Azas Azas Kerjasama Ekonomi

14

Transcript of Azas Azas Kerjasama Ekonomi

Page 1: Azas Azas Kerjasama Ekonomi
Page 2: Azas Azas Kerjasama Ekonomi

A. Syirkah atau SerikatSyirkah atau serikat adalah kerjasama antara dua

orang atau lebih untuk menjalankan usaha dengan membagi keuntungan berdasarkan

perjanjian yang sudah disepakati.

Syirkah ada 2 macam :

1. Syirkah Harta (Syirkah ‘Inan)1. Syirkah Harta (Syirkah ‘Inan)

2. 2. Syirkah Kerja (Syirkah Mudhorobah)Syirkah Kerja (Syirkah Mudhorobah)

Page 3: Azas Azas Kerjasama Ekonomi

1. Syirkah Harta (Syirkah ‘Inan)1. Syirkah Harta (Syirkah ‘Inan)Adalah perjanjian antara dua orang atau lebih untuk bekerja sama dibidang permodalan dengan tujuan bisnis, dengan membagi keuntungan sesuai dengan perjanjian. Rasulullah SAW bersabda :�ن� �ي ر�ك �ال�ث الش� �ا ث �ن �ع�ال�ى ا ل�م ق�ال� : ق�ال� الله� ت �ه� و�س� �ي ل�ى الله ع�ل ق�و�ل ه ص��ه�م�ا )رواه ابوداود �ن �ي ج�ت م�ن� ب ر� �ه خ� ان �ذ�ا خ� �ه ف�ا ب اح� د�ه م�ا ص� �ح� �خ ن� ا �م� ي ال م�

وحاكيم(Artinya : “Rasulullah SAW bersabda : Allah SWT berfirman : “Aku adalah pihak ketiga bagi dua orang yang berserikat, selama tidak ada salah satu yang mengkhianati yang lain. Apabila salah satu berkhianat, maka aku keluar dari mereka.” (HR Abu Daud dan disahkan oleh Hakim)

Rukun serikat adalah :a. Ada shighat (lafad akad)b. Ada orang yang berserikatc. Ada pokok atau modal dan pekerjaan

Page 4: Azas Azas Kerjasama Ekonomi

2. 2. Syirkah Kerja (Syirkah Mudhorobah)Syirkah Kerja (Syirkah Mudhorobah)Adalah kerja sama antara dua orang atau lebih untuk melakukan usaha atau pekerjaan yang hasilnya dibagi menurut perjanjian.

Bentuk-bentuk syirkah kerja :

a. Qirad atau MudhorobahAdalah kerjasama antara pemilik modal dengan orang lain yang akan menjalankan modal, dengan ketentuan bahwa untung rugi ditanggung bersama sesuai dengan perjanjian.

Rukun Qirad adalah :- Pemilik modal- Yang menjalankan modal- Modal (uang atau barang)- Jenis usaha atau pekerjaan

Page 5: Azas Azas Kerjasama Ekonomi

b. MusaqahAdalah kerjasama antara pemilik kebun dengan penggarap, dengan perjanjian bagi hasil berdasar kesepakatan waktu akad. 

c. Muzara’ah dan MukhabarahAdalah kerjasama antara pemilik sawah atau ladang dengan penggarap, dengan perjanjian bagi hasil berdasarkan kesepakatan waktu akad. Muzaraah bila yang menyediakan bibit penggarap dan mukhobarah apabila bibit dari pemilik sawah atau ladang.

Page 6: Azas Azas Kerjasama Ekonomi

B. PerbankanFungsi dari bank atau lembaga keuangan adalah :- Bank sebagai pengumpul dana- Bank sebagai pengelola dana- Bank sebagai penyedia dana

Kebutuhan umat terhadap bank yang berdasar syariat Islam, dapat dilihat dari dua kepentingan, yaitu :1.Kepentingan ibadah

yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya. Hal ini menyangkut riba, karena Islam sangat melarangnya2.Kepentingan muamalah

yaitu melaksanakan kegiatan usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Page 7: Azas Azas Kerjasama Ekonomi

PERBEDAAN PRINSIP KERJA ANTARA BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK ISLAM

