PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI PADA PROSES DESTILASI MINYAK ATSIRI BIDANG...

25
i PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI PADA PROSES DESTILASI MINYAK ATSIRI BIDANG KEGIATAN PKM-PENELITIAN Diusulkan oleh: Isnawati A 241 10 020 (Angkatan 2010) Siti Arbaiyah A 241 11 010 (Angkatan 2011) Siti maemanah A 241 11 001 (Angkatan 2011) UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2014

Transcript of PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI PADA PROSES DESTILASI MINYAK ATSIRI BIDANG...

i

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI PADA PROSES

DESTILASI MINYAK ATSIRI

BIDANG KEGIATAN

PKM-PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Isnawati A 241 10 020 (Angkatan 2010)

Siti Arbaiyah A 241 11 010 (Angkatan 2011)

Siti maemanah A 241 11 001 (Angkatan 2011)

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2014

ii

iii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... iv

RINGKASAN................................................................................................ v

I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

II. TINJAUAN PUSTAKA….................................................................. 2

III. METODE PENELITIAN……………................................................ 8

IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Biaya……………............................................................................ 9

B. Jadwal Kegiatan………................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 10

LAMPIRAN

a. Biodata Ketua dan Anggota......................................................... 11

b. Biodata Dosen Pembimbing........................................................14

c. Justifikasi Anggaran…………………………………………….16

d. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas………. 19

e. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana……………………………...20

iv

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 : Penyulingan minyak atsiri …………………………..................3

Gambar 2 : proses penyulingan yang masih menggunakan kayu bakar.........4

Gambar 3 : bagan penyulingan air laut menjadi air tawa…..……….............6

Gambar 4 : penyulingan air laut menjadi air tawar……………………….... 6

Gambar 5 : penyulingan air limbah menjadi air bersih…………………….. 7

Gambar 6 :sketsa penyulingan minyak atsiri menggunakan sinar matahari..8

v

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI PADA PROSES DESTILASI

MINYAK ATSIRI

Isnawati,Siti arbaiyah,Siti maemanah

Program studi pendidikan fisika,

fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

RINGKASAN

Minyak atisri merupakan suatu peluang usaha yang cukup menjadi

menjanjikan bagi pengusaha. Salah satu penghasil minyak atsiri yang mulai

dilirik oleh pengusaha yaitu daun cengkeh. Daun cengkeh yang biasanya hanya

sebagai sampah bagi para petani digunakan sebagai bahan baku minyak atsiri.

Minyak atsiri kini telah menjadi salah satu komoditi yang cukup menjanjikan bagi

para petani. Pemanfaatan daun cengkeh yang biasanya hanya sebagai limbah

menjadikan petani lebih untung.

Energi yang ada pada matahari sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan

dengan baik. Pemanfaatnnya yaitu kita dapat menggunakan sebagai pemanas

untuk penyulingan minyak atsiri. Pada penelitian ini kami akan membuat sebuah

alat penyulingan menggunakan panel surya yang dapat dijadikan alat suling

minyak atsiri. Dari latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk

membuat sebuah penyulingan yang memanfaatkan energi matahari sebagai

pemanasnya. Diharapkan dengan adanya dapat terbantu saat proses destilasi

minyak atsiri sehingga mereka dapat memanfaatkan energi yang ada dan tidak

menggunakan kayu bakar lagi.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni yang dilakukan

dilaboratorium Pada metodologi penelitian ini menggunakan Research and

Development. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Metode

penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk tersebut. Setelah alat yang dibuat jadi maka akan dilakukan uji

coba. Setelah melakukan uji coba, kemudian akan melakukan analisi data pada

penyulingan yang telah dibuat. Dari hasil tersebut dapat dilihat apakah alat yang

dibuat memiliki efisiensi dalam produksi minyak atsiri.

