Kapal diatur

setelah dalam kedudukan yang direncanakan, pintu ditutup lagi dan air di dalam

graving dock dipompa keluar yang sebelumnya katup pemasukannya ditutup .

waktu pemompaan  (jumping time) tergantung dari jumlah dan kapasitas pompa

serta jumlah air yang masuk ke dalam graving dock. Setelah graving dock

dipompa kering, kekedapan air dari pintu dock tidak sepenuhnya kedap.

Kemungkinan masih masuknya air ke dalam dock dialirkan pada got dan selang

beberapa waktu dapat dipompa keluar dengan pompa khusus.

Keuntungan secara umum dari Graving Dock  adalah sebagai berikut :

a. Lebih aman untuk pengedokan kapal di banding peralatan pengedokan

lainnya misalnya floating dock. Sebab graving dock suatu bangunan yang

tetap sedangkan floating dock adalah bangunan yang terapung.

b. Umur daya pemakaiannya tinggi dan lama dibandingkan peralatan

pengedokan lainnya.

c. Perawatan cukup rendah

d. Bisa dipakai untuk pembangunan kapal baru.

Dengan merubah atau memperluas dinding samping dan belakang maka

graving dock dapat dirubah menjadi launching dock, yang dapat digunakan tidak

Page 3: Dock Kapal

saja untuk reparasi tetapi bangunan baru dengan menggunakan metode arus posisi

(positional flow method far new building ship). 

Kerugian secara umum dari Graving Dock  adalah sebagai berikut :Biaya

pembangunannya cukup besar atau mahal.

a. Waktu pebuatannya lama

b. Permanen/tidak bisa dipindah

c. Lokasi/tempat amat berpengaruh

2) Dok Apung ( Floating Dock )

Gambar : Floating Dock

Floating Dock adalah suatu bangunan konstruksi di laut  yang digunakan

untuk Pengedockan kapal dengan cara menggelamkan dan mengapungkan dalam

arah vertikal. Konstruksi floating dock ini umumnya terbuat dari baja dan plat, di

mana sumber istrik penyuplainya dapat digolongkan menjadi dua yaitu : suplai

listrik dari darat  atau dari floatingnya sendiri. Salah satu hal yang paling tampak

dari floating dock ini adalah kemampuannya Untuk mereparasi pontonya sendiri

(self dockijng). Floating dock dilengkapi dengan

Bagian-bagian utama dari Dock Apung adalah sebagai berikut :

a. Pompa pengeluaran

b. Katup-katup pemasukan

c.  Jangkar dan rantai jangkar

d. Crane pengangkat

Pompa-pompa dan katup-katup serta pipa-pipa induk, di mana untuk

pemompaan ini dapat dikendalikan dari suatu tempat yang disebut control house.

Di samping itu karena dok apung merupakan suatu bangunan yang terapung maka

haruslah perlu ada peralatan untuk bertambat agar jangan sampai bergeser

Page 4: Dock Kapal

kedudukannya disebabkan oleh arus, ombak, atau angin. Peralatan untuk

bertambat ini jelas dengan jangkar atau rantainya dimana kadang-kadang

digunakan juga bangunan beton atau pipa pancang yang ditempatkan pada dasar

perairan sebagai bantuan.

                Selain itu dok juga diperlengkapi peralatan untuk menarik atau

menggeser kapal yang akan dinaikkan serta kran – kran yang diperlukan untuk

transportasi pada waktu reparasi. Selanjutnya dok apung dibagi atas :

a. Menurut , material badan dok : pelat, beton bertulang

b. Menurut jumlah seksi : satu seksi ponton, dua atau lebih seksi pontoon

c. Menurut jumlah side wall : dua side wall ( type u ), satu side wall ( type

l ), tanpa side wall ( type ponton )

d. Menurut sumber tenaga listrik: sumber tenaga listrik sendiri, sumber

tenaga listrik dari darat

e. Menurut material badan dok dengan pelat baja dibagi atas sistem

hubungannya : sistem keling, sistem las

f. Sistem rangka konstruksinya : sistem rangka konstruksi melintang, sistem

rangka konstruksi memanjang, sistem rangka konstruksi kombinasi

Sebelum Dok apung yang dibuat dari plat dan beton bertulang untuk

pengedokan kapal yang tak begitu besar dipakai material dok apung dari kayu.

Dok apung dari kayu pertama dibuat pada abad XVII – XVIII di mana pada waktu

itu pemakaian kayu jauh lebih murah dari pada material lainnya .

Pemakaian kayu akan lebih elastic dan baik memakan beban pukulan ,

tetapi mempunyai beberapa kejelekan diantarannya terpaksa dibangun banyak

seksi dok akan sukar mendapatkan kekuatan memanjang dok yang diperlukan.

Oleh karena itu agar dapat dibuat dok apung yang mempunyai sifat- sifat yang

baik maka dibuat dari beton bertulang. Dok apung yang dibuat dari beton

bertulang mempunyai beberapa kebaikan diantarannya :

a. Pemakaian material lebih sedikit sekitar 1/3 dari pemakaian material dok

apung dari plat

b. Harganya kurang lebih 25 % lebih kecil disbanding harga dok apung dari

plat

Page 5: Dock Kapal

c. Tidak akan berkarat dan tak akan diperlukan pengecatan

d. Biaya eksploitasi lebih rendah dibanding dengan dok apung dari plat

( dengan memperhitungkan , lebih rendahnya pemeliharaan, biaya

perbaikan dan penggantian ). Berdasarkan penelitian dok apung dari beton

bertulang tak membutuhkan perbaikan besar, tidak seperti dok apung dari

plat setiap 20 tahun karat diadakan reparasi besar.

e. Kekuatan serta daya tahannya menunjukkan beberapa ketebalan

Menurut jumlah seksi ponton tunggal tidak saja dijumpai dok apung plat,

lebih – lebih dok apung dari beton bertulang hanya dibuat dengan seksi ponton

tunggal. Untuk menghindari kejelekan dok apung seksi ponton tunggal maka

dibuat dok apung dengan seksi ponton jamak ( biasanya tiga, empat, lima , enam

atau lebih ponton ).

