ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
0 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
Tugas Individu Matakuliah : Analisis Potensi Wilayah Pedesaan Dosen : Dr. Ir. Hasan Hasyim
Ir. Mahmuddin, M. Si Irsyadi Siradjuddin, SP. M.Si
ANALISA POTENSI DESA SOKKOLIA KECAMATAN BONTOMARANNU
KABUPATEN GOWA
Disusun Oleh OLEH:
KELOMPOK 2 MUSDALIPA RAMLI NOVITA AMIR IMRAN MARKAMA MURDIONO M ARDIANTO ANWAR MUH. IKBAL PRATAMA
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISALAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2010
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
iii ANALISIS POTENSI PERDESAAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 3
C. Tujuan ……………………………………………………………………. 3
D. Metode Penelitian ……………………………………………………….. 3
E. Kerangka Fikir …………………………………………………………… 6
F. Sistematika Pembahasan …………………………………………………. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Desa ………………………………………………………….. 8
B. Strategi Pengembangan Potensi Desa ……………………………………. 9
C. Landasan Pembangunan Desa ……………………………………………. 10
D. Pembangunan Desa yang Berkelanjutan …………………………………. 12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum …………………………………………………………. 14
1. Aspek Fisik Dasar ……………………………………………………… 14
a. Kondisi Topografi ……………………………………………………. 14
b. Iklim dan Curah Hujan ……………………………………………… 14
c. Keadaan Hidrologi …………………………………………………… 15
d. Keadaan geologi ……………………………………………………… 15
e. Eksisting Penggunaan Lahan ………………………………………… 16
2. Aspek Demografi ………………………………………………………. 17
a. Keadaan penduduk …………………………………………………… 17
b. Penduduk Menurut Jenis kelamin ……………………………………. 17
c. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ……………………………... 18
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
iv ANALISIS POTENSI PERDESAAN
d. Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur …………………………... 18
e. Keadaan Budaya Masyarakat Setempat ……………………………… 19
3. Sosial Ekonomi ………………………………………………………… 20
4. Aspek Potensi Wilayah ………………………………………………… 21
a. Klasifikasi Desa ……………………………………………………… 21
b. Kegiatan Ekonomi …………………………………………………… 21
c. Pengelolaan Kegiatan Pertanian …………………………………….. 21
5. Sarana dan Prasarana …………………………………………………... 22
a. Sarana/Fasilitas ………………………………………………………. 22
b. Prasarana/Utilitas …………………………………………………….. 26
6. Kegiatan Produksi dan Jasa ……………………………………………. 30
a. Fasilitas Perdagangan ……………………………………………….. 30
b. Fasilitas Perbankan dan Penkreditan ………………………………… 30
7. Rantai Pasar ……………………………………………………………. 31
8. Kelender Produksi Komoditas Unggulan ……………………………… 32
B. Analisis …………………………………………………………………... 33
1. Analisis Potensi Wilayah ……………………………………………… 33
a. Potensi Sumber daya Manusia ……………………………………….. 33
b. Sumber Daya Alam …………………………………………………. 34
2. Potensi Desa Sokkolia yang akan dikembangkan …………………… 34
a. Potensi yang akan dikembangakan …………………………………. 34
b. System Pengelolaan Potensi ………………………………………… 35
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………. 38
B. Saran ……………………………………………………………………... 39
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
40
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
1 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
A. Latar Belakang
Perdesaan merupakan suatu bagian wilayah yang tidak berdiri sendiri.
Suatu wilayah bisa disebut perdesaan karena mempunyai karakteristik yang
tidak sama dengan perkotaan. Suatu kawasan yang aktifitas utamanya atau
aktifitas ekonomi penduduknya bersandar pada pengelolaan sumberdaya alam
setempat atau pertanian dinamakan dengan kawasan perdesaan (UU 24 Tahun
1992).
Dalam pengembangan wilayah, kawasan perdesaan harus dipandang
sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan kawasan perkotaan. Pemahaman
yang menyeluruh dan tidak dikotomis ini menjadi penting dan mendasar
dalam penyusunan peraturan atau aturan main yang berkaitan dengan
perdesaan maupun perkotaan, agar terjadi sinergi dan keseimbangan
perlakuan wilayah, khususnya oleh pelaku pembangunan.
Selama ini masyarakat perdesaan dicirikan dengan kondisinya yang
serba kurang apabila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Dari segi
ekonomi, jelas terbukti bahwa masyarakat kota lebih mempunyai taraf
kehidupan jauh diatas masyarakat perdesaan. Dari segi pendidikan, jumlah
serta kualitas pendidikan masyarakat desa jauh dibawah masyarakat
perkotaan.
Dalam upaya mencapai keberhasilan tujuan pembangunan wilayah
pedesaan saat ini, secara umum kita dihadapkan pada banyak tantangan yang
sangat berbeda sifatnya dibandingkan pada masa-masa yang lalu. Tantangan
pertama berkaitan dengan kondisi eksternal seperti perkembangan
internasional yang berhubungan dengan liberalisasi arus investasi dan
perdagangan global. Sedangkan yang kedua bersifat internal, yaitu yang
berkaitan dengan perubahan kondisi makro maupun mikro dalam negeri.
Tantangan internal disini dapat meliputi transformasi struktur ekonomi,
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
2 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
masalah migrasi spasial dan sektoral, ketahanan pangan, masalah ketersediaan
lahan pertanian, masalah investasi dan permodalan, masalah iptek, SDM,
lingkungan dan masih banyak lagi.
Proses transformasi suatu wilayah pedesaan menjadi suatu daerah
agroindustri secara ilmiah telah banyak diulas peneliti dan akademisi dan
menjadi tuntutan nyata dalam proses perkembangan modernisasi masyarakat
pertanian, karena kegiatan pertanian berada di wilayah pedesaan. Dengan
melihat desa sebagai wadah kegiatan ekonomi, kita harus merubah pandangan
inferior atas wilayah ini, dan merubahnya dengan memandang desa sebagai
basis potensial kegiatan ekonomi melalui investasi prasarana dan sarana yang
menunjang keperluan pertanian, serta mengarahkannya secara lebih terpadu.
urbanisasi penduduk dari sektor pertanian di pedesaan berlangsung
akibat adanya investasi dari sektor manufaktur dan jasa yang selama ini masih
terfokus di kota/pusat. Ketika kegiatan di kota memberikan tawaran imbalan
tinggi kepada penduduk desa yang berpindah, sementara itulah sektor
pertanian akan mengalami kelangkaan relatif pekerja. Seiring dengan itu pula,
interaksi antar aktor-aktor ekonomi, antar maupun intra sektor, telah
menambah keruh keadaan dengan adanya pengambilan keputusan politik yang
tidak berpihak kepada rakyat di desa. Sehingga, sektor pertanian, dimana
sebagian besar bangsa kita menggantungkan hidupnya, jauh dari perannya
sebagai pondasi pembangunan yang sesungguhnya. Dilain sisi, sektor
manufaktur semakin tidak memiliki linkage dengan sektor primer, yaitu
pertanian. Ini bisa kita lihat dari besaran volume total impor produk barang
primer Indonesia yang semakin meningkat sejak awal 70-an sampai saat ini.
Justru ketergantungan kita akan produk barang primer dari luar negri
bertambah tinggi.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
3 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan laporan ini adalah:
1. Bagaimana potensi desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten
Gowa?
2. Bagaimana Mengelolah potensi desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu
Kabupaten Gowa sehingga terealisasi peningkatan kesejahteraan
masyarakat di desa tersebut?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka adapun tujuan dalam penyusunan
laporan ini adalah:
1. Untuk menegetahui bagaimana potensi desa Sokkolia Kecamatan
Bontomarannu Kabupaten Gowa.