Kata kunci : Energi matahari, destilasi, minyak atsiri

1

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu penghasil minyak atsiri yang mulai

berkembang, sehingga diindonesia sudah mulai banyak pengusaha kecil yang

mulai menjadikan minyak atsiri sebagai salah satu peluang usaha yang

menguntungkan. Salah satu penghasil minyak atsiri yang mulai dilirik oleh

pengusaha yaitu daun cengkeh. Daun cengkeh yang biasanya hanya sebagai

sampah bagi para petani digunakan sebagai bahan baku minyak atsiri. Minyak

atsiri kini telah menjadi salah satu komoditi yang cukup menjanjikan bagi para

petani. Pemanfaatan daun cengkeh yang biasanya hanya sebagai limbah

menjadikan petani lebih untung.

Minyak atsiri yang berasal dari daun cengkeh, biasanya diproses melalui

penyulingan (distilasi uap) daun cengkeh gugur. Potensi daun cengkeh gugur

diperkirakan 2.368.043 t/tahun dari area tanam 455.393 ha dengan rendemen

minyak 1−4%. Permintaan minyak daun cengkeh, terutama turunannya seperti

eugenol, metil eugenol, isoeugenol, dan vanillin sintetis sangat tinggi karena

penggunaannya sangat luas, seperti untuk industri kosmetik, farmasi, penyedap

makanan, dan pengobatan, (Sjahrul Bustaman, 2011).

Indonesia memasok minyak daun cengkeh lebih dari 60% untuk pasar dunia.

Tapi permintaan pasar yang begitu besar tidak didukung oleh produksi yang baik,

padahal jika produksi tersebut terus dilanjutkan indonesia bisa menjadi salah satu

penghasil minyak atsiri terbesar didunia. Proses penyulingan yang manual ini

menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar pemanas panci.

Sebenarnya banyak sekali energi yang diciptakan Tuhan yang dapat

dimanfaatkan sebagai sumber energi yang biasanya hanya terbuang

percuma,Salah satunya yaitu energi matahari (energi surya). Energi matahari

biasanya hanya digunakan sebagai pengering pakaian oleh para ibu rumah tangga.

Padahal seperti yang kita ketahui bahwa matahari merupakan penghasil energi

terbesar dimuka bumi ini.buktinya saja banyak sekali masyarakat memenfaatkan

energi matahari dalam mendapatkan garam, dengan cara menguapkan air laut.

Panas yang dihasilkannya cukup untuk menguap air yang tertampung dan

mengakibatkan adanya butiran-butiran garam. Begitupun juga penyulingan

dengan mengubah air limbah industri menjadi air yang dapat dimnum, dengan

2

begitu air yang tidak dapat dimanfaatkan lagi dapat digunakan bagi

masyarakat, walau hanya untuk mandi dan mencuci.

Dari berbagai macam pemanfaatan energi matahari, bukan menjadi hal yang

tidak munngkin jika pemanfaatan energi matahari ini digunakan sebagai pemanas

dalam penyulingan atau destilasi minyak atsiri .Pemanfaatan sinar matahari ini

tentunya dapat mengurangi kerja pengusaha, dan pengusah minyak atsiri bisa

memanfaatkan energi yang ada.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Minyak atsiri merupakan sebuah produk lokal yang biasanya dimanfaatkan

sebagai bahan baku pembuatan parfum, kosmetik, penyedap makanan, aroma

terapi dan sebagi obat sakit gigi .Minyak atsiri ialah bahan yang mudah menguap

yang berasal dari bunga, batang, buah dan daun dari tanaman cengkeh

(awaluddin,2013).Biasanya petani hanya menggunakan buahnya saja karena

menurut mereka daunnya tidak bisa dimanfaatkan. Tapi seiring berjalannya waktu

kini daun dari tanaman cengkeh sudah mulai dimanfaatkan. Pemanfaatan daun

cengkeh yang biasanya hanya sebagai sampah ini, bisa dijadikan sebagai produk

setengah jadi untuk pembuatan berbagai macam produk.Minyak atsiri yang

berasal dari rempah-rempah, misalnya minyak lada, minyak kayu manis, minyak

jahe, minyak cengkeh, minyak ketumbar, umumnya digunakan sebagai bahan

penyedap (flavoring agent) dalam bahan pangan dan minuman .

Minyak atsiri diperoleh dari hasil penyulingan atau distilasi dan ekstraksi.

