Post on 27-Dec-2015
description
AZAS-AZAS HUKUM PERJANJIAN
1. AZAS KONSENSUALITAS (menyangkut terjadinya perjanjian)Terjadinya perjanjian se-mata2 krn adanya konsensus atau sepakat, tanpa memerlu- kan sesuatu formalitas, dgn kata lain sepakat a/ persesuaian kehendak tdk perlu disertai dgn sesu/ sumpah, tindakan atau formulitas utk membentuk su/ perjanjian yg mengikat secara sah. Azas Konsensualitas dpt disimpul kan dr Ps. 1320 BW, yg tdk menyebut sesu/ formalitas sbg syarat u/ sahnya su/ perj.Di Indonesia secara umum perjanjiannya ad/ perjanjian consensus sedang perjanjian riil dan perjanjian formil merpkan pengecualian.
2. AZAS KEBEBASAN BERKONTRAK (menyangkut isi perjanjian)Bahwa org bebas utk menentukan dgn siapa ia akan mengadakan perjanjian & terutama bebas u/ (bersama dgn pihak lain) menentukan isi & bentuk perjanjian dengan kata lain kedua pihak dlm su/ perjanjian ada/ bebas a/ otonom dlm menentukan isi & bentuk perj.
1
Tersimpul dlm -Ps. 1338 : 1 KUHPerdata, yaitu
“Semua perj. yg dibuat secara sah berlaku sbg UU bagi mereka yang membuatnya”
-Ps. 1329 KUHPerdata, yaitu“Setiap orang ad/ cakap u/ membuat perj.2, jira ia oleh UU tdk dinyatakan tidak cakap”
Azas ini secara konkrit berarti :- Kewenangan utk mengadakan perj. yg tidak
diatur secara khusus dlm BW a/ UU lain;- Kewenangan utk mengatur isi perj. secara
menyimpang dr ketentuan2 pelengkap;- Kewenangan u/ men3kan bentuk dr perj., yi
lisan, tertulis dibwh tangan a/ akta notaris.Pembatasan2 terhdp azas ini antara lain:a.Utk mempertahankan ketertiban umum dan
melindungi kepentingan umum Mis. Ps. 1320 BW disyaratkan bhw perjanjian hrs mempunyai su/ sebab yg halal
b.U/ melindungi pihak yg ekonomi lemah.Mis. Ps. 1601 l bertujuan u/ melindungi buruh.
c. U/ melindungi perseorgan terhdp kemurahan hatinya sendiri.Mis. Ps. 1667 & 1682 BW ttg perjanjian hibah, merupakan ketentuan2 yg melindungi pihak yg menghibahkan. Pembatasan2 ini dpt dicapai dgn :
2
- menggunakan ket3an2 yg bersifat memaksa
- mengancam pelanggaran tsb dgn sanksi batal demi hukum (nietig, void)
3.AZAS KEKUATAN MENGIKAT DARI PERJAN. (menyangkut akibat dari perjanjian)
Org terikat pd janjinya sesuai dgn kontrak / perjanjian & bkn saja terikat secara moril ttp jg terikat menurut hkm (pacta sunt sevanda). Secara tegas nampak dalam Ps. 1338 : 1 BW bahwa semua perjanjian yg dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi mrk yg membuatnya. Tanpa adanya azas ini mk tanpa kepastian bhw apa yg tlh diperjanjikan akan dilaksana- kan juga shg akan mengakibatkan sulitnya pertumbuhan/perkembangan ekonomi su/ masyarakat.Konsekwensi dr kekuatan mengikat perj. nam- pak dlm Ps. 1338 : 2 BW bhw perjanjian tdk dpt ditarik kembali selain dgn kesepakatan kedua belah pihak, ini berarti salah satu pihak tdk dpt secara sepihak melepaskan diri dr kewjban nya.Azas ini mempunyai 2 pengecualian, yaitu :
3
a.Dalam hal keadaan memaksa (overmacht, force majeure) kreditur tdk dpt menuntut pelaksanaan janji debitur
b. JIka menurut keadaan sangatlah tdk adil bhw kontrak dilaksanakan sesuai dgn apa yg tlh diperj.kan mk Hakim dpt menyesuai kan hak & kewjban kedua pihak dgn tuntutan keadilan.
Pengecualian ini tercantum dlm Ps. 1338:3 BW, yi “perjanjian2 hrs dilaksanakan dgn itikad baik.” Dgn kata lain perj.2 hrs dilaksanakan sesuai dgn tuntutan kepatutan & keadilan.
4. AZAS BHW PERJ. MENIMBULKAN PERIKATAN-PERIKATAN HANYA ANTARA KEDUA BELAH PIHAK YG MENGADAKAN PERJ. ITU. (meny. hak & kewjban yg ditimbulkan o/ perj.)
