REFERAT amp CASE
KRISIS HIPERTENSI
Disusun oleh
Ayu Paramitha
03009035
Pembimbing
dr Nurul Rahayu N SpJP
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD BEKASI
PERIODE 9 DESEMBER 2013 ndash 15 FEBRUARI 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA
1
LEMBAR PENGESAHAN
Referat dan case dengan judul
ldquoKrisis Hipertensirdquo
Ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik
Ilmu Penyakit Dalam RSUD Bekasi periode 9 Desember 2013 ndash 15 Februari 2014
Disusun oleh
Ayu Paramitha
03009035
Telah diterima dan disetujui oleh dr Nurul Rahayu N SpJP selaku dokter
pembimbing Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Jantung RSUD Bekasi pada tanggal
Januari 2014
Jakarta Januari 2014
Mengetahui
dr Nurul Rahayu N SpJP
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena dengan
rahmatNya saya dapat menyelesaikan penyusunan referat dan case yang berjudul
ldquoKrisis Hipertensirdquo tepat pada waktunya Penyusunan referat ini dimaksudkan
untuk melengkapi tugas di Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam di Rumah
Sakit Umum Daerah Bekasi
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dan membimbing saya dalam penyusunan
referat ini terutama kepada
1 dr Nurul Rahayu N SpJP
2 Perawat Bangsal Wijaya Kusum RSUD Bekasi
3 Perawat Poliklinik Jantung RSUD Bekasi
4 Rekan-rekan koasisten Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam periode
9 Desember 2013 ndash 15 Februari 2014
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak lain yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan referat ini masih ditemui
banyak kekurangan baik isi maupun format penyusunan Maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
mendatang
Akhir kata saya selaku penyusun berharap referat mengenai ldquoKrisis
Hipertensirdquo ini dapat berguna bagi rekan-rekan sekalian
Jakarta Januari 2014
Penyusun
Ayu Paramitha
03009035
3
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHANi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN1
BAB II KRISIS HIPERTENSI3
Definisi3
Epidemiologi3
Klasifikasi4
Patofisiologi7
Faktor Resiko9
Manifestasi klinis9
Diagnosis10
Diagnosis Banding13
Penatalaksanaan Krisis Hipertensi13
Prognosis30
BAB III KESIMPULAN31
BAB IV LAPORAN KASUS33
DAFTAR PUSTAKA42
4
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia dan
berkaitan erat dengan pola perilaku hidup masyarakat itu sendiri Selama kurun
waktu kehidupannya penderita hipertensi bisa mengalami peningkatan tekanan
darah yang mendadak yang disebut sebagai krisis hipertensi Keadaan ini dapat
menyebabkan kerusakan organ target yang pada akhirnya akan meningkatkan
angka kematian akibat hipertensi
Berbagai gambaran klinis dapat menunjukkan keadaan krisis HT dan
secara garis besar The Fifth Report of the Joint National Comitte on Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNCV) membagi krisis HT ini
menjadi 2 golongan yaitu hipertensi emergensi (darurat) dan hipertensi urgensi
(mendesak) (15) Membedakan kedua golongan krisis HT ini bukanlah dari
tingginya TD tapi dari kerusakan organ sasaran Seberapa besar TD yang dapat
menyebabkan krisis HT tidak dapat dipastikan sebab hal ini juga bisa terjadi pada
penderita yang sebelumnya nomortensi atau HT ringansedang
Menurut beberapa penulis 1 dari penderita hipertensi akan mengalami
krisis hipertensi dengan gangguan kerusakan organ seperti infark serebral
(245) ensefalopati (163) dan perdarahan intraserebral atau subaraknoid
(45) gagal jantung akut dengan edema paru (368) miokard infark akut atau
angina tidak stabil (12) diseksi aorta (2) eklampsia (45) dan ginjal (1)
5
Kejadian krisis hipertensi diperkirakan akan meningkat pada masyarakat
sejalan dengan meningkatnya data hipertensi seperti dikemukakan oleh majalah
the Lancet dan WHO dari 26 (tahun 2000) menjadi 29 (tahun 2025) sehingga
diperkirakan kejadian hipertensi krisis akan meningkat dari 026 menjadi 029
penduduk dewasa di seluruh dunia pada masa yang akan datang
Untuk mencegah timbulnya kerusakan organ akibat krisis hipertensi di
Indonesia perlu dilakukan upaya pengenalan dini dan penatalaksanaan krisis
hipertensi yang disepakati bersama sehingga dapat dilaksanakan oleh para dokter
di pelayanan primer ataupun di rumahsakit Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai definisi klasifikasi aspek klinik prosedur diagnostik dan pengobatan
krisis hipertensi123
6
BAB II
KRISIS HIPERTENSI
DEFENISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang
mendadak (sistole ge 180mmHg danatau diastole ge 120 mmHg) pada penderita
hipertensi yang membutuhkan penanggulangan segera
EPIDEMIOLOGI
Dari populasi Hipertensi (HT) ditaksir 70 menderita HT ringan 20
HT sedang dan 10 HT berat Pada setiap jenis HT ini dapat timbul krisis
hipertensi dimana tekanan darah (TD) diastolik sangat meningkat sampai 120 ndash
130 mmHg yang merupakan suatu kegawatan medik dan memerlukan pengelolaan
yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa penderita Angka kejadian krisis
HT menurut laporan dari hasil penelitian dekade lalu di negara maju berkisar 2 ndash
7 dari populasi HT terutama pada usia 40 ndash 60 tahun dengan pengobatan yang
tidak teratur selama 2 ndash 10 tahun Angka ini menjadi lebih rendah lagi dalam 10
tahun belakangan ini karena kemajuan dalam pengobatan HT seperti di Amerika
hanya lebih kurang 1 dari 60 juta penduduk yang menderita hipertensi Di
Indonesia belum ada laporan tentang angka kejadian ini34
KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI
7
Secara praktis krisis hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan
perioritas pengobatan sebagai berikut
1 Hipertensi Emergensi (darurat)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai dengan TD Diastolik
gt 120 mmHg dan disertai kerusakan berat dari organ sasaran yang
disebabkan oleh satu atau lebih penyakitkondisi akut (tabel I) Pada
keadaan ini diperlukan tindakan penurunan tekanan darah yang segera
dalam ukuran waktu menitjam Keterlambatan pengobatan akan
menyebebabkan timbulnya sequele atau kematian Penderita perlu dirawat
di ruangan intensive care unit atau (ICU)12
2 Hipertensi Urgensi (mendesak)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai TD diastolik gt 120
mmHg dan dengan tanpa kerusakankomplikasi minimum dari organ
sasaran TD harus diturunkan dalam 24-48 jam sampai batas yang aman
memerlukan terapi parenteral12
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis
dan pemeriksaan fisik karena baik faktor resiko dan penanggulannya berbeda
Dikenal beberapa istilah berkaitan dengan krisis hipertensi antara lain
1 Hipertensi refrakter respons pengobatan tidak memuaskan dan TD gt
200110 mmHg walaupun telah diberikan pengobatan yang efektif (triple
drug) pada penderita dan kepatuhan pasien
8
2 Hipetensi akselerasi TD meningkat (Diastolik) gt 120 mmHg disertai
dengan kelainan funduskopi KW III Bila tidak diobati dapat berlanjut ke
fase maligna
3 Hipertensi maligna penderita hipertensi akselerasi dengan TD Diastolik gt
120 ndash 130 mmHg dan kelainan funduskopi KW IV disertai papiledema
peniggian tekanan intrakranial kerusakan yang cepat dari vaskular gagal
ginjal akut ataupun kematian bila penderita tidak mendapat pengobatan
Hipertensi maligna biasanya pada penderita dengan riwayat hipertensi
essensial ataupun sekunder dan jarang terjadi pada penderita yang
sebelumnya mempunyai TD normal
4 Hipertensi ensefalopati kenaikan TD dengan tiba-tiba disertai dengan
keluhan sakit kepala yang sangat perubahan kesadaran dan keadaan ini
dapat menjadi reversible bila TD diturunkan
Tabel I Hipertensi Emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
9
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
Cedera kepala
Luka bakar
Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Tingginya TD yang dapat menyebabkan kerusakan organ sasaran tidak
hanya dari tingkatan TD aktual tapi juga dari tingginya TD sebelumnya cepatnya
kenaikan TD bangsa seks dan usia penderita Penderita hipertensi kronis dapat
mentolelir kenaikan TD yang lebih tinggi dibanding dengan normotensi sebagai
contoh pada penderita hipertensi kronis jarang terjadi hipertensi ensefalopati
10
gangguan ginjal dan kardiovaskular dan kejadian ini dijumpai bila TD Diastolik gt
140 mmHg Sebaliknya pada penderita normotensi ataupun pada penderita
hipertensi baru dengan penghentian obat yang tiba-tiba dapat timbul hipertensi
ensefalopati demikian juga pada eklampsi hipertensi ensefalopati dapat timbul
walaupun TD 160110 mmHg124
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya krisis hipertensi tidaklah begitu jelas namun
demikian ada dua peran penting yang menjelaskan patofisiologi tersebut yaitu
1 Peran peningkatan Tekanan Darah
Akibat dari peningkatan mendadak TD yang berat maka akan terjadi
gangguan autoregulasi disertai peningkatan mendadak resistensi vaskuler sistemik
yang menimbulkan kerusakan organ target dengan sangat cepat Gangguan
terhadap sistem autoregulasi secara terus-menerus akan memperburuk keadaan
pasien selanjutnya Pada keadaan tersebut terjadi keadaan kerusakan endovaskuler
(endothelium pembuluh darah) yang terus-menerus disertai nekrosis fibrinoid di
arteriolus Keadaan tersebut merupakan suatu siklus (vicious circle) dimana akan
terjadi iskemia pengendapan platelet dan pelepasan beberapa vasoaktif Trigernya
tidak diketahui dan bervariasi tergantung dari proses hipertensi yang
mendasarinya
Bila stress peningkatan tiba-tiba TD ini berlangsung terus-menerus maka
sel endothelial pembuluh darah menganggapnya suatu ancaman dan selanjutnya
11
melakukan vasokontriksi diikuti dengan hipertropi pembuluh darah Usaha ini
dilakukan agar tidak terjadi penjalaran kenaikan TD ditingkat sel yang akan
menganggu hemostasis sel Akibat dari kontraksi otot polos yang lama akhirnya
akan menyebabkan disfungsi endotelial pembuluh darah disertai berkurangnya
pelepasan nitric oxide (NO) Selanjutnya disfungsi endotelial akan ditriger oleh
peradangan dan melepaskan zat-zat inflamasi lainnya seperti sitokin endhotelial
adhesion molecule dan endhoteli-1
Mekanisme ditingkat sel ini akan meningkatkan permeabilitas dari sel
endotelial menghambat fibrinolisis dan mengaktifkan sistem koagulasi Sistem
koagulasi yang teraktifasi ini bersama-sama dengan adhesi platelet dan agregasi
akan mengendapkan materi fibrinoid pada lumen pembuluh darah yang sudah
kecil dan sempit sehingga makin meningkatkan TD Siklus ini berlangsung terus
dan menyebabkan kerusakan endotelial pembuluh darah yang makin parah dan
meluas
2 Peranan Mediator Endokrin dan Parakrin
Sistem renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA) memegang peran penting
dalam patofisiologi terjadinya krisis hipertensi Peningkatan renin dalam darah
akan meningkatkan vasokonstriktor kuat angiotensin II dan akan pula
meningkatkan hormon aldosteron yang berperan dalam meretensi air dan garam
sehingga volume intravaskuler akan meningkat pula Keadaan tersebut diatas
bersamaan pula dengan terjadinya peningkatan resistensi perifer pembuluh darah
yang akan meningkatkan TD Apabila TD meningkat terus maka akan terjadi
natriuresis sehingga seolah-olah terjadi hipovolemia dan akan merangsang renin
12
kembali untuk membentuk vasokonstriktor angiotensin II sehingga terjadi iskemia
pembuluh darah dan menimbulkan hipertensi berat atau krisis hipertensi23
FAKTOR RESIKO
Krisis hipertensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut 12
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti
hipertensi tidak teratur
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar
berat phaeochromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma
kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
MANIFESTASI KLINIS
Bidang Neurologi
o Sakit kepala hilangkabur penglihatan kejang gangguan
kesadaran (somnolen sopor coma)
Bidang Mata
o Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
Bidang kardiovaskular
13
o Nyeri dada edema paru
Bidang Ginjal
o Azotemia proteinuria oliguria
Bidang obstetri
o Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit
kepala hebat kejang jantung kongestif dan oliguri serta gangguan
kesadarangangguan serebrovaskuler
Tabel 2 Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Tekanan
darah
Funduskopi Status
neurologi
Jantung Ginjal Gastrointestin
al
gt 220140
mmHg
Perdarahan
eksudat
edema
papilla
Sakit kepala
kacau
gangguan
kesadaran
kejang
Denyut jelas
membesar
dekompensas
i oliguria
Uremia
proteinuria
Mual muntah
DIAGNOSA
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal
kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi123
1 Anamnesis
Riwayat hipertensi lama dan beratnya
14
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
LEMBAR PENGESAHAN
Referat dan case dengan judul
ldquoKrisis Hipertensirdquo
Ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik
Ilmu Penyakit Dalam RSUD Bekasi periode 9 Desember 2013 ndash 15 Februari 2014
Disusun oleh
Ayu Paramitha
03009035
Telah diterima dan disetujui oleh dr Nurul Rahayu N SpJP selaku dokter
pembimbing Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Jantung RSUD Bekasi pada tanggal
Januari 2014
Jakarta Januari 2014
Mengetahui
dr Nurul Rahayu N SpJP
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena dengan
rahmatNya saya dapat menyelesaikan penyusunan referat dan case yang berjudul
ldquoKrisis Hipertensirdquo tepat pada waktunya Penyusunan referat ini dimaksudkan
untuk melengkapi tugas di Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam di Rumah
Sakit Umum Daerah Bekasi
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dan membimbing saya dalam penyusunan
referat ini terutama kepada
1 dr Nurul Rahayu N SpJP
2 Perawat Bangsal Wijaya Kusum RSUD Bekasi
3 Perawat Poliklinik Jantung RSUD Bekasi
4 Rekan-rekan koasisten Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam periode
9 Desember 2013 ndash 15 Februari 2014
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak lain yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan referat ini masih ditemui
banyak kekurangan baik isi maupun format penyusunan Maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
mendatang
Akhir kata saya selaku penyusun berharap referat mengenai ldquoKrisis
Hipertensirdquo ini dapat berguna bagi rekan-rekan sekalian
Jakarta Januari 2014
Penyusun
Ayu Paramitha
03009035
3
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHANi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN1
BAB II KRISIS HIPERTENSI3
Definisi3
Epidemiologi3
Klasifikasi4
Patofisiologi7
Faktor Resiko9
Manifestasi klinis9
Diagnosis10
Diagnosis Banding13
Penatalaksanaan Krisis Hipertensi13
Prognosis30
BAB III KESIMPULAN31
BAB IV LAPORAN KASUS33
DAFTAR PUSTAKA42
4
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia dan
berkaitan erat dengan pola perilaku hidup masyarakat itu sendiri Selama kurun
waktu kehidupannya penderita hipertensi bisa mengalami peningkatan tekanan
darah yang mendadak yang disebut sebagai krisis hipertensi Keadaan ini dapat
menyebabkan kerusakan organ target yang pada akhirnya akan meningkatkan
angka kematian akibat hipertensi
Berbagai gambaran klinis dapat menunjukkan keadaan krisis HT dan
secara garis besar The Fifth Report of the Joint National Comitte on Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNCV) membagi krisis HT ini
menjadi 2 golongan yaitu hipertensi emergensi (darurat) dan hipertensi urgensi
(mendesak) (15) Membedakan kedua golongan krisis HT ini bukanlah dari
tingginya TD tapi dari kerusakan organ sasaran Seberapa besar TD yang dapat
menyebabkan krisis HT tidak dapat dipastikan sebab hal ini juga bisa terjadi pada
penderita yang sebelumnya nomortensi atau HT ringansedang
Menurut beberapa penulis 1 dari penderita hipertensi akan mengalami
krisis hipertensi dengan gangguan kerusakan organ seperti infark serebral
(245) ensefalopati (163) dan perdarahan intraserebral atau subaraknoid
(45) gagal jantung akut dengan edema paru (368) miokard infark akut atau
angina tidak stabil (12) diseksi aorta (2) eklampsia (45) dan ginjal (1)
5
Kejadian krisis hipertensi diperkirakan akan meningkat pada masyarakat
sejalan dengan meningkatnya data hipertensi seperti dikemukakan oleh majalah
the Lancet dan WHO dari 26 (tahun 2000) menjadi 29 (tahun 2025) sehingga
diperkirakan kejadian hipertensi krisis akan meningkat dari 026 menjadi 029
penduduk dewasa di seluruh dunia pada masa yang akan datang
Untuk mencegah timbulnya kerusakan organ akibat krisis hipertensi di
Indonesia perlu dilakukan upaya pengenalan dini dan penatalaksanaan krisis
hipertensi yang disepakati bersama sehingga dapat dilaksanakan oleh para dokter
di pelayanan primer ataupun di rumahsakit Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai definisi klasifikasi aspek klinik prosedur diagnostik dan pengobatan
