25 Tips PR Anak

Post on 21-Jun-2015

711 views 0 download

Transcript of 25 Tips PR Anak

25 tips PR anak

25 tips PR anak

Tugas terpenting orangtua adalah membantu anak membuat kesepakatan

untuk menetapkan waktu dan tempat belajar.

Tidak realistis mengharapkan anak mengerjakan tugas langsung sepulang sekolah

atau kapan saja dan di mana saja yang diinginkan orangtua.

Menghadapi kesulitan dan memecahkannya adalah bagian dari tujuan belajar mandiri.

Beradalah di samping anak untuk membantu apabila ia meminta,

tapi jangan berikan jawaban.

Orangtua dapat membantu anak memecahkan masalahnya

menjadi masalah-masalah yang lebih kecil, sehingga ia bisa menyelesaikannya sendiri.

Periksalah tugas anak setelah ia selesai. Bukan saat ia mengerjakan,

kecuali kita mengamati anak melakukan kesalahan yang fatal.

Saat memeriksa, tunjukkan bagian yang kurang tepat

dengan bertanya dan meminta anak menjelaskan mengapa ia menjawab seperti itu.

Kita tidak perlu menunjukkan kekeliruan anak. Saat menjelaskan proses kerjanya,

anak akan menemukan kesalahannya sendiri.

Bila tidak, tunjukkan letak kesalahan dan minta ia memperbaikinya.

Bantu anak dengan pertanyaan, bukan jawaban.

Selalu ingatkan anak untuk menjelaskan sumber informasi

dan menghindari plagiarisme.

Bantu anak mengembangkan strategi mengerjakan soal yang tepat untuknya.

Misal, kerjakan yang lebih mudah dulu atau justru yang lebih sulit dulu.

Amati anak. Diskusikan dan pilih bersama

strategi yang paling tepat untuknya.

Ingatkan anak bahwa bukan hanya isi yang harus benar, presentasi

produk atau hasil juga penting. Terapkan standar kerja yang rapi dan bersih.

Bantu anak menginternalisasi standar ini dengan pertanyaan,

“Apakah menurut kamu ini hasil terbaikmu?” “Bagaimana supaya lebih bagus?”

Dorong anak untuk mencoba kembali dan mengulang pekerjaannya

sampai ia puas dengan hasilnya.

Ingat, standarnya ada pada anak.

bukan pada kita.

Sebisa mungkin, libatkan kakak atau adik dalam tugas kecil

seperti menghapus, menggunting, mencari informasi agar anak merasa terbantu oleh saudaranya.

Kegiatan ini bisa menjadi waktu berkualitas keluarga tanpa orangtua merasa bersalah

karena memfokuskan diri pada salah satu anak saja.

Jika usianya sudah cukup, ajarkan anak menggunakan teknologi seperti e-mail, faks, atau kamera komputer.

Orangtua dapat terlibat meski sedang sibuk. Ayah tetap dapat terlibat dalam PR secara rutin,

meskipun belum pulang.

Latih anak untuk mengungkapkan kesulitan yang dihadapinya saat mengerjakan PR

dan mengkomunikasikannya kepada guru.

Jelaskan pada anak, PR bukan untuk diselesaikan dengan cara tidak benar,

seperti menyontek atau dikerjakan orangtua. Justru yang penting adalah proses mengerjakannya.

Guru harus tahu kesulitan yang dihadapi anak. Jika sekolah tidak memberikan lembar refleksi,

biasakan anak untuk menulis sendiri refleksinya di lembar lain.

Komunikasi dengan sekolah, khususnya guru, adalah salah satu hal utama yang penting untuk dilakukan oleh orangtua.

Ceritakan apa yang sulit dan mudah untuk anak. Hadiri pertemuan di sekolah yang membahas

tugas-tugas anak dan kurikulum secara umum.