Dengan dibuatkan dok apung seksi ponton jamak mempunyai beberapa

kebaikan dibanding dok apung seksi tunggal

a. Perbaikan tiap – tiap seksi ponton dapat dilaksanakan oleh dok apung itu

sendiri dengan melepas seksi ponton yang harus diperbaiki atau diperbaiki

besar, kemudian menaikkan di atas dok apung itu sendiri.

b. Pembuatannya dapat dilaksanakan pada galangan ( building berth ) yang

panjangnya kurang dengan panjang keseluruhan dok apung yang

selanjutnya disambung satu sama lain di atas air

c. Waktu pembangunan relatif lebih cepat

Tetapi dok apung seksi ponton jamak kekuatan memanjangnya

sepenuhnya ditanggung oleh side wall , berlainan dok apung ponton tunggal

kekuatan memanjang merupakan keseluruhan ponton dan side wall

Page 6: Dock Kapal

Gambar : Dok apung dengn seksi pontoon tunggal

Keterangan :

1. Ponton

2. Side wall

3. Geladak kerja

4. Geladak keamanan

5. Geladak atas

6. Balok lumas

7. Balok samping

8. Platform

9. Control house

10. Ruang pompa

11. Ruang akomodasi

12. Penghubung antara pontoon dan side wall

Gambar : Dok apung dengan 6 seksi pontoon

Keterangan :

1. Ponton

Page 7: Dock Kapal

2. Side wall

3. Geladak kerja

4. Geladak keamanan

5. Geladak atas

6. Platform

7. Control House

Dok apung dengan dua buah side wall atau wing wall atau biasa disebut

type U. Tadi sudah dijelaskan untuk dok apung dengan seksi ponton jamak

kekeratan memanjangnya ditanggung oleh side wall sepenuhnya. Oleh karena itu

fungsi ponton adalah menenggelamkan diri dan mengapungkan diri sambil

mengangkat kapal yang dinaikkan dok. Sehingga perlu diperhatikan hubungan

antara ponton dengan side wall yaitu :

a. Dengan paku keling

b. Dengan baut pengikat yang kemungkinan dapat berderet seperti paku

keling atau selang jarak tertentu , sehingga mengurangi jumlahnya.

c. Dengan las

Gambar : Floating Dock  Type L

untuk menjaga keseimbangan pada sisi wing wall yang berdekatan

dengan pantai dihubungkan semacam engsel. Type ini biasanya digunakan untuk

pengedokan kapal yang tak begitu besar dan biasanya terdiri satu sampai tiga

ponton.

Dok apung dengan satu side wall ( Type L ) seperti engsel pengikat

dengan daratan. Di samping itu dok apung masih dibagi menurut sumber tenaga

listrik sendiri, yang artinya dok apung itu untuk pemompaan, kran dll

Page 8: Dock Kapal

menggunakan listrik yang dihasilkan diisi generator sendiri. Sedang lainnya

menggunakan listrik dari darat.

Ciri – ciri yang baik dari dok apung dibanding dengan dok kolam ialah :

a. Dok apung dapat dipindahkan ke sembarang tempat perairan betapapun

jauhnya

b. Biaya pembuatannya ( diukur penjangkaran ) 3 – 4 kali lebih murah

dibanding dok kolam

c. Kemampuan dok apung dapat menaikkan kapal dengan kemiringan

memanjang dan melintang yang cukup besar

d. Dok apung dapat menaikkan kapal dengan panjang 15 – 20 % daripada

panjang dok apungnya sendiri, sedangkan dok kolam tidak bisa

Ciri – ciri negatifnya ialah :

a. Umur pemakaian lebih rendah dibanding dok kolam

b. Memerlukan dalam perairan yang cukup dalam agar jangan sampai dok

apung duduk di lumpur ( dasar peranan ) pada waktu akan dapat

menaikkan kapal

c. Memakai tenaga yang lebih besar dibanding dengan dok kolam

3) Heling dan Slipway

Heling adalah peralatan di tepi perairan yang digunakan untuk menaikkan

kapal untuk diperbaiki , dengan pertolongan rel tanpa merubah kedudukan kapal.

Kecondongan bagian heling di bawah air merupakan tempat kedudukan untuk

kapal. Tergantung dari kedudukan kapal dengan arah rel heling terbagi atas :

1. Heling melintang

Page 9: Dock Kapal

2. Heling memanjang

Pada heling melintang bidang memanjang kapal tegak lurus terhadap rel,

sedangkan heling memanjang bidang memanjang kapal sejajar dengan rel. Untuk

menaikkan kapal pada heling dengan pertolongan kereta – kereta ( cradle )

sedangkan untuk menurunkan kembali tetap menggunakan kereta – kereta ini.

