Fadli Robby A
20040310084
Refleksi Kasus
Therapi cemas non Farmakologis
Kasus
Pasien laki-laki berusia 15 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 4 hari smrs,
nyeri kepala cekot-cekot sehingga mengganggu aktivitas, cepat lelah, sering kemrungsung, os
juga mengeluh sulit tidur, karena os selalu memikirkan team sepak bolanya yang sedang
mengikuti turnamen.os mengaku cemas dan khawatir jika team sepakbolanya kalah, rasa cemas
tersebut hanya bisa di alihkan jika bermain bola, pasien tersebut didiagnosis chepalgia dan
anxietas ringan,dan diberi therapi paracetamo, diazepam, dan vitamin.
Masalah
Terapi non farmakologis yang dapat diberikan pada pasien tersebut
Pembahasan
Terapi pada pasien dengan anxietas terdiri dari terapi farmakologi maupan terapi non
farmakologi. Terapi farmakologi dengan obat-obat anticemas, yaitu:
1. Dari golongan benzodiazepin
Yang paling sering digunakan adalah golongan benzodiazepin. Obat ini mempercepat
relaksasi mental dan fisik dengan cara mengurangi aktivitas saraf di dalam otak. Tetapi
benzodiazepin bisa menyebabkan ketergantungan fisik dan pemakaian pada alkoholik
harus sangat hati-hati. Obat cemas dari golongan benzodiazepin adalah alprazolam,
klordiazepoksid (chlordiazepoxide), lorazepam, oksazolam (oxazolam), klobazam
(clobazame) dan diazepam.
1
Fadli Robby A
20040310084
Mekanisme Kerja Diazepam:
Memperkuat fungsi hambatan neuron GABA.
Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh sistem saraf pusat, terdapat dengan kerapatan
yang tinggi terutama dalam korteks otak frontal dan oksipital, di hipokampus dan dalam
otak kecil.
Pada reseptor ini, benzodiazepin akan bekerja sebagai agonis.
Terdapat korelasi tinggi antara aktivitas farmakologi berbagai benzodiazepin dengan
afinitasnya pada tempat ikatan.
Dengan adanya interaksi benzodiazepin, afinitas GABA terhadap reseptornya akan
meningkat, dan dengan ini kerja GABA akan meningkat.
Dengan aktifnya reseptor GABA, saluran ion klorida akan terbuka sehingga ion klorida
akan lebih banyak yang mengalir masuk ke dalam sel.
Meningkatnya jumlah ion klorida menyebabkan hiperpolarisasi sel bersangkutan dan
sebagai akibatnya, kemampuan sel untuk dirangsang akan berkurang.
2. Buspirone
Obat cemas dari golongan azaspirodekanedion adalah buspiron (buspirone). Obat cemas
ini nerupakan antiansietas yang efek sedatifnya relatif ringan dan tidak bereaksi dengan
alkohol. Diduga resiko timbulnya toleransi dan ketergantungan juga kecil. Efeknya baru
timbul setelah 10-15 hari, sehingga hanya digunakan untuk mengobati penyakit
kecemasan menyeluruh.
3. Hydroxyzine
Sedangkan obat cemas dari golongan piperazine adalah hydroxyzine. Hydroxyzine
diindikasikan untuk menghilngkan gejala ansietas dan ketegangan yang berhubungan
dengan psikoneurosis atau terapi tambahan untuk penyakit lainnya yang menyebabkan
kecemasan. Hydroxyzine dapat menyebabkan kantuk dan menghilangkan kesadaran,
2
Fadli Robby A
20040310084
sehingga dianjurkan untuk tidak mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin.
Hydroxyzine dapat menyebabkan kekeringan pada mulut, hidung da tenggorokan. Jika
kekeringan berlanjut hingga lebih dari dua minggu, harus periksakan ke dokter atau
dokter gigi karena kekeringan yang lama dapat menyebabkan penyakit gigi.
