PERANAN ILMU EKONOMI SEBAGAI LANDASANPEREKONOMIAN BANGSA DAN NEGARA 1)
Oleh:Dr. Daryono Soebagyo, MEc 2)
PENDAHULUAN
Ilmu Ekonomi memberi dan mengajarkan beberapa
hal tentang sikap efisien... apabila penerapannya
baik... maka kemakmuran tentunya akan tercipta: 1).
Secara perorangan. Di mana dalam pengambilan keputusan-
keputusan di dalam hidupnya, seringkali pertimbangan-
pertimbangan ekonomis amat berpengaruh, misalnya apa
kebutuhan hari ini. 2). Dunia Usaha. Tujuan seorang
pengusaha adalah memperoleh laba. Dalam rangka
memperoleh laba tersebut, di sinilah hadir ilmu
ekonomi. Contoh : Memastikan bentuk pasar apa yang
dihadapi pengusaha tersebut, penentuan harga produk,
penentuan pemasaran produk, penentuan upah karyawan,
dan sebagainya. 3). Bangsa dan Negara. Faktor-faktor
ekonomi amat berpengaruh pada kemampuan suatu bangsa
untuk menangani persoalan dalam dan luar negeri.
Kemajuan ekonomi menjadi penopang negara untuk bangkit
sebagai negara besar atau sebaliknya, terbukti dengan
adanya pembagian negara maju, negara berkembang, dan
negara tertinggal.
Salah satu fungsi dan tujuan didirikannya
sebuah negara adalah menciptakan kesejahteraan dan
kemakmuran bagi bangsanya. Oleh karena itu,
keberfungsian sebuah negara tergambar pada seberapa
sejahtera dan makmur bangsanya. Dalam teori ekonomi,
kesejahteraan dan kemakmuran sebuah negara dapat
diukur melalui sejumlah indikator. Dua di antaranya
adalah Produk Domestik Bruto (PDB) per Kapita dan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
_____________1). Makalah untuk Acara DISKUSI EKSTERNAL oleh Himpunan
Eksekutif Mahasiswa Manajemen, Senin 30 September 2013, jam13.00-15.30 di Hall FEB UMS.
2). Dosen tetap FEB-UMS Kepala Pusat Pengembangan Ekonomi(PPE) FEB UMS
TATANAN PEREKONOMIAN BAGI INDONESIA
Berdasarkan data dari indikator PDB dan IPM
tersebut, Indonesia hingga tahun 2012 masih berada
jauh di bawah Negara maju di kawasan Asia seperti
Jepang dan Korea Selatan. Bahkan di Asia Tenggara,
dilihat dari IPMnya, Indonesia masih berada di bawah
Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Filipina.
Indonesia hanya berada lima tingkat di atas Vietnam
dan 12 tingkat di atas Timor Leste. Hal tersebut,
ditambah dengan masih lebarnya kesenjangan antara “si
kaya” dan “si miskin”. mengindikasikan bahwa negara
dan bangsa kita masih harus bekerja keras dan—mungkin
2
2
lebih tepat— bekerja cerdas untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran bangsanya. Kaitan antara
tingkat pencapaian kesejahteraan dan kemakmuran dengan
tatanan ekonomi nasional, khususnya kedudukan ekonomi
kerakyatan yang “diwakili” oleh koperasi dan usaha
mikro, kecil, dan menengah.
Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang
Undang Dasar 1945, Negara Indonesia didirikan dengan
tujuan untuk melindungi segenap Rakyat Indonesia dan
seluruh tanah tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Pengejawantahan dari amanat Undang Undang Dasar 1945
tersebut, khususnya yang berkaitan dengan frasa
“memajukan kesejahteraan umum,” pada hakekatnya merupakan
tugas semua elemen bangsa, yakni rakyat di segala
lapisan di bawah arahan pemerintah. Tidak terlalu
salah jika, mengacu pada definisi tujuan pendirian
negara yang mulia tersebut, kesejahteraan dan
kemakmuran bangsa Indonesia harus dicapai dengan
menerapkan prinsip “dari, oleh, dan untuk rakyat.”
