analisis program kerja alokasi dana desa (add) - Universitas ...

81
ANALISIS PROGRAM KERJA ALOKASI DANA DESA (ADD) PADA DESA SONDONG LAYUK, KECAMATAN MAMBI, KABUPATEN MAMASA SKRIPSI DIAN RAHMAT WIJAYA 105731135516 Program Studi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Transcript of analisis program kerja alokasi dana desa (add) - Universitas ...

ANALISIS PROGRAM KERJA ALOKASI DANA DESA (ADD) PADA DESA SONDONG LAYUK, KECAMATAN MAMBI,

KABUPATEN MAMASA

SKRIPSI

DIAN RAHMAT WIJAYA 105731135516

Program Studi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

HALAMAN JUDUL

ANALISIS PROGRAM KERJA DANA DESA (ADD) PADA DESA SONDONG LAYUK, KECAMATAN MAMBI,

KABUPATEN MAMASA

SKRIPSI

OLEH

DIAN RAHMAT WIJAYA

NIM 105731135516

Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Akuntansi pada

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN Moto :

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan dengan

kesanggupannya‟‟. (Qs. Al - Baqarah : 286)

Persembahan

Kupersembahkan untuk :

Kedua orang tua

Keluarga tercinta

Dosen jurusan akuntansi

Teman - teman seperjuangan

jurusan akuntansi

Almamaterku

iv

v

vi

vii

ABSTRAK

Dian Rahmat Wijaya, 2021. Analisis Program Kerja Alokasi Dana Desa

Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Pada Desa Sondong Layuk,

Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa). Skripsi Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing

oleh Hj. Ruliaty dan Wahyuni.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program kerja Alokasi Dana

Desa (ADD) pada Desa Sondong Layuk, Kecamatan Mambi, Kabupaten

Mamasa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan untuk

menggambarkan atau melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta - fakta yang

Nampak atau sebagaimana adanya. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses Program Kerja Alokasi

Dana Desa (ADD) meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban. Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) yang dilakukan

oleh pemerintah desa Sondong Layuk Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa

telah mengikuti aturan petunjuk teknis yang telah diatur dalam peraturan Undang

- Undang. Namun dalam proses masih belum optimal. Hal ini terlihat dari proses

pelaksanaan pemerintah desa kurang tepat mengalokasikan dananya.

Kata Kunci : Alokasi Dana Desa, Kesejahteraan Masyarakat

viii

ABSTRACT

Dian Rahmat Wijaya, 2021. Analysis of the management of village fund

allocations on community welfare (Study in Sondong Layuk Village, Mambi

District, Mamasa Districts). Thesis Study Program Accounting Fac ulty of

Economics and Business Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by

Hj. Ruliaty and Wahyuni.

This study aims to determine the management of village fund allocations

(ADD) in the village of Sondong Layuk, Mambi subdistrict, Mamasa district.the

type of research used in this research used in this research is descriptive

qualitative research. Qualitative descriptive research is conducted to describe to

describe the object of research based on visible facts or as they are. Data

collection techniques used in this study were observation and interviews.

The result of the study concluded that the process of managing village

fund allocations (ADD) includes planning, implementation, reporting and

accountability. The management of village fund allocation (ADD) carried out by

the village government of Sondong Layuk, Mambi sub-district, Mamasa district

has followed the technical guidelines that have been regulated in statutory

regulations. But the process is still not optimal. This can be see from the

inadequate implementation process of the village government in allocating funds.

Keywords: Allocation of Village Funds, Public Welfare

ix

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba - Nya. Shalawat

dan salam tak lupa saya kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Program Kerja Alokasi

Dana Desa (ADD) Pada Desa Sondong Layuk, Kecamatan Mambi, Kabupaten

Mamasa”.

Skripsi yang saya tulis ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama saya sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua saya bapak MASDAR SISWANTO dan ibu RUSNIATI, yang

senantiasa memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa

tulus tanpa pamrih. Dan saudara - saudaraku tercinta yang senantiasa

mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh

keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah

diberikan demi keberhasilan saya dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah

mereka berikan kepada saya menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di

dunia di akhirat.

Saya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

x

yang setinggi - tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam‟an, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA. CSP, selaku Ketua Program

Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Hj. Ruliaty,SE., MM, selaku pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Wahyuni, SE.,M.Ak, selaku pembimbing II yang berkenan membantu

selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah menuangkan ilmunya

kepada saya selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan - rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Seluruh sahabat - sahabatku Jhoin Sarjono dan Aco Rachmad M, yang

senantiasa menemani dalam suka dan duka, penuh canda dan tawa, terima

kasih atas supportnya selama ini.

xi

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritiknya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah - mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Makassar, Agustus 2021

DIAN RAHMAT WIJAYA

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ................................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ ii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 5

xiii

D. Manfaat Penelitian...................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 6

A. Tinjauan Teori ...................................................................................6

1. Teori Keagenan (Agency Theory) ........................................... 6

2. Anggaran Dana Desa

a. Desa ................................................................................. 7

b. Pemerintah Desa ................................................................ 7

c. Dana Bagi Hasil Pajak dan Retribusi (BPHK) ................ 10

d. Alokas Dana Desa (ADD) ................................................ 10

e. Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) ..................... 11

f. Kegunaan Alokasi Dana Desa (ADD) ............................. 12

g. Faktor Pendorong Pelaksana ADD ................................. 12

h. Faktor Penghambat Pengelolaan ADD .......................... 13

B. Tinjauan Empiris .......................................................................13

C. Kerangka Konsep .................................................................... 28

BAB III METODEDOLOGI PENELITIAN ............................................ 32

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 32

B. Fokus Penelitian ........................................................................... 32

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 32

D. Sumber Data ................................................................................. 32

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 33

F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 33

G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 35

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 35

xiv

1. Sejarah Singkat .................................................................... 35

2. Letak Geografis .................................................................... 35

3. Kondisi Demografi ................................................................. 36

4. Struktur Organisasi Pemerintah Desa .................................. 37

B. Hasil Penelitian .............................................................................. 44

1. Perencanaan ......................................................................... 44

2. Pelaksanaan .......................................................................... 48

3. Pelaporan .............................................................................. 54

4. Pertanggungjawaban ............................................................ 56

C. Pembahasan ................................................................................. 58

1. Analisis Perencanaan ............................................................ 59

2. Analisis Pelaksanaan ............................................................ 59

3. Analisis Pelaporan ................................................................. 59

4. Analisis Pertanggungjawaban ............................................... 60

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 64

A. Kesimpulan .................................................................................. 64

B. Saran ............................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 21

Tabel 4.1 Data Penduduk Desa Sondong Layuk 36

Tabel 4.2 Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa 52

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep 31

Gambar 4.1 Struktur Organisasi 37

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penelitian 68

Lampiran 2 Daftar Pertanyaan 69

Lampiran 3 Dokumentasi Wawancara 71

Lampiran 4 Dokumentasi Realisasi Penggunaan (ADD) 72

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dampak positif dari otonomi daerah adalah terjadinya perubahan sistem

pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi.

Desentralisasi dalam otonomi daerah berarti adanya pelimpahan wewenang

dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Perlimpahan wewenang

tersebut berarti pemberian kewenanagan dan keleluasaan kepada daerah

untuk mengelolah dan memanfaatkan sumber daya daerah secara optimal.

Meskipun titik berat otonomi di letakkan pada tingkat kabupaten/kota, namun

secara esensi sebenarnya kemandirian tersebut harus di mulai dari level

pemerintahan di tingkat paling bawah, yaitu desa.

Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan serta kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/ atau hak tradisional yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang

Desa). Desa memiliki peran penting dalam menyelenggarakan urusan

pemerintah umum serta pelayanan kepada masyarakat secara lebih terarah,

terfokus dan lancar terutama program kegiatan pemerintah desa yang

bersentuhan langsung pada kepentingan masyarakat desa dengan dasar

pertimbangan bahwa akan memberikan suatu kehidupan yang layak dan

makmur bagi masyarakat desa (Kehik dan Mael; 2017).

2

Desa sebagai pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan

masyarakat menjadi fokus utama dalam pembangunan pemerintah, hal ini

dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia ada di pedesaan.

Berdasarkan Peraturan PemerintahNomor 72 tahun 2005 tentang Desa

pasal 68 ayat 1 poin c, menyebutkan bahwa bagian dari dana perimbangan

pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota untuk desa, paling

sedikit 10% secara proposional pembagiannya untuk setiap desa, dana ini

dalam bentuk Alokasi Dana Desa (ADD) (PP nomor 72 tahun 2005 pasal 68

ayat 1). Alokasi dana desa (ADD) merupakan dana yang dialokasikan oleh

pemerintah Kabupaten untuk desa, yang bersumber dari bagian dana

perimbangan. Alokasi Dana Desa (ADD) dimaksudkan untuk membiayai

sebagian program pemerintahan desa dalam melaksanakan kegiatan

pemberdayaan dan kelembagaan desa, pemberian tunjangan aparatur

pemerintah desa serta pemberian dana pembangunan infrastruktur

pedesaan. Untuk melaksanakan kewenangan tersebut, pemerintah desa

memiliki sumber-sumber penerimaan yang digunakan untuk membiayai

kegiatan yang dilakukannya. Salah satu hal yang paling penting untuk

diperhatikan dalam mendukung proses pelaksanaan pembangunan disetiap

desa adalah adanya kepastian keuangan untuk pembiayaan. Salah satunya

dengan penerimaan Alokasi Dana Desa (ADD) (Fathony dan Sopian,2019).

Adanya Alokasi Dana Desa (ADD) dapat membantu desa dalam

menyelenggarakan pembangunan dan pemerintah desa. Penggunaan

Alokasi Dana Desa juga harus memberikan manfaat yang sebesar -

besarnya dengan memprioritaskan kegiatan pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat desa yang bersifat mendesak untuk

3

dilaksanakan, serta lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan

kepentingan sebagian besar masyarakat desa (Fathony dan Sopian,2019).

Alokasi Dana Desa (ADD) pada masyarakat di Desa sondong layuk

diharapkan mampu untuk mengatasi berbagai persoalan yang terjadi,

khususnya yang berkaitan dengan masyarakat. Dana desa diharapkan dapat

memajukan perekonomian masyarakat secara kontinu, sehingga tidak

terbatas pada kurun waktu tertentu, namun semakin menunjukkan

perubahan demi kemajuan suatu desa.

Menurut Kehik B.S dan Mael M.Y (2017) Analisis Program Kerja Alokasi

Dana Desa dalam Peningkatan Perekonomian Masyarakat Petani di Desa

Usapinonot telah dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian antara

program, kebutuhan masyarakat dengan membertimbangkan manajemen

pengelolaan keuangan yang baik dan tepat sesuai anggaran yang telah

ditetapkan. Labaso A.H (2018) Analisis Program Kerja Alokasi Dana Desa

(ADD) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Tongko Kecamatan Lage

Kabupaten Poso menyimpulkan dalam pemanfaatan dana ADD belum

sesuai dengan ketentuan undang - undang yang berlaku karena pemirintah

desa lebih mengutamakan dana untuk belajan aparatur dan operasional

dibandingkan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat. Ruru N et.al

(2017) Analisis Penerapan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Upaya

Meningkatkan Pembangunan Desa telah menerapkan alokasi dana desa

sudah berjalan sesuai peraturan Bupati No. 22 Tahun 2016 tentang

pemberian alokasi dana desa se - Kabupaten Minahasa Utara.

