Azas Teknik Kimi1
-
Upload
resilevipermadani -
Category
Documents
-
view
256 -
download
1
Transcript of Azas Teknik Kimi1
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
1/30
AZAS TEKNIK KIMIA
Kelompok 6
Evert (110405046)
Alfarodo (110405061)
Resi Levi Permadani (110405072)Budi Warman (110405074)
Yosef Carol (110405081)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
MEDAN
2012
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
2/30
NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA
Neraca massa yang melibatkan reaksi kimia akan membahas tranformasi rumus kimia
yang dituliskan dalam persamaan-persamaan reaksi stokiometi. Azas yang digunakan dalam
peneracaan ini adalah hukum Dalton dan konsep molekul Avogadro. Konsep Dalton
memberikan logika dasar bahwa zat-zat yang bergabung secara kimia akan menghasilkanproduk dengan perbandingan yang sama. Sedangkan Avogadro menyatakan bahwa setiap
unsur yang terlibat dalam reaksi akan kekal. Aplikasi kedua hukum ini dalam perhitungan
reaksi kimia dikenal sebagai persamaan-persamaan reaksi stokiometri. Persamaan stokiometri
sangat penting dalam membangun neraca zat yang melibatkan reaksi kimia.
3.1 Neraca-neraca Zat dengan Reaksi Kimia TunggalJadi dalam reaksi kimia ada zat yang beraksi akan berkurang dan zat yang dihasilkan
akan bertambah. Jadi neraca massa zat :
Laju molar zat s masuk = laju molar zat s keluar
adalah tidak selalu benar apabila melibatkan suatu reaksi.
Perbedaan antara laju umpan dan keluaran (Rs) merupakan laju produksi molar zat s
iaitu: Rs = Nkeluar
s - N(masuk)
s
Ataus
masuk
s
keluar
ss
M
FFR
Dimana: Ms adalah berat molekul zat s
Contoh 3.1
Dalam proses pembuatan amonia melalui reaksi N2 + 3 H2 2NH3, 40 mol/jam H2 dan
12 mol/jam N2 dimasukkan ke dalam reaktor katalitik sehingga menghasilkan 8 mol/jam N2,
28 mol/jam H2 dan sisa 8 mol/jam NH3.
Dari definisi di atas, laju produksi setiap zat adalah:
RNH3 = Nkeluar
NH3 - N(masuk)
NH3 = 80 = 8 mol/jam
RN2 = Nkeluar
N2 - N(masuk)
N2 = 8 - 12 = -4 mol/jamRH2 = N
keluarH2 - N
(masuk)H2 = 28 - 40 = -12 mol/jam
Tanda (-) menunjukkan laju reaktan yang dihabiskan, sedangkan produk NH3 mempunyai
laju positif.
Laju produksi zat yang melibatkan reaksi kimia dapat dituliskan:
Nkeluar
s = Nmasuk
s + Rs 3.1
atau Fkeluar
s = Fmasuk
s + MsRs 3.2
Jadi ada satu tambahan variabel dalam perhitungan neraca zat iaitu laju produksi. Laju
produksi dan pengurangan pereaksi mesti semuanya sebanding dengan salah satu zat yang
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
3/30
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
4/30
Bila s merupakan koefisien stokiometri zat s dalam reaksi kimia dengan tanda
negatif untuk reaktan dan positif untuk produk.Laju reaksi runtuk reaksi kimia
didefinisikan:
r = Rs/
s dimana s = 1, 2, 3, ., Sdari definisi, laju produksi zat s yang terlibat dalam reaksi dapat diperoleh dengan
mengkalikan laju reaksi dengan koefisien stokiometri zat, dalam hal ini:
Rs = sr dimana s = 1, 2, 3, ., S
Selanjutnya, mengikut pada persamaan nerca mol zat persamaan 3.1 dapat ditulis menjadi:
Nkeluar
s = Nmasuk
s + sr dimana s = 1, 2, 3, ., S (3.3)
Dan dari neraca massa zat (3.2) dapat ditulis:F
keluars = F
masuks + s Msr dimana s = 1, 2, 3, ., S (3.4)
Jadi dalam perhitungan neraca zat akan menambah satu variabel baru iaitu laju reaksi r.
Contoh 3.4
Lihat kembali contoh 3.2. Ada sebanyak 12, 40 dan 0 mol/jam, masing-masing untuk N2, H2
dan NH3 diumpan ke reaktor dimana amonia dihasilkan menurut reaksi:
N2 + 3 H2 2 NH3
Bila laju keluar N2 8 mol/jam, hitung laju keluar zat lainnya.
Penyelesaian:
Dari reaksi kimia untuk reaktan dan produk diperoleh:
N2 = -1 H2 = -3 NH3 = 2
Neraca zat adalah:
rrNN
rrNN
rrNN
masukNH
keluarNH
masuk
H
keluar
H
masukN
keluarN
202
340)3(
812)1(
33
22
22
Dari neraca pertama diperoleh: r = 4 mol/jam
Jadi untuk dua neraca berikutnya dapat diperoleh:
jam/mol8)4(20N
mol/jam28))4(3(40N
keluar
NH
keluar
H
3
2
= = = = = = = = = =
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
5/30
Dari contoh di atas dapat diperoleh bahwa harga numerik laju reaksi, meskipun TTSL pada
reaksi setiap zat, namun TSL pada harga numerik koefisien stokiometri reaksi. Semua
koefisien stokiometri dapat dikalikan atau dibagikan dengan berbagai faktor sembarang tanpa
mempengaruh ketepatan stokiometri reaksi.
Contoh 3.5. Ulangi perhitungan contoh 3.4 tetapi reaksi dituliskan seperti berikut:
N2 + 3/2 H2 NH3
Penyelesaian:
Pada kasus ini, N2 = -1/2 H2 = -3/2 NH3 = 1
Maka persamaan neraca zat menjadi:
r)1(0N
r)2/3(40Nr)2/1(12N8
keluar
NH
keluar
H
keluar
N
3
2
2
Dari neraca N2 diperoleh: r = 8 mol/jam (2 kali harga r contoh 3.4)
Meskipun demikian semua laju zat keluar lainnya tidak berubah.
jam/mol8)8(10N
mol/jam28))4)(2/3((40N
keluar
NH
keluar
H
3
2
Jadi meskipun harga r tergantung pada harga koefisien stokiometri, laju keluaran tidak
berubah karena harganya hanya tergantung pada perbandingan koefisien stokiometri.
Dari persamaan 3.3 dan 3.4 dapat dicatat bahwa laju reaksi r umumnya berperan
sebagai variabel intermedit dalam perhitungan. Umumnya laju alir masuk atau keluar suatu
zat ditentukan, kemudian dengan menggunakan neraca zat laju alir r dapat dihitung. Setelah r
diketahui, dan dengan mengetahui salah satu laju masuk atau keluar, laju alir yang tak
diketahui dapat dihitung.
