A.Ruang Lingkup Filsafat
Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat
kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan
ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa
dan bagaimana.
Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara
mengunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan
(ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologik akan
dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan
sarana yang akan kita pilih.
Akslologi llmu meliputi nilal-nilal (values) yang bersifat
normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau ke-
nyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang
menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial,
kawasansimbolik atau pun fisik-material.
Adapun menurut pendapat para ahli tentang ruang lingkup
filsafat :
Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
Tentang ada dan tidak ada.
Tentang alam, dunia dan seisinya.
Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
Tuhan tidak dikecualikan.
Jadi dapat di simpulkan bahwa ruang lingkup filsafat
adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia yang amat luat.
Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada (nyata),
baik material konkrit maupuan nonmaterial abstrak (tidak
terlihat).
B. Metode dalam Filsafat
Adapun metode filsafat sebagai disiplin ilmu dan
pendidikan mempunyai metode tertentu diantaranya sebagai
berikut:
a. Perenungan (Contemplative)
Merenung adalah memikirkan sesuatu atau segala sesuatu,
tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan objeknya,
misalnya makna hidup, kebenaran, keadilan, keindahan dan
sebagainya. Merenung adalah suatu cara yang sesuai dengan
watak filsafat, yaitu memikirkan segalah sesuatu sedalam-
dalamnya, dalam keadaan tenang hening dan sungguh-sungguh
dalam kesendirian atau kapan dan dimanapun..
b. Deductive
Filsafat menggunakan metode deduktif karena filsafat
berusaha mencari kebenaran hakiki. Sebenarnya filsafat
menggunakan semua metode agar saling komplimentasi, selain
melengkapi.
Filsafat melahirkan ilmu pengetahuan, tetapi sebaliknya
perkembangan berfikir seorang pribadi, melalui proses :
1. Tingkat indra
2. Tingkat ilmiah (rasional kritis, objektif, sistematis)
3. Tingkat filosofis (reflective thinking)
4. Tingkat religius
c.. Metode historis/ sejarah
Metode ini baik karena dengan demikian pertumbuhan
filsafat itu dapat diikuti dari jumlahnya. Akan tetapi harus
agak panjang untuk penulaannya dan bisa menimbulkan
kesalahpahaman.
d.. Metode Ikhtisar
Metode ini membentuk soal-soal yang dibicarakan dalam
filsafat dan menguraikan jawaban.
e. Metode Sistematis
Metode ini mencari arti serta maksud dari kodrat manusia
yaitu bagaimana manusia karena kodratnya akan penyelidikan
yang biasanya disebut filsafat itu lalu dicari akibat-
akibatnya
f. Metode Kombinasi
Metode ini adalah kombinasi dari cara-cara tersebut yaitu
sistematis, tetapi tidak lepas dari sejarah dan dengan
memperhatikan soal-soal terpenting yang timbul bagi setiap
manusia yang hidup sadar dan mampu menggunakan pikirannya
C. Pembagian Filsafat
a.Menurut Pendapat ahli
1. Alcuinus, salah seorang tokoh “Filsafat Scholastik” pada
zaman abad pertengahan membagi filsafat sebagai berikut :
Bagian fisika yang menyelidiki apakah sebab-sebabnya sesuatu
itu ada.
Bagian etika yang menentukan tata hidup.
Bagian logika yang mencari dasar-dasar untuk mengerti.
2. Al-Kindi ahli pikir dalam filsafat islam membagi filsafat
menjadi tiga bagian yaitu :
Ilmu fisika, tingkatan terendah
Ilmu matematika, tingkatan tengah
Ilmu ketuhanan, tingkatan tertinggi
3. Al-Farabi dan Ibnu Sina membagi dua bagian yaitu filsafat
teori dan filsafat praktek.
4. Prof. DR. M. J. Langeveld membagi filsafat dalam tiga
lingkungan masalah, yaitu :
Lingkungan masalah-masalah keadaan (metafisika, manusia dan
lain-lain)
Lingkungan masalah-masalah pengetahuan (teori pengetahuan,
teori kebenaran, logika).
Lingkungan masalah-masalah nilai (teori nilai, etika,
estetika, yang bernilai berdasarkan religi).
5. Prof. Alburey Castell membagi filsafat ke dalam enam bagian
sebagai berikut :
Masalah theologies.
