AK LPD SAP 1

9
c. Prinsip Mempertemukan Pendapatan dan Biaya Pendapatan dan biaya harus sesuatu hal yang terjadi dalam waktu yang sama. Untuk dapat mempertemukan pendapatan dan biaya dalam periode yang sama maka diperlukan metode pengakuan pendapatan dan biaya. Pengakuan tersebut menggunakan dasar waktu (accrual basis). d. Prinsip Objektif Prinsip ini memberikan pengertian bahwa laporan keuangan yang dihasilkan haruslah didasarkan pada data akuntansi yang didukung oleh bukti-bukti transaksi yang objektif. Bukti transaksi yang objektif dapat diperoleh bila transaksi yang dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pihak-pihak yang bertransaksi, serta didukung oleh pengawasan dan pengendalian intern yang baik. e. Prinsip Pengungkapan Penuh Laporan keuangan hendaknya dapat memberikan semua informasi baik yang ebrsifat kualitatif maupun kuantitatif yang dapat mempengaruhi interpretasi dan pengambilan keputusan para pemakainya. f. Prinsip Konsistensi Prinsip ini pada dasarnya mengatakan bahwa laporan keuangan tersebut harus mempunyai daya banding. Daya banding laporan keuangan akan ditentukan oleh konsistensi penggunaan teori, metode, dasar, pedoman, dan praktik akuntansi yang sama dengan yang diterapkan sebelumnya. Namun, pada suatu kasus tertentu ada metode yang tidak cocok dengan kondisi saat ini,

description

PERBANKAN

Transcript of AK LPD SAP 1

Page 1: AK LPD SAP 1

c. Prinsip Mempertemukan Pendapatan dan Biaya

Pendapatan dan biaya harus sesuatu hal yang terjadi dalam waktu yang sama. Untuk dapat

mempertemukan pendapatan dan biaya dalam periode yang sama maka diperlukan metode

pengakuan pendapatan dan biaya. Pengakuan tersebut menggunakan dasar waktu (accrual

basis).

d. Prinsip Objektif

Prinsip ini memberikan pengertian bahwa laporan keuangan yang dihasilkan haruslah

didasarkan pada data akuntansi yang didukung oleh bukti-bukti transaksi yang objektif.

Bukti transaksi yang objektif dapat diperoleh bila transaksi yang dilakukan berdasarkan

kesepakatan antara pihak-pihak yang bertransaksi, serta didukung oleh pengawasan dan

pengendalian intern yang baik.

e. Prinsip Pengungkapan Penuh

Laporan keuangan hendaknya dapat memberikan semua informasi baik yang ebrsifat

kualitatif maupun kuantitatif yang dapat mempengaruhi interpretasi dan pengambilan

keputusan para pemakainya.

f. Prinsip Konsistensi

Prinsip ini pada dasarnya mengatakan bahwa laporan keuangan tersebut harus mempunyai

daya banding. Daya banding laporan keuangan akan ditentukan oleh konsistensi

penggunaan teori, metode, dasar, pedoman, dan praktik akuntansi yang sama dengan yang

diterapkan sebelumnya. Namun, pada suatu kasus tertentu ada metode yang tidak cocok

dengan kondisi saat ini, maka perusahaan dapat mengganti metode tersebut dengan

menjelaskan tentang perubahan metode tersebut dan pengaruh penggunaan metode tersebut

terhadap angka-angka dalam laporan keuangan.

4. Asumsi dan Konsep Dasar Akuntansi

Konsep-konsep akuntansi yang digunakan dalam lingkungannya sangat dipengaruhi

oleh pengetahuan, pengalaman, kondisi sosial, kondisi ekonomi, politik dan sebagainya.

Konsep ini dapat juga dikatakan sebagai asumsi dasar dalam akuntansi.

Asumsi dasar ini terutama dalam menyusun prinsip akuntansi. Prinsip akuntansi

disusun dengan memperhatikan tujuan laporan keuangan, keadaan perekonomian, keadaan

politik, perundangan-undangan. Konsep dasar akuntansi meliputi:

Page 2: AK LPD SAP 1

a. Kesatuan Usaha (Business Entity)

Dalam konsep ini diasumsikan bahwa perusahaan merupakan kesatuan usaha yang

terpisah dari pemiliknya dan akuntansi memandang dari segi perusahaannya. Adanya

pemisahan ini merupakan faktor utama yang dijadikan pertimbangan untuk membebankan

pada kesatuan ekonomi tersebut yaitu kewajiban mempertanggungjawabkan keuangan

perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Kesinambungan (Going Concern)