Untuk menaikkan kapal terpaksa harus menurunkan kapal yang sudah berada di

atas heling, jadi heling ini kurang begitu efisien. Oleh karena itu untuk membuat

efisien kerjanya maka digunakan slipway.

Slipway adalah peralatan d itepi peraiaran yang digunakan untuk

menaikkan kapal yang akan diperbaiki melalui rel dan pertolongan keret serta

dengan beberapa penggeserannya. Seperti pada heling, sleepway pun tergantung

kedudukan kapal terhadap rel terbagi atas :

a. Slipway melintang

b. Slipway mamanjang

Sehingga dengan satu slipway kita dapat memperbaiki beberapa kapal atau

membuat kapal baru.

Page 10: Dock Kapal

Gambar : Slipway melintang

Keterangan :

1. Rel Horizontal

2. Derek penggeseran

3. Derek penarikan

4. Rel penarikan

5. Kereta ( cradle )

Gambar : Slipway memanjang

Keterangan :

1. Derek utama ( penarikan )

2. Derek pengeeseran

Page 11: Dock Kapal

4. Syncrolift Drydock

Gambar : Syncrolift Drydock

Syncrolift adalah cara pengedokan kapal dengan menggunakan lift.

Platform dari syncrolift diturunkan dengan pertolongan penghantar dan lift dari

beberapa mesin Derek listrik kanan dan kiri. Setelah platform mencapai

kedudukan yang tertentu, yang sudah barang tentu telah dipersiapkan balok lunas

dan balok samping yang diperlukan maka kapal dimasukkan . Kemudian platform

diangkut sampai pada permukaan. Penghantar tetap dari platform itu dapat berupa

pipa baja atau beton. Jumlah mesin Derek listrik ini minimum adalah empat, lebih

banyak lebih baik.

Untuk mempertinggi efisiensi dari syincrolift ini biasanya digunakan lagi

rel penggeser ( transfer system ) baik arah memanjang atau melintang sehingga

dapat memperbaiki beberapa kapal atau membuat kapal baru.

2. PERSIAPAN PENGEDOKAN

        

Proses persiapan kapal

-          Kapal ditambatkan di Dermaga dan mematikan semua mesin utama kapal.

-           Menurunkan barang-barang yang tidak dipelukan dalam proses perbaikan

kapal, misalnya drum dan barang lainnya yang mudah bergeser.

-          Memasukan alat-alat yang menonjol keluar kapal misalnya stabilisato kapal.

-          Kapal diusahakan tegak tidak dalam posisi miring ataupun nungging.

-          Kapal yang naik dock diusahakan dalam keadaan free gas demi keselamatan

karyawan dalam proses perbaikan.

Page 12: Dock Kapal

-           Menyediakan tali temali, fender dan peralatan yang lain yang dapat digunakan

sewaktu-waktu.

-          Menyediakan kapal tunda sebagai pemandu kapal.

-          Pengosongan tangki, baik tangki bahan bakar, pelumas, ballast dll.

-          Menyediakan gambar yang dibutuhkan dalam proses pengedokan, seperti

a. General arrangement

b. Midshipman section

c. Lines plan

d. Shell expantion

-          Memperhatikan posisi waktu gelombang air (pasang/ surut) untuk proses

pemasukan kapal maupun pengeluaran kapal dari dock dengan dibantu kapal

bantu dantug boat.

·         Persiapan Docking oleh Pihak Galangan

Sebelum memasukkan kapal perlu kita perhatikan hal-hal sebagai berikut:

·            Mesin harus mati kecuali mesin winch

·            Kapal diatur supaya trim yang terjadi adalah trim minimum.

·            Kapal harus bebas dari muatan berbahaya dan gas

·            Kesiapan fasilitas sandar (bolder, tali, crew dock dll)

·            Selain memperhatikan hal-hal tersebut diatas perlu juga dipersiapkan hal-

hal sebagai berikut:

a.       Pengaturan keel block dan side block, yang mengacu pada docking line plan

b.      Pada keel block 1 m terdiri dari beton cor setinggi 70cm dan bantalan kayu keras

setinggi 30 cm.

c.       Peninggian side block diatur sesuai bentuk gading-gading kapal.

d.      Kapal-kapal dengan lebar sama atau lebih dari 16m dibuat side block antara,

dimana jarak antar block maksimal 2 m atau diatur tumpuan maksimal pada

landasangraving tidak lebih.

e.      Posisi bottom plug, peralatan elektronik dibawah kulit lambung, sea chest, dan

sepatu kemudi tidak boleh bertumpu pada stop block.

f.        Jarak pengaturan lock sebagai berikut:

Page 13: Dock Kapal

-          4 buah keel block terdepan dan 5 buah paling belakang jarak antar stop

blockmasing-masing adalah 50 cm dan diikat masing-masing menjadi 1 unit agar

saat kapal duduk susunan keel block tidak bergeser pada pondasi.

-          Jarak antara keel block masing-masing 2 m

-          Jarak antara side block masing-masing 3 m, 3,5 m, 4 m tergantung masing-

masing jarak frame dan besar kapal.