No Bank Konvensional Bank Islam

1. Berdasarkan tinggi rendahnya

bunga

Berdasarkan margin keuntungan

2. Berorientasi keuntungan

presentase dari dana yang

dipinjamkan

Berorientasi keuntungan

presentase dari bagi hasil

3. Hubungan dengan nasabah

berbentuk kreditur debitur

Hubungan dengan nasabah

berbentuk kemitraan

4. Melakukan investasi yang halal

dan haram

Melakukan investasi yang halal

saja

5. Penyerahan dan penyaluran

dana tidak harus mendapat

persetujuan dewan pengawas

Penyerahan dan penyaluran dana

harus mendapat persetujuan

dewan pengawas

Page 8: Azas Azas Kerjasama Ekonomi

Adapun perbedaan imbalan jasa antara bank konvensional dengan bank Islam adalah sebagai berikut :

No Bank Konvensional Bank Islam

1. Berdasarkan bunga Berdasarkan bagi hasil

2. Penetapan besarnya bunga dibuat

pada waktu akad tanpa berpedoman

kemungkinan untung rugi

Penetapan besarnya bagi hasil dibuat pada

waktu akad dengan berpedoman

kemungkinan untung rugi

3. Besarnya presentasi bunga

berdasarkan pada jumlah uang (modal)

yang dipinjamkan

Besarnya presentase bagi hasil

berdasarkan pada jumlah keuntungan yang

diperoleh rasio 70 : 30%

4. Pembayaran bunga tetap seperti yang

dijanjikan tanpa pertimbangan apakah

proyek yang dijalankan oleh pihak

nasabah untung atau rugi

Pembayaran bagi hasil tergantung pada

keuntungan proyek yang dijalankan, jika

tidak mendapat keuntungan, kerugian

ditanggung bersama oleh kedua pihak

5. Jumlah pembayaran bunga tidak

meningkat sekalipun jumlah

keuntungan berlipat

Jumlah pembagian laba meningkat sesuai

dengan meningkatnya jumlah pendapatan

6. Keberadaan sistem bunga diragukan

banyak pihak

Keberadaan sistem bagi hasil tidak

diragukan banyak pihak

Page 9: Azas Azas Kerjasama Ekonomi

C. AsuransiAsuransi artinya pertanggungan yang dalam bahasa Arab disebut at-ta’mim.

Menurut istilah asuransi adalah suatu aqad atau perjanjian antara penanggung (perusahaan asuransi) dengan yang mempertanggungkan sesuatu (peserta asuransi) yang mempertanggungkan setiap bulan atau waktu tertentu berkewajiban membeyar premi kepada perusahaan asuransi yang besarnya sesuai dengan perjanjian antara keduanya.

Sedang kewajiban perusahaan asuransi adalah memberikan sejumlah uang kepada yang mempertanggungkan sesuatu yang besarnya dan waktunya sesuai dengan perjanjian. Asuransi baru dikenal pada abad 14 M.

Page 10: Azas Azas Kerjasama Ekonomi

Dalam pandangan Islam asuransi termasuk masalah ijtihadiyah. Menurut pendapat ulama dan cendikiawan muslim ada 4 pendapat tentang hukum asuransi :

1. 1. Mengharamkan asuransi dalam segala bentukMengharamkan asuransi dalam segala bentuk, dengan alasan :

a. asuransi sama dengan judib. mengandung unsur tidak pastic. mengandung unsur ribad. mengandung unsur eksploitasi

2. 2. Menghalalkan asuransi dalam segala bentukMenghalalkan asuransi dalam segala bentuk, dengan alasan :

a. tidak ada nash Al-Qur’an atau Hadits yang melarang asuransib. ada kesepakatan kedua belah pihakc. saling menguntungkan kedua belah pihakd. asuransi termasuk akad mudharabahe. dikiaskan dengan sistem dana pensiun seperti taspen

3. 3. Menghalalkan asuransi yang bersifat sosial dan Menghalalkan asuransi yang bersifat sosial dan mengharamkan asuransi bersifat komersialmengharamkan asuransi bersifat komersial

