Post on 16-Feb-2016
description
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1. Konfigurasi Jaringan Local Area Network (LAN) pada PT. Bank
Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
Gambar 4.1 Konfigurasi Jaringan Local Area Network (LAN)(Sumber: Dokumentasi BankSumselBabel pada 12 Agustus 2014)
Laporan Kerja Praktek45
46
Politeknik Negeri Sriwijaya
Dari Konfigurasi ini terlihat jelas bahwa topologi yang digunakan adalah
topologi star. Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka
Belitung memberikan fasilitas Local Area Network (LAN) untuk perkantoran agar
mempermudah para pekerja untuk menyimpan data dan mentransfer data dengan
waktu yang singkat.
Desain jaringan hirarki membagi jaringan menjadi beberapa lapisan yang
menyerupai bentuk pohon. Setiap lapisan menyediakan fungsi-fungsi tertentu
yang mendefinisikan perannya dalam jaringan secara keseluruhan. Dengan
memisahkan berbagai fungsi-fungsi yang ada di jaringan, maka jaringan menjadi
desain modular, yang memfasilitasi skalabilitas dan performa. Topologi hirarki
terdiri dari tiga layer, yaitu core, distribution, dan access.
Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
ini, Jaringan LAN nya berawal dari Core switch yang terbagi menjadi 2, yaitu
core 1 dan core 2. Core switch desain hirarkis adalah backbone kecepatan tinggi
dari internetwork. Core switch ini penting untuk interconnectivity antara
perangkat layer distribusi, sehingga sangat penting untuk core yang ketersediaan
dan redudansi. Area core juga dapat melakukan koneksi ke Internet. Aggregasi
core lalu lintas dari semua lapisan distribusi perangkat, sehingga harus mampu
meneruskan sejumlah data yang besar dengan cepat. layer ini bertanggung jawab
untuk mengirim trafik secara tepat dan andal, tujuannya hanyalah men-switch
traffic secepat mungkin (dipengaruhi oleh kecepatan dan latency). Core switch
yang dipakai pada PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan adalah Cisco
Catalyst 6500 series.
Selanjutnya kabel dari core menuju perangkat distribusi menggunakan kabel
Fiber Optic dikarenakan jarak yang lumayan jauh dan membutuhkan kecepatan
tinggi tersebut membagi keempat distribution switch yang berada di lantai 2,
lantai 7, lantai 9, lantai 12, dan menuju ke WLC. WLC adalah singkatan dari
Wireless LAN Controller. WLC biasanya digunakan pada jaringan yang berskala
menengah ke besar. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengontrolan banyak
access point, sedangkan kabel dari core menuju ke monitoring DC menggunakan
Laporan kerja praktek
47
Politeknik Negeri Sriwijaya
kabel UTP bukan kabel Fiber Optic karena ruang monitoring DC dekat dengan
ruang server yang berada di lantai 3, Distribution switch teragregasi data yang
diterima dari access aktif sebelum dikirim ke core l untuk routing ke tujuan akhir.
Distribution mengontrol arus lalu lintas jaringan dengan pengawasan dan
perencanaan broadcast domain yang dilakukan oleh fungsi routing antara virtual
LANs (VLANs) ditetapkan pada access layer. VLANs memungkinkan untuk
mengelompokkan lalu lintas pada switch ke subnetworks yang terpisah. fungsi
utamanya adalah Fungsi utama distribusi switch hanya meneruskan paket dari
core ke Switch Access, melempar VLAN dari switch core, membatasi
akses/filtering, spaning tree (pindah otomatis jika salah satu kabel fiber optic
putus dari switch distribusi ke core. Dari switch core ke switch distribusi ada 2
kabel fiber optic yang berfungsi sebagai primary dan backup), Distribusi switch
tidak berfungsi sebagai routing dan wan, fungsi switch hanya meneruskan paket
dan fungsi router yang melakukan routing. Untuk jarngan kearah kantor cabang di
daerah-daerah/WAN di handle oleh router wan, distribusi switch tidak
menghandle jaringan keluar/ WAN. Distribution switch yang dipakai pada PT.
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung ini adalag
Cisco Catalyst 3650 series.