-          Penempatan side block diletakkan dalam daerah setengah lebar –R bilga

-          Penempatan side block antara, tergantung posisi side keel pada konstruksi

kapal tersebut.

g.  Penempatan keel block, side block dan side block antara diusahakan bertumpu

pada wrang-wrang double bottom, sekat melintang dan memanjang sekat

melintang dan memanjang untuk menghindari deformasi pada plat bottom.

h.Penandaan garis, titik, untuk posisi acuan pembentukan kapal.

i. Persiapan tug boat, dock master dan crew dock,batang stut ukuran, tali-temali,

tangga dan lain-lain.

j. Setelah pekerjaan persiapan selesai, kapal dapat dimasukkan, urutan sesuai

dengan proses docking

3. PROSES DOCKING

 Proses pengedockan pada slipway

1.     Pengaturan keel block dan side block pada kereta yang mengacu pada docking

lines plan

2.    Membuka pintu slip way dengan cara memompa keluar air yang ada di tangki

pintu slipway

3.    Kapal didorong dengan tugboat menuju pintu silway, pada kapal tersebut pada

bagian kanan dan kiri diberi tali untuk mengarahkan kapal supaya pas pada keel

block dan side     block yang sudah dibuat

4.    Setelah itu kapal yang sudah duduk diatas kereta ditarik keatas

5.    Slipway ditutup kembali dan airnya dipompa keluar

Proses pengedockan pada floating dock

Page 14: Dock Kapal

Adapun proses pengedokan kapal sendiri dalam floating dock adalah sebagai

berikut :

1.       Agar kapal dapat masuk dok, maka dok apung harus ditenggelamkan terlebih

dahulu dengan cara mengisi tangki-tangki ponton pada dok apung, sehingga dok

tenggelam. Untuk menurunkan dok apung harus diperhatikan keseimbangan

memanjang dan melintang dari dok, dengan cara mengatur pengisian tangki-

tangki kompartemen dok. Untuk menjaga keseimbangan dok, dock master

menggunakan inclinometer.

2.       Kemudian setelah dok tenggelam sesuai dengan kebutuhan sarat kapal, kapal

didorong masuk oleh tug boat secara perlahan.

3.       Kapal ditarik kedalam dock menggunakan tali secara berlahan -  lahan dengan

diarahkan oleh dock master yang apakah bagian tengah kapal sudah sesuai dengan

keel block. Dock master dibantu beberapa orang pada kanan dan kiri floating dock

untuk menyesuaikan kapal dengan tumpuannya, menggunakan capstan.

4.       Setelah dock master memberikan tanda bahwa kapal sudah sesuai dengan

tumpuannya dan terletak di center line, maka kapal akan disangga dengan captan

dan kayu di kanan kiri kapal, agar kapal tidak bergeser.

5.       Setelah posisi dari kapal sesuai, dock master memberikan tanda untuk menahan

posisi kapal, kemudian ada seorang penyelam yang memeriksa

apakahpancangan/tumpuan baik-baik saja dan memeriksa lambung kapal ad yang

robek atau tidak

6.       Setelah dinyatakan sesuai, air pada tangki-tangki dok dipompakan keluar,

sehingga dok mengapung. Posisi dari kapal maupun dok harus tetap

dipertahankan agar tumpuannya tetap sesuai. Untuk itu digunakan capstan.

7.       Setelah kapal menumpu dengan baik, dan dok sudah terapung sempurna,

dilakukan pemeriksaan terhadap setiap penumpu, apakah telah menumpu dengan

baik atau belum, jika masih ada bagian yang kurang sesuai atau masih

menggantung, maka harus diberi kayu yang kekuatannya memadai untuk

menahan kapal agar tumpuan kapal lebih bagus.

Page 15: Dock Kapal

 Gambar  : Proses Docking pada floating dock

4. PENURUNAN KAPAL DARI ATAS DOCK (UNDOCKING)

Tahap Persiapan :

·         Pastikan material, alat kerja, kotak sampah dan barang-barang bekas yang

berada di atas dok telah dinaikkan ke darat

·         Siapkan tali tambat pada tempat yang telah ditentukan

·         Siapkan tenaga kerja yang telah ditentukan di atas dok apung, kapal dan tug

boat serta lokasi sandar yang telah ditentukan

·         Pastikan kapal yang telah diturunkan dok telah diatur kondisi ballast sesuai

pada waktu naik dok dan dan telah diperiksa oleh pihak control

galangan, klas,atau owner surveyor

·         Seluruh peralatan yang ada di dock apung dicoba dan pastikan alat-alat

mekanik, elektrik, pneumatik, serta indikator-indikator yang ada di control house

dapat bekerja secara akurat

·         Pastikan kondisi kapal tunda (tug boat) dalam kondisi siap pakai

·         Periksa tabel pasang surut air laut terhadap kondisi sarat penurunan kapal dan

dock apung telah aman dari bahaya kandas

Tahap Pelaksanaan :

·         Dok apung diturunkan sampai draft yang diperlukan (dengan mengantisipasi

situasi pasang surut air laut)

Page 16: Dock Kapal

·         Setelah kapal terapung, checker dan inspektor control galangan memeriksa

lokasi yang ada perbaikan terhadap kemungkinan adanya kebocoran

·         Kapal digandeng 2 kapal tunda untuk ditarik keluar dok apung, kemudian

ditempatkan pada lokasi sandar yang telah ditentukan

·         Setelah kapal keluar, dok mulai dipompa kembali

·         Selama dalam proses pemompaan, petugas yang berada di atas dok selalu

mengikuti perkembangan situasi dan kondisi sampai dok terapung kembali seperti

semula. 

