Post on 28-Dec-2015
TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN STRATEGI
GSLC 28 May 2014
ANALISIS VRIO PADA
PT. GARUDA INDONESIA
DAFTAR ISI
I. Sejarah Perusahaan
II. Profil Perusahaan
III. Visi dan Misi Perusahaan
IV. Produk yang di Hasilkan
V. Strategi Perusahaan
VI. Analisis Perusahaan
i) Opportunity and Threats
ii) VRIO Analysis
I. Sejarah Perusahaan
Berawal dari penerbangan perdana di tahun 1949, Garuda Indonesia, yang
sebelumnya bernama Garuda Indonesian Airways, mulai mengembangkan
armadanya. Garuda Indonesia pada saat itu mengoperasikan satu pesawat Douglas
DC-3 Dakota dan PBY Catalina. Berikutnya, Garuda Indonesia mengoperasikan
armada DH Heron and Convair 340.
Pada tahun 1956, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia melayani jamaah haji
Indonesia ke tanah suci Mekkah di Saudi Arabia, dengan menggunakan armada
Convair 340.
Periode 1960-an adalah masa dimana Garuda Indonesia tumbuh dengan pesat.
Pada tahun 1961, armada Lockheed Electra didatangkan ke Bandara Kemayoran,
Jakarta. Lima tahun kemudian, Garuda Indonesia memperkuat armadanya dengan
jet empat mesin, yaitu Douglas DC-8. Di samping itu, armada lain seperti
DC-3/C-47 Dakota, Convair 340, Convair 440, Lockheed Electra, Convair 990A,
Fokker F-27 and DC-8 juga melengkapi kekuatan maskapai Garuda Indonesia.
Kemudian pada tahun 1976, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia
mengoperasikan pesawat berbadan lebar Douglas DC-10, yang terdaftar sebagai
PK-GIA. Satu tahun kemudian Garuda Indonesia tidak lagi menggunakan pesawat
turboprop engine Fokker F-27. Hal ini membuat Garuda Indonesia sebagai satu-
satunya maskapai yang hanya mengoperasikan pesawat jet, yaitu dengan armada
DC-10, DC-9, DC-8 dan F-28.
Perkembangan armada yang terus melesat pada tahun 1980, membuat Garuda
Indonesia mendatangkan pesawat berbadan lebar Boeing 747-200. Dua tahun
kemudian, maskapai membeli pesawat berbadan lebar lainnya, yaitu Airbus
A300B4 FFCC (Forward Facing Crew Cockpit). Pesawat dengan kokpit yang
berisi dua orang ini adalah ide dari Wiweko Soepono, mantan Presiden Direktur
Garuda Indonesia. Pada tahun 1984, barisan armada Garuda Indonesia secara
lengkap adalah Boeing 747-200, DC-10, Airbus A300B4, DC-9 and F-28. Dengan
36 unit pesawat F-28, pada saat itu Garuda Indonesia adalah operator F-28
terbesar di dunia.
Pada tahun 1994, Garuda Indonesia memperkuat armadanya dengan pesawat
berbadan paling lebar pada era 90-an, yaitu Boeing 747-400. Sebagai tambahan,
barisan armada Garuda Indonesia juga dilengkapi dengan Boeing 737 seri 300,
400 dan 500.
Selanjutnya pada tahun 2009, Garuda Indonesia menambah armada berteknologi
tinggi, dengan memperkenalkan Airbus A330-300 dan Boeing 737-800 Next
Generation. Kedua jenis pesawat ini dilengkapi dengan perangkat in-flight
entertainment, Audio and Video on Demand (AVOD), di setiap tempat duduknya.
Perangkat ini memungkinkan penumpang untuk memilih sendiri berbagai macam
hiburan seperti film, program televisi, video musik dan permainan. Sebagai
tambahan, tenpat duduk Business Class Garuda Indonesia Airbus A330 juga dapat
sepenuhnya berbaring hingga 180 derajat (flat bed seat).
Kini pada tahun 2012, Garuda Indonesia kembali menyambut armada baru
Bombardier CRJ1000 NextGen.
