1
PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN
EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN PERILAKU BELAJAR
TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI
SISKA TAKHARAH
11046220261
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Umrah, Tanjungpinang, 2016
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku belajar terhadap
pemahaman akuntansi mahasiswa akuntansi. Studi kasus pada mahasiswa
akuntansi di Umrah.Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program
studi akuntansi di Fakultas Ekonomi UMRAH angkatan 2013. Total sampel
penelitian adalah 77 orang. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,kecerdasan spiritual, dan perilaku
belajar. Variabel dependen dalam penelitian iniadalah pemahaman
akuntansi.Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu berupa hasil kuesioner
yang dibagikan kepada responden. Pengujian menggunakan uji asumsi klasik dan
pengujian hipotesis digunakan dengan menggunakan metode regresi linier
berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian penelitian ini pengaruh
secara (simultan) membuktikan bahwa variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional, berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Sedangkan
Secara parsial, penelitian ini berpengaruh secara variabel kecerdasan spiritual,
perilaku belajar yang berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi.
Kata kunci : kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan
spiritual, perilaku belajar , dan pemahaman akuntansi
1.1 Latar Belakang
Universitas Maritim Raja Ali Haji adalah salah satu universitas negeri di
Tanjungpinang dikenal dengan nama UMRAH. Peningkatan sumber daya
manusia untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam ilmu pengetahuan
yang telah diterima selama perkuliahan dan mampu bersaing antara mahasiswa
dengan mahasiswa yang lain secara positif serta mengetahui faktor yang dapat
mempengaruhi mahasiswa dalam memahami mata kuliah akuntansi.
Pemahaman seorang mahasiswa dalam memahami mata kuliah tidak hanya
ditunjukkan dari nilai-nilai yang didapatkannya dalam mata kuliah tersebut, tetapi
juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan dapat menguasai mata kuliah, maka
perguruan tinggi universitas umrah memberikan kepercayaan atau amanah dan
motivator mahasiswa untuk berusaha dalam mencapai hasil yang diinginkan dan
dapat memberikan hasil yang maksimal.
2
Menurut penelitian Goleman (2015:42) ada banyak perkecualian terhadap
pemikiran yang menyatakan bahwa kecerdasan intelektual meramalkan
kesuksesan banyak perkecualian dari pada kasus yang cocok dengan pemikiran
itu. Setinggi-tingginya kecerdasan intelektual menyumbangkan kira-kira 20% bagi
faktor-faktor yang menentukan sukses dalm hidup, jadi yang 80% diisi oleh
kekuatan-kekuatan lain.
Hasil penelitian Dwijayanti (2009) mengatakan bahwa kecerdasan intelektual
adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental
berpikir, menalar dan memecahkan masalah. kemampuan individu yang cerdas
juga lebih mungkin menjadi pemimpin dalam suatu kelompok sebagai contoh tes
intellignce quotient dirancang untuk memastikan kemampuan intelektual umum
seseorang. Setelah terbit buku tentang kecerdasan emosional merupakan ciri
orang-orang yang menonjol dalam kehidupan nyata. Menurut Ginanjar (2001:57)
adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan
kegiatan, melalui langkah–langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju
manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran serta berperinsip.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Apakah ada pengaruh kecerdasan intelektual terhadap pemahaman
akuntansi?
2. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap pemahaman
akuntansi?
3. Apakah ada pengaruh kecerdasan spiritual terhadap pemahaman
akuntansi?
4. Apakah ada pengaruh perilaku belajar terhadap pemahaman akuntansi?
5. Apakah ada pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,
kecerdasan spiritual dan perilaku belajar terhadap pemahaman akuntansi.
2.1 Pemahaman Akuntansi
2.1.1 Pengertian Pengetahuan Akuntansi
Pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu
sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yang dipraktekkan di dunia nyata dan
sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan diperguruan tinggi
Suwardjono (2005) dalam Zakiah (2013). Akuntansi sebagai objek
pengetahuan diperguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua
bidang kajian yaitu bidang praktek dan teori. Teori akuntansi tidak lepas dari
praktik akuntansi karena tujuan utamanya adalah menjelaskan praktik
akuntansi berjalan dan memberikan dasar bagi pengembangan praktik.
Akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar pertimbangan nilai (value
judgment), yang dipenuhi oleh faktor lingkungan tempat akuntansi
dipraktikkan.
Definisi akuntansi menurut Suwardjono (2005) dalam Zakiah (2013)
dibedakan menjadi dua pengertian yaitu sebegai seperangkat pengetahuan (a
3
body of knowledge) dan fungsi (function). Sebagai seperangkat pengetahuan
Akuntansi di definisikan sebagai: Seperangkat pengetahuan yang mempelajari
perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit
organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan cara penyampaian
(pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk
dijadikan dasar dalam mengambil keputusan
2.1.2 Pengertian Pemahaman Akuntansi
Paham dalam kamus besar bahasa indonesia memiliki arti pandai atau
mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan
memahami atau memahamkan. Ini berarti bahwa orang yang memiliki
pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar
akuntansi. Menurut Nuraini (2007) dalam Hanum (2011) menyatakan
pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk
mengenal dan mengerti tentang akuntansi. Paham dalam kamus besar bahasa
indonesia memiliki arti pandai atau mengerti benar sedangkan pemahaman
adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan Mahasiswa
dapat dikatakan menguasai atau memahami akuntansi apabila ilmu akuntansi
yang sudah diperolehnya selama ini dapat diterapkan dalam kehidupannya
bermasyarakat atau dengan kata lain dapat dipraktekkan didunia kerja.
Pendidikan akuntansi setidaknya harus dapat mempersiapkan peserta didik
untuk memulai dan mengembangkan keaneragaman karir profesional dalam
bidang Akuntansi. Pemahaman akuntansi ini dapat di ukur dari nilai mata
kuliah yang meliputi; Pengantar Akuntansi 1, Pengantar Akuntansi 2,
Akuntansi Keuangan 1, Akuntansi Keuangan Menegah 1, Akuntansi Biaya,
Akuntansi Manajemen, Auditing 1, Auditing 2, Teori Akuntansi, Aplikasi
Pengolah Data Akuntansi (APDA), Sistem Informasi Akuntansi.
2.2 Kecerdasan Intelektual
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Intelektual berarati cerdas,
berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan (Depdikbud,
2000). Dalam kehidupan sehari-hari orang bekerja, berfikir menggunakan
pikiran inteleknya. Cepat tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya suatu
masalah tergantung pada kemampuan intelegensinya. Dilihat dari
intelektualnyanya, kita dapat mengatakan cerdas, berakal, dan berpikiran
jernih berdasarkan ilmu pengetahuan, yang mempunyai kecerdasan tinggi
terutama yang menyangkut pemikiran dan pemahaman (Pratiwi, 2011 dalam
Zakiah 2013)
Dimensi dan indikator pengukuran kecerdasan intelektual adalah sebagai
berikut, Dwijayanti (2009) dalam Zakiah (2013) :
1. Kemampuan memecahkan masalah, yaitu mampu menyelesaikan
masalah secara optimal, dan menunjukkan pikiran jernih.
2. Intelegensi verbal, yaitu kosa kata baik, membaca dengan penuh
pemahaman, ingin tahu secara intelektual, dan menunjukkan
keingintahuan.
4
3. Intelegensi praktis, yaitu tahu situasi, tahu cara mencapai tujuan, sadar
terhadap dunia sekeliling, dan menunjukkan minat terhadap dunia luar.