3.1.2. Konversi dan Reaktan Pembatas
Untuk mengukur kesempurnaan reaksi kimia digunakan konversi fraksi atau konversi
suatu zat. Konversi reaktan s yang dinyatakan dalam Xs adalah fraksi reaktan yang berkurang
yang dapat dirumuskan:
masuk
s
keluar
s
masuk
ss
N
NNX
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
6/30
Konversi suatu zat merupakan hubungan antara laju alir masuk dan keluar zat. Hubungan ini
dapat digunakan untuk menghitung laju reaksi.
masukskeluar
s NN sr
dan dari defenisi konversi zat s diperoleh:
s
masuk
s
keluar
s
masuk
s XNNN
setelah disubsitusi dengan persamaan di atas diperoleh:
s
s
masuk
s XNr
(3.5)
Jadi, bila konversi suatu komponen diketahui, laju reaksi dapat dihitung dan perhitungan
neraca bahan dapat diselesaikan dengan laju tersebut.
Contoh 3.6
Proses modern untuk menghasilkan asam nitrat didasarkan pada kosidasi amonia melalui
reaksi Haber. Tahap pertama rekasi adalah oksidasi NH3 pada katalis Pt untuk menghasilkan
NO
4NH3 + 5 O2 4 NO + 6 H2O
Pada kondisi tertentu, dengan laju umpan 40 mol/jam NH3 dan 60 mol/jam O2 diperoleh
konversi NH3 sebesar 90%. Hitung laju keluar masing-masing komponen dari reaktor.Penyelesaian:
NH3 = -4 O2 = -5 NO = +4 H2O = +6
Dari persamaan 3.5 ,
jammolXN
rNH
NHmasukNH /9
)4(
)9,0(40
3
33
Dengan harga laju reaksi ini, semua laju keluar dapat dihitung dari persamaan neraca zat:
jammolrNN
rNN
rNN
jammolrNN
masukOH
keluarOH
masukNO
keluarNO
masukO
keluarO
masukNH
keluarNH
/54)9(606
mol/jam36)9(404
mol/jam15)9(5605
/4)9(4404
22
2
22
33
Konversi fraksi selalu diberikan dalam fraksi positif mengikut: 0NN keluarsmasuk
s
Dengan demikian konversi hanya untuk reaktan. Konversi diperoleh dari hubungan antara
laju alir masuk dan keluar zat, dan harus didasarkan pada reaktan tertentu. Bila konversi tidak
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
7/30
disebut reaktan tertentu, maka konversi didasarkan pada pada reaktan pembatas. Reaktan
pembatas adalah reaktan yang terlebih dahulu habis dengan berlangsungnya reaksi.
Tinjau rNN smasuk
s
keluar
s
Dimana s adalah reaktan, s < 0. Reaksi akan selesai berlangsung apabila 0Nkeluar
s ,
sehingga harga laju reaksi dapat ditulis:
s
masuk
sNr
Setiap reaktan mempunyai ciri harga r makin habis. Untuk reaktan yang paling kecil, ciri laju
reaksi r akan habis sehingga tak diperoleh lagi reaktan tersebut. Reaktan dengan harga
s
masuk
s /N paling kecil merupakan reaktan pembatas. Rumus sederhana dapat ditentukan
reaktan pembatas.
Contoh 3.7. Tinjau reaksi pada contoh 3.6 dan anggap konversi 80% diperoleh dengan
campuran molar sama antara amonia dan oksigen umpan pada laju 100 mol/jam. Hitung laju
keluar semua zat.
Penyelesaian:
Konversi tidak didasarkan pada salah satu reaktan, jadi harus didasarkan pada reaktan
pembatas. Reaktan mempunyai molar yang sama:
jam/mol50Ndanjam/mol50N masuk2Omasuk
3NH
2O
masuk
2O
3NH
masuk
3NH N
5
50
4
50N
Jadi oksigen merupakan reaktan pembatas. Dari persamaan 3.5, laju reaksi dapat ditulis:
mol/jam85
)50(8,0NX
r 2O
masuk
2O2O
Neraca bahan zat dapat ditulis:
jam/mol48)8(60N
mol/jam32)8(40N
mol/jam10)8(550N
jam/mol18)8(450N
keluar
O2H
keluar
NO
keluar
O
keluar
3NH
2
3.1.2 Analisa Derajat Kebebasan
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
8/30
Untuk zat yang tak ikut bereaksi (s = 0) dapat ditulis neraca bahan masing-masing.
Selanjutnya semua neraca zat S dapat dijumlahkan untuk menghasilkan neraca total.
Neraca mol:
s
1s
s
masukkeluar rNN
Neraca massa:
s
1s
ss
masukkeluar MrFF
Ada sebanyak S neraca yang TTSL dari S+1 persamaan, yaitu sama dengan jumlah zat.
Jumlah variabel neraca bahan terdiri dari jumlah banyaknya zat masuk dan keluar
ditambah zat yang ada karena reaksi kimia, ditambah variabel baru yaitu laju reaksi. Jumlah
variabel alur terspesifikasi dan hubungannya sama dengan perhitungan dalam Bab II, pada
bab ini ada hubungan baru yaitu konversi.
Contoh 3.8
Campuran stokiometri H2-N2 (75%H2 dan 25% N2) untuk sintesa amonia dibuat dengan
mencampur gas producer (78% N2, 20% CO dan 2% CO2) dan water gas (50% H2 dan
50% CO). CO disisihkan dengan mereaksikan campuran gas dengan uap untuk membentuk
CO2 dan H2 melalui reaksi :
CO + H2O CO2 + H2
CO2 kemudian disisihkan oleh pencucian dengan absorbent yang sesuai. Anggap semua
komposisi adalam % mol, dan uap yang ditambah tidak berlebih untuk merubah CO, hitung
perbandingan alur gas producer dan gas water yang boleh dicampurkan.
Penyelesaian:
Dari diagram alir dapat dilihat ada 9 variabel alur dan laju reaksi. Sistem mempunyai 5 zat, 4
zat terspesifikasi, sehingga dapat ditulis 5 neraca TTSL dan 4 komposisi yang terspesifikasi.
Bila dipilih satu basis, maka derjat kebebasan sistem adalah: 10 541 = 0. Jadi sistem
N2 = 78%
CO=20%
CO2
H2 = 50%CO
CO2
H2 = 75%
N2
H2O
1
2
3
4
5
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
9/30
terspesifikasi dengan tepat. Pada reaksi ini CO terkonversi sempurna yang berarti tak ada CO
dalam alur produk.
