pkm pimnas

21
i USULAN PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GREEN WATER FRONT SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN BANJIR DAN TATA LINGKUNGAN KUMUH DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIWUNG BIDANG KEGIATAN : PKM GAGASAN TERTULIS Diusulkan oleh : Muhammad Hadi Muchlison (5112412014) Angkatan 2012 Rizqullah Nazih Naufal (5112412044) Angkatan 2012 Mario Norman Syah (5301413067) Angkatan 2013 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2014

Transcript of pkm pimnas

i

USULAN PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

GREEN WATER FRONT SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN

BANJIR DAN TATA LINGKUNGAN KUMUH DAERAH ALIRAN

SUNGAI CILIWUNG

BIDANG KEGIATAN :

PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh :

Muhammad Hadi Muchlison (5112412014) Angkatan 2012

Rizqullah Nazih Naufal (5112412044) Angkatan 2012

Mario Norman Syah (5301413067) Angkatan 2013

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2014

ii

iii

DAFTAR ISI

Sampul ……………………………………………………………………...... i

Pengesahan ……………………………………………………………...... ..... ii

Daftar Isi …………………………………………………………………....... iii

Daftar Gambar................................................................................................... iv

Ringkasan …………………………………………………………………...... v

PENDAHULUAN

Latar Belakang………………………………………………………... 1

Tujuan Penulisan..…………………………………………………….. 2

Manfaat Penulisan…………………………………………………….. 3

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan .................................................... 3

Solusi yang Pernah Ditawarkan ............................................................ 4

Gagasan Baru yang Ditawarkan ............................................................ 5

Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan .............................. 7

KESIMPULAN………………………….………………………………….... 9

Daftar Pustaka ……………………………………………………………...... 10

Lampiran-lampiran ………………………………………………………...... 11

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Daerah aliran Sungai Ciliwung yang tercemar................................ 4

Gambar 2. Pengerukan sampah di pintu air Manggarai.................................... 5

Gambar 3. Gambaran konsep Green Water Front yang nantinya akan diterapkan 6

Gambar 4. Pemasangan Solar Bottle Bulb ....................................................... 7

Gambar 5. Alur implementasi gagasan ............................................................. 8

v

RINGKASAN

Sungai memiliki peran strategis sebagai salah satu sumber daya alam yang

mendukung kehidupan masyarakat. Peranan sungai di dalam konteks perkotaan

menjadi sangat penting, khususnya dalam upaya mempertahankan sumber daya

air yang berkelanjutan. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan

salah satu aspek dari Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) pada suatu Wilayah.

Jakarta dilalui oleh 13 sungai, salah satunya adalah Sungai Ciliwung memiliki

dampak yang paling luas ketika musim hujan karena ia mengalir melalui tengah

Kota Jakarta dan melintasi banyak perkampungan, perumahan padat, dan

permukiman-permukiman kumuh. Sungai ini juga dianggap sungai yang paling

parah mengalami perusakan dibandingkan sungai-sungai lain yang mengalir di

Jakarta. Sungai Ciliwung dipandang sebelah mata. Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta sudah melakukan beberapa upaya dalam menanggulangi banjir dan

masalah lingkungan kumuh yang ada di DAS Ciliwung. Seperti melakukan

pengerukan sampah-sampah di pintu-pintu air dengan menggunakan eskavator.

Membentuk komunitas peduli lingkungan dan melakukan penanaman pohon di

sepanjang daerah aliran sungai. Pemindahan warga yang ada di DAS Ciliwung ke

rumah susun.

Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskan konsep untuk menata sebuah

lingkungan kumuh yang ada di bantaran atau daerah aliran sungai ciliwung.

Konsep ini ditunjang dengan konsep utama yakni Green Water Front. Gagasan ini

ditulis dengan analisis melalui studi literatur dari berbagai media massa untuk

didapatkan sebuah solusi. Masalah tersebut dikombinasikan dengan solusi logis

berdasarkan tinjauan pustaka yang ada serta ilmu yang sudah didapatkan penulis.

