Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)

Post on 19-Jun-2015

1.433 views 14 download

description

biofarmasi pemberian obat secara perkutan STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Transcript of Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)

Biofarmasetik

STUDY BI0FARMASI SEDIAAN OBAT MELALUI KULIT

(PERKUTAN)

› Endang Kurniati› Etri Ayu › Fathia Nurhasana› Hartawan› Rossa Adevia› Sumiati

KELOMPOK III

› Organ tubuh paling luar

› Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% dari BB

› Kulit merupakan organ yang essensial dan vital

› Merupakan cermin kesehatan dan kehidupan

KULIT

BAGIAN – BAGIAN KULIT

2. Lapisan Dermis• Pars Papilare• Pars Retikulare

1. Lapisan Epidermis• Stratum Corneum• Stratum Lucidum• Stratum Granulosum• Stratum Spinosum• Stratum Germinativum

3. Lapisan Hipodermis

FUNGSI KULIT

Pembatas terhadap serangan fisika dan kimia

Termostat suhu tubuh

Pelindung dari serangan mikroorganisme dan UV

Pengatur tekanan darah

PERKUTAN

• Penyerapan perkutan merupakan gabungan fenomena suatu senyawa dari lingkungan luar kebagian kulit sebelah dalam dan fenomena penyerapan dari struktur kulit ke dalam peredaran darah atau getah bening.

• Istilah “perkutan” menunjukan bahwa proses penembusan terjadi pada lapisan epidermis dan penyerapan dapat terjadi pada lapisan epidermis yang berbeda.

RUTE TRANSPORTASI OBAT MELALUI KULIT (PERKUTAN)

1. TRANSEPIDERMAL

2. TRANSAPPENDAGEL

› Merupakan jalur utama absorpsi perkutan karena luas permukaan kulit 100 sampai 1000 kali lebih besar daripada kelenjar dalam kulit.

› Absorpsi melalui rute transepidermal sangat ditentukan oleh keadaan stratum corneum yang berfungsi sebagai membran semipermeable.

› Jumlah zat aktif yang berpenetrasi tergantung pada gradien konsentrasi dan koefisien partisi senyawa aktif dalam minyak dan air

› Rute transpidermal ini terjadi melalui dua jalur yaitu transeluler melalui sel korneosit yang berisi keratin dan interseluler melalui ruang antar sel stratum corneum yang kaya akan lipid

1 . TRANSEPIDERMAL

› Transappendagel adalah rute penetrasi molekul zat aktif melalui pori-pori pada folikel rambut dan ujung saluran keringat dan kelenjar minyak

› Rute ini penting bagi senyawa-senyawa yang dapat terionisasi dan senyawa-senyawa polar dengan molekul besar yang tidak dapat menembus stratum corneum.

2. TRANSAPPENDAGEL

Kelembaban dan

tempratur

Faktor Fisiologi yang mempengaruhi absorpsi perkutan

Tempat Pengolesa

n

Aliran Darah

Keadaan dan umur

kulit

Faktor Fisiko-Kimia

Pemilihan pembawa (vehicle)

OPTIMASI SEDIAAN PERKUTAN

› Tetapan difusi

tetapan difusi suatu membran erat hubungannya dengan tahanan yang menunjukan keadaan perpindahan. Bila dihubungkan dengan gerakan brown, maka tetapan difusi merupakan fungsi dari bobot molekul senyawa dan interaksi kimia dengan konstituen membran, selain itu juga tergantung pada kekentalan media serta suhu

› Konsentrasi zat aktif

jumlah zat aktif yang diserap setiap satuan luas permukaan dan satuan waktu adalah sebanding dengan konsentrasi senyawa dalam media pembawa.

› Kofisien partisi

koefisien partisi pada umumnya ditentukan dari percobaan dengan menggunakan campuran dua fase, yaitu air dan pelarut organik yang tidak bercampur dengan air, contohnya minyak tanaman, kloroform, eter . Kofisien partisi antara stratum corneum, ditentukan dengan keseimbangan pembagian molekul,keadaan ini hanya tercapai setelah kontak yang lama antara stratum corneum dengan pembawa.