krisis hipertensi123
6
BAB II
KRISIS HIPERTENSI
DEFENISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang
mendadak (sistole ge 180mmHg danatau diastole ge 120 mmHg) pada penderita
hipertensi yang membutuhkan penanggulangan segera
EPIDEMIOLOGI
Dari populasi Hipertensi (HT) ditaksir 70 menderita HT ringan 20
HT sedang dan 10 HT berat Pada setiap jenis HT ini dapat timbul krisis
hipertensi dimana tekanan darah (TD) diastolik sangat meningkat sampai 120 ndash
130 mmHg yang merupakan suatu kegawatan medik dan memerlukan pengelolaan
yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa penderita Angka kejadian krisis
HT menurut laporan dari hasil penelitian dekade lalu di negara maju berkisar 2 ndash
7 dari populasi HT terutama pada usia 40 ndash 60 tahun dengan pengobatan yang
tidak teratur selama 2 ndash 10 tahun Angka ini menjadi lebih rendah lagi dalam 10
tahun belakangan ini karena kemajuan dalam pengobatan HT seperti di Amerika
hanya lebih kurang 1 dari 60 juta penduduk yang menderita hipertensi Di
Indonesia belum ada laporan tentang angka kejadian ini34
KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI
7
Secara praktis krisis hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan
perioritas pengobatan sebagai berikut
1 Hipertensi Emergensi (darurat)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai dengan TD Diastolik
gt 120 mmHg dan disertai kerusakan berat dari organ sasaran yang
disebabkan oleh satu atau lebih penyakitkondisi akut (tabel I) Pada
keadaan ini diperlukan tindakan penurunan tekanan darah yang segera
dalam ukuran waktu menitjam Keterlambatan pengobatan akan
menyebebabkan timbulnya sequele atau kematian Penderita perlu dirawat
di ruangan intensive care unit atau (ICU)12
2 Hipertensi Urgensi (mendesak)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai TD diastolik gt 120
mmHg dan dengan tanpa kerusakankomplikasi minimum dari organ
sasaran TD harus diturunkan dalam 24-48 jam sampai batas yang aman
memerlukan terapi parenteral12
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis
dan pemeriksaan fisik karena baik faktor resiko dan penanggulannya berbeda
Dikenal beberapa istilah berkaitan dengan krisis hipertensi antara lain
1 Hipertensi refrakter respons pengobatan tidak memuaskan dan TD gt
200110 mmHg walaupun telah diberikan pengobatan yang efektif (triple
drug) pada penderita dan kepatuhan pasien
8
2 Hipetensi akselerasi TD meningkat (Diastolik) gt 120 mmHg disertai
dengan kelainan funduskopi KW III Bila tidak diobati dapat berlanjut ke
fase maligna
3 Hipertensi maligna penderita hipertensi akselerasi dengan TD Diastolik gt
120 ndash 130 mmHg dan kelainan funduskopi KW IV disertai papiledema
peniggian tekanan intrakranial kerusakan yang cepat dari vaskular gagal
ginjal akut ataupun kematian bila penderita tidak mendapat pengobatan
Hipertensi maligna biasanya pada penderita dengan riwayat hipertensi
essensial ataupun sekunder dan jarang terjadi pada penderita yang
sebelumnya mempunyai TD normal
4 Hipertensi ensefalopati kenaikan TD dengan tiba-tiba disertai dengan
keluhan sakit kepala yang sangat perubahan kesadaran dan keadaan ini
dapat menjadi reversible bila TD diturunkan
Tabel I Hipertensi Emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
9
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
Cedera kepala
Luka bakar
Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Tingginya TD yang dapat menyebabkan kerusakan organ sasaran tidak
hanya dari tingkatan TD aktual tapi juga dari tingginya TD sebelumnya cepatnya
kenaikan TD bangsa seks dan usia penderita Penderita hipertensi kronis dapat
mentolelir kenaikan TD yang lebih tinggi dibanding dengan normotensi sebagai
contoh pada penderita hipertensi kronis jarang terjadi hipertensi ensefalopati
10
gangguan ginjal dan kardiovaskular dan kejadian ini dijumpai bila TD Diastolik gt
140 mmHg Sebaliknya pada penderita normotensi ataupun pada penderita
hipertensi baru dengan penghentian obat yang tiba-tiba dapat timbul hipertensi
ensefalopati demikian juga pada eklampsi hipertensi ensefalopati dapat timbul
walaupun TD 160110 mmHg124
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya krisis hipertensi tidaklah begitu jelas namun
demikian ada dua peran penting yang menjelaskan patofisiologi tersebut yaitu
1 Peran peningkatan Tekanan Darah
Akibat dari peningkatan mendadak TD yang berat maka akan terjadi
gangguan autoregulasi disertai peningkatan mendadak resistensi vaskuler sistemik
yang menimbulkan kerusakan organ target dengan sangat cepat Gangguan
terhadap sistem autoregulasi secara terus-menerus akan memperburuk keadaan
pasien selanjutnya Pada keadaan tersebut terjadi keadaan kerusakan endovaskuler
(endothelium pembuluh darah) yang terus-menerus disertai nekrosis fibrinoid di
arteriolus Keadaan tersebut merupakan suatu siklus (vicious circle) dimana akan
terjadi iskemia pengendapan platelet dan pelepasan beberapa vasoaktif Trigernya
tidak diketahui dan bervariasi tergantung dari proses hipertensi yang
mendasarinya
Bila stress peningkatan tiba-tiba TD ini berlangsung terus-menerus maka
sel endothelial pembuluh darah menganggapnya suatu ancaman dan selanjutnya
11
melakukan vasokontriksi diikuti dengan hipertropi pembuluh darah Usaha ini
dilakukan agar tidak terjadi penjalaran kenaikan TD ditingkat sel yang akan
menganggu hemostasis sel Akibat dari kontraksi otot polos yang lama akhirnya
akan menyebabkan disfungsi endotelial pembuluh darah disertai berkurangnya
pelepasan nitric oxide (NO) Selanjutnya disfungsi endotelial akan ditriger oleh
peradangan dan melepaskan zat-zat inflamasi lainnya seperti sitokin endhotelial
adhesion molecule dan endhoteli-1
Mekanisme ditingkat sel ini akan meningkatkan permeabilitas dari sel
endotelial menghambat fibrinolisis dan mengaktifkan sistem koagulasi Sistem
koagulasi yang teraktifasi ini bersama-sama dengan adhesi platelet dan agregasi
akan mengendapkan materi fibrinoid pada lumen pembuluh darah yang sudah
kecil dan sempit sehingga makin meningkatkan TD Siklus ini berlangsung terus
dan menyebabkan kerusakan endotelial pembuluh darah yang makin parah dan
meluas
2 Peranan Mediator Endokrin dan Parakrin
Sistem renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA) memegang peran penting
dalam patofisiologi terjadinya krisis hipertensi Peningkatan renin dalam darah
akan meningkatkan vasokonstriktor kuat angiotensin II dan akan pula
meningkatkan hormon aldosteron yang berperan dalam meretensi air dan garam
sehingga volume intravaskuler akan meningkat pula Keadaan tersebut diatas
bersamaan pula dengan terjadinya peningkatan resistensi perifer pembuluh darah
yang akan meningkatkan TD Apabila TD meningkat terus maka akan terjadi
natriuresis sehingga seolah-olah terjadi hipovolemia dan akan merangsang renin
12
kembali untuk membentuk vasokonstriktor angiotensin II sehingga terjadi iskemia
pembuluh darah dan menimbulkan hipertensi berat atau krisis hipertensi23
FAKTOR RESIKO
Krisis hipertensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut 12
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti
hipertensi tidak teratur
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar
berat phaeochromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma
kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
MANIFESTASI KLINIS
Bidang Neurologi
o Sakit kepala hilangkabur penglihatan kejang gangguan
kesadaran (somnolen sopor coma)
Bidang Mata
o Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
Bidang kardiovaskular
13
o Nyeri dada edema paru
Bidang Ginjal
o Azotemia proteinuria oliguria
Bidang obstetri
o Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit
kepala hebat kejang jantung kongestif dan oliguri serta gangguan
kesadarangangguan serebrovaskuler
Tabel 2 Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Tekanan
darah
Funduskopi Status
neurologi
Jantung Ginjal Gastrointestin
al
gt 220140
mmHg
Perdarahan
eksudat
edema
papilla
Sakit kepala
kacau
gangguan
kesadaran
kejang
Denyut jelas
membesar
dekompensas
i oliguria
Uremia
proteinuria
Mual muntah
DIAGNOSA
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal
kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi123
1 Anamnesis
Riwayat hipertensi lama dan beratnya
14
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena dengan
rahmatNya saya dapat menyelesaikan penyusunan referat dan case yang berjudul
ldquoKrisis Hipertensirdquo tepat pada waktunya Penyusunan referat ini dimaksudkan
untuk melengkapi tugas di Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam di Rumah
Sakit Umum Daerah Bekasi
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dan membimbing saya dalam penyusunan
referat ini terutama kepada
1 dr Nurul Rahayu N SpJP
2 Perawat Bangsal Wijaya Kusum RSUD Bekasi
3 Perawat Poliklinik Jantung RSUD Bekasi
4 Rekan-rekan koasisten Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam periode
9 Desember 2013 ndash 15 Februari 2014
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak lain yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan referat ini masih ditemui
banyak kekurangan baik isi maupun format penyusunan Maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
mendatang
Akhir kata saya selaku penyusun berharap referat mengenai ldquoKrisis
Hipertensirdquo ini dapat berguna bagi rekan-rekan sekalian
Jakarta Januari 2014
Penyusun
Ayu Paramitha
03009035
3
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHANi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN1
BAB II KRISIS HIPERTENSI3
Definisi3
Epidemiologi3
Klasifikasi4
Patofisiologi7
Faktor Resiko9
Manifestasi klinis9
Diagnosis10
Diagnosis Banding13
Penatalaksanaan Krisis Hipertensi13
Prognosis30
BAB III KESIMPULAN31
BAB IV LAPORAN KASUS33
DAFTAR PUSTAKA42
4
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia dan
berkaitan erat dengan pola perilaku hidup masyarakat itu sendiri Selama kurun
waktu kehidupannya penderita hipertensi bisa mengalami peningkatan tekanan
darah yang mendadak yang disebut sebagai krisis hipertensi Keadaan ini dapat
menyebabkan kerusakan organ target yang pada akhirnya akan meningkatkan
angka kematian akibat hipertensi
Berbagai gambaran klinis dapat menunjukkan keadaan krisis HT dan
secara garis besar The Fifth Report of the Joint National Comitte on Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNCV) membagi krisis HT ini
menjadi 2 golongan yaitu hipertensi emergensi (darurat) dan hipertensi urgensi
(mendesak) (15) Membedakan kedua golongan krisis HT ini bukanlah dari
tingginya TD tapi dari kerusakan organ sasaran Seberapa besar TD yang dapat
menyebabkan krisis HT tidak dapat dipastikan sebab hal ini juga bisa terjadi pada
penderita yang sebelumnya nomortensi atau HT ringansedang
Menurut beberapa penulis 1 dari penderita hipertensi akan mengalami
krisis hipertensi dengan gangguan kerusakan organ seperti infark serebral
(245) ensefalopati (163) dan perdarahan intraserebral atau subaraknoid
(45) gagal jantung akut dengan edema paru (368) miokard infark akut atau
angina tidak stabil (12) diseksi aorta (2) eklampsia (45) dan ginjal (1)
5
Kejadian krisis hipertensi diperkirakan akan meningkat pada masyarakat
sejalan dengan meningkatnya data hipertensi seperti dikemukakan oleh majalah
the Lancet dan WHO dari 26 (tahun 2000) menjadi 29 (tahun 2025) sehingga
diperkirakan kejadian hipertensi krisis akan meningkat dari 026 menjadi 029
penduduk dewasa di seluruh dunia pada masa yang akan datang
Untuk mencegah timbulnya kerusakan organ akibat krisis hipertensi di
Indonesia perlu dilakukan upaya pengenalan dini dan penatalaksanaan krisis
hipertensi yang disepakati bersama sehingga dapat dilaksanakan oleh para dokter
di pelayanan primer ataupun di rumahsakit Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai definisi klasifikasi aspek klinik prosedur diagnostik dan pengobatan
krisis hipertensi123
6
BAB II
KRISIS HIPERTENSI
DEFENISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang
mendadak (sistole ge 180mmHg danatau diastole ge 120 mmHg) pada penderita
hipertensi yang membutuhkan penanggulangan segera
EPIDEMIOLOGI
Dari populasi Hipertensi (HT) ditaksir 70 menderita HT ringan 20
HT sedang dan 10 HT berat Pada setiap jenis HT ini dapat timbul krisis
hipertensi dimana tekanan darah (TD) diastolik sangat meningkat sampai 120 ndash
130 mmHg yang merupakan suatu kegawatan medik dan memerlukan pengelolaan
yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa penderita Angka kejadian krisis
HT menurut laporan dari hasil penelitian dekade lalu di negara maju berkisar 2 ndash
7 dari populasi HT terutama pada usia 40 ndash 60 tahun dengan pengobatan yang
tidak teratur selama 2 ndash 10 tahun Angka ini menjadi lebih rendah lagi dalam 10
tahun belakangan ini karena kemajuan dalam pengobatan HT seperti di Amerika
hanya lebih kurang 1 dari 60 juta penduduk yang menderita hipertensi Di
Indonesia belum ada laporan tentang angka kejadian ini34
KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI
7
Secara praktis krisis hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan
perioritas pengobatan sebagai berikut
1 Hipertensi Emergensi (darurat)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai dengan TD Diastolik
gt 120 mmHg dan disertai kerusakan berat dari organ sasaran yang
disebabkan oleh satu atau lebih penyakitkondisi akut (tabel I) Pada
keadaan ini diperlukan tindakan penurunan tekanan darah yang segera
dalam ukuran waktu menitjam Keterlambatan pengobatan akan
menyebebabkan timbulnya sequele atau kematian Penderita perlu dirawat
di ruangan intensive care unit atau (ICU)12
2 Hipertensi Urgensi (mendesak)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai TD diastolik gt 120
mmHg dan dengan tanpa kerusakankomplikasi minimum dari organ
sasaran TD harus diturunkan dalam 24-48 jam sampai batas yang aman
memerlukan terapi parenteral12
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis
dan pemeriksaan fisik karena baik faktor resiko dan penanggulannya berbeda
Dikenal beberapa istilah berkaitan dengan krisis hipertensi antara lain
1 Hipertensi refrakter respons pengobatan tidak memuaskan dan TD gt
200110 mmHg walaupun telah diberikan pengobatan yang efektif (triple
drug) pada penderita dan kepatuhan pasien
8
2 Hipetensi akselerasi TD meningkat (Diastolik) gt 120 mmHg disertai
dengan kelainan funduskopi KW III Bila tidak diobati dapat berlanjut ke
fase maligna
3 Hipertensi maligna penderita hipertensi akselerasi dengan TD Diastolik gt
120 ndash 130 mmHg dan kelainan funduskopi KW IV disertai papiledema
peniggian tekanan intrakranial kerusakan yang cepat dari vaskular gagal
ginjal akut ataupun kematian bila penderita tidak mendapat pengobatan
Hipertensi maligna biasanya pada penderita dengan riwayat hipertensi
essensial ataupun sekunder dan jarang terjadi pada penderita yang
sebelumnya mempunyai TD normal
4 Hipertensi ensefalopati kenaikan TD dengan tiba-tiba disertai dengan
keluhan sakit kepala yang sangat perubahan kesadaran dan keadaan ini
dapat menjadi reversible bila TD diturunkan
Tabel I Hipertensi Emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
9
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
Cedera kepala
Luka bakar
Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Tingginya TD yang dapat menyebabkan kerusakan organ sasaran tidak
hanya dari tingkatan TD aktual tapi juga dari tingginya TD sebelumnya cepatnya
kenaikan TD bangsa seks dan usia penderita Penderita hipertensi kronis dapat
mentolelir kenaikan TD yang lebih tinggi dibanding dengan normotensi sebagai
contoh pada penderita hipertensi kronis jarang terjadi hipertensi ensefalopati
10
gangguan ginjal dan kardiovaskular dan kejadian ini dijumpai bila TD Diastolik gt
140 mmHg Sebaliknya pada penderita normotensi ataupun pada penderita
hipertensi baru dengan penghentian obat yang tiba-tiba dapat timbul hipertensi
ensefalopati demikian juga pada eklampsi hipertensi ensefalopati dapat timbul
walaupun TD 160110 mmHg124
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya krisis hipertensi tidaklah begitu jelas namun
demikian ada dua peran penting yang menjelaskan patofisiologi tersebut yaitu
1 Peran peningkatan Tekanan Darah
Akibat dari peningkatan mendadak TD yang berat maka akan terjadi
gangguan autoregulasi disertai peningkatan mendadak resistensi vaskuler sistemik
yang menimbulkan kerusakan organ target dengan sangat cepat Gangguan
terhadap sistem autoregulasi secara terus-menerus akan memperburuk keadaan
pasien selanjutnya Pada keadaan tersebut terjadi keadaan kerusakan endovaskuler
(endothelium pembuluh darah) yang terus-menerus disertai nekrosis fibrinoid di
arteriolus Keadaan tersebut merupakan suatu siklus (vicious circle) dimana akan