2. Untuk menegetahui bagaimana mengelolah potensi desa Sokkolia
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa sehingga terealisasi
peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa tersebut.
D. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang menjadi sasaran penyusunan laporan analisis
potensi desa terletak di Desa Sokkolia, Kecamatan Bontomarannu,
Kabupaten Gowa
2. Waktu Pelaksanaan
Survey lapangan dilakukan pada tgl 1-2 April 2010 di Desa Sokkolia
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa
3. Jenis Data
Menurut jenisnya data terbagi atas dua yaitu :
a. Data kualitatif : Adalah jenis data yang tidak berupa angka tetapi berupa
kondisi kualitatif objek dalam ruang lingkup studi atau data yang tidak
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
4 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
bisa langsung diolah dengan menggunakan perhitungan sederhana. Yang
termasuk dalam jenis data kualitatif ini adalah : kebijakan pemerintah
menyangkut agropolitan, kondisi fisik wilayah studi, amenitas (kondisi
jaringan utilitas, fasiitas dan pelayanan), sosial budaya masyarakat yang
menyangkut adat istiadat dan Perilaku masyarakat.
b. Data kuantitatif; Adalah jenis data yang berupa angka atau numerik yang
bisa langsung di olah dengan menggunakan metode perhitungan yang
sederhana. Dalam studi ini yang termasuk jenis data kuantitatif yaitu
data jumlah penduduk, perkembangan dan kepadatan penduduk.
Sedangkan menurut sumbernya data terbagi atas dua yaitu :
a. Data Primer : Data yang bersumber dari survey atau pengamatan
langsung ke lapangan atau obyek studi. Adapun data yang dimaksud
seperti : Kondisi eksisting dan pola penggunaan lahan lokasi studi,
Amenitas (kondisi jaringan utilitas, fasiitas dan pelayanan), Aksesibilitas
(meliputi pola pergerakan, tingkat kemudahan pencapaian lokasi, serta
kondisi jalan).
b. Data Sekunder : Data yang bersumber dari instansi atau lembaga-
lembaga terkait
4. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data yang dilakukan untuk menyusun laporan
Analisis potensi Desa dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
a. Observasi lapangan atau pengamatan langsung di lapangan untuk
mendapatkan data primer langsung dari tempat penelitian.
b. Pengumpulan data yang bersifat kepustakaan atau data sekunder yang
diperoleh dari Badan Pusat Satatisik dan juga kantor desa.
c. Pengumpulan data juga dilakukan dengan pengambilan data visualisasi
daerah-daerah yang mempunyai potensi di Desa Sokkolia.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
5 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
5. Metode Analisis data
Dalam penyusunan laporan Analisis potensi Desa Sokkolia
Kecamatan Bontomarannu disesuakan berdasarkan potensi yang ada yaitu
antara lain:
a. Analisis fisik dasar meliputi:
1) Geografis
2) Topografi
3) Klimatologi
4) Jenis tanah
5) Geologi
6) Pola penggunaan lahan
7) Hidrologi
b. Analisis pertumbuhan penduduk
c. Analisis prasarana dan sarana
Pengembangan prasarana wilayah dan kota adalah dengan
mengupayakan pembangunan komponen/prasarana dasar perkotaan sesuai
dengan daya dukung dan kebutuhan optimal yang dapat dilayani, sehingga
mampu melakukan kegiatan sosial dan ekonomi.
d. Analisis potensi wilayah
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
6 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
E. Kerangka Fikir
Analisis Potensi Wilayah Desa Sokkolia Kec. Botomarannu Kab. Gowa
LATAR BELAKANG
Mengetahui potensi suatu desa sangat berpengaruh pada bagaimana membangun pedesaan kearah yang lebih baik. Sehingga dalam prinsipnya tidak salah sasaran pada saat pembangunan karena sesuai dengan apa dan bagaimana potensi desa tersebut
MASALAH
• Potensi Desa Sokkolia? • Bagaimana Mengelolah Potensi?
KESIMPULAN
TUJUAN
DATA
ANALISIS
HASIL
Landasan Konsep Pengembangan
wilayah Pedesaan
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
7 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
F. Sistematika Pembahasan
Laporan Pendahuluan penyusunan laporan analisis potensi desa ini
terdiri dari bagian, sebagai berikut:
I. Pertama merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan
dan sasaran, Metodologi Penelitian, dan sistematika pembahasan.
II. Kedua merupakan tinjauan kawasan perencanaan yang meliputi
rencana kebijaksanaan kependudukan, rencana pemanfaatan ruang
potensi desa, dan rencana sistem transportasi potensi desa.
III. Ketiga merupakan metodologi pelaksanaan kegiatan yang meliputi
metode pendekatan rencana, azas penentuan fungsi bagian wilayah
yang berpotensi, pengembangan yang berwawasan lingkungan dan
kualitas lingkungan.
IV. Keempat merupakan tahapan yang meliputi analisis potensi yang
diharapkan melahirkan rancangan rencana dan tahap rencana dan juga
arahan pengembangan potensi.
V. Kelima merupakan penutup yang berisi kesimpulan yang diambil
berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
8 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
A. Pengertian Desa Desa, menurut defenisi universal, adalah sebuah aglomerasi permukiman
di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah
administrativ di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh kepala desa.
Menurut Sutardjo Kartodikusuma, Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana
bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Menurut Bintaro,
desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafis ,sosial, ekonomi, politik dan
kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedang menurut Paul H. Landis : Desa adalah pendudunya kurang dari
2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :
• mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
• Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C.S. Kansil Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerntahan terendah langsung
dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam
ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
9 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
B. Strategi Pengembangan Potensi Desa Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di perdesaan pada
umumnya masih tertinggal jauh dibandingkan mereka yang tinggal di daerah
perkotaan. Hal ini merupakan konsekuensi dari perubahan ekonomi dan proses
indutrialisasi, dimana investasi ekonomi oleh swasta maupun pemerintah
cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan. Selain itu kegiatan ekonomi yang
dikembangkan di daerah perkotaan masih banyak yang tidak sinergis dengan yang
dikembangkan di daerah perdesaan. Akibatnya, peran kota yang diharapkan dapat
mendorong perkembangan perdesaan, justru memberikan dampak yang
merugikan pertumbuhan perdesaan.
Oleh karena itu, dalam konstelasi kota-kota dewasa ini, semestinya
kawasan perdesaan semakin diperhitungkan keberadaannya. Daripada
menganggap desa dan kota sebagai suatu dikotomi, akan lebih sesuai untuk
menjelaskan desa-kota sebagai sebuah fenomena yang bertautan, di mana
masyarakat di dalamnya secara bersama memecahkan masalah kemiskinan,
perkembangan ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan.
Desa-kota (rural-urban) dalam perspektif spasial merujuk pada suatu
daerah periurban yang muncul akibat adanya perluasan pembangunan pada daerah
kota yang sebelumnya merupakan suatu daerah desa. Di daerah semacam ini
potensial sekali terjadi proses transformasi spasial dan sosio-ekonomik wilayah
yang mengakibatkan peningkatan kegiatan ekonomi yang relatif cepat dari
pertanian ke non pertanian; perubahan pemanfaatan lahan ke arah perumahan
urban, industri dan non pertanian lainnya; peningkatan kepadatan penduduk; serta
kenaikan harga lahan yang tanpa dibarengi adanya instrumen pengendalian yang
memadai.