Distilasi dapat didefenisikan sebagai cara penguapan dari suatu zat dengan

perantara uap air dan proses pengembunan berdasarkan perbedaan titik didihnya.

Distilasi merupakan metode yang berfungsi untuk memisahkan dua zat yang

berbeda, tetapi tergantung beberapa faktor, termasuk juga perbedaan tekanan uap

air (berkaitan dengan perbedaan titik didihnya) dari komponen-komponen tersebut

(Awaluddin,2013).

Menurut Andi Azhari (2009), ada beberapa metode yang sering digunakan

dalam pengolahan minyak atsiri metode tersebut adalah sebagai berikut :

a. Penyulingan dengan air

3

Bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air mendidih. Bahan

tersubut mengapung di atas air atau terendam secara sempurna tergantung dari

bobot jenis dan jumlah bahan yang akan disuling. Air dipanaskan dengan metode

pemanasan langsung dengan metode pemanasan yang biasa dilakukan, yaitu

dengan panas langsung, mantel uap, pipa uap melingkar tertutup atau dengan

memakai pipa uap melingkar terbuka atau berlubang. Ciri khas dari metode ini

adalah kontak langsung antara bahan yang akan di suling dengan air mendidih.

Beberapa jenis bahan (misalnya bubuk buah madam, bunga mawar dan orange

blossom) harus disuling dengan metode ini, karena jika disuling dengan metode

uap langsung bahan ini akan merekat dan membentuk gumpalan besar yang

kompak sehingga uap tidak dapat berpenetrasi kedalam bahan.

b. Penyulingan dengan air dan uap

Metode penyulingan dengan cara ini, bahan di letakkan di atas rak – rak

atau saringan berlubang. Ketel suling diisi dengan air sampai permukaan air

tidak jauh dibawah saringan. Air dapat dipanaskan dengan berbagai cara yaitu

dengan uap jenuh yang basah dan bertekanan rendah. Ciri khas dari metode ini

adalah uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas dan bahan

yang di suling hanya berhubungan dengan uap dan tidak berhubungan dengan air

panas.

c. Penyulingan dengan Uap

Metode ketiga disebut penyulingan uap atau penyulingan uap langsung dan

prinsipya hampir sama dengan dua teknik sebelumnya, kecuali air tidak diisikan

kedalam ketel. Uap yang digunakan adalah uap jenuh atau uap panas pada

tekanan lebih dari satu admosfir. Uap dialirkn melalui pipa uap meligkar yang

berpori yang terletak di bawah bahan dan uap bergerak ke atas melalui bahan yang

terletak di atas saringan.

Gambar 1 : penyulingan minyak atsiri

4

Gambar 2 : proses penyulingan yang masih menggunakan kayu bakar

Proses penyulingannya dilakukan dengan mudah dan sederhana. Proses

yang biasanya menggunakan alat-alat pemanas yang relatif mudah dan sederhana.

Proses pemanasannya juga kayu bakar sebagai bahan bakar. Biasanya daun

cengkeh kering dimasukkan kedalam ketel yang telah diberi air kemudian

dipanaskan. Setelah melakukan pemanasan uap air yang keluar didinginkan dan

itulah yang diambil minyaknya sebagai minyak atsiri.

Penggunaan kayu bakar sebagai bahan pemanas, membuat proses

pemanasannya menjadi suatu proses yang cukup manual, sehingga dengan adanya

proses destilasi dengan menggunakan sinar matahari sebgai tumpuan utama

energi, menjadikan pembuatan minyak atsiri menjadi lebih mudah dan

memanfaatkan energi yang ada.

Seperti yang kita ketahui bahwa Pemanfatan energi matahari biasanya

menggunakan kolektor surya.menurut ismanto (2009) Saat ini ada tiga jenis

kolektor surya yaitu: Kolektor Batch, Kolektor Pelat Datar and Kolektor

Evacuated Tube

1. Kolektor Batch, atau dikenal sebagai Integrated Collector Storage,

ICS, memanaskan dan menyimpan air panas di tangki hitam sampai

akan digunakan. Air panas tetap dalam tangki sampai waktu yang

diinginkan oleh pemilik rumah untuk digunakan. Sebuah katup

digunakan untuk mengontrol suhu air yang disimpan.