Masalah metafisika.
Masalah epistimologi.
Masalah etika.
Masalah politik.
Masalah sejarah.
6. H.De Vos membagi filsafat ke dalam sembilan golongan
sebagai berikut :
Logika
Metafisika
Ajaran tentang ilmu pengetahuan
Filsafat alam
Filsafat kebudayaan
Filsafat sejarah.
Etika
Estetika
Anthropologi.
7. Plato membedakan filsafat atas tiga bagian sebagai
berikut :
Dialetika, tentang ide-ide atau pengertian-pengertian umum.
Fisika, tentang dunia materil.
Etika, tentang kebaikan.
8. Aristoteles membagi 4 cabang yaitu :
logika
filsafat teoritis
filsafat praktis
filsafat peotika
b. Pembagian filsafat menurut bagan induktif
a. Metafisika
Metafisika fundamental, yaitu kritikan
Metafisika sistematis, yaitu ontology dan theodyca
b. Filsafat tentang :
Alam, yaitu kosmologia
Manusia, yaitu anthropologi
c. Filsafat rasional-logika
Logika umum/formal, yaitu logika
Logika khusus/material, yaitu filsafat tentang ilmu
pengetahuan.
d. Filsafat praktis atau tentang kebudayaan
( 1 ) Filsafat praktis (tentang keseluruhan kegiatan manusia)
Filsafat etika, yaitu etika umum dan etika khusus
Filsafat tentang agama
( 2 ) Filsafat kebudayaan (tentang perbuatan lahiriah manusia)
Bagian umum : filsafat kebudayaan
Bagian khusus : filsafat tentang bahasa, kesenian, hukum,
pendidikan, manusia, dan lain-lain.
c. Pembagian filsafat menurut bagan deduktif
Pengetahuan adalah kesadaran akan hal sesuatu, kesadaran akan
diri kita sendiri.
Pengakuan bahwa aku ini ada. Karena andaikata aku tak ada
bagaimanakah aku dapat berdiri di alun-alun dan sadar akan
diriku sendiri.
Pengakuan bahwa kodrat saya adalah sadar akan diriku sendiri,
mengerti akan diriku sendiri, ini adalah aspek rohani. Tetapi
berdiri di suatu tempat adalah aspek jasmani.
Pengakuan dunia yang ku injak itu yaitu di alun-alun.
Penilaian perbuatan ini, artinya dalam kenyataan setiap
perbuatan itu apakah baik atau tidak baik, sesuai dengan
kodrat saya atau tidak sesuai dengan kodrat saya.
Dan mengenai perbuatan ini saya yakin harus memberikan
pertanggungjawaban terhadap suara batin saya sebagai suatu
kekuasaan yang berada di dalam maupun di atas yang akhirnya
terhadap Tuhan.
Dalam eksistensinya yang baru filsafat mempunyai beberapa
bagian atau cabang yaitu :
Logika, filsafat tentang pikiran dan cara berpikir benar atau
salah.
Metafisika, filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika
dan hakikat yang bersifat transcendental yaitu di luar atau di
atas jangkauan pengalaman manusia.
Etika, filsafat tentang pola tingkah laku yang baik dan yang
buruk.
Estetika, filsafat tentang pola cita rasa atau kreasi yang
indah dan yang jelek.
Epistimologi, filsafat tentang ilmu pengetahuan.
Filsafat-filsafat khususnya lainnya, yaitu filsafat bahasa,
filsafat kesenian, filsafat teknik, filsafat ekonomi, filsafat
sejarah, filsafat hukum, filsafat manusia, filsafat
pendidikan, filsafat agama, filsafat pekerjaan sosial dan
sebagainya.
D.TEORI-TEORI KEBENARAN
Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan
manusia. Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani
manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan
selalu berusaha “memeluk” suatu kebenaran.