II. Profil Perusahaan
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep
sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda
Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18
rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China,
Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).
Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah
mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini
membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang
keselamatan dan keamanan.
Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan
baru yang disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini menawarkan
konsep yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk
mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling
mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh Business
Class dan Economy Class. Selain itu, penumpang juga dimanjakan dengan Audio
and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai
pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang.
Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai bukti
dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia
sebagai “Four Star Airline” dan sebagai “The World's Most Best Improved
Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012, Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan
sebagai “World's Best Regional Airline” dan “Maskapai Regional Terbaik di
Dunia”. Sebuah lembaga konsultasi penerbangan bernama Centre for Asia
Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan
kepada Garuda Indonesia sebagai "Maskapai yang Paling Mengubah Haluan
Tahun Ini", pada tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti
independen di Australia, juga memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia
sebagai “The Best International Airline” pada bulan Januari, Februari dan Juli
2012.
Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga terhindar
dari kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006 hingga 2010.
Setelah melalui masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan
dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal
dengan nama ‘Quantum Leap’. Program ini diharapkan akan membawa
perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih luas dan diiringi
dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.
Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub
bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adalah hub di
daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian
untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke bagian timur Indonesia, Garuda
Indonesia juga memiliki hub di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi
Selatan.
Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, Garuda Indonesia
juga memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan anak perusahaan.
Unit bisnis Garuda Indonesia adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center.
Sedangkan anak perusahaan Garuda Indonesia adalah PT Citilink Indonesia, yaitu
maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi
darat, agen perjalanan dan katering), PT Abacus Distribution System Indonesia
(penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System Indonesia/Asyst
(penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisawata dan
transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia), yaitu
perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul.
Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan Publik dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
III. Visi dan Misi Perusahaan
Visi PerusahaanMenjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.
Misi PerusahaanSebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.
IV. Produk yang di Hasilkan
Pada tahun 2010, Garuda dalam rencana Quantum Leap yang salah satunya bertujuan untuk
melakukan re-branding, mulai melakukan perbaikan layanan dalam kursi pesawat selama
penerbangan jarak jauh maupun dekat dengan mendatangkan pesawat baru berkursikan
nyaman nan empuk dan di lengkapi fasilitas AVOD serta colokan listrik dalam memberikan
kenyamanan dalam penerbangan untuk menyamakan kualitas fasilitas kursi dalam
penerbangan dengan maskapai internasional kelas dunia seperti KLM, Air France dan
Singapore Airlines. Garuda juga memperkenalkan kursi baru dalam memberi kenyamanan
penumpang dalam pesawat.
First Class/ Kelas Utama Boeing 777-300ER Garuda Indonesia.
Pada pesawat Boeing 777-300ER, tersedia 8 kursi kelas utama dengan konfigurasi 1-2-1.
Kabin kelas utama memiliki fasilitas yang mewah seperti:
Sliding door disetiap suite.
Kursi ergonomis yang dirancang secara optimal , dengan luas 82 inci dan lebar 22 inci
yang dapat diubah menjadi tempat tidur datar (180°) dan dilengkapi dengan matras,
selimut, bantal, dan lengkap dengan ottoman.
Meja yang bisa digunakan untuk menikmati hidangan menu yang disajikan.
Seat control dengan panel layar sentuh untuk kemudahan penggunaan.
Pembatas untuk suite pada lini tengah yang dapat disesuaikan untuk mempermudah
percakapan dengan penumpang suite yang berada di sebelahnya.
In-flight entertainment dengan 23.5 inci touch screen LCD, dilengkapi dengan remote
control dan headphone kedap suara.
Lemari penyimpanan pribadi.
Lampu baca pribadi.
Executive Class/ Kelas Bisnis Boeing 777-300ER Garuda Indonesia.
Pesawat Airbus A330 (seri -200 dan -300) memiliki produk kelas eksekutif baru yaitu:
Flat-Bed seats yang memiliki ruang kaki 74" dan dapat disandarkan hingga 180 derajat
dan dilengkapi dengan sandaran tangan 11 inci.