Sedangkan terapi non farmakologinya dapat dengan:
1) Kontrol pernafasan yang baik
Rasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin cepat, hal ini disebabkan otak "bekerja"
memutuskan fight or flight ketika respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai
oksigen untuk jaringan tubuh semakin meningkat, ketidakseimbangan jumlah oksigen
dan karbondiosida di dalam otak membuat tubuh gemetar, kesulitan bernafas, tubuh
menjadi lemah dan gangguan visual. Ambil dalam-dalam sampai memenuhi paru-paru,
lepaskan dengan perlahan-lahan akan membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol
pernafasan juga dapat menghindari srangan panik.
2) Melakukan relaksasi
Kecemasan meningkatkan tension otot, tubuh menjadi pegal terutama pada leher, kepala
dan rasa nyeri pada dada. Cara yang dapat ditempuh dengan melakukan teknik relaksasi
dengan cara duduk atau berbaring, lakukan teknik pernafasan, usahakanlah menemukan
kenyamanan selama 30 menit.
3) Intervensi kognitif
Kecemasan timbul akibat ketidakberdayaan dalam menghadapi permasalahan, pikiran-
pikiran negatif secara terus-menerus berkembang dalam pikiran. caranya adalah dengan
melakukan intervensi pikiran negatif dengan pikiran positif, sugesti diri dengan hal yang
positif, singkirkan pikiran-pikiran yang tidak realistik. Bila tubuh dan pikiran dapat
merasakan kenyamanan maka pikiran-pikiran positif yang lebih konstruktif dapat
meuncul. Ide-ide kreatif dapat dikembangkan dalam menyelesaikan permasalahan.
3
Fadli Robby A
20040310084
4) Pendekatan agama
Pendekatan agama akan memberikan rasa nyaman terhadap pikiran, kedekatan terhadap
Tuhan dan doa-doa yang disampaikan akan memberikan harapan-harapan positif.
Dalam Islam, sholat dan metode zikir ditengah malam akan memberikan rasa nyaman
dan rasa percaya diri lebih dalam menghadapi masalah. Rasa cemas akan turun. Tindakan
bunuh diri dilarang dalam Islam, bila iman semakin kuat maka dorongan bunuh diri
(tentamina Suicidum) pada simtom depresi akan hilang. Metode zikir (berupa Asmaul
Husna) juga efektif menyembuhkan insomnia.
5) Pendekatan keluarga
Dukungan (supportif) keluarga efektif mengurangi kecemasan. Jangan ragu untuk
menceritakan permasalahan yang dihadapi bersama-sama anggota keluarga. Ceritakan
masalah yang dihadapi secara tenang, katakan bahwa kondisi Anda saat ini sangat tidak
menguntungkan dan membutuhkan dukungan anggota keluarga lainnya. Mereka akan
berusaha bersama-sama Anda untuk memecahakan masalah Anda yang terbaik.
6) Olahraga
Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan. Olaharaga akan menyalurkan tumpukan stres
secara positif. Lakukan olahraga yang tidak memberatkan, dan memberikan rasa nyaman.
Pada pasien tersebut hanya di beri terapi farmakologis, yaitu diazepam untuk
cemasnya,dan tidak di beri edukasi maupun cara terapi non farmakologis lainnya, padahal selain
farmakologis ada terapi non farmakologis seperti kontrol pernafasan, relaksasi, intervensi
kognitif, pendekatan agama, keluarga, dan olah raga. Pada pasien tersebut sebenarnarnya cocok
untuk terapi olahraga, karena menurut pasien jika bermain sepakbola rasa cemasnya akan hilang.
4
Fadli Robby A
20040310084
Dokumentasi
Nama : Sdr. A
Umur : 15
Alamat : kasihan
RM :001274
5
Fadli Robby A
20040310084
Daftar Pustaka
Wijaya, Ellen. (2009). Penggunaan Obat Psikotropika Pada Usia Lanjut. Jakarta: http://www.smallcrab.com/lanjut-usia/59-lanjut-usia/498-penggunaan-obat-psikotropika-pada-usia-lanjut
----.(2009).Anxiety Dissorder.Jakarta:Forum Fobia Sosial Indonesia. http://www.fobiasosial.org/2009/07/anxiety-dissorder.html
----.(2006).Transkuiliser Minor/Obat Cemas.Jakarta:
http://www.medicastore.com/apotik_online/obat_saraf_otot/obat_cemas.htm
6
Top Related