Berdasarkan hasil analisis kami, diketahui bahwa masih rendahnya warga yang

tinggal di daerah aliran Sungai Ciliwung dalam menjaga lingkungannya. Untuk

meningkatkan kesadaran warga dalam menjaga lingkungannya, kami mengusung

sebuah konsep Green Water Front, yang inti dari konsep ini akan mengubah

sungai sebagai belakang rumah menjadi sungai sebagai bagian depan rumah.

Sehingga sungai akan menjadi point of interest. Pada konsep ini akan ada

jembatan menyilang di atas sungai yang kami sebut jembatan “Belah Ketupat”.

Sehingga konsep Green Water Front ini akan menambah interaksi antar warga

yang terpisah sungai karena fungsinya juga seperti jembatan. Ruang publik yang

berada di tengah Green Water Front ini dapat berfungsi sebagai plaza, tempat

bermain anak, atau bercocok tanam. Agar konsep ini dapat terlaksana dengan

baik, maka harus diperlukan kerjasama dari berbagai pihak diantaranya

pemerintah daerah, pemerintah lingkungan hidup, dinas pekerjaan umum, dan

tentunya masyarakat sekitar daerah aliran sungai yang menjadi subyek dalam

penerapan konsep ini.

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sungai memiliki peran strategis sebagai salah satu sumber daya alam yang

mendukung kehidupan masyarakat. Peranan sungai di dalam konteks perkotaan

menjadi sangat penting, khususnya dalam upaya mempertahankan sumber daya

air yang berkelanjutan. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan

salah satu aspek dari Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) pada suatu Wilayah

Pengembangan Sumber Air (WPSA) yang merupakan upaya pendayagunaan

sumber-sumber air secara terpadu dengan upaya pengendalian dan pelestariannya.

Pengelolaan DAS tidak terlepas dari berbagai permasalahan, antara lain masalah

penurunan sumberdaya alamiah, polusi dari berbagai sumber, serta konflik

penggunaan lahan di sekitar DAS. Ekosistem DAS merupakan suatu satuan

wilayah pembangunan yang perlu ditata agar pemanfaatannya dapat digunakan

untuk berbagai kepentingan. Kegiatan di bidang pertanian, kehutanan,

perkebunan, perikanan, peternakan, industri, pertambangan, pariwisata dan

pemukiman membutuhkan air, lahan dan mineral yang berada dalam suatu

wilayah DAS.

Adanya ketimpangan pembangunan ekonomi mengakibatkan wilayah yang

satu tumbuh lebih cepat daripada wilayah yang lainnya, dalam hal ini

pembangunan perkotaan yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan pedesaan,

sehingga tercipta lapangan kerja yang luas di perkotaan. Hal ini menyebabkan

terjadinya urbanisasi yaitu mendorong sebagian besar penduduk di pedesaan

berpindah ke perkotaan untuk mendapatkan pekerjaan. Urbanisasi mengakibatkan

kepadatan penduduk di perkotaan, sedangkan daya dukung lahan di kota-kota

besar sangat terbatas. Hal ini menyebabkan para pendatang (urbanit) yang

membutuhkan tempat tinggal terpaksa membangun tempat tinggal di lahan milik

negara, seperti di bantaran sungai. Padatnya pemukiman di bantaran sungai

beserta aktivitas yang dilakukan penghuni pemukiman tersebut di bantaran sungai

seperti: dijadikan lokasi pembuangan sampah, mencuci peralatan rumah tangga

dan pakaian, merupakan beberapa hal yang menjadi penyebab banjir dan

pencemaran yang dapat merusak lingkungan.

2

Sebagai salah satu sungai berpengaruh di DKI Jakarta, Sungai Ciliwung

mempunyai sejarah panjang. Terbentang dari hulu yang terletak di daerah Bogor

yang meliputi kawasan Gunung Gede, Gunung Pangrango dan Cisarua hingga

kawasan hilir di pantai utara Jakarta. Sungai Ciliwung mempunyai panjang 120

km dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 387 km2. Dahulu, Sungai Ciliwung

menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat Jakarta dan menjadi habitat

berbagai jenis ikan. Akan tetapi, saat ini banyak masalah menghinggapi Ciliwung.