Berdasarkan penetian awal penulis yang penulis lakukan, diperoleh

informasi dari masyarakat masyarakat menggambarkan bahwa Program

4

Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Sondong Layuk, Kecamatan

Mambi, Kabupaten Mamasa masih terdapat permasalahan baik dibidang

perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggung jawaban

keuanagan desa (ADD). Pada tahapan perencanaan penggunaan ADD lebih

cenderung pada program yang dilakasanakan dibuat oleh kepala desa

sehingga pada saat musyawarah rencana pembangunan tokoh masyarakat

yang hadir kesannya hanya sebatas untuk mendengar. Pada tahap

pembahasan rencana penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) yang di

hadirkan orang -orang tertentu saja sementara dari hasil pembahasan

rencana pengguaan Alokasi Dana Desa (ADD) tidak di informasikan kepada

masyarakat secara umum sehingga partisipasi masyarakat yang cenderung

apatis pada kegiatan yang dilakukan oleh pengelolah Alokasi dana desa

(ADD).

Meskipun Dana Desa merupakan dana yang cukup besar dalam

menunjang program - program desa. Untuk hal tersebut, maka peran

pemerintah desa sangat penting dalam mengelola Alokasi Dana Desa (ADD)

tersebut. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini

menjadi bahan peneliti dengan judul Analisis Program Kerja Alokasi Dana

Desa (ADD) Pada Desa Sondong Layuk, Kecamatan Mambi, Kabupaten

Mamasa).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah, bagaimanakah analisis Program Kerja Alokasi

Dana Desa pada desa Sondong Layuk, Kecamatan Mambi, Kabupaten

Mamasa?

5

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui Analisis

Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) pada Desa Sondong Layuk,

Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bukti

empiris dari penelitian serupa sehingga dapat digunakan sebagai

rekomendasi bagi penelitian sejenis yang akan dilakukan dimasa

yang akan datang.

b. Penelitian dapat dijadikan sebagai bahan untuk melakukan kajian

dan diskusi mengenai Program Kerja Alokasi Dana Desa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis: menambah pengetahun dan pengalaman penelitian

khusus yang berhubungan dengan program Alokasi Dana Desa

(ADD).

b. Bagi aparatur desa: dapat dijadikan rujukan dalam pengambilan

keputusan untuk sebagai pedoman program alokasi Dana Desa

(ADD).

c. Bagi mahasiswa: dapat dijadikan sebagai suatu informasi tentang

Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD).

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Teori

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori agensi atau teori keagenan adalah sebuah teori yang

mempunyai sudut pandang bahwa principal yang dalam hal ini adalah

pemilik atau manajemen puncak membawahi agent untuk melaksanakan

tugas efektif, efisien dan ekonomis sesuai dengan prinsip value for

money. Dalam teori keagenan terdapat dua pihak yang melakukan

kesepakatan atau kontrak, yaitu pihak yang memberikan kewenangan

yang disebut agent (Jensen dan Meckling, 1976).

Teori keagenan menjelaskan tentang dua pelaku ekonomi yang saling

bertentangan yaitu principal dan agent. Hubungan keagenan merupakan

suatu kontrak dimana suatu atau lebih orang (principal) memerintahkan

orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal serta

memberi wewenang kepada agent membuat keputusan yang terbaik

bagi principal (Ichsan, 2013). Jika principal dan agen memiliki tujuan

yang sama maka agen akan mendukung dan melaksanakan semua yang

diperintahkan oleh principal. Hubungan principal dengan agent dapat

dilihat dalam pengelolaan dana desa. Pemerintah sebagai principal dan

masyarakat desa sebagai agen.

7

2. Anggaran Dana Desa

a. Desa

Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa disebutkan

bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal - usul, dan/hak tradisional yang

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Menurut Sutardjo Kartodikusumo (1953), Desa adalah suatu

kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang

berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Sedangkan

menurut Saniyanti Nurmuharimah (2013), Desa merupakan wilayah

yang dihuni oleh masyarakat yang memiliki sistem pemerintahan

sendiri.

Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan Desa

adalah suatu wilayah yang memiliki suatu kesatuan penduduk atau

masyarakat yang berwenang mengatur dan mengurus urusan

pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

b. Pemerintah Desa

Pengertian pemerintah atau pemerintahan adalah proses, cara,

perbuatan memerintah yang berdasarkan demokrasi, gubernur

memegang tampuk di daerah tingkat I, segala urusan yang

dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan

masyarakat dan kepentingan negara.

8

Pemerintah desa merupakan bagian dari pemerintahan nasional,

yang penyelenggaraannya ditujukan kepada desa. Pemerintahan

desa adalah suatu proses dimana usaha - usaha masyarakat desa

yang bersangkutan dipadukan dengan usaha - usaha pemerintah

untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Disamping kewenangan dan hak yang dimiliki kepala desa, dalam

konteks Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

pemerintah Desa adalah kepala desa yang dibantu oleh perangkat

desa lainnya dan badan permusyawaratan desa (BPD) dalam

menjalankan tugasnya. Pada pasal 26 ayat 2 menyatakan, bahwa

dalam melaksanakan tugas kepala desa berwenang:

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa;

2. Mengangkat dan memberhentikan perangkat desa;

3. Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan asset desa;

4. Menetapkan peraturan desa;

5. Menetapkan anggaran dan belanja desa;

6. Membina kehidupan masyarakat desa;

7. Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat desa;

8. Membina dan meningkatkan perekonomian desa serta

mengintegrasikan agar mencapai perekonomian skala produktif

untuk sebesar - besarnya kemakmuran masyarakat desa;

9. Mengembangkan sumber pendapatan desa;

10. Mengusulkan dan menerima pelimpahan Sebagian kekayaan

negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa;

11. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat desa;

9

12. Memnfaatkan teknologi tepat guna;

13. Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;

14. Mewakili desa didalam dan diluar pengadilan untuk menunjuk

kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang - undangan; dan

15. Melaksanakan wewnang lain yang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang - undangan.

Berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh kepala desa maka

secara hukum memiliki tanggung jawab yang besar, oleh karena itu

untuk efektif harus ada pendelegasian kewenangan kepada para

pembantunya atau pemberi mandate. Oleh karena itu, dalam

melaksanakan kewenangan kepala desa diberikan sebagaimana

ditegaskan pada pasal 26 ayat 3 undang – undang Nomor 6 Tahun

2014 yaitu: dalam melaksanakan tugas kepala desa berhak:

1. Mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja pemerintah

desa;

2. Mengajukan rancangan dan menetapkan peraturan desa;

3. Menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan, dan

penerimaan lainnya yang sah serta mendapat jaminan

Kesehatan;

4. Mendapatkan perlindungan hukum atas kebijakan yang

dilaksanakan; dan

5. Memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya

kepada perangkat desa.

10

c. Dana Bagi Hasil Pajak dan Retribusi (BHPR)

Berdasarkan permendagri No. 113 Tahun 2014, bagi hasil

merupakan komponen sumber dari pendapatan desa disini yaitu,

bagi hasil pajak daerah/kabupaten/kota dan retribusi daerah.

Misalnya bagi hasil pajak bumi dan bangunan.

Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah sesuai dengan ketentuan

dalam Pasal 97 ayat (1), Pemerintah Kabupaten mengalokasikan

10% dari realisasi penerimaan bagi hasil pajak dan retribusi daerah.

Pengalokasian ke Desa dengan komposisi 60% dibagi secara

merata dan 40% dibagi secara proporsional dari realisasi pajak dan

retribusi masing - masing Desa sesuai dengan ketentuan

dalam Pasal 97 ayat (2).

d. Alokasi Dana Desa (ADD)

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Desa bahwa dana perimbangan keuangan pusat dan derah yang

diterima kabupaten/kota yang dalam pembagiannya untuk tiap desa

dibagikan secara proporsional yang disebut sebagai Alokasi Dana

Desa (ADD). Alokasi Dana Desa (ADD) menurut Undang - Undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa merupakan bagian dari dana

perimbangan yang diterima kabupaten/kota paling sedkit 10%

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setelah

dikurangi dana alokasi khusus.

Alokasi Dana Desa yang kemudian disebut ADD adalah dana

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

11

yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten dan digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan

masyarakat. (Peraturan Bupati Mamasa Nomor 2 Tahun 2019).

Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan dana yang harus

dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk desa, yang

bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan

daerah yang diterima dari kabupaten yang penggunaannya untuk

30% belanja aparatur dan operasional dan 70% untuk belanja publik

dan pemberdayaan masyarakat (Hariyani, 2018).

e. Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD)

Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) berdasarkan Undang -

Undang Nomor 6 tahun 2014 meliputi:

1) Penyiapan rencana;

2) Musrenbang desa yang melibatkan pemerintah desa, BPD, dan

kelompok masyarakat yang diawali dengan tingkat dusun hingga

tingkat desa;

3) Penetapan rencana, rencana disini merupakan pedoman

APBdesa;

4) Penetapan APBdesa;

5) Pelaksanaan pembangunan, melibatkan seluruh masyarakat

secara swakelola;

6) Pertanggungjawaban, pemerintah desa wajib menyampaikan

laporan dalam musyawarah pembangunan desa;

12

7) Pemanfaatan dan pemeliharaan

f. Kegunaan Alokasi Dana Desa

Alokasi Dana Desa digunakan untuk pembiayaan

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat serta pembinaan kemasyarakatan dengan

mempertimbangkan kebutuhan penghasilan tetap bagi Kepala Desa

dan Perangkat Desa. (Peraturan Bupati Mamasa Nomor 2 Tahun

2019).

3. Faktor Pendorong Pelaksanaan Program Alokasi Dana Desa (ADD)

Faktor pendorong pelaksanaan program alokasi dana desa (Sari,

et.al, 2014), terdiri atas :

a. Komunikasi merupakan proses terjadinya interaksi penyampaian

pesan melalui mediator. Pengaruh faktor komunikasi terhadap

implementasi adalah pada kejelasan dan isi pesan untuk dapat

dipahami secara menyeluruh oleh penerima pesan atau program.

b. Sumber daya manusia sebagai pelaksanaan kebijakan ADD sudah

baik karena rata - rata para perangkat desa memiliki pendidikan

yang cukup tinggi, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan

ADD dan mempunyai kemampuan untuk mendorong masyarakat

dengan baik.

c. Sikap pelaksana melakukan tindakan yang sudah sistematis yang

melalui musrenbang tingkat dusun, musrenbang tingkat desa

sebagai langkah awal untuk penyusunan ADD.

d. Struktur organisasi pelaksana yang jelas.

13

e. Adanya dukungan regulasi dari pemerintah, sarana dan prasarana.

