Azas Teknik Kimi1

download Azas Teknik Kimi1

of 30

Transcript of Azas Teknik Kimi1

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    1/30

    AZAS TEKNIK KIMIA

    Kelompok 6

    Evert (110405046)

    Alfarodo (110405061)

    Resi Levi Permadani (110405072)Budi Warman (110405074)

    Yosef Carol (110405081)

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    FAKULTAS TEKNIK

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

    MEDAN

    2012

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    2/30

    NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

    Neraca massa yang melibatkan reaksi kimia akan membahas tranformasi rumus kimia

    yang dituliskan dalam persamaan-persamaan reaksi stokiometi. Azas yang digunakan dalam

    peneracaan ini adalah hukum Dalton dan konsep molekul Avogadro. Konsep Dalton

    memberikan logika dasar bahwa zat-zat yang bergabung secara kimia akan menghasilkanproduk dengan perbandingan yang sama. Sedangkan Avogadro menyatakan bahwa setiap

    unsur yang terlibat dalam reaksi akan kekal. Aplikasi kedua hukum ini dalam perhitungan

    reaksi kimia dikenal sebagai persamaan-persamaan reaksi stokiometri. Persamaan stokiometri

    sangat penting dalam membangun neraca zat yang melibatkan reaksi kimia.

    3.1 Neraca-neraca Zat dengan Reaksi Kimia TunggalJadi dalam reaksi kimia ada zat yang beraksi akan berkurang dan zat yang dihasilkan

    akan bertambah. Jadi neraca massa zat :

    Laju molar zat s masuk = laju molar zat s keluar

    adalah tidak selalu benar apabila melibatkan suatu reaksi.

    Perbedaan antara laju umpan dan keluaran (Rs) merupakan laju produksi molar zat s

    iaitu: Rs = Nkeluar

    s - N(masuk)

    s

    Ataus

    masuk

    s

    keluar

    ss

    M

    FFR

    Dimana: Ms adalah berat molekul zat s

    Contoh 3.1

    Dalam proses pembuatan amonia melalui reaksi N2 + 3 H2 2NH3, 40 mol/jam H2 dan

    12 mol/jam N2 dimasukkan ke dalam reaktor katalitik sehingga menghasilkan 8 mol/jam N2,

    28 mol/jam H2 dan sisa 8 mol/jam NH3.

    Dari definisi di atas, laju produksi setiap zat adalah:

    RNH3 = Nkeluar

    NH3 - N(masuk)

    NH3 = 80 = 8 mol/jam

    RN2 = Nkeluar

    N2 - N(masuk)

    N2 = 8 - 12 = -4 mol/jamRH2 = N

    keluarH2 - N

    (masuk)H2 = 28 - 40 = -12 mol/jam

    Tanda (-) menunjukkan laju reaktan yang dihabiskan, sedangkan produk NH3 mempunyai

    laju positif.

    Laju produksi zat yang melibatkan reaksi kimia dapat dituliskan:

    Nkeluar

    s = Nmasuk

    s + Rs 3.1

    atau Fkeluar

    s = Fmasuk

    s + MsRs 3.2

    Jadi ada satu tambahan variabel dalam perhitungan neraca zat iaitu laju produksi. Laju

    produksi dan pengurangan pereaksi mesti semuanya sebanding dengan salah satu zat yang

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    3/30

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    4/30

    Bila s merupakan koefisien stokiometri zat s dalam reaksi kimia dengan tanda

    negatif untuk reaktan dan positif untuk produk.Laju reaksi runtuk reaksi kimia

    didefinisikan:

    r = Rs/

    s dimana s = 1, 2, 3, ., Sdari definisi, laju produksi zat s yang terlibat dalam reaksi dapat diperoleh dengan

    mengkalikan laju reaksi dengan koefisien stokiometri zat, dalam hal ini:

    Rs = sr dimana s = 1, 2, 3, ., S

    Selanjutnya, mengikut pada persamaan nerca mol zat persamaan 3.1 dapat ditulis menjadi:

    Nkeluar

    s = Nmasuk

    s + sr dimana s = 1, 2, 3, ., S (3.3)

    Dan dari neraca massa zat (3.2) dapat ditulis:F

    keluars = F

    masuks + s Msr dimana s = 1, 2, 3, ., S (3.4)

    Jadi dalam perhitungan neraca zat akan menambah satu variabel baru iaitu laju reaksi r.

    Contoh 3.4

    Lihat kembali contoh 3.2. Ada sebanyak 12, 40 dan 0 mol/jam, masing-masing untuk N2, H2

    dan NH3 diumpan ke reaktor dimana amonia dihasilkan menurut reaksi:

    N2 + 3 H2 2 NH3

    Bila laju keluar N2 8 mol/jam, hitung laju keluar zat lainnya.

    Penyelesaian:

    Dari reaksi kimia untuk reaktan dan produk diperoleh:

    N2 = -1 H2 = -3 NH3 = 2

    Neraca zat adalah:

    rrNN

    rrNN

    rrNN

    masukNH

    keluarNH

    masuk

    H

    keluar

    H

    masukN

    keluarN

    202

    340)3(

    812)1(

    33

    22

    22

    Dari neraca pertama diperoleh: r = 4 mol/jam

    Jadi untuk dua neraca berikutnya dapat diperoleh:

    jam/mol8)4(20N

    mol/jam28))4(3(40N

    keluar

    NH

    keluar

    H

    3

    2

    = = = = = = = = = =

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    5/30

    Dari contoh di atas dapat diperoleh bahwa harga numerik laju reaksi, meskipun TTSL pada

    reaksi setiap zat, namun TSL pada harga numerik koefisien stokiometri reaksi. Semua

    koefisien stokiometri dapat dikalikan atau dibagikan dengan berbagai faktor sembarang tanpa

    mempengaruh ketepatan stokiometri reaksi.

    Contoh 3.5. Ulangi perhitungan contoh 3.4 tetapi reaksi dituliskan seperti berikut:

    N2 + 3/2 H2 NH3

    Penyelesaian:

    Pada kasus ini, N2 = -1/2 H2 = -3/2 NH3 = 1

    Maka persamaan neraca zat menjadi:

    r)1(0N

    r)2/3(40Nr)2/1(12N8

    keluar

    NH

    keluar

    H

    keluar

    N

    3

    2

    2

    Dari neraca N2 diperoleh: r = 8 mol/jam (2 kali harga r contoh 3.4)

    Meskipun demikian semua laju zat keluar lainnya tidak berubah.

    jam/mol8)8(10N

    mol/jam28))4)(2/3((40N

    keluar

    NH

    keluar

    H

    3

    2

    Jadi meskipun harga r tergantung pada harga koefisien stokiometri, laju keluaran tidak

    berubah karena harganya hanya tergantung pada perbandingan koefisien stokiometri.

    Dari persamaan 3.3 dan 3.4 dapat dicatat bahwa laju reaksi r umumnya berperan

    sebagai variabel intermedit dalam perhitungan. Umumnya laju alir masuk atau keluar suatu

    zat ditentukan, kemudian dengan menggunakan neraca zat laju alir r dapat dihitung. Setelah r

    diketahui, dan dengan mengetahui salah satu laju masuk atau keluar, laju alir yang tak

    diketahui dapat dihitung.