Seperti yang sudah diketahui, sejak bermekarannya berbagai pembangunan

rumah, perkantoran, serta kawasan bisnis lainnya, Sungai Ciliwung dipandang

sebelah mata. Sampah, serta limbah dari berbagai tempat dibuang di Sungai

Ciliwung. Masalah bertambah besar ketika sampah-sampah yang ada menyumbat

aliran air, mengakibatkan sungai berbau, kotor, dan yang menjadi momok warga

Jakarta yaitu terjadinya banjir. Penyebab utama Jakarta setiap tahunnya tidak

pernah lepas dari bencana banjir adalah karena meluapnya Sungai Ciliwung yang

merupakan salah satu dari 13 sungai yang melintas di wilayah Jakarta. Meluapnya

Sungai Ciliwung disebabkan karena berkurangnya kapasitas sungai di beberapa

ruas karena adanya pendangkalan atau sedimentasi dan juga bottleneck pada

beberapa jembatan yang melintasi Sungai Ciliwung.

Sebanyak 52 sungai strategis nasional di 33 provinsi telah tercemar, salah

satu sungai yang tercemar berat di Indonesia adalah Sungai Ciliwung (DKI

Jakarta) dan Sungai Citarum (Jawa Barat). Hasil pemantauan kualitas air melalui

pengukuran Indeks Kualitas Air pada 13 sungai yang ada di wilayah DKI Jakarta

menunjukkan bahwa 83% sungai berada dalam kategori buruk. Selain penurunan

kualitas air, terjadi pula kecenderungan peningkatan bencana di sekitar DAS,

seperti tanah longsor, erosi dan sedimentasi (Hendrawan, 2005).

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mencari solusi dalam menata lingkungan kumuh di daerah aliran

Sungai Ciliwung.

2. Untuk mengetahui desain Green Water Front sebagai solusi

penanggulangan banjir di lingkungan kumuh daerah aliran Sungai Ciliwung.

3

Manfaat Penulisan

Karya tulis ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemerintah dan

masyarakat diantaranya :

1. Sebagai referensi mengenai desain sederahana dalam mengelola daerah

aliran sungai yang tercemar.

2. Memberikan alternatif solusi upaya penanggulangan banjir di lingkungan kumuh

daerah aliran Sungai Ciliwung

3. Sebagai inovasi baru membangun daerah aliran sungai dengan konsep

Green Water Front

4. Memberikan wawasan mengenai manfaat konsep Green Water Front dalam

menyusun perencanaan penanganan banjir di lingkungan kumuh daerah

aliran Sungai Ciliwung.

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi pencemaran lingkungan

sungai. Hal ini dikaitkan dengan tingkat kesadaran penduduk dalam memelihara

lingkungan yang sehat dan bersih. Pemerintah daerah melakukan berbagai upaya

perbaikan lingkungan dengan memperbaiki kualitas lingkungan di bantaran sungai

dan juga untuk penataan DAS agar masyarakat tidak lagi tinggal di pemukiman

yang kumuh dan masyarakat tercegah dari banjir. Salah satunya yang sering

terkena banjir adalah bantaran Sungai Ciliwung. Hal ini karena masyarakat

pendatang yang tidak mempunyai lahan membangun rumah mereka di bantaran

sungai. Kemudian sungai tersebut dijadikan lokasi pembuangan sampah, mencuci

peralatan rumahtangga dan pakaian.

4

Gambar 1. Daerah aliran Sungai Ciliwung yang tercemar

(sumber : konservasidasciliwung.wordpress.com )

Limbah domestik yang dapat berupa buangan air rumah tangga, padatan

berupa sampah yang dibuang ke sungai, air cucian kamar mandi maupun buangan

tinja akan mempengaruhi tingkat kandungan BOD (Biochemiycal Oxygen

Demand), COD (Chemical Oxygen Demand ) serta bakteri E. Coli dalam sungai.

Sedangkan limbah industri baik yang bersifat organik dan anorganik juga akan

mempengaruhi kualitas air permukaan. Limbah domestik, industri, maupun

pertanian akan memberikan pengaruh terhadap keberadaan komponen lingkungan.

