HISTOLOGIPembuatan Preparat Apusan Sel Darah
Oleh
Elsi Aryanti
14222041
Dosen Pembimbing
Awalul Fatiqin, M. Si
PROGRAM STUDI HISTOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2015BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Golongan darah yang paling umum kita dengar
adalah A, B, O, dan AB. Semua golongan tersebut
mempunyai antigen dalam eritrosit dan zat anti dalam
serum yang berbeda satu sama lain. Darah mempunyai
fungsi salah satunya untuk mengikat oksigen
keseluruh tubuh. Jika suatu aliran darah tidak
berjalan lancer maka akan terjadi penyumbatan dalam
darah bisa mempengaruhi semua proses dalam tubuh.
Salah satu fungsi tubuh yang terganggu dapat
mempengaruhi fungsi lainnya. Kadang kala darah
digunakan untuk donor bagi yang membutuhkan atau
kekurangan darah. Dalam hal ini darah yang
didonorkan harus sesuai dengan permintaan. Misalkan
seseorang kekurangan darah O maka darah yang harus
didonorkan adalah O. Ketidakcocokan antara penerima
dan pendodor bisa berakibat fatal. Dan kondisi kedua
bela pihak harus normal.
Di dalam tubuh terdapat kurang lebih lima liter
darah yang mengalir tiada henti. Darah adalah sungai
kehidupan dalam tubuh kita. Jika kita kehilangan
banyak darah, maka nyawa kita akan terancam, bahkan
dapat mengakibatkan kematian. Seringkali seseorang
kekurangan darah akibat mengalami kecelakaan atau
menderita suatu penyakit yang dimana orang tersebut
harus memerlukan darah dengan cara transfusi darah.
Seseorang dapat meninggal apabila kehilangan 40%
darahnya pada waktu yang singkat karena tubunya
tidak dapat membuat darah lagi dengan cepat
(Afriani, 2014).
Tetapi kematian akibat kasus tersebut di atas
dapat dicegah dengan tindakan transfusi darah dari
seorang donor. Darah donor dapat ditransfusikan pada
orang-orang tertentu. Hal ini dikarenakan adanya
persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Sebelum
transfusi dilakukan perlu dilakukan tes mencampur
darah donor dengn darah resipien. Bila tidak terjadi
aglutinasi maka dikatakan darah sesuai dan transfusi
dapat dilakukan. Kesesuaian tersebut tergantung dari
antigen pada permukaan eritrosit dan antibody dalam
plasmanya (Afriani, 2014).
Antara golongan darah satu dan golongan darah
yang lain berbeda. Dilahat dari struktur gambar yang
diamati di bawah mikroskop. Ada yang agak rapat dan
ada juga yang tidak terlalu rapat. Dalam praktikum
ini dilakukan pembuatan apusan sel darah pada
manusia.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum histologi yaitu :
1. Membuat preparat apus darah menggunakan metode
apus dan pewarnaan metode Romanowski.
2. Menganalisa hasil pembuatan preparat apus darah
menggunakan metode apus dan pewarnaan metode
Romanowski.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penge
rtian Darah
Darah merupakan suspensi sel dan faragmen
sitoplasma yang dapat dianggap sebagi jaringan
pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya
terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi
interseluler yang berbentuk plasma (Raharjeng,
2015).
Darah merupakan sumber yang berharga, sehingga
kebocoran sirkulasi harus disumbat secepat mungkin
untuk menghentikan perdarahan melalui proses
hemostatis (Wardhani, 2009).
Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-
sel dan partikel yang menyerupai sel, yang mengalir
dalam arteri, kapiler dan vena yang
mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan
membawa karbondioksida dan hasil limbah lainnya.
Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan
cairan (plasma), yang sebagian besar mengandung
garam-garam terlarut dan protein. Plasma
juga mengandung hormon-hormon, elektrolit,
lemak, gula, mineral dan vitamin (Tamridho, 2011).
Menurut Melati (2011), darah merupakan cairan
yang bersirkulasi dalam tubuh manusia dan
vertebrata. Sedangkan menurut Mallo (2012), darah
manusia adalah cairan jaringan tubuh. Nurafik (2013)
menyatakan bahwa darah manusia mengandung zat gula
terlarut dan merupakan zat optis aktif yang
mempunyai sifat dapat memutar memutar bidang getar
cahaya yang melewatinya.
2.2 Fungs
i Darah
Fungsi utama dari darah adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh
tubuh. Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung
berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit
(Raharjeng, 2015).