Konsep tersebut telah jauh-jauh hari
dipikirkan oleh Bung Hatta-jauh sebelum Schumacher-
yang terkenal dengan bukunya Small is Beautiful, dan
Amartya Sen-pemenang Nobel 1998 Bidang Ekonomi,
berpendapat bahwa ekonomi kerakyatan merupakan bentuk
3
3
perekenomian yang paling tepat bagi bangsa Indonesia.
Orientasi utama dari ekonomi kerakyatan adalah rakyat
banyak, bukan sebagian atau sekelompok kecil orang.
Pandangan tersebut lahir, jauh sebelum Indonesia
merdeka oleh beberapa tokoh ekonomi Indonesia seperti
M.Hatta, Prawoto Mangkusasmito, Sarbini Soemawinata.
Lebih jauh, pemikiran mengenai pentingnya perekonomian
yang berpihak kepada rakyat menjadi dasar bagi
lahirnya Pasal 27 dan 33 Undang Undang Dasar 1945.
Kedua pasal tersebut kemudian menjadi dasar
pertimbangan dilahirkannya Undang Undang Perkoperasian
(UU Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992) dan Undang
Undang Usaha Kecil dan Menengah (UU Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2008). Dengan demikian, tampak jelas
adanya keterkaitan yang erat antara ekonomi kerakyatan
dengan koperasi dan usaha kecil dan menengah.
Bahasan tentang peran kedua sektor usaha
tersebut (koperasi dan usaha kecil dan menengah) dalam
mewujudkan ekonomi kerakyatan relatif jarang
mengemuka. Tetapi, berkaca pada keadaan ekonomi saat
ini yang sepertinya baik—sebagaimana diindikasikan
oleh tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sebesar
6.0 persen—tetapi dibarengi oleh kesenjangan antara
orang kaya dan orang miskin yang semakin melebar—
sebagaimana diindikasikan oleh fakta yang menunjukkan
bahwa dua persen penduduk terkaya menguasai asset
4
4
nasional sebesar 46 persen dan 98 persen penduduk
menguasai 54 persen asset nasional, bahasan tentang
ekonomi kerakyatan dan kaitannya keberadaan koperasi
dan usaha kecil dan menengah dalam tatanan ekonomi
nasional Indonesia tentu saja menjadi relevan.
HAKEKAT TATANAN EKONOMI BAGI BANGSA INDONESIA
Ekonomi kerakyatan adalah Sistem Ekonomi
Nasional Indonesia yang berasas kekeluargaan,
berkedaulatan rakyat, bermoral Pancasila, dan
menunjukkan kepemihakan sungguh-sungguh pada ekonomi
rakyat (Mubyarto, 2002). Lebih jauh ia menjelaskan
bahwa berjalannya sistem ekonomi nasional yang
berkeadilan sosial membutuhkan syarat yang sudah tentu
harus dipenuhi. Syarat dimaksud adalah adanya (i)
kedaulatan di bidang politik, (ii) kemandirian di
bidang ekonomi, dan (iii) kepribadian di bidang
budaya.
Definisi dengan penjelasannya di atas, pada
dasarnya sejalan dengan apa yang diperjuangkan para
founding fathers bangsa ini, berupa dirumuskannya Pilar
Sistem Ekonomi Indonesia yang sejalan dengan agenda
reformasi sosial dan kemudian dituangkan dalam Pasal
33 UUD 1945. Pilar dimaksud meliputi tiga aspek
berikut.
5
5
o Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
o Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh negara.
o Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Dalam pasal tersebut, tercantum dasar
demokrasi ekonomi, di mana produksi dikerjakan oleh
semua, untuk semua di bawah pimpinan atau penilikan
anggotaanggota masyarakat. Dengan perkataan lain,
dalam sistem ekonomi kerakyatan kemakmuran masyarakat
merupakan fokus utama, bukan kemakmuran individu. Oleh
karena itu, perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Untuk lebih mudah memahami konsep ekonomi
kerakyatan, makna penggalan kalimat pertama yang
terdapat dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945. Penggalan
dimaksud adalah sebagai berikut.
