praktikum histologi:apusan sel darah

22
HISTOLOGI Pembuatan Preparat Apusan Sel Darah Oleh Elsi Aryanti 14222041 Dosen Pembimbing Awalul Fatiqin, M. Si PROGRAM STUDI HISTOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Transcript of praktikum histologi:apusan sel darah

HISTOLOGIPembuatan Preparat Apusan Sel Darah

Oleh

Elsi Aryanti

14222041

Dosen Pembimbing

Awalul Fatiqin, M. Si

PROGRAM STUDI HISTOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH

PALEMBANG

2015BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Golongan darah yang paling umum kita dengar

adalah A, B, O, dan AB. Semua golongan tersebut

mempunyai antigen dalam eritrosit dan zat anti dalam

serum yang berbeda satu sama lain. Darah mempunyai

fungsi salah satunya untuk mengikat oksigen

keseluruh tubuh. Jika suatu aliran darah tidak

berjalan lancer maka akan terjadi penyumbatan dalam

darah bisa mempengaruhi semua proses dalam tubuh.

Salah satu fungsi tubuh yang terganggu dapat

mempengaruhi fungsi lainnya. Kadang kala darah

digunakan untuk donor bagi yang membutuhkan atau

kekurangan darah. Dalam hal ini darah yang

didonorkan harus sesuai dengan permintaan. Misalkan

seseorang kekurangan darah O maka darah yang harus

didonorkan adalah O. Ketidakcocokan antara penerima

dan pendodor bisa berakibat fatal. Dan kondisi kedua

bela pihak harus normal.

Di dalam tubuh terdapat kurang lebih lima liter

darah yang mengalir tiada henti. Darah adalah sungai

kehidupan dalam tubuh kita. Jika kita kehilangan

banyak darah, maka nyawa kita akan terancam, bahkan

dapat mengakibatkan kematian. Seringkali seseorang

kekurangan darah akibat mengalami kecelakaan atau

menderita suatu penyakit yang dimana orang tersebut

harus memerlukan darah dengan cara transfusi darah.

Seseorang dapat meninggal apabila kehilangan 40%

darahnya pada waktu yang singkat karena tubunya

tidak dapat membuat darah lagi dengan cepat

(Afriani, 2014).

Tetapi kematian akibat kasus tersebut di atas

dapat dicegah dengan tindakan transfusi darah dari

seorang donor. Darah donor dapat ditransfusikan pada

orang-orang tertentu. Hal ini dikarenakan adanya

persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Sebelum

transfusi dilakukan perlu dilakukan tes mencampur

darah donor dengn darah resipien. Bila tidak terjadi

aglutinasi maka dikatakan darah sesuai dan transfusi

dapat dilakukan. Kesesuaian tersebut tergantung dari

antigen pada permukaan eritrosit dan antibody dalam

plasmanya (Afriani, 2014).

Antara golongan darah satu dan golongan darah

yang lain berbeda. Dilahat dari struktur gambar yang

diamati di bawah mikroskop. Ada yang agak rapat dan

ada juga yang tidak terlalu rapat. Dalam praktikum

ini dilakukan pembuatan apusan sel darah pada

manusia.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam praktikum histologi yaitu :

1. Membuat preparat apus darah menggunakan metode

apus dan pewarnaan metode Romanowski.

2. Menganalisa hasil pembuatan preparat apus darah

menggunakan metode apus dan pewarnaan metode

Romanowski.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penge

rtian Darah

Darah merupakan suspensi sel dan faragmen

sitoplasma yang dapat dianggap sebagi jaringan

pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya

terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi

interseluler yang berbentuk plasma (Raharjeng,

2015).

Darah merupakan sumber yang berharga, sehingga

kebocoran sirkulasi harus disumbat secepat mungkin

untuk menghentikan perdarahan melalui proses

hemostatis (Wardhani, 2009).

Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-

sel dan partikel yang menyerupai sel, yang mengalir

dalam arteri, kapiler dan vena yang

mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan

membawa karbondioksida dan hasil limbah lainnya.

Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan

cairan (plasma), yang sebagian besar mengandung

garam-garam terlarut dan protein. Plasma

juga mengandung hormon-hormon, elektrolit,

lemak, gula, mineral dan vitamin (Tamridho, 2011).

Menurut Melati (2011), darah merupakan cairan

yang bersirkulasi dalam tubuh manusia dan

vertebrata. Sedangkan menurut Mallo (2012), darah

manusia adalah cairan jaringan tubuh. Nurafik (2013)

menyatakan bahwa darah manusia mengandung zat gula

terlarut dan merupakan zat optis aktif yang

mempunyai sifat dapat memutar memutar bidang getar

cahaya yang melewatinya.

2.2 Fungs

i Darah

Fungsi utama dari darah adalah mengangkut

oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh

tubuh. Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi,

mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung

berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan

mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit

(Raharjeng, 2015).

Darah berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan

oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, serta

mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,

selain itu darah juga berfungsi untuk pertahanan

tubuh terhadap virus atau bakteri (Melati, 2011).

2.3 Komposisi Darah

Komposisi darah dibagi menjadi dua bagian besar,

yaitu: Korpuskula : 45%, dan Plasma darah: 55%. Di

dalam korpuskula terdapat: Eritrosit (Sel darah

merah) kandungannya sebesar 90%, eritrosit

mengandung hemoglobin yang berfungsi mengedarkan

oksigen. Trombosit (keping-keping darah),

kandungannya 0,6%-1,0% berfungsi membantu proses

pembekuan darah. Leukosit (Sel darah putih)

kandungannya kira-kira 0,25% berfungsi menjaga

sistem kekebalan tubuh, membunuh bakteri atau virus

yang mencoba masuk ke dalam tubuh (Mallo, 2012).

Pada dasarnya plasma darah adalah larutan air

yang mengandung albumin, bahan pembeku darah,

hormon, berbagai jenis protein, berbagai jenis

garam. Darah manusia berwarna merah terang ketika

terikat pada oksigen. Warna merah pada darah

disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan

(respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk

hemeglobin, yang merupakan tempat terikatnya

molekul-molekul oksigen. Dan ketika oksigen dilepas

maka warna eritrosit akan berwarna lebih gelap, dan

akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh

darah dan kulit. Dengan adanya perubahan warna darah

ini bisa dimanfaatkan untuk mengukur kejenuhan

oksigen pada darah (Mallo, 2012).

Sifat biologis utama plasma ditentukan oleh

kandungan proteinnya. Protein plasma utama adalah

albumin, yang memberikan sebagian besar tekanan

onkotik plasma dan mengikat beberapa hormon, pigmen

empedu dan ion Ca2+ untuk traspor di darah. Protein

penting lainnya adalah globulin (yang terlibat dalam

respon imun) dan fibrinogen, suatu elemen kaskade

hemostatik). Protein plasma di produksi di hati

(Wardhani, 2009).

Trombosit , fragmen kecil (2-4 μm) seperti

vesikel yang diproduksi oleh sel-sel besar

megakarosit, berperan sangat penting dalam

hemostatis. Respon awal terhadap kerusakan pembuluh

darah adalah adhesi trombosit ke kolagen yang

terpajan yaitu protein structural pada dinding

pembuluh darah. Hal ini akan mengakibatkan trombosit

melapaskan 5 hidroksitritamin dan tromboksan A2

(suatu eikosanoid) yang menyebabkan vasokontriksi,

yaitu kontraksi otot polos dinding pembuluh darah

untuk membatasi aliran darah dan juga memungkinkan

terbentuknya bekuan yang terlokalisasi di tempat

cedera. Trombosit yang teraktivasi juga melepaskan

adenine difosfat dan faktor pengaktivasi trombosit,

yang bersama dengan tromboksan akan menarik lebih

banyak trombosit ke tempat cedera dan membentuk

sumbatan yang lunak (Wardhani, 2009).