Melalui kabel FO/Fiber Optic, selanjutnya dari LD2 (LAN Distribution lantai
2) membagi ke access switch menjadi 3, yaitu lantai 1 (Kantor Cabang
Jakabaring) dengan tipe switch 24 port yang langsung menyambung ke Kantor
Kas Bank Sumsel Babel Jakabaring, lantai 2 (Kantor Cabang Jakabaring) dengan
switch bertipe 48 port, dan lantai 3 (Divisi Teknologi Informasi) dengan switch
bertipe 48 port lalu dibagi lagi menjadi bertipe 24 port. LD7 (LAN Distribution
lantai 7) hanya menuju 1 access switch lantai 8 (Divisi Kredit & Satuan
Kepatuhan dan Divisi Pengawasan Intern). LD9 (LAN Distributin lantai 9 Divisi
Treasuri, Divisi Hukum dan Umum) membagi ke access switch menjadi 3, yaitu
lantai 9 (Divisi Treasuri, Divisi Hukum dan Umum) dengan switch bertipe 48
port, lantai 10 (Divisi Bisnis Cabang, Satuan Pemasaran, Satuan Kredit Khusus,
Divisi Sumber Daya Manusia) dengan switch bertipe 48 port, dan lantai 11 (Divisi
Laporan kerja praktek
48
Politeknik Negeri Sriwijaya
Perencanaan, Satuan Sekretaris Perusahaan) dengan switch bertipe 48 port.
Terakhir LD12 (LAN Distribution lantai 12) membagi ke access switch menjadi
3, yaitu lantai 12 (Direksi), 14 (Komisaris) dan 15 (ruang rapat) dengan switch
bertipe 24 port. Antarmuka access switch dengan perangkat akhir, seperti PC,
printer, dan IP phone, untuk menyediakan akses ke semua jaringan. Layer ini
dapat menghubungkan router, switch, bridge, hubs, dan jalur akses nirkabel.
Tujuan utama dari access switch adalah untuk menyediakan sarana untuk
menghubungkan perangkat ke jaringan dan mengendalikan perangkat yang
diijinkan untuk berkomunikasi pada jaringan. Access switch yang dipakai pakai
pada PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
adalah Cisco Catalyst 2960 series.
4.2. Instalasi Local Area Network (LAN) pada PT. Bank Pembangunan
Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
Jaringan Local Area Network (LAN) pada PT. Bank Pembangunan Daerah
Sumatera Selatan dan Bangka Belitung dibangun menggunakan perangkat-
perangkat dengan kualitas yang terbaik (cisco, juniver, dan lain-lain). Karena
harga 1 unit switch cisco 24 port sekitar 40juta/ lebih mahal hampir 40 kali lipat
dari switch biasa, alasan mengggunakan perangkat tersebut dikarenakan switch
dapat di manage, memiliki asuransi dan bantuan pihak ketiga apabila terjadi
trouble serta factor keamanan. Tipikal sistem berupa Ethernet. Komponen LAN
terdiri dari komputer, server yang sudah dilengkapi dengan NIC (Network
Interface Card) serta mungkin juga opsi-opsi hardware lebih spesial (seperti
router, switch, bridge) dapat juga dilibatkan apabila LAN tersebut digunakan
untuk mengakses internet.
4.2.1. Network Interface Card
Kartu jaringan (NIC) atau juga disebut dengan LAN Card merupakan
perangkat yang menyediakan media untuk menghubungkan antara komputer ke
jaringan, kebanyakan kartu jaringan adalah kartu internal yaitu kartu jaringan
Laporan kerja praktek
49
Politeknik Negeri Sriwijaya
yang dipasang pada slot ekspansi di dalam komputer atau pada motherboard yang
berasal dari pabriknya. Ada juga kartu jaringan yang dipasang sendiri sebagai
tambahan pada slot yang telah tersedia.
Di dalam jaringan komputer, kartu jaringan selain berfungsi sebagai
penghubung komputer ke jaringan komputer, kartu jaringan berfungsi untuk
menyimpan konfigurasi IP Address masing-masing komputer.
Gambar 4.2 NIC/ Kartu Jaringan Ethernet(Sumber: Dokumentasi BankSumselBabel pada 12 Agustus 2014)
4.2.2. Hub/Switch
Hub/switch adalah sebuah peralatan sentral yang berfungsi
menghubungkan komputer-komputer atau peralatan jaringan lainnya. Hub
menerima pesan dari node pengirim dan menjalankan ke node tujuan. Hub identik
dengan topologi star. Hub terdiri dari beberapa port. Port ini digunakan untuk
memasang konektor RJ-45 yang sudah dipasangi kabel UTP.
Laporan kerja praktek
50
Politeknik Negeri Sriwijaya
Gambar 4.3 Hub Switch (Sumber: Dokumentasi BankSumselBabel pada 12 Agustus 2014)
Karakteristik hub/switch antara lain adalah:
a. Tergolong peralatan layer 1 dalam OSI model (Physical Layer).
b. Hanya berperan menerima dan meneruskan data yang masuk ke semua
peralatan jaringan termasuk mengirim data.
c. Dapat memperkuat sinyal elektrik data yang masuk sebelum dikirimkan
ke tujuan.
Perbedaan hub/switch dari segi kerjanya terdapat pada tabel 4.1 di bawah
ini.