(Hendrawan, 2005).

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Sampai saat ini sudah banyak solusi yang dilakukan oleh pemerintah

terhadap masyarakat daerah aliran sungai. Hal tersebut dilakukan agar kondsi

daerah aliran sungai yang kumuh dan tingkat kesehatannya yang rendah dapat

dihindarkan. Solusi yang pernah ditawarkan pemerintah tersebut antara lain

melakukan pembongkaran bangunan-bangunan liar yang terletak di daerah aliran

sungai dan merelokasi masyarakat daerah aliran sungai tersebut ke rumah susun.

Melakukan pengerukan sampah-sampah di pintu-pintu air dengan menggunakan

eskavator. Membentuk komunitas peduli lingkungan dan melakukan penanaman

pohon di sepanjang daerah aliran sungai. Hingga berusaha mengubah perilaku

5

warga sekitar sungai dalam menjaga lingkungannya. Seperti gerakan jum’at bersih

dan denda bagi warga yang membuang sampah ke sungai.

Gambar 2. Pengerukan sampah di pintu air Manggarai

(Sumber: tribunews.com)

Gagasan Baru yang Ditawarkan

Pada proses pembuatan Green Water Front didasarkan dengan prinsip

menjaga dan melestarikan daerah aliran sungai, sehingga tidak akan ada lagi yang

membuang sampah rumah tangga ke sungai. Konsep ini akan mengubah sungai

sebagai bagian belakang rumah menjadi bagian depan rumah. Sungai akan

dijadikan sebagai point of interest. Berdasarkan prinsip tersebut, maka lahan di

sepanjang bantaran sungai akan dijadikan ruang terbuka hijau dan jalan setapak.

Ruang terbuka hijau ini akan ditanami dengan berbagai jenis pohon dan akan

dibuat lubang biopori, sehingga nantinya daerah bantaran sungai akan menjadi

daerah resapan air. Pengunaan Green Water Front akan di letakkan di atas sungai

yang mengalir, cara ini akan menjadikan kualitas perkampungan daerah aliran

sungai menjadi lebih baik. Green Water Front ini akan menghubungkan dua

kampung yang sebelumnya terpisah oleh sungai, sehingga dapat berfungsi sebagai

jembatan. Jembatan menyilang di atas sungai disebut jembatan “Belah Ketupat”.

Sehingga konsep Green Water Front ini akan menambah interaksi antar warga

yang terpisah sungai karena fungsinya juga seperti jembatan. Ruang publik yang

berada di tengah Green Water Front ini dapat berfungsi sebagai plaza, tempat

bermain anak, atau bercocok tanam. Namun hanya sebatas tanaman kecil seperti

seledri, sawi, dan berbagai jenis sayuran lainnya. Pada intinya prinsip Green

6

Water Front adalah mengubah konsep yang saat ini ada, yakni sungai sebagai

bagian belakang rumah menjadi bagian depan rumah. Harapannya dengan adanya

konsep ini, tidak akan ada lagi banjir dan pencemaran sungai yang terjadi. Sungai

akan menjadi bersih, kandungan oksigen didalamnya tinggi, dan tidak ada bakteri

yang mencemarinya. Sehingga PDAM dapat meminimalisir biaya pengolahan air

sebelum didistribusikan ke saluran air perumahan, karena selama ini biaya

pengolahan air yang dilakukan PDAM tinggi karena pencemaran sungai tersebut.

Selain itu, air juga dapat didistribusikan langsung ke perumahan atau gedung-

gedung perkantoran dengan saluran air bawah tanah. Namun pada saluran air

bawah tanah tersebut harus tetap ada alat penyaring air agar terhindar dari bakteri

yang mungkin ada. Untuk jalannya sendiri berukuran sekitar 2 meter yang

sekiranya dapat dilalui oleh 2 motor berpapasan. Jalan tersebut terbuat dari grass

block sehingga nantinya air hujan diatas jalan akan langsung meresap kedalam

tanah dan tidak terjadi genangan air. Jika konsep ini berhasil dilaksanakan, maka

sedimentasi sungai dapat dihindarkan dan air sungai akan mengalir dengan lancar.

hingga ke laut. Sehingga banjir yang sering melanda Sungai Ciliwung dapat

ditanggulangi.