Page 17: Dock Kapal

PENGERJAAN REPARASI KAPAL

1. Pembersihan dan Pengecatan Badan Kapal

a. Pembersihan Badan Kapal

Sebelum dilakukan reparasi badan kapal dibersihkan dulu dari binatang dan

tumbuhan laut yang menempel pada pelat badan kapal. Peralatan yang digunakan

antara lain : sekrap besar dan kecil, tangga kayu, unit blasting, pasir blasting, air

tawar. Pembersihan dimulai dengan mensekrap sampai binatang dan tumbuhan

laut terlepas dari pelat badan kapal. Dilanjutkan dengan sandblasting kemudian

dibersihkan dengan menyemprotkan air tawar dan dikeringkan.

§ Blasting

Blasting merupakan suatu metode pembersihan permukaan benda kerja dengan

cara menyemprotkan pasir (steel grade) bertekanan tinggi ke benda kerja.

Jenis-jenis pasir yang digunakan adalah :

- Pasir silika / kwarsa : Satu kali pakai

- Steel great : Bisa dipakai berulang-ulang

- Overslag : bisa dipakai 2 kali, yang pertama untuk menghilangkan cat sedangkan

yang kedua untuk meratakan.

- Streal plate

Alat-alat utama yang digunakan untuk blasting adalah:

1. Compressor sebagai media utama untuk penekanan udara.

2. Tandon angin sebagai tempat untuk penyimpanan angin.

3. Separator sebagai alat untuk menyaring udara dari minyak dan air

4. Pot Blast sebagai tangki untuk menyimpan pasir (steel grade)

5. Selang Blasting (blast hawse)

6. Nozle.

Sedangkan tools pendukung lain yakni:

1. Valve (katub-katub)

2. Holder (Ditempatkan antara nozzle dan blast hose)

3. T - Pipe (pencampuran angin dengan pasir)

4. Kopling (sambungan selang)

Page 18: Dock Kapal

Alat keselamatan kerja untuk proses blasting adalah

1. APD (Alat Pelindung Diri) standart

2. Respirator (alat Bantu pernafasan)

3. Depment valve (katub yang dioperasikan langsung oleh blaster)

Gambar 4.6.1 Proses Blasting

b. Pengecatan Badan Kapal.

Pengecatan badan kapal dapat dilakukan dengan kuas cat, roller maupun unit

semprot cat sesuai dengan tingkat daerah kesulitan pengecatan. Jenis cat yang

digunakan adalah : cat dasar, cat AC ( anti corrosive/anti karat ) dan cat AF ( anti

folling/anti binatang atau tumbuhan laut ). Pengecatan dilakukan setelah badan

kapal selesai diblasting. Sebelum dicat, badan kapal harus benar-benar bersih dari

debu atau sejenisnya. Karena apabila masih ada debu yang menempel kemudian

dicat akan menimbulkan kondensasi yang lama kelamaan akan menyebabkan

munculnya blistering ( lubang-lubang kecil karena catnya terkelupas ). Badan

kapal dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian bottom ( bagian yang tercelup air),

bottop, dan bagian top side. Urutan pengerjaan coating pada masing – masing

bagian berbeda-beda.

Untuk bagian bottom urutannya, yaitu :

- Pembersihan binatang laut yang menempel pada badan kapal dengan cara di scrub.

Page 19: Dock Kapal

- Setelah itu badan kapal dicuci menggunakan air tawar dengan tujuan untuk

mengurangi kadar garam.

- Kemudian dilakukan sand blasting. Sand blasting ini dibedakan menjadi 2 yaitu full

blast dan sweep spot. Full blast semua pelat di blasting sampai cat pada pelat

terkelupas, sedangkan sweep spot di blasting hanya pada bagian yang berkarat dan

bagian yang tidak berkarat cukup di sweep saja. Untuk proses sweep spot lapisan

AC (Anti Corrosion ) pada cat sebelumnya harus terkelupas agar cat primer bisa

menempel pada pelat.

- Setelah dilakukan blasting langkah selanjutnya adalah pengecetan pada badan kapal

dengan cat primer atau disebut lapisan AC ( Anti corrosion ) lapis pertama dengan

ketebalan kurang lebih 150 mikron.

- Setelah itu dicat dengan menggunakan sealer atau disebut lapisan AC lapis ke dua

dengan ketebalan kurang lebih 100 mikron.

- Kemudian di cat dengan AF ( Anti Foulling ) lapis pertama

- Langkah terakhir adalah pemberian AF ( Anti Foulling ) lapis kedua. Pemberian

Anti folling ini bertujuan untuk mengurangi binatang laut yang menempel pada

badan kapal.

Gambar 4.6.2 Proses Pengecatan

Untuk pengecatan pada bagian boottop, langkah-langkahnya sama dengan

pengecatan pada bagian bottom. Dalam pengecatan, daerah ini merupakan daerah

yang kritis karena pada daerah ini kadang tercelup air ( saat muatan penuh ) dan

kadang tidak tercelup air ( saat muatan kosong ), jadi pemberian AFnya tidak

konvensional melainkan menggunakan self polishing. Sedangkan pada bagian top

side langkah-langkahnya juga sama, namun pada daerah ini tidak perlu di cat AF

karena pada bagian ini tidak tercelup air.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam coating :

- Campuran cat.

Page 20: Dock Kapal

Campuran cat menggunakan 2 komponen yaitu base (cat itu sendiri) dan pengeras,

namun ada juga yang menggunakan satu komponen ( rubber )

- Interval antara langkah satu dengan langkah berikutnya antara 4 jam – 3 hari.

- Kelembaban.

