Post on 06-Aug-2015
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Herpes Zoster adalah radang kulit akut dengan sifat khasnya yaitu terdapat
vesikel yang tersusun kelompok sepanjang persyarafan sensorik sesuai dengan
dermatomnya dan biasanya unilateral (Purrawan Juradi, 1982 : 510).
Anak-anak yang telah sembuh dari infeksi yang diakibatkan oleh virus zoster
resisten terhadap varisela dan anak yang telah menderita varisela tidak lagi peka
terhadap virus zoster primer. Herpes zoster lebih sering menyerang pada orang
dewasa 40 tahun ke atas.
Teknik perawatan herpes zoster harus dapat dikuasai dan dijalankan oleh
mahasiswa untuk dapat memenuhi kompetensinya dalam perawatan pasien dengan
gangguan sistem integumen. Herpes zoster dengan melaksanakan asuhan
keperawatan yang kompherensif agar klien dapat meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal dan dapat hidup produktif lagi.
1.2. Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum : Mahasiswa mampu mengetahui dan menyelenggarakan
asuhan keperawatan dengan gangguan sistem integumen ; herpes zoster
dengan pendekatan proses keperawatan.
b. Tujuan khusus : Mahasiswa mampu mengetahui dan menyelenggarakan
asuhan dengan gangguan sistem integumen ; herpes zoster meliputi :
1. Mengkaji data dasar pasien.
2. Mengelompokkan dan menganalisis data.
3. Menentukan masalah.
4. Membuat diagnosa.
5. Membuat rencana keperawatan.
6. Menentukan tujuan & kriteria keberhasilan.
7. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
dengan rerpa
8. Mengevaluasi hasil tindakan seuai dengan
kriteria keberhasilan.
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 1
9. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.
10. Memberikan perkes.
1.3. Rumusan Masalah
Materi yang dibahas dalam makalah ini meliputi :
a. Konsep dasar erpes zoster
b. Proses keperawatan herpes zoster
c. Asuhan keperawatan pada klien dengan herpes zoster
1.4. Metoda dan Teknik Penulisan
Data disusun secara deskriptif dengan menjelaskan keadaan klien herpes
zoster. Data yang disusun didapatkan dari :
a. Study lapangan
Menggunakan Ruang perawatan XIV sebagai lahan praktek dalam mencari
kasus herpes zoster.
b. Wawancara
Mencari data dengan wawancara klien dan keluarga
c. Observasi dan pemeriksaan fisik
Mengobservasi keadaan klien
d. Study dokumentasi
Menggunakan catatan medik klien
e. Study literatur
Menggunakan buku-buku sumber yang berhubungan dengan penyakit herpes
zoster dan perawatannya.
1.5. Sistematika Penulisan
Bab I : Menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan
makalah, metode dan teknik penulisan serta sistematika
penulisan.
Bab II : Menguraikan tentang konsep dasar penyakit herpes zoster
meliputi definisi, etiologi, patologi, stadium dan klasifikasi
serta proses keperawatan.
Bab III : Memaparkan tentang bentuk asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan sistem integumen herpes zoster.
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 2
Bab IV : Memaparkan penutup dengan menguraikan kesimpulan dan
saran.
BAB IITINJAUAN TEORITIS
2.1. Definisi
a. Menurut Purrawan Juradi, dkk (1982) herpes zoster adalah radang kulit
dengan sifat khasnya yaitu terdapat vesikel yang tersusun berkelompok
sepanjang persyarafan sensorik sesuai dengan dermatomnya dan biasanya
unilateral.
b. Menurut Arif Mansyur, herpes zoster (campak, cacar ular) adalah penyakit
yang disebabkan infeksi virus varicella. Zoster yang menyerang kulit dan
mukosa infeksi ini merupakan reaktivitas virus yang terjadi setelah infeksi
primer kadang-kadang infeksi berlangsung sub kronis.
c. Menurut Jewerz .E. dkk (1984) herpes zoster adalah suatu penyakit sporadik
yang melemahkan pada orang dewasa yang ditandai oleh reaksi peradangan
radiks posterior syaraf dan ganglia. Diikuti oleh kelompok vesikel di atas
kulit yang dipersyarafi oleh syaraf sensorik yang terkena.
d. Menurut Peruus herpes zoster adalah radang kulit akut yang dengan sifat
khas yaitu tersusun sepanjang persyarafan sensorik.