Maka, untuk mencegah disparitas, hyperurbanization, dan menjaga
kawasan perdesaan tetap sebagai derah penyangga bagi perkotaan, selama
beberapa dekade terakhir telah berkembang pemikiran-pemikiran tentang konsep
pembangunan desa-kota yang terintegrasi dengan strategi yang jelas mampu
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
10 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
mengimbangi perkembangan perkotaan. Salah satu yang termutakhir adalah
pendekatan agropolitan yang dikemukakan oleh John Friedman—seorang
planolog dari Amerika. Pendekatan ini juga merupakan sumbangan pemikiran
baru dalam perkembangan konsep-konsep perencanaan kota, yang telah dimulai
dari konsep-konsep Peter Kropotkin dan Ebenezer Howard yang utopianis,
sampai Lewis Mumford, Frank Llyod Wright dan Mao Ze Dong dengan konsep-
konsep kotanya yang revolusioner dan reformis.
C. Landasan Pembangunan Perdesaan Ada bebearapa hal yang bisa dilakukan sebagai sebagai landasan dalam
mengembangkan potensi perdesaan sebagai salah satu instrument yang akan
menjadi tolah ukur pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan sebagai berikut:
1. Sebuah modul kota dasar (basic urban module) yang terdiri dari distrik-distrik
otonom, yang dibangun pada kawasan desa berkepadatan tinggi atau kawasan
peri urban, dengan populasi sebesar 10.000-15.000 jiwa yang tersebar di area
seluas 10-15 km2
2. Setiap distrik memiliki pusat pelayanan yang dapat diakses dengan mudah
dari segala penjuru di distrik tersebut, baik dengan kaki maupun sepeda,
selama 20 menit atau kurang.
.
3. Setiap pusat pelayanan memiliki komplemen pelayanan dan fasilitas publik
terstandarisasi.
4. Dipilih satu distrik pusat (area desa-kota yang telah mengalami transformasi
spasial paling besar) untuk dibangun sebagai pusat pengolahan potensi
perdesaan terkait.
5. Lokasi dan sistem transportasi di wilayah terkait dan pusat pelayanan harus
memungkinkan para petani untuk menglaju (commuting).
6. Distrik-distrik dikembangkan berdasarkan konsep perwilayahan komoditas
yang menghasilkan satu komoditas atau bahan mentah utama dan beberapa
komoditas penunjang sesuai kebutuhan.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
11 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
7. Setiap distrik didorong untuk membentuk satuan usaha yang optimal dan
selanjutnya diorganisasikan dalam wadah koperasi, perusahaan kecil dan
menengah.
8. Industri manukfatur kecil harus terdistribusi di tiap distrik dan di sepanjang
jaringan jalan utama.
Kunci untuk menuju keberhasilan pembangunan agropolitan ini yaitu
dengan memberlakukan setiap distrik agropolitan sebagai unit tunggal otonom
mandiri, dalam artian selain menjaga tidak terlalu besar intervensi sektor-sektor
pusat yang tidak terkait, juga dari segi ekonomi mampu mengatur perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan pertaniannya sendiri, tetapi terintegrasi secara
sinergik dengan keseluruhan sistem pengembangan wilayahnya.
Integrasi antara konsep agroindustri dan pembangunan desa menjadi
penting keterkaitannya dalam penyediaan dan penyaluran sarana produksi,
penyediaan dana dan investasi, teknologi, serta dukungan sistem tataniaga dan
perdagangan yang efektif. Pengembangan agroindustri pada dasarnya diharapkan
selain memacu pertumbuhan tingkat ekonomi, juga sekaligus diarahkan untuk
meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petani. Wibowo [5]
mengemukakan perlunya pengembangan agroindustri di pedesaan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip dasar diantaranya: (1) memacu keunggulan
kompetitif produk/komoditi serta komparatif setiap wilayah, (2) memacu
peningkatan kemampuan suberdaya manusia dan menumbuhkan agroindustri
yang sesuai dan mampu dilakukan di wilayah yang dikembangkan, (3)
memperluas wilayah sentra-sentra agribisnis komoditas unggulan yang nantinya
akan berfungsi sebagai penyandang bahan baku yang berkelanjutan, (4) memacu
pertumbuhan agribisnis wilayah dengan menghadirkan subsistem-subsitem
agribisnis, (5) menghadirkan berbagai saran pendukung berkembangnya industri
pedesaan.
Untuk mengaktualisasikan secara optimal strategi tersebut di atas,
perumusan perencanaan pembangunan pertanian, perlu disesuaikan dengan
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
12 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
karakteristik wilayah dan ketersediaan teknologi tepat guna. Sehingga alokasi
sumberdaya dan dana yang terbatas dapat menghasilkan output yang optimal,
yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap pembangunan wilayah.
Pengalaman yang sangat berharga bagi kita selama ini menjelaskan bahwa
program pembangunan desa kurang terkoodinasi dalam suatu sistem yang baik
dalam konteks sumberdaya maupun secara fungsional seringkali kurang
menjamin dalam tiga hal endurance (daya tahan), integrity (keutuhan) dan
continuity (kesinambungan).
Pembangunan pertanian haruslah sinergi dari pembangunan wilayah
pedesaaan dimana memiliki tujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan sosial
dan ekonomi masyarakat. Berdasarkan poin tersebut, dapat dipaparkan bahwa
industrialisasi pertanian seharusnya membawa cakrawala baru dalam
pembangunan pedesaan. Meningkatkan produktivitas pertanian harus diikuti oleh
peningkatan investasi dalam pertanian modern beserta industri pengolahan dan
sektor jasa lainnya di desa. Pengembangan kawasan potensial dengan basis
pedesaan sebagai pusat pertumbuhan akan mentransformasikan pedesaan menjadi
kota-kota pertanian (agropolitan). Perkotaan pertanian ini diharapkan dapat
mengimbangi interaksi antar wilayah secara sehat yang dapat menimbulkan aspek
positif lainnya yaitu mengurangi arus urbanisasi penduduk. Di samping nilai
tambah produksi pedesaan akan meningkat, industrialisasi juga akan mencegah
berkembangnya pengangguran terdidik di desa, dan mendorong mereka untuk
tetap bekerja dan berpartisipasi dalam pembangunan daerahnya, yang juga
sebagai pusat-pusat pertumbuhan.
D. Pembangunan Desa yang Berkelanjutan pembangunan berkelanjutan, dipaparkan bahwa bahwa pembangunan
yang berkelanjutan dapat diartikan secara luas sebagai kegiatan-kegiatan di suatu
wilayah untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di masa sekarang tanpa
membahayakan daya dukung sumberdaya bagi generasi mendatang untuk
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
13 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
memenuhi kebutuhannya. Tantangan pembangunan berkelanjutan adalah
menemukan cara untuk meningkatkan kesejahteraan sambil menggunakan
sumberdaya alam secara bijaksana.
Arus globalisasi yang semakin kuat perlu diimbangi dengan kesadaran
bahwa mekanisme pasar tidak selalu mampu memecahkan masalah ketimpangan
sumberdaya. Kebijakan pembangunan harus memberi perhaatian untuk perlunya
menata kembali landasan sistem pengelolaan aset-aset di wilayah pedesaan.
Penataan kembali tersebut lebih berupa integrasi kepada pemanfaatan ganda,
yaitu ekonomi dan lingkungan/ekosistem. keberhasilannya dapat dilihat dan
dirumuskan dengan melihat indikator-indikator antara lain: kontribusi terhadap
keberlanjutan lingkungan lokal, kontribusi terhadap keberlanjutan penggunaan
sumberdaya alam, kontribusi terhadap peningkatan lapangan kerja, kontribusi
terhadap keberlanjutan ekonomi makro, efektifitas biaya dan kontribusi terhadap
kemandirian teknis.
empat aspek umum ciri-ciri spesifik terpenting mengenai konsep
agroekosistem. Empat aspek umum tersebut adalah: kemerataan (equitability),
keberlanjutan (sustainability), kestabilan (stability) dan produktivitas
(productivity). Secara sederhana, equitability merupakan penilaian tentang sejauh
mana hasil suatu lingkungan sumberdaya didistribusikan diantara masyarakatnya.
