bab 3 FIXX(1)

20
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN 3.1 Lokasi dan waktu Praktikum dilaksanakan di lapangan Universitas Brawijaya (Sebelah Fakultas FISIP), Malang. Dalam penelitian ini lokasi titik 1 terletak secara astronomis berada pada S = 07°56’57,3’’ dan E = 112°36’43,2” dalam koordinat UTM pada elevasi +516 m di atas permukaan laut. Pemilihan lokasi praktikum ini ditetapkan oleh pihak laboratorium yang didasarkan beberapa hal diantaranya: kemudahan mobilisasi peralatan, ketersediaan area untuk praktikum, area yang datar, ketersediaan data penunjang dan tidak tergenang oleh air. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 April 2015. Denah lokasi beserta dokumentasi kegiatan praktikum ditunjukkan pada lampiran. 3.2 Peralatan yang digunakan -Geolistrik 1 unit -Kabel rol kecil 4 buah -Elektroda Stainless 5 buah -Accu 1 buah -Meteran 50 m 2 buah -Martil/Palu 4 buah

description

skdjhglfakjbfjh,vazhdbskskzhgjfznsjdgbjzhdjfskjszdnclfkzdhbcjkdszh

Transcript of bab 3 FIXX(1)

BAB IIIPELAKSANAAN KEGIATAN3.1 Lokasi dan waktuPraktikum dilaksanakan di lapangan Universitas Brawijaya (Sebelah Fakultas FISIP), Malang. Dalam penelitian ini lokasi titik 1 terletak secara astronomis berada pada S = 075657,3 dan E = 1123643,2 dalam koordinat UTM pada elevasi +516 m di atas permukaan laut. Pemilihan lokasi praktikum ini ditetapkan oleh pihak laboratorium yang didasarkan beberapa hal diantaranya: kemudahan mobilisasi peralatan, ketersediaan area untuk praktikum, area yang datar, ketersediaan data penunjang dan tidak tergenang oleh air. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 April 2015. Denah lokasi beserta dokumentasi kegiatan praktikum ditunjukkan pada lampiran.3.2 Peralatan yang digunakan-Geolistrik1 unit-Kabel rol kecil4 buah-Elektroda Stainless5 buah-Accu1 buah-Meteran 50 m2 buah-Martil/Palu4 buah-GPS1 unit-Handy Talky3 unit-Ground water flow/well abstraction1 unit-Stopwatch1 buah-Gelas Ukur 1000ml1 buah-Kamera Digital1 buah( Gambar Terlampir )Sedangkan perlengkapan tambahan yang bersifat menunjang kelancaran dalam pelaksanaan pendugaan meliputi;1.Alat tulis2.Formulir Data3.Payung3.3 Metode Pengukuran3.3.1 Pendugaan lapisan tanah dengan menggunakan metode geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger:Pada praktikum ini metode geolistrik yang digunakan adalah Vertical Electrical Soun ding (VES). Tiap-tiap kelompok praktikum akan melaksanakan pengukuran dengan jumlah titik ukur sesuai yang ditetapkan oleh PLP.Pengukuran Titik Ukur/Titik Duga:a. Tentukan koordinat titik pengukuran dengan menggunakan GPS dan masukkan data koordinat dan elevasi dalam tabel pencatatan.b. Letakkan geolistrik pada titik duga yang sudah diberi tanda.c. Tancapkan elektroda arus (C1C2 atau AB) dan elektroda potensial (P1P2 atau MN) pada jarak bentangan terpendek sesuai dengan jarak yang telah ditentukan seperti gambar di bawah ini :

Gambar 3.1 Konfigurasi posisi elektroda pada konfigurasi Schlumberger

d. Sambungkan kabel ke masing-masing elektrodae. Sambungkan kabel ke geolistrik dengan pemasangan:Elektroda arus sebelah kiri (kiri luar) - port C1Elektroda tegangan sebelah kiri (kiri dalam) port P1Elektroda arus sebelah kanan (kanan luar) port C2Elektroda tegangan sebelah kanan (kanan dalam) port P2Lihat test loop sebagai petunjuk kabel terhubung dengan baik.f. Sambungkan geolistrik dengan accu (sumber energy), lihat battery indicator sebagai petunjuk accu dalam kondisi siap pakai.g. Putar tombol convensator sehingga voltage meter menunjukkan angka nol.h. Tekan tombol current test sehingga voltage meter dan current meter menunjukkan angka/nilai tertentu yang stabil, kemudian tekan tombol Hold maka angka/nilai current meter akan terkunci.i. Catat angka/nilai pada current meter sebagai nilai arus (I) current dan voltage meter sebagai nilai tegangan (V) voltage dan masukkan dalam tabel pencatatan.j. Pindahkan elektroda arus dan elektroda tegangan ke bentangan yang lebih panjang, sesuai jarak yang telah ditentukan dalam tabel.k. Lakukan langkah-langkah seperti pada point d sampai j, sampai pada bentangan yang diinginkan.l. Catat semua data-data yang diperoleh dalam format tabel pengukuran yang telah ditentukan. Adapun data-data hasil pengukuran antara lain adalah:1. Titik ordinat titik ukur duga (prosedur point a)2. Jarak C1C2 atau AB - jarak antar elektroda arus (prosedur point c)3. Jarak P1P2 atau MN jarak antar elektroda Tegangan (prosedur point c)4. Nilai tegangan (V) dalam satuan mili Volt (prosedur point i)5. Nilai arus (I) dalam satuan mili Ampere (prosedur point i)m. Tanda tangankan data-data tersebut diakhir pengukuran pada dosen pembimbing/pembimbing lapangan.