2.2. Penyebab
Virus yang disangka sejenis dengan virus penyebab varisella. Virus tersebut
menyebabkan radang ganglion radiks posterior.
2.3. Pencetus
Penurunan imunitas pada :
1. Keganasan
2. Radiasi
3. Imuro suppressive
4. Penggunaan kortikosteroid yang lama
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 3
2.4. Patogenesis
Masa tunasnya 7-12 hari masa aktif penyakit berupa lesi baru dan yang tetap
timbul berlangsung kira-kira 1-2 minggu virus berdiam di ganglion posterior susunan
syaraf tepi dan ganglion kronialis.
Lokasi kelainan kulit sekitar daerah persyarafan ganglion kadang-kadang
virus menyerang gangguan arterior bagian motorik kranolis sehingga memberikan
gejala gangguan motorik.
2.5. Manifestasi Klinik
1. Gejala prodormal
Gejala sistemik seperti demam, pusing, malaise, dan lokal (nyeri otot, tulang,
gatal, pegal dsb) pada dermatom yang terserang.
2. Stadium
Timbul popula atau plakat berbentuk urtika setelah 1-2 hari akan timbul
gerombolan vesikel dengan dasar kulit yang eritematosa dan odema vesikel
air berisi cairan yang jernih.
2.6. Stadium Krutasi
Vesikel menjadi puruler dapat menjadi pustula dan krusta kadang-kadang
vesikel mengandung darah disebut herpes zoster haemorasik krusta akan lepas dalam
waktu 1-2 minggu dapat timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus
dengan penyumbatan tanpa sikasrek sering terjadi neuralgia pasca hepatica terutama
pada orangtua yang dapat berlangsung berbulan-bulan yang bersifat sementara.
Ciri Khas :
Nyeri radikuler
Unilateral
Gerombolan vesikel yang tersebar sesuai dengan dermatom yang meruasi
oleh satu ganglion syaraf sensorik.
Gejala lainnya :
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 4
Pembesaran KGB regional
Kelainan motorik berupa kelainan sentral daripada perifer
Fuper parostesi pada daerah yang terkena
Kelainan pada muka akibat gangguan trigenirus (dengan gangguan gaseri)
atau n. fasialis & optikus (dari gangguan garikulotum)
2.7. Klasifikasi Herpes Zoster
a. Herpes Zoster Optalnikus
terjadi infeksi cabang pertama N. Trigenirus yang menimbulkan kelainan
pada mata cabang kedua dan ketiga yang menyebabkan kelainan kulit pada
daerah persyarafan.
b. Sindrom Ramsay Hurt
Diakibatkan gangguan N. Fasiolis dan optikus sehingga memberikan gejala
paralysis otot muka (paralisis Bell) kelainan kulit sesuai tingkat persyarafan,
kliris vertigo, gangguan pendengaran, regtagnius dan raisea juga terdapat
gangguan pengecapan.
c. Herpes Zoster Abortif
Berlangsung dalam waktu singkat dan kelainan kulitnya hanya berupa
beberapa vesikel dan eritem.
d. Herpes Zoster Generaligata
Kelainan kulit unilateral dan segmental ditambah yang menyebar secara
generalisata berupa vesikel soliter dan ada umbilikasi. Kasus ini terutama
terjadi pada orang tua atau pada orang yang kondisi fisiknya sangat lemah,
misalnya penderita : Umforra malignum.
2.8. Komplikasi
Pada usia diatas 40 tahun kemungkinan terjadi neuralgia pasca herpetic.
2.9. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan percobaan T. Zarck dapat ditemukan sel dativa berinti
banyak.
2.10. Diagnosa Banding
Herpes simplek
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 5
Varicella
Dermatis Contacta alergika
Penyakit dengan efloresersi bulla ; pemfisus vulgaris
Dermatis herpenformis dan dutega
Bulos pumfigord
2.11. Penatalaksanaan
1. Therapi sistemik umumnya bersifat simptomatik untuk nyeri diberikan
analgetik jika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotik.