Bhw su/ perjanjian hanya menimbulkan hak2 & kewjban2 bagi pihak2 yg mengadakan perj (Ps. 1340 BW) & bhw perj. itu tdk dpt memberi hak a/ meletakkan kewjban kpd seorg ketiga. Hal ini sebgm tercantum dlm :-Ps.1315BW, bhw umumnya org dpt mengi- katkan dirinya sendiri a/ minta janji u/ diri sendiri.
4
Sdg pengecualian dari azas ini dpt dilihat dlm Ps. 1317 BW, yi janji yg dibuat u/ keptgan phk ke 3.
UNSUR-UNSUR PERJANJIAN
1. UNSUR ESSENSIALIA I/ unsur yg essensial a/ yg mutlak perlu ada utk
terbentuknya perjanjian pada umumnya a/ utk terbentuknya su/ perjanjian tertentu. Mis. : - Unsur esensial dr setiap perj. ad/ sepakat- Unsur esensial dr perjanjian Jual Beli ad/
sepakat ttg harga dan barang - Unsur esensial dr perj. Pinjam Pakai ad/
brg digunakan dgn cuma2 jika dibayar mk ad/ perj/ sewa menyewa.
2. UNSUR NATURALIAI/ unsur yg bertalian dgn sifat perjanjian dan
krn itu dipandang termsk ketentuan perjanji-an meskipun tdk dgn tegas diperjanjikan.
Unsur Naturalia ini terdpt dlm aturan/ketentuan pelengkap, shg unsur naturalia ini dpt dikesam pingkan dgn mengatur secara lain dlm perj.
3. UNSUR AKSIDENTALIA
5
I/ unsur yg termasuk ketentuan perjanjian kalau dgn tegas diperjanjikan. Mis. : jangka waktu a/ cara pembyran dan Pilihan domisili hukum
SYARAT2 SAHNYA PERJANJIAN
Pasal 1320 BW, syarat sahnya suatu perikatan adalah :1. Kesepakatan antara para pihak yg mengikatkan diri2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan3. Mengenai suatu hal tertentu4. Suatu sebab yang halal
Syarat2 1 & 2 Syrt Subjektif, krn menyangkut pihak2/ org2 yg melakukan perj. a/ ttg subjek yg mengadakan perj. If dilanggar atau tidak ditepati, mk perj. dpt dibatalkan. Syarat2 3 & 4 Syrt Objektif, krn menyangkut perjanjian nya sendiri a/ objek dr perbuatan hukum yg dilakukan itu.If dilanggar atau tidak ditepati, mk perj. btl demi hkm.
1. Kesepakatan Antara Para Pihak
Ps. 1321 BW, sepakat tsb tdk sah jika terjadi krn :a. Khilaf / Kekhilafan disbt :b. Paksaan / Ancaman CACAD KEHENDAK,c. Penipuan krn msg2 mempunyai-
persamaan, yi kehendak & pernyataan ad/ cocok ttp terjadi cacad pd kehdk tsb, krn kehendak itu ada bkn krn kehendak yg sebenarnya dr pihak yg memberikan pernyataan. Agar su/ perj. sah mk sepakat yg terjadi hrs berdsrkan kehendak yg bebas & tdk krn kekhilafan, tertipu atau diancam.
6
Penyebab tdk sahnya su/ kesepakatan, yaitu :a. Khilaf / Kekhilafan, ad/ gambaran yg salah yg dipero/
salah 1 pihak terhdp/mengenai objek perj. a/ diri pihak lainnya. Ada kehdk yg sama, ttp kehdk itu (kehdk salah 1 phk)
terbentuk dibwh pengaruh gambaran yg salah. Mis. - Pembeli ingin membeli jeans yg biru tua
sdgkan penjual memberikan jeans yg luntur.- Pembeli hdk membeli kursi rotan ttp penjual
memberikan kursi plastik.Ps.1322:1 BW kekhilafan tdk mengakibatkan btlnya su/ perj. kecuali kalau kekhilafan itu terjadi mengenai hakekat brg yg menjadi pokok perj. mksdnya sifat yg sangat men3kan bagi pihak khilaf u/ menutup su/ perj.Kriteria “sifat brg yg sangat menentukan” dlm Ps. 1328 BW & Ps. 251 KUHD yaitu bhw pihak yg khilaf tdk akan menutup perj. a/ se-tidak2nya tdk dgn persyrtan/ket3an yg sama jika ia mengetahui dr semula bhw tdk terdpt sifat tsb dan sifat ini hrs diketahui o/ pihak lainnya bhw merpkan hal yg essensial bagi pihak yg khilaf.
mis : - kekhilafan ttg harga harganya terlalu mahal mk diganti harga yang sesuai;- kwalitas barang yg tadinya menghendaki
mutu terbaik diganti dengan mutu standard- tujuan pemakaian barang semula untuk
kamar anak diganti kamar makan.
Syrt2 u/ gugatan pembtlan perj. krn khilaf, adalah :1. Ada kekhilafan mengenai hakekat brg, yi sifat brg yg
bagi phk yg khilaf sangat men3kan u/ menutup perj.;
7
Kriterianya : Hrs jls & nyata bhw tanpa kekhilafan mk perjanjian tsb tdk akan diadakan a/ diadakan tetapi dengan syarat2 yang lain.