terjadi iskemia pengendapan platelet dan pelepasan beberapa vasoaktif Trigernya
tidak diketahui dan bervariasi tergantung dari proses hipertensi yang
mendasarinya
Bila stress peningkatan tiba-tiba TD ini berlangsung terus-menerus maka
sel endothelial pembuluh darah menganggapnya suatu ancaman dan selanjutnya
11
melakukan vasokontriksi diikuti dengan hipertropi pembuluh darah Usaha ini
dilakukan agar tidak terjadi penjalaran kenaikan TD ditingkat sel yang akan
menganggu hemostasis sel Akibat dari kontraksi otot polos yang lama akhirnya
akan menyebabkan disfungsi endotelial pembuluh darah disertai berkurangnya
pelepasan nitric oxide (NO) Selanjutnya disfungsi endotelial akan ditriger oleh
peradangan dan melepaskan zat-zat inflamasi lainnya seperti sitokin endhotelial
adhesion molecule dan endhoteli-1
Mekanisme ditingkat sel ini akan meningkatkan permeabilitas dari sel
endotelial menghambat fibrinolisis dan mengaktifkan sistem koagulasi Sistem
koagulasi yang teraktifasi ini bersama-sama dengan adhesi platelet dan agregasi
akan mengendapkan materi fibrinoid pada lumen pembuluh darah yang sudah
kecil dan sempit sehingga makin meningkatkan TD Siklus ini berlangsung terus
dan menyebabkan kerusakan endotelial pembuluh darah yang makin parah dan
meluas
2 Peranan Mediator Endokrin dan Parakrin
Sistem renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA) memegang peran penting
dalam patofisiologi terjadinya krisis hipertensi Peningkatan renin dalam darah
akan meningkatkan vasokonstriktor kuat angiotensin II dan akan pula
meningkatkan hormon aldosteron yang berperan dalam meretensi air dan garam
sehingga volume intravaskuler akan meningkat pula Keadaan tersebut diatas
bersamaan pula dengan terjadinya peningkatan resistensi perifer pembuluh darah
yang akan meningkatkan TD Apabila TD meningkat terus maka akan terjadi
natriuresis sehingga seolah-olah terjadi hipovolemia dan akan merangsang renin
12
kembali untuk membentuk vasokonstriktor angiotensin II sehingga terjadi iskemia
pembuluh darah dan menimbulkan hipertensi berat atau krisis hipertensi23
FAKTOR RESIKO
Krisis hipertensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut 12
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti
hipertensi tidak teratur
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar
berat phaeochromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma
kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
MANIFESTASI KLINIS
Bidang Neurologi
o Sakit kepala hilangkabur penglihatan kejang gangguan
kesadaran (somnolen sopor coma)
Bidang Mata
o Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
Bidang kardiovaskular
13
o Nyeri dada edema paru
Bidang Ginjal
o Azotemia proteinuria oliguria
Bidang obstetri
o Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit
kepala hebat kejang jantung kongestif dan oliguri serta gangguan
kesadarangangguan serebrovaskuler
Tabel 2 Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Tekanan
darah
Funduskopi Status
neurologi
Jantung Ginjal Gastrointestin
al
gt 220140
mmHg
Perdarahan
eksudat
edema
papilla
Sakit kepala
kacau
gangguan
kesadaran
kejang
Denyut jelas
membesar
dekompensas
i oliguria
Uremia
proteinuria
Mual muntah
DIAGNOSA
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal
kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi123
1 Anamnesis
Riwayat hipertensi lama dan beratnya
14
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHANi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN1
BAB II KRISIS HIPERTENSI3
Definisi3
Epidemiologi3
Klasifikasi4
Patofisiologi7
Faktor Resiko9
Manifestasi klinis9
Diagnosis10
Diagnosis Banding13
Penatalaksanaan Krisis Hipertensi13
Prognosis30
BAB III KESIMPULAN31
BAB IV LAPORAN KASUS33
DAFTAR PUSTAKA42
4
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia dan
berkaitan erat dengan pola perilaku hidup masyarakat itu sendiri Selama kurun
waktu kehidupannya penderita hipertensi bisa mengalami peningkatan tekanan
darah yang mendadak yang disebut sebagai krisis hipertensi Keadaan ini dapat
menyebabkan kerusakan organ target yang pada akhirnya akan meningkatkan
angka kematian akibat hipertensi
Berbagai gambaran klinis dapat menunjukkan keadaan krisis HT dan
secara garis besar The Fifth Report of the Joint National Comitte on Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNCV) membagi krisis HT ini
menjadi 2 golongan yaitu hipertensi emergensi (darurat) dan hipertensi urgensi
(mendesak) (15) Membedakan kedua golongan krisis HT ini bukanlah dari
tingginya TD tapi dari kerusakan organ sasaran Seberapa besar TD yang dapat
menyebabkan krisis HT tidak dapat dipastikan sebab hal ini juga bisa terjadi pada
penderita yang sebelumnya nomortensi atau HT ringansedang
Menurut beberapa penulis 1 dari penderita hipertensi akan mengalami
krisis hipertensi dengan gangguan kerusakan organ seperti infark serebral
(245) ensefalopati (163) dan perdarahan intraserebral atau subaraknoid
(45) gagal jantung akut dengan edema paru (368) miokard infark akut atau
angina tidak stabil (12) diseksi aorta (2) eklampsia (45) dan ginjal (1)
5
Kejadian krisis hipertensi diperkirakan akan meningkat pada masyarakat
sejalan dengan meningkatnya data hipertensi seperti dikemukakan oleh majalah
the Lancet dan WHO dari 26 (tahun 2000) menjadi 29 (tahun 2025) sehingga
diperkirakan kejadian hipertensi krisis akan meningkat dari 026 menjadi 029
penduduk dewasa di seluruh dunia pada masa yang akan datang
Untuk mencegah timbulnya kerusakan organ akibat krisis hipertensi di
Indonesia perlu dilakukan upaya pengenalan dini dan penatalaksanaan krisis
hipertensi yang disepakati bersama sehingga dapat dilaksanakan oleh para dokter
di pelayanan primer ataupun di rumahsakit Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai definisi klasifikasi aspek klinik prosedur diagnostik dan pengobatan
krisis hipertensi123
6
BAB II
KRISIS HIPERTENSI
DEFENISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang
mendadak (sistole ge 180mmHg danatau diastole ge 120 mmHg) pada penderita
hipertensi yang membutuhkan penanggulangan segera
EPIDEMIOLOGI
Dari populasi Hipertensi (HT) ditaksir 70 menderita HT ringan 20
HT sedang dan 10 HT berat Pada setiap jenis HT ini dapat timbul krisis
hipertensi dimana tekanan darah (TD) diastolik sangat meningkat sampai 120 ndash
130 mmHg yang merupakan suatu kegawatan medik dan memerlukan pengelolaan
yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa penderita Angka kejadian krisis
HT menurut laporan dari hasil penelitian dekade lalu di negara maju berkisar 2 ndash
7 dari populasi HT terutama pada usia 40 ndash 60 tahun dengan pengobatan yang
tidak teratur selama 2 ndash 10 tahun Angka ini menjadi lebih rendah lagi dalam 10
tahun belakangan ini karena kemajuan dalam pengobatan HT seperti di Amerika
hanya lebih kurang 1 dari 60 juta penduduk yang menderita hipertensi Di
Indonesia belum ada laporan tentang angka kejadian ini34
KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI
7
Secara praktis krisis hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan
perioritas pengobatan sebagai berikut
1 Hipertensi Emergensi (darurat)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai dengan TD Diastolik
gt 120 mmHg dan disertai kerusakan berat dari organ sasaran yang
disebabkan oleh satu atau lebih penyakitkondisi akut (tabel I) Pada
keadaan ini diperlukan tindakan penurunan tekanan darah yang segera
dalam ukuran waktu menitjam Keterlambatan pengobatan akan
menyebebabkan timbulnya sequele atau kematian Penderita perlu dirawat
di ruangan intensive care unit atau (ICU)12
2 Hipertensi Urgensi (mendesak)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai TD diastolik gt 120
mmHg dan dengan tanpa kerusakankomplikasi minimum dari organ
sasaran TD harus diturunkan dalam 24-48 jam sampai batas yang aman
memerlukan terapi parenteral12
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis
dan pemeriksaan fisik karena baik faktor resiko dan penanggulannya berbeda
Dikenal beberapa istilah berkaitan dengan krisis hipertensi antara lain
1 Hipertensi refrakter respons pengobatan tidak memuaskan dan TD gt
200110 mmHg walaupun telah diberikan pengobatan yang efektif (triple
drug) pada penderita dan kepatuhan pasien
8
2 Hipetensi akselerasi TD meningkat (Diastolik) gt 120 mmHg disertai
dengan kelainan funduskopi KW III Bila tidak diobati dapat berlanjut ke
fase maligna
3 Hipertensi maligna penderita hipertensi akselerasi dengan TD Diastolik gt
120 ndash 130 mmHg dan kelainan funduskopi KW IV disertai papiledema
peniggian tekanan intrakranial kerusakan yang cepat dari vaskular gagal
ginjal akut ataupun kematian bila penderita tidak mendapat pengobatan
Hipertensi maligna biasanya pada penderita dengan riwayat hipertensi
essensial ataupun sekunder dan jarang terjadi pada penderita yang
sebelumnya mempunyai TD normal
4 Hipertensi ensefalopati kenaikan TD dengan tiba-tiba disertai dengan
keluhan sakit kepala yang sangat perubahan kesadaran dan keadaan ini
dapat menjadi reversible bila TD diturunkan
Tabel I Hipertensi Emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
9
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
Cedera kepala
Luka bakar
Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Tingginya TD yang dapat menyebabkan kerusakan organ sasaran tidak
hanya dari tingkatan TD aktual tapi juga dari tingginya TD sebelumnya cepatnya
kenaikan TD bangsa seks dan usia penderita Penderita hipertensi kronis dapat
mentolelir kenaikan TD yang lebih tinggi dibanding dengan normotensi sebagai
contoh pada penderita hipertensi kronis jarang terjadi hipertensi ensefalopati
10
gangguan ginjal dan kardiovaskular dan kejadian ini dijumpai bila TD Diastolik gt
140 mmHg Sebaliknya pada penderita normotensi ataupun pada penderita
hipertensi baru dengan penghentian obat yang tiba-tiba dapat timbul hipertensi
ensefalopati demikian juga pada eklampsi hipertensi ensefalopati dapat timbul
walaupun TD 160110 mmHg124
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya krisis hipertensi tidaklah begitu jelas namun
demikian ada dua peran penting yang menjelaskan patofisiologi tersebut yaitu
1 Peran peningkatan Tekanan Darah
Akibat dari peningkatan mendadak TD yang berat maka akan terjadi
gangguan autoregulasi disertai peningkatan mendadak resistensi vaskuler sistemik
yang menimbulkan kerusakan organ target dengan sangat cepat Gangguan
terhadap sistem autoregulasi secara terus-menerus akan memperburuk keadaan
pasien selanjutnya Pada keadaan tersebut terjadi keadaan kerusakan endovaskuler
(endothelium pembuluh darah) yang terus-menerus disertai nekrosis fibrinoid di
arteriolus Keadaan tersebut merupakan suatu siklus (vicious circle) dimana akan
terjadi iskemia pengendapan platelet dan pelepasan beberapa vasoaktif Trigernya
tidak diketahui dan bervariasi tergantung dari proses hipertensi yang
mendasarinya
Bila stress peningkatan tiba-tiba TD ini berlangsung terus-menerus maka
sel endothelial pembuluh darah menganggapnya suatu ancaman dan selanjutnya
11
melakukan vasokontriksi diikuti dengan hipertropi pembuluh darah Usaha ini
dilakukan agar tidak terjadi penjalaran kenaikan TD ditingkat sel yang akan
menganggu hemostasis sel Akibat dari kontraksi otot polos yang lama akhirnya
akan menyebabkan disfungsi endotelial pembuluh darah disertai berkurangnya
pelepasan nitric oxide (NO) Selanjutnya disfungsi endotelial akan ditriger oleh
peradangan dan melepaskan zat-zat inflamasi lainnya seperti sitokin endhotelial
adhesion molecule dan endhoteli-1
Mekanisme ditingkat sel ini akan meningkatkan permeabilitas dari sel
endotelial menghambat fibrinolisis dan mengaktifkan sistem koagulasi Sistem
koagulasi yang teraktifasi ini bersama-sama dengan adhesi platelet dan agregasi
akan mengendapkan materi fibrinoid pada lumen pembuluh darah yang sudah
kecil dan sempit sehingga makin meningkatkan TD Siklus ini berlangsung terus
dan menyebabkan kerusakan endotelial pembuluh darah yang makin parah dan
meluas
2 Peranan Mediator Endokrin dan Parakrin
Sistem renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA) memegang peran penting
dalam patofisiologi terjadinya krisis hipertensi Peningkatan renin dalam darah
akan meningkatkan vasokonstriktor kuat angiotensin II dan akan pula
meningkatkan hormon aldosteron yang berperan dalam meretensi air dan garam
sehingga volume intravaskuler akan meningkat pula Keadaan tersebut diatas
bersamaan pula dengan terjadinya peningkatan resistensi perifer pembuluh darah
yang akan meningkatkan TD Apabila TD meningkat terus maka akan terjadi
natriuresis sehingga seolah-olah terjadi hipovolemia dan akan merangsang renin
12
kembali untuk membentuk vasokonstriktor angiotensin II sehingga terjadi iskemia
pembuluh darah dan menimbulkan hipertensi berat atau krisis hipertensi23
FAKTOR RESIKO
Krisis hipertensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut 12
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti
hipertensi tidak teratur
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar
berat phaeochromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma
kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
MANIFESTASI KLINIS
Bidang Neurologi
o Sakit kepala hilangkabur penglihatan kejang gangguan
kesadaran (somnolen sopor coma)
Bidang Mata
o Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
Bidang kardiovaskular
13
o Nyeri dada edema paru
Bidang Ginjal
o Azotemia proteinuria oliguria
Bidang obstetri
o Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit
kepala hebat kejang jantung kongestif dan oliguri serta gangguan
kesadarangangguan serebrovaskuler
Tabel 2 Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Tekanan
darah
Funduskopi Status
neurologi
Jantung Ginjal Gastrointestin
al
gt 220140
mmHg
Perdarahan
eksudat
edema
papilla
Sakit kepala
kacau
gangguan
kesadaran
kejang
Denyut jelas
membesar
dekompensas
i oliguria
Uremia
proteinuria
Mual muntah
DIAGNOSA
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal
kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi123
1 Anamnesis
Riwayat hipertensi lama dan beratnya
14
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia dan
berkaitan erat dengan pola perilaku hidup masyarakat itu sendiri Selama kurun
waktu kehidupannya penderita hipertensi bisa mengalami peningkatan tekanan
darah yang mendadak yang disebut sebagai krisis hipertensi Keadaan ini dapat
menyebabkan kerusakan organ target yang pada akhirnya akan meningkatkan
angka kematian akibat hipertensi
Berbagai gambaran klinis dapat menunjukkan keadaan krisis HT dan
secara garis besar The Fifth Report of the Joint National Comitte on Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNCV) membagi krisis HT ini
menjadi 2 golongan yaitu hipertensi emergensi (darurat) dan hipertensi urgensi
(mendesak) (15) Membedakan kedua golongan krisis HT ini bukanlah dari
tingginya TD tapi dari kerusakan organ sasaran Seberapa besar TD yang dapat
menyebabkan krisis HT tidak dapat dipastikan sebab hal ini juga bisa terjadi pada
penderita yang sebelumnya nomortensi atau HT ringansedang
Menurut beberapa penulis 1 dari penderita hipertensi akan mengalami
krisis hipertensi dengan gangguan kerusakan organ seperti infark serebral
(245) ensefalopati (163) dan perdarahan intraserebral atau subaraknoid
(45) gagal jantung akut dengan edema paru (368) miokard infark akut atau
angina tidak stabil (12) diseksi aorta (2) eklampsia (45) dan ginjal (1)
5
Kejadian krisis hipertensi diperkirakan akan meningkat pada masyarakat
sejalan dengan meningkatnya data hipertensi seperti dikemukakan oleh majalah
the Lancet dan WHO dari 26 (tahun 2000) menjadi 29 (tahun 2025) sehingga
diperkirakan kejadian hipertensi krisis akan meningkat dari 026 menjadi 029
penduduk dewasa di seluruh dunia pada masa yang akan datang
Untuk mencegah timbulnya kerusakan organ akibat krisis hipertensi di
Indonesia perlu dilakukan upaya pengenalan dini dan penatalaksanaan krisis
hipertensi yang disepakati bersama sehingga dapat dilaksanakan oleh para dokter
di pelayanan primer ataupun di rumahsakit Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai definisi klasifikasi aspek klinik prosedur diagnostik dan pengobatan
krisis hipertensi123
6
BAB II
KRISIS HIPERTENSI
DEFENISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang
mendadak (sistole ge 180mmHg danatau diastole ge 120 mmHg) pada penderita
hipertensi yang membutuhkan penanggulangan segera
EPIDEMIOLOGI
Dari populasi Hipertensi (HT) ditaksir 70 menderita HT ringan 20
HT sedang dan 10 HT berat Pada setiap jenis HT ini dapat timbul krisis
hipertensi dimana tekanan darah (TD) diastolik sangat meningkat sampai 120 ndash
130 mmHg yang merupakan suatu kegawatan medik dan memerlukan pengelolaan
yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa penderita Angka kejadian krisis
HT menurut laporan dari hasil penelitian dekade lalu di negara maju berkisar 2 ndash
7 dari populasi HT terutama pada usia 40 ndash 60 tahun dengan pengobatan yang
tidak teratur selama 2 ndash 10 tahun Angka ini menjadi lebih rendah lagi dalam 10
tahun belakangan ini karena kemajuan dalam pengobatan HT seperti di Amerika
hanya lebih kurang 1 dari 60 juta penduduk yang menderita hipertensi Di
Indonesia belum ada laporan tentang angka kejadian ini34
KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI
7
Secara praktis krisis hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan
perioritas pengobatan sebagai berikut
1 Hipertensi Emergensi (darurat)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai dengan TD Diastolik
gt 120 mmHg dan disertai kerusakan berat dari organ sasaran yang
disebabkan oleh satu atau lebih penyakitkondisi akut (tabel I) Pada
keadaan ini diperlukan tindakan penurunan tekanan darah yang segera
dalam ukuran waktu menitjam Keterlambatan pengobatan akan
menyebebabkan timbulnya sequele atau kematian Penderita perlu dirawat
di ruangan intensive care unit atau (ICU)12
2 Hipertensi Urgensi (mendesak)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai TD diastolik gt 120
mmHg dan dengan tanpa kerusakankomplikasi minimum dari organ
sasaran TD harus diturunkan dalam 24-48 jam sampai batas yang aman
memerlukan terapi parenteral12
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis
dan pemeriksaan fisik karena baik faktor resiko dan penanggulannya berbeda
Dikenal beberapa istilah berkaitan dengan krisis hipertensi antara lain
1 Hipertensi refrakter respons pengobatan tidak memuaskan dan TD gt
200110 mmHg walaupun telah diberikan pengobatan yang efektif (triple
drug) pada penderita dan kepatuhan pasien
8
2 Hipetensi akselerasi TD meningkat (Diastolik) gt 120 mmHg disertai
dengan kelainan funduskopi KW III Bila tidak diobati dapat berlanjut ke
fase maligna
3 Hipertensi maligna penderita hipertensi akselerasi dengan TD Diastolik gt
120 ndash 130 mmHg dan kelainan funduskopi KW IV disertai papiledema
peniggian tekanan intrakranial kerusakan yang cepat dari vaskular gagal
ginjal akut ataupun kematian bila penderita tidak mendapat pengobatan
Hipertensi maligna biasanya pada penderita dengan riwayat hipertensi
essensial ataupun sekunder dan jarang terjadi pada penderita yang
sebelumnya mempunyai TD normal
4 Hipertensi ensefalopati kenaikan TD dengan tiba-tiba disertai dengan
keluhan sakit kepala yang sangat perubahan kesadaran dan keadaan ini
dapat menjadi reversible bila TD diturunkan
Tabel I Hipertensi Emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
9
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
Cedera kepala
Luka bakar
Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Tingginya TD yang dapat menyebabkan kerusakan organ sasaran tidak
hanya dari tingkatan TD aktual tapi juga dari tingginya TD sebelumnya cepatnya
kenaikan TD bangsa seks dan usia penderita Penderita hipertensi kronis dapat
mentolelir kenaikan TD yang lebih tinggi dibanding dengan normotensi sebagai
contoh pada penderita hipertensi kronis jarang terjadi hipertensi ensefalopati
10
gangguan ginjal dan kardiovaskular dan kejadian ini dijumpai bila TD Diastolik gt
140 mmHg Sebaliknya pada penderita normotensi ataupun pada penderita
hipertensi baru dengan penghentian obat yang tiba-tiba dapat timbul hipertensi
ensefalopati demikian juga pada eklampsi hipertensi ensefalopati dapat timbul
walaupun TD 160110 mmHg124
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya krisis hipertensi tidaklah begitu jelas namun
demikian ada dua peran penting yang menjelaskan patofisiologi tersebut yaitu
1 Peran peningkatan Tekanan Darah
Akibat dari peningkatan mendadak TD yang berat maka akan terjadi
gangguan autoregulasi disertai peningkatan mendadak resistensi vaskuler sistemik
yang menimbulkan kerusakan organ target dengan sangat cepat Gangguan
terhadap sistem autoregulasi secara terus-menerus akan memperburuk keadaan
pasien selanjutnya Pada keadaan tersebut terjadi keadaan kerusakan endovaskuler
(endothelium pembuluh darah) yang terus-menerus disertai nekrosis fibrinoid di
arteriolus Keadaan tersebut merupakan suatu siklus (vicious circle) dimana akan
terjadi iskemia pengendapan platelet dan pelepasan beberapa vasoaktif Trigernya
tidak diketahui dan bervariasi tergantung dari proses hipertensi yang
mendasarinya
Bila stress peningkatan tiba-tiba TD ini berlangsung terus-menerus maka
sel endothelial pembuluh darah menganggapnya suatu ancaman dan selanjutnya
11
melakukan vasokontriksi diikuti dengan hipertropi pembuluh darah Usaha ini
dilakukan agar tidak terjadi penjalaran kenaikan TD ditingkat sel yang akan
menganggu hemostasis sel Akibat dari kontraksi otot polos yang lama akhirnya
akan menyebabkan disfungsi endotelial pembuluh darah disertai berkurangnya
pelepasan nitric oxide (NO) Selanjutnya disfungsi endotelial akan ditriger oleh
peradangan dan melepaskan zat-zat inflamasi lainnya seperti sitokin endhotelial
adhesion molecule dan endhoteli-1
Mekanisme ditingkat sel ini akan meningkatkan permeabilitas dari sel
endotelial menghambat fibrinolisis dan mengaktifkan sistem koagulasi Sistem
koagulasi yang teraktifasi ini bersama-sama dengan adhesi platelet dan agregasi
akan mengendapkan materi fibrinoid pada lumen pembuluh darah yang sudah
kecil dan sempit sehingga makin meningkatkan TD Siklus ini berlangsung terus
dan menyebabkan kerusakan endotelial pembuluh darah yang makin parah dan
meluas
2 Peranan Mediator Endokrin dan Parakrin
Sistem renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA) memegang peran penting
dalam patofisiologi terjadinya krisis hipertensi Peningkatan renin dalam darah
akan meningkatkan vasokonstriktor kuat angiotensin II dan akan pula
meningkatkan hormon aldosteron yang berperan dalam meretensi air dan garam
sehingga volume intravaskuler akan meningkat pula Keadaan tersebut diatas
bersamaan pula dengan terjadinya peningkatan resistensi perifer pembuluh darah
yang akan meningkatkan TD Apabila TD meningkat terus maka akan terjadi
natriuresis sehingga seolah-olah terjadi hipovolemia dan akan merangsang renin
12
kembali untuk membentuk vasokonstriktor angiotensin II sehingga terjadi iskemia
pembuluh darah dan menimbulkan hipertensi berat atau krisis hipertensi23
FAKTOR RESIKO
Krisis hipertensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut 12
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti
hipertensi tidak teratur
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar
berat phaeochromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma
kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
MANIFESTASI KLINIS
Bidang Neurologi
o Sakit kepala hilangkabur penglihatan kejang gangguan
kesadaran (somnolen sopor coma)
Bidang Mata
o Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
Bidang kardiovaskular
13
o Nyeri dada edema paru
Bidang Ginjal
o Azotemia proteinuria oliguria
Bidang obstetri
o Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit
kepala hebat kejang jantung kongestif dan oliguri serta gangguan
kesadarangangguan serebrovaskuler
Tabel 2 Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Tekanan
darah
Funduskopi Status
neurologi
Jantung Ginjal Gastrointestin
al
gt 220140
mmHg
Perdarahan
eksudat
edema
papilla
Sakit kepala
kacau
gangguan
kesadaran
kejang
Denyut jelas
membesar
dekompensas
i oliguria
Uremia
proteinuria
Mual muntah
DIAGNOSA
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal
kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi123
1 Anamnesis
Riwayat hipertensi lama dan beratnya
14
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
Kejadian krisis hipertensi diperkirakan akan meningkat pada masyarakat
sejalan dengan meningkatnya data hipertensi seperti dikemukakan oleh majalah
the Lancet dan WHO dari 26 (tahun 2000) menjadi 29 (tahun 2025) sehingga
diperkirakan kejadian hipertensi krisis akan meningkat dari 026 menjadi 029
penduduk dewasa di seluruh dunia pada masa yang akan datang
Untuk mencegah timbulnya kerusakan organ akibat krisis hipertensi di
Indonesia perlu dilakukan upaya pengenalan dini dan penatalaksanaan krisis
hipertensi yang disepakati bersama sehingga dapat dilaksanakan oleh para dokter
di pelayanan primer ataupun di rumahsakit Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai definisi klasifikasi aspek klinik prosedur diagnostik dan pengobatan
krisis hipertensi123
6
BAB II
KRISIS HIPERTENSI
DEFENISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang
mendadak (sistole ge 180mmHg danatau diastole ge 120 mmHg) pada penderita
hipertensi yang membutuhkan penanggulangan segera
EPIDEMIOLOGI
Dari populasi Hipertensi (HT) ditaksir 70 menderita HT ringan 20
HT sedang dan 10 HT berat Pada setiap jenis HT ini dapat timbul krisis
hipertensi dimana tekanan darah (TD) diastolik sangat meningkat sampai 120 ndash
130 mmHg yang merupakan suatu kegawatan medik dan memerlukan pengelolaan
yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa penderita Angka kejadian krisis
HT menurut laporan dari hasil penelitian dekade lalu di negara maju berkisar 2 ndash
7 dari populasi HT terutama pada usia 40 ndash 60 tahun dengan pengobatan yang
tidak teratur selama 2 ndash 10 tahun Angka ini menjadi lebih rendah lagi dalam 10
tahun belakangan ini karena kemajuan dalam pengobatan HT seperti di Amerika
hanya lebih kurang 1 dari 60 juta penduduk yang menderita hipertensi Di
Indonesia belum ada laporan tentang angka kejadian ini34
KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI
7
Secara praktis krisis hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan
perioritas pengobatan sebagai berikut
1 Hipertensi Emergensi (darurat)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai dengan TD Diastolik
gt 120 mmHg dan disertai kerusakan berat dari organ sasaran yang
disebabkan oleh satu atau lebih penyakitkondisi akut (tabel I) Pada
keadaan ini diperlukan tindakan penurunan tekanan darah yang segera
dalam ukuran waktu menitjam Keterlambatan pengobatan akan
menyebebabkan timbulnya sequele atau kematian Penderita perlu dirawat
di ruangan intensive care unit atau (ICU)12
2 Hipertensi Urgensi (mendesak)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai TD diastolik gt 120
mmHg dan dengan tanpa kerusakankomplikasi minimum dari organ
sasaran TD harus diturunkan dalam 24-48 jam sampai batas yang aman
memerlukan terapi parenteral12
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis
dan pemeriksaan fisik karena baik faktor resiko dan penanggulannya berbeda
Dikenal beberapa istilah berkaitan dengan krisis hipertensi antara lain
1 Hipertensi refrakter respons pengobatan tidak memuaskan dan TD gt
200110 mmHg walaupun telah diberikan pengobatan yang efektif (triple
drug) pada penderita dan kepatuhan pasien
8
2 Hipetensi akselerasi TD meningkat (Diastolik) gt 120 mmHg disertai
dengan kelainan funduskopi KW III Bila tidak diobati dapat berlanjut ke
fase maligna
3 Hipertensi maligna penderita hipertensi akselerasi dengan TD Diastolik gt
120 ndash 130 mmHg dan kelainan funduskopi KW IV disertai papiledema
peniggian tekanan intrakranial kerusakan yang cepat dari vaskular gagal
ginjal akut ataupun kematian bila penderita tidak mendapat pengobatan
Hipertensi maligna biasanya pada penderita dengan riwayat hipertensi
essensial ataupun sekunder dan jarang terjadi pada penderita yang
sebelumnya mempunyai TD normal
4 Hipertensi ensefalopati kenaikan TD dengan tiba-tiba disertai dengan
keluhan sakit kepala yang sangat perubahan kesadaran dan keadaan ini
dapat menjadi reversible bila TD diturunkan
Tabel I Hipertensi Emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
9
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
Cedera kepala
Luka bakar
Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Tingginya TD yang dapat menyebabkan kerusakan organ sasaran tidak
hanya dari tingkatan TD aktual tapi juga dari tingginya TD sebelumnya cepatnya
kenaikan TD bangsa seks dan usia penderita Penderita hipertensi kronis dapat
mentolelir kenaikan TD yang lebih tinggi dibanding dengan normotensi sebagai
contoh pada penderita hipertensi kronis jarang terjadi hipertensi ensefalopati
10
gangguan ginjal dan kardiovaskular dan kejadian ini dijumpai bila TD Diastolik gt
140 mmHg Sebaliknya pada penderita normotensi ataupun pada penderita
hipertensi baru dengan penghentian obat yang tiba-tiba dapat timbul hipertensi
ensefalopati demikian juga pada eklampsi hipertensi ensefalopati dapat timbul
walaupun TD 160110 mmHg124
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya krisis hipertensi tidaklah begitu jelas namun
demikian ada dua peran penting yang menjelaskan patofisiologi tersebut yaitu
1 Peran peningkatan Tekanan Darah
Akibat dari peningkatan mendadak TD yang berat maka akan terjadi
gangguan autoregulasi disertai peningkatan mendadak resistensi vaskuler sistemik
yang menimbulkan kerusakan organ target dengan sangat cepat Gangguan
terhadap sistem autoregulasi secara terus-menerus akan memperburuk keadaan
pasien selanjutnya Pada keadaan tersebut terjadi keadaan kerusakan endovaskuler
(endothelium pembuluh darah) yang terus-menerus disertai nekrosis fibrinoid di
arteriolus Keadaan tersebut merupakan suatu siklus (vicious circle) dimana akan
terjadi iskemia pengendapan platelet dan pelepasan beberapa vasoaktif Trigernya
tidak diketahui dan bervariasi tergantung dari proses hipertensi yang
mendasarinya
Bila stress peningkatan tiba-tiba TD ini berlangsung terus-menerus maka
sel endothelial pembuluh darah menganggapnya suatu ancaman dan selanjutnya
11
melakukan vasokontriksi diikuti dengan hipertropi pembuluh darah Usaha ini
dilakukan agar tidak terjadi penjalaran kenaikan TD ditingkat sel yang akan
menganggu hemostasis sel Akibat dari kontraksi otot polos yang lama akhirnya
akan menyebabkan disfungsi endotelial pembuluh darah disertai berkurangnya
pelepasan nitric oxide (NO) Selanjutnya disfungsi endotelial akan ditriger oleh
peradangan dan melepaskan zat-zat inflamasi lainnya seperti sitokin endhotelial
adhesion molecule dan endhoteli-1
Mekanisme ditingkat sel ini akan meningkatkan permeabilitas dari sel
endotelial menghambat fibrinolisis dan mengaktifkan sistem koagulasi Sistem
koagulasi yang teraktifasi ini bersama-sama dengan adhesi platelet dan agregasi
akan mengendapkan materi fibrinoid pada lumen pembuluh darah yang sudah
kecil dan sempit sehingga makin meningkatkan TD Siklus ini berlangsung terus
dan menyebabkan kerusakan endotelial pembuluh darah yang makin parah dan
meluas
2 Peranan Mediator Endokrin dan Parakrin
Sistem renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA) memegang peran penting
dalam patofisiologi terjadinya krisis hipertensi Peningkatan renin dalam darah
akan meningkatkan vasokonstriktor kuat angiotensin II dan akan pula
meningkatkan hormon aldosteron yang berperan dalam meretensi air dan garam
sehingga volume intravaskuler akan meningkat pula Keadaan tersebut diatas
bersamaan pula dengan terjadinya peningkatan resistensi perifer pembuluh darah
yang akan meningkatkan TD Apabila TD meningkat terus maka akan terjadi
natriuresis sehingga seolah-olah terjadi hipovolemia dan akan merangsang renin
12
kembali untuk membentuk vasokonstriktor angiotensin II sehingga terjadi iskemia
pembuluh darah dan menimbulkan hipertensi berat atau krisis hipertensi23
FAKTOR RESIKO
Krisis hipertensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut 12
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti
hipertensi tidak teratur
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar
berat phaeochromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma
kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
MANIFESTASI KLINIS
Bidang Neurologi
o Sakit kepala hilangkabur penglihatan kejang gangguan
kesadaran (somnolen sopor coma)
Bidang Mata
o Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
Bidang kardiovaskular
13
o Nyeri dada edema paru
Bidang Ginjal
o Azotemia proteinuria oliguria
Bidang obstetri
o Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit
kepala hebat kejang jantung kongestif dan oliguri serta gangguan
kesadarangangguan serebrovaskuler
Tabel 2 Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Tekanan
darah
Funduskopi Status
neurologi
Jantung Ginjal Gastrointestin
al
gt 220140
mmHg
Perdarahan
eksudat
edema
papilla
Sakit kepala
kacau
gangguan
kesadaran
kejang
Denyut jelas
membesar
dekompensas
i oliguria
Uremia
proteinuria
Mual muntah
DIAGNOSA
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal
kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi123
1 Anamnesis
Riwayat hipertensi lama dan beratnya
14