A. Pengertian Kebenaran dan Tingkatannya
Berdasarkan scope potensi subjek, maka susunan
tingkatan kebenaran itu menjadi :
Tingkatan kebenaran indera adalah tingakatan yang paling
sederhanan dan pertama yang dialami manusia
Tingkatan ilmiah, pengalaman-pengalaman yang didasarkan
disamping melalui indara, diolah pula dengan rasio
Tingkat filosofis,rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam
mengolah kebenaran itu semakin tinggi nilainya
Tingkatan religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan
yang Maha Esa dan dihayati oleh kepribadian dengan integritas
dengan iman dan kepercayaan
Manusia selalu mencari kebenaran, jika manusia mengerti dan
memahami kebenaran, sifat asasinya terdorong pula untuk
melaksankan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan dan
pemahaman tentang kebenran, tanpa melaksankan konflik
kebenaran, manusia akan mengalami pertentangan batin, konflik
psikologis..
B. Teori-Teori Kebenaran Menurut Filsafat
Teori Corespondence : menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu
kedaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara
arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek
yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut.
Teori Consistency : Teori ini merupakan suatu usaha pengujian
atas arti kebenaran.
Teori Pragmatisme :Paragmatisme menguji kebenaran dalam praktek
yang dikenal apra pendidik sebagai metode project atau medote
problem solving dari dalam pengajaran.
Teori Kebenaran Religius : Kebenaran tak cukup hanya diukur
dengan rasio dan kemauan individu. Kebenaran bersifat
objective, universal,berlaku bagi seluruh umat manusia, karena
kebenaran ini secara antalogis dan oxiologis bersumber dari
Tuhan yang disampaikan melalui wahyu
Jenis-jenis Kebenaran :
Kebenaran Epistemologi (berkaitan dengan pengetahuan)
Kebenaran ontologis (berkaitan dengan sesuatu yang ada/
diadakan)
Kebenaran semantis (berkaitan dengan bahasa dan tutur kata
http://codehill2ra1.blogspot.com/2013/03/ruang-lingkupmetode-dan-pembagian.html
A. Ruang Lingkup Filsafat
Filsafat sebagai induk ilmu-ilmu lainnya pengaruhnya masih
terasa. Setelah filsafat ditingkalkan oleh ilmu-ilmu
lainnya, ternyata filsafat tidak mati tetapi hidup dengan
corak tersendiri yakni sebagai ilmu yang memecahkan masalah
yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi
jelaslah bahwa filsafat tidak termasuk ruangan ilmu
pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu
pengetahuan, tetapi obyeknya tidak terbatas, jadi mengatasi
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu
pengetahuan yang tersendiri, tingkatan pengetahuan
tersendiri. Filsafat itu erat hubungannya dengan pengetahuan
biasa, tetapi mengatasinya karena dilakukan dengan cara
ilmiah dan mempertanggungjawabkan jawaban-jawaban yang
diberikannya.
B. Metode dalam Filsafat
1. Metode historis/ sejarah
Metode ini baik karena dengan demikian pertumbuhan filsafat
itu dapat diikuti dari jumlahnya. Akan tetapi harus agak
panjang untuk penulaannya dan bisa menimbulkan
kesalahpahaman.
2. Metode Ikhtisar
Metode ini membentuk soal-soal yang dibicarakan dalam
filsafat dan menguraikan jawaban.
3. Metode Sistematis
Metode ini mencari arti serta maksud dari kodrat manusia
yaitu bagaimana manusia karena kodratnya akan
penyelidikan yang biasanya disebut filsafat itu lalu
dicari akibat-akibatnya
4. Metode Kombinasi
Metode ini adalah kombinasi dari cara-cara tersebut yaitu
sistematis, tetapi tidak lepas dari sejarah dan dengan
memperhatikan soal-soal terpenting yang timbul bagi
setiap manusia yang hidup sadar dan mampu menggunakan
pikirannya
C. Pembagian Filsafat
Berikut ini beberapa pembagian filsafat menurut beberapa para
ahli :
1. Alcuinus, salah seorang tokoh “Filsafat Scholastik” pada zaman abad
pertengahan membagi filsafat sebagai berikut :
a. Bagian fisika yang menyelidiki apakah sebab-sebabnya
sesuatu itu ada.
b. Bagian etika yang menentukan tata hidup.
c. Bagian logika yang mencari dasar-dasar untuk mengerti.
2. Al-Kindi ahli pikir dalam filsafat islam membagi filsafat
menjadi tiga bagian yaitu :
a. Ilmu fisika, tingkatan terendah
b. Ilmu matematika, tingkatan tengah
c. Ilmu ketuhanan, tingkatan tertinggi
3. Al-Farabi dan Ibnu Sina membagi dua bagian yaitu filsafat
teori dan filsafat praktek.