4. 4. SyubhatSyubhat, yaitu masih diragukan halal haramnya, alasan tidak ada dalil syara’ yang menghalalkan atau mengharamkan

Page 11: Azas Azas Kerjasama Ekonomi

D. Lembaga Keuangan Non Bank

1. Koperasi1. KoperasiKoperasi dalam istilah syariah dikenal dengan istilah syirkah ta’awuniyah sebagai akad mudharabah. Akad mudharabah adalah suatu perjanjian kerjasama antara dua orang atau lebih, satu pihak menyediakan modal usaha, sedangkan pihak lain melakukan usaha atas dasar profit sharing (membagi keuntungan) menurut keuntungan.

Prinsip-prinsip yang menonjol dalam pengelolaan koperasi, antara lain berdasarkan akhlaqul karimah, manajemen terbuka dan tolong-menolong. Setiap anggota dan pengurus koperasi harus mempunyai akhlak yang luhur berdasarkan Al-Qur’an dan hadits.

Fungsi dan tugas pengurus adalah memegang amanah karena harus mengurus harta benda orang lain, yaitu harta atau modal para anggota koperasi. Oleh karena itu, pengurus koperasi harus mampu mengelola dengan baik, secara sehat dan jujur (manajemen terbuka), pengelolaan koperasi harus dijalankan secara demokratis, artinya semuanya harus dimusyawarahkan bersama semua anggota koperasi. Seluruh anggota koperasi harus diberi hak untuk mengemukakan pendapat.

Page 12: Azas Azas Kerjasama Ekonomi

Supaya dapat dirasakan manfaatnya bagi seluruh anggota, koperasi harus dikelola dengan manejemen yang baik. Pengurus dan pengelolanya harus professional dan ahli dalam bidangnya sehingga mampu memajukan dan mengembangkan koperasi.

Perhatikan sabda Nabi Muhammad SAW berikut:ع�ة� )رواه البخارى( �ظ�ر� الس� �ت �ه� ف�ان �ه�ل �ر� ا �ل�ى غ�ي �م�ر ا د� اال �ذ�ا و س= ا

Artinya : “Jika sebuah urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat-saat kehancurannya.” (HR Bukhari)

Dengan demikian koperasi merupakan cara untuk bekerjasama dalam rangka ikhtisar meningkatkan kesejahteraan ekonomi masing-masing anggota dengan prinsip seperti tersebut diatas. Selama sesuai dengan syariat Islam, koperasi merupakan lembaga non bank yang perlu digalakkan. Dalam kenyataanya masih banyak koperasi-koperasi yang bertentangan dengan syariat Islam dengan adanya praktik-praktik riba.

Page 13: Azas Azas Kerjasama Ekonomi

2. 2. Baitul Mal wat Tamwil (BMT)Baitul Mal wat Tamwil (BMT)Kegiatan BMT adalah mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil, antara lain mendorong kegiatan menabubung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Sedangkan kegiatan yang lain adalah menerima dana, zakat, infak, dan shadaqah.

BMT diharapkan menjadi lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil yang berlandaskan sistem syariah. Saat ini banyak bermunculan BMT yang baru dirintis oleh umat Islam di lingkungan masing-masing.

Page 14: Azas Azas Kerjasama Ekonomi

Adapun ciri utama BMT adalah sebagai berikut :1.Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, dan meningkatkan ekonomi2.Bukan lembaga sosial, dapat dimanfaatkan untuk mengefektifkan penggunaan zakat, infak, dan shadaqah bagi kesejahteraan orang banyak3.Ditumbuhkan dari bawah berdasarkan peran masyarakat sekitar4.Milik bersama masyarakat kecil kelas bawah dilingkungan BMT sendiri, bukan milik perorangan

Adapun ciri khusus BMT adalah sebagai berikut :1.Staf dan karyawan BMT bertindak aktif, dinamis, berpandangan proaktif, tidak menunggu, tapi menjemput pelanggan/ anggota/nasabah2.Kantor dibuka dalam waktu tertentu dan ditunggu oleh jumlah staf terbatas karena sebagian besar staf harus bergerak di lapangan3.Manajemen BMT adalah profesional