Layar sentuh LCD dengan AVOD di setiap kursi,
Colokan listrik di setiap kursi dan lampu baca pribadi.
Pesawat Boeing 747-400 dan Boeing 737 masih menggunakan kursi eksekutif lama. Boeing
747–400 memiliki ruang kaki 46"-48" dengan panjang kursi 16". Sementara di Boeing 737,
termasuk seri -300, -400, -500, dan seri -800 terbaru memiliki ruang kaki 41" hingga 44"
dengan panjang 19". Di beberapa pesawat, tersedia TV di setiap kursi.
Economy Class/ Kelas Ekonomi Boeing 777-300ER Garuda Indonesia.
Tersedia di semua pesawat. Ruang kaki terdiri dari 30" hingga 35" tergantung jenis pesawat,
dengan panjang kursi 17". Pesawat Airbus A330-200, Airbus A330-300 dan Boeing 737-800
NG memiliki kursi kelas ekonomi yang lebih baru yang menawarkan layar sentuh LCD 9-inci
dengan AVOD.
Makanan dan minuman ditawarkan tergantung lamanya penerbangan. Anggur dan bir juga
ditawarkan dalam penerbangan internasional.
V. Strategi Bisnis
Unit Bisnis Strategis atau Strategic Business Unit (SBU) adalah unit bisnis independen di
bawah perusahaan yang bertujuan untuk mengoptimalisasi sumber daya dan memaksimalkan
nilai perusahaan. SBU menyediakan produk dan pelayanan kepada pelanggan internal
maupun pihak ketiga. SBU yang berada di bawah Garuda Indonesia tersebut adalah Unit
Bisnis Garuda Sentra Medika (GSM) dan Unit Bisnis Garuda Cargo. Kedua unit bisnis ini
bertanggung jawab pada Dewan Direksi.
Corporate Level
Berbicara mengenai di dalam bisnis apa perusahaan akan berpartisipasi dan pembagian
sumber daya ke masing-masing bisnis unit. Berdasarkan corporate level strateginya, maka
Garuda Indonesia diklasifikasikan ke dalam perusahaan related diversified firm yaitu
perusahaan yang beroperasi di bidang industri yang mirip dan mereka berhubungan satu sama
lain melalui operating synergies. Operating synergies ini dapat berupa :
- kemampuan untuk membagi sumber daya
- kemampuan untuk membagi core competency (sesuatu yang membuat suatu
perusahaan sukses dan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi customer).
Bussiness Unit Level
Fokus dari strategi yang diterapkan pada level bisnis unit ini adalah bagaimana menciptakan
dan menjaga keunggulan kompetitif di setiap industri yang dimasukinya. Ciri bisnis unit
adalah dapat mengambil keputusan dan memiliki strateginya sendiri-sendiri tapi tujuan
utamanya tetap sama dengan perusahaan induknya. Usaha utama Garuda adalah jasa
penerbangan, dan business unitnya pun sejalan dengan kegiatan utama perusahaan. Jadi bisa
dibilang Garuda menggunakan pola Aviation Business Model untuk mengembangkan
usahanya. Berikut ini adalah Bussiness Unit Level Strategy yang diterapkan oleh BU maupun
anak perusahaan Garuda.
Sebagai bagian dari proses penterjemahan Strategi Perusahaan dari bentuk intangible
assets menjadi tangible assets serta untuk menguraikan hubungan sebab akibat antara sasaran
strategik, maka dikembangkan Strategy Map yang terbagi atas perspektifLearning & Growth,
Process, Customer serta Financial.
VI. Analisis Perusahaan
Analisis SWOT
FAKTOR EKSTERNAL UTAMA
Opportunity Bobot PeringkatSkor
Bobot
Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar
perusahaan penerbangan yang dilarang terbang di
kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin terbukanya
kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan
penerbangan internasional jarak jauh.