4. Prof. DR. M. J. Langeveld membagi filsafat dalam tiga lingkungan
masalah, yaitu :
a. Lingkungan masalah-masalah keadaan (metafisika,
manusia dan lain-lain)
b. Lingkungan masalah-masalah pengetahuan (teori
pengetahuan, teori kebenaran, logika).
c. Lingkungan masalah-masalah nilai (teori nilai, etika,
estetika, yang bernilai berdasarkan religi).
5. Prof. Alburey Castell membagi filsafat ke dalam enam bagian
sebagai berikut :
1. Masalah theologies.
2. Masalah metafisika.
3. Masalah epistimologi.
4. Masalah etika.
5. Masalah politik.
6. Masalah sejarah.
6. H.De Vos membagi filsafat ke dalam sembilan golongan sebagai
berikut :
a. Logika
b. Metafisika
c. Ajaran tentang ilmu pengetahuan
d. Filsafat alam
e. Filsafat kebudayaan
f. Filsafat sejarah.
g. Etika
h. Estetika
i. Anthropologi.
7. Plato membedakan filsafat atas tiga bagian sebagai
berikut :
a. Dialetika, tentang ide-ide atau pengertian-pengertian
umum.
b. Fisika, tentang dunia materil.
c. Etika, tentang kebaikan.
8. Aristoteles membagi 4 cabang yaitu :
a. logika
b. filsafat teoritis
c. filsafat praktis
d. filsafat peotika
D. Beda Filsafat dengan Ilmu dan Agama
Perbedaan filsafat dengan ilmu dan agama dapat dikatakan
sebagai :
1. Filsafat menyelidik, membaca serta memikiran seluruh alam
kenyataan dan menyelidik bagaimanan hubungan satu sama
lainnya. Sedangkan ilmu lain menyelidiki hanya sebagian
saja dari alam
2. Filsafat tidak saja menyelidiki tentang sebab akibat
tetapi menyelidiki hakikatnya sedangkan ilmu lain tidak
membahas tentang sebab akibat (peristiwa)
3. Filsafat dalam pembahasannya apa ia sebenarnya darimana
asalnya dan hendak kemana perginya sedangkan ilmu lain
harus menjawab bagaimana dan apa sebabnya.
Ilmu bersifat deskriptif tentang obyeknya agar dapat
menemukan fakta-fakta, teknik-teknik dan alat-alat. Filsafat
tidak hanya melukiskan sesuatu, melainkan membantu manusia
untuk mengambil keputusan tentang tujuan, nilai dan tentang
apa yang harus diperbuat manusia. Filsafat tidak netral,
karena faktor-faktor obyektif memegang peranan yang penting
dalam berfilsafat. Ilmu bersifat analitis, ilmu pengetahuan
hanya menggarap salah satu lapangan pengetahuan sebagai
obyek formalnya. Sedangkan filsafat belajar dari ilmu
pengetahuan dengan menekankan keseluruhan dari sesuatu
(sinoptis), karena keseluruhan mempunyai sifat sendiri yang
tidak ada pada bagian-bagiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Filsafat
Filsafat merupakan sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap
kehidupan dan alam yang baisanya diterima secara kritis atau
pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap terhadap
kepercayaan da sikap yang sangat kita junjung tinggi. Adapun
menurut pendapat para ahli tentang ruang lingku filsafat :
1. Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
2. Tentang ada dan tidak ada.3. Tentang alam, dunia dan seisinya.4. Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.5. Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk
lainnya.6. Tuhan tidak dikecualikan.
Adapun ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu
lapangan pikiran manusia yang amat luat. Segala sesuatu yang
mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik material
konkrit maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat). Jadi
obyek filsafat itu tidak terbatas. Objek pemikiran filsafat
yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalhan
kehidupan mausia, alam semesta dan alam sekitarnya adalah
juga objek pemikiran filsafat pendidikan.