Kecerdasan intelektual memiliki dimensi yaitu kemampuan memecahkan
masalah, intelegensi verbal, dan intelegensi praktis, seorang mahasiswa akuntansi
yang memiliki kecerdasan intelektual yang baik, maka mampu memahami
akuntansi dan dapat membaca dengan penuh pemahaman serta menunjukkan
keingintahuan terhadap akuntansi.
2.3 Kecerdasan Emosional
Kecerdasan Emosional menurut Goleman (2015) merupakan ciri orang
yang menonjol dalam kehidupan nyata, yaitu mereka yang memiliki hubungan
dekat yang hangat dan menjadi bintang ditempat kerja, ini juga ciri utama karakter
dan disiplin diri, alturisme, serta belas kasih ,kemampuan-kemampuan dasar yang
dibutuhkan bila kita mengharapkan terciptanya masyarakat yang sejahtera.
Dwijayanti (2009), menyebutkan terdapat lima dimensi komponen
kecerdasan emosional, yaitu :
1. Kesadaran diri atau pengendalian diri. Pada dasarnya dimensi ini untuk
mengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan, sumber daya, dan institusi,
2. Pengaturan diri atau pengendalian diri memberi tekanan pada mengelola
kondisi, impuls dan sumber daya diri sendiri.
3. Motivasi yaitu kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan
peralihan sasaran.
4. Empati merupakan kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan
kepentingan orang lain.
5. Keterampilan sosial adalah kemampuan menangani emosi dengan baik
ketika berhubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi, memimpin,
bermusyawarah, menyelasaikan perselisihan, dan
2.4 Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan
makna atau value,yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita
dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa
tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang
lain Ginanjar (2001:57). Dwijayanti (2009), menyebutkan spiritualitas mahasiswa
akuntansi yang cerdas akan membantu dalam pemecahan-pemecahan masalah
dalam memahami akuntansi sehingga mahasiswa dapat bersikap tenang dalam
menghadapi masalah-masalah atau kendala-kendala dalam proses pembelajaran
dan pemahaman akuntansi.
Zohar dan Marshall (2005) dalam Zakiah (2014) menguji SQ dengan hal-
hal berikut:
1. Kemampuan bersikap fleksibel yaitu mampu menyesuaikan diri secara
spontan dan aktif untuk mencapai hasil yang baik, memiliki pandangan
yang pragmatis (sesuai kegunaan), dan efisien tentang realitas. Unsur-
unsur bersikap fleksibel yaitu mampu menempatkan diri dan dapat
menerima pendapat orang lain secara terbuka.
5
2. kesadaran diri yang tinggi, yaitu adanya kesadaran yang tinggi dan
mendalam sehingga bisa menyadari berbagai situasi yang datang dan
menanggapinya. Unsur-unsur kesadaran diri yang tinggi yaitu kemampuan
autocritism dan mengetahui tujuan dan visi hidup.
3. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan yaitu tetap
tegar dalam menghadapi musibah serta mengambil hikmah dari setiap
masalah itu. Unsur-unsur kemampuan untuk menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan yaitu tidak ada penyesalan, tetap tersenyum
dan bersikap tenang dan berdoa.
4. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit yaitu seseorang
yang tidak ingin menambah masalah serta kebencian terhadap sesama
sehingga mereka berusaha untuk menahan amarah. Unsur-unsur
kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit yaitu ikhlas dan
pemaaf.
5. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu yaitu selalu
berfikir sebelum bertindak agar tidak terjadi hal yang tidak diharapkan.
Unsur-unsur keengganan untuk menyebabkan kerugian tidak menunda
pekerjaan dan berpikir sebelum bertindak.
6. Kualitas hidup yaitu memiliki pemahaman tentang tujuan hidup dan
memiliki kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai. Unsur-
unsur kualitas hidup yaitu, prinsip dan pegangan hidup dan berpijak pada
kebenaran.
7. Berpandangan Holistik yaitu melihat bahwa diri sendiri dan orang lain
saling terkait dan bisa melihat keterkaitan antara berbagai hal. Dapat
memandang kehidupan yang lebih besar sehingga mampu menghadapi dan
memanfaatkan, melampaui kesengsaraan dan rasa sehat, serta
memandangnya sebagai suatu visi dan mencari makna dibaliknya. Unsur-
unsur berpandangan holistik yaitu kemampuan berfikir logis dan berlaku
sesuai norma sosial.
8. Kecenderungan bertanya yaitu kecenderungan nyata untuk bertanya
mengapa atau bagaimana jika untuk mencari jawaban-jawaban yang
mendasar unsur-unsur kecenderungan bertanya yaitu kemampuan
berimajinasi dan keingintahuan yang tinggi.
9. Bidang mandiri yaitu yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan
konvensi, seperti: mau memberi dan tidak mau menerima.
2.5 Perilaku Belajar
Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan, bahwa belajar
merupakan proses yang dilakukan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya, untuk memperoleh tingkah laku
yang lebih baik secara keseluruhan akibat interaksinya dengan lingkungannya.
Menurut Suwardjono (2005) dalam nugraha (2013) perilaku belajar yang baik
terdiri dari:
1. Kebiasaan Mengikuti Pelajaran
Kebiasaan mengikuti pelajaran adalah kebiasaan yang dilakukan mahasiswa
pada saat pelajaran sedang berlangsung. Mahasiswa yang mengikuti
6
pelajaran dengan tertib dan penuh perhatian serta dicatat dengan baik akan
memperoleh pengetahuan lebih banyak. Kebiasaan mengikuti pelajaran ini
ditekankan pada kebiasaan memperhatikan penjelasan dosen, membuat
catatan, dan keaktifan di kelas.
2. Kebiasaan Membaca Buku
Kebiasaan membaca buku merupakan merupakan ketrampilan membaca
yang paling penting untuk dikuasai mahasiswa. Kebiasaan membaca harus
di budidayakan agar pengetahuan mahasiswa dapat bertambah dan dapat
meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam mempelajari suatu pelajaran.
3. Kunjungan ke Perpustakaan
Kunjungan ke perpustakaan merupakan kebiasaan mahasiswa mengunjungi
perpustakaan untuk mencari referensi yang dibutuhkan agar dapat
menambah wawasan dan pemahman terhadap pelajaran. Walaupun pada
dasarnya sumber bacaan bisa ditemukan dimana-mana, namun tempat yang
paling umum dan memiliki sumber yang lengkap adalah perpustakaan.
4. Kebiasaan Menghadapi Ujian
Kebiasaan menghadapi ujian merupakan persiapan yang biasa dilakukan
mahasiswa ketika akan menghadapi ujian. Setiap ujian tentu dapat dilewati
oleh seorang mahasiswa dengan berhasil jika sejak awal mengikuti
pelajaran, mahasiswa tersebut mempersiapkan dengan sebaik-baiknya. Oleh
karena itu, mahasiswa harus menyiapkan diri dengan belajar secara teratur,
penuh disiplin, dan konsentrasi pada masa yang cukup jauh sebelum ujian
dimulai.