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
BAB II
KRISIS HIPERTENSI
DEFENISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang
mendadak (sistole ge 180mmHg danatau diastole ge 120 mmHg) pada penderita
hipertensi yang membutuhkan penanggulangan segera
EPIDEMIOLOGI
Dari populasi Hipertensi (HT) ditaksir 70 menderita HT ringan 20
HT sedang dan 10 HT berat Pada setiap jenis HT ini dapat timbul krisis
hipertensi dimana tekanan darah (TD) diastolik sangat meningkat sampai 120 ndash
130 mmHg yang merupakan suatu kegawatan medik dan memerlukan pengelolaan
yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa penderita Angka kejadian krisis
HT menurut laporan dari hasil penelitian dekade lalu di negara maju berkisar 2 ndash
7 dari populasi HT terutama pada usia 40 ndash 60 tahun dengan pengobatan yang
tidak teratur selama 2 ndash 10 tahun Angka ini menjadi lebih rendah lagi dalam 10
tahun belakangan ini karena kemajuan dalam pengobatan HT seperti di Amerika
hanya lebih kurang 1 dari 60 juta penduduk yang menderita hipertensi Di
Indonesia belum ada laporan tentang angka kejadian ini34
KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI
7
Secara praktis krisis hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan
perioritas pengobatan sebagai berikut
1 Hipertensi Emergensi (darurat)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai dengan TD Diastolik
gt 120 mmHg dan disertai kerusakan berat dari organ sasaran yang
disebabkan oleh satu atau lebih penyakitkondisi akut (tabel I) Pada
keadaan ini diperlukan tindakan penurunan tekanan darah yang segera
dalam ukuran waktu menitjam Keterlambatan pengobatan akan
menyebebabkan timbulnya sequele atau kematian Penderita perlu dirawat
di ruangan intensive care unit atau (ICU)12
2 Hipertensi Urgensi (mendesak)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai TD diastolik gt 120
mmHg dan dengan tanpa kerusakankomplikasi minimum dari organ
sasaran TD harus diturunkan dalam 24-48 jam sampai batas yang aman
memerlukan terapi parenteral12
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis
dan pemeriksaan fisik karena baik faktor resiko dan penanggulannya berbeda
Dikenal beberapa istilah berkaitan dengan krisis hipertensi antara lain
1 Hipertensi refrakter respons pengobatan tidak memuaskan dan TD gt
200110 mmHg walaupun telah diberikan pengobatan yang efektif (triple
drug) pada penderita dan kepatuhan pasien
8
2 Hipetensi akselerasi TD meningkat (Diastolik) gt 120 mmHg disertai
dengan kelainan funduskopi KW III Bila tidak diobati dapat berlanjut ke
fase maligna
3 Hipertensi maligna penderita hipertensi akselerasi dengan TD Diastolik gt
120 ndash 130 mmHg dan kelainan funduskopi KW IV disertai papiledema
peniggian tekanan intrakranial kerusakan yang cepat dari vaskular gagal
ginjal akut ataupun kematian bila penderita tidak mendapat pengobatan
Hipertensi maligna biasanya pada penderita dengan riwayat hipertensi
essensial ataupun sekunder dan jarang terjadi pada penderita yang
sebelumnya mempunyai TD normal
4 Hipertensi ensefalopati kenaikan TD dengan tiba-tiba disertai dengan
keluhan sakit kepala yang sangat perubahan kesadaran dan keadaan ini
dapat menjadi reversible bila TD diturunkan
Tabel I Hipertensi Emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
9
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
Cedera kepala
Luka bakar
Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Tingginya TD yang dapat menyebabkan kerusakan organ sasaran tidak
hanya dari tingkatan TD aktual tapi juga dari tingginya TD sebelumnya cepatnya
kenaikan TD bangsa seks dan usia penderita Penderita hipertensi kronis dapat
mentolelir kenaikan TD yang lebih tinggi dibanding dengan normotensi sebagai
contoh pada penderita hipertensi kronis jarang terjadi hipertensi ensefalopati
10
gangguan ginjal dan kardiovaskular dan kejadian ini dijumpai bila TD Diastolik gt
140 mmHg Sebaliknya pada penderita normotensi ataupun pada penderita
hipertensi baru dengan penghentian obat yang tiba-tiba dapat timbul hipertensi
ensefalopati demikian juga pada eklampsi hipertensi ensefalopati dapat timbul
walaupun TD 160110 mmHg124
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya krisis hipertensi tidaklah begitu jelas namun
demikian ada dua peran penting yang menjelaskan patofisiologi tersebut yaitu
1 Peran peningkatan Tekanan Darah
Akibat dari peningkatan mendadak TD yang berat maka akan terjadi
gangguan autoregulasi disertai peningkatan mendadak resistensi vaskuler sistemik
yang menimbulkan kerusakan organ target dengan sangat cepat Gangguan
terhadap sistem autoregulasi secara terus-menerus akan memperburuk keadaan
pasien selanjutnya Pada keadaan tersebut terjadi keadaan kerusakan endovaskuler
(endothelium pembuluh darah) yang terus-menerus disertai nekrosis fibrinoid di
arteriolus Keadaan tersebut merupakan suatu siklus (vicious circle) dimana akan
terjadi iskemia pengendapan platelet dan pelepasan beberapa vasoaktif Trigernya
tidak diketahui dan bervariasi tergantung dari proses hipertensi yang
mendasarinya
Bila stress peningkatan tiba-tiba TD ini berlangsung terus-menerus maka
sel endothelial pembuluh darah menganggapnya suatu ancaman dan selanjutnya
11
melakukan vasokontriksi diikuti dengan hipertropi pembuluh darah Usaha ini
dilakukan agar tidak terjadi penjalaran kenaikan TD ditingkat sel yang akan
menganggu hemostasis sel Akibat dari kontraksi otot polos yang lama akhirnya
akan menyebabkan disfungsi endotelial pembuluh darah disertai berkurangnya
pelepasan nitric oxide (NO) Selanjutnya disfungsi endotelial akan ditriger oleh
peradangan dan melepaskan zat-zat inflamasi lainnya seperti sitokin endhotelial
adhesion molecule dan endhoteli-1
Mekanisme ditingkat sel ini akan meningkatkan permeabilitas dari sel
endotelial menghambat fibrinolisis dan mengaktifkan sistem koagulasi Sistem
koagulasi yang teraktifasi ini bersama-sama dengan adhesi platelet dan agregasi
akan mengendapkan materi fibrinoid pada lumen pembuluh darah yang sudah
kecil dan sempit sehingga makin meningkatkan TD Siklus ini berlangsung terus
dan menyebabkan kerusakan endotelial pembuluh darah yang makin parah dan
meluas
2 Peranan Mediator Endokrin dan Parakrin
Sistem renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA) memegang peran penting
dalam patofisiologi terjadinya krisis hipertensi Peningkatan renin dalam darah
akan meningkatkan vasokonstriktor kuat angiotensin II dan akan pula
meningkatkan hormon aldosteron yang berperan dalam meretensi air dan garam
sehingga volume intravaskuler akan meningkat pula Keadaan tersebut diatas
bersamaan pula dengan terjadinya peningkatan resistensi perifer pembuluh darah
yang akan meningkatkan TD Apabila TD meningkat terus maka akan terjadi
natriuresis sehingga seolah-olah terjadi hipovolemia dan akan merangsang renin
12
kembali untuk membentuk vasokonstriktor angiotensin II sehingga terjadi iskemia
pembuluh darah dan menimbulkan hipertensi berat atau krisis hipertensi23
FAKTOR RESIKO
Krisis hipertensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut 12
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti
hipertensi tidak teratur
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar
berat phaeochromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma
kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
MANIFESTASI KLINIS
Bidang Neurologi
o Sakit kepala hilangkabur penglihatan kejang gangguan
kesadaran (somnolen sopor coma)
Bidang Mata
o Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
Bidang kardiovaskular
13
o Nyeri dada edema paru
Bidang Ginjal
o Azotemia proteinuria oliguria
Bidang obstetri
o Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit
kepala hebat kejang jantung kongestif dan oliguri serta gangguan
kesadarangangguan serebrovaskuler
Tabel 2 Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Tekanan
darah
Funduskopi Status
neurologi
Jantung Ginjal Gastrointestin
al
gt 220140
mmHg
Perdarahan
eksudat
edema
papilla
Sakit kepala
kacau
gangguan
kesadaran
kejang
Denyut jelas
membesar
dekompensas
i oliguria
Uremia
proteinuria
Mual muntah
DIAGNOSA
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal
kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi123
1 Anamnesis
Riwayat hipertensi lama dan beratnya
14
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
Secara praktis krisis hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan
perioritas pengobatan sebagai berikut
1 Hipertensi Emergensi (darurat)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai dengan TD Diastolik
gt 120 mmHg dan disertai kerusakan berat dari organ sasaran yang
disebabkan oleh satu atau lebih penyakitkondisi akut (tabel I) Pada
keadaan ini diperlukan tindakan penurunan tekanan darah yang segera
dalam ukuran waktu menitjam Keterlambatan pengobatan akan
menyebebabkan timbulnya sequele atau kematian Penderita perlu dirawat
di ruangan intensive care unit atau (ICU)12
2 Hipertensi Urgensi (mendesak)
Kenaikan tekanan darah mendadak ditandai TD diastolik gt 120
mmHg dan dengan tanpa kerusakankomplikasi minimum dari organ
sasaran TD harus diturunkan dalam 24-48 jam sampai batas yang aman
memerlukan terapi parenteral12
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis
dan pemeriksaan fisik karena baik faktor resiko dan penanggulannya berbeda
Dikenal beberapa istilah berkaitan dengan krisis hipertensi antara lain
1 Hipertensi refrakter respons pengobatan tidak memuaskan dan TD gt
200110 mmHg walaupun telah diberikan pengobatan yang efektif (triple
drug) pada penderita dan kepatuhan pasien
8
2 Hipetensi akselerasi TD meningkat (Diastolik) gt 120 mmHg disertai
dengan kelainan funduskopi KW III Bila tidak diobati dapat berlanjut ke
fase maligna
3 Hipertensi maligna penderita hipertensi akselerasi dengan TD Diastolik gt
120 ndash 130 mmHg dan kelainan funduskopi KW IV disertai papiledema
peniggian tekanan intrakranial kerusakan yang cepat dari vaskular gagal
ginjal akut ataupun kematian bila penderita tidak mendapat pengobatan
Hipertensi maligna biasanya pada penderita dengan riwayat hipertensi
essensial ataupun sekunder dan jarang terjadi pada penderita yang
sebelumnya mempunyai TD normal
4 Hipertensi ensefalopati kenaikan TD dengan tiba-tiba disertai dengan
keluhan sakit kepala yang sangat perubahan kesadaran dan keadaan ini
dapat menjadi reversible bila TD diturunkan
Tabel I Hipertensi Emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
9
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
Cedera kepala
Luka bakar
Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Tingginya TD yang dapat menyebabkan kerusakan organ sasaran tidak
hanya dari tingkatan TD aktual tapi juga dari tingginya TD sebelumnya cepatnya
kenaikan TD bangsa seks dan usia penderita Penderita hipertensi kronis dapat
mentolelir kenaikan TD yang lebih tinggi dibanding dengan normotensi sebagai
contoh pada penderita hipertensi kronis jarang terjadi hipertensi ensefalopati
10
gangguan ginjal dan kardiovaskular dan kejadian ini dijumpai bila TD Diastolik gt
140 mmHg Sebaliknya pada penderita normotensi ataupun pada penderita
hipertensi baru dengan penghentian obat yang tiba-tiba dapat timbul hipertensi
ensefalopati demikian juga pada eklampsi hipertensi ensefalopati dapat timbul
walaupun TD 160110 mmHg124
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya krisis hipertensi tidaklah begitu jelas namun
demikian ada dua peran penting yang menjelaskan patofisiologi tersebut yaitu
1 Peran peningkatan Tekanan Darah
Akibat dari peningkatan mendadak TD yang berat maka akan terjadi
gangguan autoregulasi disertai peningkatan mendadak resistensi vaskuler sistemik
yang menimbulkan kerusakan organ target dengan sangat cepat Gangguan
terhadap sistem autoregulasi secara terus-menerus akan memperburuk keadaan
pasien selanjutnya Pada keadaan tersebut terjadi keadaan kerusakan endovaskuler
(endothelium pembuluh darah) yang terus-menerus disertai nekrosis fibrinoid di
arteriolus Keadaan tersebut merupakan suatu siklus (vicious circle) dimana akan
terjadi iskemia pengendapan platelet dan pelepasan beberapa vasoaktif Trigernya
tidak diketahui dan bervariasi tergantung dari proses hipertensi yang
mendasarinya
Bila stress peningkatan tiba-tiba TD ini berlangsung terus-menerus maka
sel endothelial pembuluh darah menganggapnya suatu ancaman dan selanjutnya
11
melakukan vasokontriksi diikuti dengan hipertropi pembuluh darah Usaha ini
dilakukan agar tidak terjadi penjalaran kenaikan TD ditingkat sel yang akan
menganggu hemostasis sel Akibat dari kontraksi otot polos yang lama akhirnya
akan menyebabkan disfungsi endotelial pembuluh darah disertai berkurangnya
pelepasan nitric oxide (NO) Selanjutnya disfungsi endotelial akan ditriger oleh
peradangan dan melepaskan zat-zat inflamasi lainnya seperti sitokin endhotelial
adhesion molecule dan endhoteli-1
Mekanisme ditingkat sel ini akan meningkatkan permeabilitas dari sel
endotelial menghambat fibrinolisis dan mengaktifkan sistem koagulasi Sistem
koagulasi yang teraktifasi ini bersama-sama dengan adhesi platelet dan agregasi
akan mengendapkan materi fibrinoid pada lumen pembuluh darah yang sudah
kecil dan sempit sehingga makin meningkatkan TD Siklus ini berlangsung terus
dan menyebabkan kerusakan endotelial pembuluh darah yang makin parah dan
meluas
2 Peranan Mediator Endokrin dan Parakrin
Sistem renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA) memegang peran penting
dalam patofisiologi terjadinya krisis hipertensi Peningkatan renin dalam darah
akan meningkatkan vasokonstriktor kuat angiotensin II dan akan pula
meningkatkan hormon aldosteron yang berperan dalam meretensi air dan garam
sehingga volume intravaskuler akan meningkat pula Keadaan tersebut diatas
bersamaan pula dengan terjadinya peningkatan resistensi perifer pembuluh darah
yang akan meningkatkan TD Apabila TD meningkat terus maka akan terjadi
natriuresis sehingga seolah-olah terjadi hipovolemia dan akan merangsang renin
12
kembali untuk membentuk vasokonstriktor angiotensin II sehingga terjadi iskemia
pembuluh darah dan menimbulkan hipertensi berat atau krisis hipertensi23
FAKTOR RESIKO
Krisis hipertensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut 12
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti
hipertensi tidak teratur
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar
berat phaeochromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma
kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
MANIFESTASI KLINIS
Bidang Neurologi
o Sakit kepala hilangkabur penglihatan kejang gangguan
kesadaran (somnolen sopor coma)
Bidang Mata
o Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
Bidang kardiovaskular
13
o Nyeri dada edema paru
Bidang Ginjal
o Azotemia proteinuria oliguria
Bidang obstetri
o Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit
kepala hebat kejang jantung kongestif dan oliguri serta gangguan
kesadarangangguan serebrovaskuler
Tabel 2 Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Tekanan
darah
Funduskopi Status
neurologi
Jantung Ginjal Gastrointestin
al
gt 220140
mmHg
Perdarahan
eksudat
edema
papilla
Sakit kepala
kacau
gangguan
kesadaran
kejang
Denyut jelas
membesar
dekompensas
i oliguria
Uremia
proteinuria
Mual muntah
DIAGNOSA
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal
kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi123
1 Anamnesis
Riwayat hipertensi lama dan beratnya
14
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
2 Hipetensi akselerasi TD meningkat (Diastolik) gt 120 mmHg disertai
dengan kelainan funduskopi KW III Bila tidak diobati dapat berlanjut ke
fase maligna
3 Hipertensi maligna penderita hipertensi akselerasi dengan TD Diastolik gt
120 ndash 130 mmHg dan kelainan funduskopi KW IV disertai papiledema
peniggian tekanan intrakranial kerusakan yang cepat dari vaskular gagal
ginjal akut ataupun kematian bila penderita tidak mendapat pengobatan
Hipertensi maligna biasanya pada penderita dengan riwayat hipertensi
essensial ataupun sekunder dan jarang terjadi pada penderita yang
sebelumnya mempunyai TD normal
4 Hipertensi ensefalopati kenaikan TD dengan tiba-tiba disertai dengan
keluhan sakit kepala yang sangat perubahan kesadaran dan keadaan ini
dapat menjadi reversible bila TD diturunkan
Tabel I Hipertensi Emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
9
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
Cedera kepala
Luka bakar
Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Tingginya TD yang dapat menyebabkan kerusakan organ sasaran tidak
hanya dari tingkatan TD aktual tapi juga dari tingginya TD sebelumnya cepatnya
kenaikan TD bangsa seks dan usia penderita Penderita hipertensi kronis dapat
mentolelir kenaikan TD yang lebih tinggi dibanding dengan normotensi sebagai
