Post on 10-Dec-2015
description
c. Prinsip Mempertemukan Pendapatan dan Biaya
Pendapatan dan biaya harus sesuatu hal yang terjadi dalam waktu yang sama. Untuk dapat
mempertemukan pendapatan dan biaya dalam periode yang sama maka diperlukan metode
pengakuan pendapatan dan biaya. Pengakuan tersebut menggunakan dasar waktu (accrual
basis).
d. Prinsip Objektif
Prinsip ini memberikan pengertian bahwa laporan keuangan yang dihasilkan haruslah
didasarkan pada data akuntansi yang didukung oleh bukti-bukti transaksi yang objektif.
Bukti transaksi yang objektif dapat diperoleh bila transaksi yang dilakukan berdasarkan
kesepakatan antara pihak-pihak yang bertransaksi, serta didukung oleh pengawasan dan
pengendalian intern yang baik.
e. Prinsip Pengungkapan Penuh
Laporan keuangan hendaknya dapat memberikan semua informasi baik yang ebrsifat
kualitatif maupun kuantitatif yang dapat mempengaruhi interpretasi dan pengambilan
keputusan para pemakainya.
f. Prinsip Konsistensi
Prinsip ini pada dasarnya mengatakan bahwa laporan keuangan tersebut harus mempunyai
daya banding. Daya banding laporan keuangan akan ditentukan oleh konsistensi
penggunaan teori, metode, dasar, pedoman, dan praktik akuntansi yang sama dengan yang
diterapkan sebelumnya. Namun, pada suatu kasus tertentu ada metode yang tidak cocok
dengan kondisi saat ini, maka perusahaan dapat mengganti metode tersebut dengan
menjelaskan tentang perubahan metode tersebut dan pengaruh penggunaan metode tersebut
terhadap angka-angka dalam laporan keuangan.
4. Asumsi dan Konsep Dasar Akuntansi
Konsep-konsep akuntansi yang digunakan dalam lingkungannya sangat dipengaruhi
oleh pengetahuan, pengalaman, kondisi sosial, kondisi ekonomi, politik dan sebagainya.
Konsep ini dapat juga dikatakan sebagai asumsi dasar dalam akuntansi.
Asumsi dasar ini terutama dalam menyusun prinsip akuntansi. Prinsip akuntansi
disusun dengan memperhatikan tujuan laporan keuangan, keadaan perekonomian, keadaan
politik, perundangan-undangan. Konsep dasar akuntansi meliputi:
a. Kesatuan Usaha (Business Entity)
Dalam konsep ini diasumsikan bahwa perusahaan merupakan kesatuan usaha yang
terpisah dari pemiliknya dan akuntansi memandang dari segi perusahaannya. Adanya
pemisahan ini merupakan faktor utama yang dijadikan pertimbangan untuk membebankan
pada kesatuan ekonomi tersebut yaitu kewajiban mempertanggungjawabkan keuangan
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Kesinambungan (Going Concern)
Konsep ini menjelaskan bahwa perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak
terbatas dan akan berlangsung secara terus-menerus. Asumsi ini akan memberikan
dukungan yang kuat untuk penyajian aktiva berdasarkan harga perolehannya dan bukan
atas dasar nilai kontan aktiva tersebut atau nilai yang direalisasikan pada saat likuidasi.
c. Periode Akuntansi
Konsep ini menjelaskan bahwa rugi dan laba perusahaan baru dapat diketahui setelah
perusahaan dilikuidasi atau pada tingkat kesuksesan suatu perusahaan hanya dapat
diketahui bila perusahaan menghentikan usahanya dan mencairkan seluruh hartanya
menjadi kas. Penyusunan laporan keuangan periodik ini beranggapan bahwa umur kegiatan
perusahaan yang tidak terbatas tersebut pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan
perusahaan dari beberapa periode. Bagian-bagian periode dari periode yang tidak terbatas
ini selanjutnya disebut periode akuntansi.