2. Hrs ternyata bhw pihak lain mengetahui a/ hrs dapat menget. bhw sifat itu ad/ essensial bagi pihak yg khilaf.
3. Kekhilafan tidak disebabkan oleh kelalaian sendiri dari pihak yang khilaf.
b. Paksaan / AncamanPaksaan ad/ paksaan psychis/rohani/jiwa bkn paksaan pfisik. O/ krn itu istilah yg lebih tepat ad/ “ancaman”.Ps. 1324 BW Paksaan yg berakibat dpt dibtlkannya
su/ perj. ad/ paksaan yg dpt menimbulkan ketakutan pd seseorg yg berpikiran sehat bhw kekayaannya/ dirinya terancam dgn su/ kerugian yg terang & nyata.
Perj. terjadi krn salah 1 pihak berada dlm ketakutan, ini berarti tdk ada pernyataan kehdk yg bebas dlm membuat perj. Jika tdk ada perasaan takut tsb mk tdk ada perj. a/ perj. tetap ditutup ttp dgn syrt2 yg berbeda. Hal yg diancam hrs merpkan hal yg tdk diperkenankan o/ hkm, mis. mengancam akan melakukan kejahatan terhadap diri a/ kekayaan pihak lain. Kalau diancam tdk diajak nonton/ makan, a/ dipailitkan mk ini tdk termsk dlm pengertian ancaman yg dpt membtlkan su/ perj. krn ancaman yg dmk tdk dilarang oleh hukum.Jika seseorg tangannya dipegang & dipaksa u/ tanda tangan dlm su/ perj. mk ia tdk bisa minta pembtlan perj. tsb dgn alasan ada unsur paksaan berdsrkan Ps. 1324 BW krn ia memang tdk setuju dgn perj. tsb ttp hanya
8
tangannya yg dipegang & dipaksa u/ menanda tangani perj. Jadi ybs tdk stuju u/ membuat perj. Sdgkan perj. dpt dibtlkan berdsrkan -Ps. 1324 BW ada persetujuan ttp persetujuan ini
diberi kan dlm keadaan takut a/ tidak bebas krn kalau tdk disetujui mk akan dibuka rahasianya dimuka umum.
-Ps. 1323 BW Pelaku paksaan itu bkn hanya pihak dlm perj. ttp juga dilakukan o/ pihak ke 3.
- Ps. 1325 BW yg dipaksa bkn hanya pihak dlm perj. ttp suami/istri/sanak keluarga dlm grs keturunan keatas / kebawah dari pihak dlm perj.
c. Penipuan
Penipuan merpkan su/ bentuk khusus dr kekhilafan krn penipuan baru ada jika gambaran yang salah (kekhilafan) ditimbulkan dengan sengaja oleh tipu muslihat pihak lain. Hrs ada hbgan kausal antara penipuan dgn terjadinya perj. a/ dgn kata lain pihak yg ditipu tdk akan mengadakan perjanjian bila tidak dilakuan dengan tipu muslihat (ps. 1328 BW).Pengertian tipu muslihat adalah harus ada su/ rangkaian pembohongan yg dlm hbgannya satu dgn yg lain merupakan su/ tipu muslihat.Menurut Hoge Raad Jika hanya terjadi 1 pembohongan saja tidak merupakan penipuan. Mis. Jual beli kendaraan.
Tetapi ada juga sarjana hkm lainnya yg berpendpt bahwa hanya dgn 1 pembohongan saja mk tipu muslihat sdh terjadi.
9
Mis. Pembelian jeans yang impor dicampur dengan yang buatan dalam negeri atau memuji-muji terus barang dagangannya secara berlebihan.
Dlm mengajukan gugatan pembatalan perj. yg berdsrkan penipuan sebaiknya juga diikutkan “krn berdsrkan kekhi- lafan” shg kalau tdk terbukti adanya unsur kesengajaan (tipu muslihat) maka dapat didasarkan pada kekhilafan.
Ad. 2. Kecakapan Utk Membuat Suatu Perikatan
Ps. 1329 BW setiap orang cakap membuat perjanjian sepanjang ia oleh UU tidak dinyatakan tak cakap.
Ps. 1330 BW 3 kelompok org yg tak cakap membuat perj.⇛ Orang yang belum dewasa;⇛ Orang yang ditaruh dibawah pengampuan;⇛ Seorang istri Sdh tdk berlaku lagi sejak
terbitnya SE MA No. 3 / 1963, yg berlaku sbg yurisprudensi.