N2 = 0; CO = -1; H2O = -1; CO2 = +1; H2 = +1
Neraca bahan zat dapat ditulis:CO 0 = 0,2 N
1+ 0,5 N
2r
H2O 0 = N3r
CO2 N4
= 0,02N1
+ r
H2 0,75N5
= 0,5N2
+ r
Pilih basis 100 mol/jam untuk alur 1, maka neraca N2 diperoleh: N5
= 312 mol/jam
Eleminasi r dengan cara menjumlahkan neraca CO dan H2 diperoleh:
N2
= 0,75(312) - 0,2(100) = 234 - 20 = 214 mol/jam
Hitung harga r dari neraca CO:
r = 0,2(100) + 0,5(214) = 127 mol/jam
Dari neraca H2O dan CO2 dapat dihitung laju pada alur 3 dan 4:
N3 = 127 mol/jam dan N4
= 2 + 127 = 129 mol/jam
= = = = = = = = = =
Analisa derajat kebebasan dapat juga dilakukan pada sistem reaksi yang melibatkan multi
unit. Seperti analisa pada tanpa reaksi, neraca bahan dapat dibuat untuk masing-masing unit
dan keseluruhan proses. Perbedaan utama adalah bila ada satu unit dalam proses adalah
reaktor, ketika membuat neraca keseluruhan proses dianggap proses keseluruhan merupakan
sebuah reaktor. Laju keseluruhan harus diperhitungkan sebagai variabel.
Contoh 3.9
Untuk memastikan konversi CO yang sempurna agar keracunan katalis dapat dihindari, reaksi
shift CO + H2O CO2 + H2
Dilaksanakan pada dua buah reaktor unggun yang terpisah dengan katalis yang berbeda.
Reaktor pertama, menggunakan katalis yang murah, dan reaktor kedua lebih mahal tetapi
dapat dengan sempurna mengkonversi sisa CO dari reaktor pertama.
Pada proses ini gas umpan producer dan gas water mempunyai komposisi yang
sama dengan contoh 3.8 direaksikan dengan uap untuk menghasilkan alur produk yang
mengandung H2 dan N2 dengan perbandingan 3:1. Bila laju alir uap diatur sehingga dua kali
laju gas kering total dan bila konversi 80% terjadi pada reaktor pertama, hitung komposisi
alur intermedit.
Penyelesaian:N2 = 78%
CO = 20%
CO2 1
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
10/30
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
11/30
H2 N5
H2 = 0,5 N2
+ r
Hubungan:
H2 : N2 N5
H2 = 3N5
N2 = 3(78) = 234 mol/jam
Perb. Uap N3
= 2(N1
+ N2)
Bila neraca H2 dan CO ditambahkan untuk menghilangkan r, maka dapat diperoleh N2 :
N2
= 23420 = 214 mol/jam
Subsitusi hasil ini ke neraca CO, sehingga diperoleh:
R = 20 + 107 = 127 mol/jam
Harga N3
dihitung dari perbandingan uap:
N3
= 2(100 + 214) = 628 mol/jam
Akhirnya neraca CO2 dan H2O memberikan:
N5
CO2 = 129 mol/jam
N5
H2O = 628127 = 501 mol/jam
Perhitungan diatas hanya untuk neraca keseluruhan. Neraca reaktor 1 dan 2 sekarang dapat
digunakan untuk menyelesaikan alur yang tak diketahui (alur 4). Dari tabel derajat kebebasan
diketahui derjat kebebasan reaktor 1 adalah 2. Bila diketahui laju alir sebanyak dua dari tiga
alur 1, 2 dan 3 diketahui, neraca di reaktor 1 akan terspesifikasi. Disamping itu derajat
kebebasan reaktor 2 adalah 4, apabila tiga variabel alur 5 diketahui dan satu variabel
tambahan alur 4, maka neraca reaktor 2 dapat terpsesifikasi. Dari neraca keseluruhan telah
diperoleh laju alir alur 1, 2, 3 dan 5, maka komposisi pada alur 5 juga dapat dihitung. Jadi
derjat kebebasan reaktor 2 dikurangi menjadi 1, dan reaktor 1 menjadi 0. Jelas neraca reaktor
1 harus digunakan untuk menyelesaikan persoalan.
Pada reaktor 1 dapat dihitung laju reaksi dengan menggunakan konversi.
mol/jam101,60,5(214)][0,2(100)8,01
NXr
masuk
COCO
Dari harga r ini dapat dihitung komposisi di alur 4 dari neraca zat.
N2 N4
N2 = 0,78(100) = 78 mol/jam
CO N4
CO = 127r = 25,4 mol/jam
H2O N4
H2O = 628101,6 = 526,4 mol/jam
CO2 N4
CO2 = 2 + r = 103,6 mol/jam
H2 N4
H2 = 107 + r = 208,6 mol/jam
Komposisi aliran 4 (fraksi mol) adalah:
(N2, CO, H2O, CO2, H2 ) = ( 0,083; 0,027; 0,559; 0,110; 0,221)Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa laju reaksi pada reaktor 2 dapat dihitung iaitu:
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
12/30
r2 = rkeseluruhanrreaktor 1 = 127101,6 = 25,4 mol/jam
3.2 Neraca Zat dengan Reaksi Kimia GandaRs = NkeluarsNmasuks
Rumus ini dapat digunakan untuk membangun persamaan neraca zat.
Apabila ada dua reaksi kimia yang melibatkan zat s dengan masing-masing laju produksi Rs
dan Rs, maka persamaan neraca zat dapat ditulis:
Nkeluars = Nmasuks + Rs = Nmasuks + Rs + Rs
Contoh 3.11
Untuk mereduksi Fe3O4 direaksikan dengan gas H2. Reaksi yang berlangsung adalah:
Fe3O4 + H2 3FeO + H2O (1)
FeO + H2 Fe + H2O (2)
Bila 4 mol/jam H2 dan 1 mol/jam Fe3O4 dimasukkan ke reaktor, dalam keadaan tunak
diperoleh keluaran 0,1 mol/jam Fe3O4 dan 2,5 mol Fe. Hitung keluaran reaktor.