2. Kolektor Pelat Datar terdiri dari tabung tembaga yang ditempatkan

secara paralel dan melekat pada pelat absorber. Absorber pada pelat

datar dirakit dalam kotak terisolasi dan kotak ini ditutupi dengan kaca

khusus. Beberapa kolektor pelat datar dihubungkan secara berseri

untuk memenuhi kebutuhan air panas rumah tangga.

5

3. Kolektor Evacuated Tube adalah kolektor yang paling efisien karena

menggunakan prinsip-prinsip pada termos dan mereka tentu saja yang

paling mahal. Pada dasarnya tabung yang menyimpan cairan -bisa

berupa air panas atau cairan yang digunakan untuk mentransfer panas-

berada di dalam tabung lain yang lebih besar sebagai isolator sehingga

mengurangi kehilangan panas. Jenis kolektor ini digunakan di negara-

negara dimana suhu berada di bawah titik beku.

Dari beberapa kolektor surya, memang semuanya dapat digunakan dalam

proses pemanasan, kolektor surya berfungsi untuk menyimpan energi matahari

agar dapat menghasilkan panas. Panas yang dihasilkan ini dapat dijadikan enrgi

untuk penyulingan ataupun destilasi.

Pembuatan alat penyulingan minyak atsiri dengan menggunakan sinar

matahrari sebenarnya cukup mudah. Sebab sudah banyak penyulingan yang

menggunakan sinar matahari, contohnya saja penyulingan air laut menjadi air

tawar, air kotor limbah disuling menjadi air yang dapat dikonsumsi.

Contoh penyulingan dengan memanfaatan energi matahari ialah sebagai berikut:

1. Penyulingan air laut menjadi air tawar

Proses penyulingan air laut menjadi air tawar dengan memanfaatan

energi matahari ini sudah lama sekali dibuat, pemanfaatan dengan

menggunakan berbagai macam bahan dari logam dengan konduktivitas

tertentu Bahan-bahan penyulingan air tenaga surya secara umum meliputi;

kaca, plat aluminium, pipa aluminium, gabus, seng, dan besi (untuk

penyangga) komponen dari penyulingan air tenaga surya meliputi kolektor

dan bak penguapan.

Penyulingan air laut dengan menggunakan matahari yaitu dengan

menguapkan air laut kemudian mengembunkan uapnya kembali. Ketika

air laut dipanaskan, hanya air yang menguap, garam-garam yang terlarut

tetap tinggal dalam larutan (air laut). Dengan menggunakan alat suling

bagian dalam wadah perebus air laut dilengkapi dengan pipa-pipa tegak

untuk memperluas permukaan air yang dipanaskan. Dengan perluasan

dapat diperoleh banyak uap dalam waktu relatif singkat.

6

Gambar 3 : bagan penyulingan air laut menjadi air tawar

Gambar 4 : penyulingan air laut menjadi air tawar

Proses penyulingan ini dengan cara Air laut yang dipanaskan akan

menguap, dan di dalam wadah tersebut akan terlihat hasil pengendapan

garam hasil penguapan tersebut. Air hasil penguapan telah menjadi air

tawar yang tidak mengandung garam sehingga dapat dijadikan air tawar.

2. Penyulingan air limbah atau air kotor menjadi air siap minum

Limbah biasanya sangat meresakan apalagi bagi masayarakat yang

tempat tinggalnya tidak jauh dari daerah industri. Apalagi bila pelaku

industri mebuang limbah industri disembarang tempat, hal ini dapat

meresakan masyarakat sekitar, oleh karena itu maka dibuatlah alat yang

dapat mengubah air kotor atau air limbah itu menjadi air yang bisa

diminum dengan teknik penyulingan. Sama halnya dengan penyulingan air

laut, penyulingan air limbah juga menggunakan kolektor sebagai

7

penampung panas dan bakpenampungan sebagai penampungan air limbah

yang akan diubah menjadi air siap minum. Penyulingan ini hanya

menggunakan komponen dasar berupa selang air, plastik warna putih, alat

penyaring seperti karpet warna hitam, serta rangka dari bahan alumunium

dan hanya menggunakan energi panas matahari.