Sustainability dapat diberi pengertian sebagai kemampuan sistem sumberdaya
mempertahankan produktivitasnya, walaupun menghadapi berbagai kendala.
Stability merupakan ukuran tentang sejauh mana produktivitas sumberdaya bebas
dari keragaman yang disebabkan oleh fluktuasi faktor lingkungan. Productivity
adalah ukuran sumberdaya terhadap hasil fisik atau ekonominya. konteks
pembangunan pedesaan yang berkelanjutan, pengelolaan sumberdaya di desa
haruslah dilaksanakan dalam satu pola yang menjamin kelestarian lingkungan
hidup, menjaga keseimbangan biologis, memelihara kelestarian dan bahkan
memperbaiki kualitas sumberdaya alam sehingga dapat terus diberdayakan, serta
menerapkan model pemanfaatan sumberdaya yang efisien.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
14 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
A. Gambaran umum 1. Aspek Fisik Dasar
a. Kondisi Topografi
Desa Sokkolia merupakan salah satu desa yang terdapat pada
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa dengan ibukota desanya adalah
Dusun Borongrappo dan mempunyai luas wilayah 8,84 Km2 yang berada di
0-499,9 m dari permukaan laut serta sebagian besar adalah wilayah dataran,
dengan jumlah dusun sebanyak 4 (empat). Penduduk Desa Sokkolia umumnya
berprofesi sebagai petani yani 95%. Jumlah penduduk Desa Sokkolia pada
tahun 2010 sebesar 2.854 jiwa yang terdiri laki-laki sebesar 1400 jiwa dan
perempuan 1.454 jiwa dengan kepadatan penduduk 8,09/Km2. Desa Sokkolia
yang memiliki luas 952,6 km2
Sebelah Utara : Desa Pakatto Desa Bontomanai
berbatasan langsung dengan :
Sebelah Selatan : Kecamatan Palangga
Sebelah Timur : Desa Mata Allo/ Desa Romangloe
Sebelah Barat : Desa Bontomanai
b. Iklim dan curah hujan
Keadaan iklim dan curah hujan di Desa Sokkolia dalam kurun waktu
selama setahun yaitu pada tahun 2008/2009 adalah 75 mm/tahun. Itu
menunjukan kestabilan curah hujan yang sangat mendukung perkembangan
potensi dan pengembangan potensi pertania yang dikembangkan oleh
masyarakat Desa Sokkolia kecamatan Bontomarannu kabupaten Gowa.
Curah hujan yang selalu ada di Desa Sokkolia hampir sama dengan
curah hujan secara umum di kabupaten Gowa. Keadaan ini memberikan ciri
yang cukup berpeluang pengembangan Desa Sokkolia dengan potensi yang
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
15 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
telah ada. Oleh sebab itu pengembangan konsep pengembangan potensi desa
sangat di perlukan demi menjamin pembangunan Desa Sokkolia secara
khusus kabupaten Gowa secara umum.
c. Keadaan hidrologi
Keadaan geologi Desa Sokkolia kecamatan Bontomarannu kabupaten
Gowa memberikan cukup keterangan yang lebih terutama dalam
pengembangan potensi dibidang agraris. Keberadaan hidrologi Desa Sokkolia
dapat di paparkan sebgai berikut:
1. Sungai
Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa sangat
dekat dengan bendungan Bili-Bili tapi keberadaan bendungan Bili-Bili
belum menunjukan manfaatnya bagi masyarakat Desa Sokkolia, karena
aliran iringasi yang khusus untuk mengalirkan air untuk wilayah Desa
tersebut. Desa Sokkolia dilewati oleh beberapa Sungai besar yang
menjadi sumber irigasi bagi masyarakat yang ada di Desa Sokkolia ini.
Sungai yang mengalir melewati Desa Sokkolia tersebut antara lain yaitu:
a. Anak sungai Jeneberang
b. Sungai Salupuang
2. Danau
Danau merupakan genangan air yang tertampung dalam suatu wadah
di permukaan bumi atau dalam perut bumi. Untuk genangan danau seperti
tidak terdapat di Desa Sokkolia. Danau yang berada di Desa Sokkolia
hanya terdiri dari danau buatan yang terjadi dari proses kegiatan manusia.
Proses pertambangan yang dilakukan oleh masyarakat setempat sebagai
salah satu contoh kegiatan yang membentuk danau buatan tersebut.
d. Keadaan geologi (batuan dan jenis tanah)
Jenis batuan dan jenis tanah yang ada di Desa Sokkolia merupakan
jenis batuan sedimen lautan beselingan dengan batuan api, sedangkan tanah
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
16 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
yang ada di Desa Sokkolia terdiri dari kerikil, pasir, lumpur, serta batuan
gamping koral. Jenis tanah secara spesifik di daerah desa adalah jenis tanah
Lava, tufa, dan konglomerat. Jenis tanah tersebut sanaat berpeluang dalam
pengembangan potensi dibidang pertanian, karena pengembangan potensi
pertanian pada area wilayah dengan jenis batuan yaitu batuan sedimen lautan
berselingan dengan dengan batuan api. Sedangkan dengan jenis tanah yang
ada di Desa Sokkolia juga sangat berpengaruh luas bagi perkembangan
pertanian. Terutama jenis tanah tanah Lava dan konglomerat.
e. Eksisting penggunaan lahan
Eksisiting penggunaan lahan pada Desa Sokkolia dapat dilihat pada
table 1 dibawah ini :
Table 1
Penggunaaan lahan yang ada di Desa Sokkolia tahun 2009
Sumber : Survey langung di Desa Sokkolia tahun 2009
Pada eksisting penggunaan lahan di Desa Sokkolia yaitu tanah kering
yang mempunyai luas 802,06 Ha dan untuk tanah areal persawahan yang
mempunyai luas 140 Ha dan untuk tanah basah seluas 10 Ha serta tanah untuk
perkebunan seluas 273,50 Ha.
No Eksisting penggunaan lahan Desa Sokkolia
1 Tanah kering 802,06 Ha
2 Tanah sawah 140 Ha
3 Tanah basah 10 Ha
4 Tanah perkebunan 273,50 Ha
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
17 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
2. Aspek Demografi
a. Keadaan penduduk
Jumlah penduduk Desa Sokkolia pada tahun 2010 sebesar 2.854 jiwa
yang terdiri laki-laki sebesar 1400 jiwa dan perempuan 1.454 jiwa.
Pertambahan penduduk Desa Sokkolia tahun 2006 sampai 2010. Rata-rata laju
pertumbuhan penduduk Desa Sokkolia pertahun 2006-2010 mencapai 0,022
%. Pertumbuhan penduduk yang berjalan sesuai dengan data tersebut
memberikan informasi yang cukup jelas tentang pertumbuhan penduduk di
Desa Sokkolia dengan rata pertambahan penduduk perjiwa pertahun sebesar
34 jiwa. Pertumbuhan penduduk tersebut pada tahun 2006 mengalami
penurunan yang signifikan sampai 56 jiwa.