2. Bila syaraf oftalnikus cabang dari syaraf trigenirus terkena muka dirujuk
ke arah mata karena dapat terjadi perporasi kornea.
3. Pemberian kortikosteroid sistemik diri dapat mencegah timbulnya
neuralgia post herpatica dan untuk mencegah fibrosis garcialia.
4. Therapi topical bergantung pada stadium :
a. Stadium vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder.
b. Bila erosif diberikan kompres terbuka.
c. Bila ulserasi dapat diberikan salep antibiotik.
5. Kompres pada daerah yang terserang :
a. Bila lokal kering, bedak berisi aodum berikulm 10%, Oksisum
Zursi 10% dan mentol 1%.
b. Bila basah kompres garam tadi, kompres solutio burowl
6. Istirahat
2.12. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
DS : Pada stadium predermal/klien mengeluh nyeri otot ,
lemas.
DO : Klien tampak malaise, aktivitas klien tampak terbatas.
2. Eliminasi
DS : Tidak ada perubahan pola eliminasi.
DO : -
3. Sirkulasi
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 6
DO : Ada eritema daerah dermatom yang terserang pada
awal gejala kemerahan.
DS : Klien merasa panas pada daerah yang terserang.
4. Nutrisi
DS : Adanya kehilangan nafsu makan, kehilangan sensasi
pada lidah.
DO : Penurunan berat badan.
5. Neurologi
DS : Adanya pusing, nyeri, menurunnya penglihatan,
gangguan penciuman, neuralgia hebat pada orang tua.
DO : Paralise wajah, sukar berkomunikasi secara verbal,
pendengaran berkurang, paralise otot intrinsik dan
ekstrinsik mata.
6. Integumen
DS : Klien mengeluh ada perubahan pada dirinya berupa
tidak ada rasa pada daerah yang terserang.
DO : Pada stadium prodormal belum terlihat kelainan pada
kulit dan akar muncul pada stadium erupsi berupa
popula - vesikel berisi cairan yang jernih serta pada
stadium krusta berbentuk vesikel, purulen, prostula,
krusta – ulpus – sikatrik.
7. Psikologik
DS : Klien merasa tidak berselera, tidak ada harapan merasa
menarik dengan keadaannya.
DO : Tidak kooperatif labil, moral kesukaran
mengekspresikan perasaannya perubahan citra tubuh.
8. Interaksi sosial
Kerusakan komunikasi, sukar bicara, perubahan peran.
9. Kenyamanan/nyeri
DS : Nyeri radikuler.
DO : Gelisah dan ekspresi wajah tegang.
10. Pendidikan kesehatan
DS : Adanya riwayat varisella, gangguan kontrikosteroid
lama.
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 7
Pemeriksaan Diagnostik
Berdasarkan :
1. Gejala, gejala kurik.
2. Sitologi (64% Tzarck sinear +) adanya sel raksasa yang multi
lokuler dan sel akan tolitek.
3. Kultur virus (lembaga virology)
b. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan lesi dan prunitus.
2. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan
erupsi dermal dan prunitus.
3. Resiko terhadap penularan infeksi baru
berhubungan dengan sifat menular dari organisme.
4. Perasaan rendah diri.
5. Resiko terhadap ketidak aktifan pelaksanaan
aturan therapeutika berhubungan dengan ketidak cukupan
tentang kondisi (penyabab perjalanan penyakit) pencegahan,
pengobatan dan perawatan kulit.
c. Intervensi
1. Dx 1 : Kerusakan integritas kulit sehubungan dengan
lesi dan prunitus.
Tujuan : Lesi mulai pulih dan area bebas dari infeksi
lanjut, kulit besih kering.
Intervensi :
- Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman,
warna, cairan setiap 4 jam.
- Perhatikan teknik aseptic.
- Gunakan kompres basah/kering.
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 8
- Pantau suhu tiap 4 jam, laporkan ke
dokter jika ada peningkatan.
2. Dx 2 : Resiko terhadap penularan infeksi.
Tujuan : Penularan infeksi tidak terjadi.
Intervensi :
- Cuci tangan sesudah dan sebelum
tindakan
- Perhatikan kebersihan lokal.
- Pemberian antibiotik untuk mencegah
perluasan bakteri dan infeksi.