    3.1.2. Konversi dan Reaktan Pembatas

    Untuk mengukur kesempurnaan reaksi kimia digunakan konversi fraksi atau konversi

    suatu zat. Konversi reaktan s yang dinyatakan dalam Xs adalah fraksi reaktan yang berkurang

    yang dapat dirumuskan:

    masuk

    s

    keluar

    s

    masuk

    ss

    N

    NNX

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    6/30

    Konversi suatu zat merupakan hubungan antara laju alir masuk dan keluar zat. Hubungan ini

    dapat digunakan untuk menghitung laju reaksi.

    masukskeluar

    s NN sr

    dan dari defenisi konversi zat s diperoleh:

    s

    masuk

    s

    keluar

    s

    masuk

    s XNNN

    setelah disubsitusi dengan persamaan di atas diperoleh:

    s

    s

    masuk

    s XNr

    (3.5)

    Jadi, bila konversi suatu komponen diketahui, laju reaksi dapat dihitung dan perhitungan

    neraca bahan dapat diselesaikan dengan laju tersebut.

    Contoh 3.6

    Proses modern untuk menghasilkan asam nitrat didasarkan pada kosidasi amonia melalui

    reaksi Haber. Tahap pertama rekasi adalah oksidasi NH3 pada katalis Pt untuk menghasilkan

    NO

    4NH3 + 5 O2 4 NO + 6 H2O

    Pada kondisi tertentu, dengan laju umpan 40 mol/jam NH3 dan 60 mol/jam O2 diperoleh

    konversi NH3 sebesar 90%. Hitung laju keluar masing-masing komponen dari reaktor.Penyelesaian:

    NH3 = -4 O2 = -5 NO = +4 H2O = +6

    Dari persamaan 3.5 ,

    jammolXN

    rNH

    NHmasukNH /9

    )4(

    )9,0(40

    3

    33

    Dengan harga laju reaksi ini, semua laju keluar dapat dihitung dari persamaan neraca zat:

    jammolrNN

    rNN

    rNN

    jammolrNN

    masukOH

    keluarOH

    masukNO

    keluarNO

    masukO

    keluarO

    masukNH

    keluarNH

    /54)9(606

    mol/jam36)9(404

    mol/jam15)9(5605

    /4)9(4404

    22

    2

    22

    33

    Konversi fraksi selalu diberikan dalam fraksi positif mengikut: 0NN keluarsmasuk

    s

    Dengan demikian konversi hanya untuk reaktan. Konversi diperoleh dari hubungan antara

    laju alir masuk dan keluar zat, dan harus didasarkan pada reaktan tertentu. Bila konversi tidak

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    7/30

    disebut reaktan tertentu, maka konversi didasarkan pada pada reaktan pembatas. Reaktan

    pembatas adalah reaktan yang terlebih dahulu habis dengan berlangsungnya reaksi.

    Tinjau rNN smasuk

    s

    keluar

    s

    Dimana s adalah reaktan, s < 0. Reaksi akan selesai berlangsung apabila 0Nkeluar

    s ,

    sehingga harga laju reaksi dapat ditulis:

    s

    masuk

    sNr

    Setiap reaktan mempunyai ciri harga r makin habis. Untuk reaktan yang paling kecil, ciri laju

    reaksi r akan habis sehingga tak diperoleh lagi reaktan tersebut. Reaktan dengan harga

    s

    masuk

    s /N paling kecil merupakan reaktan pembatas. Rumus sederhana dapat ditentukan

    reaktan pembatas.

    Contoh 3.7. Tinjau reaksi pada contoh 3.6 dan anggap konversi 80% diperoleh dengan

    campuran molar sama antara amonia dan oksigen umpan pada laju 100 mol/jam. Hitung laju

    keluar semua zat.

    Penyelesaian:

    Konversi tidak didasarkan pada salah satu reaktan, jadi harus didasarkan pada reaktan

    pembatas. Reaktan mempunyai molar yang sama:

    jam/mol50Ndanjam/mol50N masuk2Omasuk

    3NH

    2O

    masuk

    2O

    3NH

    masuk

    3NH N

    5

    50

    4

    50N

    Jadi oksigen merupakan reaktan pembatas. Dari persamaan 3.5, laju reaksi dapat ditulis:

    mol/jam85

    )50(8,0NX

    r 2O

    masuk

    2O2O

    Neraca bahan zat dapat ditulis:

    jam/mol48)8(60N

    mol/jam32)8(40N

    mol/jam10)8(550N

    jam/mol18)8(450N

    keluar

    O2H

    keluar

    NO

    keluar

    O

    keluar

    3NH

    2

    3.1.2 Analisa Derajat Kebebasan

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    8/30

    Untuk zat yang tak ikut bereaksi (s = 0) dapat ditulis neraca bahan masing-masing.

    Selanjutnya semua neraca zat S dapat dijumlahkan untuk menghasilkan neraca total.

    Neraca mol:

    s

    1s

    s

    masukkeluar rNN

    Neraca massa:

    s

    1s

    ss

    masukkeluar MrFF

    Ada sebanyak S neraca yang TTSL dari S+1 persamaan, yaitu sama dengan jumlah zat.

    Jumlah variabel neraca bahan terdiri dari jumlah banyaknya zat masuk dan keluar

    ditambah zat yang ada karena reaksi kimia, ditambah variabel baru yaitu laju reaksi. Jumlah

    variabel alur terspesifikasi dan hubungannya sama dengan perhitungan dalam Bab II, pada

    bab ini ada hubungan baru yaitu konversi.

    Contoh 3.8

    Campuran stokiometri H2-N2 (75%H2 dan 25% N2) untuk sintesa amonia dibuat dengan

    mencampur gas producer (78% N2, 20% CO dan 2% CO2) dan water gas (50% H2 dan

    50% CO). CO disisihkan dengan mereaksikan campuran gas dengan uap untuk membentuk

    CO2 dan H2 melalui reaksi :

    CO + H2O CO2 + H2

    CO2 kemudian disisihkan oleh pencucian dengan absorbent yang sesuai. Anggap semua

    komposisi adalam % mol, dan uap yang ditambah tidak berlebih untuk merubah CO, hitung

    perbandingan alur gas producer dan gas water yang boleh dicampurkan.

    Penyelesaian:

    Dari diagram alir dapat dilihat ada 9 variabel alur dan laju reaksi. Sistem mempunyai 5 zat, 4

    zat terspesifikasi, sehingga dapat ditulis 5 neraca TTSL dan 4 komposisi yang terspesifikasi.

    Bila dipilih satu basis, maka derjat kebebasan sistem adalah: 10 541 = 0. Jadi sistem

    N2 = 78%

    CO=20%

    CO2

    H2 = 50%CO

    CO2

    H2 = 75%

    N2

    H2O

    1

    2

    3

    4

    5

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    9/30

    terspesifikasi dengan tepat. Pada reaksi ini CO terkonversi sempurna yang berarti tak ada CO

    dalam alur produk.