Penyelesaian:
Fe3O4 hanya bereaksi pada reaksi (1), sehingga
RFe3O4 = 0 dan RFe3O4 = RFe3O4
RFe3O4 = 0,11 = -0,9 mol/jam
Dengan cara yang sama diperoleh:
RFe = RFe
RFe = 2,50 = 2,5 mol/jam
Dari stokiometri reaksi (1) diperoleh:
RH2 = RFe3O4 = -0,9 mol/jam
RH2O = -RFe3O4 = 0,9 mol/jam
RFeO = -3RFe3O4 = 2,7 mol/jam
Dan dari stokiometri reaksi (2) diperoleh:
RH2 = -RFe = -2,5 mol/jam
RH2O = + RFe = 2,5 mol/jam
RFeO = -RFe = -2,5 mol/jam
Dari persamaan reaksi menunjukkan bahwa H2 dikonsumsi pada kedua reaksi, kemuadian
H2O diproduksi kedua reaksi, sementara FeO diproduksi pada reaksi (1) dan dikonsumsi
pada reaksi (2). Sehingga, laju neraca zat yang mewakili laju bersih produksi untuk semua
reaksi sebagai berikut:
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
13/30
NkeluarH2 = NmasukH2 + RH2 = NmasukH2 + RH2 + RH2
= 40,92,5 = 0,6 mol/jam
NkeluarH2O = NmasukH20 + RH2O = NmasukH2O + RH2O + RH2O
= 0 + 0,9 + 2,5 = 3,4 mol/jam.
NkeluarFeO = NmasukFeO + RFeO = NmasukFeO + RFeO + RFeO
= 0 + 2,72,5 = 0,2 mol/jam
Jadi keluaran rekator terdiri dari: 0,6 mol/jam H2, 3,4 mol/jam H2O, 0,1 mol/jam Fe3O4, 0,2
mol/jam FeO dan 2,5 mol/jam Fe.
= = = = = = = = =
3.2.1 Stokiometri yang DigeneralisasiApabila s adalah koefisien stokiometri zat s pada reaksi kimia, maka harga s < 0 untuk
reaktan dan s > 0 untuk produk. Keberadaan zat s dalam reaksi ganda dinayatakan dalam
koefisien stokiometri. Untuk membedakan zat s terlibat dalam reaksi mana, maka simbol
koefisien stokiometri dimodifikasi menjadi termasuk dalam indeks yang menunjukkan reaksi.
sr artinya koefisien stokiometri zat s pada reaksi ke-r. Laju reaksi zat s dalam reaksi ke-r,
maka dapat didefinisikan:
.S...2,3,1,sR
rsr
sr
r
dimana: Rsr = laju produksi s dengan reaksi r
Dari definisi ini, maka laju produksi bersih zat s dengan R reaksi kimia adalah:
R
1r
rsr
R
1r
srs rRR (3.8)
Persamaan ini menerangkan secara jelas hubungan antara laju reaksi dari reaksi kimia R yang
terjadi dalam sistem dan laju produksi pada berbagai zat.
Contoh 3.11
Tinjau kembali sistem reaksi berikut:
Fe3O4 + H2 3FeO + H2O (1)
FeO + H2 Fe + H2O (2)
Misalkan zat kimia yang terlibat dalam reaksi diberi indeks sebagai berikut:
s = 1 Fe3O4; s=2 FeO; s = 3 Fe; s = 4 H2; s = 5 H2O
Dan reaksi-reaksi juga diberi indeks.Koefisien stokiometri reaksi 1 ditulis seperti berikut:
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
14/30
11 = -1; 21 = 3; 31 = 0; 41 = -1; 51 = 1
Koefisien stokiometri reaksi 2 adalah:
12 = 0, 22 = -1; 32 = 1; 52 = 1
Laju produksi Fe3O4 dan Fe berdasarkan laju reaksi r1 dan r2 adalah:
RFe3O4 = R1 = 11r1 + 12r2 = -r1
RFe = R3 = 31r1 + 32r2 = r2
Laju produksi FeO yang melibatkan kedua reaksi adalah:
RFeO = R2 = 21r1 + 22r2 = 3r1r2
Dari definisi laju produksi zat netto dapat ditulis dalam persamaan neraca mol yang umum
untuk zat s yang melibatkan sebanyak R reaksi kimia adalah:
R
1r
rsr
masuk
s
keluar
s rNN s = 1, 2, 3, . . . ., S
Persamaan ini dapat dirumuskan dalam satuan massa :
R
1r
rsrs
masuk
s
keluar
s rMFF s = 1, 2, 3, . . . ., S
Dari hubungan di atas dapat dilihat, untuk sistem yang melibatkan S komponen dengan
sejumlah R reaksi kimia berlangsung simultan, dapat dibuat s buah neraca komponen dengan
melibatkan variabel reaksi rr.
Contoh 3.13
Klorinasi benzen menghasilkan campuran mono-, di-, tri- dan quadrosubsitusi melalaui reaksi
berantai sebagai berikut:
C6H6 + Cl2 C6H5Cl + HCl
C6H5Cl + Cl2 C6H4Cl2 + HCl
C6H4Cl2 + Cl2 C6H3Cl3 + HCl
C6H3Cl3 + Cl2 C6H2Cl4 + HCl
Produk utama yang diinginkan adalah triklorobenzen, tetapi produk lain tak dapat dihindari.
Misalkan perbandingan umpan molar Cl2 terhadap benzen adalah 3,6 : 1, diperoleh
komposisi produk:
C6H6 = 1%; C6H5Cl = 7% C6H4Cl2= 12% C6H3Cl3 = 75%
C6H2Cl4 = 5%
Bila laju umpan 1000 mol/jam benzen masuk ke reaktor, hitung laju produk utama danproduk samping.
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
15/30
Penyelesaian:
Dalam sistem ada 4 reaksi yang simultan yang masing-masing mempunyai laju reaksi.
Kemudian ada 9 variabel alur sehingga diperoleh 13 variabel. Selanjutnya ada 7 neraca zat, 4
komposisi, 1 perbandingan umpan dan 1 basis. Dari informasi ini dapat diperoleh derajat
kebebasan yaitu:
Derajat Kebebasan = 137 - 4 - 1 - 1 = 0
Diketahui laju alir benzen (N1benzen) = 1000 lb/jam.
