Post on 05-Jul-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan
diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan
Mayers,1995). ).
Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Gastro entritis adalah
peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare
dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus
dan parasit yang patogen.
Dari itulah penulis ingim membahas seputar gastro enteritis dan asuhan
keperawatan pada klien dengan gastro enteritis.
B. Tujuan Penyusunan
1. Tujuan umum:
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar penyusun makalah ini
mengetahui dan mengerti tantang konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan
pada pasien dengan dx. GE.
2. Tujuan khusus:
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 1
Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah agar penyusun mampu:
a. Medeskripsikan konsep dasar penyakit Gastro Enteritis
b. Mendeskripsikan analisa data pada asuhan keperawatan klien dengan Gastro
Enteritis
c. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan
klien dengan Gastro Enteritis
d. Mendeskripsikan rencana keperawatan yang dibuat pada asuhan keperawatan
klien dengan Gastro Enteritis
e. Mendeskripsikan tindakan-tindakan yang telah dilakukan pada asuhan
keperawatan klien dengan Gastro Enteritis.
f. Mendeskripsikan evaluasi dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan pada
asuhan keperawatan klien dengan Gastro Enteritis.
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 2
BAB II
MATERI
A. Pengertian
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal > 3
kali/hari, serta perubahan isi / volume (>200 gr/hari) dan konsistensi feses cair.
(Brunner dan Suddarsih, 2002).
Diare adalah defekasi encer >3 kali /hari dengan /tanpa darah dan atau
lender dalam tinja. (kapitaselektakedokteran,2000).
Diare adalah kehilangan cairan atau elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja
yang yang encer atau cair.(suriadi,2001).
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung <
Air kemih Rasa haus Muntah Diare 7 hari pada bayi atau anak yang sebelumnya
sehat. (kapita selekta kedokteran, 2000 )
Diare berlanjut / berkepanjangan adalah episode diare akut yang melanjut
hingga berlangsung selama 7-14 hari. (kapita selekta kedokteran, 2000)
Diare persisten / kronik adalah episode diare yang mula-mula bersifat akut
namun berlangsung selama 14 hari atau lebih. (kapita selekta kedokteran,2000).
Ada dua kategori diare kronik :
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 3
1. Diare yang berhenti jika pemberian makanan atau obat – obatan dihentikan
disebut diare osmotik.
2. Sedangkan diare yang menetap walaupun penderita dipuasakan disubat
diare sekretorik. (samih wahab, 2000) Disentri adalah diare yang disertai
darah dalam tinja. (kapita selekta kedokteran,2000)
B. Etiologi
Penyebab dari diare akut antara lain :
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi Virus
- Retavirus
= Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan
muntah.
= Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
= Dapat ditemukan demam atau muntah.
= Di dapatkan penurunan HCC.
- Enterovirus
= Biasanya timbul pada musim panas.
= Adenovirus
= Timbul sepanjang tahun.
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 4
= Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan.
- Norwalk
= Epidemik
= Dapat sembuh sendiri (dalam 24-48 jam).
- Bakteri
- Stigella
= Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
= Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
= Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
= Muntah yang tidak menonjol
= Sel polos dalam feses
= Sel batang dalam darah
- Salmonella
= Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
= Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
= Mungkin ada peningkatan temperatur
= Muntah tidak menonjol
= Sel polos dalam feses
= Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
= Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 5
- Escherichia coli
= Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan
entenoksin.
= Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.
- Campylobacter
= Sifatnya invasis (feses yang berdarah dan bercampur mukus) pada bayi dapat
menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.
= Kram abdomen yang hebat.
= Muntah/dehidrasi jarang terjadi
- Yersinia Enterecolitica
= Feses mukosa
= Sering didapatkan sel polos pada feses.
= Mungkin ada nyeri abdomen yang berat
= Diare selama 1-2 minggu.
= Sering menyerupai apendicitis.
2. Faktor Non Infeksiosus
a. Malabsorbsi
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 6
- Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan
sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi
laktosa.
- Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.
- Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.
b. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy,
dow’n milk protein senditive enteropathy/CMPSE).
c. Faktor Psikologis
- Rasa takut,cemas.
C. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus,
Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,
Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia,
Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi
pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel,
atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis biasa melalui fekal-oral dari satu penderita ke
yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan
dan minuman yang terkontaminasi.
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 7
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam
rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu
menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air
dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri
adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang,
output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
D. Manifestasi Klinis
- Nyeri perut (abdominal discomfort)
- Rasa perih di ulu hati
- Mual, kadang-kadang sampai muntah
- Nafsu makan berkurang
- Rasa lekas kenyang
- Perut kembung
- Rasa panas di dada dan perut
- Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).