Gambar 5 : penyulingan air limbah menjadi air bersih

Air kotor yang dikucurkan dari atas, akan mengalir melalui karpet

warna biru, kemudian dengan bantuan sinar matahari, air tersebut akan

menguap. Pada saat itu, akan terjadi pemisahan antara air kotor dan air

bersih. Masing-masing air tersebut dialirkan melalui dua selang berbeda

yang di bawahnya terdapat panampung air bersih maupun air kotor.

Dari contoh-contoh diatas dapat dilihat bukan menjadi tidak mngkin jika adanya

alat yang bisa digunakan untuk penyulingan minyak atsiri. Tentunya alat ini akan

sangat membantu bagi para pengusaha maupun petani dalam pengolahan daun

cengkeh menjadi minyak atsiri, pengolahan yang dilakukan tidak lagi

menggunakan kayu bakar tentunya sebagai bahan bakar tetapi dapat menggunakan

sinar matahari yang biasanya tidak dimanfaatkan.

8

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni yang dilakukan

dilaboratorium Pada metodologi penelitian ini menggunakan Research and

Development. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Metode

penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk tersebut. Setelah alat yang dibuat jadi maka akan dilakukan uji

coba. Setelah melakukan uji coba, kemudian akan melakukan analisi data pada

penyulingan yang telah dibuat. Dari hasil tersebut dapat dilihat apakah alat yang

dibuat memiliki efisiensi dalam produksi minyak atsiri.

. Adapun tahapan-tahapan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Mencari referensi sebagai studi pustaka pada jurnal-jurnal baik nasional

maupun internasional, buku-buku, dan berbagai penelitian yang reelevan

dengan penelitian.

2. Menyediakan alat serta bahan yang akan digunakan selama penelitian

3. Membuat alat penyulingan, pada tahap ini kami akan membandingkan alat

penyulingan dengan menggunakan kayu bakar dan penyulingan untuk

minyak atsiri menggunakan tenaga matahari.

4. Uji coba, pada tahap ini penyulingan yang telah dibuat diuji. Data dari

hasil pengujian tersebut berupa data kuantitaf. Data tersebut merupakan

data hasil rendemen minyak atsiri yang dihasilkan.

Gambar 6 : sketsa penyulingan minyak atsiri menggunakan sinar matahari

9

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. BIAYA

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)

1 Peralatan penunjang 3000.000

2 Bahan habis pakai 4.200.000

3 Perjalanan 3000.000

4 Lain-lain 1.800.000

Jumlah 12.000.000

B. JADWAL KEGIATAN

No. Jenis Kegiatan bulan ke-

1 2 3

1 Studi Pustaka

2 Pencarian alat dan bahan

3 Perakitan penyulingan

4 Uji coba

5 Pengambilan data

6 Analsis data

7

Evaluasi akhir dan perangkuman

laporan

10

DAFTAR PUSTAKA

Awaluddin. 2013. Analisis Pengembangan Usaha Produksi Minyak Atsiri Yang

Berbahan Baku Limbah Daun Cengkeh Dengan Cara Destilasi Didesa Palau

Kebupaten Donggala. Universitas tadulako.

Azhari Andi. 2009. Prototip Menara Distilasi Uap Untuk Penyulingan Minyak

Atsiri Daun Cengkeh. Poli Teknik Negeri Sriwijaya.

Bustaman Sjahrul. Potensi Pengembangan Minyak Daun Cengkih Sebagai

Komoditas Ekspor Maluku, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan

Teknologi Pertanian, Jalan Tentara Pelajar No 10, Bogor. Jurnal Litbang

Pertanian, 30(4), 2011.

Ismanto. 2009. Macam- Macam Kolektor Surya.

http://ismantoalpha.blogspot.com/2009/12/macam-macam-kolektor-

surya.html (diakses pada tanggal 21 september 2014).

Septyazze. 2011. Makalah Pengolahan Air Limbah.

http://www.slideshare.net/septyazee/makalah-pengolahan-air-limbah.html

(diakses pada tanggal 21 september 2014).