Gambar 3. Gambaran konsep Green Water Front yang nantinya akan diterapkan

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)

7

Masalah sampah yang sebelumnya dibuang oleh warga ke sungai, akan

dilakukan pelatihan pengolahan sampah, digunakan sebagai bahan untuk

memperindah daerah tersebut. Hal yang pertama kali dilakukan adalah memilah

sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik akan dikumpulkan terus akan

dijadikan sebagai hiasan ruang terbuka hijau di sepanjang bantaran sungai. Seperti

akan dijadikan pot bunga dan hiasan gantung ataupun taman vertikal. Sampah

anorganik dalam bentuk botol minuman, akan dijadikan sebagai lampu ramah

lingkungan dengan konsep Solar Bottle Bulb. Konsep ini akan memanfaatkan

pantulan sinar matahari. Botol-botol bekas yang diisi dengan air bening dan cairan

pemutih untuk mencegah timbulnya lumut. Solar Bottle Bulb ini dapat dijadikan

penerangan ruangan pada siang hari. Sehingga akan mengurangi biaya pemakaian

listrik. Sedangkan sampah organik yang berasal dari limbah dapur rumah tangga

akan dijadikan kompos cair. Kompos cair tersebut akan digunakan untuk

memupuk sayur-mayur yang ditanam di tengah-tengah konsep Green Water Front

ini.

Gambar 4. Pemasangan Solar Bottle Bulb

(sumber : www.juesatta.com)

Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan Membantu Mengimplementasikan

Gagasan

Agar konsep Green Water Front dapat terealisasikan, maka pihak-pihak yang

dapat membantu agar dapat terimplementasikan antara lain.

8

1. Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah dalam hal ini adalah gubernur menyediakan tempat

tinggal bagi warga bantaran sungai yang sangat dekat dengan sungai

sehingga harus terkena gusuran dalam pembangunan konsep Green Water

Front ini.

2. Pemerintah Lingkungan Hidup

Konsep ini harus mendapat dukungan sepenuhnya dari Kementrian

Lingkungan Hidup, karena upaya untuk membangun lingkungan yang

layak dan menanggulangi banjir dan pencemaran sungai adalah salah satu

tugas dari kementiran ini. Dengan adanya dukungan dari Pemerintah

Lingkungan Hidup, maka program ini dapat terealisasikan dengan baik.

3. Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum melakukan penataan daerah aliran sungai sesuai

perintah dari Kementrian Lingkungan Hidup. Dinas Pekerjaan Umum

berhak membangun konsep Green Water Front apabila sudah sesuai

dengan AMDAL.

4. Masyarakat sekitar daerah aliran sungai

Sasaran dalam konsep yang dibentuk adalah masyarakat, maka masyarakat

sekitar daerah aliran sungai adalah subyek dalam penggunaan konsep

Green Water Front tidak akan terlaksana dengan baik tanpa peran

masyarakat, sehingga masyarakat wajib untuk memahami konsep dan

menerapkannya agar dapat menjaga daerah aliran sungai agar tidak

tercemar.

Gambar 5. Alur implementasi gagasan

(Sumber: Penulis, 2014)

Mahasiswa

Sebagai Pencetus

Gagasan

Masyarakat

Sebagai Subyek

Pelaksanaan

Pemerintah Daerah,

Pemerintah

Lingkungan Hidup,

dan Dinas PU

Konsep Green

Water Front

9

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan

Green Water Front adalah sebuah konsep membangun daerah aliran

sungai yang tercemar. Konsep ini akan menata bantaran sungai dengan menanami

berbagai jenis pohon serta membuat lubang biopori di bantaran sungai tersebut.

