Askep retensi urine (3)

Post on 11-Jun-2015

10.412 views 3 download

Transcript of Askep retensi urine (3)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN RETENSI URINE

By :Prodalima, S.Kep, Ners

PENGERTIAN

Adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesika urinaria. (Kapita Selekta Kedokteran).

Adalah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth).

Adalah tertahannya urine di dalam kandung kemih, dapat terjadi secara akut maupun kronis. (Depkes RI).

ETIOLOGI

• Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medulla spinallis.

• Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni pada pasien DM atau penyakit neurologist, divertikel yang besar.

• Intravesikal berupa pembesaran prostate, kekakuan leher vesika, striktur, batu kecil, tumor pada leher vesika, atau fimosis.

• Dapat disebabkan oleh kecemasan, pembesaran porstat, kelainan patologi urethra (infeksi, tumor, kalkulus), trauma, disfungsi neurogenik kandung kemih.

TANDA & GEJALA

a.Diawali dengan urine mengalir lambat.b.Kemudian terjadi poliuria yang makin lama

menjadi parah karena pengosongan kandung kemih tidak efisien.

c.Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih.

d.Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK.

e.Pada retensi berat bisa mencapai 2000 -3000 cc.

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian - Identitas klien dan penanggung jawab- Pemeriksaan fisik

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan radang urethra, distensi bladder.

2. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan infeksi bladder, gangguan neurology.

3. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan.4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal informasi masalah tentang area sensitive.

5. Resiko infeksi berhubungan dengan terpasangnya kateter urethra.

INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx. ITujuan: Pasien menyatakan nyeri hilang dan mampu

untuk melakukan istirahat dengan tenang.Intervensi :* Kaji nyeri, lokasi dan intensitas.* Perhatikan tirah baring bila diindikasikan.* Pasang kateter untuk kelancaran drainase.* Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi,

contoh eperidin.

NexT...

Dx. IITujuan: Setelah intervensi diharapkan berkemih dengan

jumlah yang normal dan tanpa adanya retensi.Intervensi:

* Kaji pengeluaran urine dan system kateter.* Perhatikan waktu, jumlah berkemih, dan ukuran aliran..* Dorong pasien untuk berkemih bila terasa adanya dorongan.* Dorong pemasukan cairan sesuai toleransi..*Intruksikan pasien untuk latihan perineal, contoh mengencangkan bokong, menghentikan dan memulai aliran urine.

NexT...

Dx. IIITujuan:* Tampak rileks, menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi.• Menunjukkan rentang tepat tentang perasaan dan penurunan rasa

takutnya.Intervensi:* Berikan informasi tentang prosedur dan apa yang akan terjadi,

contoh kateter, iritasi kandung kemih..* Pertahankan perilaku nyata dalam melakukan prosedur atau

menerima pasien..* Dorong pasien atau orang terdekat untuk menyatakan masalah /

perasaan

NexT...Dx. IVTujuan:* Pasien menyatakan pemahaman proses penyakit.* Pasien dapat melakukan perubahan perilaku yang perlu.• Pasien dapat berpartisipasi dalam program pengobatan.Intervensi:* Dorong pasien untuk menyatakan rasa takut dan atau perasaan perhatian.* Kaji ulang tanda atau gejala yang memerlukan tindakan atau evaluasi

medik.* Berikan informasi bahwa kondisi pasien tidak ditularkan secara seksual.* Anjurkan menghindari makanan berbumbu, kopi, dan minuman

mengandung alkohol.

NexT...

Dx. VTujuan:

Mencapai waktu penyembuhan dan tidak mengalami tanda infeksi.

Intervensi:* Pertahankan system kateter steril, berikan perawatan

kateter regular dengan sabun dan air, berikan salep antibiotic di sekitar sisi kateter.

* Awasi tanda tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan pernafasan cepat, gelisah.

* Observasi sekitar kateter.