TUMOR MEDIASTINUM
Bagian Ilmu Penyakit dalam FK UWK Surabaya
Kasusnya jarang, umumnya dijumpai pada usia 30 - 50 tahun
Pada anak, tersering adalah Tumor Mediastinum Posterior, tumbuhnya di mulai dari jaringan saraf, dan sifatnya jinak
Pada dewasa, tersering adalah Tumor Mediastinum Anterior, sifatnya jinak / ganas ( Thymoma dan Lymphoma )
Tumor Mediastinum ,bila tidak ditangani timbul komplikasi
- Invasi pada jantung, pericardium dan pembuluh darah besar ( aorta dan Vena Cava ) - Mengadakan penekanan pada sumsum tulang
Tumor Mediastinum adalah tumor yang berasal dari organ yang ada dalam rongga dada / ruang mediastinum.
Batas Ruang mediastinum, adalah:Superior : Pintu masuk torak
Inferior : DiafragmaLateral : Pleura MediastinalisPosterior: Tulang belakangAnterior : Sternum
Organ yang mengisi ruang mediastinum , antara lain:- Jantung, Aorta, Esophageus, Thymus dan Trachea.
Posisi Mediastinum diantara paru
Pembagian Ruang Mediastinum
Jenis Tumor Mediastinum Berdasar Lokasinya
Mediastinum Anterior Germ cell – 60 – 70% Germ cell neoplasms adalah
jinak dan sering ditemukan pada Pria / Wanita, misal: Teratoma, Cysta Dermoid
Lymphoma – Merupakan tumor ganas, terbagi atas: Lymphoma Hodgkin dan Lymphoma non Hodgkin.
Cysta Pericardial – umumnya jinak, berasal dari pericardium
Thymoma dan Cyste Thymic – Terbanyak adalah jenis Thymoma jinak ( berkapsul/pembungkus ) , namun 30% of Thymoma berkembang sampai tumor menembus / merusak pembungkusnya
Thyroid – Umumnya tumor jinak , seperti goiter, namun dapat pula jadi ganas
Mediastinum Medius Cysta Bronchogenic – umumnya jinak, berasal
dari saluran napas Lymphoma – Merupakan tumor ganas, terbagi atas:
Lymphoma Hodgkin dan Lymphoma non Hodgkin. Germ cell – 60 – 70% Germ cell neoplasms adalah
jinak dan sering ditemukan pada Pria / Wanita, misal: Teratoma, Cysta Dermoid
Thyroid – Umumnya tumor jinak , seperti goiter, namun dapat pula jadi ganas
Tumor Tracheal – Tumor bisa jinak / ganas , misalnya: tracheobronchopathia osteochondroplastica ( jinak )
Tumor Pembuluh Darah lain – misalnya: Aneurisma Aorta
Mediastinum Posterior Haematopoiesis Extramedular – Kasusnya jarang,
berasal dari sumsum tulang ( sering diserta anemia ) Lymphadenopathy – Pembesaran kelenjar limphe Tumor Neurogenic – Sering terjadi sebagai tumor
mediastinum poisterior, terdiri dari nerve sheath neoplasms, ganglion cell neoplasms, and paraganglionic cell neoplasms. ( 70% tumor jinak )
Oesophageal abnormalities – misalnya:Achalasia oesophageal, oesophageal neoplasm and hiatal hernia.
