i
USULAN PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
GREEN WATER FRONT SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN
BANJIR DAN TATA LINGKUNGAN KUMUH DAERAH ALIRAN
SUNGAI CILIWUNG
BIDANG KEGIATAN :
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh :
Muhammad Hadi Muchlison (5112412014) Angkatan 2012
Rizqullah Nazih Naufal (5112412044) Angkatan 2012
Mario Norman Syah (5301413067) Angkatan 2013
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2014
iii
DAFTAR ISI
Sampul ……………………………………………………………………...... i
Pengesahan ……………………………………………………………...... ..... ii
Daftar Isi …………………………………………………………………....... iii
Daftar Gambar................................................................................................... iv
Ringkasan …………………………………………………………………...... v
PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………... 1
Tujuan Penulisan..…………………………………………………….. 2
Manfaat Penulisan…………………………………………………….. 3
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan .................................................... 3
Solusi yang Pernah Ditawarkan ............................................................ 4
Gagasan Baru yang Ditawarkan ............................................................ 5
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan .............................. 7
KESIMPULAN………………………….………………………………….... 9
Daftar Pustaka ……………………………………………………………...... 10
Lampiran-lampiran ………………………………………………………...... 11
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Daerah aliran Sungai Ciliwung yang tercemar................................ 4
Gambar 2. Pengerukan sampah di pintu air Manggarai.................................... 5
Gambar 3. Gambaran konsep Green Water Front yang nantinya akan diterapkan 6
Gambar 4. Pemasangan Solar Bottle Bulb ....................................................... 7
Gambar 5. Alur implementasi gagasan ............................................................. 8
v
RINGKASAN
Sungai memiliki peran strategis sebagai salah satu sumber daya alam yang
mendukung kehidupan masyarakat. Peranan sungai di dalam konteks perkotaan
menjadi sangat penting, khususnya dalam upaya mempertahankan sumber daya
air yang berkelanjutan. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan
salah satu aspek dari Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) pada suatu Wilayah.
Jakarta dilalui oleh 13 sungai, salah satunya adalah Sungai Ciliwung memiliki
dampak yang paling luas ketika musim hujan karena ia mengalir melalui tengah
Kota Jakarta dan melintasi banyak perkampungan, perumahan padat, dan
permukiman-permukiman kumuh. Sungai ini juga dianggap sungai yang paling
parah mengalami perusakan dibandingkan sungai-sungai lain yang mengalir di
Jakarta. Sungai Ciliwung dipandang sebelah mata. Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta sudah melakukan beberapa upaya dalam menanggulangi banjir dan
masalah lingkungan kumuh yang ada di DAS Ciliwung. Seperti melakukan
pengerukan sampah-sampah di pintu-pintu air dengan menggunakan eskavator.
Membentuk komunitas peduli lingkungan dan melakukan penanaman pohon di
sepanjang daerah aliran sungai. Pemindahan warga yang ada di DAS Ciliwung ke
rumah susun.
Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskan konsep untuk menata sebuah
lingkungan kumuh yang ada di bantaran atau daerah aliran sungai ciliwung.
Konsep ini ditunjang dengan konsep utama yakni Green Water Front. Gagasan ini
ditulis dengan analisis melalui studi literatur dari berbagai media massa untuk
didapatkan sebuah solusi. Masalah tersebut dikombinasikan dengan solusi logis
berdasarkan tinjauan pustaka yang ada serta ilmu yang sudah didapatkan penulis.
Berdasarkan hasil analisis kami, diketahui bahwa masih rendahnya warga yang
tinggal di daerah aliran Sungai Ciliwung dalam menjaga lingkungannya. Untuk
meningkatkan kesadaran warga dalam menjaga lingkungannya, kami mengusung
sebuah konsep Green Water Front, yang inti dari konsep ini akan mengubah
sungai sebagai belakang rumah menjadi sungai sebagai bagian depan rumah.