    N2 = 0; CO = -1; H2O = -1; CO2 = +1; H2 = +1

    Neraca bahan zat dapat ditulis:CO 0 = 0,2 N

    1+ 0,5 N

    2r

    H2O 0 = N3r

    CO2 N4

    = 0,02N1

    + r

    H2 0,75N5

    = 0,5N2

    + r

    Pilih basis 100 mol/jam untuk alur 1, maka neraca N2 diperoleh: N5

    = 312 mol/jam

    Eleminasi r dengan cara menjumlahkan neraca CO dan H2 diperoleh:

    N2

    = 0,75(312) - 0,2(100) = 234 - 20 = 214 mol/jam

    Hitung harga r dari neraca CO:

    r = 0,2(100) + 0,5(214) = 127 mol/jam

    Dari neraca H2O dan CO2 dapat dihitung laju pada alur 3 dan 4:

    N3 = 127 mol/jam dan N4

    = 2 + 127 = 129 mol/jam

    = = = = = = = = = =

    Analisa derajat kebebasan dapat juga dilakukan pada sistem reaksi yang melibatkan multi

    unit. Seperti analisa pada tanpa reaksi, neraca bahan dapat dibuat untuk masing-masing unit

    dan keseluruhan proses. Perbedaan utama adalah bila ada satu unit dalam proses adalah

    reaktor, ketika membuat neraca keseluruhan proses dianggap proses keseluruhan merupakan

    sebuah reaktor. Laju keseluruhan harus diperhitungkan sebagai variabel.

    Contoh 3.9

    Untuk memastikan konversi CO yang sempurna agar keracunan katalis dapat dihindari, reaksi

    shift CO + H2O CO2 + H2

    Dilaksanakan pada dua buah reaktor unggun yang terpisah dengan katalis yang berbeda.

    Reaktor pertama, menggunakan katalis yang murah, dan reaktor kedua lebih mahal tetapi

    dapat dengan sempurna mengkonversi sisa CO dari reaktor pertama.

    Pada proses ini gas umpan producer dan gas water mempunyai komposisi yang

    sama dengan contoh 3.8 direaksikan dengan uap untuk menghasilkan alur produk yang

    mengandung H2 dan N2 dengan perbandingan 3:1. Bila laju alir uap diatur sehingga dua kali

    laju gas kering total dan bila konversi 80% terjadi pada reaktor pertama, hitung komposisi

    alur intermedit.

    Penyelesaian:N2 = 78%

    CO = 20%

    CO2 1

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    10/30

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    11/30

    H2 N5

    H2 = 0,5 N2

    + r

    Hubungan:

    H2 : N2 N5

    H2 = 3N5

    N2 = 3(78) = 234 mol/jam

    Perb. Uap N3

    = 2(N1

    + N2)

    Bila neraca H2 dan CO ditambahkan untuk menghilangkan r, maka dapat diperoleh N2 :

    N2

    = 23420 = 214 mol/jam

    Subsitusi hasil ini ke neraca CO, sehingga diperoleh:

    R = 20 + 107 = 127 mol/jam

    Harga N3

    dihitung dari perbandingan uap:

    N3

    = 2(100 + 214) = 628 mol/jam

    Akhirnya neraca CO2 dan H2O memberikan:

    N5

    CO2 = 129 mol/jam

    N5

    H2O = 628127 = 501 mol/jam

    Perhitungan diatas hanya untuk neraca keseluruhan. Neraca reaktor 1 dan 2 sekarang dapat

    digunakan untuk menyelesaikan alur yang tak diketahui (alur 4). Dari tabel derajat kebebasan

    diketahui derjat kebebasan reaktor 1 adalah 2. Bila diketahui laju alir sebanyak dua dari tiga

    alur 1, 2 dan 3 diketahui, neraca di reaktor 1 akan terspesifikasi. Disamping itu derajat

    kebebasan reaktor 2 adalah 4, apabila tiga variabel alur 5 diketahui dan satu variabel

    tambahan alur 4, maka neraca reaktor 2 dapat terpsesifikasi. Dari neraca keseluruhan telah

    diperoleh laju alir alur 1, 2, 3 dan 5, maka komposisi pada alur 5 juga dapat dihitung. Jadi

    derjat kebebasan reaktor 2 dikurangi menjadi 1, dan reaktor 1 menjadi 0. Jelas neraca reaktor

    1 harus digunakan untuk menyelesaikan persoalan.

    Pada reaktor 1 dapat dihitung laju reaksi dengan menggunakan konversi.

    mol/jam101,60,5(214)][0,2(100)8,01

    NXr

    masuk

    COCO

    Dari harga r ini dapat dihitung komposisi di alur 4 dari neraca zat.

    N2 N4

    N2 = 0,78(100) = 78 mol/jam

    CO N4

    CO = 127r = 25,4 mol/jam

    H2O N4

    H2O = 628101,6 = 526,4 mol/jam

    CO2 N4

    CO2 = 2 + r = 103,6 mol/jam

    H2 N4

    H2 = 107 + r = 208,6 mol/jam

    Komposisi aliran 4 (fraksi mol) adalah:

    (N2, CO, H2O, CO2, H2 ) = ( 0,083; 0,027; 0,559; 0,110; 0,221)Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa laju reaksi pada reaktor 2 dapat dihitung iaitu:

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    12/30

    r2 = rkeseluruhanrreaktor 1 = 127101,6 = 25,4 mol/jam

    3.2 Neraca Zat dengan Reaksi Kimia GandaRs = NkeluarsNmasuks

    Rumus ini dapat digunakan untuk membangun persamaan neraca zat.

    Apabila ada dua reaksi kimia yang melibatkan zat s dengan masing-masing laju produksi Rs

    dan Rs, maka persamaan neraca zat dapat ditulis:

    Nkeluars = Nmasuks + Rs = Nmasuks + Rs + Rs

    Contoh 3.11

    Untuk mereduksi Fe3O4 direaksikan dengan gas H2. Reaksi yang berlangsung adalah:

    Fe3O4 + H2 3FeO + H2O (1)

    FeO + H2 Fe + H2O (2)

    Bila 4 mol/jam H2 dan 1 mol/jam Fe3O4 dimasukkan ke reaktor, dalam keadaan tunak

    diperoleh keluaran 0,1 mol/jam Fe3O4 dan 2,5 mol Fe. Hitung keluaran reaktor.