- Turgor kulit munurun sampai jelek
- Ubun-ubun / fontanela cekung
- Kelopak mata cekung
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 8
E. Komplikasi
- Dehidrasi
- Renjatan hipovolemik
- Kejang
- Bakterimia
- Mal nutrisi
- Hipoglikemia
- Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
- Kehilangan air dan elektrolit :
- dehidrasi,
- asidosis metabolic
- Syok
- Kejang
- Sepsis
- Gagal ginjal akut
- Ileus paralitik
- Malnutrisi
- Gangguan tumbuh kembang
F. Tingkat Derajat Dehidrasi Gastro Enteritis
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 9
1. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor
kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
2. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor
kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti
tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis
sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 10
G. Phatway
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 11
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1. Pemeriksaan Tinja
- Makroskopis dan mikroskopis.
- pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila
diduga terdapat intoleransi gula.
- Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
- pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan
Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asam basa.
- Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
I. Penatalaksanaan
1. Keperawatan
- Mengganti cairan dan elektrolit yang hialng : mengelola plan A, B, C
- Memonitor tanda dehidrasi, syok
- Memnuhi kebutuhan nutrisi : anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 12
sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6 kali sehari), rendah serat, buah-buahan
diberikan terutama pisang
- Mengontrol dan mengatasi demam
- Perawatan perinela
- Penyuluhan kesehatan :
- Upayakan ASI tetap diberikan
- Kebersihan perorangan : cuci tangan sebelum makan
- Kebersihan lingkungan : buang air besar di jamban
- Imunisasi campak
- Memberikan makanan penyapihan yang benar
- Penyediaan air minum yang bersih
- Selalu memasak makanan
- Selalu merebus dot/botol susu sebelum digunakan
- Tidak jajan di sembarang tempat
2. Medis
a. Resusitasi cairan dan elektrolit
1) Rencana pengobatan A, digunakan untuk :
• Mengatasi diare tanpa dehidrasi
• Meneruskan terapi diare di rumah
• Memberikan terapi awal bila anak diare lagi
Tiga cara dasar rencana pengobatan A :
• Berikan lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi (oralit,
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 13
makanan cair : sup, air matang). Berikan cairan ini sebanyak anak mau dan terus
diberikan hingga diare berhenti.
Kebutuhan oralit per kelompok umur
Umur Diberikan setiap bab Yang disediakan
< 12 bulan 50-100 ml 400 ml/hari (2 bungkus) 1-4 tahun 100-200 ml 600-800
ml/hari (3-4 bungkus) > 5 tahun 200-300 ml 800-1000 ml/hari (4-5 bungkus)
Dewasa 300-400 ml 1.200-2.800 ml/hari
Cara memberikan oralit :
- Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak < 2 tahun o Berikan
beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua
- Bila anak muntah, tunggi 10 menit, kemudian berikan cairan lebih
sedikit (sesendok teh tiap 1-2 menit)
- Bila diare berlanjut setelah bungkus oralit habis, beritahu ibu untuk
memberikan cairan lain atau kembali ke petugas untuk mendapatkan
tambahan oralit
Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
- Teruskan pemberian ASI
- Untuk anak < 6 bulan dan belum mendapatkan makanan padat dapat
diberikan susu yang dicairkan dengan air yang sebanding selama 2 hari
- Bila anak > / = 6 bulan atau telah mendapat makanan padat:
o Berikan bubur atau campuran tepung lainnya, bila mungkin
dicampur dengan kacang-kacangan, sayur, daging, tambahkan
1 atau 2 sendok teh minyak sayur tiap porsi
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 14
o Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah
kalium
o Dorong anak untuk makan berikan sedikitnya 6 kali sehari
o Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan
makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu
o Bawa anak kepada petugas bila anak tidak mebaik selama 3
hari atau anak mengalami : bab sering kali, muntah berulang,
sangat haus sekali, makan minum sedikit, demam, tinja
berdarah
2) Rencana pengobatan B
Dehidrasi tidak berat (ringan-sedang); rehidrasi dengan oralit 75 ml/kgBB
dalam 3 jam pertama atau bila beraqt badan anak tidak diketahui dan atau
memudahkan di lapangan, berikan oralit sesuai tabel :
Jumlah oralit yang diberikan 3 jam pertama
Umur < 1 tahun 1-5 tahun > 5 tahun Dewasa
Jumlah oralit 300 ml 600 ml 1.200 ml 2.400 ml
Setelah 3-4 jam, nilai kembali, kemudian pilih rencana A, B, atau C untuk
melanjutkan pengobatan :
• Bila tidak ada dehidrasi ganti ke rencana A
• Bila ada dehidrasi tak berat atau ringan/sedang, ulangi rencana B tetapi
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 15
tawarkan makanan, susu dan sari buah seperti rencana A
• Bila dehidrasi berat, ganti dengan rencana C
3) Rencana pengobatan C
• Dehidrasi berat : rehidrasi parenteral/cairan intravena segera. Beri 100
ml/kgBB cairan RL, Asering atau garam normal (larutan yang hanya
mengandung glukosa tidak boleh diberikan)
Umur 30 ml/kgBB 70 ml/kgBB
< 12 bulan 1 jam pertama 5 jam kemudian > 1 tahun ½ jam pertama 2 ½ jam
kemudian
Rehidrasi parenteral :
o RL atau Asering untuk resusitasi/rehidrasi
o D1/4S atau KN1B untuk maintenan (umur < 3 bulan) o D1/2S atau KN3A
untuk maintenan (umur > 3 bulan)
• Ulangi bila nadi masih lemah atau tidak teraba
• Nilai kembali tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai percepat tetesan
infuse
• Juga berikan oralit 5 ml/kgBB/jam bila penderita bisa minum. Biasanya
setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak)
• Setelah 3-6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi, kemudian pilih rencana A,
B, C untuk melanjutkan pengobatan
Obat-obat anti diare meliputi antimotilitas (loperamid, difenoksilat, kodein,
opium), adsorben (norit, kaolin, smekta).