Konsep ini menjelaskan bahwa perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak

terbatas dan akan berlangsung secara terus-menerus. Asumsi ini akan memberikan

dukungan yang kuat untuk penyajian aktiva berdasarkan harga perolehannya dan bukan

atas dasar nilai kontan aktiva tersebut atau nilai yang direalisasikan pada saat likuidasi.

c. Periode Akuntansi

Konsep ini menjelaskan bahwa rugi dan laba perusahaan baru dapat diketahui setelah

perusahaan dilikuidasi atau pada tingkat kesuksesan suatu perusahaan hanya dapat

diketahui bila perusahaan menghentikan usahanya dan mencairkan seluruh hartanya

menjadi kas. Penyusunan laporan keuangan periodik ini beranggapan bahwa umur kegiatan

perusahaan yang tidak terbatas tersebut pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan

perusahaan dari beberapa periode. Bagian-bagian periode dari periode yang tidak terbatas

ini selanjutnya disebut periode akuntansi.

d. Pengukuran dalam Nilai Uang

Penyelenggaraan akuntansi beranggapan bahwa mata uang adalah alat pengukur

yang berlaku umum terhadap semua kegiatan ekonomi. Penggunaan satuan mata uang

(rupiah) didasarkan pemahaman bahwa mata uang mempunyai nilai yang tetap (stable of

price).

e. Penetapan Beban dan Pendapatan

Penentuan laba periodik dan posisi keuangan dilakukan berdasarkan metode akrual,

yaitu dikaitkan dengan pengukuran aktiva dan kewajiban serta perubahannya pada saat

terjadinya. Penentuan laba periodik menyangkut dua masalah yaitu: pengakuan pendapatan

selama periode dan penentuan beban yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk

menghasilkan pendapatan tersebut.

Page 3: AK LPD SAP 1

5. Kendala atau Keterbatasan Akuntansi

Kendala atau keterbatasan akuntansi dikelompokkan menjadi kendala primer atau kendala

sekunder misalnya asas konservatif dan keterbatasan dalam dunia usaha. Kendala sekunder ini

tidak begitu penting, namun perlu dipertimbangkan dalam menyajikan informasi akuntansi.

a. Asas Manfaat dan Biaya

Untuk mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi akuntansi diperlukan

biaya. Para pemakai harus mempertimbangkan biaya untuk menghasilkan informasi

tersebut. Kesulitannya adalah tidak semua manfaat informasi dapat diukur atau

dibuktikan. Manfaat informasi tersebut dapat dirasakan oleh pihak penyaji dalam

bentuk efisiensi pengendalian dan oleh para pemakai dalam bentuk alokasi sumber-

sumber ekonomi, jumlah pajak yang dibayar, ketaatan terhadap regulasi.

b. Asas Materialitas

Asas ini mengemukakan bahwa transaksi-transaksi dan lain-lain peristiwa yang tidak

penting/kurang berarti terhadap kegiatan ekonomi perusahaan adalah tidak harus

diperlakukan secara konsekuen dengan prinsip-prinsip akuntansi. Kesulitan

mengukur materialitas menjadi kendala, mengingat materialitas sangat tergantung

pada pengaruh atau akibatnya kepada para pemakainya. Dengan demikian perlu

adanya batasan bahwa bila suatu item dalam hubungannya dengan laporan keuangan

dianggap material kalau mempunyai akibat-akibat yang cukup berarti dalam

pengambilan keputusan-keputusan yang dibuat berdasarkan laporan keuangan

tersebut.

c. Asas Konservatif

Asas ini erat kaitannya dengan risiko ketidakpastian di masa yang akan datang. Asas

ini mencerminkan kehati-hatian dalam hal mengakui adanya pendapatan dan biaya

sehingga terhindar dari kemungkinan risiko yang akan timbul di masa yang akan

datang. Apabila dalam aktiva terdapat berbagai penilaian, maka nilai aktiva yang

paling rendah harus diakui, sebaliknya hutang yang paling besar yang dicatat.

Pendapatan dan biaya yang harus dipilih adalah pendapatan dan biaya yang

menghasilkan laba periodik paling rendah.

Dalam kaitannya dengan pengakuan dan penilaian pada asas ini terdapat empat

macam yaitu:

Page 4: AK LPD SAP 1

1. Pengakuan dan penilaian penghasilan.

Dalam hal ini penghasilan harus diakui pada saat realisasinya. Penghasilan adalah

setiap nilai yang menambah aktiva. Untuk itu sangat erat dengan penilaian aktiva

yang tidak boleh melebihi harga perolehannya, maka penghasilan tidak boleh

diantisipasi terlalu besar atau terlalu kecil.

2. Dalam hubungannya dengan pengakuan biaya, maka biaya harus dibebankan

pada periode akuntansi sesuai dengan periode pengakuan penghasilan yang

diperoleh dengan biaya tersebut.