Table 2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Lima Tahun Terakhir di Desa Sokkolia
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa dari Tahun 2006-2010
No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) KK
1 2006 2.745 759
2 2007 2.755 793
3 2008 2.819 804
4 2009 2.820 804
5 2010 2.854 810
Sumber : Kantor Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu kabupaten GowaTahun 2010
b. Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Struktur jumlah penduduk lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2006-
2010 di Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa
menunjukkan bahwa setiap tahun jumlah penduduk laki-laki dan perempuan
sedikit meningkat, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
18 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Lima Tahun Terakhir di Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa
Tahun 2010. No Tahun Jenis Kelamin Jumlah Penduduk
(Jiwa) Laki-laki Perempuan
1 2006 1355 1390 2.745
2 2007 1358 1397 2.755
3 2008 1385 1439 2.819
4 2009 1385 1435 2.820
5 2010 1400 1454 2.854
Jumlah 6883 7115 Sumber : Kantor Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa tahun 2010
Jumlah pertambahan penduduk Desa Sokkolia tersebut cukup jelas
menginformasikan pertumbuhan penduduk yang akan menunjang
perkembangan sumber daya manusia masyarakat yang ada di Desa Sokkolia
tersebut.
c. Penduduk menurut tingkat pendidikan
Tabel 4 Keadaan Penduduk Desa Sokkolia Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2010 No Tingkat Pendidikan Laki-laki perempuan 1 SD/Sederajat 618 528 2 SMP/sederajat 179 141 3 SMA/sederajat 81 102 4 S-1/Sederajat 2 - 5 Tidak pernah sekolah 427 553 6 Sedang sekolah 165 136
Sumber : Kantor Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Tahun 2010
d. Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur
Jumlah penduduk berdasarkan struktur umur yang ada di Desa
Sookolia akan memberikan penjelasan atau keterangan bagi perkembangan
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
19 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
peningkatan sumber daya manusia. Dan member informasi mengenai usia
produktif dan nonproduktif. Struktur jumlah penduduk menurut umur dan di
Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa pada tahun 2009
memperlihatkan bahwa setiap kelompok umur mempunyai variasi jumlah
yang berbeda-beda, jumlah penduduk tertinggi yaitu 301 jiwa berada pada
umur 10-14 tahun dan terendah yaitu 73 jiwa berada pada umur 60-64 Tahun.
Untuk lebih jelas bagaimana jumlah penduduk berdasarkan struktur umum di
Desa Sokkolia dapat dilihat pda table 4 sebagai berikut:
Tabel 4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Desa Sokkolia Kecamatan Bonto marannu Kabupaten Gowa
Tahun 2010 No Kelompok Umur
(Tahun) Jumlah Penduduk
(Jiwa) 1 0-4 247 2 5-9 296 3 10-14 301 4 15-29 332 5 20-24 271 6 25-29 320 7 30-34 183 8 35-39 189 9 40-44 170 10 45-49 161 11 50-55 152 12 56-59 113 13 60-64 73 14 65+ 122
Sumber : Kantor Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Tahun 2010
e. Keadaan budaya masyarakat setempat
Keberadaan budaya masyarakat yang memgang teguh adat bugis
dalam setiap kegiatan adat. Adat bugis menjadi satu-satunya bagian dalam
setip prosesi hajatan masyarakat.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
20 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
3. Sosial Ekonomi
Struktur jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Desa Sokkolia
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa dapat di persentasikan yaitu 95%
Petani sawah dan kebun 5% nya adalah Pegawai. Desa Sokkolia Kecamtan
Bontomarannu Kabupaten Gowa merupakan daerah pertanian sehingga apabila
dilihat dari data ekonominya mempunyai sub sector yang terdiri dari
perkebunan, pertanian dan peternakan, ketiga sub sektor ini mempunyai jenis
komoditi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut :
Tabel 5 Produksi Komoditas di Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu
Kabupaten Gowa Tahun 2010 No Sub Sektor Jenis Komoditas
1. Perkebunan • Ubi kayu • Sayuran • Rambutan
2. Pertanian • Padi • Kacang hijau (palawija)
3. Peternakan • Sapi • Ayam potong • Ayam petelur
4. Penggalian • pasir
Sumber : Kantor Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Tahun 2010.
Ubi kayu yang merupakan hasil perkebunan yang melimpah menjadi
komuditas unggulan di Desa Sokkolia adapun daerah pemasarannya yakni di
daerah Sungguminasa dan Kota Makassar. Sedangkan untuk padi yang menjadi
sector unggulan kedua hanya mampu mencapai komsumsi local di Desa
Sokkolia.
Untuk industry skala rumah tangga seperti penggilingan padi ada
sebayah 11 unit yang berfungsi dengan baik.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
21 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
4. Aspek potensi wilayah
a. Klasifikasi Desa
Klasifikasi Desa Sokkolia adalah swakarsa. Desa yang telah
mempunyai pemerintahan yang pimpinannya (kepala desa) di pilih langsung
oleh masyarakat setempat.
b. Kegiatan Ekonomi
Pada Desa Sokkolia kegiatan perekonomian penduduk yang terdiri atas
kegiatan di bidang pertanian serta perdangan yang skala pelayanannya yaitu
skala lokal ( dalam Desa Sokkolia ) seperti keberadaan seperti warung, kios,
dan toko.
c. Pengelolaan Kegiatan pertanian
Ubi kayu yang merupakan hasil perkebunan yang melimpah menjadi
komuditas unggulan di Desa Sokkolia adapun daerah pemasarannya yakni di
daerah Sungguminasa dan Kota Makassar. Sedangkan untuk padi yang
menjadi sector unggulan kedua hanya mampu mencapai komsumsi local di
Desa Sokkolia.
Bantuan seperti PUAD (Pengembangan Usaha Agrobisnis Desa)
dan PnPm Mandiri sudah masuk ke Desa ini dalam rangka peningkatan
usaha tani dan pembuatan Paping Blok.
Gambar 1. Pertanian dan Irigasi pertanian Desa Sokkolia
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
22 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
5. Sarana dan Prasarana
a. Sarana / fasilitas
• Fasilitas Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Fasilitas pemerintahan merupakan sarana yang menyediakan tempat
pelayanan bagi masyarakat, fasilitas pemerintahan di Desa sokkolia
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa, hanya terdapat 2 fasilitas yaitu
kantor Desa 1 Unit dan Pos Kamling 18 Unit. Dan terdapat 1 koprasi yang
baru beroperasi 3 bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.5 di
bawah ini :
Tabel 6 Banyaknya Fasilitas Perkantoran dan Pelayanan Umum
di Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kab. Gowa Tahun 2010 No Jenis Perkantoran Jumlah ( Unit ) 1. Kantor Desa 1 2. Pos Kamling 18 3. Koperasi 1
Jumlah 20 Sumber : Kantor Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa
Tahun 2010
• Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengobatan
tetapi berperan juga sebagai sarana pelayanan masyarakat atau media untuk
kualitas hidup masyarakat, Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten
Gowa mempunyai Posyandu 4 unit dan Pustu 1 unit , untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada table 1.6 sebagai berikut :
Tabel 7 Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Desa Sokkolia
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Tahun 2010 No Jenis Fasilitas Jumlah ( Unit ) 1. Posyandu 4 2. Pustu 1
Jumlah 5 Sumber : Kantor Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa
tahun 2010.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
23 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
Gambar 1. Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Sokkolia (PUSTU)
• Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang terdapat di Desa Sokkolia Kecamatan
Bontomarannu Kabupaten Gowa terdapat TK 1 Unit, SD 2 Unit dan SMP 1
Unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.7 sebagai berikut :
Tabel 8 Banyaknya Fasilitas Pendidikan di Desa Sokkolia
Kecamatan Sokkolia kabupaten Gowa Tahun 2010
No Jenis Fasilitas Jumlah ( Unit )
1. TK 1
2. SD 2
3 SMP 1
Jumlah 4
Sumber : Kantor Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Tahun 2010.