a) Obat anti muntah : prometazin, domperidon, klorpromazin
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 16
b) Antibiotic hanya diberikan untuk disentri dan tersangka kolera :
Metronidazol 50 mg/kgBB/hari
c) Hiponatremia (Na > 155 mEq/L), dikoreksi dengan D1/3S. penurunan kadar
Na tidak boleh lebih dari 10 mEq per hari karena bisa menyebabkan edema
otak.
d) Hiponatremia (Na < 130 mEq/L), dikoreksi dengan RL ata NaCl e)
Hiperkalemia (K > 5 mEq/L), dikoreksi dengan kalsium glukonas perlahan-
lahan 5-10 menit sambil memantau detak jantung
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian Identitas :
- umur, alamat.
- Riwayat kesehatan.
2 Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : muntah,
diare, kembung, demam.
3 Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit).
4 Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakt yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh pasien) : diare, alergi makanan, intoleransi,
riwayat operasi.
5 Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat
genetic atau tidak).
6 Riwayat imunisasi : imunisasi campak.
7 Riwayat tumbuh kembang.
- Pemeriksaan fisik.
8 Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi (BB, PB, Usia).
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 18
Pemeriksaan per system :
1) System persepsi sensori :
a) Penglihatan : air mata ada/tidak, cekung/normal.
b) Pengecapan : rasa haus meningkat/tidak, lidah lembab/kering.
2) System persyarafan : kesadaran, kejang.
3) System pernafasan : kusmaul, sianosis, cuping hidung.
4) System kardiovaskuler : takikardi, nadi lemah dan cepat/tak teraba,
kapilary refill lambat, akral hangat/dingin, sianosis perifer.
5) System gastrointestinal :
a) Mulut : membrane mukosa lembab/kering, bibir lembab/kering.
b) Perut : turgor, kembung/meteorismus, distensi, peristaltic meningkat,
nyeri.
c) Informasi tentang tinja : waqrna, volume, bau, konsistensi, lender,
darah, sisa makanan.
6) System integument : kulit kering/lembab, ubun-ubun cekung/tidak,
turgor, bibir kering/tidak, diaper rash/iritasi di daerah perineal, ada
lipatan kulit/keriput.
7) System perkemihan : bak 6 jam terakhir, oliguria/anuria.
Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : kebiasaan bab di
wc/jamban/sungai/kebun, personal hygiene, sanitasi, sumber air minum.
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 19
2) Pola nutrisi dan metabolism : anoreksia, mual, muntah, makanan/minuman
terakhir yang dimakan, makan makanan yang tidak biasa/belum pernah
dimakan, alergi, minum ASI atau susu formula, baru saja ganti susu, salah
makan, makan berlebihan, efek samping obat, jumlah cairan yang masuk
selama diare, makan/minum di warung.
3) Pola eleminasi
a) Bab : frekuensi, warna, konsistensi, bau, lender, darah.
b) Bak : frekuensi, warna, bak 6 jam terakhir, oliguria, anuria.
4) Pola aktifitas dan latihan : travelling.
5) Pola tidur dan istirahat.
6) Pola kognitif dan perceptual
7) Pola toleransi dan koping stress.
8) Pola nilai dan keyakinan.
9) Pola hubungan dan peran.
10) Pola persepsi diri dan konsep diri.