0.08 3 0.24
Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan
udara yang memiliki pertumbuhan yang pesat.0.10 4 0.40
Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia
Pasifik.0.15 4 0.60
Pertumbuhan penumpang transportasi udara di
Indonesia tahun 2010 mencapai 22,39%0.10 4 0.40
Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global
maskapai penerbangan yang bernama
SkyTeamGlobal Airline Alliance
0.06 3 0.18
Threats
Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang
tidak dapat dikontrol yang menghambat ketepatan
waktu penerbangan (OnTimePerformance/OTP), seperti
landasan pacu/runway yang terbatas
0.05 4 0.20
Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda
Indonesia berasal dari Pertamina, sehingga harga bahan
bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat
tergantung dengan Pertamina
0.05 4 0.20
Adanya krisis global 0.07 4 0.28
Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke 0.04 2 0.08
Indonesia
Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket
dan semakin banyaknya rute penerbangan baruyang
dibuka oleh maskapai penerbangan lain
0.10 3 0.03
Adanya bencana alam seperti letusangunung merapi,
wabah penyakit0.04 3 0.12
Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket
pesawatlebih tinggi dibandingkan dengan maskapai
penerbangan lainnya
0.10 3 0.30
TOTAL 1 3.30
Faktor Internal Utama
Strengths Bobot PeringkatSkor
Bobot
Masakapai penerbangan terbesar diIndonesia
Garuda saat ini mengoperasikan 89 pesawat yang terdiri
dari 3 pesawat jenis Boeing 747-400, 6 pesawat jenis
Airbus 330-300, 5 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33
pesawat jenis B737 Classic (seri 300, 400, 500) dan 42
pesawat B737-800 NG
Garuda Indonesia mempunyai 36 rute penerbangan
domestik dan 26 rute internasional hingga tahun 2010
Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan
sebagai fokus utama yang didasarkan keramahtamahan
dan keunikan Indonesia yang disebut dengan “Garuda
Indonesia Exeprience” yang didasarkan pada 5 senses
yaitu Sight, Sound, Smell, Taste, and Touch,
menyebabkan Garuda Indonesia mempunyai ciri khas
tersendiri dibandingkan dengan maskapai penerbangan
lain
Adanya layanan “Imigration on Board” yang
merupakan inovasi Garuda dan merupakan satu-satunya
di dunia, yaitu layanan pemberian visa diatas pesawat
Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam
menjalankan bisnis sehingga menempatkan Garuda
Indonesia sebagai maskapai penerbangan dengan TI
tercanggih di Indonesia
Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan
telah diakaui di pasar domestik
Weakness
Adanya faktor teknis dan flight operations seperti
keterbatasan jumlah cockpit dan cabin crew sehingga
menyebabkan keterlambatan penerbangan
Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan
adanya peningkatan dalam jumlah kewajiban pada
akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang
masih harus dibayar
Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi
dalam menjalankan bisnis apabila terjadi kesalahan
sistem, proses bisnis perusahaan akan terganggu
Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada
modal kerja pada masa yang akan datang
Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket
pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai
penerbangan lainnya
TOTAL
STRENGTH WEAKNESS
OPPORTUNITIES 1. Perpindahan kantor ke gedung manajemen yang berkonsep eco buiding di area Garuda City di kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng yang meningkatkan produktivitas serta efisiensi dan efektivitas perusahaan karena seluruh kegiatan operasional perusahaan terintegrasi dalam satu kawasan yang terpadu
2. Dibukanya 4 rute domestik baru dan 7 rute internasional baru tahun 2009
3. Melakukan intensifikasi atas jaringan penerbangan yang ada. Jaringan penerbangan perusahaan saat ini menghubungkan 28 kota domestik dan 24 kota internasional, termasuk sembilan kota yang diterbangi oleh mitra codeshare perusahaan. Di tahun 2009, mitra codeshare
1. Modernisasi dan penambahan pesawat dalam jumlah yang cukup besar dengan penggunaan bahan bakar yang efisien yang dimulai bertahap sejak Juli 2009
2. Dibukanya kembalinya rute-rute penerbangan yang sempat ditutup baik di dalam maupun di luar negeri seperti Amsterdam pada Juni 2010.