Green Water Front juga memanfaatkan ruang terbuka di atas sungai. Ruang

tersebut fungsinya mirip sebuah jembatan, hal ini nantinya akan menambah

interaksi antar warga yang sebelumnya terpisah oleh sungai. Selain itu, akan

terbentuk ruang publik, tempat bermain anak dan tempat bercocok tanam sayur-

mayur.

Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan

Agar konsep Green Water Front ini terimplementasikan maka diperlukan

kerjasama antara tiga komponen, yakni pemerintah sebagai pelaksana, mahasiswa

sebagai pembuat gagasan, dan masyarakat bantaran sungai sebagai subyek dalam

konsep ini. Pemerintah Lingkungan Hidup, Pemerintah Daerah, dan Dinas

Pekerjaan Umum saling melakukan koordinasi. Masyarakat bersedia dalam

memberikan regulasi-regulasi yang nyata untuk diimplementasikan. Sehingga

masyarakat daerah aliran sungai dapat mendukung dengan mengetahui konsep-

konsep dan penerapannya.

Prediksi Keberhasilan Gagasan

Konsep Green Water Front ini jika di realisasikan, maka akan didapatkan

beberapa manfaat diantaranya sebagai solusi efektif atas permasalahan daerah

aliran sungai yang tercemar. Konsep ini dapat menciptakan lingkungan yang

bersih dan sehat. Sehingga kualitas hidup warga yang tinggal di bantaran sungai

juga akan meningkat. Terwujudnya daerah resapan air untuk mengurangi banjir.

Keberhasilan dari konsep ini ditentukan oleh berbagai pihak diantaranya

masyarakat dan pemerintah. Pola pikir yang juga harus diubah oleh masyarakat

dan juga pemerintah adalah jangan menjadikan Sungai Ciliwung sebagai sumber

bencana, tetapi jadikan sebagai sumber daya air yang dapat mendatangkan nilai

ekonomi tinggi.

10

DAFTAR PUSTAKA

Artikel Antara News. 2013. 52 Sungai Strategis Di Indonesia Sudah Tercemar.

Diakses dari http://www.antaranews.com/berita/394182/52-sungai-

strategis-di-Indonesia-sudah-tercemar pada tanggal 9 Maret 2014.

Artikel Unpad. 2012. Kebijakan Lingkungan Hidup di Indonesia Belum

Sepenuhnya Optimal. Diakses dari http://www.unpad.ac.id/2012/09/

kebijakan-lingkungan-hidup-di-indoensia-belum-sepenuhnya-optimal/

pada tanggal 12 Maret 2014.

Artikel. Metrotv News. Normalisasi Kali Ciliwung Tidak Jamin Jakarta Bebas

Banjir. Diakses dari www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/12/23/

1/203261/Normalisasi-Kali-Ciliwung-Tidak-Jamin-Jakarta-Bebas-Banjir

pada tanggal 28 Februari 2014.

Artikel Tribun News. 2013. Pengerukan Sampah di Pintu Air Manggarai. Diakses

dari http://www.tribunnews.com/images/view/290652/ pengerukan-

sampah-di-pintu-air-manggarai#.UqfnNeKUJ1w pada tanggal 5 Maret

2014.

Cao Xiangming, Zhou Zongqi, Zhou Zhilin. The Analysis of the Strategies for

Landscape Planning of “One River and Two Siws” Area in the City of

Ankang. Huazhong Architecture. 2010-09.

Hendrawan, D. 2005. Kualitas air sungai dan situ di Jakarta. Jurnal Makara, Seri

Teknologi, 9 (1): 13-19.

Laidley, Jennefer. 2007. The ecosystem approach and the global imperative on

Toronto’s Central Waterfront. Journal Cities, 24 (4): 259-273.

Luděk Bláha, John P. Giesy, Klára Hilscherová. 2014. What level of estrogenic

activity determined by in vitro assays in municipal waste waters can be

considered as safe?. Environment International, 64: 98-109.