contoh pada penderita hipertensi kronis jarang terjadi hipertensi ensefalopati
10
gangguan ginjal dan kardiovaskular dan kejadian ini dijumpai bila TD Diastolik gt
140 mmHg Sebaliknya pada penderita normotensi ataupun pada penderita
hipertensi baru dengan penghentian obat yang tiba-tiba dapat timbul hipertensi
ensefalopati demikian juga pada eklampsi hipertensi ensefalopati dapat timbul
walaupun TD 160110 mmHg124
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya krisis hipertensi tidaklah begitu jelas namun
demikian ada dua peran penting yang menjelaskan patofisiologi tersebut yaitu
1 Peran peningkatan Tekanan Darah
Akibat dari peningkatan mendadak TD yang berat maka akan terjadi
gangguan autoregulasi disertai peningkatan mendadak resistensi vaskuler sistemik
yang menimbulkan kerusakan organ target dengan sangat cepat Gangguan
terhadap sistem autoregulasi secara terus-menerus akan memperburuk keadaan
pasien selanjutnya Pada keadaan tersebut terjadi keadaan kerusakan endovaskuler
(endothelium pembuluh darah) yang terus-menerus disertai nekrosis fibrinoid di
arteriolus Keadaan tersebut merupakan suatu siklus (vicious circle) dimana akan
terjadi iskemia pengendapan platelet dan pelepasan beberapa vasoaktif Trigernya
tidak diketahui dan bervariasi tergantung dari proses hipertensi yang
mendasarinya
Bila stress peningkatan tiba-tiba TD ini berlangsung terus-menerus maka
sel endothelial pembuluh darah menganggapnya suatu ancaman dan selanjutnya
11
melakukan vasokontriksi diikuti dengan hipertropi pembuluh darah Usaha ini
dilakukan agar tidak terjadi penjalaran kenaikan TD ditingkat sel yang akan
menganggu hemostasis sel Akibat dari kontraksi otot polos yang lama akhirnya
akan menyebabkan disfungsi endotelial pembuluh darah disertai berkurangnya
pelepasan nitric oxide (NO) Selanjutnya disfungsi endotelial akan ditriger oleh
peradangan dan melepaskan zat-zat inflamasi lainnya seperti sitokin endhotelial
adhesion molecule dan endhoteli-1
Mekanisme ditingkat sel ini akan meningkatkan permeabilitas dari sel
endotelial menghambat fibrinolisis dan mengaktifkan sistem koagulasi Sistem
koagulasi yang teraktifasi ini bersama-sama dengan adhesi platelet dan agregasi
akan mengendapkan materi fibrinoid pada lumen pembuluh darah yang sudah
kecil dan sempit sehingga makin meningkatkan TD Siklus ini berlangsung terus
dan menyebabkan kerusakan endotelial pembuluh darah yang makin parah dan
meluas
2 Peranan Mediator Endokrin dan Parakrin
Sistem renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA) memegang peran penting
dalam patofisiologi terjadinya krisis hipertensi Peningkatan renin dalam darah
akan meningkatkan vasokonstriktor kuat angiotensin II dan akan pula
meningkatkan hormon aldosteron yang berperan dalam meretensi air dan garam
sehingga volume intravaskuler akan meningkat pula Keadaan tersebut diatas
bersamaan pula dengan terjadinya peningkatan resistensi perifer pembuluh darah
yang akan meningkatkan TD Apabila TD meningkat terus maka akan terjadi
natriuresis sehingga seolah-olah terjadi hipovolemia dan akan merangsang renin
12
kembali untuk membentuk vasokonstriktor angiotensin II sehingga terjadi iskemia
pembuluh darah dan menimbulkan hipertensi berat atau krisis hipertensi23
FAKTOR RESIKO
Krisis hipertensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut 12
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti
hipertensi tidak teratur
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar
berat phaeochromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma
kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
MANIFESTASI KLINIS
Bidang Neurologi
o Sakit kepala hilangkabur penglihatan kejang gangguan
kesadaran (somnolen sopor coma)
Bidang Mata
o Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
Bidang kardiovaskular
13
o Nyeri dada edema paru
Bidang Ginjal
o Azotemia proteinuria oliguria
Bidang obstetri
o Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit
kepala hebat kejang jantung kongestif dan oliguri serta gangguan
kesadarangangguan serebrovaskuler
Tabel 2 Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Tekanan
darah
Funduskopi Status
neurologi
Jantung Ginjal Gastrointestin
al
gt 220140
mmHg
Perdarahan
eksudat
edema
papilla
Sakit kepala
kacau
gangguan
kesadaran
kejang
Denyut jelas
membesar
dekompensas
i oliguria
Uremia
proteinuria
Mual muntah
DIAGNOSA
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal
kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi123
1 Anamnesis
Riwayat hipertensi lama dan beratnya
14
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
Cedera kepala
Luka bakar
Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Tingginya TD yang dapat menyebabkan kerusakan organ sasaran tidak
hanya dari tingkatan TD aktual tapi juga dari tingginya TD sebelumnya cepatnya
kenaikan TD bangsa seks dan usia penderita Penderita hipertensi kronis dapat
mentolelir kenaikan TD yang lebih tinggi dibanding dengan normotensi sebagai
contoh pada penderita hipertensi kronis jarang terjadi hipertensi ensefalopati
10
gangguan ginjal dan kardiovaskular dan kejadian ini dijumpai bila TD Diastolik gt
140 mmHg Sebaliknya pada penderita normotensi ataupun pada penderita
hipertensi baru dengan penghentian obat yang tiba-tiba dapat timbul hipertensi
ensefalopati demikian juga pada eklampsi hipertensi ensefalopati dapat timbul
walaupun TD 160110 mmHg124
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya krisis hipertensi tidaklah begitu jelas namun
demikian ada dua peran penting yang menjelaskan patofisiologi tersebut yaitu
1 Peran peningkatan Tekanan Darah
Akibat dari peningkatan mendadak TD yang berat maka akan terjadi
gangguan autoregulasi disertai peningkatan mendadak resistensi vaskuler sistemik
yang menimbulkan kerusakan organ target dengan sangat cepat Gangguan
terhadap sistem autoregulasi secara terus-menerus akan memperburuk keadaan
pasien selanjutnya Pada keadaan tersebut terjadi keadaan kerusakan endovaskuler
(endothelium pembuluh darah) yang terus-menerus disertai nekrosis fibrinoid di
arteriolus Keadaan tersebut merupakan suatu siklus (vicious circle) dimana akan
terjadi iskemia pengendapan platelet dan pelepasan beberapa vasoaktif Trigernya
tidak diketahui dan bervariasi tergantung dari proses hipertensi yang
mendasarinya
Bila stress peningkatan tiba-tiba TD ini berlangsung terus-menerus maka
sel endothelial pembuluh darah menganggapnya suatu ancaman dan selanjutnya
11
melakukan vasokontriksi diikuti dengan hipertropi pembuluh darah Usaha ini
dilakukan agar tidak terjadi penjalaran kenaikan TD ditingkat sel yang akan
menganggu hemostasis sel Akibat dari kontraksi otot polos yang lama akhirnya
akan menyebabkan disfungsi endotelial pembuluh darah disertai berkurangnya
pelepasan nitric oxide (NO) Selanjutnya disfungsi endotelial akan ditriger oleh
peradangan dan melepaskan zat-zat inflamasi lainnya seperti sitokin endhotelial
adhesion molecule dan endhoteli-1
Mekanisme ditingkat sel ini akan meningkatkan permeabilitas dari sel
endotelial menghambat fibrinolisis dan mengaktifkan sistem koagulasi Sistem
koagulasi yang teraktifasi ini bersama-sama dengan adhesi platelet dan agregasi
akan mengendapkan materi fibrinoid pada lumen pembuluh darah yang sudah
kecil dan sempit sehingga makin meningkatkan TD Siklus ini berlangsung terus
dan menyebabkan kerusakan endotelial pembuluh darah yang makin parah dan
meluas
2 Peranan Mediator Endokrin dan Parakrin
Sistem renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA) memegang peran penting
dalam patofisiologi terjadinya krisis hipertensi Peningkatan renin dalam darah
akan meningkatkan vasokonstriktor kuat angiotensin II dan akan pula
meningkatkan hormon aldosteron yang berperan dalam meretensi air dan garam
sehingga volume intravaskuler akan meningkat pula Keadaan tersebut diatas
bersamaan pula dengan terjadinya peningkatan resistensi perifer pembuluh darah
yang akan meningkatkan TD Apabila TD meningkat terus maka akan terjadi
natriuresis sehingga seolah-olah terjadi hipovolemia dan akan merangsang renin
12
kembali untuk membentuk vasokonstriktor angiotensin II sehingga terjadi iskemia
pembuluh darah dan menimbulkan hipertensi berat atau krisis hipertensi23
FAKTOR RESIKO
Krisis hipertensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut 12
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti
hipertensi tidak teratur
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar
berat phaeochromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma
kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
MANIFESTASI KLINIS
Bidang Neurologi
o Sakit kepala hilangkabur penglihatan kejang gangguan
kesadaran (somnolen sopor coma)
Bidang Mata
o Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
Bidang kardiovaskular
13
o Nyeri dada edema paru
Bidang Ginjal
o Azotemia proteinuria oliguria
Bidang obstetri
o Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit
kepala hebat kejang jantung kongestif dan oliguri serta gangguan
kesadarangangguan serebrovaskuler
Tabel 2 Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Tekanan
darah
Funduskopi Status
neurologi
Jantung Ginjal Gastrointestin
al
gt 220140
mmHg
Perdarahan
eksudat
edema
papilla
Sakit kepala
kacau
gangguan
kesadaran
kejang
Denyut jelas
membesar
dekompensas
i oliguria
Uremia
proteinuria
Mual muntah
DIAGNOSA
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal
kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi123
1 Anamnesis
Riwayat hipertensi lama dan beratnya
14
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
gangguan ginjal dan kardiovaskular dan kejadian ini dijumpai bila TD Diastolik gt
140 mmHg Sebaliknya pada penderita normotensi ataupun pada penderita
hipertensi baru dengan penghentian obat yang tiba-tiba dapat timbul hipertensi
ensefalopati demikian juga pada eklampsi hipertensi ensefalopati dapat timbul
walaupun TD 160110 mmHg124
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya krisis hipertensi tidaklah begitu jelas namun
demikian ada dua peran penting yang menjelaskan patofisiologi tersebut yaitu
1 Peran peningkatan Tekanan Darah
Akibat dari peningkatan mendadak TD yang berat maka akan terjadi
gangguan autoregulasi disertai peningkatan mendadak resistensi vaskuler sistemik
yang menimbulkan kerusakan organ target dengan sangat cepat Gangguan
terhadap sistem autoregulasi secara terus-menerus akan memperburuk keadaan
pasien selanjutnya Pada keadaan tersebut terjadi keadaan kerusakan endovaskuler
(endothelium pembuluh darah) yang terus-menerus disertai nekrosis fibrinoid di
arteriolus Keadaan tersebut merupakan suatu siklus (vicious circle) dimana akan
terjadi iskemia pengendapan platelet dan pelepasan beberapa vasoaktif Trigernya
tidak diketahui dan bervariasi tergantung dari proses hipertensi yang
mendasarinya
Bila stress peningkatan tiba-tiba TD ini berlangsung terus-menerus maka
sel endothelial pembuluh darah menganggapnya suatu ancaman dan selanjutnya
11
melakukan vasokontriksi diikuti dengan hipertropi pembuluh darah Usaha ini
dilakukan agar tidak terjadi penjalaran kenaikan TD ditingkat sel yang akan
menganggu hemostasis sel Akibat dari kontraksi otot polos yang lama akhirnya
akan menyebabkan disfungsi endotelial pembuluh darah disertai berkurangnya
pelepasan nitric oxide (NO) Selanjutnya disfungsi endotelial akan ditriger oleh
peradangan dan melepaskan zat-zat inflamasi lainnya seperti sitokin endhotelial
adhesion molecule dan endhoteli-1
Mekanisme ditingkat sel ini akan meningkatkan permeabilitas dari sel
endotelial menghambat fibrinolisis dan mengaktifkan sistem koagulasi Sistem
koagulasi yang teraktifasi ini bersama-sama dengan adhesi platelet dan agregasi
akan mengendapkan materi fibrinoid pada lumen pembuluh darah yang sudah
kecil dan sempit sehingga makin meningkatkan TD Siklus ini berlangsung terus
dan menyebabkan kerusakan endotelial pembuluh darah yang makin parah dan
meluas
2 Peranan Mediator Endokrin dan Parakrin
Sistem renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA) memegang peran penting
dalam patofisiologi terjadinya krisis hipertensi Peningkatan renin dalam darah
akan meningkatkan vasokonstriktor kuat angiotensin II dan akan pula
meningkatkan hormon aldosteron yang berperan dalam meretensi air dan garam
sehingga volume intravaskuler akan meningkat pula Keadaan tersebut diatas
bersamaan pula dengan terjadinya peningkatan resistensi perifer pembuluh darah
yang akan meningkatkan TD Apabila TD meningkat terus maka akan terjadi
natriuresis sehingga seolah-olah terjadi hipovolemia dan akan merangsang renin
12
kembali untuk membentuk vasokonstriktor angiotensin II sehingga terjadi iskemia
pembuluh darah dan menimbulkan hipertensi berat atau krisis hipertensi23
FAKTOR RESIKO
Krisis hipertensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut 12
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti
hipertensi tidak teratur
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar
berat phaeochromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma
kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
MANIFESTASI KLINIS
Bidang Neurologi
o Sakit kepala hilangkabur penglihatan kejang gangguan
kesadaran (somnolen sopor coma)
Bidang Mata
o Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
Bidang kardiovaskular
13
o Nyeri dada edema paru
Bidang Ginjal
o Azotemia proteinuria oliguria
Bidang obstetri
o Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit
kepala hebat kejang jantung kongestif dan oliguri serta gangguan
kesadarangangguan serebrovaskuler
Tabel 2 Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Tekanan
darah
Funduskopi Status
neurologi
Jantung Ginjal Gastrointestin
al
gt 220140
mmHg
Perdarahan
eksudat
edema
papilla
Sakit kepala
kacau
gangguan
kesadaran
kejang
Denyut jelas
membesar
dekompensas
i oliguria
Uremia
proteinuria
Mual muntah
DIAGNOSA
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal
kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi123
1 Anamnesis
Riwayat hipertensi lama dan beratnya
14
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
melakukan vasokontriksi diikuti dengan hipertropi pembuluh darah Usaha ini
dilakukan agar tidak terjadi penjalaran kenaikan TD ditingkat sel yang akan
menganggu hemostasis sel Akibat dari kontraksi otot polos yang lama akhirnya
akan menyebabkan disfungsi endotelial pembuluh darah disertai berkurangnya
pelepasan nitric oxide (NO) Selanjutnya disfungsi endotelial akan ditriger oleh
peradangan dan melepaskan zat-zat inflamasi lainnya seperti sitokin endhotelial
adhesion molecule dan endhoteli-1
Mekanisme ditingkat sel ini akan meningkatkan permeabilitas dari sel
endotelial menghambat fibrinolisis dan mengaktifkan sistem koagulasi Sistem
koagulasi yang teraktifasi ini bersama-sama dengan adhesi platelet dan agregasi
akan mengendapkan materi fibrinoid pada lumen pembuluh darah yang sudah
kecil dan sempit sehingga makin meningkatkan TD Siklus ini berlangsung terus
dan menyebabkan kerusakan endotelial pembuluh darah yang makin parah dan
meluas
2 Peranan Mediator Endokrin dan Parakrin
Sistem renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA) memegang peran penting
dalam patofisiologi terjadinya krisis hipertensi Peningkatan renin dalam darah
akan meningkatkan vasokonstriktor kuat angiotensin II dan akan pula
meningkatkan hormon aldosteron yang berperan dalam meretensi air dan garam
sehingga volume intravaskuler akan meningkat pula Keadaan tersebut diatas
bersamaan pula dengan terjadinya peningkatan resistensi perifer pembuluh darah
yang akan meningkatkan TD Apabila TD meningkat terus maka akan terjadi
natriuresis sehingga seolah-olah terjadi hipovolemia dan akan merangsang renin
12
kembali untuk membentuk vasokonstriktor angiotensin II sehingga terjadi iskemia
pembuluh darah dan menimbulkan hipertensi berat atau krisis hipertensi23
FAKTOR RESIKO
Krisis hipertensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut 12
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti
hipertensi tidak teratur
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar
berat phaeochromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma
kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
MANIFESTASI KLINIS
Bidang Neurologi
o Sakit kepala hilangkabur penglihatan kejang gangguan
kesadaran (somnolen sopor coma)
Bidang Mata
o Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
Bidang kardiovaskular
13
o Nyeri dada edema paru
Bidang Ginjal
o Azotemia proteinuria oliguria
Bidang obstetri
o Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit
kepala hebat kejang jantung kongestif dan oliguri serta gangguan
kesadarangangguan serebrovaskuler