3. Dalam hubungannya dengan laba, maka laba harus diakui pada saat realisasi.

4. Dalam hubungannya dengan pengakuan kerugian, menurut asas ini bahwa

perusahaan harus sudah mengakui semua kerugian dan hutang yang diketahui

baik yang sudah pasti maupun yang belum pasti. Dalam hal terjadinya hutang

ataupun kerugian yang belum pasti maka kita kenal adanya hutang taksiran yang

biasanya ditampung dalam rekening kontinjensi.

d. Kebiasaan-kebiasaan dalam Dunia Bisnis

Dalam praktik akuntansi secara nyata lebih menginnginkan kepraktisan dan aspek

keguanaan, sehungga sering dijumpai penyimpangan-penyimpangan terhadap

prinsip-prinsip akuntansi. Hal ini masih bisa diperkenankan karena setiap jenis usaha

mempunyai karakteristik dan spesifikasi tersendiri. Badan usaha tersebut tidak selalu

menerapkan akuntansi secara konseptual.

C. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERBANKAN

Persamaan dasar akuntansi dibangun pemahaman antara hak dan kewajiban. Hak

merupakan kekayaan atau aktiva atau aset. Hak ini ada karena telah timbul kewajiban.

Konsep akuntansi menghendaki keseimbangan antara hak dan kewajiban. Secara umum

persamaannya adalah :

Hak = Kewajiban

Aktiva = Pasiva

Kewajiban Bank terdiri dari kewajiban terhadap pihak eksternal dan kewajiban terhadap

pihak internal. Kewajiban kepada pihak eksternal adalah kewajiban kepada kreditur atau pemberi

Page 5: AK LPD SAP 1

dana atau deposan. Sedangkan kewajiban terhadap internal adalah kewajiban kepada pemilik

modal. Sehingga persamaannya menjadi

Aktiva= Hutang + Modal

Bila Bank melakukan aktivitas, akan memperoleh pendapatan dan mengeluarkan biaya. Selisih

pendapatan dengan biaya merupakan laba bank. Laba bank merupakan komponen modal bank.

Sehingga persamaannya menjadi :

Aktiva = Hutang + Modal + Pendapatan – Biaya

atau

Aktiva+ Biaya = Hutang + Modal + Pendapatan

Maka, dapat disimpulkan bahwa :

a. Setiap pertambahan aktiva akan didebet dan pengurangan aktiva akan dikredit.

b. Setiap pertambahan biaya akan didebet dan setiap pengurangan biaya akan dikredit.

c. Setiap peningkatan hutang akan dikredit dan setiap pengurangan/pelunasan hutang akan

didebet.

d. Setiap pertambahan modal akan dikredit dan penurunan modal akan didebet.

e. Setiap pertambahan pendapatan bank akan dikredit dan setiap penurunan pendapatan akan

didebet.

Aktiva bank misalnya berupa kas, Giro BI, penempatan pada bank lain, sekuritas jangka

pendek, kredit yang diberikan, penyertaan, dan aktiva tetap. Hutang bank misalnya giro

nasabah, tabungan, deposito, pinjaman diterima, sedangkan modal berupa modal disetor maupun

laba ditahan. Untuk pendapatan bank bisa berupa pendapatan bunga dan pendapatan lainnya.

Sedangkan biaya bank berupa biaya bunga dan biaya lainnya.

D. SISTEMATIKA REKENING BANK

Penggunaan nama, struktur dan hubungan antarrekening perlu ada keseragaman agar laporan

yang dihasilkan mudah dipahami dan mudah diperbandingkan. Sistematika rekening bank

disusun dengan menggunakan digit tertentu. Digit pertama berisi rubrik rekening, digit kedua

berupa identifikasi jenis valuta, digit ketiga berisi kelompok rekening grup. Digit keempat berisi

kelompok rekening subgrup dan digit kelima dan seterusnya berisi berupa rincian atau rekening

individual. Contoh secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 6: AK LPD SAP 1

1 0 6 2 1

Pengelompokkan rekening selanjutnya didasarkan pada sifat dan fungsi rekening. Pengelompokkan ini dimaksudkan agar dapat menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, beban, komitmen, dan kontijensi.

Rubrik Rekening

Nomor Rubrik Rekening Rubrik Rekening1 Aktiva2 Kewajiban3 Ekuitas4 Pendapatan5 Beban6 Produktif7 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap8 Komitmen9 Kontinjensi

Aktiva

Aktiva dalam Rupiah

Kredit yang Diberikan

Pihak Tidak Terkait dengan Bank

Rekening Individual