4. Faktor Penghambat Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD)

Faktor penghambat pelaksanaan program alokasi dana desa (Sari,

et.al, 2014), terdiri atas :

a. Rendahnya sinkronisasi antara perencana tingkat desa dan

kecamatan maka akan mempersulit langkah desa untuk mencapai

tujuan yang diharapkan.

b. Jumlah Alokaasi Dana Desa (ADD) sebagai penunjang operasional

administrasi pemerintah masih terbatas.

c. Kurangnya insentitas sosialisasi Alokasi Dana Desa (ADD) pada

masyarakat.

B. Tinjauan Empiris

Penelitian terdahulu tentang analisis Program Kerja Alokasi Dana Desa

(ADD) pada desa sondong layuk, kecamatan mambi, kabupaten mamasa

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti/ Tahun

Judul Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

1. Ruru, et.al (2017)

Analisis Penerapan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan Desa (Studi Kasus Pada Desa Suwaan, Kecamatan Kalawat,

Kualitatif (Observasi dan Wawancara)

Berdasarkan penelitian, maka dengan dilaksanakannya penelitian tentang penerapan alokasi dana desa dalam upaya meningkatkan pembangunan desa (studi kasus pada Desa Suwaan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara) bahwa secara keseluruhan penerapan alokasi dana desa pada Desa Suwaan sudah berjalan sesuai dengan Peraturan Bupati No. 22 Tahun 2016 Tentang

14

Kabupaten Minahasa Utara)

Pemberian Alokasi Dana Desa KepadaPemerintah Desa Se- Kabupaten Minahasa Utara. Selain berdasarkan Peraturan Bupati Minahasa Utara, Penerapan Alokasi Dana Desa juga sudah sesuai dengan tujuan pada umumnya yaitu untuk meningkatkan pembangunan baik fisik maupun nonfisik. Selain itu Penerapan Alokasi Dana Desa di Desa Suwaan juga sudah sesuai dengan prinsip pengelolaan ADD yaitu transparan, akuntabel, dan partisipatif. Hal ini terlihat dari adanya keterbukaan kepada masyarakat mengenai laporan dan pelaksanaan ADD, juga dilaksanakan secara bertanggungjawab, dan melibatkan peran serta aktif segenap masyarakat setempat.

2. Kehik B.S dan Mael M.Y(2017)

Analisis pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Peningkatan Perekonomian Masyarakat Petani di Desa Usapinonot

Deskriptif Kualitatif (Observasi dan Wawancara)

Pengelolaan ADD di desa Usapinonot telah dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian antara program dengan kebutuhan masyarakat. Untuk terjaminnya seluruh rangkaian program kegiatan masyarakat dalam pengelolaan ADD maka manajemen pengelolaan keuangan yang baik dan tepat sesuai anggaran telah ditetapkan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa dana yang telah disiapkan dalam kaitannya dengan kegiatan yang menjadi urgen dalam kehidupan masyarakat dilaksanakan sesuai dengan mata anggaran yang tersedia dengan memperhitungkan dan mempertimbangkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan menjamin kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Keselarasan program kegiatan dilaksanakan dengan cara keseluruhan kegiatan pembangunan yang ada harus diarahkan pada kepentingan dan

15

kebutuhan masyarakat agar hasil dari pembangunan yang dilaksanakan tidak mubazir dan pada akhirnya masyarakat memberikan respon yang positif terhadap rangkaian kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Pertanggungjawaban dilakukan secarasistematis berdasarkan keseluruhan program kegiatan yang ada maka dengan sendirinya membuka nuansa keterbukaan atau transparansi yang bersifat positif.

3. Amarth, (2016)

Analisis Penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

Kualitatif (Observasi dan Wawancara)

Hasil penelitiannya di simpulkan bahwa penerapan system akuntabilitas Program Kerja Alokasi Dana Desa di Wilayah Kecamatan Jember sudah berdasarkan pada prinsip tanggunggugat maupun prinsip tanggungjawab dan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada. Dimana program perencanaan alokasi dana desa di Kecamatan Jember secara bertahap melaksanakan konsep pembangunan partsipatif masyarakat desa yang dibuktikan dengan penerapan

4. Kisnawati et. Al, (2018)

Transparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (Add) Di Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa Besar

Deskriptif Kualitatif (Observasi dan Wawancara)

Hasi penelitian menunjukkan bahwa transparansi manajemen keuangan ADD ketika dilihat dari aspek perencanaan dan implementasi, transparansi baik atau transparan. Ini ditunjukkan oleh jawaban responden 96,73% menjawab „‟YA‟‟ untuk aspek perencanaan 85,35% menjawab „‟YA‟‟ untuk aspek implementasi

5. Ramadhan (2017)

Pelaksanaan Prinsip GoodGovernance Dalam Alokasi Dana Desa (ADD) Di Desa Tembiling Kecamatan

Penelitian Deskriptif Kualitatif (Observasi, Wawancara dan Dokumentasi)

1. Dimensi transparansi ditemukan bahwa secara keseluruhan pada dimensi ini sudah berjalan dengan baik seperti kerjasama yang terjalin sudah dan semua masyarakat serta aparatur pemerintah sudah bekerja saling mendukung. Hanya saja terkadang permasalahan

16

Teluk Bintan Kabupaten Bintan Tahun 2015

terjadi karena biasanya tidak semua kegiatan dapat diinformasikan kepada masyarakat sehingga terjadi pemberitaan yang membuat masyarakat berpandangan negatif. Dalam mendukung terwujudnya good governance, masyarakat sebagai salah satu alat untuk mendorong berjalannya ketiga prinsip - prinsip good governance.

2. Dimensi partisipasi masyarakat dapat diketahui bahwa masyarakat yang diikutsertakan adalah perwakilan dari masyarakat desa saja. Seperti tokoh masyarakat, LPM, BPD, RW, dan RT tidak semua masyarakat dapat ikut serta dalam perumusan alokasi dana desa. Partisipasi masyarakat masih di mobilisasi mereka tidak datang dengan kesadaran sendiri dan kendala dengan waktu yang banyak digunakan masyarakat untuk aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Dalam penyusunan alokasi dana desa masyarakat desa Tembeling hanya datang untuk melihat perumusan berlangsung namun dalam menyampaikan aspirasi masyarakat tidak diberi kesempatan sepenuhnya karena dalam pembangunan desa sudah ada program yang diprioritaskan bagi desa maka tidak semua aspirasi masyarakat tersebut diterima sepenuhnya.

3. Dimensi daya tanggap dapat diketahui bahwa adanya respon cepat dari pemerintah desa berkaitan dengan pemberian informasi kepada masyarakat tentang alokasi dana desa. Hal ini dapat dilihat dari aparatur desa dalam memberikan informasi kepada masyarakat selalu disampaikan kepada masyarakat dengan melalui papan informasi, juga perangkat desa selalu turun

17

ke desa - desa bentuk dari tanggap pemerintah desa untuk meninjau apa saja yang dibutuhkan desa dan apabila informasi yang disampaikan desa tidak sampai kepada masyarakat karena masyarakat desa banyak bekerja untuk memenuhi kebutuhan maka nanti desa akan menyampaikan kepada RT informasi yang dibutuhkan masyarakat desa.

4. Dimensi akuntabilitas Alokasi Dana Desa terhadap masyarakat juga belum dapat terlaksana dengan baik. Dalam proses pembuatan sebuah keputusan dalam alokasi dana yang dibuat secara tertulis tersedia bagi warga yang membutuhkan, dengan setiap keputusan yang diambil sudah memenuhi standar etika dan nilai - nilai yang berlaku, dan sesuai dengan prinsip - prinsip administrasi yang benar, hanya saja hal ini tidak dipublikasikan dengan baik kepada seluruh masyarakat. Dan bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat berupa realisasi suatu pembangunan di desa dan dibuktikan dengan surat serah terima dengan pemerintah desa dengan masyarakat dimana tempat pembangunan itu dilaksanakan oleh pemerintahan desa.

6. Labaso A.H (2018)

Analisis pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Desa TTongko Kecamatan Lage Kabupaten Poso

Kualitatif Deskriptif (Observasi dan Wawancara)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kantor Desa Tongko Kecamatan Lage Kabupaten Poso untuk mengetahui Bagaimana Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Tongko Kecamatan Lage Kabupaten Poso peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Dalam pemanfaatan dana ADD di Desa Tongko belum sesuai dengan ketentuan Undang - Undang yang berlaku. 2. Dalam pengelolaan dana ADD di Desa Tongko

18

pemerintah lebih mengutamakan dana untuk Belanja Aparatur dan Operasional Pemerintahan Desa dibandingkan dana untuk kegiatan Pemberdayaan Masyarakat.

7. Armi Y dan Puspita R (2020)

Analisis Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Kesesuaian Kebutuhan Desa Puncaganom Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang

Kualitatif Deskriptif (Observasi dan Wawancara)

Dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau mendapatkan gambaran Program Kerja Alokasi Dana Desa dalam peningkatan perekonomian masyarakat di Desa Pucanganom. Berdasarkan hasil dan pembahasan Pengalokasian Dana Desa di Desa Pucanganom sudah cukup baik namun ada beberapa kekurangan salah satunya dalam pengalokasian dana desa dibutuhkan kesesuaian antara perencanaan dengan kebutuhan masyarakat yang ada di Desa Pucanganom. Keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah banyak masyrakat yang tidak terlalu peduli dengan adanya dana desa, hal itu mempengaruhi saaat melakukan wawancara sehingga informasi yang didapat kurang memuaskan. Selain itu penulis sulit dalam menangkap informasi yang diberikan oleh pejabat pemerintah daerah. Dalam melakukan wawancara sebelum hari H wawancara terlebih dahulu mengabari pemerintahan desa untuk melakuakan persiapan.

8. Nurohman Y.A et.al (2019)

Dana Desa Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pada Gesa Wisata Menggoro

Kualitatif Deskriptif (

Alokasi Dana Desa dan kebijakaan di Desa Menggoro secara normatif dan administratif sudah berjalan dengan baik. Namun, secara subtantif penggunaan dana desa untuk memperbaiki fasilitas Wisata Religi Jum‟at Paling belum dirasakan dampaknya oleh warga setempat. Hal ini dikarenakan kegiatan jual beli yang dilakukan dalam kegiatan tersebut masih didominasi oleh warga di luar Desa Menggoro. Hal ini berarti warga setempat tidak merasakan dampak langsung dengan adanya alokasi

19

dana desa untuk perbaikan Wisata Religi Jum‟at Paling. Kebijakan yang harus dibuat oleh pemerintah adalah mendorong warga setempat untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan penjualan di Wisata Religi Jum‟at Paling, agar tidak hanya warga luar yang memperoleh manfaat secara ekonomi akan tetapi sebagian besar warga setempat juga merasakan dampaknya. Selain itu, Pemerintah desa harus mampu mendorong tingkat partisipasi masyarakat yaitu dengan membuka ruang bagi masyarakat untuk turut mengambil bagian didalamnya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan membuka forum - forum dialog antara pemerintah desa dengan masyarakat yang mengangkat tentang isu dana desa bagi peningkatan perekonomian warga setempat dengan adanya kegiatan di Wisata Religi Jum‟at.