Sehingga sungai akan menjadi point of interest. Pada konsep ini akan ada
jembatan menyilang di atas sungai yang kami sebut jembatan “Belah Ketupat”.
Sehingga konsep Green Water Front ini akan menambah interaksi antar warga
yang terpisah sungai karena fungsinya juga seperti jembatan. Ruang publik yang
berada di tengah Green Water Front ini dapat berfungsi sebagai plaza, tempat
bermain anak, atau bercocok tanam. Agar konsep ini dapat terlaksana dengan
baik, maka harus diperlukan kerjasama dari berbagai pihak diantaranya
pemerintah daerah, pemerintah lingkungan hidup, dinas pekerjaan umum, dan
tentunya masyarakat sekitar daerah aliran sungai yang menjadi subyek dalam
penerapan konsep ini.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sungai memiliki peran strategis sebagai salah satu sumber daya alam yang
mendukung kehidupan masyarakat. Peranan sungai di dalam konteks perkotaan
menjadi sangat penting, khususnya dalam upaya mempertahankan sumber daya
air yang berkelanjutan. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan
salah satu aspek dari Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) pada suatu Wilayah
Pengembangan Sumber Air (WPSA) yang merupakan upaya pendayagunaan
sumber-sumber air secara terpadu dengan upaya pengendalian dan pelestariannya.
Pengelolaan DAS tidak terlepas dari berbagai permasalahan, antara lain masalah
penurunan sumberdaya alamiah, polusi dari berbagai sumber, serta konflik
penggunaan lahan di sekitar DAS. Ekosistem DAS merupakan suatu satuan
wilayah pembangunan yang perlu ditata agar pemanfaatannya dapat digunakan
untuk berbagai kepentingan. Kegiatan di bidang pertanian, kehutanan,
perkebunan, perikanan, peternakan, industri, pertambangan, pariwisata dan
pemukiman membutuhkan air, lahan dan mineral yang berada dalam suatu
wilayah DAS.
Adanya ketimpangan pembangunan ekonomi mengakibatkan wilayah yang
satu tumbuh lebih cepat daripada wilayah yang lainnya, dalam hal ini
pembangunan perkotaan yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan pedesaan,
sehingga tercipta lapangan kerja yang luas di perkotaan. Hal ini menyebabkan
terjadinya urbanisasi yaitu mendorong sebagian besar penduduk di pedesaan
berpindah ke perkotaan untuk mendapatkan pekerjaan. Urbanisasi mengakibatkan
kepadatan penduduk di perkotaan, sedangkan daya dukung lahan di kota-kota
besar sangat terbatas. Hal ini menyebabkan para pendatang (urbanit) yang
membutuhkan tempat tinggal terpaksa membangun tempat tinggal di lahan milik
negara, seperti di bantaran sungai. Padatnya pemukiman di bantaran sungai
beserta aktivitas yang dilakukan penghuni pemukiman tersebut di bantaran sungai
seperti: dijadikan lokasi pembuangan sampah, mencuci peralatan rumah tangga
dan pakaian, merupakan beberapa hal yang menjadi penyebab banjir dan
pencemaran yang dapat merusak lingkungan.
2
Sebagai salah satu sungai berpengaruh di DKI Jakarta, Sungai Ciliwung
mempunyai sejarah panjang. Terbentang dari hulu yang terletak di daerah Bogor
yang meliputi kawasan Gunung Gede, Gunung Pangrango dan Cisarua hingga
kawasan hilir di pantai utara Jakarta. Sungai Ciliwung mempunyai panjang 120
km dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 387 km2. Dahulu, Sungai Ciliwung
menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat Jakarta dan menjadi habitat
berbagai jenis ikan. Akan tetapi, saat ini banyak masalah menghinggapi Ciliwung.