FAKTOR FISIKO-KIMIA

Tabel 1 : Gambaran Skematik berbagai tahapan difusi zat aktif kedalam lapisan kulit

Lintasan transepidermis lintasan transfoolikuler

Pelarutan zat aktif

Difusi zat aktif dari pembawa ke permukaan kulit

Koefisien partisi pembawa-lapidan tanduk Koefisien partisi pembawa-sabun

Difusi melintasi metrik protido-lipida lapisan tanduk (stratum corneum)

Difusi melintasi lipida dalam kelenjar sebasea

Koefisien partisi terhadap epidermis malfigi

Difusi kedalam lapisan epidermis hidup

Difusi kedalam struktur dermis

Difusi melintasi dinding pembuluh darah dan penyebaran sistematis

› Kelarutan dan keadaan termodinamika

› Surfaktan dan emulsi

› Bahan peningkat penembusan zat aktif

› Ionoforesis

PEMILIHAN PEMBAWA (VEHICLE)

1. Sifat FISIKA-KIMIA yang cocok

› BM (< 500 Da)

› Koefisien partisi

› Titik Lebur (< 200oC)

2. TIDAK IRITASI pada kulit (Irritant Dermatitis, Alergik Dermatitis)

3. CLINICAL NEED

› Pemakaian Lama

› Menyenangkan pasien

› Efek yang tidak diinginkan pada “non target tissue”

KRITERIA OBAT SEDIAAN PERKUTAN

› Menghindari metabolisme lintas pertama obat

› Mengurangi terjadinya fluktuasi kadar obat dalam plasma, sehingga mengurangi efek samping yang mungkin terjadi;

› Cocok untuk obat-obat dengan waktu paruh yang pendek dan indek terapetik yang kecil

› Mencegah rusaknya obat-obat yang tidak tahan terhadap pH saluran pencernaan, dan juga mencegah terjadinya iritasi saluran cerna oleh obat yang bersifat iritatif

› Mudah untuk menghentikan pemberian obat jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat sehingga dapat mencegah terjadinya toksisitas

› Mengurangi frekuensi pemberian dosis obat, meningkatkan ketaatan pasien.

KEUNTUNGAN PEMBERIAN OBAT SECARA PERKUTAN

› Efek terapi yang timbul lebih lambat dibandingkan pemberian secara oral

› Tidak sesuai untuk obat-obat yg iritatif terhadap kulit

› Hanya obat dengan kriteria tertentu (yang dapat menembus kulit), sehingga tidak semua obat cocok untuk diberikan secara transdermal

› Memerlukan desain formulasi khusus sehingga obat dapat efektif jika diberikan secara transdermal

KERUGIAN PEMBERIAN OBAT SECARA PERKUTAN

Study difusi in

vitro

Studi Penyera

pan (absorb

si)

EVALUASI KETERSEDIAAN

HAYATI OBAT YANG

DIBERIKAN MELALUI KULIT

› Uji in vitro ini dilakukan dengan maksud agar dapat ditentukan bahan pembawa yang paling sesuai digunakan untuk dapat melepaskan zat aktif di tempat pengolesan.

› Ada beberapa metoda, yang dapat dilakukan di antaranya adalah difusi sederhana dalam air dan dialysis melalui membran kolodion

STUDI DIFUSI IN VITRO

› Penyerapan perkutan dapat diteliti berdasarkan dua aspek utama yaitu penyerapan sistemik dan lokalisasi senyawa dalam strukiur kulit.

› Dengan cara in vitro dan in vivo dapat dipastikan lintasan penembusan dan tetapan permeabilitas, serta membandingkan efektivitas dari berbagai bahan pembawa.

› Absorbsi perkutan telah lama diteliti baik secara in vivo dengan mempergunakan senyawa radioaktip atau dengan tehnik in vitro mempergunakan sayatan kulit manusia.

STUDI PENYERAPAN (ABSORBSI)

CONTOH SEDIAAN PERKUTAN