9. Hutami (2017)

Analisis Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Abbatireng Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo

Penelitian Deskriptif Kualitatif (Observasi, Wawancara dan Dokumentasi)

Proses Pengelolaan ADD meliputi Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporandan Pertanggungjawaban. Pengelolaan ADD yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Abbatireng Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo telah mengikuti aturan petunjuk teknis yang telah diatur dalam peraturan perundang -undangan. Namun, dalam prosesnya masih belum optimal. Hal ini terlihat dari proses pelaporan dan pertanggungjawaban yang mengalami keterlambatan. Untuk proses Pelaporan Realisasi Penggunaan ADD belum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sehingga menyebabkan keterlambatan pencairan Dana untuk tahapan berikutnya. Begitu pula dengan Pertanganggungjawaban penggunaan ADD sehingga

20

masyarakat tidak dapat mengevaluasi hasil kerja Pemerintah desa dan Pertanggungjawaban kepada Pemerintah daerah yang tidak dilaksanakan dengan tepat waktu.

10. Luju E et.al (2020)

Pengaruh Alokasi Dana Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pemberdayaan Masyarakat Desa Di Desa Bloro Kecamatan Nita Kabupaten Sikka

Deskriptif dan Asosiatif (Observasi dan Wawancara)

1. Berdasarkan hasil analisis deskritif dapat disimpulkan bahwa Variabel Program Kerja Alokasi Dana Desa dikategorikan baik, Variabel Pemberdayaan Masyarakat dikategorikan Cukup Baik, sedangkan Variabel kesejahteraan masyarakat dikategorikan cukup tinggi. 2. Berdasarkan hasil analisis jalur, Program Kerja Alokasi Dana Desa berpengaruh signifikan terhadap Pemberdayaan Masyarakat. Hal ini terbukti dengan besarnya nilai signifikan 0,014 lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima, dengan demikian apabila Program Kerja Alokasi Dana Desa diberikan dengan lebih baik maka Pemberdayaan Masyarakat Desa Bloro Kecamatan Nita Kabupaten Sikka akan meningkat secara signifikan. 3. Berdasarkan hasil analisis jalur, Program Kerja Alokasi Dana Desa berpengaruh signifikan terhadap Kesejahteraan Masyarakat. Hal ini terbukti dengan besarnya nilai signifikan 0,002 lebih kecil dari 0,05 maka H2 diterima, dengan demikian apabila Program Kerja Alokasi Dana Desa diberikan dengan lebih baik maka Kesejahteraan Masyarakat Desa Bloro Kecamatan Nita Kabupaten Sikka akan meningkat secara signifikan. 4. Berdasarkan hasil analisis jalur, Pemberdayaan Masyarakat berpengaruh signifikan terhadap Kesejahteraan Masyarakat. Hal ini terbukti dengan besarnya nilai signifikan 0,006 lebih kecil dari 0,05 maka H3 diterima, dengan demikian apabila Pemberdayaan Masyarakat

21

C. Kerangka Konsep

Undang - undang nomor 6 tentang desa menyebutkan bahwa Desa

adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya

disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan

dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desa memiliki peran yang sangat penting dalam menyelenggarakan

urusan pemerintahan umum desa serta pelayanan kepada masyarakat

secara lebih terarah, terfokus dan lancar terutama program kegiatan

dilakukan dengan lebih baik maka Kesejahteraan Masyarakat Desa Bloro Kecamatan Nita Kabupaten Sikka akan meningkat secara signifikan. 5. Berdasarkan hasil analisis jalur, pengaruh langsung variable Program Kerja Alokasi Dana Desa terhadap Kesejahteraan Masyarakat sebesar 0.276. Pengaruh langsung ini lebih besar jika dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung variabel Program Kerja Alokasi Dana Desa terhadap Kesejahteraan Masyarakat melalui Pemberdayaan Masyarakat yang hanya sebesar 0.063. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) dalam penelitian ini ditolak. Hasil analisis ini menunjukan bahwa Variabel pemberdayaan masyarakat di Desa Bloro Kecamatan Nita Kabupaten Sikka belum sepenuhnya efektif dalam mempengaruhi Kesejahteraan Masyarakat.

22

pemerintah desa yang bersentuhan langsung dengan kepentingan

masyarakat desa dengan dasar pertimbangan bahwa akan memberikan

suatu kehidupan yang layak dan makmur bagi masyarakat desa (Suhairi,

2016).

Adapun salah satu strategi pemerintah agar desa menjadi mandiri dan

otonom dengan memberikan alokasi dana desa (ADD). Alokasi Dana Desa

(ADD) merupakan bantuan Keuangan dari Pemerintah Kabupaten Mamasa

kepada Pemerintah Desa yang berasal dari Anggaran Pendapatan

Kabupaten Mamasa, adalah untuk membiayai program Pemerintahan Desa

dalam melaksanakan kegiatan Pemerintahan dan Pemberdayaan

Masyarakat.

Desa sondong layuk merupakan salah satu desa yang berada di

kecamatan mambi yang menerima pemberian Alokasi Dana Desa (ADD).

Pemerintah yang transparansi dalam mengelola alokasi dana desa dan

sesuai dengan program kerja jika Alokasi Dana Desa (ADD) disesuaikan

dengan kebutuhan masyarakat. Ada beberapa tahap yang dilakukan

pemerintah dalam mengelolah Alokasi Dana Desa (ADD):

1. Tahap Program

Program Alokasi Dana Desa (ADD) dilaksanakan dalam rangka

pengembangan ekonomi masyarakat dan menekankan pada proses

motivasi berpartisipasi dalam pembangunan desa dan dimulai dari Kepala

Desa selaku penanggungjawab dana desa dan mengadakan

musyawarah desa untuk membahas rencana penggunaan dana desa,

yaitu dihadiri oleh unsur pemerintah desa, Badan Permusyawaratan

Desa, lembaga kemasyarakatan desa dan tokoh masyarakat.

23

2. Tahap Pelaksanaan

` Pelaksanaan kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam APBDesa yang

pembiayaannya bersumber dari dana desa sepenuhnya dilaksanakan

oleh Tim Pelaksana Desa, dengan tujuan memberikan penjelasan bahwa

pelaksanaan kegiatan fisik dan non fisik telah berjalan dengan baik

berdasarkan aturan hukum yang berlaku.

3. Tahap Pelaporan

Pertanggungjawaban Pelaporan alokasi dana desa pelaksana

APBDesa sesuai dengan Peraturan bupati mamasa tahun 2016 pasal 14

tentang pelaporan alokasi dana desa. Untuk memberikan landasan

hukum bidang keuangan desa, sumber keuangan desa, pengelolaan

keuangan desa dan anggaran pendapatan dan belanja desa.

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD)

Kesejahteraan

Masyarakat

Pemerintah

Perencanaan Pelaksanaan

Pertanggungjawaban

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang

dilandasi filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan

secara purposive dan snowball, tekhnik pengumpulan dengan tri - anggulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan arti dari pada generalisasi (Sugiyono, 2011:15).

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini akan difokuskan pada analisis Program Kerja Alokasi Dana

Desa yang objek utamanya merupakan di kantor desa Sondong Layuk yang

ada di Mamasa, Sulawesi Barat.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sondong Layuk, Kecamatan Mambi,

Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Waktu pelaksanaan Penelitian

dilakukan selama 2 (dua) bulan pada bulan September sampai bulan

November Tahun 2020.

D. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari: 1) Informan, yang terdiri dari informan kunci

adalah Kepala Desa Sondong Layuk dan informan lain yang dipilih secara

33

sengaja dalam rangka melakukan wawancara secara purposif; 2) tempat dan

peristiwa yang merupakan sumber data tambahan, dan 3) dokumen sebagai

sumber data lain yang melengkapi data utama.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam,

observasi dan dokumentasi.

1. Wawancara adalah proses memperoleh keteranagan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatab muka antar

pewawancara dengan narasumber (Nazir: 1998).

2. Observasi adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala - gejala yang di

selidiki.

3. Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data

dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan

gambar berupa laporan serta keterangan yang mendukung penelitian

(Sugiyono; 2015: 329)

F. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah

peneliti menggunakan alat bantuan wawancara, panduan observasi dan

pengambilan dokumentasi.

G. Teknik Analisis Data

Metode pengelolaan dan analisis data yang digunakan peneliti adalah

analisis kualitatif. Analisis kualitatif merupakan penelitian yang datanya

dinyatakan dalam bentuk variable dan dianalisis tanpa menggunakan teknik

34

statistik. Dalam penelitian kualitatif, langkah penelitian baru diketahui dengan

jelas setelah penelitian selesai.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematik

data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan -

bahan lainnya, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat di

informasikan kepada orang lain

Daftar Pertanyaan

1. Tahap Perencanaan

Bagaimana pemerintah desa mensosialisasikan proses perencanaan

Program Kerja Alokasi Dana Desa?

2. Tahap Pelaksanaan

Bagaimana pemerintah desa melaksanakan program Program Kerja

Alokasi Dana Desa?

3. Tahap Pertanggungjawaban

Bagaimana pemerintah desa melaksanakan prinsip akuntabilitas dalam

pertanggungjawaban Program Kerja Alokasi Dana Desa ?

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat

Desa Sondong Layuk terletak di kecamatan mambi kabupaten

mamasa. Pada awalnya, desa sondong layuk merupakan bagian dari

kecamatan mambi, pada saat itu berstatus dusun Loka‟. Karena

perkembangan, maka dusun Loka‟ memekarkan menjadi desa. Kemudian

berubah nama menjadi sondong layuk yang artinya tempat musyawarah

tertinggi. Bahasa sehari - hari yang digunakan masyarakat desa Sondong

Layuk adalah bahasa mandar.

2. Letak geografis

a. Batas Wilayah

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bambang (Desa

Salu keppo)

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bambang (Desa

Salu Assing)

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sendana

Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Mambi dan Desa

Bujung Manurung

b. Luas Wilayah

Desa sondong layuk memiliki luas wilayah yang tidak terlalu

besar, Desa sondong layuk jika menilik ke desa lainnya yang terdapat

di Kecamatan Mambi adalah menjadi salah satu Desa yang memiliki

wilayah administratif terkecil. Namun demikian, dengan tidak terlalu

36

besarnya wilayah yang harus di kembangkan oleh pemerintah Desa

Sondong Luyuk maka hal itu dirasa akan cukup membantu dalam

meningkatkan potensi yang terdapat di Desa Sondong Layuk pada

masa ke masa.

Secara geografis Desa Sondong Layuk merupakan salah satu

Desa di Kecamatan Mambi yang mempunyai luas wilayah mencapai

4 km2 atau 2,80% dari luas wilayah Kecamatan Mambi.

3. Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Desa Sondong Layuk 428 jiwa terdiri dari 212 jiwa

laki - laki dan 216 jiwa perempuan. Desa Sondong Layuk merupakan

salah satu desa dari 6 Desa dan 1 Kelurahan yang ada di Kecamatan

Mambi Kabupaten Mamasa yang berada di daerah pegunungan dan

sebagian perbukitan dengan ketinggian ± 700 - 1500 m di atas

permukaan laut dan curah hujan rata - rata ± 199,59 mm, rata-rata suhu

udara 28 - 32°celcius.