B. Metode dalam Filsafat
Adapun metode filsafat sebagai disiplin ilmu dan pendidikan
mempunyai metode tertentu misalnya :
a. Contemplative (perenungan)
Merenung adalah memikirkan sesuatu atau segala sesuatu,
tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan objeknya,
misalnya makna hidup, kebenaran, keadilan, keindahan dan
sebagainya. Merenung adalah suatu cara yang sesuai dengan
watak filsafat, yaitu memikirkan segalah sesuatu sedalam-
dalamnya, dalam keadaan tenang hening dan sungguh-sungguh
dalam kesendirian atau kapan dan dimanapun.
b. Speculative
Juga bagian dari perenung/ merenung. Karena melalui
perenungan dengan pikiran yang tenang kritis, pikiran
umum cenderung menganlisis, mengubungkan antara masalah
berulang-ulang sampai pada tujuan.
c. Deductive
Filsafat menggunakan metode deduktif karena filsafat
berusaha mencari kebenaran hakiki. Sebenarnya filsafat
menggunakan semua metode agar saling komplimentasi,
selain melengkapi.
Filsafat melahirkan ilmu pengetahuan, tetapi sebaliknya
perkembangan berfikir seorang pribadi, melalui proses :
1. Tingkat indra
2. Tingkat ilmiah (rasional kritis, objektif, sistematis)
3. Tingkat filosofis (reflective thinking)
4. Tingkat religius
C. Pembagian Filsafat
1. Pembagian filsafat menurut bagan induktif
a. Metafisika
( 1 ) Metafisika fundamental, yaitu kritikan
( 2 ) Metafisika sistematis, yaitu ontology dan
theodyca
b. Filsafat tentang :
( 1 ) Alam, yaitu kosmologia
( 2 ) Manusia, yaitu anthropologia
c. Filsafat rasional-logika
( 1 ) Logika umum/formal, yaitu logika
( 2 ) Logika khusus/material, yaitu filsafat tentang
ilmu pengetahuan.
d. Filsafat praktis atau tentang kebudayaan
( 1 ) Filsafat praktis (tentang keseluruhan kegiatan
manusia)
a. Filsafat etika, yaitu etika umum dan etika
khusus
b. Filsafat tentang agama
( 2 ) Filsafat kebudayaan (tentang perbuatan lahiriah
manusia)
a. Bagian umum : filsafat kebudayaan
b. Bagian khusus : filsafat tentang bahasa,
kesenian, hukum, pendidikan, manusia, dan lain-
lain.
2. Pembagian filsafat menurut bagan deduktif
a. Pengetahuan adalah kesadaran akan hal sesuatu,
kesadaran akan diri kita sendiri.
b. Pengakuan bahwa aku ini ada. Karena andaikata aku tak
ada bagaimanakah aku dapat berdiri di alun-alun dan
sadar akan diriku sendiri.
c. Pengakuan bahwa kodrat saya adalah sadar akan diriku
sendiri, mengerti akan diriku sendiri, ini adalah aspek
rohani. Tetapi berdiri di suatu tempat adalah aspek
jasmani.
d. Pengakuan dunia yang ku injak itu yaitu di alun-alun.
e. Penilaian perbuatan ini, artinya dalam kenyataan
setiap perbuatan itu apakah baik atau tidak baik,
sesuai dengan kodrat saya atau tidak sesuai dengan
kodrat saya.
f. Dan mengenai perbuatan ini saya yakin harus memberikan
pertanggungjawaban terhadap suara batin saya sebagai
suatu kekuasaan yang berada di dalam maupun di atas
yang akhirnya terhadap Tuhan.
Dalam eksistensinya yang baru filsafat mempunyai beberapa
bagian atau cabang yaitu :
a. Logika, filsafat tentang pikiran dan cara berpikir benar atau salah.
b. Metafisika, filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika dan hakikat yang bersifat transcendental yaitu di luar atau di atas jangkauan pengalaman manusia.
c. Etika, filsafat tentang pola tingkah laku yang baik dan yang buruk.
d. Estetika, filsafat tentang pola cita rasa atau kreasi yang indah dan yang jelek.
e. Epistimologi, filsafat tentang ilmu pengetahuan.f. Filsafat-filsafat khususnya lainnya, yaitu filsafat
bahasa, filsafat kesenian, filsafat teknik, filsafat ekonomi, filsafat sejarah, filsafat hukum, filsafat manusia, filsafat pendidikan, filsafat agama, filsafat pekerjaan sosial dan sebagainya.