Darah berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan
oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
selain itu darah juga berfungsi untuk pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri (Melati, 2011).
2.3 Komposisi Darah
Komposisi darah dibagi menjadi dua bagian besar,
yaitu: Korpuskula : 45%, dan Plasma darah: 55%. Di
dalam korpuskula terdapat: Eritrosit (Sel darah
merah) kandungannya sebesar 90%, eritrosit
mengandung hemoglobin yang berfungsi mengedarkan
oksigen. Trombosit (keping-keping darah),
kandungannya 0,6%-1,0% berfungsi membantu proses
pembekuan darah. Leukosit (Sel darah putih)
kandungannya kira-kira 0,25% berfungsi menjaga
sistem kekebalan tubuh, membunuh bakteri atau virus
yang mencoba masuk ke dalam tubuh (Mallo, 2012).
Pada dasarnya plasma darah adalah larutan air
yang mengandung albumin, bahan pembeku darah,
hormon, berbagai jenis protein, berbagai jenis
garam. Darah manusia berwarna merah terang ketika
terikat pada oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan
(respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk
hemeglobin, yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen. Dan ketika oksigen dilepas
maka warna eritrosit akan berwarna lebih gelap, dan
akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh
darah dan kulit. Dengan adanya perubahan warna darah
ini bisa dimanfaatkan untuk mengukur kejenuhan
oksigen pada darah (Mallo, 2012).
Sifat biologis utama plasma ditentukan oleh
kandungan proteinnya. Protein plasma utama adalah
albumin, yang memberikan sebagian besar tekanan
onkotik plasma dan mengikat beberapa hormon, pigmen
empedu dan ion Ca2+ untuk traspor di darah. Protein
penting lainnya adalah globulin (yang terlibat dalam
respon imun) dan fibrinogen, suatu elemen kaskade
hemostatik). Protein plasma di produksi di hati
(Wardhani, 2009).
Trombosit , fragmen kecil (2-4 μm) seperti
vesikel yang diproduksi oleh sel-sel besar
megakarosit, berperan sangat penting dalam
hemostatis. Respon awal terhadap kerusakan pembuluh
darah adalah adhesi trombosit ke kolagen yang
terpajan yaitu protein structural pada dinding
pembuluh darah. Hal ini akan mengakibatkan trombosit
melapaskan 5 hidroksitritamin dan tromboksan A2
(suatu eikosanoid) yang menyebabkan vasokontriksi,
yaitu kontraksi otot polos dinding pembuluh darah
untuk membatasi aliran darah dan juga memungkinkan
terbentuknya bekuan yang terlokalisasi di tempat
cedera. Trombosit yang teraktivasi juga melepaskan
adenine difosfat dan faktor pengaktivasi trombosit,
yang bersama dengan tromboksan akan menarik lebih
banyak trombosit ke tempat cedera dan membentuk
sumbatan yang lunak (Wardhani, 2009).
2.4 Golongan Darah
Golongan darah pada manusia itu herediter
(keturunan) yang ditentukan pula oleh alel ganda.
Berhubung dengan itu golongan darah seseorang dapat
mempunyai arti penting dalam kehidupan. Golongan
darah menurut sistem ABO. Pada permulaan abad ini
(tahun 1900 dan 1901) K. Landsteiner menemukan
bahwa penggumpalan darah (agglutinasi) kadang-kadang
terjadi apabila eritrosit (sel darah merah)
seseorang dicampur dengan serumpun darah orang lain.
Akan tetapi pada orang lain, campuran tadi tidak
mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan reaksi
tadi, maka Landsteiner membagi orang menjadi 3
golongan, ialah A, B. dan O. Golongan yang keempat
jarang sekali di jumpai, yaitu golongan darah AB,
telah ditemukan oleh dua orang mahasiswa Landsteiner
tahun 1902, ialah A. V. von Decastello dan A. Struli
(Suryo, 2010).
Dalam dunia kedokteran golongan darah manusia
dibagi menjadi empat, yaitu A, B, AB, dan O.
Pembagian ini dilakukan karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan
membran sel darah merah. Untuk mengetahui
jenis golongan darah seseorang perlu dilakukan
uji laboratorium. Selama ini untuk pengujian
golongan darah sering digunakan metode ABO, yang
prosesnya dilakukan secara manual atau dengan
cara meneteskan tiga jenis cairan atau reagen
pada sampel darah. Jenis golongan darah sangat
penting pada saat tranfusi darah, seseorang
harus menerima darah dari golongan darah yang sama
dengan pendonor. Dalam proses pengujian sampel darah
menggunakan metode ABO, sampel darah akan diteteskan
suatu reagen, kemudian pada sampel darah akan
terjadi proses aglutinasi atau penggumpalan
darah (Melati, 2011).