3.1 Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini untuk menguji hipotesis, jenis penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui peningkatan pemahaman akuntansi pada mahasiswa/i
penelitian ini adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan
spiritual dan perilaku belajar terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa jurusan
akuntansi di UMRAH Tanjung Pinang. analisis statistik dibantu dengan
menggunakan program SPSS 20.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.2.1 Variabel Dependen
Yang menjadi variabel dependen (terikat) adalah pemahaman akuntansi
(Y) yang diukur dengan menggunakan nilai mata kuliah yang berkaitan dengan
akuntansi yaitu seperti Sumber: Pengantar Akuntansi 1 , Pengantar akuntansi 2,
Akuntansi Keuangan Menengah 1, Akuntansi Keuangan Menegah 2, Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1, Akuntansi Biaya Akuntansi Manajemen, Auditing 1,
Auditing 2, dan Teori Akuntansi, APDA, Sistem Informasi Akuntansi. Adapun
pengukuran variabel dependen Pengukuran menggunakan skala Likert dari skor 1
s/d 5, sangat tidak setuju s/d sangat setuju. Adapun pengukuran variabel dependen
adalah pemahaman akuntansi yang terdiri dari permatakuliahan akuntansi
UMRAH menggunakan:
1. Nilai A = 4
2. Nilai A- = 3,5
7
3. Nilai B = 3
4. Nilai B- = 2,5
5. Nilai C = 2
6. Nilai D = 1
7. Nilai E = 0
3.2.2 Variabel Independen
3.2.2.1 Kecerdasan Intelektual (X1)
Menurut Robins dan Judge (2008: 57 dalam Dwijayanti, 2009)
mengatakanbahwa kecerdasan intelektual adalah kemampuan yang di butuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas mental berpikir, menalar dan memecahkan
masalah.Menurut Zakiah (2013) mengatakan bahwa kecerdasan intelektual
adalah kemampuan yang di butuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental
berpikir, menalar dan memecahkan masalah. Dalam variabel ini terdapat
pertanyaan yaitu 10 pernyataan yang diadopsi dari penelitian Zakiah (2013)
dengan indikator Kemampuan memecahkan masalah, Intelegensi Verbal, dan
Intelegensi Praktis. Pengukuran menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5,
sangat tidak setuju s/d sangat setuju.
3.2.2.2 Kecerdasan Emosional (X2)
Menurut Rachmi (2010) mengatakan kemampuan seseorang untuk
mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi
orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama)
dengan orang lain. Menurut Zakiah (2013) mengatakan bahwa kecerdasan
emosional adalah Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang
berkembang dengan baik mampu memotivasi dirinya sendiri untuk berhasil dalam
kehidupan. Sedangkan seseorang yang kecerdasan emosionalnya tidak
berkembang dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan
emosinya sehingga dapat merusak konsentrasinya dalam memahami pelajaran.
Dalam variabel ini terdapat pertanyaan yaitu 24 pernyataan yang diadopsi dari
Zakiah (2013) dengan indikator pengenalan diri, pengandalian diri, motivasi,
empati, keterampilan sosial. Pengukuran menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d
5, sangat tidak setuju s/d sangat setuju.
3.2.2.3 Kecerdasan Spiritual (X3)
Menurut Zakiah (2013) dalam Dwijayanti (2009), menyebutkan
spiritualitas mahasiswa akuntansi yang cerdas akan membantu dalam pemecahan-
pemecahan masalah dalam memahami akuntansi sehingga mahasiswa dapat
bersikap tenang dalam menghadapi masalah-masalah atau kendala-kendala dalam
proses pembelajaran dan pemahaman akuntansi. variabel ini terdapat pertanyaan
yaitu 18 pernyataan yang diadopsi dari Zakiah (2013) dengan indikator bersikap
fleksibel, kesadaran diri, menghadapi dan memanfaatkan penderitaan,
menghadapi dan melampaui perasaan sakit, keengganan untuk menyebabkan
kerugian, kualitas hidup, perbandangan holistik, kecenderungan bertanya, bidang
mandiri. Pengukuran menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5, sangat tidak
setuju s/d sangat setuju.
8
3.2.2.4 Perilaku belajar (X4)
Hal-hal yang berhubungan dengan perilaku belajar yang baik dapat dilihat
dari indikator yaitu: kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku,
kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapai ujian (Rachmi 2010).
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel perilaku belajar adalah
dengan menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Nugraha (2014), Pengukuran
menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5, sangat tidak setuju s/d sangat setuju.
3.3 Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa S1 jurusan akuntansi
angkatan tahun 2013 yang masih aktif, mahasiswa Jurusan akuntansi diumrah
karena mahasiswa angkatan tersebut sudah mengalami proses pembelajaran yang
lama dan saat ini sedang melakukan tugas akhir menjelang kelulusan. Studi
Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji yang berstatus sebagai mahasiswa
aktif. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak fakultas, jumlah populasi
mahasiswa akuntansi angkatan 2013 sebanyak 157 di Universitas Maritim Raja
Ali Haji. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode probability sampling dengan teknik random sederhana.
3.3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data subyek. Data dalam penelitian
ini berbentuk tanggapan responden secara tertulis melalui jawaban atas kuisioner
yang dibagikan. Sumber data dalam penelitian ini termasuk dalam data primer.
Kuesioner berupa angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui pemberian beberapa pertanyaan-pertanyaan secara tertulis kepada
responden untuk dijawab (Noor,2011). pertanyaan kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini bersifat terbuka.
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer diperoleh dengan menggunakan metode Survey yaitu melalui kuesioner.
Kuesioner disebarkan dengan mendatangi satu per satu calon responden,
menanyakan apakah calon memenuhi persyaratan sebagai calon responden untuk
mengisi kuesioner. Teknik analisis data dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS
Statistics 20 dalam hal ini akan di berikan kisi-kisi kuesioner untuk ,mengukur
variabel-variabel yang di teliti.
3.4 Instrument Penelitian
Instrument merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur dan
memperoleh data terhadap variabel penelitian yang akan diuji. Instrumen dalam
penelitian ini digunakan untuk mengukur sikap atau pendapat responden dengan
menggunakan daptar pertanyaan atau kuesioner, Jawaban didalam kuesioner
bersipat positif. Pengukuran variabel dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan skala likert interval untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang
9
kejadian atau gejala sosial (Riduwan,2010:87). Dalam penelitian ini instrumen
diukur dengan skala 5 point di setiap pertanyaannya untuk penentuan sikap
responden, yaitu:
1.Sangat tidak setuju : diwakili oleh 1 point
2.Tidak setuju : diwakili oleh 2 point
3.Kurang setuju : diwakili oleh 3 point
4.Setuju : diwakili oleh 4 point
5.Sangat setuju : diwakili oleh 5 point
Adapun kisi-kisi insetrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebgai berikut:
Tabel 3.1
Penyusunan Alat Ukur / Insetrumen
Variabel Iindikator No pertanyaan
1. Kecerdasan
intelektul( X1)
1 .kemampuan memecahkan
masalah
2. Intelegensi verbal
3. Intelegensi praktis
1, 2, 3, 4
5, 6, 7
8, 9, 10
2. Kecerdasan
emosional(X2)
1. Pengenalan diri
2. Pengendalian diri
3. Motivasi
4. Empati
5. Keterampilan sosial
1, 2, 3
4, 5, 6, 7, 8
9, 10, 11, 12
13, 14, 15, 16, 17
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24
3. Kecerdasan
spiritual (X3)
1. Bersikap Fleksibel
2. Kesadaran diri
3. Menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
4. Menghadapi dan
melampaui perasaan sakit
5. Keengganan untuk
menyebabkan kerugian
6. Kualitas hidup
7. Berpandangan holistik
8. Kecenderungan bertanya
9. Bidang mandiri
1, 2
3, 4
5, 6, 7
8, 9,
10, 11
12, 13
14, 15
16, 17
18
4. Perilaku
belajar (X4)
1. Kebiasaan mengikuti
pelajaran
2. Kebiasaan membaca buku
3. Kunjungan
keperpustakaan
4. Kebiasaan menghadapi
ujian
1, 2, 3, 4, 5
6, 7, 8, 9
10, 11, 12, 13
14, 15, 16, 17
10
5. Pemahaman
akuntansi(Y)
Mata kuliah :
1. Pengantar akuntansi 1
2. Pengantar akuntansi 2
3. Akuntansi keuangan
menegah 1
4. Akuntansi keuangan
menegah 2
5. Akuntansi keuangan
lanjutan 1
6. Akuntansi Biaya
7. Akuntansi Manajemen
8. Auditing 1
9. Auditing 2
10. Teori akuntansi
11. APDA
12. Sistem Informasi
Akuntansi
Nilai matakuliah :
A, A- ,B ,B-, C, D, E
A, A-, B, B-, C, D, E
A, A-, B, B-, C, D, E
A, A-, B, B-, C, D, E
A, A-, B, B-, C, D, E
A, A-, B, B-, C, D, E
A, A-, B, B-, C, D, E
A, A-, B, B-, C, D, E
A, A-, B, B-, C, D, E
A, A-, B, B- , C, D, E
A, A-, B, B-, C, D, E
A, A-, B, B-, C, D,
3.5 Metode Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS Statistics 20,
dan menggunakan teknik atau metode analisis sebagai berikut:
1. Metode Kuantitatif
a.Uji Validitas
b.Uji Reliabilitas
c.Uji Asumsi Klasik
- Uji Multikolinearitas
- Uji Heteroskedastisitas
- Uji Normalitas
- Uji Spearman rho
d.Analisis Regresi Linear Berganda
e.Uji Hipotesis
- Uji Parsial (t-test)
- Uji Simultan (F-test)
g.Koefisien Determinasi
4.1 Deskripsi objek penelitian
Pada penelitian ini, data diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan pada
mahasiswa jurusan akuntansi universitas negeri UMRAH yang berada di tanjung
pinang. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 157 mahasiswa akuntansi
angkatan 2013 yang masih aktif di Fakultas Ekonomi dari jumlah keseluruhan
tersebut, peneliti menyebarkan kuesioner 112 eksemplar Sehingga jumlah
kuesioner yang dapat digunakan untuk analisis penelitian sebanyak 77 eksemplar.