2.4 Golongan Darah

Golongan darah pada manusia itu herediter

(keturunan) yang ditentukan pula oleh alel ganda.

Berhubung dengan itu golongan darah seseorang dapat

mempunyai arti penting dalam kehidupan. Golongan

darah menurut sistem ABO. Pada permulaan abad ini

(tahun 1900 dan 1901) K. Landsteiner menemukan

bahwa penggumpalan darah (agglutinasi) kadang-kadang

terjadi apabila eritrosit (sel darah merah)

seseorang dicampur dengan serumpun darah orang lain.

Akan tetapi pada orang lain, campuran tadi tidak

mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan reaksi

tadi, maka Landsteiner membagi orang menjadi 3

golongan, ialah A, B. dan O. Golongan yang keempat

jarang sekali di jumpai, yaitu golongan darah AB,

telah ditemukan oleh dua orang mahasiswa Landsteiner

tahun 1902, ialah A. V. von Decastello dan A. Struli

(Suryo, 2010).

Dalam dunia kedokteran golongan darah manusia

dibagi menjadi empat, yaitu A, B, AB, dan O.

Pembagian ini dilakukan karena adanya perbedaan

jenis karbohidrat dan protein pada permukaan

membran sel darah merah. Untuk mengetahui

jenis golongan darah seseorang perlu dilakukan

uji laboratorium. Selama ini untuk pengujian

golongan darah sering digunakan metode ABO, yang

prosesnya dilakukan secara manual atau dengan

cara meneteskan tiga jenis cairan atau reagen

pada sampel darah. Jenis golongan darah sangat

penting pada saat tranfusi darah, seseorang

harus menerima darah dari golongan darah yang sama

dengan pendonor. Dalam proses pengujian sampel darah

menggunakan metode ABO, sampel darah akan diteteskan

suatu reagen, kemudian pada sampel darah akan

terjadi proses aglutinasi atau penggumpalan

darah (Melati, 2011).

Dikatakan bahwa antigen atau agglitinogen yang

dibawa oleh eritrosit orang tertentu dapat

mengadakan reaksi dengan zat anti atau antibody atau

agglutinin yang dibawa oleh serum darah. Dikenal dua

macam antigen yaitu antigen-A dan antigen-B,

sedangkan zat antinya dibedakan atas anti-A dan

anti-B. untuk lebih jelasnya kita dilihat ditabel

berikut :

Tabel 11-4

Hubungan Antara Golongan Darah (Fenotip) Seseorang

Dengan Macam Antigen Dan Zat Anti Yang Dimiliki

Golongan

darah

(Fenotip)

Antigen

dalam

Eritrosit

Zat anti dalam

serum/plasma darah

O

A

B

AB

-

A

B

A dan B

anti-A dan anti-B

anti-B

anti-A

-

Ada juga yang memiliki antigen-A, dan lagi memiliki

antigen-B, sedangkan ada pula yang tidak memiliki

antigen-A maupun antigen-B (Suryo, 2010).

Sebuah mikrokontroler ATMEGA 8535 dirancang

untuk tujuan pendeteksi golongan darah otomatis

yang portabel sehingga mudah dibawa serta

digunakan, dalam pengujiannya metode yang

digunakan adalah metode ABO. Untuk mendesain

alat, desain framework menjadi landasan dalam

pemikiran konsep, selanjutnya diterjemahkan

dalam bentuk sket desain dan CAD desain.