3. Penambahan jumlah pilot, co pilot, dan awak kabin di tahun 2010
4. Tidak dibagikannya dividen terlebih dahulu selama 6 tahun dari tahun 2009
Internal Factors(IFAS)
External Factors (EFAS)
berjumlah 10 maskapai penerbangan seperti Singapore Airlines, Silk Air, China Airlines, China Southern Airlines, Korean Air, Malaysian Airlines, Philippine Airlines, Vietnam Airlines, KLM dan Qatar Airways untuk melayani pasar Asia Tenggara maupun internasional
4. Dikembangkannya konsep “Human Capital Managenment System” yang memandang seluruh karyawan sebagai aset yang memiliki daya saing tinggi yang dilakukan mulai dari dilakukan dari mulai tahap perencanaan, pengembangan, pembuatan sistem dan prosedur, serta pengelolaan karir
5. Melakukan pemetaan karyawan sesuai dengan kompetensi dan minatnya guna memudahkan pengembangan karyawan. Selanjutnya karyawan terpilih ini dibekali dengan pelatihan dan pengembangan “Management Development Program” atau “Professional Development Program” sehingga mereka dapat terus
berkembang dan memberikan kemampuan terbaiknya bagi organisasi
6. Sistem pembelajaran elektronis “learning content management system” dan pusat pembelajaran bagi karyawan Garuda
7. Mengintensifkan proses internalisasi budaya perusahaan “FLY-HI” di seluruh jajaran karyawan Garuda
8. Menerapkan sistem reward and punishment yang telah meningkatkan motivasi dan produktivitas karyawan
9. Membentuk komite nominasi dan remunerasi, penelaahan dan penyempurnaan GCG, menerapkan whistleblowing system serta memasukkan laporan pelaksanaan Corporate Governance pada website Perusahaan agar dapat diakses oleh publik
10. Melaksanakan program kemitraan usaha kecil melalui pembinaan usaha kecil dan menengah
sejak tahun 1992
11. Pemberian bantuan kepada korban bencana alam, pendidikan dan/atau pelatihan, peningkatan kesehatan masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana umum, sarana ibadah dan pelestarian alam
12. Perusahaan secara aktif melakukan penetrasi pasar ke berbagai perusahaan skala besar (segmen korporasi) serta bankbank dalam rangka menarik pelanggan yang loyal terhadap perusahaan
13. Meluncurkan Internet Booking Engine (IBE) tanggal 16 Januari 2009 dalam memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk melakukan reservasi dan pembelian tiket melalui internet
14. Melaksanakan program Laptop on Board yang merupakan teknik dimana laptop yang diletakkan di cockpit akan menggantikan hardcopy document untuk manual teknik
15. Melakukan
transformasi sistem check in yang menawarkan pilihan layanan baru kepada pelanggan dengan menyediakan layanan mandiri berupa Kiosk/Self Service check in
16. Meluncurkan layanan Mobile Commerce (Booking and Payment) yang berbasis Service Oriented Architecture (SOA)
THREATS 1. Desain interior di dalam pesawat yang menggunakan warna dan motif tradisional Indonesia (sight)
2. Menyediakan perangkat Audio & Video on Demand (AVOD) untuk menikmati film, siaran TV, bermain video game, ataupun mendengarkan musik termasuk musik tradisional dan kontemporer Indonesia (sound)
3. Merekomendasikan sajian makanan dan minuman hasil pertanian Indonesia kepada penumpang seperti nasi tumpeng mini nusantara dan jus martebe yang terbuat dari campuran buah markisa dan terung belanda (taste)
4. Memperkenalkan aroma terapikhas Indonesia di kantor-
1. Lebih memberdayakan SBU citilink untuk penerbangan dengan harga yang rendah yang telah melayani 7 kota di Indonesia (Ampenan, Banjarmasin, Balikpapan, Batam, Jakarta, Kupang dan Makasar
2. Menyelesaikan restrukturisasi hutang dengan seluruh kreditur termasuk European Export Creditur Agency (ECA) tanpa jaminan dari pemerintah