11

LAMPIRAN I

I. Biodata Ketua dan Anggota

1) Ketua Tim

12

2) Anggota 1

13

3) Anggota 2

14

15

16

LAMPIRAN II

Justifikasi Anggaran Kegiatan

Biaya yang diperlukan dalam kegiatan ini dirinci sebagai berikut

a. Peralatan yang menunjang

Material Justifikasi

pemakaian

Kuantitas

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

Harga

(Rp)

1. Modem card

2. Nomor GSM

3. Gergaji besi

4. Meteran

5. Palu

6. Bor besi

7. Gunting seng

8. Pemotong kaca

9. Kunci inggris

10. obeng

Nencari

literatur

Mencari

literatur

Memotong

besi

penyangga

mengukur

Memasang

paku

Melubangi

besi

penyangga

Memotong

plat

alumunium

Memotong

kaca

Memutar

baut

Memasang

baut

1 buah

1 buah

2 buah

2 buah

3 buah

1 buah

1 buah

1 buah

2 buah

1 set

400.000

25.000

100.000

275.000

500.000

175.000

850.000

150.000

400.00

400.000

25.000

200.000

150.000

500.000

175.000

850.000

300.000

400.000

Jumlah 3000.000

17

b. Bahan yang terpakai

Material Justifikasi

pemakaian

Kuantitas

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

Harga

(Rp)

1. Pulsa GSM

2. Kertas A4

3. Daun cengkeh

4. Pipa alumunium

5. Gabus

6. Seng

7. Kaca bening 2

mm

8. Plat alumunium

9. Penyangga besi

10. Mur

11. Paku

12. Baut

13. Lem besi

Mencari

literatur

Modul

Bahan baku

Tempat panel

surya

Penyangga

seng

Penerima

energi

matahari

Penerima

energi

matahari

Tempat

penampuangan

Sebagai

penyangga

Penyambung

besi

Penyambung

seng

Penyambung

mur

Merekatkan

besi

500.000

1 rim

10 kg

2 buah

1 balok

3 buah

2 buah

3 buah

6 buah

35 buah

2 kg

35 buah

2 set

510.000

50.000

2000

250.000

61.000

80.000

200.000

150.000

300.000

1200

20.000

1400

20.000

510.000

50.000

20.000

500.000

61.000

240.000

400.000

450.000

1.800.000

42.000

40.000

49.000

40.000

Jumlah 4.200.000

c. Transportasi

Material

Justifikasi

perjalanan

kuantitas

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

Harga

(Rp)

1. Pengangkutan

alat dan bahan

2. Pembelian alat

dan bahan

Mengankut

alat dan bahan

yang akan

digunakan

Membeli alat

dan bahan

2 kali

2 kali

750.000

250.000

1.500.000

500.000

18

3. Kunjungan

keperpustakaan

4. survey

Mencari

literatur

Ketempat

penyulingan

5 kali

2 kali

100.000

250.000

500.000

500.000

Jumlah 1.500.000

d. Lain-lain

Material

Justifikasi

perjalanan

kuantitas

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

Harga

(Rp)

1. Sewa kamera

digital

2. Sewa mesin las

Alat

dokumentasi

sebagai

mengeratkan

plat

3 bulan

3 bulan

300.000

300.000

900.000

900.000

Jumlah 1.800.000

19

LAMPIRAN III

Susunan Organisasi Tim Peneliti Dan Pembagian Tugas

No

.

Nama / NIM Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi Waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1 Isnawati /

A 24110 020

Pend. Fisika Fisika 18 1. melakuakn

studi pustaka

tentang alat

yang akan

dibuat

2. membuat

proposal

kegiatan

3. berkoordinasi

dengan anggota

dalam

pembuatan

penyulingan

2 Siti arbaiyah /

A 241 11 028

Pend. Fisika 18 1. membantu

ketua dalam

pembuatan

penyulingan

3 Siti

maemanah/

A 241 11 001

Pend. Fisika 18 1. membantu

ketua dalam

pembuatan

penyulingan

20