Gambar 2. Salah satu fasilitas pendidikan Desa Sokkolia
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
24 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
• Fasilitas Peribadatan
Dengan adanya fasilitas peribadatan yang memadai dalam suatu
wilayah maka didalam beragama dapat berjalan dengan lancar. Selain,
fasilitas peribadatan bias juga digunakan sebagai tempat ibadah perayaan
hari besar, di Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa
menurut data yang ada di kantor Desa terdapat 8 unit mesjid dan 1 unit
musholah, dan penduduknya menganut agama yang sama yaitu agama
Islam, sehingga tidak terdapat peribadatan delain yang di sebutkan di atas,
berikut disajikan tabel 1.8 tentang banyaknya fasilitas peribadatan dibawah
ini:
Tabel 9 Banyaknya Fasilitas Peribadatan di Desa Sokkolia
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Tahun 2010
No Jenis Fasilitas Jumlah ( Unit )
1. Mesjid 8
2. Mushollah 1
Jumlah 9
Sumber : Kantor Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Tahun 2010.
Gambar 3. Salah satu mesjid di Desa Sokkolia
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
25 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
• Fasilitas Perdagangan
Pelayanan fasilitas perdagangan bertujuan untuk sarana penyediaan
kebutuhan masyarakat dan sebagai sarana perindustrian barang. Dengan
tersediannya fasilitas perdagangan yang memadai maka kebutuhan
masyarakat di daerah tersebut dapat terpenuhi. Pada tabel 1.9 menjelaskan
tentang banyaknya fasilitas perdagangan yang ada di Desa Sokkolia
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 10 Banyaknya Fasilitas Perdagangan di Desa Sokkolia
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Tahun 2010
No Jenis Fasilitas Jumlah ( Unit ) 1. Warung 25 2. Kios 8
Jumlah 33 Sumber : Kantor Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa
Tahun 2010. • Fasilitas Olahraga
Fasilitas olahraga berfungsi sebagai sarana penunjang bagi
kesehatan masyarakat, selain itu sebagai pengembangan bakat dalam
olahraga dan sarana hiburan bagi masyarakat. Di Desa Sokkolia Kecamatan
Bontomarannu Kabupaten Gowa terdapat 2 jenis fasilitas olahraga yaitu
lapangan sepak bola dan tennis meja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 11 Banyaknya Fasilitas Olahraga di Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa
Tahun 2010 No Jenis Fasilitas Jumlah ( Unit ) 1. Sepak Bola 1 2. Tennis Meja 4
Jumlah 5 Sumber : Kantor Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa
Tahun 2010.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
26 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
• Fasilitas Transportasi
Pada suatu wilayah yang memiliki fasilitas transportasi yang cukup
lancar maka akses perdagangan atau aktifitas apapun yang membutuhkan alat
transportasi akan lancar. Namun berbeda yang ada di Desa Sokkolia fasilitas
transportasi sangat minim disamping itu tidak lancar hanya hari-hari tertentu
seperti hari pasar ( Rabu, jumat,minggu). Kepemilikan kendaraan di Desa
Sokkolia yaitu angkutan kota terdapat 2 Unit, truk 2 Unit, angkutan pribadi 5 unit,
motor 15 Unit dan sepeda 45 Unit. Berikut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 1.10 dibawah ini :
Tabel 12 Banyaknya Fasilitas Transportasi di Desa Sokkolia
Kecamatan Sokkolia kabupaten Gowa Tahun 2010
No Jenis Fasilitas Jumlah ( Unit )
1. Angkutan Pribadi 5
2. Angkutan Umum 2
3 Truk 2
4 Motor 15
5 Sepeda 45
Jumlah 69
Sumber : Kantor Desa Sokkolia Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Tahun 2010.
b. Prasarana / Utilitas
• Jaringan Jalan
Seperti yang telah diketahui bahwa aspek prasarana jalan
merupakan komponen yang sangat penting dalam usaha pengembangan
pada suatu wilayah. Melalui fungsi prasaran jalan tersebut maka sistem
transportasi akan semakin baik mengingat fungsi utama dari transportasi
adalah sebagai media interaksi antar daerah dalam sistem keterkaitan
sosial, ekonomi, komunikasi dan kegiatan lainnya sehingga membentuk
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
27 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
suatu pola jaringan pergerakan yang kontinyu, sehingga tingginya kualitas
jalan yang ada akan memberikan pengaruh yang baik terhadap sistem
transportasi dalam mengembangkan suatu daerah atau wilayah. Dalam
pembahasan aspek prasarana jalan pada Desa Sokkolia maka yang akan
ditinjau adalah analisis fungsi jaringan jalan dan kondisi jaringan jalan.
Jalan merupakan factor utama dalam pembangunan sebuah wilayah
dengan adanya teransportasi jalan maka penduduk atau masyarakat dapat
melakukan aktifits perdagangan, produksi dan lain-lain. Di Desa Sokkolia
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa kondisi jalan aspal namun
terdapat pula jalan tanah.
Gambar 2. Kondisi jalan Desa Sokkolia Kec Bontomarannu
Tabel 13 Kondisi jalan dan jenis yang ada di Desa Sokkolia Kec Bontomarannu tahun
2009 No. Jenis jalan Kondisi
1 Jalan lingkungan Rusak / berlubang 2 Jalan desa Pengerasan 3 Jalan stapak tanah
Sumber: Suvey langsung tahun 2010
Adapun kondisi jalan pada Desa Sokkolia yaitu jalan lingkungan yang
kondisinya rusak/ berlubang dan jalan desa yang kondisinya masih dalam tahap
pengerasan serta jalan setapak yang kondisinya masih merupakan jalan tanah.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
28 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
• Jaringan Drainase
Drainase adalah suatu system pembuangan air yang ada, baik hujan
maupun lembah. Di lokasi survey kami yang terletak di Desa Sokkolia
Kecamatan bontomarannu Kabupaten Gowa kondisi drainase sangat
memprihatinkan, karena tidak terlihatnya drainase permanen dan non
permanen, yang ada hanya temporer.
• Jaringan Listrik
Masyarakat di Desa Sokkolia ini yang terbagi atas 4 Dusun yakni,
Dusun Borongrappo, Borongkaluku, Borong, Timbuseng, jaringan listrik
telah dipergunakan oleh masyarakat semaksimal mungkin dan mempunyai
kekuatan daya 450-900 watt.
Gambar 2. Prasarana listrik yang ada di Desa Sokkolia kec Bontomarannu tahun 2009
• Jaringan Telepon
Di Desa Sokkolia belum terdapat jaringan telepon rumah sebagai
alat komunikasi, tetapi untuk jaringan telepon seluler sudah sangat baik di
Desa Sokkolia untuk semua operator (telkomsel, indosat, dll).
• Jaringan Air Bersih
Pelayanan air bersih di Desa Sokkolia bersumber dari sumur galian
yang dapat dipakai oleh masyarakat baik untuk memasak, mandi, mencuci
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
29 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
dan lain-lain. Desa Sokkolia belum mendapat pelayanan air bersih dari
PDAM. Jarak dari ibukota Kabupaten yaitu 12 KM.
• Pengolahan Sampah
Sampah merupakan masalah yang ditangani secara insentif baik
oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Peran serta pemerintah
dan masyarakat didalam usaha menciptakan lingkungan yyang bersih,
dimana pemerintah dalam hal ini mengupayakan atau menyediakan Tempat
Pembuangan Sementara ( TPS ). Di Desa Sokkolia tidak terdapatnya
tempat sampah sehingga masyarakat setempat membuang sampah dengan
cara membuang, mengumpulkan dan membakar di lokasi dimana mereka
tinggal.