Langkah selanjutnya adalah perakitan komponen

dari segi perangkat keras dan pembuatan

program (software). Untuk perangkat keras yang

menjadi inti sistem adalah sensor yang memanfaatkan

sistem LED dan LDR. Sedangkan bahasa yang

digunakan adalah bahasa C. Pada proses

pengujian alat dilakukan menggunakan cara

statistik, yaitu dengan mengukur waktu pengujian

untuk mendapatkan nilai rata-rata. Nilai rata-rata

waktu yang dibutuhkan untuk mendeteksi golongan

darah adalah 2 menit 30 detik dengan jumlah sampel

yang diambil adalah 12 orang, dengan rincian 3 orang

golongan darah A, 3 orang darah B, 3 orang darah AB

serta 3 orang O. Adapun tingkat akurasi dari alat

ini adalah 100% (Melati, 2011).

2.5 Hubungan Antara Golongan Darah dengan KepribadianAnak

Orang yang bergolongan darah A ini berkepala

dingin, serius, sabar dan kalem. Orang yang

bergolongan darah A ini mempunyai karakter yang

tegas, bisa diandalkan dan dipercaya namun keras

kepala. Sebelum melakukan sesuatu mereka

memikirkannya terlebih dahulu. Dan merencanakan

segala sesuatunya secara matang. Mereka

mengerjakan segalanya dengan sungguh-sungguh dan

secara konsisten. Mereka berusaha membuat diri

mereka sewajar dan ideal mungkin. Mereka bisa

kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang.

Mereka mencoba menekan perasaan mereka dan

karena sering melakukannya mereka terlihat tegar.

Meskipun sebenarnya mereka mempunyai sisi yang

lembek seperti gugup dan lain sebagainya. Mereka

cenderung keras terhadap orang-orang yang tidak

sependapat. Makanya mereka cenderung berada di

sekitar orang yang bertemperamen sama. Karakteristik

temperamen tersebut misalnya memiliki keinginan

yang kuat untuk membantu, sensitif terhadap

perubahan lingkungan sekitar, dapat mengontrol

emosi dan keinginan, menghargai aturan. Golongan

darah A juga memiliki kepribadian yang menonjol

yaitu perfeksionis, memiliki keinginan kuat untuk

membantu, berkelakuan baik, bisa bekerja sama saat

melakukan aktivitas bersama teman lain, sangat

menjaga apa yang sudah ditetapkan dan diajarkan, dan

sensitif terhadap perkataan orang lain (Oktavianus,

2012).

Orang yang bergolongan darah AB ini mempunyai

perasaan yang sensitif, lembut. Mereka penuh

perhatian dengan perasaan orang lain dan selalu

menghadapi orang lain dengan kepedulian serta

kehatihatian. Disamping itu mereka keras dengan

diri mereka sendiri juga dengan orang-orang

yang dekat dengannya. Mereka jadi cenderung

kelihatan mempunyai dua kepribadian. Mereka sering

menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu

terlalu dalam. Mereka mempunyai banyak teman,

tapi mereka membutuhkan waktu untuk menyendiri

untuk memikirkan persoalan pribadi.

Karakteristik khas pada anak golongan darah AB

adalah memiliki pemikiran rasional, terkadang

memiliki emosi yang stabil, tetapi juga kadang tidak

stabil, bersikap lembut dan baik hati, pandai

membuat keputusan terhadap suatu situasi, tidak suka

sikap yang cenderung menyanjung, dan senang melayani

(Oktavianus, 2012).

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktikum Histologi dilakukan pada

hari Senin, 20 April 2015, Pukul 10:30-12:10 WIB di

ruang Laboratorium Histologi Universitas Islam

Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan praktikum Histologi yaitu

3.2.1 Alat

Adapun alat dalam praktikum Histologi yaitu

mikroskop, obyek glass, dan cover glass.

3.2.2 Bahan

Adapun bahan dalam praktikum Histologi yaitu

giemsa fluka, ethanol, methanol, dan darah (manusia).