Dikatakan bahwa antigen atau agglitinogen yang
dibawa oleh eritrosit orang tertentu dapat
mengadakan reaksi dengan zat anti atau antibody atau
agglutinin yang dibawa oleh serum darah. Dikenal dua
macam antigen yaitu antigen-A dan antigen-B,
sedangkan zat antinya dibedakan atas anti-A dan
anti-B. untuk lebih jelasnya kita dilihat ditabel
berikut :
Tabel 11-4
Hubungan Antara Golongan Darah (Fenotip) Seseorang
Dengan Macam Antigen Dan Zat Anti Yang Dimiliki
Golongan
darah
(Fenotip)
Antigen
dalam
Eritrosit
Zat anti dalam
serum/plasma darah
O
A
B
AB
-
A
B
A dan B
anti-A dan anti-B
anti-B
anti-A
-
Ada juga yang memiliki antigen-A, dan lagi memiliki
antigen-B, sedangkan ada pula yang tidak memiliki
antigen-A maupun antigen-B (Suryo, 2010).
Sebuah mikrokontroler ATMEGA 8535 dirancang
untuk tujuan pendeteksi golongan darah otomatis
yang portabel sehingga mudah dibawa serta
digunakan, dalam pengujiannya metode yang
digunakan adalah metode ABO. Untuk mendesain
alat, desain framework menjadi landasan dalam
pemikiran konsep, selanjutnya diterjemahkan
dalam bentuk sket desain dan CAD desain.
Langkah selanjutnya adalah perakitan komponen
dari segi perangkat keras dan pembuatan
program (software). Untuk perangkat keras yang
menjadi inti sistem adalah sensor yang memanfaatkan
sistem LED dan LDR. Sedangkan bahasa yang
digunakan adalah bahasa C. Pada proses
pengujian alat dilakukan menggunakan cara
statistik, yaitu dengan mengukur waktu pengujian
untuk mendapatkan nilai rata-rata. Nilai rata-rata
waktu yang dibutuhkan untuk mendeteksi golongan
darah adalah 2 menit 30 detik dengan jumlah sampel
yang diambil adalah 12 orang, dengan rincian 3 orang
golongan darah A, 3 orang darah B, 3 orang darah AB
serta 3 orang O. Adapun tingkat akurasi dari alat
ini adalah 100% (Melati, 2011).
2.5 Hubungan Antara Golongan Darah dengan KepribadianAnak
Orang yang bergolongan darah A ini berkepala
dingin, serius, sabar dan kalem. Orang yang
bergolongan darah A ini mempunyai karakter yang
tegas, bisa diandalkan dan dipercaya namun keras
kepala. Sebelum melakukan sesuatu mereka
memikirkannya terlebih dahulu. Dan merencanakan
segala sesuatunya secara matang. Mereka
mengerjakan segalanya dengan sungguh-sungguh dan
secara konsisten. Mereka berusaha membuat diri
mereka sewajar dan ideal mungkin. Mereka bisa
kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang.
Mereka mencoba menekan perasaan mereka dan
karena sering melakukannya mereka terlihat tegar.
Meskipun sebenarnya mereka mempunyai sisi yang
lembek seperti gugup dan lain sebagainya. Mereka
cenderung keras terhadap orang-orang yang tidak
sependapat. Makanya mereka cenderung berada di
sekitar orang yang bertemperamen sama. Karakteristik
temperamen tersebut misalnya memiliki keinginan
yang kuat untuk membantu, sensitif terhadap
perubahan lingkungan sekitar, dapat mengontrol
emosi dan keinginan, menghargai aturan. Golongan
darah A juga memiliki kepribadian yang menonjol
yaitu perfeksionis, memiliki keinginan kuat untuk
membantu, berkelakuan baik, bisa bekerja sama saat
melakukan aktivitas bersama teman lain, sangat
menjaga apa yang sudah ditetapkan dan diajarkan, dan
sensitif terhadap perkataan orang lain (Oktavianus,
2012).