    Penyelesaian:

    Fe3O4 hanya bereaksi pada reaksi (1), sehingga

    RFe3O4 = 0 dan RFe3O4 = RFe3O4

    RFe3O4 = 0,11 = -0,9 mol/jam

    Dengan cara yang sama diperoleh:

    RFe = RFe

    RFe = 2,50 = 2,5 mol/jam

    Dari stokiometri reaksi (1) diperoleh:

    RH2 = RFe3O4 = -0,9 mol/jam

    RH2O = -RFe3O4 = 0,9 mol/jam

    RFeO = -3RFe3O4 = 2,7 mol/jam

    Dan dari stokiometri reaksi (2) diperoleh:

    RH2 = -RFe = -2,5 mol/jam

    RH2O = + RFe = 2,5 mol/jam

    RFeO = -RFe = -2,5 mol/jam

    Dari persamaan reaksi menunjukkan bahwa H2 dikonsumsi pada kedua reaksi, kemuadian

    H2O diproduksi kedua reaksi, sementara FeO diproduksi pada reaksi (1) dan dikonsumsi

    pada reaksi (2). Sehingga, laju neraca zat yang mewakili laju bersih produksi untuk semua

    reaksi sebagai berikut:

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    13/30

    NkeluarH2 = NmasukH2 + RH2 = NmasukH2 + RH2 + RH2

    = 40,92,5 = 0,6 mol/jam

    NkeluarH2O = NmasukH20 + RH2O = NmasukH2O + RH2O + RH2O

    = 0 + 0,9 + 2,5 = 3,4 mol/jam.

    NkeluarFeO = NmasukFeO + RFeO = NmasukFeO + RFeO + RFeO

    = 0 + 2,72,5 = 0,2 mol/jam

    Jadi keluaran rekator terdiri dari: 0,6 mol/jam H2, 3,4 mol/jam H2O, 0,1 mol/jam Fe3O4, 0,2

    mol/jam FeO dan 2,5 mol/jam Fe.

    = = = = = = = = =

    3.2.1 Stokiometri yang DigeneralisasiApabila s adalah koefisien stokiometri zat s pada reaksi kimia, maka harga s < 0 untuk

    reaktan dan s > 0 untuk produk. Keberadaan zat s dalam reaksi ganda dinayatakan dalam

    koefisien stokiometri. Untuk membedakan zat s terlibat dalam reaksi mana, maka simbol

    koefisien stokiometri dimodifikasi menjadi termasuk dalam indeks yang menunjukkan reaksi.

    sr artinya koefisien stokiometri zat s pada reaksi ke-r. Laju reaksi zat s dalam reaksi ke-r,

    maka dapat didefinisikan:

    .S...2,3,1,sR

    rsr

    sr

    r

    dimana: Rsr = laju produksi s dengan reaksi r

    Dari definisi ini, maka laju produksi bersih zat s dengan R reaksi kimia adalah:

    R

    1r

    rsr

    R

    1r

    srs rRR (3.8)

    Persamaan ini menerangkan secara jelas hubungan antara laju reaksi dari reaksi kimia R yang

    terjadi dalam sistem dan laju produksi pada berbagai zat.

    Contoh 3.11

    Tinjau kembali sistem reaksi berikut:

    Fe3O4 + H2 3FeO + H2O (1)

    FeO + H2 Fe + H2O (2)

    Misalkan zat kimia yang terlibat dalam reaksi diberi indeks sebagai berikut:

    s = 1 Fe3O4; s=2 FeO; s = 3 Fe; s = 4 H2; s = 5 H2O

    Dan reaksi-reaksi juga diberi indeks.Koefisien stokiometri reaksi 1 ditulis seperti berikut:

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    14/30

    11 = -1; 21 = 3; 31 = 0; 41 = -1; 51 = 1

    Koefisien stokiometri reaksi 2 adalah:

    12 = 0, 22 = -1; 32 = 1; 52 = 1

    Laju produksi Fe3O4 dan Fe berdasarkan laju reaksi r1 dan r2 adalah:

    RFe3O4 = R1 = 11r1 + 12r2 = -r1

    RFe = R3 = 31r1 + 32r2 = r2

    Laju produksi FeO yang melibatkan kedua reaksi adalah:

    RFeO = R2 = 21r1 + 22r2 = 3r1r2

    Dari definisi laju produksi zat netto dapat ditulis dalam persamaan neraca mol yang umum

    untuk zat s yang melibatkan sebanyak R reaksi kimia adalah:

    R

    1r

    rsr

    masuk

    s

    keluar

    s rNN s = 1, 2, 3, . . . ., S

    Persamaan ini dapat dirumuskan dalam satuan massa :

    R

    1r

    rsrs

    masuk

    s

    keluar

    s rMFF s = 1, 2, 3, . . . ., S

    Dari hubungan di atas dapat dilihat, untuk sistem yang melibatkan S komponen dengan

    sejumlah R reaksi kimia berlangsung simultan, dapat dibuat s buah neraca komponen dengan

    melibatkan variabel reaksi rr.

    Contoh 3.13

    Klorinasi benzen menghasilkan campuran mono-, di-, tri- dan quadrosubsitusi melalaui reaksi

    berantai sebagai berikut:

    C6H6 + Cl2 C6H5Cl + HCl

    C6H5Cl + Cl2 C6H4Cl2 + HCl

    C6H4Cl2 + Cl2 C6H3Cl3 + HCl

    C6H3Cl3 + Cl2 C6H2Cl4 + HCl

    Produk utama yang diinginkan adalah triklorobenzen, tetapi produk lain tak dapat dihindari.

    Misalkan perbandingan umpan molar Cl2 terhadap benzen adalah 3,6 : 1, diperoleh

    komposisi produk:

    C6H6 = 1%; C6H5Cl = 7% C6H4Cl2= 12% C6H3Cl3 = 75%

    C6H2Cl4 = 5%

    Bila laju umpan 1000 mol/jam benzen masuk ke reaktor, hitung laju produk utama danproduk samping.

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    15/30

    Penyelesaian:

    Dalam sistem ada 4 reaksi yang simultan yang masing-masing mempunyai laju reaksi.

    Kemudian ada 9 variabel alur sehingga diperoleh 13 variabel. Selanjutnya ada 7 neraca zat, 4

    komposisi, 1 perbandingan umpan dan 1 basis. Dari informasi ini dapat diperoleh derajat

    kebebasan yaitu:

    Derajat Kebebasan = 137 - 4 - 1 - 1 = 0

    Diketahui laju alir benzen (N1benzen) = 1000 lb/jam.

    Laju alir Cl2 (N2) = (3,6/1) x 1000 = 3600 mol/jam, maka neraca zat dapat ditulis:

    Benzen: 0,01N4 = N1r1

    C6H5Cl 0,07N4 = 0 + r1r2

    C6H4Cl2 0,12N4 = 0 + r2r3

    C6H3Cl3 0,75N4 = 0 + r3r4

    C6H2Cl4 0,05N4 = 0 + r4

    Cl2 N3Cl2 = N2r1r2r3r4

    HCl N3HCl = 0 + r1+ r2 + r3 + r4

    Bila dijumlahkan persamaan 1 sampai 5 diperoleh:

    N4 = N1 = 1000 mol/jam

    Dari neraca:

    benzen: 0,01(1000) = 1000r1 r1 = 990 mol/jam

    C6H5Cl 0,07(1000) = 0 + 990r2 r2 = 920 mol/jam

    C6H4Cl2 0,12(1000) = 0 + 920r3 r3 = 800 mol/jam

    C6H3Cl3 0,75(1000) = 0 + 800r4 r4 = 50

    Jadi diperoleh :