3.3 Cara

Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum Histologi yaitu :

1. Diambil setetes darah (manusia) dan diteteskan

pada obyek glass

2. Ditipiskan darah dengan menggunakan tepi obyek glass

dan ditunggu sampai kering

3. Hapusan yang sudah kering ditetesi dengan methanol

(obyek glass dimiringkan) hingga merata dan ditunggu

hingga kering

4. Pembuatan pewarna sel dengan mencampurkan giemsa

fluka dan buffer giemsa atau ethanol (1: 9)

5. Diteteskan pewarna giemsa pada apusan dan ditunggu

selama 15-30 menit (hingga warna berubah menjadi

ungu)

6. Kemudian dibilas dengan air menggalir hingga

tidak ada pewarna giemsa yang tersisa dan

dikeringkan

7. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat

dan lemah.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Gambar Preparat Apusan Sel Darah

No Gambar Keterangan

1.

Golongan darah A 1. Trombosit2. Leukosit3. Eritrosit

2.

Golongan darah AB 1. Trombosit2. Leukosit3. Eritrosit

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil praktiukum Histologi tentang

pembuatan preparat apusan sel darah dapat diketahui

bahwa darah yang digunakan untuk sampel dalam

praktikum ini adalah darah A (Hefran) dan darah AB

(Lana). Darah A diamati di bawah mikroskop dengan

perbesaran lemah 10x10. Darah A terlihat menggumpal

di beberapa titik seperti mengelompok. Gumpalan

tersebut jelas dan sangat rapat. Hal ini dikarenakan

darah A mempunyai antigen-A dalam eritrosit dan zat

anti-B dalam serum atau pembuluh darah.

Untuk darah AB diamati di bawah mikroskop dengan

perbesaran lemah juga 10x10. Darah AB strukturnya

tersebar secara merata diseluruh bagian, dan tidak

serapat darah A. darah AB mempunyai antigen-A dan

antigen-B dalam eritrosit, tetapi tidak mempunyai

zat anti dalam serum atau pembuluh darah.

Dikatakan bahwa antigen atau agglitinogen yang

dibawa oleh eritrosit orang tertentu dapat

mengadakan reaksi dengan zat anti atau antibody atau

agglutinin yang dibawa oleh serum darah. Dikenal dua

macam antigen yaitu antigen-A dan antigen-B,

sedangkan zat antinya dibedakan atas anti-A dan

anti-B. Ada juga yang memiliki antigen-A, dan lagi

memiliki antigen-B, sedangkan ada pula yang tidak

memiliki antigen-A maupun antigen-B (Suryo, 2010).

Dalam praktikum ini pembuatan apusan sel darah

menggunakan metode apusan dan metode Romanowski

serta pewarnaan giemsa fluka. Pewarnaan giemsa

menghasilkan apusan sel darah berwarna ungu. Giemsa

juga digunakan untuk memperjelas apusan sel darah

ketika diamati di bawah mikroskop.

Untuk mengetahui jenis golongan darah

seseorang perlu dilakukan uji laboratorium.

Selama ini untuk pengujian golongan darah sering

digunakan metode ABO, yang prosesnya dilakukan

secara manual atau dengan cara meneteskan tiga

jenis cairan atau reagen pada sampel darah.

Dalam proses pengujian sampel darah menggunakan

metode ABO, sampel darah akan diteteskan suatu

reagen, kemudian pada sampel darah akan

terjadi proses aglutinasi atau penggumpalan

darah. Sebuah mikrokontroler ATMEGA 8535

dirancang untuk tujuan pendeteksi golongan

darah otomatis yang portabel sehingga mudah

dibawa serta digunakan, dalam pengujiannya

metode yang digunakan adalah metode ABO (Melati,

2011). Di dalam darah A maupun darah AB terdapat

komposisi darah yaitu trombosit (keping-keping

darah), leukosit (darah putih), dan eritrosit (darah

merah). Menurut Mallo (2012) Di dalam korpuskula

terdapat eritrosit mengandung hemoglobin yang

berfungsi mengedarkan oksigen. Trombosit berfungsi

membantu proses pembekuan darah. Leukosit berfungsi

menjaga sistem kekebalan tubuh, membunuh bakteri

atau virus yang mencoba masuk ke dalam tubuh (Mallo,

2012).