d. Pengukuran dalam Nilai Uang
Penyelenggaraan akuntansi beranggapan bahwa mata uang adalah alat pengukur
yang berlaku umum terhadap semua kegiatan ekonomi. Penggunaan satuan mata uang
(rupiah) didasarkan pemahaman bahwa mata uang mempunyai nilai yang tetap (stable of
price).
e. Penetapan Beban dan Pendapatan
Penentuan laba periodik dan posisi keuangan dilakukan berdasarkan metode akrual,
yaitu dikaitkan dengan pengukuran aktiva dan kewajiban serta perubahannya pada saat
terjadinya. Penentuan laba periodik menyangkut dua masalah yaitu: pengakuan pendapatan
selama periode dan penentuan beban yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk
menghasilkan pendapatan tersebut.
5. Kendala atau Keterbatasan Akuntansi
Kendala atau keterbatasan akuntansi dikelompokkan menjadi kendala primer atau kendala
sekunder misalnya asas konservatif dan keterbatasan dalam dunia usaha. Kendala sekunder ini
tidak begitu penting, namun perlu dipertimbangkan dalam menyajikan informasi akuntansi.
a. Asas Manfaat dan Biaya
Untuk mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi akuntansi diperlukan
biaya. Para pemakai harus mempertimbangkan biaya untuk menghasilkan informasi
tersebut. Kesulitannya adalah tidak semua manfaat informasi dapat diukur atau
dibuktikan. Manfaat informasi tersebut dapat dirasakan oleh pihak penyaji dalam
bentuk efisiensi pengendalian dan oleh para pemakai dalam bentuk alokasi sumber-
sumber ekonomi, jumlah pajak yang dibayar, ketaatan terhadap regulasi.
b. Asas Materialitas
Asas ini mengemukakan bahwa transaksi-transaksi dan lain-lain peristiwa yang tidak
penting/kurang berarti terhadap kegiatan ekonomi perusahaan adalah tidak harus
diperlakukan secara konsekuen dengan prinsip-prinsip akuntansi. Kesulitan
mengukur materialitas menjadi kendala, mengingat materialitas sangat tergantung
pada pengaruh atau akibatnya kepada para pemakainya. Dengan demikian perlu
adanya batasan bahwa bila suatu item dalam hubungannya dengan laporan keuangan
dianggap material kalau mempunyai akibat-akibat yang cukup berarti dalam
pengambilan keputusan-keputusan yang dibuat berdasarkan laporan keuangan
tersebut.
c. Asas Konservatif
Asas ini erat kaitannya dengan risiko ketidakpastian di masa yang akan datang. Asas
ini mencerminkan kehati-hatian dalam hal mengakui adanya pendapatan dan biaya
sehingga terhindar dari kemungkinan risiko yang akan timbul di masa yang akan
datang. Apabila dalam aktiva terdapat berbagai penilaian, maka nilai aktiva yang
paling rendah harus diakui, sebaliknya hutang yang paling besar yang dicatat.
Pendapatan dan biaya yang harus dipilih adalah pendapatan dan biaya yang
menghasilkan laba periodik paling rendah.
Dalam kaitannya dengan pengakuan dan penilaian pada asas ini terdapat empat
macam yaitu:
1. Pengakuan dan penilaian penghasilan.
Dalam hal ini penghasilan harus diakui pada saat realisasinya. Penghasilan adalah
setiap nilai yang menambah aktiva. Untuk itu sangat erat dengan penilaian aktiva
yang tidak boleh melebihi harga perolehannya, maka penghasilan tidak boleh
diantisipasi terlalu besar atau terlalu kecil.
2. Dalam hubungannya dengan pengakuan biaya, maka biaya harus dibebankan
pada periode akuntansi sesuai dengan periode pengakuan penghasilan yang
diperoleh dengan biaya tersebut.