D. Beda Filsafat dengan Ilmu Agama
Keberadaan filsafat berbeda dengan ilmu. Ilmu ingin
mengetahuai sebab dan akibat dari sesuatu, sementara
filsafat tidak terikat pada satu ketentuan dan tidak mau
terkurung hanya pada ruang dan waktu dalam pembahasan dan
penyelidikan tentang hakikat sesuatu yang menjadi objek dan
materi bahasannya. Sedangkan agama merupakan wujud kebenaran
dan keselamatan manusia untuk hidup di dunia dan akhir.
Dapat dikatakann bahwa perbedaan filsafat dengan ilmu dan
agama yaitu sbb :
1. Filsafat adalah pengetahuan tentang non empirik dan
nonekspirmental diperoleh manusia melalui usaha
2. Ilmu adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu kenyataan
yang tersusun sistematis dari usaha manusia yang
dilakukan dengan penyelidikan, pengamatan, dan percobaan
3. Agama adalah kebenaran yang bersumber dari wahyu Tuhan
mengenai berbagai hal kehidupan manusia dengna
lingkungannya.
Secara umum perbedaan antara filsafat dengan ilmu yaitu :
1. Ilmu berhubungan dengan lapangan yang terbatas, filsafat mencoba berhubungan dengan keseluruhan pengalaman untuk memperoleh suatu pandangan yang lebih komprehensif tentang sesuatu.
2. Ilmu menggunakan pendekatan analitis dan deskriptif, sedangkan filsafat sintesis dan sinopsis, berhubungan dengan sifat-sifat dan kualitas alam dan hidup secara keseluruhan.
3. Ilmu menganalisis keseluruhan menjadi bagian-bagian, dariorganisme menjadi organ-organ, filsafat mencoba membedakan sesuatu dalam bentuk sintesis yang menjelaskandan mencari makna sesuatu secara keseluruhan.
4. Ilmu menghilangkan faktor-faktor pribadi yang subyektif sedangkan filsafat tertarik kepada personalitas, nilai-nilai dan semua pengalaman.
5. Ilmu tertarik kepada hakikat sesuatu sebagaimana adanya, sedangkan filsafat hanya tertarik kepada bagian-bagian yang nyata, melainkan juga kepada kemungkinan-kemungkinanyang ideal dari suatu benda, nilai dan maknanya.
6. Ilmu meneliti alam, mengontrol proses alam sedangkan tugas filsafat mengadakan kritik, menilai dan mengkoordinasikan tujuan.
7. Ilmu lebih menekankan pada deskripsi hukum-hukum fenomenal dan hubungan kausal. Filsafat tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan pertanyaan “why” dan “how”.
BAB IV
KESIMPULAN
Ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran
manusia yang amat luas. Segala sesuatu yang mungkin ada dan
benar, benar ada (nyata), baik material konkrit maupuan
nonmaterial abstrak (tidak terlihat). Jadi obyek filsafat itu
tidak terbatas. Objek pemikiran filsafat yaitu dalam ruang
lingkup yang menjangkau permasalhan kehidupan mausia, alam
semesta dan alam sekitarnya adalah juga objek pemikiran
filsafat pendidikan. Keberadaan filsafat berbeda dengan ilmu.
Ilmu ingin mengetahuai sebab dan akibat dari sesuatu,
sementara filsafat tidak terikat pada satu ketentuan dan tidak
mau terkurung hanya pada ruang dan waktu dalam pembahasan dan
penyelidikan tentang hakikat sesuatu yang menjadi objek dan
materi bahasannya. Sedangkan agama merupakan wujud kebenaran
dan keselamatan manusia untuk hidup di dunia dan akhir. Dapat
dikatakann bahwa perbedaan filsafat dengan ilmu dan agama
yaitu sbb :
1. Filsafat adalah pengetahuan tentang non empirik dan
nonekspirmental diperoleh manusia melalui usaha
2. Ilmu adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu kenyataan
yang tersusun sistematis dari usaha manusia yang
dilakukan dengan penyelidikan, pengamatan, dan percobaan
3. Agama adalah kebenaran yang bersumber dari wahyu Tuhan
mengenai berbagai hal kehidupan manusia dengna
lingkungannya
http://van88.wordpress.com/ruang-lingkup-metode-pembagian-dan-
beda-filsafat-dengan-ilmu-agama/