Seperti yang sudah diketahui, sejak bermekarannya berbagai pembangunan
rumah, perkantoran, serta kawasan bisnis lainnya, Sungai Ciliwung dipandang
sebelah mata. Sampah, serta limbah dari berbagai tempat dibuang di Sungai
Ciliwung. Masalah bertambah besar ketika sampah-sampah yang ada menyumbat
aliran air, mengakibatkan sungai berbau, kotor, dan yang menjadi momok warga
Jakarta yaitu terjadinya banjir. Penyebab utama Jakarta setiap tahunnya tidak
pernah lepas dari bencana banjir adalah karena meluapnya Sungai Ciliwung yang
merupakan salah satu dari 13 sungai yang melintas di wilayah Jakarta. Meluapnya
Sungai Ciliwung disebabkan karena berkurangnya kapasitas sungai di beberapa
ruas karena adanya pendangkalan atau sedimentasi dan juga bottleneck pada
beberapa jembatan yang melintasi Sungai Ciliwung.
Sebanyak 52 sungai strategis nasional di 33 provinsi telah tercemar, salah
satu sungai yang tercemar berat di Indonesia adalah Sungai Ciliwung (DKI
Jakarta) dan Sungai Citarum (Jawa Barat). Hasil pemantauan kualitas air melalui
pengukuran Indeks Kualitas Air pada 13 sungai yang ada di wilayah DKI Jakarta
menunjukkan bahwa 83% sungai berada dalam kategori buruk. Selain penurunan
kualitas air, terjadi pula kecenderungan peningkatan bencana di sekitar DAS,
seperti tanah longsor, erosi dan sedimentasi (Hendrawan, 2005).
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencari solusi dalam menata lingkungan kumuh di daerah aliran
Sungai Ciliwung.
2. Untuk mengetahui desain Green Water Front sebagai solusi
penanggulangan banjir di lingkungan kumuh daerah aliran Sungai Ciliwung.
3
Manfaat Penulisan
Karya tulis ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemerintah dan
masyarakat diantaranya :
1. Sebagai referensi mengenai desain sederahana dalam mengelola daerah
aliran sungai yang tercemar.
2. Memberikan alternatif solusi upaya penanggulangan banjir di lingkungan kumuh
daerah aliran Sungai Ciliwung
3. Sebagai inovasi baru membangun daerah aliran sungai dengan konsep
Green Water Front
4. Memberikan wawasan mengenai manfaat konsep Green Water Front dalam
menyusun perencanaan penanganan banjir di lingkungan kumuh daerah
aliran Sungai Ciliwung.
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi pencemaran lingkungan
sungai. Hal ini dikaitkan dengan tingkat kesadaran penduduk dalam memelihara
lingkungan yang sehat dan bersih. Pemerintah daerah melakukan berbagai upaya
perbaikan lingkungan dengan memperbaiki kualitas lingkungan di bantaran sungai
dan juga untuk penataan DAS agar masyarakat tidak lagi tinggal di pemukiman
yang kumuh dan masyarakat tercegah dari banjir. Salah satunya yang sering
terkena banjir adalah bantaran Sungai Ciliwung. Hal ini karena masyarakat
pendatang yang tidak mempunyai lahan membangun rumah mereka di bantaran
sungai. Kemudian sungai tersebut dijadikan lokasi pembuangan sampah, mencuci
peralatan rumahtangga dan pakaian.
4
Gambar 1. Daerah aliran Sungai Ciliwung yang tercemar
(sumber : konservasidasciliwung.wordpress.com )
Limbah domestik yang dapat berupa buangan air rumah tangga, padatan
berupa sampah yang dibuang ke sungai, air cucian kamar mandi maupun buangan
tinja akan mempengaruhi tingkat kandungan BOD (Biochemiycal Oxygen
Demand), COD (Chemical Oxygen Demand ) serta bakteri E. Coli dalam sungai.
Sedangkan limbah industri baik yang bersifat organik dan anorganik juga akan
mempengaruhi kualitas air permukaan. Limbah domestik, industri, maupun
pertanian akan memberikan pengaruh terhadap keberadaan komponen lingkungan.
(Hendrawan, 2005).