3.3.2. Simulasi aliran air tanah menggunakan alat Ground water Flow/Well Abstraction:A. Simulasi gradient hidraulik aliran air tanah:1. Hidupkan pompa air dan buka control valve ntuk mengatur besaran debit inflow.2. Ukur debit inflow dengan menggunakan gelas ukur dan stopwatch. Catat Q inflow.3. Sambungkan selang air ke lubang inlet 1, buka control valve agar air mengisi bak pasir sampai jenuh.4. Buka control valve pada lubang inlet 2 sebagai outlet. Catat Qoutflow.5. Amati tabung piezometer / pencatat tekanan air. Apabila tinggi muka air pada piezometer no 13 sudah stabil maka catat tinggi muka air pada semua piezometer.6. Tinggi tekanan didapat dari harga-harga tinggi tekanan pada piezometer 1,2,3,197. Gambar garis rembesan air tanah (tinggi muka air pada piezometer vs jarak antar piezometer, hitung dan bandingkan gradient hidraulis hasil percobaan dan teoritis).

Gambar 3.2 Simulasi percobaan a.

B. Simulasi garis aliran air tanah pada akuifer bebas dengan satu sumur1. Hidpkan pompa air dan buka control valve untuk mengatur besaran debit inflow.2. Ukur debit inflow dengan menggunakan gelas ukur dan stopwatch. Catat Q inflow.3. Sambungkan selang air ke lubang inlet 1 dan 2, buka control valve agar air mengisi bak pasir sampai penuh.4. Buka ring penuup pada smur pertama atai sumur 1. Catat nilai Q outflow sumur 1. Debit outflow tidak lebih dari debit inflow.5. Amati tabung piezometer / pencatat tekanan air. Apabila tinggi muka air pada piezometer no 3 sudah satbil maka catat tinggi muka air pada semua piezometer.6. Ulangi langkah 4-5 engan kondisi sumur 1 tertutup dan sumur 2 di buka. Catat nilai Q ouflow pada sumur 2. Debit tidak lebih besar dari debit inflow.7. Gambar kurva / garis yang dihasilkan dari pembacaan piezometer (tinggi muka air piezometer dengan jarak antar pieezometer). Hitung nilai koefisien permeabilitas (k) dan hitung penurnan muka air akibat pemompaan 1 sumur (s)

Gambar 3.3 Simulasi percobaan b.

C. Simulasi gradient hidraulik aliran air tanah:1. Hidupkan pompa air dan buka control valve ntuk mengatur besaran debit inflow.2. Ukur debit inflow dengan menggunakan gelas ukur dan stopwatch. Catat Q inflow.3. Sambungkan selang air ke lubang inlet 1 dan 2, buka control valve agar air mengisi bak pasir sampai penuh.4. Buka ring penutup sumur pertama dan kedua atau sumur 1 dan sumur 2 secara bersamaan. Catat nilai Q outflow pada sumur 1 dan 2. Debit outflow tiap sumur sama dan tidak lebih besar dari pada debit inflow.5. Amati tabung piezometer / pencatat tekanan air. Apabila tinggi muka air pada piezometer no 13 sudah stabil maka catat tinggi muka air pada semua piezometer.6. Gambar kurva / garis yang dihasilkan dari pembacaan piezometer (tinggi muka air pada piezometer vs jarak antar piezometer). Dan hitung penurunan muka air akibat pemompaan 2 sumur hasil percobaan dan teoritis.

Gambar 3.4 Simulasi percobaan c.

3.4 Metode Analisa data Pengkuran3.4.1 Pengolahan Data-data Lapangan (Geolistrik)Data-data yang diperoleh, digunakan untuk mencari tahanan jenis (m) dengan menggunakan beberapa rumus sebagai berikut:1. Kedalaman pengukuran (a)a(m)= C1C2/2 atau AB/2 ..... (3.1)2. Setengah jarak potensial (b)b(m)= P1P2/2 atau MN/2 ..... (3.2)3. Hambatan jenis yang diukur (R)R()= V/I ..... (3.3)4. Faktor geometri Metode Schlumberger (K)K= (a2b2)/2b ..... (3.4)5. Hambatan Jenis Semu (a)a(m) = K.V/I (3.5)

Nilai-nilai hambatan jenis semu (a) dan kedalaman pengukuran (a) yang diperoleh dalam proses perhitungan akan diolah lebih lanjut dengan menggunakan metode Maching Curve (kurva pencocokan), selain itu dapat dihitung dengan software yaitu IPI2WIN dan metode Progress 3.0.