    N3Cl2 = 3600990 - 92080050 = 840 mol/jam

    dan N3HCl = 0 + 990 + 920 + 800 + 50 = 2760 mol/jam

    Reaktor klorinasi

    1

    2

    3

    4

    Cl2

    HCl

    C6H6 1%

    C6H5Cl 7%

    C6H4Cl2 12%

    C6H3Cl3 75%

    C6H2Cl4 5%

    Cl2

    C6H6

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    16/30

    Jadi jumlah C6H3Cl3 yang dihasilkan = 0,75(1000) = 750 mol/jam

    Contoh soal 3.14

    Isomer adalah senyawa kimia yang mempunyai rumus molekul sama tetapi struktur molekul

    yang berbeda. Sebab perbedaan struktur, bermacam bentuk isomer senyawa umumnya

    mempunyai sifat fisika dan kimia yang berbeda. Oleh sebab itu dalam suatu industri yang

    melibatkan reaksi isomerasi, senyawa yang diinginkan harus diusahakan pembentukannya

    setinggi mungkin. Contoh kasus isomer triplet yang teridiri dari 1-butena C4H8 dan isomer

    cis-butena dan trans-butena. Tiga isomer ini dapat interkonversi melalui katalis alumina

    dengan reaksi berikut:

    1-Butena cis-2-butena

    cis-2-butene trans-2-butene

    trans-2-butene 1-butene

    Pada suhu dan tekanan yang ditentukan, 60% alur umpan 1-butena murni dirubah menjadi

    produk yang mengandung 25% cis-2butene. Hitung komposisi yang tak diketahui.

    Penyelesaian:

    Variabel: 4 variabel alur

    3 reaksi

    Dapat dibuat tabel derajat kebebasan berikut:

    Jumlah variabel 7

    Jumlah Neraca 3

    Komposisi 1

    Hubungan 1

    Basis 1

    Derajat kebebasan 1

    Dari tabel derajat kebebasan menunjukkan bahwa persoalan ini tidak dapat diselesaikan

    untuk 7 variabel. Namun untuk sekedar contoh, dicoba untuk menyelesaikannya.

    Ambil basis 100 mol/jam, sehingga:

    1-butena

    1-butene

    cis-2-butene

    trans-2-butene

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    17/30

    jam/mol40Natau

    100

    N100

    N

    NN6,0X

    keluar

    1

    keluar

    1

    masuk

    1

    keluar

    1

    masuk

    11

    Neraca zat:

    1-butene keluar1N = 100r1 + r3 = 40

    cis-butene keluar2cN =0 + r1r2

    trans-butene keluar2tN =0 + r2r3

    Produk mengandung 25% cis-2-butene,

    mol/jam25

    )]rr)(rr()rr-0,25[(100

    )(25,0

    322131

    2212

    keluart

    keluarc

    keluarkeluarc NNNN

    Dari neraca cis- diperoleh: r1r2 = 25 mol/jam

    Neraca 1-butene r1r3 = 60 mol/jam

    Sehingga :

    keluar

    2tN = r2r3 = (r1r3)(r1r2)

    = 6025 = 35 mol/jam

    Dari problem di atas diperoleh bahwa penyelesaian keseluruhan dapat dinyatakan

    dalam dua kuantitas laju reaksi yang berbeda yaitu:

    r = r1 r3

    dan r = r1 r2

    Kedua kuantitas ini memenuhi untuk persamaan reaksi:

    cis-2-butene trans-2-butene

    trans-2-butene 1-butene

    Apabila hanya ada dua reaksi, dan dua variabel laju reaksi, maka problem diatas mempunyai

    derajat kebebasan nol, yang berarti semua alur dan variabel dapat dihitung.

    Untuk membuktikannya, ditulis persamaan neraca zat:

    1-butene keluar1N = 100r1

    cis-butene keluar2cN =0 + r2

    trans-butene keluar2tN =0 + r1 r2

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    18/30

    Dengan basis 100 mol/jam butene dan konversi terspesifikasi, neraca zat pertama

    menghasilkan r1 = 60 mol/jam. Neraca cis-2-butene digabungkan dengan 25% komposisi

    terspesifikasi, maka diperoleh r2 = 25 mol/jam, sehingga:

    keluar

    2tN = 0 + 6025 = 35 mol/jam.

    Jadi dua himpunan reaksi tersebut diatas memberikan harga laju variabel yang sama,

    ini berarti kedua himpunen reaksi tersebut ekivalen.

    Himpunan reaksi kimia yang dapat direduksi menjadi himpunan kimia ekivalen

    dengan jumlah reaksi yang lebih sedikit disebut dependent.

    Suatu himpunan reaksi dependentmengandung satu atau lebih reaksi yang berlebihan

    (redundant) yang dapat dihilangkan tanpa memberi akibat perubahan penyelesaian persamaan

    neraca. Suatu reaksi disebut independent jika tidak mungkin lagi mereduksi himpunentersebut menjadi himpunan equivalen dengan jumlah reaksi lebih sedikit.

    Aturan umum untuk mengenali independent suatu reaksi; suatu himpunan disebut

    independent jika masing-masing reaksi dalam himpunan melibatkan paling tidak satu

    komponen yang tidak terdapat pada reaksi sisa lainnya.

    3.2.2 Fraksi HasilFraksi hasil suatu reaksi ganda dapat dituliskan :

    masuk

    s

    R

    1r

    rsr

    sN

    r

    X

    Fraksi hasil Ypq pada produk p dari reaktan q didefinisikan sebagai rasio produksi netto

    produk P dengan laju produksi maksimum yang mungkin diperoleh, jika seluruh laju

    pengurangan reaktan q dialokasikan untuk menghasilkan p saja.

    maksp

    p

    pq R

    RY

    maks

    pR = laju produksi maksimum produk p pada nilai laju pengurangan (konsumsi) reaktan q.

    Contoh 3.16

    Reaktan etilen oksida digunakan dalam produksi glikol, dengan proses oksidasi parsial etilen

    dengan air berlebih melalui katalis Pt. Reaksi utama adalah:

    2C2H4 + O2 2C2H4O

    Reaksi samping dapat juga terjadi:

    2C2H4 + O2 2CO2 + 2H2O

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    19/30

    Anggap bahwa umpan mengandung 10% etilen dan konversi etilen 25%, yield oksida 80%

    diperoleh dari reaktan. Hitung komposisi alur keluar reaktor.

    Penyelesaian:

    Analisa derajat kebebasan:

    Jumlah variabel 9+2=11

    Jumlah neraca 6

    Komposisi 1

    Hubungan spesifik 3

    Basis 1

    Derajat kebebasan 0

    Dapat diselesaikan dengan mengambil basis perhitungan pada umpan 1000 mol/jam.

    Komposisi umpan NMasukC2H4 = 0,1(1000) = 100 mol/jam

    Udara (79% N2 dan 21 % O2) = 1000100 = 900 mol/jam

    NmasukN2 = 0,79(900) = 711 mol/jam

    NmasukO2 = 0,21(900) = 189 mol/jam

    Diketahui konversi etilene 25%, maka

    masuk4H2C

    keluar

    4H2C

    masuk

    4H2C

    N

    NN25,0

    atau NkeluarC2H4 = 75 mol/jam

    Spesifikasi yield :

    Maks

    O2H2C

    masuk

    O2H2C

    keluar

    O2H2C

    Maks

    O2H2C

    O2H2C

    N

    NN

    R

    R8,0

    Laju maksimum produksi C2H2O diperoleh bila 25 mol/jam C2H4 dikonversi untuk

    menghasilkan oksida, yang berarti tidak ada produk samping CO2.