- Orang yang belum dewasa;Ps. 330 BW ad/ umurnya blm genap 21 thn & blm kawin. Kalau sdh kawin seblm usia 21 thn & kmd per-kawinannya bubar mk ia dianggap org yg sdh dewasa.Menurut hkm adat, kedewasaan seseorg berdsrkan pd keadaan / kemampuan mandiri dr ybs. Kalau ia sdh meninggalkan rmh orang tuanya dan tlh mampu berdiri sendiri maka dianggap tlh dewasa.Sejak berlakunya UU Perkawinan No. 1/1974, mk u/ perkawinan kedua ketentuan tsb diatas tidak berlaku lagi. Berdsrkan Ps. 47 UU No. 1 tahun 1974, yang
10
termasuk anak yg blm dewasa ad/ anak yg blm berumur 18 thn dan belum pernah melangsungkan perkawinan.Utk anak yg blm dewasa dlm membuat perj., diwakili o/ :a. Ortunya If ia berada dibwh kekuasaan ortunya b. Walinya If ia berada dibawah perwalian.
- Orang yang ditaruh dibawah pengampuan : Perj. yg dibuat oleh seorg sakit jiwa yg tdk ditaruh dibwh pengampuan dpt dibatalkan, sepanjang dpt dibuktikan bhw pada saat perj. dibuat ia dalam keadaan sakit jiwa dan hal ini diketahui a/ dpt diketahui oleh pihak lain.
Ad.3. Su/ Hal Tert3 (Objek perj. hrs ada/jelas)
Ps. 1333 BW Hal tertentu ad/ perikatan yg ditimbulkan o/ perj. hrs mempunyai objek / prestasi yg tert3 a/ dpt dit3kan.Jadi apa yg diperjanjikan itu hrs jelas, shg hak & kewjban ke2 belah pihak jika timbul perselisihan dpt diketahui.Mis. Perj. u/ menanggung sbgn kerugian yg timbul ini tidak jelas krn : a. Tidak jelas sebagian itu berapa besarnya; b. Tidak jelas kerugian yg timbul itu yg bagaimana.
Kalau su/ perj. jual beli yg blm menyebutkan jml / harga barang yg tertentu dan nanti kemudian baru disbtkan maka ini bukan berarti tidak menyebutkan suatu hal tertentu oleh karenanya ini sudah merupakan suatu perjanjian yang sah.
Mis. a. Tidak menyebutkan jumlah barang :
11
A akan membeli beras seharga Rp. 2.500,--/Kg pd B; ttp jumlahnya berapa kilo belum disebutkan. perjanjian jual beli ini sudah sah
b. Tidak menyebutkan harga barang :Dlm perj. hanya disbtkan/ditentukan harganya bhw pd waktu harga psr saat penyerahan brg 3 bln kmd. perjanjian jual beli ini sudah sah.
Sdgkan berdsrkan yurisprudensi di Nederland mk perj. yg tdk memenuhi syarat “suatu hal tertentu” a.l. yi :- Penjualan atas 5 lsn pakaian anak2, tanpa
penjelasan yg lebih lanjut.- Janji utk menangggung sebagian kerugian yang
timbul, tanpa penjelasan lebih lanjut mengenai besarnya bagian kerugian yang akan ditanggung.
Pengecualian terhdp objek perj. yg blm ada ttp sdh dpt diperjanji kan, hal ini diatur dalam :
Ps. 1334 : 1 BW Brg yg belum ada dpt juga dijadikan objek perjanjian.“Barang yang belum ada” ini ada 2 jenis, yaitu :
- mutlak blm ada, mksdnya brg tsb memang blm tersedia karena belum dibuat atau diproduksi.Mis. A ingin membeli lemari yg baru akan dipesan
dan dibuat oleh tukang pada toko meubel.- relative belum ada, mksdnya brg tsb sebetulnya sdh ada hanya saja belum sampai ke tangan penjual atau masih dalam penguasaan orang lainMis. A ingin membeli hasil bumi yang sudah
sementara dalam perjalanan menuju gudang penjual.
12
Berdsrkan Ps. 1334 : 2 BW, warisan yg blm terbuka tdk boleh menjadi objek perj., meskipun tlh diizinkan o/ org yg akan meninggalkan warisan (calon pewaris). Hal ini dianggap terlalu spekulatif krn belum tentu org yang akan meninggalkan harta tersebut meninggal lebih dahulu dari pada ahli warisnya. Su/ warisan yg telah terbuka ttp blm dibagi oleh ahli warisnya sdh dpt dilakukan perj. (misalnya jual beli) terhadap bgnnya.Demikian pula terhadap hibah atas benda yang baru akan ada dikemudian hari adalah batal. (Ps. 1667 : 2 BW).
Ad. 4. Suatu Sebab Yang HalalPengertian “sebab” ad/ dlm hbg sebab & akibat yg menyang- kut isi perj. Ada 3 pengertian “sebab yg halal” a/ “su/ causa yang diperbolehkan”, yaitu :
a. Sebab yg menunjukkan suatu hubungan sebab akibatMis. : - A melanggar hkm (sebab) mk mengakibatkan
kerugian (akibat) - A merusak brg milik org lain yg
mengakibatkan pemiliknya rugi mk A hrs memberi ganti rugi.
b. Yang menjadi sebab adalah kontra prestasiMis. : - jual beli Penjual menyerahkan barang
karena pembeli menyerahkan uang.- pinjam uang dgn bunga Kreditur memberi
uang ke debitur krn debitur akan mengembali- kan uang pokok pinjaman & di + dgn bunganya.