Total kuesioner yang disebar, kembali, dapat diolah serta tingkat persentase
pengembalian kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :
11
Tabel 4.1
Rincian Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Persentase
Total Kuesioner yang disebar 112 100%
Jumlah Kuesioner yang kembali 112 100%
Kuesioner yang tidak dapat diolah 35 14%
Kuesioner yang dapat diolah dalam penelitian 77 86%
Sumber : data kuesioner penelitian
Tabel 4.2
Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
jenis kelamin Jumlah Persentase
1. laki-laki 24 31,2 %
2. perempuan 53 68,8 %
Angkatan 2013 77 100 %
Sumber: data primer hasil olahan spss
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berjenis
kelamin laki-laki 24 yaitu sebanyak orang atau 31,2 % dan sisanya berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 77 orang atau 68,8 %. di atas menunjukkan
bahwa keseluruhan angkatan responden adalah tahun 2013, yaitu sebanyak 77
orang. Hal ini disebabkan karena angkatan 2013 dianggaptelah mengambil
sebagian besar dari mata kuliah akuntansi.
Tabel 4.3
Klasifikasi Responden Berdasarkan IPK
Indeks prestasi komulatif Nilai
Rata- Rata 3,25
Rendah 2,55
Tertinggi 3,95
Ipk paling banyak 3,00
Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 4.3 Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa
akuntansi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah rata-rata
3,25. Sedangkan IPK terendah adalah sebesar 2,55, IPK tertinggi adalah
sebesar 3,95, dan nilai IPK paling banyak adalah 3,00.
Tabel 4.4
Nilai Mata Kuliah
No Mata Kuliah Mayoritas Persentase
1 Pengantar akuntansi 1 C 43,6%
2 Pengantar akuntansi 2 A 32,1%
3 Akuntansi menengah 1 C 29,5%
4 Akuntansi menengah 2 B 41 %
5 Akuntansi keuangan
lanjutan1
C 42,3%
6 Akuntansi biaya B 30,8%
7 Akuntansi manajemen B 39,7%
12
8 Auditing1 B 39,7%
9 Auditing 2 A 30,8%
10 Teori akuntansi A 47,4%
11 Aplikasi pengolah data
akuntansi (APDA)
A 64,1%
12 Sistem informasi akuntansi A 35,9%
Sumber: data primer diolah spss
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa nilai mata kuliah
akuntansi didominasi oleh nilai B adalah nilai PA1 (54%), PA2 (43,2%), AKM1
(51,3%), AKM2 (55,4%), AKL 1 (52,7%), Akuntansi Biaya (47,2%), Akuntansi
Manajemen (67,5%), dan Auditing 2 (54%). Nilai mata kuliah akuntansi yang
didominasi oleh nilai A adalah Teori Akuntansi (60,8%), APDA (56,7%), dan
SIA (74,3%). Sedangkan mata kuliah akuntansi yang didominasi oleh nilai C
adalah Auditing 1 (35,1%).
4.2 Metode analisis data
4.2.1 Statistik Deskriptif
Deskriptif variable dalam penelitian, pada umumnya merupakan proses
transformasi pada penelitian untuk menganalisis hasil jawaban responden dan
disajikan dari variable independen dan variable dependen. Variable yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional, kecerdasan spiritual, perilaku belajar dan Tingkat Pemahaman
Akuntansi. Berikut ini adalah hasil statistik Deskriptif dari data yang digunakan.
Tabel 4.8
Sumber : Data Olahan spss
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa kecerdasan intelektual
(X1) dari 77 responden terdapat nilai terkecil (Minimum) adalah 20, nilai tebesar
(Maximum) adalah 34 dan nilai rata-rata (Mean) adalah 27.31, Variabel
kecerdasan emosional (X2) terdapat nilai terkecil adalah 25, nilai terbesar adalah
71 dan nilai rata-rata adalah 42.96, variable kecerdasan spiritual (X3) terdapat
nilai terkecil adalah 10, nilai terbesar adalah 26 dan nilai rata-rata adalah 19.36,
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KECERDASAN
INTELEKTUAL 77 20 34 27,31 3,330
KECERDASAN
EMOSIONAL 77 25 71 42,96 7,376
KECERASAN SPIRITUAL 77 10 26 19,36 3,957
PERILAKU BELAJAR 77 17 30 23,64 2,814
PEMAHAMAN AKUNTANSI 77 24 47 35,01 6,084
Valid N (listwise) 77
13
variable perilaku belajar (X4) terdapat nilai terkecil adalah 17, nilai terbesar
adalah 30 dan nilai rata-rata adalah 23.64, variabel tingkat pemahaman akuntansi
(Y) terdapat nilai terkecil adalah 24, nilai terbesar adalah 47 dan nilai rata-rata
adalah 35.01.