Tabel 4.1

Data Penduduk Desa Sondong Layuk Berdasarkan Dusun dan Jenis Kelamin

No. Dusun Jumlah Penduduk

Total Persentase (%)

Laki – Laki

Perempuan Laki - laki

Perempuan

1. Sondong Layuk

39 41 80 9,1 9,6

2. Lokak Tengah 36 40 76 8,4 8,4

3. Bua – Bua 35 37 72 8,2 8,6

4. Tikua 35 32 67 8,2 7,5

5. Salupangi 36 33 69 8,2 7,7

6. Sappu 31 33 64 7,2 7,7

Jumlah 212 216 428 49,5 49,5

Sumber data: SIPBM Tahun 2019

37

Bentuk wilayah sebagian datar dan sebagian berbukit. Desa Sondong

Layuk terletak di sebelah barat Kecamatan Mambi dengan jarak tempuh ±

15 km yang apabila ditempuh dengan memakai roda dua hanya

menghabiskan waktu selama ± 30 menit.

4. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

a. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Desa Sondong Layuk Kecamatan Mambi

Kabupaten Mamasa Periode Tahun 2017 - 2023

Keterangan: --------------- : Garis Koordinasi : Garis Komando

KEPALA DESA HUSAIN,S.Pd

BPD

SEKRETARIS MARZUKI,S.IP

KAUR TATA USAHA

M. LENONG ABD. BASID

KAUR KEUANGAN

RAHMADI

MULIANAS

KAUR PERENCANAAN HALMIYANTARA

IHWAN

PELAKSANA TEKNIS

KASI PEMERINTAHAN

SYARIFUDDIN MUH. AKIL

KASI KESEJAHTERAAN

SURDAYANI MUHAIMIN

KASI PELAYANAN

ACO‟ ASAR DG ZAKARIA

PELAKSANA WILAYAH

KADUS SONDONG LAYUK

MUH. HASBI MUH. NARWIN

KADUS LOKA’

SUPARMAN K. SUDIRMAN

KADUS LOKA’ TENGAH

M. ISA ABD. WAHID

KADUS BUA - BUA BURHAN

ABD. ASIS

KADUS BANUA TONGGO

ABD. JAFAR SYAMSU M, S.Pd

KADUS SAPPU’

M. NADIR MAYURDIN

------------

38

b. Tugas dan fungsi

a) Tugas Kepala Desa

Kepala Desa bertugas menyelenggarakan pemerintah Desa,

melakasanakan pembangunan Desa, pembinaan

kemasyarakatan Desa, dan memberdayakan masyarakat Desa.

Kepala Desa mempunyai tugas wewenang:

1) Memimpin penyelenggaraan pemerintah Desa

2) Mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa

3) Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan asset

Desa

4) Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik

Desa

5) Menetapkan peraturan Desa

6) Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja dana Desa

(APBDesa)

7) Menetapkan PPKD

8) Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa

9) Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat

Desa

b) Pasal 32 permendagri 110/2016 tugas BPD adalah sebagai

berikut:

1) Menggali aspirasi masyarakat

2) Menampung aspirasi masyarakat

3) Mengelolah aspirasi masyarakat

4) Menyalurkan aspirasi masyarakat

39

5) Menyelenggarakan Musyawarah BPD

6) Menyelenggarakan musyawarah Desa

7) Membentuk panitia pemilihan kepala Desa

8) Menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk

pemilihan kepala desa antar waktu

9) Membahas dan menyepakati Rancangan peraturan Desa

bersama kepala Desa

10) Melaksanakan pengawasan terhadap kinerja kepala Desa

c) Adapun tugas dan fungsi Sekretaris Desa adalah:

1) Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,

administrasi surat menyurat, arsip dan ekspedisi

2) Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi

perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan

kantor, penyiapan administrasi dan perlengkapan rapat,

inventarisasi dan pengadministrasian asset, urusan

perjalanan dinas, dan pelayanan umum.

3) Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan

administrasi sumber - sumber pendapatan dan pengeluaran,

verifikasi administrasi keuangan, administrasi penghasilan

perbekel, administrasi penghasilan perangkat desa,

administrasi tunjangan basan permusyawaratan desa,

administrasi keuangan lembaga pemerintah desa lainnya,

dan pengadministrasian pertanggungjawaban keuangan

desa.

40

4) Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun

anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventaris

data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring

dan evaluasi program, pengadministrasian dan fasilitasi

penyusunan rencana pembangunan jangka menengah desa

dan rencana kerja pemerintah desa serta penyusunan

laporan perbekel

d) Tugas Keuangan (Bendahara Desa)

1) Menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar

menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan

penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan

desa dalam rangkaa pelaksanaan APBDesa

2) Bendahara desa wajib melakukan pencatatan setiap

penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku

setiap akhir bulan secara tertib

3) Bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan uang

melalui laporan pertanggungjawaban. Laporan

pertanggungjawaban disampaikan setiap bulan kepada

kepala desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya

e) Kaur Umum bertugas:

1) Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah

dinas

2) Melaksanakan administrasi surat menyurat

3) Melaksanakan arsip dan ekspedisi pemerintah desa

4) Melaksanakan penataan administrasi perangkat desa

41

5) Penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor

6) Penyiapan rapat - rapat

7) Pengadministrasian asset desa

8) Pengadministrasiann perjalanan dinas

9) Melaksanakan pelayanan umum

f) Kaur Pembangunan memiliki tugas mengkoordinasikan urusan

perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan

dan belanja desa, menginventariskan data dalam rangka

pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program,

serta penyusuan laporan.

g) Kaur Pemerintahan mmemiliki tugas membantu kapala desa

dalam melaksanakan administrasi kependudukan, administrasi

pertahanan, pembinanaan, ketentraman dan ketertiban

masyarakat desa, mempersiapkan bahan perumusan kebijakan

penataan, kebijakan dalam penyusunan produk hukum desa

h) Permendagri 84/2015 pasal 9 ayat 3 huruf (b) Kasi kesejahteraan

rakyat (Kesra) bertugas:

1) Melaksanakan pembangunan sarana prasaran perdesaan

2) Melaksanakan pembangunan bidang pendidikan

3) Melaksanakan pembangunan bidang kesehatan

4) Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang budaya

5) Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang ekonomi

6) Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang politik

7) Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang

pemberdayaan keluarga

42

8) Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang

lingkungan hidup

9) Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang

olahraga, dan

10) Tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat bidang karang

taruna

i) Kaur Administrasi memiliki tugas:

1) Melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap

pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat desa

2) Meningkatkan upaya partisipasi masyarakat

3) Melaksnakan pelestarisan nilai sosial budaya masyarakat

desa

4) Melaksanakan pelestarian nilai keagamaan masyarakat

desa, dan

5) Melaksanakan pelestarian nilai ketenagakerjaan masyarakat

desa.

j) Permendagri No.8 Tahun 2016 pasal 10 Tugas Kepala Dusun:

1) Pembinanaan ketentraman dan ketertiban pelaksanaan

upaya perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan

dan penata dan pengelolaan wilayah

2) Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya

3) Melaksanakan pembinanaan kemasyarakatan dalam

meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat

dalam menjaga lingkungannya

43

4) Melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dalam

menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan.

c. Visi dan Misi Desa Sondong Layuk

a) Visi

Terbangunnya tata kelola pemerintahan desa yang baik dan

bersih guna mewujudkan kehidupan masyarakat desa yang adil,

makmur, dan sejahtera.

b) Misi

1) Melakukan evaluasi/revormasi sistem kinerja aparatur

pemerintahan desa guna meningkatkan kualitas pelayanan

kepada masyarakat.

2) Menyelenggarkan pemerintahan yang bersih, terbebas dari

korupsi serta bentuk - bentuk penyelewengan lainnya.

3) Menyelenggarakan urusan pemerintahan desa secara

terbuka dan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan

perundang - undangan.

4) Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui

pendampingan berupa penyuluhan khusus kepada UKM,

wiraswasta, dan petani.

5) Meningkatkan mutu kesejahteraan masyarakat untuk

mencapai tahap kehidupan yang lebih baik dan layak

sehingga menjadi desa yang maju dan mandiri.

44

B. Hasil Penelitian

Analisis Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD)

Ada beberapa langkah dalam Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD)

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD)

didahului dengan musyawarah perencanaan pembangunan desa

(musrenbangdesa) dengan melibatkan BPD, Aparat Desa dan

masyarakat.

Sebelum melaksanakan musrenbangdesa, pemerintah desa

membuat format RKP Desa yang melibatkan masyarakat. Setelah itu,

pemerintah desa membuat daftar kebutuhan masyarakat yang akan

disampaikan pada saat musrebangdesa. Hal ini disampaikan oleh

kepala desa Husain bahwa:

“Sebelum melakukan musrenbangdesa pertama - tama semua kepala dusun melaporkan hal - hal yang diinginkan oleh masyarakat, kemudian disampaikan pada saat musrenbangdesa”. (Hasil wawancara 15 Oktober 2020) Melaksanakan musrenbangdesa, pemerintah desa melakukan pra

rapat untuk menghasilkan program kegiatan yang ingin dilaksanakan.

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Suparman K. Selaku

kepala dusun loka bahwa:

“Pada saat ingin dilaksanakannya musrenbangdesa kadus melakukan rapat perdusun kemudian pra rapat bersama kades dan perangkat desa untuk melakukan perencanaan APBDesa, nanti pada saat musrenbangdesa ditawarkan kepada masyarakat hal yang ingin dilaksanakan”. (Hasil wawancara 15 Oktober 2020)

Terkait dengan keterlibatan masyarakat secara umum dalam

musrenbangdesa, apakah masyarakat desa sondong layuk sudah

45

mengetahui bahwa pemerintah desa mendapatkan sumber dana dari

pemerintah kabupaten yaitu Alokasi Dana Desa (ADD). Salah satu

informan yang berasal dari perangkat desa, dengan bangga

mengatakan bahwa:

“Semua masyarakat yang ada di desa sondong layuk sudah tahu, kalau pemerintah desa mendapatkan dana ADD”. (Hasil wawancara 15 Oktober 2020) Wawancara yang dilakukan dengan tokoh masyarakat yang ada di

dusun loka‟, untuk mengetahui pengetahuan mereka mengenai Alokasi

Dana Desa (ADD) dan bagaimana cara pemerintah desa memberikan

informasi kepada masyarakat jika ada kegiatan. Tokoh masyarakat

tersebut menyatakan bahwa:

“Saya tahu kalau pemerintah desa mempunyai sumber pendapatan dari pemerintah kabupaten yang disebut ADD dan biasanya ada dispanduk atau terpajang di kantor desa”. (Hasil wawancara 16 Oktober 2020) Sementara itu, ditempat yang terpisah juga melakukan wawancara

dengan tokoh masyarakat yang ada di Dusun Sondong Layuk, tokoh

masyarakat tersebut menyatakan bahwa:

“Saya biasa dengar tentang Alokasi Dana Desa (ADD) pada saat ada kegiatan desa tetapi saya kurang tahu apa fungsi ADD itu sendiri”. (Hasil wawancara, 16 Oktober 2020) Pelaksanaan dalam kegiatan Kepala Desa membentuk tim TPK

(Tim Pelaksana Kegiatan) Alokasi Dana Desa (ADD), hal ini diterangkan

oleh narasumber, Husain selaku Kepala Desa bahwa:

“Untuk pelaksanaan kegiatan Alokasi Dana Desa (ADD)ada tim pelaksana kegiatan itu tersendirinya, tujuannya untuk menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan segala sesuatu yang berkaitan dengan Alokasi Dana Desa (ADD). “tim pelaksana wajib melaporkan kepada Kepala Desa untuk lebih jelasnya ada di SK pembentukan TPK”. (Hasil wawancara, 15 Oktober 2020)

46

Setelah pemerintah desa membuat format Rencana Anggaran

Biaya (RAB) hal ini diterangkan oleh sekretaris desa Marzuki bahwa:

“Kita menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) berdasarkan harga pasar, disitulah kita bahas beberapa anggaran yang digunakan untuk pembangunan, misalnya pembangunan jalan Tani memerlukan berapa anggaran biaya”. (Hasil wawancara 18 Oktober 2020) Proses murenbangdesa dipimpin oleh Kepala Desa dan dihadiri

oleh Camat. Dalam proses musrenbangdesa dibicarakan segala

kebutuhan masyarakat baik yang telah diketahui sebelumnya maupun

yan baru disampaikan masyarakat. Hal ini berdasarkan hasil wawancara

dengan mantan sekretaris Desa Sondon Layuk, Salahuddin yang

mengatakan bahwa:

“Pada saat musrenbangdesa, dipimpin oleh Kepala Desa dan dihadiri oleh pak Camat. Kepala desa pemimpin musrenbangdesa, saat itulah usulan - usulan masyarakat dari tiap dusun akan diusulkan dikecamatan”. (Hasil wawancara, 18 Oktober 2020) Wawancara terpisah yang dilakukan denan ketua BPD Desa

Sondong Layuk memberikan keterangan bahwa: “pada saat

musrenbangdesa pemimpin musyawarah dalam hal ini kepala desa

menerima usulan dari masyarakat. Dalam pembahasan materi jika

seluruh peserta menyepakati ketetapan akhir musrenbangdesa maka

rancangan tersebut di evaluaasi kemudian di ditetapkan sebagai

RKPDesa tahun yang berjalan. Hal tersebut di terangkan oleh Amir

Denggong selaku ketua BPD Desa Sondong Layuk, mengatakan

bahwa:

“Dalam pelaksanaan musrenbangdesa kita menerima usulan - usulan dari masyarakat kita analisis sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hasil analisis tersebut sebagai rancangan RKPDesa, setelah itu menyepakati hasil musrenbangdesa”. (Hasil wawancara 18 Oktober 2020)

47

Berdasarkan pada hasil musrenbangdesa, pemerintah desa harus

membuat RKPDesa yang memuat tentang rancangan penyelenggaraan

pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan masyarakat

dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini diterangkan oleh marzuki

sebagai tim pelaksanaan kegiatan Alokasi Dana Desa (ADD) bahwa:

“Hasil kesepakatan musrenbangdesa harus dibuatkan RKPDesa yang merupakan penjabaran dari RPJMDesa dalam jangka waktu 1 tahun”. (Hasil Wawancara, 18 Oktober 2020) Musrenbangdesa adalah forum musyawarah yang membahas

usulan - usulan rencana kegiatan pembangunan desa yang berpedoman

pada prinsip perencanaan pembangunan partisipasi masyarakat desa

serta transparansi pemerintah desa kepada masyarakat. Program kerja

pada bidang pelaksanaan pembangunan desa sondong layuk telah

disepakati bersama masyarakat, tokoh masyarakat, unsur LPMD dan

BPD dalam forum musrenbangdesa, usulan pembangunan yang

diusulkan oleh masyarakat desa Sondong Layuk telah terlaksana

dengan anggaran berdasarkan RAB yang disusun oleh tim pelaksana

kegiatan (TPK) Alokasi Dana Desa (ADD).

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa sebelum melakukan

musrembang telah menerima usulan - usulan dari masyarakat yang

akan disampaikan serta dibahas dalam pra rapat. Kepala desa serta

perangkat desa akan melakukan musrembang terhadap perencanaan

ADD dan analisis terhadap usulan dari masyarakat sesuai dengan

kebutuhan masyrakat sehingga hasil analisis tersebut sebagai

rancangan RKP desa dan setelah itu menyepakati hasil musrembang

desa.

48

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam program bantuan kepada pemerintah desa,

setiap tahun bupati mamasa mengeluarkan surat yang mengatur

tentang pelaksanaan suatu program yang dapat membantu perangkat

desa. Untuk menindaklanjuti surat keputusan bupati mamasa tersebut,

maka dikeluarkan peraturan bupati mamasa Nomor 2 Tahun 2019

tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Alokasi Dana

Desa Setiap Desa Kabupaten Mamasa Tahun Anggaran 2019.

Kepala desa sebagai pelaksana Alokasi Dana Desa (ADD) dan

penanggungjawab pengelolaan kegiatan yang bersumber dari ADD. Hal

ini dibenarkan oleh kepala desa sondong layuk Husain :

“Saya selaku kepala desa penanggungjawab untuk tim pelaksana kegiatan Alokasi Dana Desa (ADD) sudah terbentuk, terdiri dari perangkat desa, LPMD dan masyarakat”. (Hasil wawancara, 15 Oktober 2020) Wawancara dilakukan dengan masyarakat untuk mengetahui

ketepatan penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) masyarakat tersebut

sebagai informan. Pelaksanaan penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD)

yang dilaksanakan oleh pemerintah desa sondong layuk mendapat

kritikan dari salah satu masyarakat yang ada di dusun Bua - bua yang

mengatakan bahwa:

“Kebanyakan program pemerintah yang tidak bermanfaat karena banyak lokasi penggunaan yang lebih layak untuk dikenakan Alokasi Dana Desa (ADD)”. (Hasil wawancara, 18 Oktober 2020) Pembangunan yang dilakukan pemerintah desa lebih cenderung

mengutamakan infrastruktur, hal tersebut diperoleh dari informan yang

berasal dari dusun Tikua bahwa:

49

“Setahu saya, Alokasi Dana Desa (ADD) itu tidak hanya digunakan untuk pembangunan saja tetapi juga digunakan untuk memberdayakan masyarakat, seperti dana kepemudaan yang dipakai untuk membeli prasarana olahraga”. (Hasil wawancara, 18 Oktober 2020) Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, disisi lain

pemerintah desa sondong layuk mendapat respon positif dalam

penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) khususnya dalam

pembangunan. Dalam melakukan pembangunan, kepala desa sondong

layuk selalu memantau proses pembangunan. Hal ini diungkapkan oleh

masyarakat yang berasal dari dusun Sappu‟ bahwa:

“Setiap ada pembangunan pasti kepala desa selalu memantau setiap proses pembangunan”. (Hasil wawancara, 18 Oktober 2020) Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah desa sekarang

sudah lumayan bagus dibandingkan dengan pembangunan yang

dilakukan oleh kepala desa sebelumnya. Hal itu diperoleh penulis

dengan melakukan wawancara dengan salah satu masyarakat yang

berasal dari dusun Sondong Layuk yang mengatakan bahwa:

“Pembangunan yang dilakukan oleh kepala desa yang sekarang sangat bagus karena banyak bangunan yang terlihat atau nyata dibandingkan dengan kepala desa sebelumnya”. (Hasil wawancara, 18 Oktober 2020) Ditempat yang terpisah kepala dusun Banua Tonggo mengatakan

jika pembangunan tahap pertama belum rampung maka dialihkan

ketahap berikutnya. Rusdin mengatakan bahwa:

“Pembangunan tahap pertama tidak jalan atau belum terlaksana maka dialihkan ketahap kedua”. (Hasil wawancara, 19 Oktober 2020)

Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan ketua PMD desa

Sondong Layuk. Jika dana tahap pertama tidak mencukupi maka

50

dialihkan penggunaan dana pembangunan ketahap kedua. Samsul

mengatakan bahwa:

“Biasanya kalau pembangunan ditahap pertama belum selesai, akan dialihkan pembangunan ketahap kedua agar pembangunan tersebut terselesaikan demi kepentingan bersama”. (Hasil wawancara, 19 Oktober 2020) Sejalan dengan pendapat tersebut ditempat yang terpisah, hasil

wawancara dengan Amir Denggong selaku ketua BPD desa Sondong

Layuk bahwa:

“Dalam melakukan pembangunan jika dana tidak cukup kepala desa menggunakan dana tahap kedua”. (Hasil wawancara, 19 Oktober 2020) Terkait dengan pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk

melihat bagaimana penggunaannya. Dalam peraturan bupati kabupaten

mamasa Nomor 2 Tahun 2019 tentang tata cara pembagian dan

penetapan rincian alokasi dana desa setiap desa kabupaten mamasa

tahun anggaran 2019. Penetapan rincian dana desa:

a. Pemerintah kabupaten mamasa mengalokasikan ADD dalam APBD

setiap tahun anggaran.

b. ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 10%

(sepeluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima

pemerintah daerah dalam APBD setelah dikurangi dana alokasi

khusus.

c. Pengalokasian ADD sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)

mempertimbangkan kebutuhan penghasilan tetap kepala desa dan

perangkat desa.

d. Rincian alokasi dana desa untuk setiap desa dikabupaten mamasa

dialokasikan secara merata dan berkeadilan berdasarkan alokasi

51

dasar dan alokasi yang dihitung dengan memperhitungkan

penduduk desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah desa, dan

tingkat kesulitan geografis setiap desa.

Penyaluran Alokasi Dana Desa (ADD):

a. Penyaluran ADD dilakukan apabila sudah ditetapkan dalam

peraturan desa tentang anggaran pendapatan belanja desa

b. ADD sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) disalurkan oleh

kabupaten kepada desa

c. Penyaluran sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) dilakukan

dengan cara pemindahbukuan dari RKUD ke rekening kas desa

d. Penyaluran dana ADD dilaksanakan melalui transfer secara

bertahap melalui bank, tahap I sebesar 25% pada bulan Februari,

tahap II sebesar 25% pada bulan Mei, tahap III sebesar 25% pada

bulan Agustus, tahap IV sebesar 25% pada bulan November

e. Penyaluran ADD dilaksanakan setelah desa memenuhi persyaratan

yang ditentukan.

Penggunaan alokasi dana desa (ADD):

a. Alokasi dana desa digunakan untuk pembiayaan penyelenggaran

pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat serta

pembinaan kemasyarakatan dan mempertimbangkan kebutuhan

penghasilan tetap bagi kepala desa dan perangkat desa.

b. Kepala desa bertanggung jawab atas penggunaan alokasi dana

desa.

c. Pemerintah daerah dapat melakukan pendampingan atas

penggunaan alokasi dana desa.