Prasarana persampahan yang diterapkan oleh masyarakat yang ada
di desa Sokklolia masih tradisonal dengan sistem pembuang di area terbuka
tanpa ada tempat pembuangan sampah sementara, atau kontainer sebagai
salah satu bagian dalam proses pengolahan sampah.
Masyarakat masih menggunakan pola yang sangat tradisional yaitu
membuang sampah di area terbuka kemudian dibakar sembarangan. Atau
sistem pembuangan sampah secara komunal. Berikut bagan proses
pembuangan sampah Di Desa Sokkolia tahun 2010
Proses pembuangan sampah di desa Sookkolia tahun 2009
• Limbah
Pengolahan air limbah tidak menjadi prioritas utama bagi
masyarakat yang ada di Desa Sokkolia karena area Desa Sokkolia bukan
sampah
dibuang /dikumpulkan di tempat sampah
dibuang di lubang atau ruang terbuka
Dibakar
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
30 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
merupakan area industri dimana proses pengolahan limbah mutlak
dilakukan oleh masyarakat tersebut.
Untuk limbah rumah tangga kebanyakan masyarakat menggunakan
sistem langsung di alirkan ke sungai atau temapat-tempat irigasi yang ada.
Atau langsung dialirkan ke tempat pembuangan limbah rumah tangga
(Septi tank).
6. Kegiatan produksi dan jasa
a. Fasilitas perdagangan
Adapun sarana perdagangan di Desa Sokkolia yang merupakan
penunjang perekonomian sebagaian besar masyarakat pada desa ini selain di
bidang pertanian antara lain keberadaan, warung sebanyak 25 unit, serta kios
sebanyak 8 unit jadi jumlah keseluruhan untuk fasilitas perdagangan di Desa
Sokkolia yaitu berjumlah 33 unit.
Table 14 Sarana perdagangan di Desa Sokkolia Kec Bontomarannu tahun 2010
No Fasilitas perekonomian Jumlah (unit)
1 Pasar - 2 Toko - 3 Warung 25 4 Kios 8
Jumlah 16 Sumber: Suvey langsung tahun 2010
b. Fasilitas perbankan dan perkreditan
Di Desa Sokkolia tidak terdapat fasilitas perbankan dan perkreditan,
jadi penduduk setempat mengelola keuangan sendiri ataupun menggunakan
fasilitas perbankan dan perkreditan di daerah lain. Tapi semacam Koprasi
yang baru berfungsi 3 bulan sudah ada 1 unit dan Yayasan Simpan Pinjam
Perempuan.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
31 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
7. Rantai pasar
Tabel 15 Rantai pasar komoditas unggulan Desa Sokkolia
No Sub
Sektor Jenis Komoditas Harga/kg
Petani tengkulak Pedagang Pengecer
1. Perkebunan • Ubi kayu • Sayuran • Rambutan
1.500 3.000 3.000
3.500 4.000 5.000
4.500 5.000 8.000
5.000 5.500
10.000 2. Pertanian • Padi
• Kacang hijau (palawija) 2.000 4.000
2.500 6.500
2.800 8.500
3.000 10.000
3. Peternakan • Sapi • Ayam potong • Ayam petelur
57.000 25.000 30.000
61.000 27.500 32.000
63.500 29.000 34.000
65.000 30.000 35.000
4. Penggalian • Pasir/kubik 10.000 12.000 18.000 20.000
Sumber: PAD desa dan Ekonomi desa Survey lapangan 2010
Kegiatan ekonomi merupakan salah satu pilar yang akan menjadi tolak
ukur kesejahteraan masyarakat, dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat
maka kegiatan ekonomi masyarakat akan menjadi pembagkit dan juga
membangun semangat masyarakat untuk terus melakukan kegiatan ekonomi
salah satunya dengan peningkatan modal bagi masyarakat.
Dalam hal pemasaran tentunya merupakan angin segar bagi masyarakat
petani sebab mereka mampu menikmati hasil keringatnya dengan terjualnya
hasil-hasil bumi mereka. Untuk harga disetiap rantai pasar yang berbeda
merupakan dinamika yang tak lepas dari usaha masyarakat dalam
mendapatkan dan mengelola hasil pertanian.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
32 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
8. Kelender Produksi komoditas unggulan
Tabel 16 Kelender Produksi komoditas unggulan Desa Sokkolia
Jenis Produksi Jan Feb Mar Aprl Mei Juni July Agst Sept Oktb Nov Des Ubi kayu Sayuran Rambutan Padi Kacang Ijo Sapi Ayam Potong Ayam Petelur Pasir
Sumber: PAD desa dan Ekonomi desa Survey lapangan 2010
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
33 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
B. ANALISIS 1. Analisis potensi wilayah
a. Potensi sumber daya manusia.
Tingkat potensi sumber daya manusia yang ada di desa Sokkolia
bersarakan tingkat pertambahan penduduk dan jumlah penduduk berdasarkan
struktur umur maka dapat di lihat bahwa potensi sumber daya manusia sangat
besar. Kareana jumlah penduduk di dominasi oleh penduduk pada usia
produktif yaitu pada usia 10 sampai 30 tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 15 Jumlah penduduk Desa Sokkolia berdasarkan struktur umur pada tahun 2010
No Kelompok Umur
(Tahun) Jumlah Penduduk
(Jiwa) 1 0-4 247 2 5-9 296 3 10-14 301 4 15-29 332 5 20-24 271 6 25-29 320 7 30-34 183 8 35-39 189 9 40-44 170 10 45-49 161 11 50-55 152 12 56-59 113 13 60-64 73 14 65+ 122
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa tahun 2009
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
34 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
b. Sumber Daya Alam
Potensi sumber daya alam yang terdapat Desa Sokkolia sangat besar
mulai dari potensi pertanian, peternakan, perkebunan dan pertambangan.
Table 16 Penggunaan lahan pertanian yang ada di desa Sokkolia tahun 2010
SurSumber: Survey langung di desa Sokkolia tahun 2010
2. Potensi Desa Sokkolia Yang Akan Di Kembangkan
Rencana Detail Tata Ruang Kota pada dasarnya meliputi hal-hal sebagai
berikut :
a. Potensi yang dikembangkan
Potensi yang memungkinkan untuk di kembangkan di desa Sokkolia
berdasarkan hasil identifikasi dan analisis potensi wilayah maka potensi yang
akan di kembangan menjadi dua yaitu:
1). Sumber daya manusia
Potensi di sumber daya manusia ayang ada di Desa Sokkolia
terlihat dari banyaknya penduduk pada usia produltir yaitu pada usia 15
sampai dengan 45 tahun. Di Desa Sokkolia potensi penduduk pada usia
produktif sebanyak 2.185 jiwa.
Dengan jumlah penduduk produktif tersebut maka perkembangan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat di wujudkan di masa
selanjutnya.
2). Sumber Daya Alam
Potensi sunber daya alam yang melimpah akan menjadi potensi
yang paling dominan untuk dikembangkan dalam menyongsong
No Eksisting penggunaan lahan Desa Sokkolia 1 Tanah kering 802,06 Ha 2 Tanah sawah 140 Ha 3 Tanah basah 10 Ha 4 Tanah perkebunan 273,50 Ha
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
35 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
peningkatan kesejahteraan masyarakat potesi sumber daya alam tersebut
antara lain yaitu:
1. Pertanian
2. Perkebunan
3. Peternakan dan
Pengembangan potensi tersebut didukung oleh kondisi topografi
dan kemiringan lereng yang ada pada tingkat 2% - 8 % atau kemiringan
lereng yang relati datar serta luasnya lahan basah di desa tersebut.
b. Sistem Pengelolaan Potensi
Sistem pengelolaan potensi agar dapat terealisasikan peningkatan
kesejahteraan masyarakat di desa tersebut. Dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu:
1) Pendekatan struktural.
