Post on 24-Dec-2015
description
CASELOW BACK PAIN
Disusun oleh:
Pembimbing:
Kepaniteraan Klinik Saraf
Rumah Sakit Umum Fakultas Kedokteran
Universitas Kedokteran Indonesia
Low back pain adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah dan
dapat menjalar ke kaki terutama bagian sebelah belakang dan samping luar. Keluhan ini
dapat demikian hebatnya sehingga pasien mengalami kesulitan dalam setiap pergerakan
(salah tingkah) dan pasien harus istirahat serta dirawat di rumah sakit.
Keluhan low back pain ini ternyata menempati urutan kedua tersering setelah nyeri
kepala. Dari data mengenai pasien yang berobat ke poliklinik neurologi menunjukkan bahwa
jumlah pasien diatas usia 40 tahun yang datang dengan keluhan low back pain ternyata
jumlahnya cukup banyak.
Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk pernah mengeluh low back pain dan di
negara Indonesia diperkirakan jumlahnya lebih banyak lagi.
Mengingat bahwa low back pain ini sebenarnya hanyalah suatu simptom / gejala,
maka yang terpenting adalah mencari faktor penyebabnya agar dapat diberikan pengobatan
yang tepat
Epidemiologi
Terjadi pada empat dari lima orang.
Angka kejadian 15-20%, lebih banyak menyerang laki-laki dibanding
perempuan.
Kebanyakan dari penderita LBP tidak memiliki gangguan sistemik.
Sering kali LBP merupakan suatu gejala dari suatu penyakit seperti keganasan
atau keganasan yang sudah bermetaplasi, penyakit infeksi, atau peradangan.
Sebab-sebab terjadinya LBP
Pada dasarnya timbulnya rasa sakit adalah karena terjadinya tekanan pada susunan
saraf tepi daerah pinggang (saraf terjepit). Jepitan pada saraf ini dapat terjadi karena
gangguan pada otot dan jaringan sekitarnya, gangguan pada sarafnya sendiri, kelainan tulang
belakang maupun kelainan di tempat lain, misalnya infeksi atau batu ginjal dan lain-lain.
1. Spasme (ketegangan otot)
Merupakan penyebab yang terbanyak dari LBP. Spasme ini dapat terjadi karena
gerakan pinggang yang terlalu mendadak atau berlebihan melampaui kekuatan otot-otot
tersebut. Misal sewaktu sedang olah raga dengan tidak disadari bergerak terlalu mendadak
dan berlebihan pada waktu mengejar atau memukul bola (badminton, tennis, golf, dll).
Demikian pula jika mengangkat benda-benda agak berat dengan posisi yang salah,
misalnya memindahkan meja, kursi, mengangkat koper, mendorong mobil, bahkan pada
waktu dengan sangat gembira mengangkat anak atau cucu. Pengapuran tulang belakang
disekitar pinggang yang mengakibatkan jepitan pada saraf yang bersangkutan dapat
mengakibatkan nyeri pinggang yang hebat juga.
2. Fraktur
3. Syndrom kauda aquina
4. Infeksi (mis: epidural abses)
5. HNP (Hernia Nukleus Pulposus)
Yaitu: terdorongnya nukleus pulposus, suatu zat yang berada diantara ruas-ruas
tulang belakang, kearah belakang baik lurus maupun kearah kanan atau kiri, akan menekan
sumsum tulang belakang atau serabut-serabut sarafnya dengan mengakibatkan terjadinya
rasa sakit yang sangat hebat di lokasi yang sesuai dengan penekanan.
Adapun sebab lain yang perlu diperhatikan adalah: tumor, infeksi, batu ginjal, dan
lain-lain. Kesemuanya dapat mengakibatkan tekanan pada serabut saraf.
Hendaknya jangan dilupakan adanya stress mental yaitu : suatu keadaan kejiwaan
yang menyebabkan pasien tersebut merasa sangat tertekan. Penderitaan kejiwaan stress ini
gejala klinisnya dialihkan menjadi LBP, walaupun sebelumnya telah ada faktor-faktor
kelemahan dari susunan organ-organ di punggung.
Diagnosis
1. Rontgen foto tulang belakang, khususnya lumbal jika pasien sudah berumur di atas
50 tahun dan mempunyai riwayat trauma.
2. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dari tulang lumbal jika foto Rontgen
memberikan hasil negatif; baik untuk menilai persarafan.
3. CT (Computed Tomography) scan jika MRI tidak membantu.
4. Technetium bone scan dan gallium scan dapat dilakukan jika diperkirakan LBP
dikarenakan infeksi.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang terbaik adalah menghilangkan penyebabnya (kausal),
walaupun bagi pasien yang terpenting adalah menghilangkan rasa sakitnya (simptomatis).
Jadi sebaiknya menggunakan kombinasi antara pengobatan kausal dan simptomatis.
Pada LBP karena tegang otot dapat dipergunakan SIRDALUD (Tizanidine) yang
berfungsi untuk mengendorkan kontraksi otot tersebut (muscle relaxan). Untuk pengobatan
simptomatis lainnya kadang-kadang memerlukan campuran antara obat-obat analgesik, anti
inflamasi, NSAID, penenang, dll. Apabila dengan pengobatan biasa tidak berhasil mungkin
fisioterapi (rehabilitasi) dengan alat-alat khusus maupun dengan traksi (tulang belakang
ditarik). Tindakan operasi mungkin diperlukan apabila pengobatan dengan fisioterapi ini
tidak berhasil misalnya pada HNP atau pada pengapuran yang berat. Jadi penatalaksanaan
LBP ini memang cukup kompleks. Disamping berobat pada Neurolog (spesialis Penyakit
Saraf), mungkin juga diperlukan untuk berobat ke internist. Bedah Saraf, Bedah Orthopedi
bahkan mungkin perlu konsultasi pada Psikiater atau Psikolog.
Upaya pencegahan
Agar tetap sehat, khususnya agar tidak terkena LBP walaupun usia sudah lanjut,
perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Olah raga yang teratur dimana frekuensi / jumlah dan intensitasnya harus cukup,
jangan berlebihan. Bagi yang berbakat LBP, dianjurkan untuk berenang, dan
sebaiknya jangan melompat-lompat.
2. Mengatur makanan dengan menghindari makanan-makanan yang mengandung
banyak lemak, asam urat, dll, agar memperlambat terjadinya pengapuran tulang
belakang. Disamping itu usahakan jangan sampai terjadi kelebihan berat badan.
3. Hidup dalam lingkungan yang sehat dengan udara yang bersih dan menghindari
polusi yang berlebihan.
4. Hidup yang teratur, mengatasi stress, serta menjalani hidup dan beragama dengan
sungguh-sungguh.