52

d. Pendampingan dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja

daerah.

Tabel 4.2 Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

Uraian Anggaran

(Rp) Realisasi

(Rp)

Lebih 7 Kurang

(Rp)

A Pendapatan

Pendapatan Transfer

Dana Desa 748.070.000 295.070.000 453.412.000

Alokasi Dana Desa 282.832.000 146.576.000 136.256.000

Bantuan Keuangan Kabupaten / Kota 57.432.600 28.716.300 28.716.300

Jumlah Pendapatan 1.088.746.600 470.362.300 618.384.300

Belanja

A Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa 12.000.000 6.000.000 6.000.000

Penghasilan Tetap dan Tunjangan Perangkat Desa 253.535.400 126.767.700 126.767.700

Penyediaan Jaminan Sosial Bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa 1.452.000 726 726

Penyediaan Operasional Pemerintah Desa (ATK, PKPKD dan PPKD DLL) 25.877.000 16.689.800 9.187.400

Penyediaan Tunjangan BPD 40.200.000 18.600.000 21.600.000

Jumlah 333.064.600 168.783.500 164.281.100

B Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa

Insentif Imam Masjid 7.200.000 3.600.000 3.600.000

Insentif Guru Ngaji 12.000.000 6.000.000 6.000.000

Insentif Kader Posyandu 12.000.000 6.000.000 6.000.000

insentif Kader KPM 2.400.000 1.200.000 1.200.000

Makanan Tambahan 9.600.000 9.600.000 0.00

Pembangunan Lapangan Olahraga 269.864.400 54.068.000 215.796.400

Jumlah 313.064.400 80.468.000 232.596.400

53

C Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa

Peningkatan Produksi Tanaman Pangan (Alat Produksi / Pengelolaan / Penggilingan ) 60.000.000 60.000.000 0.00

Jumlah 60.000.000 60.000.000 0.00

D Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat dan Mendesak Desa

Kegatan Penanggulangan Bencana 82.595.000 82.595.000 0.00

Kegiatan Penanganan Keadaan Mendesak 289.215.600 64.800.000 224.415.600

Jumlah 371.810.600 147.395.000 224.415.600

Jumlah Belanja 1.077.939.600 456.646.500 621.293.100

Surplus / Defisit 10.807.000 13.715.800 2.908.800

Silpa/Silpa Tahun Berjalan 10.807.000 13.715.800 2.908.800

Berdasarkan tabel 3 penggunaan alokasi dana desa (ADD) di desa

Sondong Layuk terlihat bahwa pencatatan penggunaan ADD telah

dilakukan dengan baik. Penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) pada

bidang operasional pemerintahan maupun pada bidang pelaksanaan

pembangunan desa telah dirinci dengan baikdan telah sesuai dengan

peraturan yang ada.

Dari hasil wawancara di atas disimpulkan bahwa kepala desa

sebagai penanggung jawab untuk tim pelalaksana kegiatan ADD setiap

pembangunan yang dilakukan cukup bagus karena banyak

pembangunan yang terlihat nyata karena biasanya kalau pembangunan

di tahap pertama belum selesai maka akan di alihkan ke pembangunan

tahap kedua agar pembangunan tersebut terselesaikan demi

kepentingan bersama. Akan tetapi, ada sebagian pembangunan yang

54

tidak bermanfaat karena banyak lokasi penggunaan yang lebih layak

untuk di kenakan ADD.

3) Pelaporan

Penerapan proses pelaporan yang telah ditentukan dalam peraturan

bupati, penulis melakukan penelitian terhadapa proses pelaporan yang

dilakukan oleh pemerintah desa di Desa Sondong Layuk dalam

melaksanakan pelaporan Alokasi Dana Desa (ADD), pelaporan

penggunaannya dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tahap pertama

dan tahap kedua hal tersebut diterangkan oleh sekretaris Desa

Sondong Layuk Marzuki menyatakan bahwa:

“Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) memang sudah ada peraturannya biasanya kita berpedoman pada peraturan yang dibuat bupati tentang teknis pengelolaan dana desa tentang pengelolaan maupun pelaporan dalam dua tahap, tahap pertama paling lambat akhir bulan Juli dan tahap kedua pelaporannya paling lambat bulan Januari”. (Hasil Wawancara, 18 Oktober 2020)

Berdasarkan hasil wawancara bahwa pelaporan tahap pertama

yaitu laporan berkala dilaksanakan pada bulan Januari dan diserahkan

paling lambat akhir bulan Juni ke BPMDK dan BPKD untuk melakukan

pencairan dana kemudian untuk laporan akhir dilaksanakan pada bulan

Agustus dan diserahkan paling lambat bulan Januari. Namun, sebelum

diterima oleh BPMKD dan BPKD, laporan tersebut diverifikasi oleh tim

pendamping kecamatan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh

kepala seksi keuangan dan asset desa di desa dinas PMD kabupaten

mamasa. Ardiansyah mengatakan bahwa:

“tim pendamping kecamatan berfungsi untuk memferifikasi pelaporan Alokasi Dana Desa (ADD) yang dibuat oleh Desa dan pencairan dana yang masuk di kecamatan kemudian dikasih masuk ke PMD dan keuangan”. (Hasil Wawancara, 20 Oktober 2020)

55

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, pelaporan

penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) terdiri atas laporan berkala dan

laporan akhir. Proses pembuatan laporan berkala dan laporan akhir

terbilang sama namun berbeda pada lampiran laporan.

Pelaporan Alokasi Dana Desa (ADD) yakni laporan berkala dan

laporan akhir yang diajukan oleh kepala desa kepada bupati untuk

BPKD yang telah diverifikasi dan mendapat rekomendasi pencairan dari

BPMDK harus disertai dengan beberapa lampiran. Untuk laporan

berkala (tahap satu) disertai dengan lampiran:

a. Peraturan desa tentang rencana pembangunan jangka menengah

desa (RPJMDesa)

b. Peraturan desa tentang rencana kerja pemerintah desa (RKPDesa)

c. LPPD akhir tahun pada tahun sebelumnya

d. LKPJ akhir tahun pada tahun sebelumnya

e. Peraturan desa tentang APBDesa tahun berjalan

f. Rencana penggunaan dana

g. Pertanggungjawaban penggunaan dana tahap dua tahun anggaran

sebelumnya

h. SPTB bermaterai Rp 6.000,- tahap sebelumnya

i. Kwitansi bermaterai Rp 6.000,-

j. Potocopi rekening pemerintah desa

k. Bebas temuan dari inspektorat daerah kabupaten mamasa

Sedangkan untuk surat permohonan pencairan Alokasi Dana Desa

(ADD) laporan akhir (tahap kedua) disertai dengan lampiran:

1) Rencana penggunaan dana

56

2) Surat pernyataan pertanggungjawaban belanja tahap

sebelumnya

3) Kwitansi bermaterai Rp 6.000,-

4) Pertanggungjawaban tahap 1 (pertama)

Berdasarkan hasil wawancara diatas pengelolan ADD dalam

pelaporannya sudah ada dan berpedoman pada peraturan yang dibuat

oleh perintah daerah tentang teknis pengelolaan maupun pelaporan

ADD dan adanya tim pemdamping yang bertugas untuk memverifikasi

pelaporan pelaporan ADD.

4) Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa (ADD) terintegrasi dengan

pertanggungjawaban APBDesa, sehingga pertanggungjawaban

tersebut adalah pertanggungjawaban APBDesa. Pertanggungjawaban

tersebut dibuat dalam bentuk laporan penyelenggara pemerintah desa

(LPPD) setiap akhir tahun dan mengacu pada peraturan bupati Mamasa

Nomor 39 b tentang pengelolaan keuangan desa. Laporan

pertanggungjawaban tersebut dibuat oleh pemerintah desa khusunya

sekretaris desa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh sekretaris

desa Sondong Layuk Marzuki menyatakan bahwa:

“Dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban saya sendiri yang buat karena sudah ada dalam peraturan bupati tentang pembuatan laporan pertanggungjawaban”. (Hasil wawancara, 18 Oktober 2020) Sesuai dengan peraturan Bupati Mamasa Nomor 2 Tahun 2019

tentang pertanggungjawaban berisi tentang:

a. Tunjangan kepala desa dan perangkat desa

57

b. Tunjangan BPD

c. Tunjangan imam desa dan guru mengaji

d. Tunjangan bendahara desa

e. Belanja operasional pemerintah desa, BPD dan Lembaga

kemasyarakatan

f. Sumber daya manusia

g. Biaya perjalanan dinas

Sejalan dengan hal tersebut dalam setiap pengeluaran desa

bendahara wajib melaporkan, menyimpan bukti berupa nota

pembelanjaan karena dalam laporan pertanggungjawaban harus disertai

dengan nota tersebut. Hal tersebut diterangkan oleh bendahara desa

Ihwan bahwa:

“Setiap melakukan pengambilan barang ditoko harus disertai dengan kwitansi, sebagai bukti pembelanjaan yang akan dilampirkan pada saat membuat pertanggungjawaban nantinya”. (Hasil Wawancara, 18 Oktober 2020) Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan

bahwa setiap bukti transaksi yang berupa nota maupun kwitansi dicatat

didalam pembukuan yang telah sesuai dengan pencatatan akuntansi.

Pembuatan pelaporan pertanggungjawaban ini dilakukan pemerintah

desa berdasarkan aturan yang ditetapkan yang tidak menyimpang. Hal

inipun merupakan wujud transparansi pemerintah desa kepada

masyarakat. Hal ini dilihat dengan adanya papan informasi mengenai

pengelolaan keuangan desa yang terpajang di kantor desa.

Dari data yang dikumpulkan oleh penulis penggunaan alokasi dana

desa di Desa Sondong Layuk, kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa

yaitu untuk pembangunan, gotong royong, perbaikan jalan tani,kegiatan

58

pembinaan masyarakat, kelompok tani, kegiatan PKK, dan sisanya

untuk operasional desa.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil tersebut, bahwa pemerintah desa Sondong Layuk telah

mengikuti dan menerapkan sistem dari Undang - Undang Nomor 6 Tahun

2014, Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang dialokasikan dengan

tujuan pemerataan kemapuan keuangan desa untuk mendanai kebutuhan

desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan

pembangunan serta pelayanan masyarakat. Sebagaimana yang tercantum

dalam Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang bagaimana

pemerintah desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan untuk kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakrsa

masyarakat dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system

pemerintahan.

Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) sebagai upaya pemerintah desa

Sondong Layuk sudah sepenuhnya menunjukkan bahwa semua program

dan pengelolaan keuangan sudah dipertanggungjawabkan secara fisik

maupun secara administrasi keuangan. Program Kerja Alokasi Dana Desa

(ADD) dari segi fisik di desa Sondong Layuk dapat dikatakan baik dan sesuai

dengan peraturan pengelolaan keuangan yang ditetapkan. Dan juga

masyarakat sudah dapat merasakan manfaat dari sarana dan prasarana

yang dibangun oleh pemerintah desa yaitu jalan tani, pembangunan wc

umum, fasilitas olahraga, pembuatan selokan dan pembuatan talud.