- sewa menyewa rmh diberikan untuk ditempati krn telah menerima pembayaran.
13
c. Sebab dari perjanjian adalah causa finalis yaitu sebab yang menunjukkan suatu hubungan tujuan maksudnya tujuan kedua pihak dengan mengadakan perjanjian.Misalnya : A dan B mengadakan kerja sama
mendirikan PT karena sama-sama mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencari keuntungan.
Sedangkan untuk perjanjian Cuma2, krn tdk ada kontra prestasi mk sebab disini ad/ menunjukkan kehendak untuk membantu. Misalnya : Perj. pinjam pakai, perj. pinjam uang tanpa
bunga, perjanjian hibah kehendak untuk memberi.
Perj. jual beli pisau ad/ sah kalau dlm perj. jual beli tsb tdk diperjanjikan bhw penjual menjual pisaunya hanya kalau digunakan pembeli untuk membunuh orang.Ps. 1335 BW menentapkan bhw su/ perj. batal demi hkm jika
a. Perjanjian tanpa sebabb. Perjanjian dengan sebab yang palsuc. Perjanjian dengan sebab yang terlarang.
Ad. a. Perjanjian tanpa sebab Menurut yurisprudendi ad/ perj. yg tehnis terjadi
secara tepat namun UU tdk memberi akibat hkm o/ krn perj. itu akan menimbulkan su/ perikatan tanpa alasan yg patut.
Umumnya terjadi pd perj. krn kehilafan salah satu a/ kedua belah pihak.Mis.: - Perj. penetapan ganti rugi yg disebabkan o/
seseorg ttp kmd ternyata bhw kerugian itu bkn
14
disebabkan o/ org yg hrs membayar ganti rugi tsb.
- Perj.perdamaian tentang pembagian warisan yg didsrkan atas kenyataan tdk ada testament ttp kmd ternyata ada testament yg dibuat o/ pewaris.
Menurut salah salah seorang pakar hkm, Wiryono, bhw krn causa/sebab dlm su/ perj. tidak lain ad/ isi dari perj. tsb mk tdk mgkn ada perj. yg tdk mempunyai causa. Bhw setiap perj. tentu mempunyai isi/causa bgmpun sedikit / kecilnya.
Ad. b. Perjanjian dengan sebab yang palsu Yi perj. dimana ke 2 belah pihak dgn sengaja
menybtkan causa yg bertentangan dgn kebenaran, mksdnya agar pihak ketiga percaya pada sebab/causa yang dibuat.
Ada 3 kemgknan dlm perj. mempunyai sebab yg palsu, yi : 1. Ke 2 belah pihak ber-pura2 mengadakan perj. ttp
tujuan mrk perj. tsb tdk berakibat hukum bagi mereka berdua.Mis. Krn A banyak utangnya pd org lain mk ia ber-
pura2 menjual sbgn hartanya kpd B u/ menghindari pelunasan utangnya kpd orang lain tetapi maksud mereka (A dan B) harta tsb masih tetap milik A.
2. Untuk menutupi suatu sebab yang terlarang Mis. A memeras B u/ mempero/ sejml uang ttp krn B
tdk mempunyai uang tunai mk dibuatlah perj. pinjam uang yg isinya B mengaku tlh meminjam uang A.
15
3. Untuk menutupi suatu sebab yang diperbolehkan Mis. A ingin menghibahkan brgnya kpd B, ttp A tidak
mau diketahui bahwa ia menghibah brgnya tsb mk dibuatlah perj. jual beli antara A dengan B.
Berdsrkan Ps. 1335 BW, mk ke 3 kemgknan diatas adalah perj. yg batal demi hukum krn mempunyai sebab yg palsu.
Menurut doktrin & Yurisprudensi : hanya point 1 & 2 ad/ batal sdgkan kemgknan point 3 ad/ sah, krn hal yg sebenarnyalah yg menentukan hbg hkm antara kedua belah pihak. Jadi B sah menjadi pemilik brg tdk berdsrkan jual beli ttp berdsrkan hibah.
Apabila dlm kemungkinan 1 & 2 tsb, brg a/ objek perj. tlh berpindah tangan ke pihak ketiga yang beritikad baik maka pihak ketiga ini harus dilindungi sehingga jual beli dgn pihak ketiga yg beritikad baik adalah sah.
Ad. c. Perjanjian dengan sebab yang terlarang.Ps. 1337 BW “sebab yang terlarang“ adalah :
JIka dilarang oleh UU Mis.: - A berjanji memberi B uang jika B
membunuh/ merusak rumah C. Perbuatan “membunuh/ merusak rumah” dilarang oleh UU.