3.5 Metode Penggunaan Software IPI2WINIPI2WIN merupakan sebuah software yang didesain untuk mengolah data Vertical Electric Sounding. Metode resistivitas ini bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas secara vertical. Pengukuran dilakukan dengan cara mengubah ubah jarak elektroda arus maupun potensial yang dilakukan dari jarak terkecil kemudian membesar secara gradual. Jarak elektroda ini sebanding dengan kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Semakin besar jarak elektroda, semakin dalam lapisan batuan yang diselidiki. Metode ini secara otomatis dan semifigurasi rentangan yang umum dikenal dalam pendugaan geolistrik (Asisten Geofisika, 2006). IPI2WIN digunakan untuk memecahkan masalah-masalah geologi sesuai dengan kurva pendugaan yang dihasilkan. Dengan target mendapatkan hasil yang dapat di intrepetasikan secara geologi merupakan keunggulan IPI2WIN daripada program inverse lainnya. Beberapa keuntungan yang utama dari software IPI2WIN adalah penafsiran manual dan berubah parameter model pada model yang berbeda. Aplikasi IPI2WIN ini juga digunakan untuk mencari resivisitas lapisan bawah tanah yang nyata dengan metode INVERSE.Perbandingan antara Matching Curve dengan IPI2WIN jika dilihat dari perhitungan yang dilakukan secara manual yaitu dengan metode Matching Curve, parameter ketebalan dan true resistivity dihitung satu persatu dari ujung awal kurva dengan memotong bagian kurva menjadi beberapa bagian. Umumnya hasil perhitungan secara manual memberikan hasil yang kurang optimal dan bila dilihat angka kesalahannya diatas 10% (Anonim, 2007). Program IPI2WIN kemudian mengkoreksi kombinasi nilai ketebalan dan true resistivity untuk mendapatkan angka kesalahan (RMS error) terkecil setelah terjadi sekian (bisa sampai ribuan) kali iterasi. Angka kesalahan terkecil ini tergantung pada kualitas data lapangan serta banyaknya parameter yang dimasukkan. Bila hasil perhitungan masih menunjukkan nilai keslahan yang relative besar, akan dicoba dengan menambah atau mengurangi jumlah parameter yang dimasukkan dan proses perhitungan dimulai lagi.

Gambar 3.5 Tampilan data-data pada VES point

Gambar 3.6 Kurva data vs kurva perhitungan software

Gambar 3.7 Hasil akhir pengolahan data menggunakan program IPI2WIN Progress 3.0Resistivity Interpretasion Program Progress Version 3.0 merupakan perangkat lunak komputer yang secara otomatis menampilkan model resistivitas 2D bawah permukaan secara vertical dengan menampilkan 3 (tiga) hasil, yaitu kontur pengukuran, kontur perhitungan dan kontur dengan inversileastsquares. Perangkat lunak ini mengolah data yang didapatkan dari akusisi lapangan. Pemodelan 2D dilakukan dengan menggunakan program inversi. Program inversi ini menggambarkan dan membagi keadaan bawah permukaan dalam bentuk penampang 1D (Loke, 1996). Progress akan menghasilan nilai tahanan jenis pada tiap titik dikedalaman tertentu. Adapun interpretasi adanya keberadaan air tanah berada pada lapisan pasir, karena lapisan pasir merupakan lapisan yang berpori. Pada lapisan berpori tersebut penyusunnya selain butiran pasir itu sendiri terdapat fluida yang terperangkap. Penggunaan Software Progress ini juga didapatkan gambaran dua dimensi secara vertikal dan horisontal. Hasil inversinya berupa gambaran anomali tahanan jenis semu penampang bawah permukaan daerah penelitian yang merupakan daerah persebaran air tanah dan kedalamannya. Dari pengolahan data akan menghasilkan data kedalaman lapisan dan nilai resistivity log. Tiap-tiap nilai resistivity akan mewakili dari kandungan kandungan mineral yang terdapat dalam lapisan yang berada di bawah permukaan. Dengan mengetahui jenis jenis mineral pada lapisan tanah tersebut maka dapat ditentukan daerah yang mengandung air tanah.

LAMPIRAN

Daftar Bacaanhttp://eprints.undip.ac.id/1609/1/SUDARYO_BROTO_dan_Rohima.pdfhttp://eprints.uns.ac.id/3309/1/59071106200911461.pdfbuku panduan praktikum