Laju alir Cl2 (N2) = (3,6/1) x 1000 = 3600 mol/jam, maka neraca zat dapat ditulis:
Benzen: 0,01N4 = N1r1
C6H5Cl 0,07N4 = 0 + r1r2
C6H4Cl2 0,12N4 = 0 + r2r3
C6H3Cl3 0,75N4 = 0 + r3r4
C6H2Cl4 0,05N4 = 0 + r4
Cl2 N3Cl2 = N2r1r2r3r4
HCl N3HCl = 0 + r1+ r2 + r3 + r4
Bila dijumlahkan persamaan 1 sampai 5 diperoleh:
N4 = N1 = 1000 mol/jam
Dari neraca:
benzen: 0,01(1000) = 1000r1 r1 = 990 mol/jam
C6H5Cl 0,07(1000) = 0 + 990r2 r2 = 920 mol/jam
C6H4Cl2 0,12(1000) = 0 + 920r3 r3 = 800 mol/jam
C6H3Cl3 0,75(1000) = 0 + 800r4 r4 = 50
Jadi diperoleh :
N3Cl2 = 3600990 - 92080050 = 840 mol/jam
dan N3HCl = 0 + 990 + 920 + 800 + 50 = 2760 mol/jam
Reaktor klorinasi
1
2
3
4
Cl2
HCl
C6H6 1%
C6H5Cl 7%
C6H4Cl2 12%
C6H3Cl3 75%
C6H2Cl4 5%
Cl2
C6H6
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
16/30
Jadi jumlah C6H3Cl3 yang dihasilkan = 0,75(1000) = 750 mol/jam
Contoh soal 3.14
Isomer adalah senyawa kimia yang mempunyai rumus molekul sama tetapi struktur molekul
yang berbeda. Sebab perbedaan struktur, bermacam bentuk isomer senyawa umumnya
mempunyai sifat fisika dan kimia yang berbeda. Oleh sebab itu dalam suatu industri yang
melibatkan reaksi isomerasi, senyawa yang diinginkan harus diusahakan pembentukannya
setinggi mungkin. Contoh kasus isomer triplet yang teridiri dari 1-butena C4H8 dan isomer
cis-butena dan trans-butena. Tiga isomer ini dapat interkonversi melalui katalis alumina
dengan reaksi berikut:
1-Butena cis-2-butena
cis-2-butene trans-2-butene
trans-2-butene 1-butene
Pada suhu dan tekanan yang ditentukan, 60% alur umpan 1-butena murni dirubah menjadi
produk yang mengandung 25% cis-2butene. Hitung komposisi yang tak diketahui.
Penyelesaian:
Variabel: 4 variabel alur
3 reaksi
Dapat dibuat tabel derajat kebebasan berikut:
Jumlah variabel 7
Jumlah Neraca 3
Komposisi 1
Hubungan 1
Basis 1
Derajat kebebasan 1
Dari tabel derajat kebebasan menunjukkan bahwa persoalan ini tidak dapat diselesaikan
untuk 7 variabel. Namun untuk sekedar contoh, dicoba untuk menyelesaikannya.
Ambil basis 100 mol/jam, sehingga:
1-butena
1-butene
cis-2-butene
trans-2-butene
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
17/30
jam/mol40Natau
100
N100
N
NN6,0X
keluar
1
keluar
1
masuk
1
keluar
1
masuk
11
Neraca zat:
1-butene keluar1N = 100r1 + r3 = 40
cis-butene keluar2cN =0 + r1r2
trans-butene keluar2tN =0 + r2r3
Produk mengandung 25% cis-2-butene,
mol/jam25
)]rr)(rr()rr-0,25[(100
)(25,0
322131
2212
keluart
keluarc
keluarkeluarc NNNN
Dari neraca cis- diperoleh: r1r2 = 25 mol/jam
Neraca 1-butene r1r3 = 60 mol/jam
Sehingga :
keluar
2tN = r2r3 = (r1r3)(r1r2)
= 6025 = 35 mol/jam
Dari problem di atas diperoleh bahwa penyelesaian keseluruhan dapat dinyatakan
dalam dua kuantitas laju reaksi yang berbeda yaitu:
r = r1 r3
dan r = r1 r2
Kedua kuantitas ini memenuhi untuk persamaan reaksi:
cis-2-butene trans-2-butene
trans-2-butene 1-butene
Apabila hanya ada dua reaksi, dan dua variabel laju reaksi, maka problem diatas mempunyai
derajat kebebasan nol, yang berarti semua alur dan variabel dapat dihitung.
Untuk membuktikannya, ditulis persamaan neraca zat:
1-butene keluar1N = 100r1
cis-butene keluar2cN =0 + r2
trans-butene keluar2tN =0 + r1 r2
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
18/30
Dengan basis 100 mol/jam butene dan konversi terspesifikasi, neraca zat pertama
menghasilkan r1 = 60 mol/jam. Neraca cis-2-butene digabungkan dengan 25% komposisi
terspesifikasi, maka diperoleh r2 = 25 mol/jam, sehingga:
keluar
2tN = 0 + 6025 = 35 mol/jam.
Jadi dua himpunan reaksi tersebut diatas memberikan harga laju variabel yang sama,
ini berarti kedua himpunen reaksi tersebut ekivalen.
Himpunan reaksi kimia yang dapat direduksi menjadi himpunan kimia ekivalen
dengan jumlah reaksi yang lebih sedikit disebut dependent.
Suatu himpunan reaksi dependentmengandung satu atau lebih reaksi yang berlebihan
(redundant) yang dapat dihilangkan tanpa memberi akibat perubahan penyelesaian persamaan
neraca. Suatu reaksi disebut independent jika tidak mungkin lagi mereduksi himpunentersebut menjadi himpunan equivalen dengan jumlah reaksi lebih sedikit.
Aturan umum untuk mengenali independent suatu reaksi; suatu himpunan disebut
independent jika masing-masing reaksi dalam himpunan melibatkan paling tidak satu
komponen yang tidak terdapat pada reaksi sisa lainnya.
3.2.2 Fraksi HasilFraksi hasil suatu reaksi ganda dapat dituliskan :
masuk
s
R
1r
rsr
sN
r
X
Fraksi hasil Ypq pada produk p dari reaktan q didefinisikan sebagai rasio produksi netto
produk P dengan laju produksi maksimum yang mungkin diperoleh, jika seluruh laju
pengurangan reaktan q dialokasikan untuk menghasilkan p saja.
maksp
p
pq R
RY
maks
pR = laju produksi maksimum produk p pada nilai laju pengurangan (konsumsi) reaktan q.
Contoh 3.16
Reaktan etilen oksida digunakan dalam produksi glikol, dengan proses oksidasi parsial etilen
dengan air berlebih melalui katalis Pt. Reaksi utama adalah:
2C2H4 + O2 2C2H4O
Reaksi samping dapat juga terjadi:
2C2H4 + O2 2CO2 + 2H2O
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
19/30
Anggap bahwa umpan mengandung 10% etilen dan konversi etilen 25%, yield oksida 80%
diperoleh dari reaktan. Hitung komposisi alur keluar reaktor.
Penyelesaian:
Analisa derajat kebebasan:
Jumlah variabel 9+2=11
Jumlah neraca 6
Komposisi 1
Hubungan spesifik 3
Basis 1
Derajat kebebasan 0
Dapat diselesaikan dengan mengambil basis perhitungan pada umpan 1000 mol/jam.
Komposisi umpan NMasukC2H4 = 0,1(1000) = 100 mol/jam
Udara (79% N2 dan 21 % O2) = 1000100 = 900 mol/jam
NmasukN2 = 0,79(900) = 711 mol/jam
NmasukO2 = 0,21(900) = 189 mol/jam
Diketahui konversi etilene 25%, maka
masuk4H2C
keluar
4H2C
masuk
4H2C
N
NN25,0
atau NkeluarC2H4 = 75 mol/jam
Spesifikasi yield :
Maks
O2H2C
masuk
O2H2C
keluar
O2H2C
Maks
O2H2C
O2H2C
N
NN
R
R8,0
Laju maksimum produksi C2H2O diperoleh bila 25 mol/jam C2H4 dikonversi untuk
menghasilkan oksida, yang berarti tidak ada produk samping CO2.