11) Pola seksual dan reproduksi.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Diare b.d. factor psikologis (stress, cemas), factor situasional (keracunan,
kontaminasi, pemberian makanan melalui selang, penyalahgunaan laksatif,
efek samping obat, travelling, malabsorbsi, proses infeksi, parasit, iritasi)
NOC :
• Bowel elimination
• Fluid balance
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 20
• Hydration
• Electrolyte and acid base balance
NIC : Diarhea management
• Evaluasi efek samping pengobatan terhadap gastrointesnal
• Instruksikan pasien/keluarha untuk mencatat warna, jumlah, frekuensi
dan konsistensi dari feses
• Evaluasi intake makanan yang masuk
• Identifikasi factor penyebab dari diare
• Observasi turgor kulit secara rutin
• Observasi kelancaran BAB
• Hubungi dokter jika ada kenaikan bising usus
• Instruksikan pasien untuk makan rencah serat, tinggi protein dan tinggi
kalori jika memungkinkan
• Instruksikan untuk menghindari laksative Manajemen nutrisi
• Hindari makanan yang membuat alergi
• Hindari makanan yang tidak bisa ditoleransi oleh klien
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan kalori dan
jenis makanan yang dibutuhkan
• Berikan makanan secara selektif
2. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif Definisi : Penurunan cairan
intravaskuler, interstisial, dan / atau intrasellular
NOC :
• Fluid balance
• Hydration
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 21
• Nutritional Status : Food and Fluid intake Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ….x 24 jam, deficit volume cairan dapat dicegah, dengan
Kriteria hasil :
• Mempertahankan urine output sesuai dengan usia, dan BB, BJ urine normal,
HT normal
• Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
• Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane
mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
NIC :
Fluid Management
• Timbang popok/pembalut, jika diperlukan
• Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
• Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik), jika diperlukan
• Monitor vital sign
• Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian
• Kolaborasikan pemberian cairan intravena IV
• Dorong masukan oral
• Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
• Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
• Tawarkan snack (jus buah, buah segar)
• Kolaborasikan dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
• Atur kemungkinan transfusi
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 22
• Persiapan untuk transfusi Hypovolemia Management
• Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
• Pelihara IV line
• Monitor tingkat Hb dan hematokrit
• Monitor tanda vital
• Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan
• Monitor berat badan
• Dorong pasien untuk menambah intake oral
• Pemberian cairan IV monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume
cairan
• Monitor adanya tanda gagal ginjal
3. Resiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering Definisi :
Perubahan pada epidermis dan dermis Batasan karakteristik : - Gangguan pada
bagian tubuh - Kerusakan lapisan kulit (dermis)
NOC :
Tissue Integrity : Skin and Mucous Membrane
Kriteria Hasil :
• Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperature, hidrasi, pigmentasi)
• Tidak ada luka/lesi pada kulit
• Perfusi jaringan baik
• Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya sedera berulang
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 23
• Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan
`perawatan alami
NIC :
Pressure Management
• Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
• Hindari kerutan pada tempat tidur
• Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
• Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
• Monitor kulit akan adanya kemerahan
• Oleskan lotionatau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan
• Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
• Monitor status nutrisi pasein
• Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
Tujuan :
Nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil :
Nyeri dapat berkurang / hiilang, ekspresi wajah tenang
Intervensi :
Observasi tanda-tanda vital. Kaji tingkat rasa nyeri. Atur posisi yang nyaman
bagi klien. Beri kompres hangat pada daerah abdoment. Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.
5. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,prosedur yang
menakutkan.
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 24
Tujuan :
Klien akan memperlihatkan penurunan tingkat kecemasan
Intervensi :
Kaji tingkat kecemasan klien. Kaji faktor pencetus cemas. Buat jadwal kontak
dengan klien. Kaji hal yang disukai klien. Berikan mainan sesuai kesukaan
klien. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan. Anjurkan pada keluarga
unrtuk selalu mendampingi klien.
C. Evaluasi
1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhantubuh.
3. Integritas kulit kembali noprmal.
4. Rasa nyaman terpenuhi.
5. Pengetahuan kelurga meningkat.
6. Cemas pada klien teratasi.
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 25
DAFTAR PUSTAKA
- Askep Nanda dan NIC NOC
- Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.
Ed. 2 Jakarata : EGC.
- Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas
Kedokteran UI : Media Aescullapius.
- Pitono Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi Anak. Surabaya :
GRAMIK FK Universitas Airlangga.
- Price, Anderson Sylvia. (1997) Patofisiologi. Ed. I. Jakarata : EGC.
- www.AskepGastroenteritis.com di unggah pada tanggal 15 Juni 2011
-
Rakha Ar-Rayyan |Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis 26