3. Menetapkan harga tiket yang tepat yang sesuai dengan pertimbangan strategi, profitabilitas, kondisi persaingan dan permintaan serta fluktuasi harga bahan bakar
kantor dan fasilitas airport lounge Garuda, sedangkan untuk di dalam kabin pesawat sedang dilakukan penelitian untuk menemukan aroma yang tepat (Smell)
5. Memberikan layanan tulus dan bersahabat kepada penumpang dari pada saat melakukan reservasi sampai tiba di bandara tujuan (touch)
6. Memberikan layanan “immigration on board” yang memungkinkan penumpang untuk mengurus dokumen keimigrasian di dalam pesawat
7. Mengadakan corporate safety committee meeting secara berkala, melakukan update terhadap safety policy, quality policy, security policy dan environment policy demikeselamatan dan keamanan penerbangan
8. Para awak pesawat Garuda sudah memulai aktivitas sejak jam 3 dini hari untuk menyiapkan penerbangan pertama dari bandara Soekarno-Hatta
Analisis VRIO
Value chain
Istilah rantai nilai (value chain) menggambarkan cara untuk memandang suatu
perusahaan sebagai rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output yang bernilai bagi
pelanggan. Analisis rantai nilai (value chain analysis—VCA) berupaya memahami bagaimana
suatu bisnis menciptakan nilai bagi pelanggan dengan memeriksa kontribusi dari aktivitas-
aktivitas yang berbeda dalam bisnis terhadap nilai tersebut (Pears and Robinson, 2009).
Tujuan dari analisis value-chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap value
chain di mana perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk
menurunkan biaya. Penurunan biaya atau peningkatan nilai tambah dapat membuat
perusahaan lebih kompetitif
ServiceMerketing and sales
InfrastrukturFinance
HRDFlight Operation
Penerbangan internasional dan domestik
Jasa Kargo Udara
Penjualan Tiket(outlet tiket)
Pendapatan diluar usaha
Primary Activities
Penerbangan Internasional dan domestik
Jasa Kargo udara
Penjualan tiket (outlet tiket)
Pendapatan diluar usaha
Supp
ortin
g Ac
tiviti
es
Service
immigration on board
Check in online
e-tecketing
perangkat Audio & Video on
Demand (AVODPriority
Marketing & sales
Network management
Pemasaran
Advertising
Brand awarness
Infrastruktur Armada pesawat - -
Terminal
Cabang(outlet)
Bus -
Waiting Lounge -
Finance Stuktur permodalan
- - -
Obligasi - -
HRD Produktivitas
Rekrutment
Training
Reward system
Jenjang karir
Penilaian kinerja
Budaya perusahaan
Flight Operation Perawatan pesawat
Tabel Kerangka Analisis VRIO
Resources V R I OImplikasi
PersainganKinerja Secara
EkonomiStrength/ Weakness
Serv
ice
immigration on board
Yes No No Yes Comp parity Normal Strength
Check in online Yes No Yes - Comp Disadv Below Normal Weakness
e-tecketing Yes No Yes Sus Comp Adv Normal Strength
perangkat Audio & Video on Demand (AVOD
Yes Yes Yes Yes Sus Comp Adv Above Normal Strength
Mar
ketin
g
Network management
Yes No - Yes Comp Parity Normal Str & dist comp
Pemasaran Yes Yes No Yes Temp Comp Adv Normal Str & dist comp
AdvertisingYes No Yes Yes Comp Parity Normal Strength
Brand awarness Yes Yes Yes Yes Sus Comp Adv Above Normal Str & dist comp
Fina
nce Stuktur
permodalanYes Yes Yes Yes Sus Comp Adv Above Normal
Str & sus dist com
Obligasi Yes No - Yes Comp Parity Normal Strength
Infr
astr
uktu
r
Cabang Yes Yes Yes Yes Sus Comp Adv Normal Strength
Armada pesawat Yes Yes Yes Yes Sus Comp Adv Above Normal Strength
m-banking Yes - - - Comp Adv NormalStr & sus dist
comPemesanan online Yes No Yes - Comp Adv Above Normal Strength
HRD Produktivitas No - - - Comp Disadv Normal Strength
Rekrutment Yes Yes No Yes Temp Comp Adv Above Normal Str & sus dist com
Training Yes No Yes Comp Parity Normal Strength