ReferatReferat
KERATITISKERATITIS
Oleh :
Yoga Karsenda (0818011104) PEMBIMBING :dr. Yul Khaizar, Sp.M
SMF ILMU PENYAKIT MATA RSAYMETROFebruari 2013
PENDAHULUANPENDAHULUAN
ISIISI
Anatomi dan FisiologiKornea
KeratitisKeratitis
PatofisiologiPatofisiologi
KlasifikasiKlasifikasi
Keratitis superfisial
Keratitis marginal
Keratitis interstitial
KlasifikasiKlasifikasi
Keratitis BakteriKeratitis Bakteri
etiologi
Manifestasi KlinisManifestasi Klinismata merah,berair,nyeri pada mata yang terinfeksi,penglihatan silau, adanya sekretpenglihatan menjadi kabur.
Pada pemeriksaan bola mata eksternalhiperemis perikornea, blefarospasme, edema kornea, infiltrasi kornea
TerapiTerapi
. Keratitis Fungi (Jamur). Keratitis Fungi (Jamur)
etiologi
Manifestasi klinisManifestasi klinis Riwayat trauma terutama tumbuhan, pemakaian steroid topikal lama
Lesi satelit Tepi ulkus sedikit menonjol dan kering, tepi yang ireguler dan tonjolan seperti hifa di bawah endotel utuh
Plak endotel Hypopyon, kadang-kadang rekuren Formasi cincin sekeliling ulku Lesi kornea yang indolen
Keratitis fungi
TerapiTerapi
Obat-obat anti jamur yang dapat diberikan meliputi:
Polyenes termasuk natamycin, nistatin, dan amfoterisin B.
Azoles (imidazoles dan triazoles) termasuk ketoconazole, Miconazole, flukonazol, itraconazole, econazole, dan clotrimazole
Keratitis VirusKeratitis Virus
Etiologi
Herpes Simpleks Virus (HSV) merupakan salah satu infeksi virus tersering pada kornea
PatofisiologiPatofisiologi
Manifestasi KlinisManifestasi Klinis
nyeri, fotofobia, penglihatan kabur, mata berair, mata merah, tajam penglihatan turun terutama jika
bagian pusat yang terkena
Keratitis Virus Herpes Simplek
TerapiTerapiDebridementTerapi Obat
◦ IDU (Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat dalam larutan 1% dan diberikan setiap jam, salep 0,5% diberikan setiap 4 jam)
◦Vibrabin: sama dengan IDU tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep
◦Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU, diberikan 1% setiap 4 jam
◦Asiklovir (salep 3%), diberikan setiap 4 jam.◦Asiklovir oral dapat bermanfaat untuk herpes mata berat,
khususnya pada orang atopi yang rentan terhadap penyakit herpes mata dan kulit agresif.
Terapi Bedah◦Keratoplasti penetrans mungkin diindikasikan untuk
rehabilitasi penglihatan pasien yang mempunyai parut kornea yang berat
Keratitis AlergiKeratitis Alergi
Etiologi
Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua mata,
biasanya penderita sering menunjukkan gejala alergi terhadap tepung sari rumput-rumputan
Manifestasi KlinisManifestasi KlinisBentuk palpebra: cobble stone (pertumbuhan papil yang besar), diliputi sekret mukoid.
Bentuk limbus: tantras dot (penonjolan berwarna abu-abu, seperti lilin)
GatalFotofobiaSensasi benda asing Mata berair dan blefarospasme
TerapiTerapi Biasanya sembuh sendiri tanpa diobati Steroid topikal dan sistemik Kompres dingin Obat vasokonstriktor Cromolyn sodium topikal Koagulasi cryo CO2. Pembedahan kecil (eksisi). Antihistamin umumnya tidak efektif Kontraindikasi untuk pemasangan lensa kontak
KlasifikasiKlasifikasi
Keratitis Keratitis Flikten/Skrofulosa/EksemtosaFlikten/Skrofulosa/Eksemtosa
Keratitis SikaKeratitis Sika
Merupakan peradangan konjungtiva dan kornea akibat keringnya permukaan kornea dan konjungtiva.
Berkurangnya komponen lemak, seperti pada blefaritis
Berkurangnya airmata, seperti pada syndrome syrogen, setelah memakai obat diuretik, atropin atau dijumapai pada usia tua.
Berkurangnya komponen musin, dijumpai pada keadaan avitaminosis A, penyakit-penyakit yang menyebabkan cacatnya konjungtiva, seperti trauma kimia, Sindrom Steven Johnson, trakoma.
Penguapan yang berlebihan seperti pada kehidupan gurun pasir, lagoftalmus, keratitis neuroparalitika.
Adanya sikatrik pada kornea.
Keratitis NumularisKeratitis NumularisDiduga dari virus. Pada klinis, tanda-tanda radang tidak
jelas, terdapat infiltrat bulat-bulat subepitelial di kornea, dimana tengahnya lebih jernih, disebut halo (diduga terjadi karena resorpsi dari infiltrat yang dimulai di tengah).
Tes fluoresen (-). Keratitis ini kalau sembuh meninggalkan
sikatrik yang ringan
KomplikasiKomplikasi
PrognosisPrognosis
KESIMPULANKESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
American Academy of Ophthalmology. External Eye Disease and Cornea. San Fransisco 2008-2009. p. 179-90
Roderick B. Kornea. In: Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum Edisi 17. Jakarta : EGC. 2009. p. 125-49.
Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata edisi–2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2002. p.113– 116
Mansjoer, Arif M. 2001. Kapita Selekta edisi-3 jilid-1. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. Hal: 56
Thygeson P. "Superficial Punctate Keratitis". Journal of the American Medical Association.1997. 144:1544-1549. Available at : http://webeye. ophth.uiowa.edu/ dept/service/cornea/cornea.htm (accessed: Februari 2013)
Reed, KK. 2007. Thygeson's SPK photos. Nova Southeastern Univesity College of Optometry 3200 South University Drive Ft. Lauderdale, Florida. Available at: http://www.fechter.com/Thygesons.htm. (accessed: Februari 2013)
Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum. Edisi 14 Cetakan Pertama. Widya Medika.Jakarta, 2009
TERIMA KASIHTERIMA KASIH