“…dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh
semua untuk semua di bawah pimpinan atau penilikan
anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah
yang diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang. Sebab
itu, perekonomian disusun sebagai usaha bersama
6
6
berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan
yang sesuai dengan itu ialah koperasi.”
Dengan pendekatan di atas, dengan mudah kita
ketahui bahwa yang dimaksud dengan ekonomi kerakyatan
tidak lain adalah “demokrasi ekonomi” sebagaimana
dimaksudkan oleh penjelasan Pasal 33 UUD 1945 tersebut
yang secara substansial, mencakup tiga hal berikut.
a) Adanya partisipasi penuh seluruh anggota masyarakat
dalam proses pembentukan produksi nasional. Karena
dengan cara seperti ini lah semua anggota
masyarakat mendapat bagian dari seluruh hasil
produksi nasional.
b) Adanya partisipasi penuh anggota masyarakat dalam
turut menikmati hasil produksi nasional. Di bawah
kondisi seperti ini tidak ada satu pun anggota
masyarakat—termasuk fakir miskin—yang tidak
menikmati hasil produksi nasional.
c) Pembentukan produksi dan pembagian hasil produksi
nasional harus berada di bawah pimpinan atau
pemilikan anggota masyarakat. Dalam sistem ekonomi
kerakyatan, kedaulatan ekonomi harus berada di
tangan rakyat. Hal ini bertolak belakang dengan
sistem ekonomi pasar, khususnya neoliberal, di mana
kedaulatan ekonomi sepenenuhnya berada di tangan
pemilik modal. Kegiatan pembentukan produksi
nasional boleh dilakukan oleh para pemodal asing,
7
7
namun kegiatan tersebut harus tetap berada di bawah
pengawasan dan pengendalian masyarakat.
Berkaitan dengan definisi ekonomi kerakyatan
yang secara tegas dinyatakan memiliki karakteristik
yang ideal yakni berkeadilan sosial, Mubyarto (2002)
mengemukakan bahwa moral pembangunan yang mendasari
paradigma pembangunan yang berkeadilan sosial mencakup
6 aspek berikut.
1) Peningkatan partisipasi dan emansipasi rakyat baik
laki-laki maupun perempuan dengan otonomi daerah
yang penuh dan bertanggung jawab.
2) Penyegaran nasionalisme ekonomi melawan segala
bentuk ketidakadilan system dan kebijakan ekonomi.
3) Pendekatan pembangunan berkelanjutan yang
multidisipliner dan multikultural.
4) Pencegahan kecenderungan disintegrasi sosial.
5) Penghormatan hak-hak asasi manusia (HAM) dan
masyarakat.
6) Pengkajian ulang pendidikan dan pengajaran ilmu-
ilmu ekonomi dan sosial di sekolah-sekolah dan
perguruan tinggi.
BIODATA (CURRICULUM VITAE)
8
8
I. IDENTITAS DIRI1.1
Nama Lengkap (dengan gelar)
Dr. Daryono Soebagyo.,MEc
1.2
Jabatan Fungsional
Lektor Kepala/ Pembina
1.3
NIP/NIK/No. Identitas lainnya
929
1.4
Tempat dan Tanggal Lahir
Solo, 15 Nopember 1956
1.5
Alamat Rumah Jl.Parang Baris 20 TegalrejoSondakan Laweyan Ska.