- A beli brg yg diketahuinya dr hsl pencurianPerbuatan ini merupakan penadahan brg yang dilarang oleh UU.
Jika berttgan dgn kesusilaan, baik u/ keptgan umum
Mis.: menghibah sbgn hartanya ke istri ad/ tdk sah.
16
PELAKSANAAN PERJANJIANPerjanjian => - suatu peristiwa, dimana
- seorg berjanji kpd org lain atau para pihak saling berjanji
- utk melakukan sesuatu hal.
terdiri dari : A. Perjanjian melaksanakan sesuatu, yaitu :
1. Perj. u/ memberikan/menyerahkan brg. mis. jual beli, hibah, sewa menyewa dll
2. Perj. u/ berbuat sesuatu, mis. perj. kerja Ps. 1241 BW : if debitur tdk melaksanakan perj. mk
kreditur berhak diberi kuasa u/ melaksanakan sendiri perj. tsb atas biaya debitur.
B. Perjanjian tdk melaksanakan sesuatu, yaitu : Perj. u/ tdk berbuat sesuatu.
Mis. Perj. tdk membuat brg yg sejenis. Ps. 1240 BW : kreditur berhak menuntut :
17
PRESTASI
-penghapusan atas hal2 yg dilakukan debitur yg berlawanan dgn perjanjian dan
-minta diberi kuasa u/ melakukan penghapusan atas biaya Debitur.
Hak Kreditur berupa pelaksanaan perjanjian a/ penghapusan hal2 yg dilarang perjanjian (eksekusi riil) dapat diganti dgn ganti rugi atau uang paksa. Prestasi ada 2 jenis, yaitu : - Prestasi Primair : hal/sesuatu yg diperjanjikan - Prestasi subsidair : ganti rugi prestasi primairApabila Debitur wanprestasi mk Kreditur dpt melaksanakan sendiri haknya, disbt : Eksekusi riil.Eksekusi riil dpt dilakukan utk brg bergerak tertentu sdg u/ brg bergerak tdk tertentu tdk bisa.Utk brg tdk bergerak ada 2 pendpt, yi : 1. tdk bisa dieksekusi riil, krn msh diperlukan su/
penyerahan via dokumen yg hrs ditandatangani oleh pemilik bukan oleh ptsan pengadilan.
2. bisa, sepanjang tdk ditetapkan lain o/ UU agar kepentingan kreditur lebih terjamin.
Pelaksanaan suatu perjanjian berdasarkan :1. Hal2 yg secara tegas disbtkan dlm perjanjian.
18
2. Hal2 yg menurut sifat perj. dihrskan/diwajibkan a/ selalu diperjanjikan. Hal ini dpt mengesampingkan UU yg bersifat pelengkap.
3. Adat/Kebiasaan, Standar Klausula.Bila terjadi perbedaan dgn UU mk UU yg bersifat pelengkap ini yg digunakan.
4. Kepatutan, kebiasaan ini digunakan jika blm diatur UU
WANPRESTASIDebitur dikatakan wanprestasi apabila :
- tidak melakukan apa yg diperjanjikan.
- alpa atau lalai.
- melakukan apa yg tdk boleh dilakukan.
Jenis-jenis wanprestasi :
1. tdk melakukan apa yg disanggupi akan dilakukan ;
2. melaksanakan sesuatu tidak seperti yg dijanjikan ;
3. melakukan apa yg dijanjikan tetapi terlambat ;
4. melakukan sesu/ yg menurut perj. tdk boleh
dilaksanakan.
Kapan seorg debitur dikatakan lalai ?
Ps. 1238 BW bila debitur tlh dinyatakan lalai dgn :
-srt peringatan, yi srt peringatan resmi jurusita
Pengadilan a/ akta sejenis itu, yi srt peringatan
tertulis a/
19
- dlm perj.nya sdh ditetapkan lalai apabila melakukan
pelanggaran terhdp perjanjian tsb.
Akibat dari wanprestasi maka dpt dijatuhi sanksi :
1. Ganti rugi akibat lsg dr wanprestasi , yg terdiri dari :
a. biaya, yi segala pengeluaran yg tlh dilakukan.
b. rugi, yi kerugian krn kerusakan brg2 kreditur aki-
bat kelalaian debitur.
c. bunga, yi kerugian berupa keuntungan yg sdh
dpt diduga/dihrpkan a/ dihitung o/ kreditur
2. Pembatalan Perjanjian.
Hak kreditur apabila debitur wanprestasi ad/
menuntut :
1. pelaksanaan perjanjian;
2. pelaksanaan perjanjian disertai ganti rugi
3. ganti rugi saja
4. pembatalan perjanjian
5. pembatalan disertai ganti rugi
Pembelaan Debitur wanprestasi dpt berupa :
a. Adanya keadaan memaksa (overmacht/force
majeur)
Ciri-ciri keadaan memaksa :
- tdk dpt diduga seblmnya.
- tdk mampu melakukan apapun saat terjadinya.