4.3 Uji kualitas data
4.3.1 Uji validitas
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur yaitu kuesioner melakukan fungsi ukurannya. Pengujian validitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan korelasi product moment yaitu skor tiap item
dikorelasikan dengan skor total. Uji validitas ini menggunakan paket program
SPSS 20 for Windows dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas
Mahasiswa Akuntansi
Variabel Item r hitung r tabel Keterangan
Kecerdasan
Intelektual
(X1)
P1 0,459 0,227 Valid
P2 0,452 0,227 Valid
P3 0,096 0,227 Tidak Valid
P4 0,096 0,227 Tidak Valid
P5 0,559 0,227 Valid
P6 0,505 0,227 Valid
P7 0,365 0,227 Valid
P8 0,226 0,227 Tidak Valid
P9 0,402 0,227 Valid
P10 0,529 0,227 Valid
Kecerdasa
Emosional
(X2)
P1 0,008 0,227 Tidak Valid
P2 0,175 0,227 Tidak Valid
P3 0,263 0,227 Tidak Valid
P4 0,442 0,227 Valid
P5 0,361 0,227 Valid
P6 0,494 0,227 Valid
14
P7 0,392 0,227 Valid
P8 -0,275 0,227 Valid
P9 -0,226 0,227 Tidak Valid
P10 0,340 0,227 Valid
P11 0,602 0,227 Valid
P12 0,715 0,227 Valid
P13 0,568 0,227 Valid
P14 0,291 0,227 Valid
P15 0,130 0,227 Tidak Valid
P16 0,210 0,227 Tidak Valid
P17 0,418 0,227 Valid
P18 0,099 0,227 Tidak Valid
P19 0,076 0,227 Tidak Valid
P20 0,116 0,227 Tidak Valid
P21 0,142 0,227 Tidak Valid
P22 0,769 0,227 Valid
P23 0,726 0,227 Valid
P24 0,017 0,227 Tidak Valid
Kecerdasan
Spiritual (X3) P1 0,385 0,227 Valid
P2 0,259 0,227 Tidak Valid
P3 0,125 0,227 Tidak Valid
P4 0,139 0,227 Tidak Valid
P5 0,080 0,227 Tidak Valid
P6 0,088 0,227 TidakValid
P7 0,010 0,227 Tidak Valid
P8 0,651 0,227 Valid
15
P9 0,370 0,227 Valid
P10 0,125 0,227 Tidak Valid
P11 0,029 0,227 Tidak Valid
P12 0,638 0,227 Valid
P13 0,642 0,227 Valid
P14 0,162 0,227 Tidak Valid
P15 0,112 0,227 Tidak Valid
P16 0,277 0,227 Tidak Valid
P17 0,081 0,227 Tidak Valid
P18 0,475 0,227 Valid
Perilaku
Belajar (X4) P1 0,131 0,227 Tidak Valid
P2 0,133 0,227 Tidak Valid
P3 0,234 0,227 Valid
P4 0,187 0,227 Tidak Valid
P5 0,182 0,227 Tidak Valid
P6 0,147 0,227 Tidak Valid
P7 0,324 0,227 Valid
P8 0,230 0,227 Valid
P9 0,217 0,227 Tidak Valid
P10 0,017 0,227 Tidak Valid
P11 0,587 0,227 Valid
P12 0,645 0,227 Valid
P13 0,709 0,227 Valid
P14 0,160 0,227 Tidak Valid
P15 0,111 0,227 Tidak Valid
P16 0,108 0,227 Tidak Valid
16
P17 0,002 0,227 Tidak Valid
Pemahaman
Akuntansi
(Y)
P1 0,617 0,227 Valid
P2 0,684 0,227 Valid
P3 0,701 0,227 Valid
P4 0,760 0,227 Valid
P5 0,453 0,227 Valid
P6 0,329 0,227 Valid
P7 0,377 0,227 Valid
P8 0,442 0,227 Valid
P9 0,538 0,227 Valid
P10 0,474 0,227 Valid
P11 0,524 0,227 Valid
P12 0,561 0,227 Valid
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa setiap item pertanyaan
untuk variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan
spiritual dan perilaku belajar terhadap pemahanan akuntansi valid dan tidak
vailid.
1) Kecerdasan Intelektual (X1) setiap item pertanyaan r hitung > r tabel
dengan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh r tabel sebesar 0,227. Maka
pertanyaan yang berjumlah 7 soal untuk variabel kecerdasan intelektual
dinyatakan valid. Kecuali item pertanyaan P 3,P 4, P 8 nilai r hitung lebih
kecil dari r tabel sehingga dinyatakan tidak vaild.
2) Kecerdasan Emosional (X2) setiap item pertanyaan r hitung > r tabel
dengan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh r tabel sebesar 0,227. Maka
pertanyaan yang berjumlah 12 soal untuk variabel kecerdasan emosional
dinyatakan valid. Kecuali item pertanyaan P1,P2, P3, P9, P15, P16, P18,
P19, P20, P21, P24 nilai r hitung lebih kecil dari r tabel sehingga
dinyatakan tidak vaild.
3) Kecerdasan Spiritual ( X3) setiap item pertanyaan r hitung > r tabel dengan
tingkat signifikansi 0,05 diperoleh r tabel sebesar 0,227. Maka pertanyaan
yang berjumlah 6 soal untuk variabel kecerdasan spiritual dinyatakan
valid. Kecuali item pertanyaan P2, P3, P4, P5, P6, P7, P10, P11, P14, P15,
P16, P17 nilai r hitung lebih kecil dari r tabel sehingga dinyatakan tidak
vaild.
17
4) Perilaku Belajar (X4) setiap item pertanyaan r hitung > r tabel dengan
tingkat signifikansi 0,05 diperoleh r tabel sebesar 0,227. Maka pertanyaan
yang berjumlah 6 soal untuk variabel perilaku belajar dinyatakan valid.
Kecuali item pertanyaan P1,P2, P4, P5, P6, P9, P10, P14, P15, P16, P17
nilai r hitung lebih kecil dari r tabel sehingga dinyatakan tidak vaild.
5) Pemahaman Akuntansi (Y) setiap item pernyataan r-hitung > r-tabel
dengan tingkat signifikansi 0.05. maka pernyataan untuk variable Tingkat
Pemahaman Akuntansi yang berjumlah 12 item pernyataan dikatakan
valid.
Dari hasil analisis keseluruhan variable didapat nilai korelasi antara skor
item dengan skor total. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel,
dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 77 dengan
Rumus perhitungan mencari r-tabel (df = N-2) (df=77-2=75), nilai r-tabel sebesar
0,227
4.3.2 Uji Reliabilitas
Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten. Suatu pernyataan yang baik adalah pernyataan yang
jelas mudah dipahami dan memiliki interpretasi yang sama meskipun disampaikan
kepada responden yang berbeda dan waktu yang berlainan (Ghozali,2013).
pengujian dilakukan dengan melihat nilai Cronbach Alpha (a). Suatu construk
atau variabel jika memberikan Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly dalam Ghozali,
2013). Hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut.
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas
variabel Cronbach’s alpha Keputusan
Kecerdasan Intelektual 0,747 Reliabel
Kecerdasan Emosional 0,741 Reliabel
Kecerdasan Spiritual 0,772 Reliabel
Perilaku Belajar 0,722 Reliabel
Sumber : Hasil olahan dari spss
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. kecerdasan intelektual (X1) adalah 0,747, sesuai dengan kriteria sebelumnya,
nilai koefisien alpha tersebut lebih besar dari 0,6. Maka data hasil kuesioner
untuk pertanyaan mengenai kecerdasan intelektual dapat dinyatakan reliabel.
2. kecerdasan emosional (X2) adalah 0,741 sesuai dengan kriteria sebelumnya,
nilai koefisien alpha tersebut lebih besar dari 0,6. Maka data hasil kuesioner
untuk pertanyaan mengenai kecerdasan emosional dapat dinyatakan reliabel.
3. kecerdasan spiritual (X3) adalah 0,772 sesuai dengan kriteria sebelumnya,
nilai koefisien alpha tersebut lebih besar dari 0,6. Maka data hasil kuesioner
untuk pertanyaan mengenai kecerdasan spiritual dapat dinyatakan reliabel.
4. Perilaku belajar (X4) adalah 0,722 sesuai dengan kriteria sebelumnya, nilai
koefisien alpha tersebut lebih besar dari 0,6. Maka data hasil kuesioner untuk
pertanyaan mengenai kecerdasan spiritual dapat dinyatakan reliabel.
pertanyaan dalam variabel penelitian adalah reliabel
18
Dari hasil uji reliabilitas nilai koefisien Cronbach alpha pada X1, X2,
X3, X4, dan X5 > 0,6 maka dapat dikatakan semua konsep pengukuran
masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga layak
digunakan sebagai alat ukur penelitian.