Neraca CO2 0 = 0 + 2r2; yang berarti r2 = 0
C2H4 10%
O2
N2
C2H4O
CO2
H2O
C2H4
O2
N2
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
20/30
Neraca C2H4 75 = 100 - 2r1r2 = 1002r1
Diproleh: r1 = 12,5 mol/jam
Sehingga: Maks O2H2CR = 2r1 = 25 mol/jam
Hubungan yield dapat disederhanakan menjadi:
mol/jam20Nsehingga25
0N8,0 keluarO2H2C
keluar
O2H2C
Berdasarkan informasi diatas maka diperoleh:
Neraca C2H2O 20 = 0 + 2r1
Neraca C2H4 75 = 100 - 2r1r2
Neraca O2 keluar2ON = 189r13r2
Neraca H2O 2keluar
O2H r20N
Neraca CO2 keluar2CON = 0 + 2r2
Neraca N2 keluar2NN = 711
dari neraca C2H4O r1 = 10 mol/jam
dan dari neraca C2H4 r2 = 5 mol/jam
Laju reaksi ini dapat digunakan untuk menghitung laju keluar zat yang lainnya.
3.2.3 Analisa Derajat KebebasanContoh 3.18
Untuk pemisahan uranium U dan zirkonium Zr direaksikan unsur ini dengan HCl, menurut
diagram alir berikut ini. 10 mol/jam campuran 90% Zr-10% U direaksikan dengan alur HCl
yang mengandung sebagian air untuk menghasilkan logam klorida menurut reaksi:
U + 3HCl UCl3 + 3/2 H2
Zr + 4HCl ZrCl4 + 2 H2
U dan Zr semuanya bereaksi dengan HCl, dan jumlah HCl yang diumpan ke reaktor adalah
dua kali dari jumlah yang diperlukan secara stokiometri. UCl3 adalah padatan sehingga dapat
keluar langsung dari reaktor 1, zat lainnya akan dialirkan ke reaktor 2. ZrCl4 direaksikan
dengan uap agar terbentuk ZrO2 padat menurut reaksi:
ZrCl4 + 2H2O ZrO2 + 4HCl
Reaksi berjalan sempurna dan ZrO2 padat dipisahkan dari produk gas lainnya.
Proses berikutnya adalah mendaur ulang HCl, yang dimulai dengan memisahkan gas H2 pada
unit absorber dengan menggunakan larutan H2O(10%) - HCl (90%) untuk mengabsrobsi
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
21/30
HCl. Dari absorber diperoleh larutan HCl 50% yang selanjutnya larutan tersebut dipekatkan
pada unit striper untuk menghasilkan larutan HCl pekat (90%) yang selanjutnya dilairkan ke
unit pencampur untuk ditambah dengan larutan HCl segar, sedangkan larutan yang keluar
dari bagian bawah (HCl 10% - H2O 90%) didaur ulang ke absorber sebagai pelarut.Hitung
semua laju setia laur dan komposisinya, anggap semua komposisi dalam % mol.
Penyelesaian:
Ada 2 reaktor, reaktor 1 ada 2 reaksi dan reaktor 2 ada 1 reaksi, jadi reaksi independent.
Untuk neraca keseluruhan, ketiga reaksi ini harus dimasukkan. Derajat kebebasan untuk
proses ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Dari tabel menunjukkan bahwa perhitungan dapat dimulai pada unit striper dan
keseluruhan. Bila dimulai perhitungan pada unit striper, maka alur 8 dan 9 dapat dihitung,
maka derjat kebebasan di absorber menjadi 1. Selanjutnya alur 10 dapat dihitung dan derjat
kebebasan di pencampur menjadi 1. Jadi perhitungan tidak dapat dilanjutkan. Oleh sebab itu
dipilih neraca keseluruhan sebagai awal perhitungan.
Banyaknya Reaktor
1
Reaktor
2
Absorber Striper Pencam
pur
Prose
s
Keselu
ruhan
Variabel
Neraca
9+2 9+1 9 6 5 23+3 8+3
HCl 11
10
HCl 90%
H2O
2 UCl35 ZrO2
HCl 10%
H2O 8
9 HCl 50%
H2O
H2
HCl
H2O
6
H2
HCl
H2O
ZrCl4
3
H2 90%
HCl 7
H2O
4
U 10%
Zr 1
Pencampur
Reaktor 1
Reaktor 2
Absorber
Stripper
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
22/30
U
UCl3
Zr
ZnCl4
ZrO2
H2
H2O
HCl
Total
Komposisi
Perb.
Umpan
Derj. Keb.
1
1
1
1
1
1
1
7
1
1
2
1
1
1
1
1
5
5
1
1
1
3
3
3
1
1
2
3
1
1
1
2
1
2
1
1
1
2
1
3
5
5
19
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
2
1
-1
0
Basis perhitungan: 10 mol/jam umpan logam.
Pada neraca keseluruhan melibatkan tiga reaksi, r1 untuk laju reaksi klorinasi uranium, r2
untuk laju reaksi klorinasi zirkonium dan r3 untuk laju reaksi oksidasi zirkonium.
Persamaan neraca :
U 0 = 1r1
Zr 0 = 9r2
UCl3 N2 = 0 + r1
ZrCl4 0 = 0 + r2r3
ZrO2 N5 = 0 + r3
H2 0,9N7 = 0 + 3/2 r1 + 2r2
H2O 0 = N42r3
HCl 0,1N7 = N113r14r2 + 4r3
Dari dua neraca pertama diperoleh r1 = 1mol/jam dan r2 = 9 mol/jam
Dari neraca ZrCl4 diperoleh r3 = 9 mol/jam.
Dengan demikian dapat dihitung laju alur dari neraca:
UCl3 N2 = 1 mol/jam
ZrO2 N5 = 9 mol/jam
H2 N7 = 21,67 mol/jam
HCl N11 = 5,167 mol/jam
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
23/30
Juga telah ditentukan N1 = 10 mol/jam (basis), N2 = 1 mol/jam, hal ini berarti derjat
kebebasan pada reaktor 1 menjadi nol (perhitungan dilanjutkan).
Dari 7 neraca yang ada pada reaktor 1, ada 3 neraca (U, Zr, UCl3) yang telah dibuat dalam
neraca keseluruhan, jadi masih ada 4 neraca zat yang tersisa.