3. Dalam hubungannya dengan laba, maka laba harus diakui pada saat realisasi.
4. Dalam hubungannya dengan pengakuan kerugian, menurut asas ini bahwa
perusahaan harus sudah mengakui semua kerugian dan hutang yang diketahui
baik yang sudah pasti maupun yang belum pasti. Dalam hal terjadinya hutang
ataupun kerugian yang belum pasti maka kita kenal adanya hutang taksiran yang
biasanya ditampung dalam rekening kontinjensi.
d. Kebiasaan-kebiasaan dalam Dunia Bisnis
Dalam praktik akuntansi secara nyata lebih menginnginkan kepraktisan dan aspek
keguanaan, sehungga sering dijumpai penyimpangan-penyimpangan terhadap
prinsip-prinsip akuntansi. Hal ini masih bisa diperkenankan karena setiap jenis usaha
mempunyai karakteristik dan spesifikasi tersendiri. Badan usaha tersebut tidak selalu
menerapkan akuntansi secara konseptual.
C. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERBANKAN
Persamaan dasar akuntansi dibangun pemahaman antara hak dan kewajiban. Hak
merupakan kekayaan atau aktiva atau aset. Hak ini ada karena telah timbul kewajiban.
Konsep akuntansi menghendaki keseimbangan antara hak dan kewajiban. Secara umum
persamaannya adalah :
Hak = Kewajiban
Aktiva = Pasiva
Kewajiban Bank terdiri dari kewajiban terhadap pihak eksternal dan kewajiban terhadap
pihak internal. Kewajiban kepada pihak eksternal adalah kewajiban kepada kreditur atau pemberi
dana atau deposan. Sedangkan kewajiban terhadap internal adalah kewajiban kepada pemilik
modal. Sehingga persamaannya menjadi
Aktiva= Hutang + Modal
Bila Bank melakukan aktivitas, akan memperoleh pendapatan dan mengeluarkan biaya. Selisih
pendapatan dengan biaya merupakan laba bank. Laba bank merupakan komponen modal bank.
Sehingga persamaannya menjadi :
Aktiva = Hutang + Modal + Pendapatan – Biaya
atau
Aktiva+ Biaya = Hutang + Modal + Pendapatan
Maka, dapat disimpulkan bahwa :
a. Setiap pertambahan aktiva akan didebet dan pengurangan aktiva akan dikredit.
b. Setiap pertambahan biaya akan didebet dan setiap pengurangan biaya akan dikredit.
c. Setiap peningkatan hutang akan dikredit dan setiap pengurangan/pelunasan hutang akan
didebet.
d. Setiap pertambahan modal akan dikredit dan penurunan modal akan didebet.
e. Setiap pertambahan pendapatan bank akan dikredit dan setiap penurunan pendapatan akan
didebet.
Aktiva bank misalnya berupa kas, Giro BI, penempatan pada bank lain, sekuritas jangka
pendek, kredit yang diberikan, penyertaan, dan aktiva tetap. Hutang bank misalnya giro
nasabah, tabungan, deposito, pinjaman diterima, sedangkan modal berupa modal disetor maupun
laba ditahan. Untuk pendapatan bank bisa berupa pendapatan bunga dan pendapatan lainnya.
Sedangkan biaya bank berupa biaya bunga dan biaya lainnya.
D. SISTEMATIKA REKENING BANK
Penggunaan nama, struktur dan hubungan antarrekening perlu ada keseragaman agar laporan
yang dihasilkan mudah dipahami dan mudah diperbandingkan. Sistematika rekening bank
disusun dengan menggunakan digit tertentu. Digit pertama berisi rubrik rekening, digit kedua
berupa identifikasi jenis valuta, digit ketiga berisi kelompok rekening grup. Digit keempat berisi
kelompok rekening subgrup dan digit kelima dan seterusnya berisi berupa rincian atau rekening
individual. Contoh secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
1 0 6 2 1
Pengelompokkan rekening selanjutnya didasarkan pada sifat dan fungsi rekening. Pengelompokkan ini dimaksudkan agar dapat menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, beban, komitmen, dan kontijensi.
Rubrik Rekening
Nomor Rubrik Rekening Rubrik Rekening1 Aktiva2 Kewajiban3 Ekuitas4 Pendapatan5 Beban6 Produktif7 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap8 Komitmen9 Kontinjensi
Aktiva
Aktiva dalam Rupiah
Kredit yang Diberikan
Pihak Tidak Terkait dengan Bank
Rekening Individual