Batas maksimal kelembaban kurang lebih 85%

- Dry – wet

- Suhu pelat

- Suhu udara

- Dew point ( selisih antara suhu pelat dengan suhu udara ) maksimal 3o C

- Tekanan ideal yang digunakan kurang lebih 7,5 kg/cm3

- Tebal pengecatan minimal 400 mikron (dengan alat ukur elcometer)

Gambar 4.6.3 Elcometer

2. Pemeriksaan dan Pemotongan Pelat Badan Kapal.

a. Pemeriksaan Tebal Pelat

Sebelum dilakukan pengetesan tebal kulit, ditentukan terlebih dahulu titik-titk

yang dicurigai mengalami pengurangan ketebalan dengan menggunakan palu

ketok. Kemudian disediakan alat yang akan digunakan anatar lain : Unit

Ultrasonic Test, gerinda, paselin, palu dan tangga. Untuk mempermudah

pekerjaan dibantu dengan gambar rencana umum dan gambar kerja (Bukaan kulit

Page 21: Dock Kapal

lambung) untuk meletakkan titik-titik yang akan diuji ketebalannya. Titik-titik uji

yang telah ditentukan digerinda sampai terlihat warna pelat aslinya. Kemudian

dipaselin untuk mencegah karat. Pekerjaan selanjutnya dengan bantuan unit

ultrasonic test, tester pada bagian yang telah digerinda dengan cara menempelkan

kabel dari alat tersebut pada titik uji. Maka jarum skala akan menunjukkan skala

ketebalan pelat dalam satuan milimeter. Setelah diketahui ketebalannya kita

bandingkan dengan tebal pelat semula. Apabila tebal pelat setelah diuji

ketebalannya berkurang >20% dari tebal pelat semula, maka perlu dilakukan

replating.

Gambar 4.6.4 Pemeriksaan tebal pelat

Pemotongan Pelat Badan Kapal

Kulit lambung dipotong untuk diganti dengan pelat baru karena dideteksi pelat

lama terdapat pengurangan ketebalan sehingga melebihi batas toleransi class.

Peralatan yang digunakan antara lain : mesin las listrik, palu ketok, kapur tulis,

tackle, mesin brander potong, dan material pelat pengganti. Proses pengerjaannya

dengan bagian kulit yang akan dipotong diberi tanda (digambar pada pelat yang

akan dipotong) dengan kapur tulis sebagai batas penanda untuk alur pemotongan

pelat. Masing-masing bagian dilakukan pemotongan sesuai alur dari frame/gading

tempat pemotongan.

Pemotongan pelat yang akan diganti dilakukan dengan menggunakan alat yang

dihubungkan pada sebuah regulator dan terhubung ke tabung yang berisi gas

elpiji.Jadi pada alat tersebut terdapat 2 buah kabel berwarna merah dan hijau,

Page 22: Dock Kapal

kabel berwarna merah mengalirkan gas elpiji sedangkan yang berwarna hijau

mengalirkan gas oksigen. Cara kerjanya memanfaatkan tekanan gas elpiji yang

keluar dengan campuran gas oksigen

Perlu diperhatikan pada saat pemotongan pelat sekitar frame. Karena panas

dari brander potong dapat mengakibatkan kerusakan pada frame. Setelah pelat

dipotong bagian permukaan sisa-sisa yang kasar dihaluskan dengan gerinda.

Gambar 4.6.5 Pemotongan pelat badan kapal

c. Penggantian Pelat Badan Kapal

Pelat yang diganti adalah pelat dengan tebal dibawah 80% dari tebal semula.

Proses pengerjaannya adalah :

1. Pelat dibersihkan dengan sand blasting.

2. Untuk pelat yang tipis dan tidak merata dilas dan digerinda sampai permukaannya rata

dengan permukaan sekitarnya.

3. Untuk pelat yang tipis dan merata dipotong pada bagian tersebut dengan

menggunakan las potong sesuai gambar bukaan kulit.

4. Untuk menggantinya dipasang pelat dengan ketebalan yang sama dengan tebal

pelat asal dengan mengelaskan pada bagian pelat yang dipotong.

Page 23: Dock Kapal

Gambar 4.6.6 Penggantian pelat badan kapal

3. Pemeriksaan dan Pemeliharaan Peralatan di Bawah Garis Air.

a. Propeler

§ Melepas Propeler

Peralatan yang dipakai : Mesin brander besar, Hammer besar,kunci pas besar,

bul-bul, tackle, paju dari kayu, pelat tebal dengan ukuran tertentu.

Proses pengerjaan:

1. Membuat paju dan memasang pelat tebal, tackle dan baut pada propeler.

2. Memasang paju pada pelat tebal.

3. Pelat tebal ditekan sekeras mungkin dengan mengeraskan baut.

4. Paju dipukul sampai masuk.

5. Propeler akan lepas dengan sendirinya dan diangkat dengan tackle.

6. Jika diperlukan dilakukan pemanasan setempat di sela daun propeler.

§ Pelepasan Poros Propeler

Poros yang telah lama digunakan harus dirawat, untuk itu poros tersebut harus

dilepas dulu dari dudukannya untuk dibawa ke bengkel mekanik dan dilakukan

perawatan. Sebelum dilepas gap antara poros dengan liner diukur terlebih dahulu

dengan menggunakan alat yang dinamakan wear down gap. Selisih antara gap

awal dengan gap setelah pengukuran maksimal 3mm. Apabila lebih dari 3 mm,

Page 24: Dock Kapal

maka perlu direpair atau diganti. Peralatan yang digunakan untuk melepas

propeler antara lain : Majun kaos, hoist/tackle crane 5 ton, gantry crane 25 ton,

kawat baja diameter 35 mm, tangga bantu.