Tabel 2 Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Tekanan
darah
Funduskopi Status
neurologi
Jantung Ginjal Gastrointestin
al
gt 220140
mmHg
Perdarahan
eksudat
edema
papilla
Sakit kepala
kacau
gangguan
kesadaran
kejang
Denyut jelas
membesar
dekompensas
i oliguria
Uremia
proteinuria
Mual muntah
DIAGNOSA
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal
kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi123
1 Anamnesis
Riwayat hipertensi lama dan beratnya
14
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
kembali untuk membentuk vasokonstriktor angiotensin II sehingga terjadi iskemia
pembuluh darah dan menimbulkan hipertensi berat atau krisis hipertensi23
FAKTOR RESIKO
Krisis hipertensi bisa terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut 12
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti
hipertensi tidak teratur
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang tinggi seperti luka bakar
berat phaeochromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma
kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
MANIFESTASI KLINIS
Bidang Neurologi
o Sakit kepala hilangkabur penglihatan kejang gangguan
kesadaran (somnolen sopor coma)
Bidang Mata
o Funduskopi berupa perdarahan retina eksudat retina edema papil
Bidang kardiovaskular
13
o Nyeri dada edema paru
Bidang Ginjal
o Azotemia proteinuria oliguria
Bidang obstetri
o Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit
kepala hebat kejang jantung kongestif dan oliguri serta gangguan
kesadarangangguan serebrovaskuler
Tabel 2 Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Tekanan
darah
Funduskopi Status
neurologi
Jantung Ginjal Gastrointestin
al
gt 220140
mmHg
Perdarahan
eksudat
edema
papilla
Sakit kepala
kacau
gangguan
kesadaran
kejang
Denyut jelas
membesar
dekompensas
i oliguria
Uremia
proteinuria
Mual muntah
DIAGNOSA
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal
kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi123
1 Anamnesis
Riwayat hipertensi lama dan beratnya
14
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
o Nyeri dada edema paru
Bidang Ginjal
o Azotemia proteinuria oliguria
Bidang obstetri
o Preklampsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan sakit
kepala hebat kejang jantung kongestif dan oliguri serta gangguan
kesadarangangguan serebrovaskuler
Tabel 2 Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5
Tekanan
darah
Funduskopi Status
neurologi
Jantung Ginjal Gastrointestin
al
gt 220140
mmHg
Perdarahan
eksudat
edema
papilla
Sakit kepala
kacau
gangguan
kesadaran
kejang
Denyut jelas
membesar
dekompensas
i oliguria
Uremia
proteinuria
Mual muntah
DIAGNOSA
Diagnosa krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin karena hasil
terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat Tidak perlu menunggu
hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal
kita sudah dapat mendiagnosa suatu krisis hipertensi123
1 Anamnesis
Riwayat hipertensi lama dan beratnya
14
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya
Usia sering pada usia 40 ndash 60 tahun
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala kejang gangguan kesadaran
perubahan mental ansietas )
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri jumlah urine berkurang azotemia
proteinuria )
Gejala sistem kardiovascular ( adanya gagal jantung kongestif dan oedem
paru nyeri dada )
Riwayat penyakit glomerulonefrosis pyelonefritis
Riwayat kehamilan preeklampsi dengan gejala berupa gangguan
penglihatan sakit kepala hebat kejang nyeri abdomen kuadran atas gagal
jantung kongestif dan oliguri serta gangguan kesadaran gangguan
serebovaskular
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran TD mencari kerusakan
organ sasaran ( retinopati gangguan neurologi payah jantung kongestif
altadiseksi) Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
neurologi ataupun payah jantung kongestif dan oedema paru Perlu dicari
penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner
Pengukuran tekanan darah di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
15
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
Auskultasi untuk mendengar adatidak bruit pembuluh darah besar bising
jantung dan ronkhi paru
Pemeriksaan neurologis umum
3 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu
1) Pemeriksaan yang segeraawal seperti
o Darah Hb hematokrit kreatinin gula darah dan elektrolit
o Urinalisa
o EKG 12 Lead melihat tanda iskemi
o Foto thorax apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana )
2) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama )
CT scan kepala
Echocardiografi
Ultrasinigrafi
Penetapan diagnostik
Walau biasanya pada krisis hipertensi ditemukan tekanan darah ge
180120mmHg perlu diperhatikan kecepatan kenaikan tekanan darah tersebut dan
derajat gangguan organ target yang terjadi123
16
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
DIAGNOSIS BANDING
Krisis hipertensi harus dibedakan dari keadaan yang menyerupai krisis
hipertensi seperti
- Hipertensi berat
- Emergensi neurologi yang dapat dikoreksi dengan pembedahan
- Ansietas dengan hipertensi labil
- Oedema paru dengan payah jantung kiri
PENATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
A TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas pemantauan yang memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagaiberikut
5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata-rata (mean arterial blood
pressure) diturunkan 20-25
2 sd 6 jam berikutnya diturunkan sampai lt14090 mmHg bila tidak ada
gejala iskemi organ
Tujuan penanganan hipertensi krisis adalah adalah untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas Penderita hipertensi emergensi harus dirawat di ruang
17
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
perawatan intensif dengan target pengobatan menurunkan tekanan arteri rerata
tidak lebih dari 25 dalam satu jam dan jika sudah stabil selanjutnya diturunkan
menjadi 160100-110 mm Hg dalam 2 - 6 jam Penurunan tekanan yang terlalu
cepat dan melampui target tersebut dapat menginduksi iskemia renal cerebral dan
koroner Atas dasar hal tersebut pemakaian Nifedipin short acting tidak lagi
direkomendasi untuk pengobatan hipertensi emergensi atau urgensi Jika telah
tercapai target pengobatan awal dan tekanan darah stabil maka pengobatan untuk
menurunkan tekanan darah lebih lanjut dapat dimulai dalam 24-48 jam
kemudian678
Obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi
emergensi diberikan secara parentral Pengobatan hipertensi krisis secara spesifik
tergantung dari kerusakan target organ yang terjadi Obat-obat yang biasanya
dipergunakan dalam penanganan penderita dengan hipertensi emergensi adalah
seperti berikut
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi
Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis
hipertensi tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi atau
urgensi Jika hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran
maka penderita dirawat diruangan intensive care unit ( ICU ) dan diberi salah satu
dari obat anti hipertensi intravena ( IV )
1 Sodium Nitroprusside merupakan vasodelator direkuat baik arterial
maupun venous Secara i V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu
18
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
1 ndash 2 dosis 1 ndash 6 ug kg menit Efek samping mual muntah keringat
foto sensitif hipotensi
2 Nitroglycerini merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila
dengan dosis tinggi sebagai vasodilator arteri dan vena Onset of action 2 ndash
5 menit duration of action 3 ndash 5 menit Dosis 5 ndash 100 ug menit secara
infus i V Efek samping sakit kepala mual muntah hipotensi
3 Diazolxide merupakan vasodilator arteri direk yang kuat diberikan secara
i V bolus Onset of action 1 ndash 2 menit efek puncak pada 3 ndash 5 menit
duration of action 4 ndash 12 jam Dosis permulaan 50 mg bolus dapat
diulang dengan 25 ndash 75 mg setiap 5 menit sampai TD yang diinginkan
Efek samping hipotensi dan shock mual muntah distensi abdomen
hiperuricemia aritmia dll
4 Hydralazine merupakan vasodilator direk arteri Onset of action oral 05
ndash 1 jam iv 10 ndash 20 menit duration of action 6 ndash 12 jam Dosis 10 ndash 20
mg iv bolus 10 ndash 40 mg im Pemberiannya bersama dengan alpha
agonist central ataupun Beta Blocker untuk mengurangi refleks takhikardi
dan diuretik untuk mengurangi volume intravaskular Efeksamping
refleks takhikardi meningkatkan stroke volume dan cardiac out put
eksaserbasi angina MCI akut dll
5 Enalapriat merupakan vasodelator golongan ACE inhibitor Onsep on
action 15 ndash 60 menit Dosis 0625 ndash 125 mg tiap 6 jam iv
19
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
6 Phentolamine ( regitine ) termasuk golongan alpha andrenergic blockers
Terutama untuk mengatasi kelainan akibat kelebihan ketekholamin Dosis
5 ndash 20 mg secar iv bolus atau im Onset of action 11 ndash 2 menit duration
of action 3 ndash 10 menit
7 Trimethaphan camsylate termasuk ganglion blocking agent dan
menginhibisi sistem simpatis dan parasimpatis Dosis 1 ndash 4 mg menit
secara infus iv Onset of action 1 ndash 5 menit Duration of action 10
menit Efek samping opstipasi ileus retensia urine respiratori arrest
glaukoma hipotensi mulut kering
8 Labetalol termasuk golongan beta dan alpha blocking agent Dosis 20 ndash
80 mg secara iv bolus setiap 10 menit 2 mg menit secara infus iv
Onset of action 5 ndash 10 menit Efek samping hipotensi orthostatik
somnolen hoyong sakit kepala bradikardi dll Juga tersedia dalam
bentuk oral dengan onset of action 2 jam duration of action 10 jam dan
efek samping hipotensi respons unpredictable dan komplikasi lebih sering
dijumpai
9 Methyldopa termasuk golongan alpha agonist sentral dan menekan
sistem syaraf simpatis Dosis 250 ndash 500 mg secara infus iv 6 jam Onset
of action 30 ndash 60 menit duration of action kira-kira 12 jam Efek
samping Coombs test ( + ) demam gangguan gastrointestino with
drawal sindrome dll Karena onset of actionnya bisa takterduga dan
kasiatnya tidak konsisten obat ini kurang disukai untuk terapi awal
20
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
10 Clonidine termasuk golongan alpha agonist sentral
Dosis 015 mg iv pelan-pelan dalam 10 cc dekstrose 5 atau im150 ug
dalam 100 cc dekstrose dengan titrasi dosis Onset of action 5 ndash10 menit
dan mencapai maksimal setelah 1 jam atau beberapa jam Efek samping
rasa ngantuk sedasi hoyong mulut kering rasa sakit pada parotis Bila
dihentikan secara tiba-tiba dapat menimbulkan sindroma putus obat
Walaupun akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memberikan obat-obat
oral yang cara pemberiannya lebih mudah tetapi pemberian obat parenteral adalah
lebih aman Dengan Sodium nitrotprusside Nitroglycirine Trimethaphan TD
dapat diturunkan baik secara perlahan maupun cepat sesuai keinginan dengan cara
menatur tetesan infus Bila terjadi penurunan TD berlebihan infus distop dan TD
dapat naik kembali dalam beberapa menit89
Demikian juga pemberian labetalol ataupun Diazoxide secara bolus
intermitten intravena dapat menyebabkan TD turun bertahap Bila TD yang
diinginkan telah dicapai injeksi dapat di stop dan TD naik kembali Perlu diingat
bila digunakan obat parenteral yang long acting ataupun obat oral penurunan TD
yang berlebihan sulit untuk dinaikkan kembali
Di bagian penyakit Dalam FK USU Medan telah diteliti pemakaian
clonidine pada krisis hipertensi dengan cara Dosis yang digunakan adalah
150mcg ( 1 ampul ) dalam 1000ml deksmenit 5 didalam mikrodrid dan dimulai
dengan 12 tetesmenit Setiap 15 menit dosis dititrasi dengan menaikkan tetesan
21
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
dengan 4 tetes setiap kalinya sampai TD yang diingini diperoleh Bila TD ini telah
dicapai diawasi selama 4 jam dan selanjutnya dengan obat per oral Dengan
tetesan berkisar 12-104 tetesmenit dapat dicapai TD yang diingini dan penderita
tidak mengalami penurunan TD yang berlebihan
Hasil yang diperoleh yaitu TD diastolik dapat diturunkan lt120mmHg
dalam 1 jam dan respons yang baik pada 905 kasus
Kerugian obat ini adalah efek samping yang sering timbul seperti mulut
kering mengantuk dan depresi Pada hipertensi dengan tand iskemi cerebral
ataupun stroke obat ini akan memperberat gejala10
Pilihan obat-obatan pada hipertensi emergensi
Dari berbagai jenis hipertensi emergensi obat pilihan yang dianjurkan
maupun yang sebaiknya dihindari adalah sbb
1 Hipertensi ensenpalopati
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol diazoxide
Hindarkan B-antagonist Methyidopa Clonidine
2 Cerebral infark
Anjuran Sodium nitropsside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonidine
3 Perdarahan intacerebral perdarahan subarakhnoid
Anjuran Sodiun nitroprusside Labetalol
Hindarkan B-antagonist Methydopa Clonodine
22
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
4 Miokard iskemi miokrad infark
Anjuran Nitroglycerine Labetalol Caantagonist Sodium
Nitroprusside dan loopdiuretuk
Hindarkan Hyralazine Diazoxide Minoxidil
5 Oedem paru akut
Anjuran Sodium nitroroprusside dan loopdiuretik
Hindarkan Hydralacine Diazoxide B-antagonist Labeta Lol
6 Aorta disseksi
Anjuran Sodium nitroprussidedan B-antagonist Trimethaohaan dan B-
antagonist labetalol
Hindarkan Hydralazine Diaozoxide Minoxidil
7 Eklampsi
Anjuran Hydralazine Diazoxxide labetalolcantagonist sodium
nitroprusside
Hindarkan Trimethaphan Diuretik B-antagonist
8 Renal insufisiensi akut
Anjuran Sodium nitroprusside labetalol Ca-antagonist
Hindarkan B- antagonist Trimethaphan
9 KW III-IV
Anjuran Sodium nitroprusside Labetalol Ca ndash antagonist
Hindarkan B-antagonist Clonidine Methyldopa
10 Mikroaangiopati hemolitik anemia
23
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
Anjuran Sodium nitroprosside Labetalol Caantagonist
Hindarkan B-antagonist
Dari berbagai sediaan obat anti hipertensi parenteral yang tersedia Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat penderita harus dirawat di ICU karena dapat
menimbulkan hipotensi berat Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah
Labetalol Diazoxide yang dapat memberikan bolus intravena Phentolamine
Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang
diperukan secara intravena telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam
jumlah kecil) dan tampaknya memberikan harapan yang baik1011
Obat oral untuk hipertensi emergensi
Dari berbagai penelitian akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk
menggunakan obat oral seperti Nifedipine ( Ca antagonist ) Captopril dalam
penanganan hipertensi emergensi
Bertel dkk 1983 mengemukakan hal yang baik pada 25 penderita dengan
dengan pemakaian dosis 10mg yang dapat ditambah 10mg lagi menit Yang
menarik adalah bahwa 4 dari 5 penderita yang diperiksa aliran darah cerebral
meningkat sedang dengan clonidine yang diselidiki menurun walaupun tidak
mencapai tahap bermakna secara statistik
24
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
Di Medan dibagian penyakit dalam FK USU pada 1991 telah diteliti efek
akut obat oral anti hipertensi terhadap hipertensi sedang dan berat pada 60
penderita Efek akut nifedipine dalam waktu 5-15 menit Demikian juga dengan
clonidine dalam waktu 5-35 menit Dari hasil ini diharapkan kemungkinan
penggunaan obat oral anti hipertensi untuk krisis hipertensi
Pada tahun 1993 telah diteliti penggunaan obat oral nifedipine sublingual
dan captoprial pada penderita hipertensi krisis memberikan hasil yang cukup
memuaskan setelah menit ke 20 Captoprial dan Nifedipine sublingual tidak
berbeda bermakna dam Menurunkan TD
Captoprial 25mg atau Nifedipine 10mg digerus dan diberikan secara
sublingual kepada pasien TD dan tanda Vital dicatat tiap lima menit sampai 60
menit dan juga dicatat tanda-tanda efek samping yang timbul Pasien digolongkan
nonrespons bila penurunan TD diastolik lt10mmHg setelah 20 menit pemberian
obat Respons bila TD diastolik mencapai lt120mmHg atau MAP lt150mmHg dan
adanya perbaikan simptom dan sign dari gangguan organ sasaran yang dinilai
secara klinis setelah 60 menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60
menit pemberian obat Inkomplit respons bila setelah 60 menit TD masih
gt120mmHg atau MAP masih gt150mmHg tetapi jelas terjadi perbaikan dari
simptom dan sign dari organ sasaran89101112
Neurologic emergency
Keadaan neurologic emergency yang tersering adalah hipertensi
ensepalopathi intracerebral hemorhagic dan acute ischemic stroke Pada acute
25
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan aktivitas maupun
istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur beberapa hari ini dan badannya
terasa pegal-pegal Terdapat batuk namun tidak berdahak dan sesak nafas
terutama bila di ruangan dingin Riwayat hipertensi dan asma (+) Pasien
jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan ikan asin serta
makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tampak
sakit sedang tekanan darah 200120 mmHg nadi 84 xmenit suhu 367oc
RR 20xmenit BMI 2203 status gizi Gizi baik Status generalis kepala
hingga kaki dalam batas normal
V DIAGNOSIS
Hipertensi Urgency
VI PENATALAKSANAAN
Rawat Inap
Tirah baring
Drip Ceremax (Nimodipine)
Santesar 2 x 5
HCT (Hidroclorotiazid) 2 x 25 mg
Astika 100 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Alprazolam 2x05 mg
43
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungtionam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
44
DAFTAR PUSTAKA
1 Kaplan Norman M Hypertensive Crises In Kaplanrsquos Clinical
Hypertension 8th editions Lippincott William amp Wilkins Philadelphia
2002p 339-356
2 Izzo Jr GJ L etal Seventh Report of JNC on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Hypertension
2003421206-1252
3 Ram S CV Management of hypertensive emergenciesChanging
therapeautic options Am Heart J 1991122356-363
4 Ram S CV Current Consepts in the Diagnosis and Management of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Keio J Med 1990 4225-236
5 Vidt DG Management of Hypertensive Emergencies and Urgencies In
Hypertension Primer 2nd Editions Eds Izzo Jr G JL and Black HR
American Heart AssociatioNn 1999 p 437-440
6 Alpert J S Rippe JM 1980 Hypertensive Crisis in manual of
Cardiovascular Diagnosis and Therapy Asean Edition Little Brown and
Coy Boston 149-60
7 Anavekar SN Johns CI 1974 Management of Acute Hipertensive
Crissis with Clonidine (catapres ) Med J Aust 1 829-831
8 AngeliP Chiese M Caregaroet al 1991 Comparison of sublingual
Captopril and Nifedipine in immediate Treatment of hypertensive
Emergencies Arch Intren Med 151 678-82
45
9 Anwar CH Fadillah A Nasution M Y Lubis HR 1991 Efek akut
obat anti hipertensi (Nifedipine Klonodin Metoprolol ) pada penderita
hipertensi sedang dan berat naskah lengkap KOPARDI VIII Yogyakarta
279-83
10 Bertel O Conen D Radu EW Muller J Lang C 1983Nifedipine in
Hypertensive Emergencies BrMmmed J 286 19-21
11 Calhoun DA Oparil S 1990 Treatmenet of Hypertensive Crisis New
Engl J Med 323 1177-83
12 Gifford RW 1991 Management of Hypertensive Crisis JAMA
SEA266 39-45
13 Gonzale DG Ram CSVS 1988 New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies Cheast I 193-5
14 Haynes RB 1991 Sublingual Captopril and Nifedipine on Hipertensive
Emergencies ACP Journal Clib 45
15 Houston MC 1989 Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment
Dis 32 99-148
16 Langton D Mcgrath B 1990 Refractory Hypertantion and Hypertensive
Emergencies in Hypertention Management Mc Leman amp Petty Pty
Limited Australia 169-75
46
stroke target penurunan tekanan darah masih kontroversial Hipertensi pada
intracerebral bleeding direkomendasikan oleh American Heart Association
diberikan penanganan jika tekanan darah lebih dari 180105 mmHg
Pasien dengan ischemic stroke membutuhkan tekanan sistemik yang cukup
untuk mempertahankan perfusi di distal obsktruksi Oleh karena itu tekanan darah
26
harus dimonitor ketat dalam 1 ndash 2 pertama Hanya jika tekanan sistolik menetap
pada 220 mmHg diberikan penanganan
Cardiac emergency
Keadaan hipertensi emergency dengan cardiac emergency diantaranya
acute myocard ischemic atau infarction pulmonary edema dan aortic dissection
Pasien dengan temuan myocardial ischemia atau infarction dapat diberikan
nitroglycerin jika tanpa heart failure bisa ditambahkan beta blocker (labetalol
esmolol) untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dengan aortic dissection IV beta blocker harus diberikan pertama
diikuti dengan vasodilating agent dan IV nitroprusside Target tekanan darah
kurang dari 120 mmHg dalam 20 menit
Penanganan pada edema pulmo diawali dengan IV diuretics dilanjutkan IV
ACE inhibitor (enalaprilat) dan nitroglycerin Sodium nitroprusside dapat
digunakan jika obat diatas tidak cukup menurunkan tekanan darah
Hyperadrenergic states
Pasien dengan kelebihan cathecholamine pada seting pheochromocytoma
cocaine atau over dosis amphetamine monoamine oxidase inhibitor-induced
hipertensi atau clonidine withdrawal syndrome dapat bermanifestasi hipertensi
krisis sindrom
27
Pheochromocytoma kotrol tekanan darah inisial dapat diberikan Sodium
Nitroprusside atau IV phentolamine Beta blockers bisa diberikan tapi tidak boleh
dipakai tunggal sampai alfa blokade tercapai
Hipertensi disebabkan clonidine withdrawal penanganan terbaik adalah
dengan dilanjutkan pemberian clonidine disertai pemberian obat-obatan diatas
Benzodiazepine merupakan agen pertama untuk penanganan intoksikasi cocaine
Kidney failure
Acute Kidnet Injury (AKI) bisa merupakan penyebab maupun akibat dari
hipertensi emergensi AKI termanifestasi dengan proteinuria mikroskopik
hematuria oliguria dan anuria Penanganan yang optimal masih kontroversial
Walaupun IV nitroprusside sering digunakan namun dapat mengakibatkan
keracunan cyanida atau thiocyanate
Parenteral fenoldopam mesylate lebih menjanjikan hasil yang baik dan
lebih safety Penggunaannya mampu mencegah terjadinya keracunan cyanida atau
thiocyanate
B TATALAKSANA HIPERTENSI URGENSI
Pada umumnya pasien dengan hipertensi urgensi terjadi karena penghetian
terapi hipertensi sebelumnya Penanganan penderita demikian dilakukan
observasi beberapa menit dan bila tekanan darahnya tetap gt 180120 mm Hg
maka dapat dilakukan terapi oral yang sesuai dan mungkin perlu dikombinasi
28
dengan obat oral sebelumnya terutama jika jenis obat yang diberikan sebelumnya
dapat mengontrol tekanan darahnya dengan baik dan dapat ditoleransi oleh
penderita
Prinsipnya hipertensi urgensi dapat ditangani dengan anti-hipertensi oral
dengan perawatan rawat jalan Namun keadaan ini sulit untuk memonitor tekanan darah
setelah pemberian obat Obat yang diberikan dimulai dari dosis yang rendah
untuk menghindari terjadinya hipotensi mendadak terutama pada pasien dengan resiko
komplikasi hipotensi tinggi seperti geriatri penyakit vaskuler perifer dan
atherosclerosis cardiovaskuler dan penyakit intrakranial Target inisial penurunan
tekanan darah 160110 dalam jam atau hari dengan konvensional terapi oral
Beberapa pilihan obat
ACE inhibitor (Captopril) dengan pemberian dosis oral inisial 25 mg
onset maksimulai dalam 15ndash30 menit dan maksimum aksi antara 30ndash90 menit
Kemudian jika tekanan darah belum turun dosis dilanjutkan 50 mgndash100 mg
pada 90ndash120menit kemudian
Calcium-channel blocker (Nicardipine) dosis oral awal pemeberian 30 mg dandapat
diulangi setiap 8 jam sampai target tekanan darah tercapai Onset aksi dimulai frac12ndash2
jam
Beta blocker (Labetalol) non selektif beta blocker dosis oral awal 200
mg dan diulang 3-4 jam Onset kerja dimulai pada 1ndash2 jam
29
Simpatolitik (Clonidine) dengan dosis oral awal 01ndash02 mg dosis loading
dilanjutkan 005-01 mg setiap jam sampai target tekanan darah tercapai
Dosismaksimum 07 mg
Obat-obat oral anti hipertensi yang digunakan
Obat Dosis Efek Lama
kerja
Efek samping
Nifedipin
(Calcium
Channel
Blocker)
5-10mg
Diulang
15 menit
5-15 menit 2-6 jam sakit kepala takhikardi
hipotensi flushing
Captopril
(ACE
Inhibitor)
125-25mg
Diulang
30 menit
Sublingual
10-15 menit
Oral 15-30
menit
6-8 jam angio neurotik oedema
rash gagal ginjal akut pada
penderita bilateral renal
arteri sinosis
Clonidin
(Central alpha
agonist)
75-150 ug
Diulang
jam
30-60 menit 8-16 jam sedasimulut kering Hindari
pemakaian pada 2nd degree
atau 3rd degree heart block
brakardisick sinus
syndromeOver dosis dapat
diobati dengan tolazoline
Propanolol 10-40mg 15-30 menit 3-6 jam bronkokonstriksi blok
30
(beta blocker) Diulang
30menit
jantung
Dengan pemberian Nifedipine ataupun Clonidine oral dicapai penurunan
MAP sebanyak 20 ataupun TDlt120 mmHg Demikian juga Captopril terutama
digunakan pada penderita hipertensi urgensi akibat dari peningkatan
katekholamine
Perlu diingat bahwa pemberian obat anti hipertensi oralsublingual dapat
menyebabkan penurunan TD yang cepat dan berlebihan bahkan sampai kebatas
hipotensi (walaupun hal ini jarang sekali terjadi)
Dengan pengaturan titrasi dosis Nifedipine ataupun Clonidin biasanya TD
dapat diturunkan bertahap dan mencapai batas aman dari MAP
Penderita yang telah mendapat pengobatan anti hipertensi cenderung lebih
sensitive terhadap penambahan terapiUntuk penderita ini dan pada penderita
dengan riwayat penyakit cerebrovaskular dan koroner juga pada pasien umur tua
dan pasien dengan volume depletion maka dosis obat Nifedipine dan Clonidine
harus dikurangiSeluruh penderita diobservasi paling sedikit selama 6 jam setelah
TD turun untuk mengetahui efek terapi dan juga kemungkinan timbulnya
orthotatis Bila ID penderita yang obati tidak berkurang maka sebaiknya penderita
dirawat dirumah sakit131415
Tabel Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi
31
Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat
Biasa Mendesak
Tekanan
darah
(mmHg)
gt 180110 gt 180110 gt 220140
Gejala Sakit kepala
kecemasan
sering kali tanpa
gejala
Sakit kepala
hebat sesak
napas
Sesak napas nyeri dada
nokturia dysarthria
kelemahan kesadaran
menurun
Pemeriksaa
n
Tidak ada
kerusakan organ
target tidak ada
penyakit
kardiovaskular
Kerusakan organ
target muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler
stabil
Ensefalopati edema
paru insufisiensi ginjal
iskemia jantung
Terapi Awasi 1-3 jam
memulaiteruska
n obat oral
naikkan dosis
Awasi 3-6 jam
obat oral
berjangka kerja
pendek
Pasang jalur IV periksa
laboratorium standar
terapi obat IV
Rencana Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruanganICU
Tabel Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi
Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan
Darah
Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera
mungkin
AMI iskemia Nitrogliserin nitroprusside
nicardipine
Sekunder untuk
bantuan iskemia
Edema paru Nitroprusside nitrogliserin
labetalol
10 -15 dalam 1-2
jam
Gangguan Ginjal Fenoldopam nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
32
labetalol jam
Kelebihan
katekolamin
Phentolamine labetalol 10 -15 dalam 1-2
jam
Hipertensi
ensefalopati
Nitroprusside 20 -25 dalam 2-3
jam
Subarachnoid
hemorrhage
Nitroprusside nimodipine
nicardipine
20 -25 dalam 2-3
jam
Stroke Iskemik Nicardipine 0 -20 dalam 6-12
jam
PROGNOSIS
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita
hanyalah 20 dalam 1 tahun Kematian sebabkan oleh uremia (19) payah
jantung kongestif (13) cerebro vascular accident (20)payah jantung kongestif
disertai uremia (48) infrak Mio Card (1) diseksi aorta (1)
Prognosis menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplantasi ginjal
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980 survival
dalam 1 tahun berkisar 94 dan survival 5 tahun sebesar 75 Tidak dijumpai
hasil perbedaan diantara retionopati KWIII dan IV Serum creatine merupakan
prognostik marker yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85
dari penderita dengan creatinite lt300 umoll memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9
1016
33
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar
dapat memilih pengobatan yang memadai bagi penderita Hipertensi emergensi
disertai dengan kerusakan organ sasaran sedangkan hipertensi urgensi tanpa
kerusakan organ sasaran kerusakan minimal Pada kebanyakan penderita krisis
hipertensi TD diastolik gt 120 ndash mmHg
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat
Cepatnya TD diturunkan TD yang diinginkan dan lama kerja dari obat
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak jantung dan ginjal) bila TD
diturunkan
Faktor klinis lain obat lain yan gdiberikan status volum dll
Efek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25 dari MAP ataupun tidak
lebih rendah dari 170-180100mmHg
Pemakaian obat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena
TD dapat diatur sesuai dengan keinginan sedangkan dengan obat oral
34
kemungkinan penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi
organ
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside
Nifedipine Clinidine merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk
hipertensi urgensi
Dari berbagai penelitian (dalam dan luar negri ) bahwa obat oral
Nifedipine dan Captopril cukup efektif untuk mengatasi hipertensi emergensi
Pemberiaan diuretika pada hipertensi emergensi dimana dibuktikan adanya
volume overload seperti payah jantung kongestif dan oedema paru Pemberian
Beta Blocker tidak dianjurkan pada krisis hipertensi kecuali pada aorta disekasi
akut
35
BAB IV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Ny Uminah
Jenis kelamin Perempuan
Usia 49 tahun
Alamat Kampung Dua RT 0802 Jaka Sampurna
Suku Jawa
Bangsa Indonesia
Agama Islam
Status menikah Menikah
I ANAMNESIS
Telah dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2014 di bangsal Wijaya
Kusuma
Keluhan Utama Sering sakit kepala
Keluhan Tambahan Tidak bisa tidur batuk sesak nafas
36
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung RSUD
Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu Sakit
kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian kepala
Sakit kepala juga dirasakan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung
belakang terasa tegang Pasien mengaku keluhannya sering dirasakan baik bila
melakukan aktivitas maupun istirahat sehingga pasien merasa sulit tidur
beberapa hari ini Pasien mengaku ada batuk namun tidak berdahak Pasien
juga mengeluhkan terkadang sesak nafas terutama bila di ruangan dingin
Pasien mengeluhkan badannya terasa pegal-pegal Pasien menyangkal adanya
demam mual kembung BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma Pasien menyangkal adanya
riwayat penyakit DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal dikeluarga pasien memiliki riwayat hipertensi asma
DM penyakit jantung maupun penyakit paru
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah merokok maupun minum minuman alkohol
Pasien mengaku jarang berolahraga minum air putih cukup gemar makan
ikan asin serta makanan yang berminyakgoreng-gorengan dan bersantan
37
II PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
o Kesadaran compos mentis
o Tampak sakit sedang
Tanda Vital
o Tekanan darah 200120 mmHg
o Nadi 84 xmenit
o Suhu 367oc
o RR 20xmenit
Antropometri
o BB 60 kg
o TB 165 cm
o BMI 2203
o Status gizi Gizi baik
STATUS GENERALIS
Kepala normocephali
Mata conjungtiva anemis -- sklera ikterik --
reflex cahaya Langsung (++) reflex cahaya tidak langsung (++)
38
Hidung Simetris deviasi septum (-) deformitas (-) sekret (-)
Telinga Normotia nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik (-) serumen (-)
Mulut bibir simetris sianosis (-) mukosa bibir tampak kering mukosa
lidah merah muda tonsil T1-T1
Leher KGB dan Tiroid tidak teraba membesar JVP 5+2cmH20
Thorax
Paru
Inspeksi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi gerak dinding dada simetris kanan dan kiri vocal
fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi sonor hemithorax kanan dan kiri
Auskultasi suara nafas vesikuler kanan dan kiri rhonki (--) wheezing
(--)
Jantung
Inspeksi pulsasi iktus kordis tidak tampak jelas
Palpasi teraba pulsasi iktus kordis di ICS V 1 cm medial garis
midclavikularis kiri thrill (-)
Perkusi
Batas kanan jantung setinggi ICS III ndash ICS V linea sternalis kanan
39
Batas atas jantung setinggi ICS III linea parasternalis kiri
Batas kiri jantung setinggi ICS V 1 cm medial dari linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I-II reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen
Inspeksi mencembung tidak tampak efloresensi yang bermakna
Auskultasi bising usus (+)
Palpasi supel nyeri tekan (-) turgor kulit baik hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi timpani shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
Ekstremitas bawah
Inspeksi Simetris deformitas (-) edema (-) efloresensi
bermakna (-) ikterik (-)
Palpasi hangat tonus otot baik edema (-)
40
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Interpretasi EKG
Irama sinus reguler
QRS rate
o R-R = 18 kotak kecil
o 150018 = 8333 = 83 xmenit
41
Aksis
o Lead I dominan positif
o aVF dominan positif
Gelombang P
o Dominan positif di lead II
o Dominan negatif di aVR
o D=008 detik V= 01mV
PR Interval
o 5 kotak kecil = 020 detik
QRS kompleks
o Lebar 2 kotak kecil = 004 detik
ST segmen Isoelektris
IV RESUME
Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke Poliklinik Jantung
RSUD Bekasi dengan keluhan utama sering sakit kepala sejak 3 hari yang lalu
Sakit kepala dirasakan tiba-tiba terus menerus dan menyeluruh di bagian
kepala dan menjalar ke leher sehingga leher dan punggung belakang terasa
42
tegang Keluhannya sering dirasakan baik bila melakukan akt