1.6
Nomor Telepon/Faks
0271-740084
1.7
Nomor HP 08122723672
1.8
Alamat Kantor Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura, Surakarta
1.9
Nomor Telepon/Faks
0271 717417 ex.228/229
1.10
Alamat e-mail [email protected]
II. RIWAYAT PENDIDIKAN2.1 Program:
S1 S2 S3
2.2 Nama PT UNS UI Jakarta Unibraw2.3 Biang Ilmu
EkonomiUmum
EkonomiPerencanaan
IlmuEkonomi
2.4 Tahun Lulus
1983 1994 2012
III. PENGALAMAN PENELITIAN No. Tahu
n Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml(JutaRp)
1 2002 Faktor-faktor Sosial LPPM UMS
9
9
Ekonomi Tenaga Kerja Wanita Kepala Rumah Tangga, Pengaruhnya terhadap Penghasilan Keluarga, Tahun 2002.
2 2002 Analisis Kebutuhan Human Capital di Propinsi Dati I Jawa Tengah
LPPM UMS
3 2005 Analisis pengaruh Kesempatan Kerja Tingkat Beban/Tanggungan dan Pendidikan Terhadap Pengangguran di Propinsi Dati I Jawa Tengah
LPPM UMS
4 2007 Migrasi Sirkuler Wanita pengaruhnya terhadap mobilitas penduduk, Direktorat Pendidikan Tinggi DIKTI , Kajian Studi penelitian Wanita
DIKTIKajianWanita
4 2009 Pemetaan Potensi Pariwisata Untuk Meningkatkan Pendapatan Asli daerah di kabupaten Sukoharjo.
DIKTI
IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATNo.
Tahun Judul PengabdianKepada Masyarakat
PendanaanSumber* Jml
(JutaRp)
1 2008 Pelatihan Akuntansi LPPM 900.000
10
10
dan Laporan Keuangan dengan aplikasi Komputer Sederhana Bagi pengurus Pra-Koperasi Ibu-Ibu Anggota Senam Kampung Mangkuyudan Purwosari
UMS
VI . PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL DALAM JURNALNo.
Tahun
Judul ArtikelIlmiah
Volume/Nomor
NamaJurnal
1 2000 Disparitas Pembangunan Daerah, dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suatu Studi Kasus di daerah SUMBAGSEL
Jurnal Ekonomi Pembangunan
2 2005 Analisis pengaruh Kesempatan KerjaTingkat Beban/Tanggungandan Pendidikan Terhadap Pengangguran di Propinsi Dati I Jawa Tengah Tahun
Jurnal Ekonomi Pembangunan
3 2008 Analisis Kompetensi Unggulan Daerah Pada Produk Batik Tulis dan Cap Solo di DatiII Kota
JEP Vol.9 No.2, Desember 2008
Jurnal ekonomi pembangunan
11
11
Surakarta,.4 2009 Pemetaan Potensi
Pariwisata UntukMeningkatkan Pendapatan Asli daerah di kabupaten Sukoharjo
Vol.5-No.2 Hal.111-220 Nopember 2009
Jurnal Dinamika Sosial ISSN 0854-1140 Kopertis Wilayah VIJawa Tengah
5 2010 Stimulus Ekspor Terhadap KinerjaPerusahaan-Perusahaan Batik
JEP Vol.11 No.2, Desember 2010
Jurnal ekonomi pembangunan
6 2012 Isu Strategi Pembiayaan Defisit Anggarandi Indonesia
JEP Vol.13 No.2, Desember 2012
Jurnal ekonomi pembangunan
VII. PENGALAMAN PENULISAN BUKUNo.
Tahun Judul Buku JumlahHalaman
Penerbit
2008 PerekonomianIndonesia
225
2006 Ekonomi Moneter 200
VIII. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK/REKAYASA SOSIAL LAINNYA
No. Tahun Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
TempatPenerapan
ResponsMasyarak
1. 2006 Revitalisasi Pasar: Studi Kasus 5 Pasar di Daerah Kabupaten Dati II
Kabupaten Sukoharjo
Pembinaan
2. 2008 Inti Unggulan Produk IKM Surakarta
Eks Karesidenan Surakarta
Pembinaan Sentra Batik2. 2012 Perubahan Status Desa
Menjadi Kalurahan di Kab. Boyolali
Kabupaten Boyolali
Pembinaan Kajian
12
12
Top Related