Tabel 4.1 Perbedaan Cara Kerja Hub/Switch
HUB SWITCH
Semua port pada hub memiliki fungsi
yang sama untuk menerima dan
mengirimkan data. Tetapi hub tidak
memiliki memori, hal tersebut yang
menjadi kendala pada hub dalam
menyampaikan data. Misalnya
komputer A mengirimkan paket data ke
Switch juga mempunyai fungsi yang
sama dengan hub, dapat mengirim dan
menerima data. Pada switch, paket data
tadi akan terus dikirim kepada penerima
karena switch memiliki kelebihan
mampu mengeset MAC Address untuk
setiap port yang tersambung pada
Laporan kerja praktek
51
Politeknik Negeri Sriwijaya
komputer B melalui hub, paket data
tersebut akan dikirim kepada semua
port yang ada terlebih dahulu dengan
memeriksa MAC Address pada setiap
komputer yang tersambung untuk
mencari MAC Address komputer B.
Cara ini yang akan memperlambat kerja
rangkaian pada semua port di hub.
komputer dan menyimpannya pada cip
memori switch tersebut. Setiap kali
paket dikirim atau diterima, akan
disalurkan terns berdasarkan pada
MAC Address yang tersimpan pada
switch. Cara ini yang mempercepat dan
memaksimumkan data yang dikirim
sampai ke tujuan.
Dapat disambungkan pada hub ataupun
switch lain dengan syarat uplink switch
Dapat disambungkan pada hub ataupun
switch lain dengan syarat uplink dengan
kecepatan maksimum.
Murah Mahal
4.2.3. Router
Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data
melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses
yang dikenal sebagai routing. Routing adalah proses di mana suatu item dapat
sampai ke tujuan dari satu lokasi ke lokasi lain. Beberapa contoh item yang dapat
dirouting adalah mail, telepon call dan data. Di dalam jaringan, router adalah
perangkat yang digunakan untuk melakukan routing trafik. Untuk dapat
me”routing” segala sesuatu, router, atau segala sesuatu yang dapat melakukan
fungsi routing, membutuhkan informasi sebagi berikut:
a. Alamat Tujuan/Destination Address. Tujuan atau alamat yang akan di
routing
b. Mengenal sumber informasi. Darimana sumber (router lain) yang dapat
dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan.
c. Menemukan rute. Rute atau jalur mana yang mungkn di ambil sampai ke
tujuan.
d. Pemilihan rute. Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan.
e. Menjaga informasi routing. Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke
tujuan yang sudah diketahui dan paling sering terjadi. Proses routing
Laporan kerja praktek
52
Politeknik Negeri Sriwijaya
terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protcol) dari
stack protokol tujuh-lapis OSI.
Gambar 4.4 Router(Sumber: Dokumentasi BankSumselBabel pada 12 Agustus 2014)
Sebuah router mengartikan informasi dari satu jaringan ke jaringan yang
lain, router akan mencari jalur yang terbaik untuk mengirim sebuah pesan yang
berdasarkan atas alamat tujuan dan alamat asal. Router dapat mengetahui
keseluruhan jaringan melihat sisi mana yang paling sibuk dan dia bisa menarik
data dari sisi yang sibuk tersebut sampai sisi tersebut bersih.
4.3. Penyambungan Kabel UTP dengan Konektor RJ-45 pada PT. Bank
Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
Kabel rangkaian merupakan perantara atau media dimana data atau instruksi
bergerak dari satu piranti ke piranti lain. Pemilihan jenis-jenis kabel adalah yang
berhubungan dengan rangkaian, protokol dan topologi. Dalam hal ini kabel yang
digunakan ialah kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) dengan konektor atau
penyambung RJ-45.
Pada umumnya kabel yang biasa digunakan adalah kabel Straight-Through. Ini
bermaksud pin 1 pada satu ujung plug disambungkan dengan pin 1 pada satu
ujung plug yang satu lagi. Artinya urutan warna pada pin kedua plug adalah sama.
Kabel lurus ini digunakan untuk menghubungkan switch ke komputer. Sedangkan
kabel Cross-Over adalah disilangkan dari salah satu ujung plug dengan ujung plug
Laporan kerja praktek
53
Politeknik Negeri Sriwijaya
yang satu lagi. Dengan kata lain, urutan warna pada pin di kedua ujung plug
berbeda.
Jika mempunyai dua switch yang perlu dihubungkan antara yang satu
dengan yang lainnya maka harus memastikan switch anda mempunyai uplink port.
Apabila switch tersebut tidak mempunyai uplink port maka dibutuhkan kabel
cross-over. Kabel cross-over hanya digunakan apabila dua peralatan komputer
disambungkan secara terus menerus seperti switch ke switch dan komputer ke
komputer.