4.4 Uji Asumsi Kelasik
4.4.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diambil berasal dari populasi yang berdistribusii normal atau tidak, sehingga
menghindari adanya bias dalam sampel penelitian. Pengujian distribusi
normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dengan melihat uji
P-Plot Normality.
Gambar 4.1
Hasil Pengujian Normalitas
Sumber: Olahan Data Spss
Berdasarkan gambar 4.1 dapat disimpulkan yakni nilai selisih
antara data sesungguhnya dengan data hasil prediksi; secara umum,
terlihat data berdistribusi normal (lihat ‘lonceng’ yang ada pada
histogram). Hal ini menunjukkan model regresi bisa dikatakan layak
untuk memprediksi hasil uji data normalitas.
Gambar 4.2
Uji Normalitas
Sumber: Olahan Data Spss
19
Berdasarkan gambar 4.2 Dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal. Karena terlihat titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal, Untuk memastikan data benar-benar berdistribusi normal maka
dilakukan uji statistik Kolmogorov smirnov dengan melihat nilai
signifikansi. Dimana jika signfikansi lebih besar dari 0,05 maka data
berdistribusi normal.
Tabel 4.9
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan
bantuan SPSS 20 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,845 > 0.05,
maka dapat dikatakan nilai residual memenuhi asumsi klasik atau
terdistribusi secara normal
4.4.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti terjadi interkorelasi antar variabel bebas
yang menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linier yang signifikan.
Apabila koefisien korelasi variabel yang bersangkutan nilainya terletak
diluar batas-batas penerimaan (critical value) maka koefisien korelasi
bermakna dan terjadi multikolinearitas. Apabila koefisien korelasi terletak
di dalam batas-batas penerimaan maka koefisien korelasinya tidak
bermakna dan tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : Hasil Olahan data spss
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 77
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 5,10774290
Most Extreme Differences Absolute ,070 Positive ,070 Negative -,058
Kolmogorov-Smirnov Z ,614 Asymp. Sig. (2-tailed) ,845
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
KECERDASAN INTELEKTUAL ,927 1,078
KECERDASAN EMOSIONAL ,776 1,289
KECERASAN SPIRITUAL ,708 1,413
PERILAKU BELAJAR ,874 1,144
a. Dependent Variable: PEMAHAMAN AKUNTANSI
20
Berdasarkan hasil analisis Collinearity Statistic diketahui bahwa
dalam model tidak terjadi multikolinearitas. Hal ini dinilai VIF dari
masing-masing variabel kurang dari 10.
Nilai Tolerance kecerdasan intelektual (X1) sebesar (0,927 > 0,10) dan
nilai VIF (1,078 < 10) menunjukkan tidak terjadinya multikolonieritas.
Nilai Tolerance kecerdasan emosional (X2) sebesar (0,776 > 0,10) dan
nilai VIF (1,289 < 10) menunjukkan tidak terjadinya multikolonieritas.
Nilai Tolerance kecerdasan spiritual (X3) sebesar (0,708 > 0,10) dan nilai
VIF (1,413 < 10) menunjukkan tidak adanya multikolonieritas.
Nilai Tolerance perilaku belajar (X4) sebesar (0874 > 0,10) dan nilai VIF
(1,144 < 10) menunjukkan tidak adanya multikolonieritas.
4.4.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas menguji suatu modelregresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual antara sa tu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika variance dari homoskedasitas. Apabila varian tidak sama disebut
heteroskedastisitas. dalam penelitian ini pengujian heterokedastisitas
dilakukandengan analisis grafik.
Kriteria analisis yang digunakan, yaitu :
a. Jika ada pola tertentu, titik yang membentuk suatu pola
(bergelombang, melebar, menyempit) maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik yang menyebar dari atas dan
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heretokedasitas
Berdasarkan gambar 4.3 grafik Scatterplot di atas, titik-titik menyebar
secara acak di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas juga bisa dilakukan dengan uji spearman rho
Penyimpangan asumsi model klasik yang lain adalah adanya
heterokedastisitas, artinya varian variabel dalam model tidak sama (Konstan). Hal
21
ini bisa didentifikasi dengan cara menghitung korelasi. Rank Spearman antara
residual dengan seluruh variabel bebas . (Santoso,2014:333)
Tabel 4.11
Sumber : data hasil olahan spss
Berdasarkan tabel 4.11 terlihat nilai signifikansi untuk korelasi Rank
Spearman untuk variabel kecerdasan intelektual (X1) dengan nilai residualnya
0,383 dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,001. Kemudian untuk
variabel kecerdasan emosional (X2) dengan residualnya 0,0478 dengan
probabilitas atau signifikansi sebesar 0,000. Kemudian untuk variabel kecerdasan
spiritual (X3) dengan residualnya 0,773 dengan probabilitas atau signifikansi
sebesar 0,000. Kemudian untuk variabel perilaku (X4) dengan residualnya 0,526
dengan probabilitas atau signifikansi sebesar 0,000. Dimana semua nilai
probabilitas atau signifikansi tersebut lebih besar dari 5% (0,05) yang berarti
adanya korelasi atau hubungan antara nilai residul dengan masing-masing variabel
bebas yang diteliti sehingga dapat dikatakan terdapat heterokedastisitas pada
model regresi yang dihasilkan.
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Statistik yang digunakan pada penelitian ini yaitu statistik parametrik
dengan skala interval, sedangkan metode analisis yang digunakan yaitu regresi
berganda. Regresi berganda merupakan studi yang melihat hubungan satu
variabel dependen terhadap lebih dari satu variabel explanatory (Ghozali,
2013:10). Model persamaan regresi yang digunakan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3+b4X4+ e
22
Tabel 4.12
Hasil Uji Regresi
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Dari hasil pengamatan pengolahan data menggunakan SPSS di
atas maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 2,174 + 0,177X1 + 0,154X2 + 0,462X3 + 0,527X4 + e
a) Nilai konstan (a) sebesar 2,174 memberikan peringatan X1,X2,X3 dan X4
pada mahasiswa/i konstan atau sama dengan nol (0), maka nilai variabel
Tingkat Pemahaman Akuntansi adalah sebesar 2,174.
b) Koefisien regresi Kecerdasan intelektual sebesar 0,177 mempunyai nilai
bahwa semakin tinggi (X1) pada mahasiswa/i yang kuliah di umrah atau
bila terjadi penambahan kecerdsasan intelektual naik sebesar 1 satuan ,
maka akan terjadi peningkatan Pemahaman Akuntansi naik sebesar
0,177. Dengan asumsi variabel lainnya konstan.
c) Koefisien regresi Kecerdasan emosional sebesar 0,154, bahwa semakin
tinggi (X2) pada mahasiswa/i yang kuliah di umrah atau bila terjadi
penurunan kecerdsasan emosional turun sebesar 1 satuan, maka akan
terjadi penurunan Pemahaman Akuntansi akan turun sebesar 0,154.