- terjadinya diluar kemampuan debitur.
20
Keadaan memaksa ini hrs dibuktikan bahwa benar2
terjadi yg berakibat :
- debitur tdk dpt melaksanakan perj.
- debitur bebas dr pemberian ganti rugi.
b. Kreditur juga lalai (execeptio non adimpleti
contractus)
c. Kreditur tlh melepaskan haknya u/ menuntut ganti
rugi
RISIKOMenurut Prof. Subekti, RISIKO, adalah
Kewajiban memikul kerugian yang disebabkan
karena suatu kejadian diluar kesalahan salah satu
pihak .
Mis. : - objek yg dipersewakan terbakar pd masa
sewa.
- objek jual beli musnah karena kapal
tenggelam akibat badai
Risiko timbul akibat dari adanya keadaan memaksa
sedang ganti rugi lahir karena adanya wanprestasi dari
salah satu pihak.
21
SAAT DAN TEMPAT LAHIRNYA PERJANJIAN
Yang menjadi materi dalam pembahasan ini adalah :
a.Bagaimanakah terjadinya perjanjian ?b.Kapankah terjadi perjanjian ?c.Dimanakah terjadi perjanjian ?
a. Bagaimanakah Terjadinya Perjanjian
Umumnya perjanjian terjadi karena adanya kata
sepakat. Tanpa adanya kesepakatan tidak mungkin
terjadi perjanjian.
Yang dimaksud dengan sepakat adalah
persesuaian kehendak yang dipernyatakan secara
timbal balik oleh kedua belah pihak yang
mengadakan perjanjian.
Mis. A mengatakan kepada B ingin menjual
rumahnya kepada B senilai Rp. 100 juta
rupiah apabila B setuju membeli dengan
seharga tersebut maka antara A dengan B
telah terjadi kesepakatan untuk melakukan
perjanjian jual beli.
Suatu kehendak dipernyatakan dapat dengan cara :
22
1.Tegas, mis. secara lisan, melalui telepon,
dengan surat/fax/telegram/telex.
2.Diam-Diam, yaitu tersimpul dari tindakan, mis.
naik bus umum.
Sepakat yg merupakan kehendak yg dipernyatakan
secara tegas terdiri dari 2 unsur, yaitu :
1.Ada Penawaran atas sesuatu hal (barang atau
jasa)
2.ada Penerimaan atas penawaran tersebut.
Penawaran : Dalam suatu penawaran mengandung 2 hal,
yaitu kehendak dan pernyataan. Jadi apa yang
dikehendaki oleh Penawar kemudian dinyatakan
dalam bentuk tertulis.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
suatu penawaran, yaitu :
Harus ada maksud menawarkan
Penawaran yg dilakukan secara bersenda
gurau atau yg dilakukan oleh orang yang sakit
jiwa bukanlah merupakan penawaran yang
dapat menimbulkan perjanjian.
Penawaran harus berisi unsur2 essensial dari
perjanjian yang hendak ditutup.
23
(unsur Perjanjian ada 3, yaitu :
- Unsur Essensialia, yaitu unsur yang essensial
atau unsur yang mutlak perlu ada untuk
terbentuknya perjanjian pada umumya atau
perjanjian tertentu.
Mis. perjanjian jual beli, unsur essensial
adalah harga.
Perjanjian, unsur essensial adalah
sepakat.
Perjanjian Pinjam pakai, unsur essensial
pakai barang dengan cuma2 sdgkan kalau
harus bayar maka adalah perjanjian sewa
menyewa.
- Unsur Naturalia, yaitu unsur yang bertalian
dengan sifat perjanjian dan karena itu
dipandang termasuk ketentuan perjanjian,
meskipun tidak dengan tegas diperjanjikan.
Unsur ini dapat dikesampingkan dengan
mengatur secara lain dalam perjanjian.
- Unsur Aksidentalia, yaitu unsur yang termasuk
ketentuan perjanjian kalau dengan tegas
diperjanjikan, mis. jangka waktu, pilihan
domisili dsb )
Iklan-iklan yang ditayangkan dalam surat kabar
umumnya bukan merupakan penawaran tetapi
24
adalah undangan utk melakukan penawaran,
mis.
“Dijual sebuah mobil Suzuki dalam keadaan
siap jalan…….” karena harganya tidak
dicantumkan dalam iklan tersebut.
Suatu penawaran mulai mengikat penawar apabila
penawaran tersebut telah sampai kepada pihak
lain. Ini berarti bahwa sebelum penawarannya
sampai pada pihak lain maka penawar dapat saja
menarik kembali penawarannya dengan
menggunakan alat komunikasi yang lebih cepat.
Misalnya surat penawaran melalui surat maka
pemberitahuan pembatalan penawaran melalui fax
atau telex.