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Sampai saat ini sudah banyak solusi yang dilakukan oleh pemerintah
terhadap masyarakat daerah aliran sungai. Hal tersebut dilakukan agar kondsi
daerah aliran sungai yang kumuh dan tingkat kesehatannya yang rendah dapat
dihindarkan. Solusi yang pernah ditawarkan pemerintah tersebut antara lain
melakukan pembongkaran bangunan-bangunan liar yang terletak di daerah aliran
sungai dan merelokasi masyarakat daerah aliran sungai tersebut ke rumah susun.
Melakukan pengerukan sampah-sampah di pintu-pintu air dengan menggunakan
eskavator. Membentuk komunitas peduli lingkungan dan melakukan penanaman
pohon di sepanjang daerah aliran sungai. Hingga berusaha mengubah perilaku
5
warga sekitar sungai dalam menjaga lingkungannya. Seperti gerakan jum’at bersih
dan denda bagi warga yang membuang sampah ke sungai.
Gambar 2. Pengerukan sampah di pintu air Manggarai
(Sumber: tribunews.com)
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Pada proses pembuatan Green Water Front didasarkan dengan prinsip
menjaga dan melestarikan daerah aliran sungai, sehingga tidak akan ada lagi yang
membuang sampah rumah tangga ke sungai. Konsep ini akan mengubah sungai
sebagai bagian belakang rumah menjadi bagian depan rumah. Sungai akan
dijadikan sebagai point of interest. Berdasarkan prinsip tersebut, maka lahan di
sepanjang bantaran sungai akan dijadikan ruang terbuka hijau dan jalan setapak.
Ruang terbuka hijau ini akan ditanami dengan berbagai jenis pohon dan akan
dibuat lubang biopori, sehingga nantinya daerah bantaran sungai akan menjadi
daerah resapan air. Pengunaan Green Water Front akan di letakkan di atas sungai
yang mengalir, cara ini akan menjadikan kualitas perkampungan daerah aliran
sungai menjadi lebih baik. Green Water Front ini akan menghubungkan dua
kampung yang sebelumnya terpisah oleh sungai, sehingga dapat berfungsi sebagai
jembatan. Jembatan menyilang di atas sungai disebut jembatan “Belah Ketupat”.
Sehingga konsep Green Water Front ini akan menambah interaksi antar warga
yang terpisah sungai karena fungsinya juga seperti jembatan. Ruang publik yang
berada di tengah Green Water Front ini dapat berfungsi sebagai plaza, tempat
bermain anak, atau bercocok tanam. Namun hanya sebatas tanaman kecil seperti
seledri, sawi, dan berbagai jenis sayuran lainnya. Pada intinya prinsip Green
6
Water Front adalah mengubah konsep yang saat ini ada, yakni sungai sebagai
bagian belakang rumah menjadi bagian depan rumah. Harapannya dengan adanya
konsep ini, tidak akan ada lagi banjir dan pencemaran sungai yang terjadi. Sungai
akan menjadi bersih, kandungan oksigen didalamnya tinggi, dan tidak ada bakteri
yang mencemarinya. Sehingga PDAM dapat meminimalisir biaya pengolahan air
sebelum didistribusikan ke saluran air perumahan, karena selama ini biaya
pengolahan air yang dilakukan PDAM tinggi karena pencemaran sungai tersebut.
Selain itu, air juga dapat didistribusikan langsung ke perumahan atau gedung-
gedung perkantoran dengan saluran air bawah tanah. Namun pada saluran air
bawah tanah tersebut harus tetap ada alat penyaring air agar terhindar dari bakteri
yang mungkin ada. Untuk jalannya sendiri berukuran sekitar 2 meter yang
sekiranya dapat dilalui oleh 2 motor berpapasan. Jalan tersebut terbuat dari grass
block sehingga nantinya air hujan diatas jalan akan langsung meresap kedalam
tanah dan tidak terjadi genangan air. Jika konsep ini berhasil dilaksanakan, maka
sedimentasi sungai dapat dihindarkan dan air sungai akan mengalir dengan lancar.
hingga ke laut. Sehingga banjir yang sering melanda Sungai Ciliwung dapat
ditanggulangi.