Paravertebral abnormalities – misalnya: infeksi, malignant and traumatic tulang belakang
Thyroid - umumnya tumor jinak , seperti goiter, dapat menjadi ganas
40% kasus Tumor Mediastinum tanpa gejala Kebanyakan ditemukan secara tak sengaja
pada Thorax foto Gejala klinis dijumpai, apabila Tumor sudah
besar dan mengadakan penekanan pada organ sekitar tumor, mis: saraf spinal, jantung / pericardium atau organ lain
Gejala akibat terjadinya Pendesakan Tumor pada :› N. Phrenicus Paralise diafragma› N. reccurent Paralise Corda Vocalis› NN. Simpaticus Horner syndroma
( APEM / Anhidrosis,ptosis,Enophtalmus,Myosis)
› Esophageus disfagia ( sulit menelan )› V. Cava Sup bendungan vena ( VCSS )› Trakhea / Bronkhus atelektasis› Jantung Efusi pericard, Tamponade
jantung
Batuk , batuk darah ( haemoptisis ) Sesak, Suara serak Nyeri dada Penurunan berat badan Lymphadenopathy ( pembesaran kelenjar ) Wheezing ( sumbatan pada saluran napas
kecil ) Stridor ( sumbatan pada saluran napas
kecil )
Chest x-ray ( Posisi PA dan Lateral ) Computed tomography (CT) scan
dengan FNAB guiding Magnetic resonance imaging (MRI) Mediastinoscopy dengan biopsi
( ketepatan 95 % s/d 100%)
Timoma adalah tumor yang berasal dari thymus
Timoma ( Tumor Mediastinum anterior yang terbanyak )
Timoma adalah: tumor yang berkapsul ( jinak), namun bila terjadi invasi ( sel tumor merusak / menembus kapsul ), maka dipastikan jadi ganas, namun jarang menyebar di luar cavum thorax
Timoma jarang menimbulkan keluhan, kecuali bila tumor yang membesar sudah mengadakan penekanan terhadap organ / jaringan sekitar ( VCSS, Dysphagia, batuk atau nyeri dada )
Gejala klinis: - Miastenia gravis - Nyeri substernal, sesak, atau batuk
Pembagian stadium Timoma: I : Tumor dibungkus kapsul yang masih utuh IIA: Tumor merusak kapsul, tapi belum invasi
kejaringan IIB: Tumor menembus kapsul dan invasi ke
jaringan lemak III : Tumor menginvasi organ sekitar IVA: Tumor menginvasi Pleural atau Pericardial IVB: Tumor menyebar lewat Lympha atau
pembuluh darah
3 jenis Timoma ( PA ):- Type A ( sel epithelial berbentuk oval atau fusiform )- Type B ( sel epithel berbentuk epithelioid ) Type B dibagi 3 macam, antara lain: B1, B2, dan B3 - Type AB ( kombinasi Type A dan Type B )
o Timoma ditegakkan dengan : CT Scan thorax atau MRI
o Penanganan Timoma * Stadium I : Pembedahan ( prognose: baik )* Stadium II-III : Pembedahan dilanjutkan Radiasi * Stadium IV : Pembedahan dilanjutkan Radiasi dan Kemoterapi Cisplatin
Prognosis buruk untuk stadium III atau IV ( Invasive )
Thymoma jarang mengadakan metastase, bila mengadakan invasi / metastase yang terbanyak adalah: pada pleura, tulang, hati dan otak ( 7% kasus )
Thymoma stadium III dan IV ( survivalnya beberapa tahun )
Timoma
Timoma
Timoma
Timoma
Timoma
Teratoma, berasal dari : Embryonal cells, sering terjadi di garis tengah ( otak, tulang tengkorak, hidung, lidah, leher, mediastinum, retroperitoneum dan coxae )
Teratoma, tumor berkapsul,tersusun atas: jaringan pluripotent cells, germ cells dan embryonal cells
Karena Teratoma berkapsul, maka biasanya Jinak
Jaringan / organ yang menyusun Teratoma, misalnya: Rambut, Gigi,Tulang, kulit, Mata,dll
Teratoma jinak sering ditemukan pada wanita, sedangkan Teratoma ganas sering terjadi pada laki – laki
Teratoma, jarang terjadi pada organ padat ( jantung, hati ) atau organ berongga ( lambung dan kandug kencing ), namun sering terjadi pada tulang
Teratoma yang ditemukan pada bayi (Embryonal Teratoma)penyebabnya adalah: congenital
Embryonal Teratoma, sering terjadi pada sacrococcygeal region ( sacrococcygeal teratoma ) yang sering dijumpai pada bayi yang baru lahir
Klasifikasi Teratoma ,berdasar Maturitas: Grade 0 atau Mature ( jinak ) Grade 1 atau Immature ( masih cenderung
jinak ) Grade 2 atau Immature ( cenderung ganas ) Grade 3 atau Frankly Malignant ( ganas )
Klasifikasi Teratoma ,berdasar Konsistensinya: Teratoma Solid ( berisi jaringan / struktur
kompleks ) Teratoma Cystic ( berisi cairan / gel , seperti
cerebrospinal fluid, sebum, atau lemak )
Teratoma Campuran
Teratoma Mature, misalnya:- Cysta Dermoid- Fetus in fetu dan fetiform teratoma- Struma ovarii
o Cysta Dermoid adalah salah satu contoh Teratoma Mature, mengandung jaringan / organ ektoderm ( rambut, kulit,tulang )
Teratoma Grade 0, 1 dan 2 potensial jadi ganas Teratoma Grade 1 , sulit dibedakan dengan tumor
lainnya: ( Wilm's tumor atau Lymphoma Non-Hodgkin )
Teratoma Grade 1, nampak jinak ( sebab AFP normal ), namun potensial ganas dan memerlukan adequate follow-up.