Dengan asumsi variabel lainnya konstan.
d) Koefisien regresi Kecerdasan spiritual sebesar 0,462, bahwa semakin
tinggi (X3) pada mahasiswa/i yang kuliah di umrah atau bila terjadi
penambahan kecerdsasan spiritual sebesar 1 satuan, maka akan terjadi
peningkatan Pemahaman Akuntansi akan naik sebesar 0,462. Dengan
asumsi variabel lainnya konstan.
e) Koefisien regresi Perilaku belajar sebesar 0,537, bahwa semakin tinggi
(X4) pada mahasiswa/i yang kuliah di umrah atau bila terjadi penambahan
tingkat perilaku belajar sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan
Pemahaman Akuntansi yang artinya jika nilai variabel perilaku belajar
nilai naik maka nilai Tingkat Pemahaman Akuntansi akan naik sebesar
0,537. Dengan asumsi variabel lainnya konstan.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2,174 7,874 ,276 ,783
KECERDASAN
INTELEKTUAL ,177 ,188 ,097 ,942 ,349
KECERDASAN
EMOSIONAL ,154 ,093 ,186 1,657 ,102
KECERASAN
SPIRITUAL ,462 ,181 ,301 2,557 ,013
PERILAKU
BELAJAR ,527 ,229 ,244 2,302 ,024
a. Dependent Variable: PEMAHAMAN AKUNTANSI
23
4.6 Uji Parsial ( uji t )
Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara t hitung dengan t tabel dengan ketentuan:
1. - jika T hitung > T tabel, maka Ho ditolak (ada pengaruh yang
signifikan).
- jika T hitung < T tabel, maka Ha gagal ditolak (tidak ada pengaruh
yang signifikan).
2. Berdasarkan dasar signifikansi, kriterianya adalah :
- jika signifikansi > 0,05 maka Ha gagal ditolak.
- jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
Tabel 4.13
Hasil Uji T
Sumber : hasil olahan data spss
Dengan nilai n: 77, α: 5% dengan derajat keterbatasan (df) n-k-
atau 77-5 = 72. Dengan pengujian untuk nilai t tabel =1,669 Kesimpulan
yang dapat diambil dari tabel 4.18 adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai thitung variabel
kecerdasan intelektual (X1) dan signifikans (p-value = 0.349 > α = 0.05),
terhadap Pemahaman Akuntansi (Y) yaitu 0,942 berarti thitung < t tabel (0,942 <
1,669) maka Ha ditolak dan Ho gagal ditolak, yang berarti variabel
kecerdasan intelektual (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y).
b. Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai thitung variabel
kecerdasan emosional (X2) dan signifikans (p-value= 0.102 > α = 0.05),
terhadap Pemahaman Akuntansi (Y) yaitu 1,657 berarti thitung < t tabel (1,657
< 1,669), maka Ha ditolak dan Ho gagal ditolak, yang berarti variabel
kecerdasan emosional (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap Pemahaman Akuntansi (Y).
c. Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai thitung variabel
kecerdasan spiritual (X3) dan signifikans (p-value= 0.013 < α = 0.05),
terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y) yaitu 2,557 berarti thitung >ttabel
(2,557 > 1,669), maka Ha gagal ditolak dan Ho ditolak, yang berarti variabel
spiritual (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pemahaman
Akuntansi (Y)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2,174 7,874 ,276 ,783
KECERDASAN
INTELEKTUAL ,177 ,188 ,097 ,942 ,349
KECERDASAN EMOSIONAL ,154 ,093 ,186 1,657 ,102
KECERASAN SPIRITUAL ,462 ,181 ,301 2,557 ,013
PERILAKU BELAJAR ,527 ,229 ,244 2,302 ,024
24
d. Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai thitung variabel
perilaku belajar (X4) dan signifikans (p-value= 0.024 < α = 0.05), terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y) yaitu 2,302 berarti thitung >ttabel (2,302
>1,669), maka Ha gagal ditolak dan Ho ditolak, yang berarti variabel perilaku
belajar (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pemahaman
Akuntansi (Y)
4.7 Uji Simultan ( UJI f ) Uji F digunakan untuk uji ketepatan model, apakah nilai
prediksi mampu menggambarkan kondisi sesungguhnya. Hipotesis yang
digunakan:
Ho: Gagal ditolak jika F hitung < F tabel
Ha: Diterima jika F hitung > F tabel
Tabel 4.14
Hasil Uji F
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui nilai Fhitung sebesar 7,535. Nilai Ftabel pada
tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = (n-k) ; (k-1). Jumlah
sampel (n) sebanyak 77, dan jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 5. Jadi df =
(77-5) ; (5-1), sehingga Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2.50
. Jadi Fhitung > Ftabel (7.535 > 2.50) maka tingkat signifikansi sebesar 0.000 maka
keputusan Ha diterima artinya. Kecerdasan intelektual, kecerdasan Emosional,
Kecerdasan Spritual dan perilaku belajar secara bersama-sama atau simultan
berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada mahasiwa Fakultas
Ekonomi UMRAH angkatan 2013.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 829,980 4 207,495 7,535 ,000b
Residual 1982,767 72 27,538
Total 2812,747 76
a. Dependent Variable: PEMAHAMAN AKUNTANSI
b. Predictors: (Constant), PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN
INTELEKTUAL, KECERASAN SPIRITUAL
Sumber: Hasil Olahan Data Spss
25
4.8 Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.15
Koefisien determinasi
Sumber : Hasil Olahan Data Spss
Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dilihat besarnya Adjusted R2 adalah
0,256. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada pada variabel
pemahaman akuntansi sebesar 25,6% dapat dijelaskan variabel kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritul dan perilaku belajar
sedangkan sisanya 74,4 % dijelaskan oeh faktor lain yang tidak termasuk dalam
model
4.9 Pembahasan
Setelah dilakukan pengujian statistik secara parsial ( individu ) dengan
menggunakan uji t, maka analisis lebih lanjut dari hasil analisis regresi adalah:
4.9.1 Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Pemahaman Akuntansi
Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan variabel kecerdasan intelektual
tidak berpengaruh signifikan 0,349 > 0,05 terhadap pemahaman akuntansi dengan
koefisien 0,349 Dengan batas signifikansi 0,05. Hal ini berarti dengan semakin
baiknya penerapan kecerdasan intelektual maka pemahaman akuntansi juga tidak
meningkat. Dengan begitu faktor kecerdasan intelektual yang diukur melalui
kemampuan memecahkan masalah, intelegensi verbal, dan intelegensi praktis
merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dwijayanti (2009) yang menyatakan bahwa orang yang hanya memiliki
kecerdasan intelektual saja atau banyak memiliki gelar tinggi belum tentu sukses
berkiprah di dunia pekerjaan. Bahkan sering kali yang berpendidikan formal lebih
rendah ternyata banyak yang lebih berhasil. Kebanyakan program pendidikan
hanya berpusat pada kecerdasan akal saja, padahal yang diperlukan sebenarnya
adalah bagimana mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif,
optimisme, kemampuan beradaptasi. Perbedaan hasil penelitian ini dengan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,543a ,295 ,256 5,248
a. Predictors: (Constant), PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL,
KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERASAN SPIRITUAL
b. Dependent Variable: PEMAHAMAN AKUNTANSI
26
penelitian terdahulu mungkin dikarenakan adanya perbedaan lokasi pemilihan
sampel, perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan.
4.9.2 Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pemahaman Akuntansi
Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan variabel kecerdasan emosional
tidak berpengaruh dan signifikan 0,102 > 0,05 terhadap pemahaman akuntansi
dengan koefisien 0,102. Dengan batas signifikansi 0.05 Hal ini berarti dengan
semakin baiknya penerapan kecerdasan emosional maka pemahaman akuntansi
juga tidak meningkat. Dengan begitu faktor kecerdasan emosional yang diukur
melalui pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan
sosial merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi.
Penelitian ini tidak mendukung hasil peneliti, Sahara (2014) dengan
kecerdasan emosional, seseorang mampu mengetahui dan menanggapi perasaan
mereka sendiri dengan baik dan mampu membaca dan menghadapi perasaan-
perasaan orang lain dengan efektif. Seseorang dengan keterampilan emosional
yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan berhasil dalam
kehidupan dan memiliki motivasi untuk berprestasi kecerdasan emosi sehingga
bentuk pemahaman akuntansi seharusnya tidak hanya dipahami secara teoritis
tetapi juga dipahami berdasarkan hati agar tercipta keseimbangan dalam
pendidikan akuntansi. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu
mungkin dikarenakan adanya penilai pemahaman akuntansi sesuai standar
penilaian fakultas.