    Neraca CO2 0 = 0 + 2r2; yang berarti r2 = 0

    C2H4 10%

    O2

    N2

    C2H4O

    CO2

    H2O

    C2H4

    O2

    N2

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    20/30

    Neraca C2H4 75 = 100 - 2r1r2 = 1002r1

    Diproleh: r1 = 12,5 mol/jam

    Sehingga: Maks O2H2CR = 2r1 = 25 mol/jam

    Hubungan yield dapat disederhanakan menjadi:

    mol/jam20Nsehingga25

    0N8,0 keluarO2H2C

    keluar

    O2H2C

    Berdasarkan informasi diatas maka diperoleh:

    Neraca C2H2O 20 = 0 + 2r1

    Neraca C2H4 75 = 100 - 2r1r2

    Neraca O2 keluar2ON = 189r13r2

    Neraca H2O 2keluar

    O2H r20N

    Neraca CO2 keluar2CON = 0 + 2r2

    Neraca N2 keluar2NN = 711

    dari neraca C2H4O r1 = 10 mol/jam

    dan dari neraca C2H4 r2 = 5 mol/jam

    Laju reaksi ini dapat digunakan untuk menghitung laju keluar zat yang lainnya.

    3.2.3 Analisa Derajat KebebasanContoh 3.18

    Untuk pemisahan uranium U dan zirkonium Zr direaksikan unsur ini dengan HCl, menurut

    diagram alir berikut ini. 10 mol/jam campuran 90% Zr-10% U direaksikan dengan alur HCl

    yang mengandung sebagian air untuk menghasilkan logam klorida menurut reaksi:

    U + 3HCl UCl3 + 3/2 H2

    Zr + 4HCl ZrCl4 + 2 H2

    U dan Zr semuanya bereaksi dengan HCl, dan jumlah HCl yang diumpan ke reaktor adalah

    dua kali dari jumlah yang diperlukan secara stokiometri. UCl3 adalah padatan sehingga dapat

    keluar langsung dari reaktor 1, zat lainnya akan dialirkan ke reaktor 2. ZrCl4 direaksikan

    dengan uap agar terbentuk ZrO2 padat menurut reaksi:

    ZrCl4 + 2H2O ZrO2 + 4HCl

    Reaksi berjalan sempurna dan ZrO2 padat dipisahkan dari produk gas lainnya.

    Proses berikutnya adalah mendaur ulang HCl, yang dimulai dengan memisahkan gas H2 pada

    unit absorber dengan menggunakan larutan H2O(10%) - HCl (90%) untuk mengabsrobsi

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    21/30

    HCl. Dari absorber diperoleh larutan HCl 50% yang selanjutnya larutan tersebut dipekatkan

    pada unit striper untuk menghasilkan larutan HCl pekat (90%) yang selanjutnya dilairkan ke

    unit pencampur untuk ditambah dengan larutan HCl segar, sedangkan larutan yang keluar

    dari bagian bawah (HCl 10% - H2O 90%) didaur ulang ke absorber sebagai pelarut.Hitung

    semua laju setia laur dan komposisinya, anggap semua komposisi dalam % mol.

    Penyelesaian:

    Ada 2 reaktor, reaktor 1 ada 2 reaksi dan reaktor 2 ada 1 reaksi, jadi reaksi independent.

    Untuk neraca keseluruhan, ketiga reaksi ini harus dimasukkan. Derajat kebebasan untuk

    proses ini dapat dilihat pada tabel berikut.

    Dari tabel menunjukkan bahwa perhitungan dapat dimulai pada unit striper dan

    keseluruhan. Bila dimulai perhitungan pada unit striper, maka alur 8 dan 9 dapat dihitung,

    maka derjat kebebasan di absorber menjadi 1. Selanjutnya alur 10 dapat dihitung dan derjat

    kebebasan di pencampur menjadi 1. Jadi perhitungan tidak dapat dilanjutkan. Oleh sebab itu

    dipilih neraca keseluruhan sebagai awal perhitungan.

    Banyaknya Reaktor

    1

    Reaktor

    2

    Absorber Striper Pencam

    pur

    Prose

    s

    Keselu

    ruhan

    Variabel

    Neraca

    9+2 9+1 9 6 5 23+3 8+3

    HCl 11

    10

    HCl 90%

    H2O

    2 UCl35 ZrO2

    HCl 10%

    H2O 8

    9 HCl 50%

    H2O

    H2

    HCl

    H2O

    6

    H2

    HCl

    H2O

    ZrCl4

    3

    H2 90%

    HCl 7

    H2O

    4

    U 10%

    Zr 1

    Pencampur

    Reaktor 1

    Reaktor 2

    Absorber

    Stripper

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    22/30

    U

    UCl3

    Zr

    ZnCl4

    ZrO2

    H2

    H2O

    HCl

    Total

    Komposisi

    Perb.

    Umpan

    Derj. Keb.

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    7

    1

    1

    2

    1

    1

    1

    1

    1

    5

    5

    1

    1

    1

    3

    3

    3

    1

    1

    2

    3

    1

    1

    1

    2

    1

    2

    1

    1

    1

    2

    1

    3

    5

    5

    19

    5

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    8

    2

    1

    -1

    0

    Basis perhitungan: 10 mol/jam umpan logam.

    Pada neraca keseluruhan melibatkan tiga reaksi, r1 untuk laju reaksi klorinasi uranium, r2

    untuk laju reaksi klorinasi zirkonium dan r3 untuk laju reaksi oksidasi zirkonium.

    Persamaan neraca :

    U 0 = 1r1

    Zr 0 = 9r2

    UCl3 N2 = 0 + r1

    ZrCl4 0 = 0 + r2r3

    ZrO2 N5 = 0 + r3

    H2 0,9N7 = 0 + 3/2 r1 + 2r2

    H2O 0 = N42r3

    HCl 0,1N7 = N113r14r2 + 4r3

    Dari dua neraca pertama diperoleh r1 = 1mol/jam dan r2 = 9 mol/jam

    Dari neraca ZrCl4 diperoleh r3 = 9 mol/jam.

    Dengan demikian dapat dihitung laju alur dari neraca:

    UCl3 N2 = 1 mol/jam

    ZrO2 N5 = 9 mol/jam

    H2 N7 = 21,67 mol/jam

    HCl N11 = 5,167 mol/jam

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    23/30

    Juga telah ditentukan N1 = 10 mol/jam (basis), N2 = 1 mol/jam, hal ini berarti derjat

    kebebasan pada reaktor 1 menjadi nol (perhitungan dilanjutkan).

    Dari 7 neraca yang ada pada reaktor 1, ada 3 neraca (U, Zr, UCl3) yang telah dibuat dalam

    neraca keseluruhan, jadi masih ada 4 neraca zat yang tersisa.