Proses pengerjaan :

1. Hoist dipasang pada bul-bul/kupingan di buritan dengan posisi di sebelah belakang,

kanan dan kiri.

2. Tali baja diikat simpul pada poros propeler yang terlihat, dihubungkan dengan

masing-masing rantai hoist.

3. Hoist di belakang dikeraskan sehingga secara perlahan poros tertarik keluar dari

stern tube-nya.

4. Poros diangkat perlahan ke lantai dok dengan diberi bantalan balok kayu, lalu

diangkat dengan gantry crane ke bengkel mekanik.

Selain perawatan pada poros biasanya juga dilakukan pengecekan seal. Apabila

seal telah aus, maka seal tersebut akan diganti.

Gambar 4.6.7 Pelepasan propeller dan poros propeller

Page 25: Dock Kapal

Gambar 4.6.8 Wear down gap

§ Pemeriksaan Kelurusan Poros Propeler

Untuk pemeriksaan poros propeler digunakan mesin bubut yang telah

dirangkai dengan batang penunjuk pada eretan memanjang. Poros propeler

dipasang pada mesin bubut. Saat mesin dihidupkan eretan memanjang beserta

batang penunjuk bergerak sepanjang poros. Batang penunjuk yang ujungnya

dipasang dengan permukaan poros akan menyentuh poros jika poros tidak rata

permukaannya atau melengkung pada diameter yang tetap.

Untuk meluruskan kembali poros propeler yang bengkok dilakukan dengan

mengepress dengan mesin press pada bagian yang melengkung cembung sampai

lurus kembali. Dapat juga dilakukan dengan pengelasan setempat kemudian

dibubut sampai permukaannya rata kembali dengan permukaan yang tidak

bengkok, halus dan diametern6ya sesuai dengan yang diharapkan.

§ Pengujian Colour Check/ MPT

Dilakukan untuk mengetahui keretakan yang mungkin terjadi pada shaft/poros

propeler.

Proses pengerjaan :

Page 26: Dock Kapal

1. Poros propeler dibersihkan dari oli dan kotoran dengan memakai cleaner dan

dibiarkan sampai kering.

2. Poros yang telah bersih disemprot dengan cat penetrant berwarna merah dan

didiamkan beberapa saat agart bila ada kemungkinan terjadi keretakan, penetrant

dapat meresap. Kemudian dilap sampai bersih/tidak berbekas.

3. Disemprot developer berwarna putih, setelah kering kemudian diperiksa. Jika

terdapat bekas bercak/garis berwarna merah berarti ada keretakan pada poros

propeler.

§ Balancing Propeler

Dilakukan untuk memastikan bahwa masing-masing daun propeler sama agar

gaya yang dihasilkan oleh propeler dapat optimal.

Proses pengerjaan :

1. Membuat poros sesuai dengan poros sebenarnya (diameternya sama).

2. Menandai masing-masing daun propeler (dengan nomor atau angka).

3. Memasang propeler pada poros propeler.

4. Memasang poros dan propelernya pada mesin balancing.

5. Memutar dan mengamati poros dan propeler.

6. Daun propeler yang beratnya tidak sama saat berputar daun propeler yang terbertat

akan selau berhenti di bawah. Jika terjadi hal demikian daun propeler yang

terberat digerinda merata dan balancing lagi sampai didapat berat masing-masing

daun propeler sama.

7. Hal yang sama untuk daun propeler yang dominan paling ringan, dilas dulu

kemudian digerinda sampai beratnya sama.

§ Pemasangan Propeler

Peralatan yang digunakan : hoist, tali baja, hammer, kunci L, kunci pas baut

propeler, brander potong, kunci ring.

Proses pengerjaan :

1. Tali baja diikat pada propeler dan ditarik menuju poros propeler.

2. Dengan hoist, propeler diletakkan pada tepat pada lubang dengan poros.

Page 27: Dock Kapal

3. Propeler ditarik sampai terpasang dengan baik pada porosnya, demikian juga

dengan pasek/spee-nya.

4. Poros didorong sampai ujung poros masuk ke dalam boss propeler.

5. Propeler di tarik masuk dengan menggunakan crane tackle selain dengan dorongan

para pekerja sampai propeler terpasang secara keseluruhan.

6. Dipasang ring shield dan rubber gasket di luar dan di dalam badan kapal untuk

menjaga kekedapan sambungan boss poros dengan ujung poros.

7. Baut dipasang dan dikuatkan dengan memasang baut-baut penguatnya dan

dikuatkan lagi dengan mengikat bonet penutup propeller dengan baut pengikatnya

sebanyak 10 buah.

Gambar 4.6.9 Pemasangan propeller

b. Daun Kemudi

§ Melepas Daun Kemudi

Proses pengerjaan :

1. Memasang bul-bul pada sisi-sisi daun kemudi dengan dilas.

2. Memecah seman penutup baut dengan palu.

Page 28: Dock Kapal

3. Melepas baut-baut baik yang di luar maupun yang ada didalam badan kapal, jika

perlu, dilakukan pemanasan terlebih dahulu dengan brander potong untuk

memudahkannya.

4. Daun kemudi diangkat sedikit untuk melepaskan sole piece.

5. Daun kemudi digeser dan diturunkan dengan perlahan-lahan.

6. Daun kemudi di bawa ke bengkel mekanik untuk mendapatkan perawatan dan

pemeliharaan.