Laju alur 12 mengandung HCl sebanyak 2 kali yang diperlukan untuk bereaksi dengan U dan
Zr.
N12HCl = 2(3N1U + 4N1Zr) = 2(3 + 36) = 78 mol/jam
Dengan demikian derajat kebebasan pada pencampur menjadi nol. Neraca di pencampur:
HCl 78 = 0,9N10 + 5,167
H2O N12H2O = 0,1 N10
sehingga diperoleh: N10 = 80,926 mol/jam dan N12H2O = 8,093 mol/jam
Dengan diketahui laju alur 12, maka derajat kebebasan di reaktor 1 menjadi nol, dan dengan
laju alur 10 diketahui, maka derajat kebebasan di striper menjadi nol.
Neraca di striper
HCl 72,833 + 0,1 N8 = 0,5 N9
H2O 8,093 + 0,9N8 = 0,5N9
Diperoleh : N8 = 80,926 dan N9 = 161,852
Dengan diperoleh harga N7, N8 dan N9, maka derajat kebebasan pada unit absorber menjadi
nol. Dari neraca zat diperoleh komposisi pada alur 6 yaitu:
N6 = (N6H2, N6H2O, N6HCl) = (19,5; 8,093; 75) mol/jam.
Sekarang laju pada alur 4, 5 dan 6 serta laju reaksi ke 3 telah diketahui. Akibatnya neraca
pada reaktor 2 dapat dihitung yang menghasilkan:
N3 = (N3ZrCl4,N3ZrO2, N3H2, N3H2O, N3HCl) = (9; 0; 19,5; 8,093; 39) mol/jam
3.3 Aljabar Reaksi Kimia GandaSecara umum perumusan persamaan neraca bahan zat yang melibatkan reaksi kimia sering
dihadapkan pada reaksi ganda. Sehingga akan diperoleh banyak konversi-konversi kimiawi
dan banyak laju reaksi. Akan tetapi dalam himpunan reaksi dapat terjadi satu atau lebih reaksi
hanya merupakan penambahan atau pengurangan reaksi-reaksi lainnya. Himpunan reaksi
penjumlahan itu merupakan persamaan reaksi yang satu sama lainnya saling tak
terhubungkan secara linier (TTSL).
3.3.1 Reaksi yang Tak Terhubungkan Secara Linier (TTSL)Contoh 3.19. Menurut contoh 3.14, dapat disimpulkan bahwa sistem mempunyai reaksi:
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
24/30
1-Butena cis-2-butena
cis-2-butene trans-2-butene
trans-2-butene 1-butene
adalah TSL karena penyelesaian yang sama diperoleh untuk masalah bila dua reaksi terakhir
yang digunakan. Gunakan indeks berikut:
Senyawa Indeks, i Reaksi Indeks, j
1-Butena
cis-2-butena
trans-2-butene
1
2
3
1-Butena cis-2-butena
cis-2-butene trans-2-
butene
trans-2-butene 1-butene
1
2
3
Dengan menggunakan indeks tersebut, koefisien stokiometri yang terdapat dalam tiap reaksi
dapat disusun sebagai 3 vektor, satu untuk tiap reaksi, yang berdimensi 3:
j3
j2
j1
j untuk reaksi 1(j=1)
0
1
1
31
21
11
1 ; untuk reaksi 2 (j=2)
1
1
0
33
22
12
2; untuk reaksi 3 (j =3)
1
0
1
33
23
13
1
Untuk ketiga vektor ini, dapat dicari k yang bukan nol sehingga:
0k
3
1k
k
ambil 1 = 1; 2 = 1 dan 3 = 1, maka:
(1)1 + (1)2 + (1)3 = 0
0
0
0
1
0
1
)1(
1
1
0
)1(
0
1
1
)1(
jadi koefisien stokiometri reaksi di atas adalah TSL
Dari uraian di atas dapat disimpulkan:
1. Himpunan reaksi adalah TSL bila salah satu reaksi dalam himpunan dapatditimbulkan dengan menambah atau mengurangi reaksi-reaksi lainnya.
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
25/30
2. Himpunan reaksi adalah TTSL bila setiap reaksi yang mengandung satu zat tidakterdapat dalam reaksi lainnya. Bila setiap vektor koefisien stokiometri mempunyai
komponen tak nol dimana setiap vektor lainnya mempunyai komponen nol, maka
himpunan lengkap koefisien stokiometri harus TTSL.
3.3.2 Penentuan TTSLPenentuan TTSL dilakukan dalam 4 operasi sederhana yang secara sistematik yang dilakukan
pada susunan koefisien stokiometri reaksi.
Contoh 3.20
Tinjau kembali contoh 3.18
U + 3HCl UCl3 + 3/2 H2
Zr + 4HCl ZrCl4 + 2 H2
ZrCl4 + 2H2O ZrO2 + 4HC
Dari aturan umum, ketiga reaksi adalah TTSL sebab zat U, Zr dan ZrO2 hanya terjadi dalam
salah satu reaksi.
Penentuan koefisien:
Komponen Indeks Reaksi Indeks
UZr
ZrO2
UCl3
ZrCl4
HCl
H2
H2O
12
3
4
5
6
7
8
U + 3HCl UCl3 + 3/2 H2Zr + 4HCl ZrCl4 + 2 H2
ZrCl4 + 2H2O ZrO2 + 4HC
12
3
Vektor koefisien stokiometri dapat disusun menjadi:
0
2/3
3
0
1
0
0
1
1 ;
0
2
4
1
0
0
1
0
2 ;
2
0
4
1
0
1
0
0
3
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
26/30
Dari ketiga vektor ini jelaslah TTSL sebab hanya ada tiga komponen pertama yang dikaji,
sehingga tidak ada harga 1, 2 dan 3 yang bukan nol, sehingga:
(-1)1 + (0) 2 + (0)3 = 0
(0) 1 + (-1) 2 + (0)3 = 0
(0) 1 + (0) 2 + (1)3 = 0
Vektor strokiometri disusun menjadi matrik 8 x 3
2-00
023/244-3-
1-10
001
100
01-0
001
Penentuan TTSL dengan aturan umum dilakukan dengan: mencari satu baris
(komponen) yang memiliki satu harga parameter yang bukan nol pada kolom (reaksi) yang
berbeda. Walaupun demikian tidak selalu didapatkan baris yang langsung memenuhi kriteria
di atas. Kalau bentuk susunan tidak seperti diatas, maka perlu dibuat susunan baru sehingga
diperoleh R (banyaknya jumlah reaksi) baris pertama mengandung koefisien yang bukan nol
dalam satu diagonal.
Tahapan operasi dalam membuat susunan baru:
a. Perkalian satu kolom susunan dengan suatu konstantab. Mempertukarkan letak baris susunanc. Mempertukarkan letak kolom susunand. Menambahkan satu kolom dengan kolom lainnya.