    Laju alur 12 mengandung HCl sebanyak 2 kali yang diperlukan untuk bereaksi dengan U dan

    Zr.

    N12HCl = 2(3N1U + 4N1Zr) = 2(3 + 36) = 78 mol/jam

    Dengan demikian derajat kebebasan pada pencampur menjadi nol. Neraca di pencampur:

    HCl 78 = 0,9N10 + 5,167

    H2O N12H2O = 0,1 N10

    sehingga diperoleh: N10 = 80,926 mol/jam dan N12H2O = 8,093 mol/jam

    Dengan diketahui laju alur 12, maka derajat kebebasan di reaktor 1 menjadi nol, dan dengan

    laju alur 10 diketahui, maka derajat kebebasan di striper menjadi nol.

    Neraca di striper

    HCl 72,833 + 0,1 N8 = 0,5 N9

    H2O 8,093 + 0,9N8 = 0,5N9

    Diperoleh : N8 = 80,926 dan N9 = 161,852

    Dengan diperoleh harga N7, N8 dan N9, maka derajat kebebasan pada unit absorber menjadi

    nol. Dari neraca zat diperoleh komposisi pada alur 6 yaitu:

    N6 = (N6H2, N6H2O, N6HCl) = (19,5; 8,093; 75) mol/jam.

    Sekarang laju pada alur 4, 5 dan 6 serta laju reaksi ke 3 telah diketahui. Akibatnya neraca

    pada reaktor 2 dapat dihitung yang menghasilkan:

    N3 = (N3ZrCl4,N3ZrO2, N3H2, N3H2O, N3HCl) = (9; 0; 19,5; 8,093; 39) mol/jam

    3.3 Aljabar Reaksi Kimia GandaSecara umum perumusan persamaan neraca bahan zat yang melibatkan reaksi kimia sering

    dihadapkan pada reaksi ganda. Sehingga akan diperoleh banyak konversi-konversi kimiawi

    dan banyak laju reaksi. Akan tetapi dalam himpunan reaksi dapat terjadi satu atau lebih reaksi

    hanya merupakan penambahan atau pengurangan reaksi-reaksi lainnya. Himpunan reaksi

    penjumlahan itu merupakan persamaan reaksi yang satu sama lainnya saling tak

    terhubungkan secara linier (TTSL).

    3.3.1 Reaksi yang Tak Terhubungkan Secara Linier (TTSL)Contoh 3.19. Menurut contoh 3.14, dapat disimpulkan bahwa sistem mempunyai reaksi:

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    24/30

    1-Butena cis-2-butena

    cis-2-butene trans-2-butene

    trans-2-butene 1-butene

    adalah TSL karena penyelesaian yang sama diperoleh untuk masalah bila dua reaksi terakhir

    yang digunakan. Gunakan indeks berikut:

    Senyawa Indeks, i Reaksi Indeks, j

    1-Butena

    cis-2-butena

    trans-2-butene

    1

    2

    3

    1-Butena cis-2-butena

    cis-2-butene trans-2-

    butene

    trans-2-butene 1-butene

    1

    2

    3

    Dengan menggunakan indeks tersebut, koefisien stokiometri yang terdapat dalam tiap reaksi

    dapat disusun sebagai 3 vektor, satu untuk tiap reaksi, yang berdimensi 3:

    j3

    j2

    j1

    j untuk reaksi 1(j=1)

    0

    1

    1

    31

    21

    11

    1 ; untuk reaksi 2 (j=2)

    1

    1

    0

    33

    22

    12

    2; untuk reaksi 3 (j =3)

    1

    0

    1

    33

    23

    13

    1

    Untuk ketiga vektor ini, dapat dicari k yang bukan nol sehingga:

    0k

    3

    1k

    k

    ambil 1 = 1; 2 = 1 dan 3 = 1, maka:

    (1)1 + (1)2 + (1)3 = 0

    0

    0

    0

    1

    0

    1

    )1(

    1

    1

    0

    )1(

    0

    1

    1

    )1(

    jadi koefisien stokiometri reaksi di atas adalah TSL

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan:

    1. Himpunan reaksi adalah TSL bila salah satu reaksi dalam himpunan dapatditimbulkan dengan menambah atau mengurangi reaksi-reaksi lainnya.

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    25/30

    2. Himpunan reaksi adalah TTSL bila setiap reaksi yang mengandung satu zat tidakterdapat dalam reaksi lainnya. Bila setiap vektor koefisien stokiometri mempunyai

    komponen tak nol dimana setiap vektor lainnya mempunyai komponen nol, maka

    himpunan lengkap koefisien stokiometri harus TTSL.

    3.3.2 Penentuan TTSLPenentuan TTSL dilakukan dalam 4 operasi sederhana yang secara sistematik yang dilakukan

    pada susunan koefisien stokiometri reaksi.

    Contoh 3.20

    Tinjau kembali contoh 3.18

    U + 3HCl UCl3 + 3/2 H2

    Zr + 4HCl ZrCl4 + 2 H2

    ZrCl4 + 2H2O ZrO2 + 4HC

    Dari aturan umum, ketiga reaksi adalah TTSL sebab zat U, Zr dan ZrO2 hanya terjadi dalam

    salah satu reaksi.

    Penentuan koefisien:

    Komponen Indeks Reaksi Indeks

    UZr

    ZrO2

    UCl3

    ZrCl4

    HCl

    H2

    H2O

    12

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    U + 3HCl UCl3 + 3/2 H2Zr + 4HCl ZrCl4 + 2 H2

    ZrCl4 + 2H2O ZrO2 + 4HC

    12

    3

    Vektor koefisien stokiometri dapat disusun menjadi:

    0

    2/3

    3

    0

    1

    0

    0

    1

    1 ;

    0

    2

    4

    1

    0

    0

    1

    0

    2 ;

    2

    0

    4

    1

    0

    1

    0

    0

    3

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    26/30

    Dari ketiga vektor ini jelaslah TTSL sebab hanya ada tiga komponen pertama yang dikaji,

    sehingga tidak ada harga 1, 2 dan 3 yang bukan nol, sehingga:

    (-1)1 + (0) 2 + (0)3 = 0

    (0) 1 + (-1) 2 + (0)3 = 0

    (0) 1 + (0) 2 + (1)3 = 0

    Vektor strokiometri disusun menjadi matrik 8 x 3

    2-00

    023/244-3-

    1-10

    001

    100

    01-0

    001

    Penentuan TTSL dengan aturan umum dilakukan dengan: mencari satu baris

    (komponen) yang memiliki satu harga parameter yang bukan nol pada kolom (reaksi) yang

    berbeda. Walaupun demikian tidak selalu didapatkan baris yang langsung memenuhi kriteria

    di atas. Kalau bentuk susunan tidak seperti diatas, maka perlu dibuat susunan baru sehingga

    diperoleh R (banyaknya jumlah reaksi) baris pertama mengandung koefisien yang bukan nol

    dalam satu diagonal.

    Tahapan operasi dalam membuat susunan baru:

    a. Perkalian satu kolom susunan dengan suatu konstantab. Mempertukarkan letak baris susunanc. Mempertukarkan letak kolom susunand. Menambahkan satu kolom dengan kolom lainnya.