Tabel 4.2 Urutan Warna pada Kabel Straight
Connector 1
Urutan Kabel Warna
Connector 2
Urutan Kabel Warna
1 Orange Putih 1 Orange Putih
2 Orange 2 Orange
3 Hijau Putih 3 Hijau Putih
4 Biru 4 Biru
5 Biru Putih 5 Biru Putih
6 Hijau 6 Hijau
7 Coklat Putih 7 Coklat Putih
8 Coklat 8 Coklat
Tabel 4.3 Urutan Warna pada Kabel Cross
Connector 1
Urutan Kabel Warna
Connector 2
Urutan Kabel Warna
1 Orange Putih 1 Hijau Putih
Laporan kerja praktek
54
Politeknik Negeri Sriwijaya
2 Orange 2 Hijau
3 Hijau Putih 3 Orange Putih
4 Biru 4 Biru
5 Biru Putih 5 Biru Putih
6 Hijau 6 Orange
7 Coklat Putih 7 Coklat Putih
8 Coklat 8 Coklat
Langkah-langkah penyambungan kabel UTP dengan konektor RJ-45
1. Potong dan lepaskan kabel pelindung dengan menggunakan stripper.
Pastikan kabel tidak rusak agar dalam pemasangan tidak terjadi
kesalahan.
2. Lepaskan simpulan pada kabel dan luruskan kabel untuk
mempermudah memasukkan kabel ke konektor RJ-45.
3. Potong rata setelah semua kabel sudah lurus, dan pastikan jarak
antara ujung kabel yang dipotong rata dengan ujung kabel pelindung
adalah ±1/2 inci untuk mempermudah dalam meng-crimp kabel.
4. Masukkan kabel RJ-45 dengan ujung klipnya menghadap ke bawah
dan bukaannya menghadap ke arah anda. Masukkan kabel perlahan-
lahan ke dalam bukaan. Susunan kabel harus mengikuti aturan
pengkabelan yang telah ditetapkan.
5. Crimping kabel tersebut dengan tang crimp.
Setelah selesai meng-crimp kabel RJ-45, langkah selanjutnya adalah
pengetesan kabel dengan LAN tester. Pengetesan ini bertujuan untuk mengetahui
kabel yang terpasang sudah benar, salah atau tidak bisa terhubung koneksinya.
Alat ini juga menunjukkan kabel yang telah dibuat telah sesuai atau tidak urutan
warna yang sudah terpasang. Caranya adalah dengan memasukkan kedua ujung
konektor RJ-45 ke port yang sudah tersedia di LAN tester. Urutan LAN testernya
Laporan kerja praktek
55
Politeknik Negeri Sriwijaya
untuk kabel straight pada led kiri dan kanan adalah sama yaitu 3612. Sedangkan
untuk kabel cross keduanya berbeda jika salah satu 1236 maka satunya 3612.
Ini hasil dari penyambungan kabel UTP dengan konektor RJ-45
Gambar 4.5. Kabel UTP dengan konektor RJ-45(Sumber: Dokumentasi BankSumselBabel pada 12 Agustus 2014)
4.4. Cara Setting Local Area Network (LAN) pada PT. Bank Pembangunan
Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
1. Local Area Network (LAN) disetting dengan cara menekan tombol start
pada computer, kemudian pilih “control panel”.
Laporan kerja praktek
56
Politeknik Negeri Sriwijaya
2. Kemudian pilih “Network And Internet Connection”.
3. Kemudian klik “Network Connections”.
4. Pada “Local Area Connection” kemudian klik kanan dengan memilih
menu “properties”
Laporan kerja praktek
57
Politeknik Negeri Sriwijaya
5. Tandai pada “Internet Protocol (TCP/IP)”, kemudian klik “properties”
untuk masuk ke setting berikutnya.
6. Lalu atur IP dengan: IP = 10.20.30.25Subnet Mask = 255.255.255.224Default Gateway = 10.20.30.1
Laporan kerja praktek
58
Politeknik Negeri Sriwijaya
DNS Server = 192.168.1.254Alternet DNS Server = 202.134.0.15
7. Setelah IP diatur
kemudian klik ok.
8. Setelah IP diatur kemudian langkah selanjutnya adalah menguji IP yang
kita gunakan tadi, untuk mengetahui IP terhubung ke IP lain, dengan
menggunaan CMD di windows.
9. Untuk ke CMD di windows adalah, klik Start>All
Programs>Accessories>dan Pilih Command Promt.
Laporan kerja praktek
59
Politeknik Negeri Sriwijaya
10. Kemudian untuk menguji connection dengan IP lain. Caranya, ketikkan
pada CMD, Ping 10.20.30.27 –t. maka akan muncul gambar seperti
berikut:
Laporan kerja praktek
60
Politeknik Negeri Sriwijaya
11. Setelah mendapat balasan “Reply. . .” berarti IP anda terhubung dengan IP
26
Laporan kerja praktek