Prosedur reduksi susunan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tahap A.
Tinjau kolom pertama, bagi setiap elemen kolom tersebut dengan elemen paling atas.
Tahap B.
Tambahkan hasil perkalian kolom pertama dengan konstanta pengali yang sesuai, dengan
masing-masing kolom lainnya sehingga elemen paling atas pada masing-masing kolom
menjadi nol.
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
27/30
Untuk tahap berikutnya, urutan tahapan diulangi, yaitu untuk kolom j.
Tahap A.
Tinjau kolom ke j, bagi setiap elemen dalam kolom j dengan elemen ke j dalam kolom
tersebut. Jika elemen ke j dalam kolom tersebut sama dengan nol, lanjutkan ke tahap C.
Tahap B.
Tambahkan hasil perkalian kolom ke j dengan masing-masing kolom lainnya sehingga
elemen ke j dalam masing-masing kolom sama dengan nol. Setelah tahap ini selesai, untuk j
= j+1 ulangi tahap A.
Tahap C.
Bila elemen ke j dalam kolom ke j sama dengan nol, pertukarkan baris j dengan baris
dibawah j yang tidak berharga nol ke posisi ke j. Kembali ke tahap A. Bila tidak ada baris,
dibawah baris ke j yang memiliki elemen bukan nol dalam kolom j, pertukarkan kelom j
dengan kolom lain disebelah kanan kolom j. Kembali ke tahap A.
Prosedur reduksi selesai apabila seluruh kolom telah tereduksi, atau bilamana semua
kolom yang tersisa sama dengan nol. Kolom yang bukan nol pada susunan yang dihasilkan
(misalkan R) akan TTSL karena kolom ke j mengandung elemen dengan harga 1 pada posisi
ke j dan nol pada sisa R-1 elemen sisanya.
Jika himpunan yang direduksi hanya memiliki R kolom yang TTSL (sisa R-R kolom
sama dengan nol), himpunan semula koefisien stokiometri hanya mempunyai R dalam
kolom yang TTSL. Himpunan tertentu Rreaksi TTSL dapat ditentukan dengan mengambil
kolom yang bukan nol dari susunan yang direduksi.
Contoh 3.21
Produksi gas CO2 dibuat dengan mereaksikan uap air dengan gas metana.
CH4 + CO2 2CO + 2H2
CO + H2O CO2 + H2
CH4 + H2O CO + 3 H2
CH4 + 2H2O CO2 + 4H2
Gas yang disintesa digunakan untuk menghasilkan metanol dengan reaksi:
CO + 2 H2 CH3OH
Untuk meminimumkan reaksi samping melalui alur di atas, gas sintesa diharapkan memiliki
sedikit kelebihan H2. Oleh sebab itu reformer dioperasikan dengan :
- komposisi gas umpan: 50% CH4, 35% H2O dan 15% CO2- Produks gas sintesa dengan H2 :CO = 2.2 : 1
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
28/30
- Konversi gas metan 80%Hitung komposisi dari gas sintesa.
Penyelesaian:
Disusun rangakaian reaksi dengan koefisien stokiometri diperoleh:
Komponen Reaksi 1 Reaksi 2 Reaksi 3 Reaksi 4
CH4
CO2
CO
H2O
H2
-1
-1
2
0
2
0
1
-1
-1
1
-1
0
1
-1
3
-1
1
0
-2
4
Tahap A: Bagikan elemen pada kolom pertama dengan elemen paling atas (-1)
Tahap B: Kalikan kolom pertama yang baru dengan -1, kemudian tambahkan
kolom yang baru tersebut dengan kolom 3 dan 4. (ingat kolom 2 sudah
mempunyai elemen paling atas nol)
Hasilnya adalah:
2112
2-1-1-0
1-1-1-2
2111
0001
Lanjutkan reduksi pada kolom 2
Tahap A: Kolom ke dua tak berubah (elemen paling atas sudah nol)
Tahap B: Tujuan membuat nol elemen baris kedua pada kolom 3. Kalikan kolom dua
dengan +1 kemudian masing-masing elemen tambahkan pada kolom 3.
Kalikan kolom ke dua dengan -2 dan tambahkan dengan kolom ke empat.Kalikan kolom kedua dengan -1 dan tambahkan ke kolom pertama.
CH4 50%
H2O 35
CO2 15
CH4
H2O
CO2
CO
H2
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
29/30
Hasil operasi tersebut adalah:
0013
001-1
001-1
0010
0001
2
2
2
4
H
OH
CO
CO
CH
Kolom 3 dan 4 sudah nol sehingga reduksi telah selesai. Kolom yang TTSL adalam kolom 1
dan 2, berarti dari himpunan reaksi hanya 2 reaksi yang TTSL.
Dari kolom 1 dan 2 diperoleh reaksi yang TTSL:
CO + 3 H2 CH4 + H2O
CO + H2O CO2 + H2
Dengan telah diketahui reaksi TTSL, maka dapat dibuat tabel analisa derajat kebebasan.
Variabel 8(komponen) + 2(reaksi TTSL) = 10
Pers. Neraca 5
Variabel terspesifikasi
-komposisi : 2
-konversi : 1
- H2:CO : 1
Total 9
Derajat kebebasan 1
Pilih basis perhitungan sehingga diperoleh derjat kebebasan = 0
Pilih basis : 100 mol/jam CO produk.
Dari perbandingan H2:CO= 2,2 , diperoleh: NkeluarH2 = 220
Dari koefisien stokiometri diperoleh persamaan neraca komponen:
CH4 NkeluarCH4 = 0,5 Nmasuk + r1
H2O NkeluarH2O = 0,35 Nmasuk + r1r2
CO2 NkeluarCO2 = 0,15 Nmasuk + r2
CO 100 = 0 - r1r2
H2 220 = 0 -3r1 + r2
Dari hubungan konversi diperoleh:
NkeluarCH4 = NmasukCH4(1XCH4) = 0,5Nmasuk(10,8) = 0,1 Nmasuk
Tambahkan neraca CO dan H2 diperoleh:r1 = 320/-4 = -80 mol/jam
-
7/31/2019 Azas Teknik Kimi1
30/30
Subsitusi kembali ke salah satu neraca CO atau H2 diperoleh
r2 = -20 mol/jam
Dari neraca CH4 dan hubungan koversi diperoleh:
Nmasuk = 200 mol/jam
Jadi alur keluar terdiri dari:
(NkeluarCH4, NkeluarH2O, NkeluarCO2, NkeluarCO, NkeluarH2) = (20, 10, 10, 100, 220)
mol/jam dan komposisinya masing-masing (0,0556; 0,0278; 0,0278; 0,2778; 0,6111)