Sasaran utama pendekatan struktural adalah tertatanya struktur dan
sistem hubungan antara semua komponen dan sistem kehidupan, baik di
wilayah desa Sokkolia dan laut maupun komponen pendukung yang terkait,
termasuk komponen sosial, ekonomi dan fisik. Dengan penataan aspek
struktural, diharapkan masyarakat mendapatkan kesempatan lebih luas untuk
dapat memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Selain itu
penataan struktur dan sistem hubungan sosial dan ekonomi tersebut
diharapkan dapat menciptakan peluang bagi masyarakat untuk ikut serta
melindungi sumber daya alam dari ancaman yang datang baik dari dalam
maupun dari luar. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi bahkan
menghilangkan masalah-masalah sosial dan ekonomi yang utama yang
selama ini secara terus menerus menempatkan masyarakat (lokal) pada
posisi yang sulit. Pendekatan struktural membutuhkan langkah-langkah
strategi sebagai berikut :
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
36 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
1. Pengembangan jaringan pendukung.
2. Pengembangan sistem pengawasan berbasis masyarakat.
Pengembangan kapasitas kelembagaan.
3. Peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap informasi.
4. Pengembangan aksesibilitas masyarakat terhadap proses pengambilan
keputusan.
5. Pengembangan aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya
ekonomi.
6. Pengembangan Aksesibilitas Masyarakat pada Sumber Daya Alam.
2) Pendekatan Subyektif.
Pendekatan subyektif (non struktural) adalah pendekatan yang
menempatkan manusia sebagai subyek yang mempunyai keleluasaan untuk
berinisiatif dan berbuat menurut kehendaknya. Pendekatan tersebut berasumsi
bahwa masyarakat lokal dengan pengetahuan, keterampilan dan kesadarannya
dapat meningkatkan peranannya dalam perlindungan sumber daya alam
disekitarnya. Karena itu, salah satu upaya untuk meningkatkan peran
masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dan wilayah pedesaan
dan laut adalah dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kesadaran masyarakat untuk berbuat sesuatu demi melindungi sumbar daya
alam. Pengetahuan dan keterampilan tersebut tidak harus berkaitan langsung
dengan upaya-upaya penanggulangan masalah kerusakan sumberdaya alam
tetapi juga hal-hal yang berkaitan dengan usaha ekonomi, terutama dalam
rangka membekali masyarakat dengan usaha ekonomi alternatif sehingga
tidak merusak lingkungan, antara lain yaitu :
1. Penggalian & pengembangan nilai tradisional masyarakat.
2. Peningkatan motivasi masyarakat untuk berperanserta.
3. Pengembangan kualitas diri.
4. Pengembangan kapasitas masyarakat.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
37 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
5. Pengembangan keterampilan masyarakat.
6. Peningkatan pengetahuan dan wawasan lingkungan.
Untuk merealisasika hal tersebut dapat dilkuka sekurang-kurangnya
antar lain seabagai berikut:
1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan kesempatan
kerja dan kesempatan berusaha.
2. Pengembangan program dan kegiatan yang mengarah kepada
peningkatan, pemanfaatan secara optimal dan lestari sumber daya di
wilayah Pedesaan.
3. Peningkatan kemampuan dan peran serta masyarakat petani dalam
pelestarian lingkungan.
4. Peningkatan pendidikan, latihan, riset dan pengembangan di wilayah
Desa Sokklia dan Kecamatan Bontomarannu
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
38 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
A. Kesimpulan
Memandang desa sebagai basis potensial kegiatan ekonomi haruslah
menjadi paradigma baru dalam program pembangunan ekonomi Indonesia
secara keseluruhan. Perubahan kondisi internal dan ekternal yang terjadi
menuntut kebijakan yang tepat dan matang dari para pembuat kebijakan
dalam upaya pengembangkan potensi wilayah pedesaan. Sudah saatnya
menjadikan desa sebagai pusat-pusat pembangunan dan menjadikan daerah ini
sebagai motor utama penggerak roda perekonomian melalui sektor pertanian.
Pengembangan agroindustri sebagai pilihan model modernisasi
pedesaan haruslah dapat meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan
petani. Untuk itu perumusan perencanaan pembangunan pertanian, perlu
disesuaikan dengan karakteristik wilayah dan ketersediaan teknologi tepat
guna. Sehingga alokasi sumberdaya dan dana yang terbatas, dapat
menghasilkan output yang optimal, yang pada gilirannya akan berdampak
positif terhadap kesejahteraan masyarakat.
Agar model pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dapat
terwujud diperlukan pedoman pengelolaan sumberdaya melalui pemahaman
wawasan agroekosistem secara bijak, yaitu pemanfaatan asset-aset untuk
kegiatan ekonomi tanpa mengesampingkan aspek-aspek pelestarian
lingkungan. Dengan melihat uraian yang telah disajikan pada bab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
• Dilihat dari perbedaan jumlah penduduk antara laki-laki dan perempuan di
Desa Sokkolia menunjukkan bahwa jumlah penduduk wanita lebih
banyak,
• Pada data yang menguraikan fasilitas transportasi di Desa Sokkolia yang
sangat minim, ini dapat menunjukkan bahwa pada wilayah tersebut kurang
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
39 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
maju dalam berbagai hal, karena fasilitas transportasi adalah hal utanma
dalam pembangunan suatu wilayah,
• Dari hasil data yang didapatkan potensi wilayah yang ada di Desa
Sokkolia yaitu berpotensi dibidang pertanian, perkebunan, dan peternakan
• Dengan adanya berbagai potensi yang dimiliki Desa Sokkolia maka
mempermudah dalam pengembangan suatu wilayah sehingga
kesejahteraan masyarakat setempat meningkat.
• Dengan adanya perencanaan MAMINASATA, Desa Sokkolia adalah
salah satu wilayah yang berperan penting karena wilayah tersebut akan
dilewati jalan lingkar luar pada perencanaan ini.
B. Saran
Sehubung dengan kesimpulan diatas maka penulis dapat mengajukan
beberapa saran yang bisa dijadikan acuan dalam strategi dan konsep
pengembangan yang akan diterapkan dalam perencanaan di Desa Sokkolia
pada masa yang akan dating antara lain :
1. Pengadaan pasar, pengembangan jalan dan pelatihan SDM seharusya jadi
prioritas utama dalam pengembangan Desa Sokkolia.
2. Peningkatan perhatian terhadap system persampahan yang ada di Desa
Sokkolia,
3. Untuk pemerintah Kabupaten Gowa, Desa Sokkolia sangat membutuhkan
sentuhan pembangunan wilayah seperti pembangunan infrastruktur untuk
mendukung kegiatan pertanian.
4. Desa Sokkolia memerlukan sarana angkutan umum agar pemasan hasil
kebun bias lebih muda di akses dan semangat anak-anak untuk sekolah
ada dengan adanya transportasi umum.
ANALISIS POTENSI DESA SOKKOLIA 2010
40 ANALISIS POTENSI PERDESAAN
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, lincolin. 1999 Pengantar Perencanaan Dan Pembngunanb Ekonomi Daerah.
Yogyakarta: BPFE
Taringan, R. 2006, Perencanaan Pembangunan Wilayah, Jakarta PT bumi Aksara
Taringan, R. 2004 Ekonomi Regional, Teori Dan Aplikasi, Jakarta. Bumi Aksara
Warpani, S. 1984, Analisa kota dan Daerah, Bandung ITB
Yunus, H Sabari, 2000 Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakart:Pustaka Pelajar.
Top Related