Orang yang bergolongan darah AB ini mempunyai
perasaan yang sensitif, lembut. Mereka penuh
perhatian dengan perasaan orang lain dan selalu
menghadapi orang lain dengan kepedulian serta
kehatihatian. Disamping itu mereka keras dengan
diri mereka sendiri juga dengan orang-orang
yang dekat dengannya. Mereka jadi cenderung
kelihatan mempunyai dua kepribadian. Mereka sering
menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu
terlalu dalam. Mereka mempunyai banyak teman,
tapi mereka membutuhkan waktu untuk menyendiri
untuk memikirkan persoalan pribadi.
Karakteristik khas pada anak golongan darah AB
adalah memiliki pemikiran rasional, terkadang
memiliki emosi yang stabil, tetapi juga kadang tidak
stabil, bersikap lembut dan baik hati, pandai
membuat keputusan terhadap suatu situasi, tidak suka
sikap yang cenderung menyanjung, dan senang melayani
(Oktavianus, 2012).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum Histologi dilakukan pada
hari Senin, 20 April 2015, Pukul 10:30-12:10 WIB di
ruang Laboratorium Histologi Universitas Islam
Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan praktikum Histologi yaitu
3.2.1 Alat
Adapun alat dalam praktikum Histologi yaitu
mikroskop, obyek glass, dan cover glass.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan dalam praktikum Histologi yaitu
giemsa fluka, ethanol, methanol, dan darah (manusia).
3.3 Cara
Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum Histologi yaitu :
1. Diambil setetes darah (manusia) dan diteteskan
pada obyek glass
2. Ditipiskan darah dengan menggunakan tepi obyek glass
dan ditunggu sampai kering
3. Hapusan yang sudah kering ditetesi dengan methanol
(obyek glass dimiringkan) hingga merata dan ditunggu
hingga kering
4. Pembuatan pewarna sel dengan mencampurkan giemsa
fluka dan buffer giemsa atau ethanol (1: 9)
5. Diteteskan pewarna giemsa pada apusan dan ditunggu
selama 15-30 menit (hingga warna berubah menjadi
ungu)
6. Kemudian dibilas dengan air menggalir hingga
tidak ada pewarna giemsa yang tersisa dan
dikeringkan
7. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat
dan lemah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Gambar Preparat Apusan Sel Darah
No Gambar Keterangan
1.
Golongan darah A 1. Trombosit2. Leukosit3. Eritrosit
2.
Golongan darah AB 1. Trombosit2. Leukosit3. Eritrosit
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktiukum Histologi tentang
pembuatan preparat apusan sel darah dapat diketahui
bahwa darah yang digunakan untuk sampel dalam
praktikum ini adalah darah A (Hefran) dan darah AB
(Lana). Darah A diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran lemah 10x10. Darah A terlihat menggumpal
di beberapa titik seperti mengelompok. Gumpalan
tersebut jelas dan sangat rapat. Hal ini dikarenakan
darah A mempunyai antigen-A dalam eritrosit dan zat
anti-B dalam serum atau pembuluh darah.
Untuk darah AB diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran lemah juga 10x10. Darah AB strukturnya
tersebar secara merata diseluruh bagian, dan tidak
serapat darah A. darah AB mempunyai antigen-A dan
antigen-B dalam eritrosit, tetapi tidak mempunyai
zat anti dalam serum atau pembuluh darah.
Dikatakan bahwa antigen atau agglitinogen yang
dibawa oleh eritrosit orang tertentu dapat
mengadakan reaksi dengan zat anti atau antibody atau
agglutinin yang dibawa oleh serum darah. Dikenal dua
macam antigen yaitu antigen-A dan antigen-B,
sedangkan zat antinya dibedakan atas anti-A dan
anti-B. Ada juga yang memiliki antigen-A, dan lagi
memiliki antigen-B, sedangkan ada pula yang tidak
memiliki antigen-A maupun antigen-B (Suryo, 2010).
Dalam praktikum ini pembuatan apusan sel darah
menggunakan metode apusan dan metode Romanowski
serta pewarnaan giemsa fluka. Pewarnaan giemsa
menghasilkan apusan sel darah berwarna ungu. Giemsa
juga digunakan untuk memperjelas apusan sel darah
ketika diamati di bawah mikroskop.
Untuk mengetahui jenis golongan darah
seseorang perlu dilakukan uji laboratorium.
Selama ini untuk pengujian golongan darah sering
digunakan metode ABO, yang prosesnya dilakukan
secara manual atau dengan cara meneteskan tiga
jenis cairan atau reagen pada sampel darah.