Gambar 3. Gambaran konsep Green Water Front yang nantinya akan diterapkan
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)
7
Masalah sampah yang sebelumnya dibuang oleh warga ke sungai, akan
dilakukan pelatihan pengolahan sampah, digunakan sebagai bahan untuk
memperindah daerah tersebut. Hal yang pertama kali dilakukan adalah memilah
sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik akan dikumpulkan terus akan
dijadikan sebagai hiasan ruang terbuka hijau di sepanjang bantaran sungai. Seperti
akan dijadikan pot bunga dan hiasan gantung ataupun taman vertikal. Sampah
anorganik dalam bentuk botol minuman, akan dijadikan sebagai lampu ramah
lingkungan dengan konsep Solar Bottle Bulb. Konsep ini akan memanfaatkan
pantulan sinar matahari. Botol-botol bekas yang diisi dengan air bening dan cairan
pemutih untuk mencegah timbulnya lumut. Solar Bottle Bulb ini dapat dijadikan
penerangan ruangan pada siang hari. Sehingga akan mengurangi biaya pemakaian
listrik. Sedangkan sampah organik yang berasal dari limbah dapur rumah tangga
akan dijadikan kompos cair. Kompos cair tersebut akan digunakan untuk
memupuk sayur-mayur yang ditanam di tengah-tengah konsep Green Water Front
ini.
Gambar 4. Pemasangan Solar Bottle Bulb
(sumber : www.juesatta.com)
Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan Membantu Mengimplementasikan
Gagasan
Agar konsep Green Water Front dapat terealisasikan, maka pihak-pihak yang
dapat membantu agar dapat terimplementasikan antara lain.
8
1. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah dalam hal ini adalah gubernur menyediakan tempat
tinggal bagi warga bantaran sungai yang sangat dekat dengan sungai
sehingga harus terkena gusuran dalam pembangunan konsep Green Water
Front ini.
2. Pemerintah Lingkungan Hidup
Konsep ini harus mendapat dukungan sepenuhnya dari Kementrian
Lingkungan Hidup, karena upaya untuk membangun lingkungan yang
layak dan menanggulangi banjir dan pencemaran sungai adalah salah satu
tugas dari kementiran ini. Dengan adanya dukungan dari Pemerintah
Lingkungan Hidup, maka program ini dapat terealisasikan dengan baik.
3. Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum melakukan penataan daerah aliran sungai sesuai
perintah dari Kementrian Lingkungan Hidup. Dinas Pekerjaan Umum
berhak membangun konsep Green Water Front apabila sudah sesuai
dengan AMDAL.
4. Masyarakat sekitar daerah aliran sungai
Sasaran dalam konsep yang dibentuk adalah masyarakat, maka masyarakat
sekitar daerah aliran sungai adalah subyek dalam penggunaan konsep
Green Water Front tidak akan terlaksana dengan baik tanpa peran
masyarakat, sehingga masyarakat wajib untuk memahami konsep dan
menerapkannya agar dapat menjaga daerah aliran sungai agar tidak
tercemar.
Gambar 5. Alur implementasi gagasan
(Sumber: Penulis, 2014)
Mahasiswa
Sebagai Pencetus
Gagasan
Masyarakat
Sebagai Subyek
Pelaksanaan
Pemerintah Daerah,
Pemerintah
Lingkungan Hidup,
dan Dinas PU
Konsep Green
Water Front
9
KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
Green Water Front adalah sebuah konsep membangun daerah aliran
sungai yang tercemar. Konsep ini akan menata bantaran sungai dengan menanami
berbagai jenis pohon serta membuat lubang biopori di bantaran sungai tersebut.
Green Water Front juga memanfaatkan ruang terbuka di atas sungai. Ruang
tersebut fungsinya mirip sebuah jembatan, hal ini nantinya akan menambah
interaksi antar warga yang sebelumnya terpisah oleh sungai. Selain itu, akan
terbentuk ruang publik, tempat bermain anak dan tempat bercocok tanam sayur-
mayur.
Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan
Agar konsep Green Water Front ini terimplementasikan maka diperlukan
kerjasama antara tiga komponen, yakni pemerintah sebagai pelaksana, mahasiswa
sebagai pembuat gagasan, dan masyarakat bantaran sungai sebagai subyek dalam
konsep ini. Pemerintah Lingkungan Hidup, Pemerintah Daerah, dan Dinas
Pekerjaan Umum saling melakukan koordinasi. Masyarakat bersedia dalam
memberikan regulasi-regulasi yang nyata untuk diimplementasikan. Sehingga
masyarakat daerah aliran sungai dapat mendukung dengan mengetahui konsep-
konsep dan penerapannya.
Prediksi Keberhasilan Gagasan
Konsep Green Water Front ini jika di realisasikan, maka akan didapatkan
beberapa manfaat diantaranya sebagai solusi efektif atas permasalahan daerah
aliran sungai yang tercemar. Konsep ini dapat menciptakan lingkungan yang
bersih dan sehat. Sehingga kualitas hidup warga yang tinggal di bantaran sungai
juga akan meningkat. Terwujudnya daerah resapan air untuk mengurangi banjir.
Keberhasilan dari konsep ini ditentukan oleh berbagai pihak diantaranya
masyarakat dan pemerintah. Pola pikir yang juga harus diubah oleh masyarakat
dan juga pemerintah adalah jangan menjadikan Sungai Ciliwung sebagai sumber
bencana, tetapi jadikan sebagai sumber daya air yang dapat mendatangkan nilai
ekonomi tinggi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Artikel Antara News. 2013. 52 Sungai Strategis Di Indonesia Sudah Tercemar.
Diakses dari http://www.antaranews.com/berita/394182/52-sungai-
strategis-di-Indonesia-sudah-tercemar pada tanggal 9 Maret 2014.
Artikel Unpad. 2012. Kebijakan Lingkungan Hidup di Indonesia Belum
Sepenuhnya Optimal. Diakses dari http://www.unpad.ac.id/2012/09/
kebijakan-lingkungan-hidup-di-indoensia-belum-sepenuhnya-optimal/
pada tanggal 12 Maret 2014.
Artikel. Metrotv News. Normalisasi Kali Ciliwung Tidak Jamin Jakarta Bebas
Banjir. Diakses dari www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/12/23/
1/203261/Normalisasi-Kali-Ciliwung-Tidak-Jamin-Jakarta-Bebas-Banjir
pada tanggal 28 Februari 2014.
Artikel Tribun News. 2013. Pengerukan Sampah di Pintu Air Manggarai. Diakses
dari http://www.tribunnews.com/images/view/290652/ pengerukan-
sampah-di-pintu-air-manggarai#.UqfnNeKUJ1w pada tanggal 5 Maret
2014.
Cao Xiangming, Zhou Zongqi, Zhou Zhilin. The Analysis of the Strategies for
Landscape Planning of “One River and Two Siws” Area in the City of
Ankang. Huazhong Architecture. 2010-09.
Hendrawan, D. 2005. Kualitas air sungai dan situ di Jakarta. Jurnal Makara, Seri
Teknologi, 9 (1): 13-19.
Laidley, Jennefer. 2007. The ecosystem approach and the global imperative on
Toronto’s Central Waterfront. Journal Cities, 24 (4): 259-273.
Luděk Bláha, John P. Giesy, Klára Hilscherová. 2014. What level of estrogenic
activity determined by in vitro assays in municipal waste waters can be
considered as safe?. Environment International, 64: 98-109.