4.9.3 Pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap Pemahaman Akuntansi
Berdasarkan hasil pengujian regresi menunjukkan variabel kecerdasan
spiritual berpengaruh dan signifikan 0,013 < 0,05 terhadap pemahaman
akuntansi dengan koefisien 0,013. Dengan batas signifikansi 0.05. Hal ini berarti
dengan semakin baiknya penerapan kecerdasan spiritual maka pemahaman
akuntansi juga akan meningkat. Dengan begitu faktor kecerdasan spiritual yang
diukur melalui bersikap fleksibel, kesadaran diri, menghadapi dan
memanfaatkan penderitaan, menghadapi dan melampaui perasaan sakit,
keengganan untuk menyebabkan kerugian, kualitas hidup, berpandangan
holistik, kecenderungan bertanya, dan bidang mandiri merupakan suatu faktor
yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi.
Penelitian ini mendukung hasil peneliti, Dwijayanti (2009), Rachmi (2010)
dan Zakiah (2013) yang berpendapat bahwa Kecerdasan spiritual adalah landasan
yang diperlukan untuk mempungsikan kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosional secara efektif. Kecerdasan spiritual yang baik dapat dilihat dari
ketuhanan, kepercayaan, kepemimpinan pembelajaran, berorientasi masa depan,
dan keteraturan. Oleh karena itu, mahasiswa yang memiliki kecerdasan spiritual
yang tinggi, memiliki ketenangan hati dan selalu yakin bahwa sesuatu yang
dilaksanakan di imbangi dengan berdoa akan lebih percaya diri untuk belajar
sehingga akan mudah memahami suatu materi yang dipelajari. Perbedaan hasil
penelitian ini dengan penelitian terdahulu mungkin dikarenakan adanya perbedaan
lokasi pemilihan sampel, perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan.
27
4.9.4 Perilaku Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi
Berdasarkan hasil pengujian regresi menunjukan bahwa variable perilaku
berpengaruh signifikan terhadap pemahaman Akuntansi dengan melihat nilai
koefisen sebesar 0.024. Dengan batas signifikansi 0.05, maka signifikansi 0.024 <
0.05. Hal ini berarti dengan semakin baiknya penerapan Perilaku belajar maka
pemahaman akuntansi juga akan meningkat. Karena perilaku belajar adalah
kegiatan belajar mahasiswa yang telah diterapkan sehari-hari sehingga menjadi
pedoman yang baik untuk dapat mengetahui wawasan yang lebih luas khususnya
dalam bidang akuntansi.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rachmi, (2010) telah melakukan penelitian tentang Pengaruh
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Perilaku Belajar Terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi. Dimana variabel Perilaku Belajar berpengaruh
terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Nugraha (2014) perilaku sebagai suatu
kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang
tepat, misalnya semangat, cara belajar, dan sikap mahasiswa terhadap belajar
sangat dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya kebutuhan individual dan tujuan
lembaga pendidikan yang jelas. Pengertian belajar sangat beragam, tergantung
dari sisi pandang orang yang mengamatinya. Perbedaan hasil penelitian ini
dengan penelitian terdahulu mungkin dikarenakan adanya perbedaan lokasi
pemilihan sampel, perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan.
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji studi kasus pada mahasiswa/i
akuntansi apakah terdapat pengaruh antara kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku belajar terhadap pemahaman
akuntansi pada mahasiswa akuntansi Universitas UMRAH Hasil uji penelitian
ini merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 20. Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulan sebagai berikut:
a) Kecerdasan intelektual secara parsial nilai signifikansi 0,349 > 0,05 tidak
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi
Universitas UMRAH.
b) Kecerdasan emosional secara parsial nilai signifikansi 0,102 > 0,05 tidak
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi
Universitas UMRAH .
c) Kecerdasan spiritual secara parsial nilai signifikansi 0,013 < 0,05
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi
Universitas UMRAH.
d) Perilaku belajar secara parsial nilai signifikansi 0,024 < 0,05 berpengaruh
terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Universitas
UMRAH
28
5.2 Saran
1. peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih besar,
misalkan saja dengan mengambil berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan
Perguruan Tinggi Negeri lainnya.
2. penelitian ini kurang valid sehingga pada penelitian selanjutnya
diharapkan memperoleh data yang lebih valid.
3. Bagi perguruan tinggi negeri diharapkan lebih dapat meningkatkan
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan
perilaku belajar mahasiswanya, sehingga dapat menjadi contoh bagi
perguruan tinggi lainnya.
4. Peneliti berikutnya dapat memperluas penelitian , mungkin lebih baik
apabila dilakukan penelitian pada obyek dan subyek yang berbeda dengan
profesi yang berbeda.
6.1 Referensi
Ary Ginanjar. 2001. Emotional Spiritual Quotient The ESQ Way
152.Jakarta:Arga Publishing
Ary Ginanjar.2007. Emotional Spiritual Quotient The ESQ Way 165.Jakarta:
Arga Publishing
Baharudin dan Wahyuni, E.N., 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media
Depdikbud, 2000, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta
Dwijayanti, Pengestu, A. 2009. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan kecerdasan Sosial terhadap
pemahamn akuntansi”. Jakarta. Skripsi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran”. Tidak Dipublikasikan.
Goleman, Daniel. 2005. Emosional Intellegence, Kecerdasan Emosional:
mengapa EQ lebih penting daripada IQ. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Goleman, Daniel. 2015. “Emotional Intelligence”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Edisi Pertama. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanum, S. 2011. Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Perilaku Belajar
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi
STIE PERBANAS Suraba ya. Rangkuman Skripsi. Fakultas Ekonomi.
STIE PERBANAS Surabaya.
Lesmana, F.B. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kepercayaan Diri
Terhadap Pemahaman Akuntansi. Tidak diterbitkan. Jember. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Jember
Maya, Nuraini .2007.”Pengaruh Kecerdasan Emosional dan MInat Belajar
Mahasiswa Akuntansi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi“.Jurnal
Beta Vol.5 No.2.
Noor, Juliansyah., “Metode Penelitian”. Edisi Pertama, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011.
29
Nugraha, Prima , A. 2013, Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Perilaku
Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Universitas Jember:
Skripsi
Pratiwi, Dianny. 2011. Pengaruh Kemampuan Pemakai Tegnologi Informasi,
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual
Terhadap Kinerja Karyawan. Tidak diterbitkan. Jember. Skripsi
FakultasnEkonomi Universitas Jember
Rachmi, Filia. 2010. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual,
dan Perilaku Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi”. Semarang. Jurnal
Pendidikan Akuntansi.
Riduwan, 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Robbins P.Stephen dan A.Judge Timothy, 2012. Perilaku Organisasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Santoso, Singgih., “Panduan Lengkap SPSS”. Jakarta: PT Elex Media
Kompetindo, 2014
Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi: Pendekatan Kuantitatif
Menggunakan Prosedur SPSS. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta:
SalembaEmpat.
Suwardjono, 2005. Teori Akuntansi; Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi
ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Trisnawati dan S. Suryaningsum. 2003. Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.Simposium Nasional Akuntansi
VI : 1073-1091
Zakiah, Farah. 2013. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional
Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Pemahaman Akuntansi (Studi
Empiris Mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan Tahun 2009 di
Universitas Jember). Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Jember.
Zohar, Danah dan Marshall, Ian, 2005, Memberdayakan SC di Dunia Bisnis.
Terjemahan. Helmi Mustofa. Bandung: Mizan