Dalam proses pengujian sampel darah menggunakan
metode ABO, sampel darah akan diteteskan suatu
reagen, kemudian pada sampel darah akan
terjadi proses aglutinasi atau penggumpalan
darah. Sebuah mikrokontroler ATMEGA 8535
dirancang untuk tujuan pendeteksi golongan
darah otomatis yang portabel sehingga mudah
dibawa serta digunakan, dalam pengujiannya
metode yang digunakan adalah metode ABO (Melati,
2011). Di dalam darah A maupun darah AB terdapat
komposisi darah yaitu trombosit (keping-keping
darah), leukosit (darah putih), dan eritrosit (darah
merah). Menurut Mallo (2012) Di dalam korpuskula
terdapat eritrosit mengandung hemoglobin yang
berfungsi mengedarkan oksigen. Trombosit berfungsi
membantu proses pembekuan darah. Leukosit berfungsi
menjaga sistem kekebalan tubuh, membunuh bakteri
atau virus yang mencoba masuk ke dalam tubuh (Mallo,
2012).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bahwa pembuatan apusan sel darah menggunakan
metode apus dan metode Romanowski serta pewarnaan
giemsa. Pewarnaan ini mengahsilkan warana ungu. Darah
A diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah
10x10 terlihat menggumpal di beberapa titik seperti
mengelompok dan sangat rapat. Hal ini dikarenakan
darah A mempunyai antigen-A dalam eritrosit dan zat
anti-B dalam serum atau pembuluh darah. Sedangkan
darah AB strukturnya tersebar secara merata
diseluruh bagian, dan tidak serapat darah A. Darah
AB mempunyai antigen-A dan antigen-B dalam
eritrosit, tetapi tidak mempunyai zat anti dalam
serum atau pembuluh darah.
5.2 Saran Adapun saran dalam praktikum Histologi yaitu
perlu hati-hati, dan kesabaran dalam proses
praktikum. Perlunya keuletan dalam melakukan
praktikum. Serta perlu adanya kesiapan dalam
melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, dkk. 2014. Laporan Kelompok praktikum AnatomomFisiologi Manusia Penentuan Gol Darah Pada Manusia.Http://www.scribd.com/doc/241692119/Penentuan-Golongan-Darah-Manusia-pdf#scribd. Diakses PadaTanggal 22 April 2015 Hari Rabu Pukul.12:50 WIB.
Mallo, dkk. 2011. Rancang Bangun Alat Ukur Kadar HemoglobinDan Oksigen Dalam Darah Dengan Sensor Oximeter Secara Non-Invasive.Http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/elekdankom/article/view/558. Diakses Pada Tanggal 22 April2015 Hari Rabu Pukul.12:49WIB.
Melati, dkk. 2011. Desain Dan Pembuatan Alat PendeteksiGolongan Darah Menggunakan Mikrokontroler.Http://eprints.unsri.ac.id/356/1/7-rossi.pdf.Diakses Pada Tanggal 22 April 2015 Hari RabuPukul.12:48 WIB.
Nurafik, dkk. 2013. Pengaruh Kadar Gula Dalam DarahManusiaterhadap Sudut Putar Sumbu Polarisasi MenggunakanAlat Polarmeter Non.Http://jurnalnline.um.ac.Id/data/artikel/artikel152d020ac88e079b1dd9c1cc3ed1a020.Pdf. DiaksesPada Tanggal 22 April 2015 Hari Rabu Pukul.12:45WIB.
Oktavianus & Galih Setia Adi. 2012. Hubungan AntaraGolongan Darah Dengan Kepribadian Anak.Http://download.portalgaruda.org/article.php?article=119650&val=5479. Diakses Pada Tanggal 22April 2015 Hari Rabu Pukul.12:51WIB.
Raharjeng, Anita Restu P & Awalul Fatiqin. 2015.Panduan Praktikum Histologi. Palembang:UIN Rafah.
Suryo. 2010. Genetika. Yogyakarta:Gadjah Mada UniversityPress.
Tamridho. 2011. Rancang Bangun Alat Pengukur Kadar Gula DarahHttp://www.ee.ui.ac.id/online/semtafull/20110109175116-sm6563-tp4-rizatamrid-jurnalp.pdf. DiaksesPada Tanggal 22 April 2015 Hari Rabu Pukul.12:47WIB.
Wardhani, Indah Retno. 2009. At A Glance Fisiologi.Jakarta:Erlangga.
LAMPIRAN