N. Chahinian, C. Bancon-Montigny, A. Caro, P. Got, J.L. Perrin, D. Rosain, C.
Rodier, B. Picot, M.G. Tournoud. 2012. The role of river sediments in
contamination storage downstream of a water treatment plant in low flow
conditions: Organotins, faecal indicator bacteria and nutrients. Estuarine,
Coastal and Shelf Science, 114: 70-81. Sasongko, Lutfi A. 2006. Kontribusi Air Limbah Domestik Penduduk di Sekitar
Sungai Tuk Terhadap Kualitas Air Sungai Kaligarang Serta Upaya
Penanganannya. Tesis tidak diterbitkan. Semarang. PPS Undip Semarang.
Suganda, E. 2009. Pengelolaan lingkungan dan kondisi masyarakat pada wilayah
hilir sungai, Jurnal Makara, Sosial Humaniora, 13 (2): 143-153. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Wangsaatmadja, S. 2007. Evaluasi Kebijakan Pengendalian Pencemaran Sungai
Citarum Hulu Melalui Pendekatan Daerah Aliran Sungai Terpadu, Jurnal
Infrastruktur dan Lingkungan Binaan, 3 (2): 68-74.
Wen-Chih Huang, Sung-Ken Kao . 2013. Public–private partnerships during
waterfront development process: The example of the world
exposition Original Research Article. Ocean & Coastal Management, 9
(2): 28-39. Yavanica, Emilea. 2009. Analisis nilai kerusakan lingkungan dan kesediaan membayar
masyarakat terhadap program perbaikan lingkungan kasus pemukiman Bantaran
sungai Ciliwung. Diakses dari http://repository.ipb.ac.id/
handle/123456789/44758 pada tanggal 9 Maret 2014.
11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar
Keterangan gambar : Tampak atas konsep Green Water Front, berbentuk diagonal
yang saya sebut sebagai jembatan “Belah Ketupat”. Hal ini dilakukan agar
terbentuk ruang publik ditengahnya.
Keterangan gambar : Konsep Green Water Front ini memanfaatkan lahan di
tengahnya untuk bercocok tanam dan tempat bermain anak-anak.
12
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhammad Hadi Muchlison
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Teknik Arsitektur
4 NIM 5112412014
5 Tempat dan Tanggal Lahir Blitar, 24 Juli 1993
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 085755529924
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi MI Miftahul
Huda
MTs N
Jambewangi
SMK N 1 Blitar
Jurusan - - Teknik Komputer
Jaringan
Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel
Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM 2013.
Semarang, 23 Maret 2014
Ketua,
Muhammad Hadi Muchlison
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rizqullah Nazih Naufal
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Teknik Arsitektur
4 NIM 5112412044
5 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 14 Januari 1994
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 085727206714
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 06
Batursari
SMPN 3
Mranggen
SMAN 2
Mranggen
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel
Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM 2013.
Semarang, 23 Maret 2014
Anggota 1,
Rizqullah Nazih Naufal
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Mario Norman Syah
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro
4 NIM 5301413067
5 Tempat dan Tanggal Lahir Magelang, 21 April 1993
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 085774801174
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N Salaman 3 SMP N 1 Salaman SMK N 1
Magelang
Jurusan - - TKJ
Tahun Masuk-Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel
Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM 2013.
Semarang, 23 Maret 2014
Anggota 2,
Mario Norman Syah
\
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No. Nama/ NIM Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(Jam/
Minggu)
Uraian Tugas
1 Muhammad Hadi
Muchlison/
5112412014 5112412014/2
Teknik
Arsitektur
Arsitektur 8 Jam/
Minggu
Studi literatur,
Melakukan
perumusan
masalah,
Evaluasi hasil
diskusi,
Membuat
desain konsep.
2 Rizqullah Nazih
Naufal/
51124120044 (5112412044)
Teknik
Arsitektur
Desain
Grafis
6 Jam/
Minggu
Membuat draft
karya tulis,
Membuat
desain konsep,
Menganalisis
desain konsep.
3 Mario Norman
Syah/ 5301413067
Pendidikan
Teknik
Elektro
Desain
Grafis
6 Jam/
Minggu
Print, Studi
literartur,
Penyempurnaan
desain konsep.
Top Related