    Prosedur reduksi susunan dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Tahap A.

    Tinjau kolom pertama, bagi setiap elemen kolom tersebut dengan elemen paling atas.

    Tahap B.

    Tambahkan hasil perkalian kolom pertama dengan konstanta pengali yang sesuai, dengan

    masing-masing kolom lainnya sehingga elemen paling atas pada masing-masing kolom

    menjadi nol.

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    27/30

    Untuk tahap berikutnya, urutan tahapan diulangi, yaitu untuk kolom j.

    Tahap A.

    Tinjau kolom ke j, bagi setiap elemen dalam kolom j dengan elemen ke j dalam kolom

    tersebut. Jika elemen ke j dalam kolom tersebut sama dengan nol, lanjutkan ke tahap C.

    Tahap B.

    Tambahkan hasil perkalian kolom ke j dengan masing-masing kolom lainnya sehingga

    elemen ke j dalam masing-masing kolom sama dengan nol. Setelah tahap ini selesai, untuk j

    = j+1 ulangi tahap A.

    Tahap C.

    Bila elemen ke j dalam kolom ke j sama dengan nol, pertukarkan baris j dengan baris

    dibawah j yang tidak berharga nol ke posisi ke j. Kembali ke tahap A. Bila tidak ada baris,

    dibawah baris ke j yang memiliki elemen bukan nol dalam kolom j, pertukarkan kelom j

    dengan kolom lain disebelah kanan kolom j. Kembali ke tahap A.

    Prosedur reduksi selesai apabila seluruh kolom telah tereduksi, atau bilamana semua

    kolom yang tersisa sama dengan nol. Kolom yang bukan nol pada susunan yang dihasilkan

    (misalkan R) akan TTSL karena kolom ke j mengandung elemen dengan harga 1 pada posisi

    ke j dan nol pada sisa R-1 elemen sisanya.

    Jika himpunan yang direduksi hanya memiliki R kolom yang TTSL (sisa R-R kolom

    sama dengan nol), himpunan semula koefisien stokiometri hanya mempunyai R dalam

    kolom yang TTSL. Himpunan tertentu Rreaksi TTSL dapat ditentukan dengan mengambil

    kolom yang bukan nol dari susunan yang direduksi.

    Contoh 3.21

    Produksi gas CO2 dibuat dengan mereaksikan uap air dengan gas metana.

    CH4 + CO2 2CO + 2H2

    CO + H2O CO2 + H2

    CH4 + H2O CO + 3 H2

    CH4 + 2H2O CO2 + 4H2

    Gas yang disintesa digunakan untuk menghasilkan metanol dengan reaksi:

    CO + 2 H2 CH3OH

    Untuk meminimumkan reaksi samping melalui alur di atas, gas sintesa diharapkan memiliki

    sedikit kelebihan H2. Oleh sebab itu reformer dioperasikan dengan :

    - komposisi gas umpan: 50% CH4, 35% H2O dan 15% CO2- Produks gas sintesa dengan H2 :CO = 2.2 : 1

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    28/30

    - Konversi gas metan 80%Hitung komposisi dari gas sintesa.

    Penyelesaian:

    Disusun rangakaian reaksi dengan koefisien stokiometri diperoleh:

    Komponen Reaksi 1 Reaksi 2 Reaksi 3 Reaksi 4

    CH4

    CO2

    CO

    H2O

    H2

    -1

    -1

    2

    0

    2

    0

    1

    -1

    -1

    1

    -1

    0

    1

    -1

    3

    -1

    1

    0

    -2

    4

    Tahap A: Bagikan elemen pada kolom pertama dengan elemen paling atas (-1)

    Tahap B: Kalikan kolom pertama yang baru dengan -1, kemudian tambahkan

    kolom yang baru tersebut dengan kolom 3 dan 4. (ingat kolom 2 sudah

    mempunyai elemen paling atas nol)

    Hasilnya adalah:

    2112

    2-1-1-0

    1-1-1-2

    2111

    0001

    Lanjutkan reduksi pada kolom 2

    Tahap A: Kolom ke dua tak berubah (elemen paling atas sudah nol)

    Tahap B: Tujuan membuat nol elemen baris kedua pada kolom 3. Kalikan kolom dua

    dengan +1 kemudian masing-masing elemen tambahkan pada kolom 3.

    Kalikan kolom ke dua dengan -2 dan tambahkan dengan kolom ke empat.Kalikan kolom kedua dengan -1 dan tambahkan ke kolom pertama.

    CH4 50%

    H2O 35

    CO2 15

    CH4

    H2O

    CO2

    CO

    H2

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    29/30

    Hasil operasi tersebut adalah:

    0013

    001-1

    001-1

    0010

    0001

    2

    2

    2

    4

    H

    OH

    CO

    CO

    CH

    Kolom 3 dan 4 sudah nol sehingga reduksi telah selesai. Kolom yang TTSL adalam kolom 1

    dan 2, berarti dari himpunan reaksi hanya 2 reaksi yang TTSL.

    Dari kolom 1 dan 2 diperoleh reaksi yang TTSL:

    CO + 3 H2 CH4 + H2O

    CO + H2O CO2 + H2

    Dengan telah diketahui reaksi TTSL, maka dapat dibuat tabel analisa derajat kebebasan.

    Variabel 8(komponen) + 2(reaksi TTSL) = 10

    Pers. Neraca 5

    Variabel terspesifikasi

    -komposisi : 2

    -konversi : 1

    - H2:CO : 1

    Total 9

    Derajat kebebasan 1

    Pilih basis perhitungan sehingga diperoleh derjat kebebasan = 0

    Pilih basis : 100 mol/jam CO produk.

    Dari perbandingan H2:CO= 2,2 , diperoleh: NkeluarH2 = 220

    Dari koefisien stokiometri diperoleh persamaan neraca komponen:

    CH4 NkeluarCH4 = 0,5 Nmasuk + r1

    H2O NkeluarH2O = 0,35 Nmasuk + r1r2

    CO2 NkeluarCO2 = 0,15 Nmasuk + r2

    CO 100 = 0 - r1r2

    H2 220 = 0 -3r1 + r2

    Dari hubungan konversi diperoleh:

    NkeluarCH4 = NmasukCH4(1XCH4) = 0,5Nmasuk(10,8) = 0,1 Nmasuk

    Tambahkan neraca CO dan H2 diperoleh:r1 = 320/-4 = -80 mol/jam

  • 7/31/2019 Azas Teknik Kimi1

    30/30

    Subsitusi kembali ke salah satu neraca CO atau H2 diperoleh

    r2 = -20 mol/jam

    Dari neraca CH4 dan hubungan koversi diperoleh:

    Nmasuk = 200 mol/jam

    Jadi alur keluar terdiri dari:

    (NkeluarCH4, NkeluarH2O, NkeluarCO2, NkeluarCO, NkeluarH2) = (20, 10, 10, 100, 220)

    mol/jam dan komposisinya masing-masing (0,0556; 0,0278; 0,0278; 0,2778; 0,6111)