Penawaran yang telah sampai pada pihak lain
dapat ditarik kembali atau tidak tergantung pada
jenis penawaran tersebut, yaitu :
Penawaran tanpa jangka waktu
Penawaran tanpa jangka waktu untuk
penerimaannya tidak mengikat penawar
Penawar dapat setiap waktu menarik kembali
penawarannya sebelum ada penerimaan.
penawaran dengan jangka waktu
Penawaran yang dilakukan dengan menyebut
jangka waktu untuk penerimaan tidak dapat
25
ditarik kembali dalam jangka waktu tersebut.
Penawaran hanya dapat ditarik kembali
sesudah lewat jangka waktu tersebut.
Penerimaan :
Penerimaan dari suatu penawaran menimbulkan
perjanjian atau kontrak.
Syarat-Syarat yang harus dipenuhi oleh
penerimaan ialah :
Harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
penawaran. Setiap penyimpangan dari
ketentuan dianggap sebagai penolakan.
Mis. pembayaran harus dilakukan dengan
kontan jika dilakukan dengan angsuran maka
dianggap menolak.
Harus sesuai dengan cara yang disebutkan
dalam penawaran.
Mis. pembayaran harus dilakukan dengan
transfer maka harus dilakukan dengan
transfer.
Yang jadi masalah dalam penawaran dan
penerimaan adalah apabila antara pernyataan tidak
sesuai dengan kehendak sang penawar, misalnya :
26
A menawarkan harga mobil tahun 2002 seharga
Rp. 145 jt tetapi terketik Rp. 14,5 jt,-
Dalam hal ini dapat digunakan 2 teori untuk
menyelesaikannya, yaitu :
1. Teori Kehendak
Teori ini menitik beratkan pada kehendak
sehingga pernyataan yang tidak sesuai dengan
kehendak tidak mengikat dan karena itu tidak
mungkin menimbulkan perjanjian. Oleh karena
itu dianggap tidaklah terjadi perjanjian.
2. Teori Pernyataan
Teori ini menitik beratkan pada pernyataan shg
pernyataan orang terikat pada pernyataannya
walaupun tidak sesuai dengan kehendaknya.
Oleh karena itu apa yang telah ternyata dalam
perjanjian dianggap telah mengikat dan karena-
nya perjanjian tetap dianggap telah ada.
Berhubung kedua teori tersebut di atas
mengandung kelemahan2 yg tidak sesuai dgn rasa
keadilan maka :
1.Teori Kehendak dilengkapi dgn Teori Penimbulan
Bahaya, yang mengatakan bahwa pihak yang
menimbulkan bahaya akan adanya salah paham
pada pihak lain, harus menanggung risiko
kerugian dari pihak lain tersebut. Sedangkan
27
2.Teori Pernyataan diperhalus menjadi Teori
Kepercayaan, yg mengatakan bhw seorang
hanya terikat pada pernyataannya jika
pernyataan itu oleh setiap orang yg normal
dapat dipercaya sbg pernyataan yg sesuai
dengan kehendak. Apabila pernyataannya tdk
dpt dipercaya oleh setiap org yg normal maka
perjanjian dianggap tidak ada.
b. Kapankah Terjadi Perjanjian
Suatu perjanjian dianggap mulai terjadi pada saat
terjadinya kesepakatan yakni saat diterimanya
suatu penawaran (bukan surat penawaran). Saat
terjadinya perjanjian yg dilakukan melalui telpon
atau langsung berhadapan, tidak bermasalah
karena langsung dapat diketahui bahwa suatu
penawaran diterima atau tidak. Yang jadi masalah
jika para pihak tinggal berjauhan dan tidak sekota.
Untuk menentukan kapan terjadinya suatu
perjanjian digunakan dua teori, yaitu :
1.Teori Pengiriman atau Teori mail-box
Menurut teori ini perjanjian terjadi pada saat
surat penerimaan dimasukkan di kotak pos
oleh si penerima.
28
Teori ini banyak dianut oleh Negara2 Common
Law / Anglo Saxon.
2.Teori Penerimaan
Menurut teori ini perjanjian terjadi pd saat surat
penerimaan sampai a/ diterima oleh si
penawar.
Teori ini banyak dianut oleh di Eropa Barat
Kontinental termasuk di Indonesia.
Kegunaan / pentingnya utk mengetahui kapan
terjadinya suatu perjanjian adalah :
-dalam hal pembatalan perjanjian, karena setiap
perjanjian tidak dapat dibatalkan secara sepihak
tanpa alasan yang jelas.
-Dalam hal terjadi risiko, maka dapat diketahui
siapa yang harus bertanggung jawab.
c. Dimanakah Terjadi Perjanjian
Apabila pihak yang mengadakan perjanjian adalah
sama-sama warga Negara Indonesia maka hal ini
kurang penting karena para pihak tunduk pada
sistem hukum yang sama hanya saja wilayah
hukum yang berbeda.
Tempat tinggal (domicile) pihak yang mengadakan
penawaran itu berlaku sebagai tempat lahirnya
atau ditutupnya perjanjian. Apabila para pihak
29
berdomicili dalam wilayah hukum yang berbeda
maka apabila
30