3. Dx 3 : Perasaan rendah diri berhubungan dengan
perubahan penampilan tubuh.
Tujuan :
- Mengungkapakan perasaan dan pikiran
mengenai diri
- Mengidentifikasi 2 atribut positif
mengenai diri.
Intervensi : a. Tetapkan hubungan saling percaya
perawat klien.
- Dorong individu untuk
mengekpresikan perasaan
khususnya mengenai cara dia
memandang dirinya.
- Berikan informasi yang dapat
dipercaya dan perkuat informasi
yang diberikan.
- Perjelas berbagai kesalahan
konsep individu menganai diri :
Perawatan atau pemberi
perawatan
- Berikan privasi dan lingkungan
yang nyaman.
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 9
b. Tingkatkan interaksi sosial
- Bantu klien untuk menerima
bantuan dari orang lain.
- Dukung keluarga sewaktu
mereka beradaptasi.
c. Gali kekuatan dan sumber-sumber
individu.
d. Diskusikan harapan ! Gali alternatif
realitas
d. Implementasi
Tindakan perawatan dilaksanakan berdasarkan masalah yang ada pada
klien.
e. Evaluasi
Apakah kerusakan integritas kulit berkurang ?
Apakah rasa nyaman terpenuhi ?
Apakah klien mampu mengungkapkan perasaan mengenai dirinya ?
Apakah harga diri klien merosot ?
Apakah penular infeksi terjadi ?
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 10
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN
3.1. PENGKAJIAN
A. Biodata
Nama Klien : Tn.A
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : TNI-AD
Suku bangsa : Sunda
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Asrama Kesatuan Yon Arhanudri III
Tgl. masuk : 28 Oktober 2002
Tgl. dikaji : 30 Oktober 2002
No. Register : 4366/X/02
Diagnosa medis : Herpes Zoster Cervico Thoraxalis Dextra
B. Riwayat Kesehatan Klien
1. Kesehatan sekarang
5 hari sebelum klien masuk rumah sakit, klien mengeluh gatal
dan panas pada darah dada kanan dan menjalar ke pungggung
kanan dan adanya bintik-bintik kecil sebesar telur ikan.
Kemudian klien berobat ke poliklinik kulit dan klien dikirim
ke ruang perawatan XIV untuk di opname.
- Keluhan
Klien mengeluh panas pada daerah dada kanan dan
menjalar ke punggung kanan disertai gatal dan adanya
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 11
bintik-bintik kecil sebesar telur ikan, panas dirasakan
setiap saat.
- Alasan masuk rumah sakit
Klien mengeluh panas dan gatal pada daerah dada
kanan dan menjalar ke punggung kanan dan adanya
bintik-bintik kecil sebesar telur ikan.
2. Kesehatan masa lalu
Klien belum pernah menderita penyakit seperti yang diderita
saat ini atau penyakit berat lainnya.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita kronis,
menular penyakit turunan dan penyakit seperti yang diderita
klien.
4. Struktur keluarga klien
Keterangan :
Perempuan
Laik-laki
Klien
Tinggal serumah
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 12
3.2. Data Biologis
3.3. Data Fisik
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 13
Kesan umum : klien tampak sakit sedang
Penampilan : lemah
Kesadaran : CM
2. TTV : T : 110/80 mmhg
S : 36oC
N : 94 x/mnt
3. Kepala : rambut hitam dan pendek, kulit kepala
bersih.
Mata : icterus, anemis, fungsi baik, bentuk
simetris.
Hidung : lubang simetris, fungsi penciuman
baik, pernafasan cuping tidak nampak.
Telinga : bentuk simetris, fungsi pendengaran
baik, tidak terdapat serumen, tidak
menggunakan alat bantu.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, ,
tidak teraba massa.
4. Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar limpa.
5. Thorax : terdapat herpes zoster yang menjalar
kepunggung kanan atas, bentuk
simetris
6. Abdomen : bentuk dasar super, keadaan baik,
garis usus 20 x/mnt.
7. Ekstermitas : atas dan bawah, tidak ada oederm,
tidak ada kelainan, tidak ada varises,
reflek baik.