Teratoma yang kecenderungan jadi ganas , diduga terdiri dari elemen somatic (non germ cell) malignancy
Teratoma Grade 3, adalah potensial terjadi metastase
Penanganan Teratoma Pembedahan ( Complete resection )
Teratoma dengan kapsul yang masih utuh dan belum mengadakan invasi ke organ / jaringan sekitar
Pembedahan dan dilanjutkan dengan KemoterapiTeratoma dengan kapsul yang tidak lagi utuh dan sudah invasi ke jaringan sekitar atau sudah ada kecenderungan metastase
- Cysta Bronchogenic, berasal dari Primitive foregut
- Cysta Bronchogenic, mengandung: cairan bening kadangHaemorhagic.
- Cysta Bronchogenic, disususun dari epitel columner siliata, dan dindingnya mengandung tulang rawan dan kelenjar mukus
- Cysta Bronchogenic, biasanya tidak berhubungan langsung dengan saluran napas , bila ada lubang penghubung / fistel, maka akan bakteri mudah masuk ke saluran napas
Cysta Bronchogenic, dapat terjadi bayi, anak atau dewasa
Cysta Bronchogenic, umumnya terletak di mediastinum, sementara 15% - 20% terletak di parenkhim paru
81 % penderita Cysta Bronchogenic, Asimptomatik
Cysta Bronchogenic akan menimbulkan gejala bila:- Cysta menekan jaringan sekitar ( nyeri dada )- Terjadi Infeksi ( demam , batuk )- Perdarahan ( Haemoptisis profuse )- Robekan pada trakhea, pericard, pleura - Pleuritis dan Pneumothorax ( nyeri dada & sesak napas )
Klasifikasi Cysta Bronchogenic ( berdasar lokasi ):- Mediastinum- Carina- Paratrachea- Paraesophageus- Intrapulmonal
Cysta Bronchogenic, ditegakkan diagnose dengan:Foto Thoraks, CT Scan dan Bronchoscopy.
Diagnose differential Cysta Bronchogenic, antara lain:- Abscess paru- Hydatidosis- Fungal disease - Tuberculosis - Infected bullas - Vascular malformations - Neoplasms. 6
Penanganan Cysta Bronchogenic :- Extirpasi komplet ( mengikat lokasi tempat tumor melekat ), bila extirpasi tidak komplet, maka sisa tumor akan tumbuh lagi. - Segmentektomi/Lobektomi ( lesi pada segmen / lobus ) -Aspirasi Cyste ( Transtracheal dan transpercutaneous ), tapi cara ini kadang pengambilan tumornya kurang bersih, sehingga sisa tumor akan tumbuh lagi.
Cysta Pericardial, jarang berhubungan / fistel dengan cavum pericard
Cysta Pericardial, ditegakkan dengan:- Foto Thoraks- Echocardiografi- CT Scan Thoraks- MRI
Cysta Pericardial, ditangani dengan cara:- Eksisi komplet ( reseksi denagn penuntun VATS )- Aspirasi Percutaneous surgical resection.
Terima kasihSelamat belajar