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bahwa pembuatan apusan sel darah menggunakan

metode apus dan metode Romanowski serta pewarnaan

giemsa. Pewarnaan ini mengahsilkan warana ungu. Darah

A diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah

10x10 terlihat menggumpal di beberapa titik seperti

mengelompok dan sangat rapat. Hal ini dikarenakan

darah A mempunyai antigen-A dalam eritrosit dan zat

anti-B dalam serum atau pembuluh darah. Sedangkan

darah AB strukturnya tersebar secara merata

diseluruh bagian, dan tidak serapat darah A. Darah

AB mempunyai antigen-A dan antigen-B dalam

eritrosit, tetapi tidak mempunyai zat anti dalam

serum atau pembuluh darah.

5.2 Saran Adapun saran dalam praktikum Histologi yaitu

perlu hati-hati, dan kesabaran dalam proses

praktikum. Perlunya keuletan dalam melakukan

praktikum. Serta perlu adanya kesiapan dalam

melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, dkk. 2014. Laporan Kelompok praktikum AnatomomFisiologi Manusia Penentuan Gol Darah Pada Manusia.Http://www.scribd.com/doc/241692119/Penentuan-Golongan-Darah-Manusia-pdf#scribd. Diakses PadaTanggal 22 April 2015 Hari Rabu Pukul.12:50 WIB.

Mallo, dkk. 2011. Rancang Bangun Alat Ukur Kadar HemoglobinDan Oksigen Dalam Darah Dengan Sensor Oximeter Secara Non-Invasive.Http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/elekdankom/article/view/558. Diakses Pada Tanggal 22 April2015 Hari Rabu Pukul.12:49WIB.

Melati, dkk. 2011. Desain Dan Pembuatan Alat PendeteksiGolongan Darah Menggunakan Mikrokontroler.Http://eprints.unsri.ac.id/356/1/7-rossi.pdf.Diakses Pada Tanggal 22 April 2015 Hari RabuPukul.12:48 WIB.

Nurafik, dkk. 2013. Pengaruh Kadar Gula Dalam DarahManusiaterhadap Sudut Putar Sumbu Polarisasi MenggunakanAlat Polarmeter Non.Http://jurnalnline.um.ac.Id/data/artikel/artikel152d020ac88e079b1dd9c1cc3ed1a020.Pdf. DiaksesPada Tanggal 22 April 2015 Hari Rabu Pukul.12:45WIB.

Oktavianus & Galih Setia Adi. 2012. Hubungan AntaraGolongan Darah Dengan Kepribadian Anak.Http://download.portalgaruda.org/article.php?article=119650&val=5479. Diakses Pada Tanggal 22April 2015 Hari Rabu Pukul.12:51WIB.

Raharjeng, Anita Restu P & Awalul Fatiqin. 2015.Panduan Praktikum Histologi. Palembang:UIN Rafah.

Suryo. 2010. Genetika. Yogyakarta:Gadjah Mada UniversityPress.

Tamridho. 2011. Rancang Bangun Alat Pengukur Kadar Gula DarahHttp://www.ee.ui.ac.id/online/semtafull/20110109175116-sm6563-tp4-rizatamrid-jurnalp.pdf. DiaksesPada Tanggal 22 April 2015 Hari Rabu Pukul.12:47WIB.

Wardhani, Indah Retno. 2009. At A Glance Fisiologi.Jakarta:Erlangga.

LAMPIRAN

Gambar 1. Darah A (Hefran) Gambar 1. Darah AB(Lana)

(Sumber: Doc. Yulia, 2015) (Sumber: Doc. Yulia,2015)