B. Data Psikologi
1. Status emosi
Klien tampak gelisah dan cemas akan penyakitnya
2. Konsep diri
- Persepsi terhadap identitas diri : klien adalah sebagai
anggota TNI-AD dan sebagai suami sekaligus ayah
- Body image : klien merasa dirinya masih mampu dan
kuat untuk beraktivitas.
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 14
- Peran dan tanggung jawab keluarga : klien sebagai
kepala rumah tangga yang bertanggungjawab penuh
kepada keluarganya
3. Gangguan komunikasi :
klien berkomunikasi dengan terbuka dan selalu menjawab
semua pertanyaan yang diberikan.
4. Pola interaksi : klien dapat
memberikan respon terhadap perawat/teman bicara.
5. Pola kopirs : apabila ada
masalah klien selalu meminta pertimbangan istri dan rekan-
rekannya.
C. Data Sosial
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : TNI-AD
Hubungan sosial : Klien mau diajak komunikasi, baik dengan
perawat, keluarga dan pasien lain.
D. Data Spiritual
Klien sangat yakin bahwa penyakitnya dapat sembuh dan klien selalu
berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.
E. Data Penunjang
F. Therapy
- Sol Acid Salycil 1%
- Aey Clovir 5 x 800 mg/hr
- Diloneurobion 3 x 1 tab/hr
3.4. Analisa data
Nama : Tn.A
No. Reg. : 4366/X/02
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 15
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan
proses peradangan, ditandai dengan :
DO : tampak vesikel berair di daerah dada kanan dan menjalar ke
punggung kanan atas.
DS : Klien mengeluh nyeri panas dan terbakar.
2. Kerusakan intensitas kulit berhubungan dengan
reaktivitas herpes zoster dengan ditandai dengan :
DO : tampak vesikel berair di daerah dada kanan dan menjalar ke
punggung kanan atas.
DS : Klien mengeluh nyeri panas dan terbakar.
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 16
3. Resiko terhadap penularan insfeksi berhubungan
dengan sifat-sifat alamiah virus ditandai dengan :
DO : Klie berinteraksi dengan orang lain, tampak vesikel berair di
daerah dada kanan dan menjalar ke punggung kanan atas.
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 17
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUANP E R E N C A N A A N
IMPLEMENTASI EVALUASIINTERVENSI RASIONALISASI
1 2 3 4 5 6 71 Gangguan rasa nyaman nyeri Tujuan jk. panjang : 1. kaji intensitas nyeri dgn 1. Utk mengetahui nyeri 29-10-2002 Jam 10.00 29-10-2002 Jam 12.00 sehubungan dgn peradangan - Nyeri hilang menggunakan skala dan tindakan yg harus 1. Mengkaji Intensitas 1. Lokal terasa lebih Yang ditandai dengan nyeri Diberikan nyeri dengan Dingin DO : Tampak vesikel berair di Tujuan jk. pendek : 2. Bantu dgn ajarkan 2. Teknik distraksi, menggunakan skala 2. Gatal berkurang daerah dada kanan & menjalar - Setelah 3 hari program terhadap nyeri imajinasi & relaksasi nyeri dengan ke punggung kanan atas perawatan nyeri dengan menggunakan mengalihkan perhatian 2. Membantu dan 29-10-2002 Jam 13.00 DS : Klien mengeluh nyeri dan hilang teknik relaksasi, klien terhadap nyeri mengajarkan program Nyeri berkurang panas seperti terbakar ada distraksi & imajinasi 3.pengompresan thp nyeri dengan - Klien menyatakan 3. Tingkatkan aktivitas membantu kelancaran menggunakan teknik dalam batas yang disintraksi sirkulasi darah ke distraksi dapat ditoleransi 4. Beri kompres topikat jurusan nyeri & panas 3. Memberikan kompres - Menampakkan sol acid calycil 1% Berkurang topikal sol acid salycil ketegangan 5. Berikan aarolgetik jika 4. Analget membantu 1% ekspresi wajah perlu memblokir nyeri 29-10-2002 Jam 12.00 yang rileks 4. Memberikan analgetik 2 Kerusakan Integritas kulit Tujuan jk. panjang : 1. Kaji kerusakan, ukuran 1. Mengetahui tingkatan/ 29-10-2002 Jam 11.00 29-10-2002 Jam 13.30 sehubungan dgn reaktivitas - Kulit kembali dan kedalaman