N. Chahinian, C. Bancon-Montigny, A. Caro, P. Got, J.L. Perrin, D. Rosain, C.

Rodier, B. Picot, M.G. Tournoud. 2012. The role of river sediments in

contamination storage downstream of a water treatment plant in low flow

conditions: Organotins, faecal indicator bacteria and nutrients. Estuarine,

Coastal and Shelf Science, 114: 70-81. Sasongko, Lutfi A. 2006. Kontribusi Air Limbah Domestik Penduduk di Sekitar

Sungai Tuk Terhadap Kualitas Air Sungai Kaligarang Serta Upaya

Penanganannya. Tesis tidak diterbitkan. Semarang. PPS Undip Semarang.

Suganda, E. 2009. Pengelolaan lingkungan dan kondisi masyarakat pada wilayah

hilir sungai, Jurnal Makara, Sosial Humaniora, 13 (2): 143-153. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Wangsaatmadja, S. 2007. Evaluasi Kebijakan Pengendalian Pencemaran Sungai

Citarum Hulu Melalui Pendekatan Daerah Aliran Sungai Terpadu, Jurnal

Infrastruktur dan Lingkungan Binaan, 3 (2): 68-74.

Wen-Chih Huang, Sung-Ken Kao . 2013. Public–private partnerships during

waterfront development process: The example of the world

exposition Original Research Article. Ocean & Coastal Management, 9

(2): 28-39. Yavanica, Emilea. 2009. Analisis nilai kerusakan lingkungan dan kesediaan membayar

masyarakat terhadap program perbaikan lingkungan kasus pemukiman Bantaran

sungai Ciliwung. Diakses dari http://repository.ipb.ac.id/

handle/123456789/44758 pada tanggal 9 Maret 2014.

11

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar

Keterangan gambar : Tampak atas konsep Green Water Front, berbentuk diagonal

yang saya sebut sebagai jembatan “Belah Ketupat”. Hal ini dilakukan agar

terbentuk ruang publik ditengahnya.

Keterangan gambar : Konsep Green Water Front ini memanfaatkan lahan di

tengahnya untuk bercocok tanam dan tempat bermain anak-anak.

12

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Muhammad Hadi Muchlison

2 Jenis Kelamin L

3 Program Studi Teknik Arsitektur

4 NIM 5112412014

5 Tempat dan Tanggal Lahir Blitar, 24 Juli 1993

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085755529924

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi MI Miftahul

Huda

MTs N

Jambewangi

SMK N 1 Blitar

Jurusan - - Teknik Komputer

Jaringan

Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM 2013.

Semarang, 23 Maret 2014

Ketua,

Muhammad Hadi Muchlison

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Rizqullah Nazih Naufal

2 Jenis Kelamin L

3 Program Studi Teknik Arsitektur

4 NIM 5112412044

5 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 14 Januari 1994

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085727206714

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN 06

Batursari

SMPN 3

Mranggen

SMAN 2

Mranggen

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM 2013.

Semarang, 23 Maret 2014

Anggota 1,

Rizqullah Nazih Naufal

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Mario Norman Syah

2 Jenis Kelamin L

3 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

4 NIM 5301413067

5 Tempat dan Tanggal Lahir Magelang, 21 April 1993

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085774801174

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD N Salaman 3 SMP N 1 Salaman SMK N 1

Magelang

Jurusan - - TKJ

Tahun Masuk-Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No. Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM 2013.

Semarang, 23 Maret 2014

Anggota 2,

Mario Norman Syah

\

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No. Nama/ NIM Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi

Waktu

(Jam/

Minggu)

Uraian Tugas

1 Muhammad Hadi

Muchlison/

5112412014 5112412014/2

Teknik

Arsitektur

Arsitektur 8 Jam/

Minggu

Studi literatur,

Melakukan

perumusan

masalah,

Evaluasi hasil

diskusi,

Membuat

desain konsep.

2 Rizqullah Nazih

Naufal/

51124120044 (5112412044)

Teknik

Arsitektur

Desain

Grafis

6 Jam/

Minggu

Membuat draft

karya tulis,

Membuat

desain konsep,

Menganalisis

desain konsep.

3 Mario Norman

Syah/ 5301413067

Pendidikan

Teknik

Elektro

Desain

Grafis

6 Jam/

Minggu

Print, Studi

literartur,

Penyempurnaan

desain konsep.