§ Memasang Daun Kemudi

Sebelum dipasang pada tempatnya, daun kemudi terlebih dahulu di periksa

apakah masih layak pakai atau tidak, jika sudah tidak layak apakah harus diganti

atau hanya perlu diperbaiki saja.

Proses pengerjaan :

1. Memasang 2 kupingan (bul-bul) pada buritan kapal dan 2 buah lagi pada sisi kanan

dan kiri daun kemudi.

2. Memasang hoist pada masing-masing kupingan.

3. Menempatkan poros kemudi pada lubang sole piece dan menjaga posisi daun

kemudi tetap tegak.

4. Memasang baut-baut pada flens poros dan menguatkannya dengan mengelaskan

pelat pada masing-masing barisan baut flens kemudi kiri dan kanan.

Page 29: Dock Kapal

Gambar 4.6.10 Pemasangan daun kemudi

c. Pemasangan Zinc Anode

Peralatan yang dipakai anatar lain : alat ukur/meteran, kapur tulis, zinc anode,

dan mesin las. Pemasangan zinc anode pada bagian kapal yang tercelup didalam

air laut dimaksudkan untuk mengurangi korosi yang terjadi di sekitar daerah yang

dipasangi zinc anode. Hal ini disebabkan zinc anode mampu mengelektrolisis air

laut. Sehingga proses pengkaratan badan kapal dapat diperlambat. Jarak

pemasangan zinc anode pada arah memanjang kapal disekitar lambung ± 6,5

meter dan arah vertikal ± 4 meter. Untuk pemasangan pada daun kemudi dipasang

secukupnya (± 4 buah ).

Page 30: Dock Kapal

Gambar 4.6.11 Pemasangan zinc anode

4. Pemeriksaan Hasil Las-lasan ( tes kekedapan )

¨ Menggunakan Kapur dan Solar.

Sepanjang hasil lasan bagian luar diolesi dengan kapur dan bagian dalam

diolesi solar. Setelah ditunggu beberapa saat jika kapur tetap kering dan berwarna

putih, berarti hasil lasan baik. Tetapi jika kapur terdapat bercak-bercak solar,

berarti hasil lasan terdapat retak/penetrasinya kurang baik. Jika terjadi hal yang

demikian maka hasil lasan harus digouging dan dilakukan pengelasan kembali.

¨ Menggunakan Air Bertekanan.

Sambungan las/alur las bagian luar disemprot dengan air bertekanan ± 7

kg/cm² dan pengecekan dilakukan pada bagian dalam. Jika sambuangan las baik,

maka tidak akan terjadi perembesan dibalik lasan. Test ini biasanya dilakukan

pada bangunan baru.

¨ Menggunakan Udara Bertekanan.

Tangki dikosongkan, ditutup dan dialirkan udara bertekanan kedalamnya

sampai tekanan tertentu ( 2 kg/cm² ). Memasang manometer agar diketahui

tekanan udara didalamnya dan untuk mempertahankan tekanan udara tersebut

sampai pengujian selesai. Pada bagian luar tangki, pada alur lasan diolesi dengan

Page 31: Dock Kapal

cairan detergen/sabun. Jika terjadi gelembung-gelembung sabun pada permukaan

lasan, berarti hasil lasan tidak baik ( tidak kedap ). Sehingga harus digouging

untuk selanjutnya dilas kembali. Jika tidak terdapat gelembung, maka hasil lasan

baik ( kedap air ).

5. Pemasangan rantai jangkar

Mula-mula rantai jangkar diturunkan ke graving dock dengan crane, setelah itu

jangkar dipasangkan dengan cara melepas keling yang digunakan untuk

menyambungkan rantai. Setelah jangkar terpasang keling tersebut dipasang lagi

disusul dengan pemberian material timah yang bertujuan untuk mencegah karat

pada keeling. Setelah semuanya selesai jangkar kemudian dinaikkan.

Gambar 4.6.12 Pemasangan rantai jangkar

6. Pemeriksaan Kelisttrikan Kapal

Pemeriksaan kelistrikan kapal dilakukan agar penyuplaian listrik pada kapal selalu

tersedia saat kapal berlabuh, bongkar muat , manuvering dan yang lainnya. Untuk

memastikan agar tetap berfungsi dan mencukupi dalam penyediaan listrik pada

saat kegiatan tersebut dilakukan memeriksa peralatan kelistrikan pada kapal dan

instalasinya baik generator, emergency generator, motor listrik, dan saluran kabel-

kabel pada kapal atau yang lainnya dengan memperbaiki atau mengganti bagian-

bagian yang rusak.

7. Pemeriksaan Perpipaan Pada Kapal

Pemeriksaan pipa dilakukan untuk menjaga agar pipa saat menyalurkan cairan

berfungsi dengan baik. Pemeriksaan pipa kebanyakan dilakukan secara visual,

pemeriksaan visual dilakukan dengan memastikan apakah pipa itu tidak terjadi

kebocoran saat menyalurkan cairan tersebut, dan bila terjadi kebocoran bisa

diperbaiki atau diganti baru. Dan pemeriksaan berikutnya bisa dilakukan dengan

menggoreskan kertas lakmus atau yang lainnya yang digunakan untuk pengecekan

saluran cairan yang mudah terbakar seperti saluran bahan bakar kapal.

Page 32: Dock Kapal

Dilakukan juga pemeriksaan pada valve pipa jika sudah tidak berfungsi bisa

diganti baru.