warna derajat kerusakan dpt 1. Mengkaji kerusakan, 1. Luka masih Virus herpes zoster ditandai : normal halus dan cairan setiap 4 jam menentukan tindakan ukuran, kedalaman, berbentuk vesikel DS : Klien mengeluh gatal tanpa meninggal 2. Berikan teknik septik yang harus dilakukan warna cairan berisi cairan DO : Tampak vesikel berair di jan sikatrik dan aseptik 2. Untuk mencegah 2. Memberikan teknik 2. Suhu tidak daerah dada kanan & menjalar Tujuan jk. pendek : 3. Gunakan kompres terjadinya infeksi lanjut septik dan aseptik dlm meningkat ke punggung kanan - 5 hari, 3 hari lesi basah 3. Kompres membantu memberikan kompres mulai pulih 4. Pantau suhu tiap 4 jam lesi kering dan 3. Memantau suhu tiap - Area bebas dan laporkan ke dokter membersihkan kotoran 4 jam diinteraksi lanjut jika ada peningkatan 4. Peningkatan suhu - Kulit bersih dan membantu mengiden- kering tifikasi infeksi lanjut lajur-lajur kerusakan integritas semakin Bertambah
1 2 3 4 5 6 7
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 18
3 Resiko terhadap penularan Tujuan jk. panjang : 1. Cuci tangan sebelum & 1. Mencegah terjadinya 29-10-2002 Jam 11.00 infeksi sehubungan dengan - Penularan infeksi & sesudah melakukan Infeksi 1. Mencuci tangan sifat-sifat alamiah virus tidak terjadi tindakan 2. Mencegah terjadinya sebelum dan sesudah ditandai dengan : 2. Perhatikan teknik Perluasan melakukan tindakan DO : Tujuan jk. pendek : septik dan aseptik 2. Mempertahankan - Klien berinteraksi dengan - Keluarga tdk ada 3. Perhatikan jaringan jaringan sekitar lesi orang lain yang mengalami sekitar lesi dan membersihkan - Terdapat vesikel berair di sakit yang sama 4. Perhatikan kebersihan lokal daerah dada kanan dan - Organ lainnya lokal menjalar kepunggung kanan normal 5. Pemberian antibiotik atas untuk mencegah perluasan lesi atau infeksi
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 19
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn.A
Ruang Perawatan : XIV
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 21
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. KESIMPULAN
Herpes zoster merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisella
zoster yag menyerang kulit dan mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivitas virus yang
terjadi setelah infeksi primer yang diikuti oleh kelompok vesikel di atas kulit dan lebih
sering mengenai pada orang dewasa.
Perawatan herpes zoster dititik beratkan pada kebersihan diri, kebersihan
lingkungan dan mencegah terjadinya penularan virus. Untuk klien yang dirawat di rumah
keluarga harus memahami perawatan herpes zoster dengan mengikuti anjuran dan
nasehat dokter serta perawat. Klien dengan herpes zoster harus disiplin dalam pengobatan
dan perawatan untuk mencapai kesehatan
4.2. SARAN
Penulis menyarankan dalam asuhan keperawatan kepada klien dengan herpes
zoster harus mampu menerapkan teknik septik dan anseptik guna mencegah terjadinya
infeksi rosokomial.
Masyarakat hendaknya lebih memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada selagi
penyakit dapat diketahui sendiri dan ditanggulangi secepat mungkin guna mencapai
kesehatan yang optimal.
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 22
DAFTAR PUSTAKA
1. Carperito, Lynda Juall (1998), Diagnosa Keperawatan, Jakarta, EGC.
2. Djuanda, Adhi (1999), Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Jakarta, EGC.
3. FKPP, SPK (1999), Perawatan VC, Jakarta.
4. Gayo, Buku Pintar Kesehatan, Jakarta, Mawar Gempita.
5. Geisseter Doerses (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC.
6. Mansoer Arif dkk. (2000), Kapita Selecta Kedokteran, Jakarta, EGC.
7. Price Sylvia (1995), Patofisiologi, Jakarta, EGC.
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 23