59

Ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah desa Sondong Layuk

dalam Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) antara lain:

1. Analisis Perencanaan

Pada tahap perencanaan Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD),

terlebih dahulu masyarakat desa Sondong Layuk melakukan

musrenbang. Karena musrenbang merupakan salah satu bentuk

transparansi program pemerintah desa kepada masyarakat dan juga

sebagai forum musyawarah yang membahas tentang rancangan

pembangunan desa, maka dari itu pemerintah harus melibatkan semua

masyarakat. Partisipasi masyarakat desa pada saat musrenbang sangat

mendukung dalam menjalankan program pembangunan dan

menyarankan apa - apa saja yang perlu dibenahi di desa agar usulan

dari masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hasil analisis

tersebut sebagai rancangan RKP desa.

2. Analisis Pelaksanaan

Pelaksanaan program kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah

desa Sondong Layuk sesuai dengan peraturan yang dibuat Bupati

Mamasa Nomor 2 Tahun 2019 setiap tahunnya tentang tata cara

pembagian dan penempatan rincian Alokasi Dana Desa (ADD). Hal ini

terlihat dengan adanya papan informasi tentang rincian anggaran

pendapatan dan program belanja desa serta adanya pembangunan yang

terlihat nyata.

3. Analisis pelaporan

Pada tahap pelaporan, pemerintah desa Sondong Layuk

melakukan penerapan proses pelaporan yang telah ditentukan dalam

60

peraturan Bupati. Pelaporan dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tahap

pertama dan tahap kedua agar pembangunan tersebut terselesaikan.

4. Analisis pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban yang dibuat oleh pemerintah desa Sondong

Layuk dalam bentuk laporan penyelenggaraan pemerintah desa (LPPD)

setiap akhir tahunnya telah mengacu pada peraturan Bupati Mamasa

Nomor 39 b tentang pengelolaan keuangan desa. Diluar dari bentuk

pelaporan kinerja seluruh aparat desa Sondong Layuk sudah

menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Pengawasan BPD

terhadap pengelolaan keuangan sudah dikatakan semaksimal mungkin

yaitu ditandai dengan adanya beberapa pembangunan infrastruktur di

desa yang sumbernya dari Alokasi Dana Desa (ADD).

Berdasarkan pembahasan diatas bahwa pemerintah desa Sondong

Layuk, Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa dalam melaksanakan

Program Kerja Alokasi Dana Desa telah sesuai dengan peraturan yang

ditetapkan oleh pemerintah daerah. Dengan demikian, perangkat desa telah

bekerja dengan efisien atau menjalankan tugas sesuai arahan. Hal ini telah

sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

keagenan. Teori keagenan (Agenchy theory) adalah sebuah teori yang

mempunyai sudut pandang bahwa principal yang dalam hal ini adalah

pemilik dan membawahi agen untuk melaksanakan tugas yang efektif,

efisien, dan ekonomis. Sesuai hasil yang dipaparkan diatas penelitian ini

sudah selaras dengan penelitian terdahulu oleh Hutami (2017) yang berjudul

Analisis Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Abbatireng,

Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo dalam proses Program Kerja Alokasi

61

Dana Desa (ADD) yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban telah mengikuti aturan

petunjuk teknis yang telah diatur dalam peraturan perundang - undangan.

Ruru, et.al (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis penerapan

Alokasi Dana Desa (ADD) dalam upaya meningkatkan pembangunan desa

bahwa kantor desa Suwaan, kecamatan Kalawat, kabupaten Minahasa

Utara secara keseluruhan penerapan Alokasi Dana Desa (ADD) sudah

berjalan sesuai dengan peraturan pemerintah daerah dan juga sesuai

dengan tujuan pada umumnya yaitu untuk meningkatkan pembangunan baik

fisik maupun non fisik serta sesuai dengan prinsip Program Kerja Alokasi

Dana Desa (ADD) yaitu transparan, akuntabel dan partisipatif.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa

Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) untuk mencapai kesejahteraan

yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban harus mengikuti peraturan perundang - undangan

pemerintah yang telah ditetapkan.

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyimpulkan, proses

Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Program Kerja Alokasi

Dana Desa (ADD) yang dilakukan oleh pemerintah desa Sondong Layuk

Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa telah mengikuti aturan petunjuk

teknis yang telah diatur dalam peraturan Undang - Undang. Namun dalam

proses masih belum optimal. Hal ini terlihat bahwa tujuan dari program

Alokasi Dana Desa di desa Sondong Layuk, Kecamatan Mambi, Kabupaten

Mamasa dapat dikatakan tercapai yaitu peningkatan pembangunan

infrastruktur.

B. Saran

Proses Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) yang dilakukan oleh

pemerintah desa Sondong Layuk sebaiknya melakukan survey terlebih

dahulu sebelum mengalokasikan dananya sehingga pembangunan

pemerintah dilaksanakan tepat sasaran.

65

DAFTAR PUSTAKA

Amartha, A. R., Publik, D. A., & Diponegoro, U. (2016). Analisis Penggunaan

Alokasi Dana Desa ( ADD ) dalam Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di

Desa Pagersari Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

Armi, Y dan Puspita, R 2020.Analisis Pengeloaan Alokasi Dana Desa Dalam Kesesuaian Kebutuhan Desa Puncaganom Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang, (Online). Vol. 2 No. 1, (https://ojsapaji.org/index.php/apaji/article/view/8/8, diakses 31 Agustus 2020).

Dewi, N.S. 2018. Pengaruh Prinsip Good Governance Terhadap Pengelolaan Alokasi Dana Desa. Skripsi Ekonomi dan Bisnis. Akuntansi, Institut Irfomatika dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung.

Hutami, A.S.S. 2017. Analisis Pengeloaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Abbatireng Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo, (Online). Vol. 10, No. 1, (http://journal.unhas.ac.id/index.php/government/article/view/8033, diakses 9 April 2020)

Ichsan, Randhy. 2013. “Teori Keagenan (Agency Theory). 12 Januari (https://bungrandhy.wordpress.com/2013/01/12/teori-keagenan-agencytheory, Diakses tanggal 3 April 2021 pkl 16.00 WIB).

Kehik, B.S dan Mael, M.Y. 2017. Analisis Pengeloaan Alokasi Dana Desa dalam Peningkatan Perekonomian Masyarakat Petani di Desa Usapinonot, (Online). Vol. 2, No. 4, (https://savana-cendana.id/index.php/AG/article/view/319, diakses 29 April 2020).

Kisnawati, B., Astini, Y., dan Oktaviani, N. R. 2018. tentang Transparansi Dan

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (Add) Di

Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa Besar

Labaso, A.H. 2018. Analisis Pengeloaan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Desa TTongko Kecamatan Lage Kabupaten Poso (Online).Vol. 18 No. 1, (https://ojs.unsimar.ac.id/index.php/EkoMen/article/view/286/270, diakses 31 Agustus 2020).

Luju, E. et.al 2020.Pengaruh Alokasi Dana Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pemberdayaan Masyarakat Desa Di Desa Bloro Kecamatan Nita Kabupaten Sikka, (Online).Vol. 7 No. 1, (http://unibba.ac.id/ejournal/index.php/akurat/article/download/182/170, diakses 31 Agustus 2020).

Mardiasmo. 2017. Akuntansi Sektor Publik . Edisi IV. Yogyakarta : CV. Andi

Offset.

66

Nurohman Y.A et.al 2019.Analisis Pengeloaan Alokasi Dana Desa Dalam Kesesuaian Kebutuhan Desa Puncaganom Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang, (Online) Vol. 7, No. 1 (http://jurnal.stiebankbpdjateng.ac.id/jurnal/index.php/magisma/article/view/38/48, diakses 31 Agustus 2020).

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

Peraturan Bupati Mamasa Nomor 2 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Alokasi Dana Desa Setiap Desa Kabupaten Mamasa Tahun Anggaran 2019

Ruru, N. et.al. 2017. Analisis Penerapan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan Desa (Studi Kasus Pada Desa Suwaan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara), (Online). Vol. 12, No. 1, (https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/view/17140, diakses 29 April 2020).

Saputra, I.W. 2016. Efektivitas Pengeloaan Alokasi Dana Desa pada Desa

Lembean Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Tahun 2009 - 2014,

(Online). Vol. 6, No. 1,

(https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPE/article/view/6597, diakses 9

April 2020).

Suhairi.(2016). Analisis Pendapatan Desa Terhadap Belanja Desa Pada Desa Kepayang Kecamatan Kepenuhan Hulu. Jurnal Skripsi.

Sulina, G.A.T. et.al. 2017. Peranan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Terhadap Kinerja Pemerintah Desa (Studi Kasus di Desa Kaba - Kaba, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan), (Online). Vol. 8, No. 2, (https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/S1ak/article/view/13197, diakses 29 April 2020).

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

67

LAMPIRAN

68

Lampiran 1. Surat Penelitian

69

Lampiran 2. Pertanyaan

Daftar Pertanyaan Penelitian

1. Daftar Pertanyaan Penelitian Untuk Kepala Desa

b. Bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan

bertanggungjawaban keuangan desa di desa Sondong Layuk,

kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa?

c. Apakah ada tim khusus yang dibentuk dalam mengelola Alokasi

Dana Desa (ADD)?

d. Berapa Jumlah Alokasi Dana Desa (ADD) yang diterima oleh Desa

Sondong Layuk?

e. Bagaimana pendapat anda tentang proses perencanaan Alokasi

Dana Desa (ADD)?

f. Apakah ada aturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan

desa khususnya Alokasi Dana Desa (ADD)?

2. Daftar Pertanyaan Penelitian Untuk Ketua BPD Desa Sondong Layuk

a. Bagaimana pendapat anda tentang proses perencanaan Alokasi

Dana Desa (ADD)?

b. Apakah ada aturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan

Alokasi Dana Desa (ADD)?

3. Daftar Pertanyaan Penelitian Untuk Sekretaris

a. Berapa jumlah Alokasi Dana Desa (ADD) yang diterima oleh Desa

Sondong Layuk?

b. Bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban keuangan di Desa Sondong Layuk?

70

c. Apakah ada aturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan

desa khususnya Alokasi Dana Desa (ADD)?

4. Daftar Pertanyaan Penelitian Untuk Bendahara

a. Berapa jumlah Alokasi Dana Desa (ADD) yang diterima oleh Desa

Sondong Layuk?

b. Bagaimana Program Kerja Alokasi Dana Desa (ADD) di desa

Sondong Layuk?

5. Daftar Pertanyaan Penelitian Untuk Tokoh Masyarakat

a. Bagaimana pendapat anda tentang proses Musrenbangdes di Desa

Sondong Layuk?

b. Apakah pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah desa

Sondong Layuk tepat sasaran?

c. Apakah anda mengetahui yang dimaksud Alokasi Dana Desa (ADD)?

d. Sebaiknya hal apa yang harus dilaksanakan pemerintah desa?

e. Menurut anda apakah program yang dilaksanakan oleh pemerintah

desa sesuai dengan keinginan masyarakat?

71

Lampiran 3. Foto Dokumentasi Wawancara

72

Lampiran 4. Dokumentasi Realisasi Penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD)

73

74